Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nasywa Rahadatul Aisy

NIM : F1G322033
Kelas : A/Teknik Lingkungan
Mata Kuliah : Agama II
Dosen Pengampu : Bapak Yudo Handoko, M.Pd.I.

Moderasi Infak dan Sedekah Dalam Pranata Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui masyarakat yang salah arti atau tidak mengetahui
apa itu infak dan sedekah, padahal mereka hampir melakukannya setiap saat. Menurut buku yang saya baca,
Infak secara bahasa berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan
sesuatu.Sementara menurut istilah syari'at, infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan
atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan agama Islam. Sedangkan Sedekah berasal dari
kata shodaqo, yang berarti jujur atau benar. Orang yang suka berSedekah adalah orang yang benar
pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian Sedekah sama dengan pengertian Infak,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika Infak berkaitan dengan materi, Sedekah
memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materil. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, infaq merupakan harta yang diberikan individu
secara personal atau lembaga usaha selain zakat demi kesejahteraan umum. Sedangkan sedekah merupakan
material atau non-materialyang diberikan individuatau lembagausaha selain zakat demi kesejahteraan umum.

Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, infak dan sedekah merupakan salah satu instrument
pemerataan pendapatan. Dengan infak dan zakat yang dikelola baik, dimungkinkan membangun
pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. Hal ini dikarenakan infak dan sedekah merupakan
komitmen seorang muslim dalam bidang sosial dan ekonomi yang tak terhindarkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok bagi semua orang, baik golongan kaya maupun golongan miskin. Monzer Khaf dalam
Puspitasari (2013) meyatakan bahwa infak dan sedekah dalam Islam cenderung mengarah kepada distribusi
harta yang egaliter dan bahwa sebagai manfaat dari pelaksanaan syariat agama adalah harta akan selalu
beredar dan berputar.

Potensi zakat, infaq dan sedekah di Indonesia sendiri sangatlah besar, dilihat dari jumlah
penduduknya Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk dan mayoritas muslim bisa memanfaatkan potensi
ZIS yang ada, dan bila itu terjadi Indonesia bisa sejahtera dan masyarakat sudah mentas dari kemiskinan.
Berdasarkan data dari baznas bahwa potensi zakat, infak dan sedekah Indonesia adalah tidak kurang dari 217
triliun rupiah setiap tahun (Baznas, 2013), maka dari itu jika umat muslim mampu menunaikan zakat, infak
dan sedekah, Indonesia diprediksi akan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Dana infaq dan sedekah dikumpulkan oleh sebuah lembaga agama kemasyarakatan seperti di
Badan Kepengurusan Masjid (BKM), Lembaga Amil Zakat (LAZ), Badan Amil Zakat (BAZ), Baitul
Mal wa Tamwil (BMT), ataupun lembaga lainnya. Dana tersebut dikumpulkan dan nantinya akan
dikelola dengan baik oleh lembaga-lembaga yang bersangkutan. Seperti halnya zakat, dana infaq
dan sedekah pun tentulah sangat potensial untuk dikelola (Basyir, A.A, 2020).

Dalam beberapa laporan lembaga pengelola, sudah banyak dilakukan penyaluran dan pendistribusian
dalam berbagai bentuk, ada bantuan tunai langsung, ada bantuan beasiswa, ada bantuan kesehatan
masyarakat dan lainlain. Masyarakat telah merasakan manfaat dari kegiatan pengumpulan dana ini. Memang
selama ini belum ada pengelola yang dianggap menyimpang, terbukti dengan tidak adanya pemberitaan
kasusnya, akan tetapi untuk demi ketertiban dan menutup kemungkinan munculnya dampak-dampak negatif
diperlukan adanya aturan dan regulasi yang baku. Regulasi yang kemudian ada dan mengatur pengelolaan ini
antara lain lahirnya Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat, kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
pelaksanaan UU tersebut. Disamping itu telah ada terlebih dahulu UU RI No.41 Tahun 20014 Tentang
Wakaf meskipun dengan tata cara yang berbeda tetapi semangat untuk mengelola dengan sungguh-sungguh
dana dari masyarakat tetap sama yaitu keinginan yang sungguh-sungguh untuk sebesar-besarnya membantu
mereka yang membutuhkan dan memberi manfaat yang seluas-luasnya pada kesejahteraan masyarakat
banyak.

Namun masalahnya ialah penyaluran hasil infak dan sedekah seringkali tidak tepat sasaran, bahkan
banyak masyarakat Indonesia yang berani mencuri kotak infak di masjid demi memenuhi kebutuhan
hidupnya. Padahal seharusnya kotak infak yang dicuri tersebut nantinya akan disalurkan kepada yang
membutuhkan. Tak jarang juga para pengumpul infak dan sedekah yang mengkorupsi atau mengambil infak
dan sedekah yang telah terkumpul, bukannya disalurkan kepada yang membutuhkan, ia malah
mengambilnya untuk keperluan pribadinya. Kasus kasus seperti ini sudah sangat sering terjadi di Indonesia
dan belum ada penanganan yang efektif untuk permasalahan ini. Ini merupakan bukti nyata kurangnya
pemahaman masyarakt dan jiwa sosial terkait moderasi infak dan sedekah (Mustafa,A.H, dan A.K Wicaksono,
2020)

Disini peran masyarakat dan Lembaga terkait harus benar benar bekerja sama. Penyaluran infak dan
sedekah harus ditinjau secara langsung kelapangan sehingga tidak ada lagi penyaluran yang tidak tepat
sasaran dan masyarakat yang menerima dapat terbantu dalam menjalani kehidupan. Jika infak dan sedekah
tersalurkan dengan baik maka kasus pencurian kotak amal dapat berkurang karna orang orang yang
kesusahan telah mendapat bantuan dari infak dan sedekah sehingga kasus ini perlahan akan selesai dan
menghilang di Indonesia.
Infak dan sedekah diharapkan dapat membantu orang lain sebagai wujud pembuktian bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Selain itu infak dan sedekah membantu kita meningkatkan empati dan
perasaan berguna. Ketika seorang muslim memberi Infak dan sedekah maka sama artinya dengan
membangun ikatan persaudaraan dengan orang orang yang berada dilingkungan sosial mereka,
menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat dan menumbuhkan perasaan bersyukur karna
mampu membantu orang lain untuk sama sama berdaya secara ekonomi.

Menurut Abdullah, A. (2021) Pentingnya Infak/ Sedekah ada banyak yaitu sebagai Indikator utama
ketundukan sesorang terhadap ajaran Islam (QS. 9:5 & 11), sebagai Ciri orang yang mendapatkan
kebahagiaan (QS. 23:4), Mendapatkan pertolongan-Nya (QS. 9:71 dan QS. 22:40-41), Memperhatikan hak
fakir dan Miskin serta para mustahik (QS. 9:60) dan Membersihkan diri dan hartanya, menyuburkan,
mengembangkan dan mensucikan jiwanya (QS. 9:103 dan QS. 30:39)

Referensi:
Abdullah, A. (2021). zakat produktif sukabumi Al Mashlahah, Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 1.
Basyir, A.A, 2020, Fikih dan Pranata Sosial Di Indonesia, UII (Universitas Islam Indonesia) Press, Yogyakarta.
Cholisoh, Nur. 2011. Peran Badan Amil Zakat (BAZ) dan Implikasi Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Studi Kasus BAZ Kota Malang. Malang: Universitas Brawijaya.
Hariyati, Poin Terpenting Undang-Undang Zakat Baru Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Diakses tanggal 27 Februari 2023 Pukul 20.15 WIB.
Lestari C, 2018, OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN DANA INFAQ-SEDEKAH DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATANPETANI DENGAN PROGRAM AL SINTAN(STUDI
KASUS PADA DESA SALEH JAYABANYUASIN SUMATERA SELATAN, Jurnal
Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Vol 04, No 02.
Mustafa,A.H, dan A.K Wicaksono, 2020, Efektifitas Regulasi & Pengelolaan Infaq, Sedekah dan Dana Sosial
Keagamaan, Jurnal At-Tamwil, Vol 2, No 1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Anda mungkin juga menyukai