Anda di halaman 1dari 24

OTORITAS

KELEMBAGAAN
DALAM
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
MANAJEMEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Presented by: Kelompok 10


ANGGOTA KELOMPOK

CHRISTOPER MALAU TAUFIK HIDAYATULLAH


119220223 119220196
OUTLINE
DEFINISI STUDI KASUS

OTORITAS
KESIMPULAN
KELEMBAGAAN
DEFINISI
KELEMBAGAAN
SECARA UMUM
DEFINISI
Kelembagaan (institution) seringkali
dikaitkan dengan kata organisasi
(organization) meskipun memiliki perbedaan
dalam beberapa hal. Perbedaan antara
keduanya dapat dilihat dari empat hal
utama.
Kata kelembagaan merujuk kepada sesuatu
bersifat mantap yang hidup di dalam
masyarakat serta berfungsi untuk tujuan-
tujuan tertentu
UNSUR
KELEMBAGAAN
Kelembagaan dapat diartikan pula
sebagai jejaring yang terbentuk dari
sejumlah mungkin puluhan sampai
ratusan interaksi.
Kelembagaan terdiri dari berbagai
unsur penting didalamnya yang
saling terintegrasi
OTORITAS
KELEMBAGAAN
DALAM
PERENCANAAN
WILAYAH DAN
KOTA
KELEMBAGAAN DALAM PWK

Kelembagaan dalam manajemen Untuk melaksanakan manajemen


pembangunan wilayah dan kota dapat pembangunan wilayah dan kota
dilihat pada proses perencanaan tata dibutuhkan peran serta dari berbagai
ruang sesuai dengan Undang-undang stake holder yaitu masyarakat,
No.26 Tahun 2007 yang meliputi tahap: pemerintah dan dunia usaha yang
Perencanaan, keikutsertaannya dapat dilembagakan
Pemanfaatan dan secara formal.
Pengendalian
A. PERENCANAAN
Pada Undang-Undang No. 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
dijelaskan mengenai tata cara
perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat
dan daerah
A. PERENCANAAN
Tahap penyusunan rencana meliputi :
Rancangan rencana pembangunan
nasional /daerah
Rancangan kerja departemen /lembaga
SKPD
Musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang)
Rancangan akhir rencana
pembangunan
A. PERENCANAAN
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 pun
telah melembagakan Musrenbang di
semua tingkat pemerintahan dan
perencanaan. Musrenbang adalah forum
antarpelaku dalam rangka menyusun
rencana pembangunan nasional dan
rencana pembangunan daerah.
Tujuannya menampung dan menetapkan
kegiatan prioritas serta menetapkan
kegiatan yang dibiayai melalui APBD
maupun sumber pendanaan lainnya.
A. PERENCANAAN

Setelah penyusunan rencana selesai RPJP merupakan dokumen perencanaan


dilaksanakan maka ditetapkanlah rencana untuk periode 20 (dua puluh) tahun
tersebut yaitu : RKP merupakan dokumen perencanan
RPJP nasional ditetapkan dengan UU dan tahunan dengan pelibatan masyarakat
RJP daerah ditetapkan dengan peraturan dalam forum musyawarah perencanaan
daerah pembangunan (Musrenbang).
RPJM ditetapkan dengan peraturan Musrenbang pada penyusunan RKP in
presiden/kepala Daerah ini mulai dari tingkat terendah
RKP/RKPD dengan peraturan desa/kelurahan hingga nasional.
presiden/kepala daerah
SKEMA RPJP MENURUT UU SPPN
2004
A, PERENCANAAN
Mekanisme pelaksanaan musrenbang meliputi tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan
tahapan penyusunan anggaran.
Peserta Musrenbang pada tingkat desa/kelurahan antara lain Ketua RT/RW, kepala desa, tokoh
agama, ketua adat, wakil kelompok perempuan, wakil kelompok pemuda, ormas, kelompok
tani/nelayan dan komite sekolah.
Peserta Musrenbang pada tingkat kecamatan antara lain para lurah, perwakilan organisasi
masyarakat tingkat kecamatan, perwakilan organisasi pemuda tingkat kecamatan, perwakilan
organisasi perempuan tingkat kecamatan, perwakilan organisasi profesi tingkat kecamatan dan
LSM tingkat kecamatan.
Peserta Musrenbang tingkat Kabupaten/kota antara lain lurah, camatas, Bappeda, delegasi
Musrenbang kecamatan, delegasi dari forum SKPD, LSM tingkat kabupaten, LPM perguruan
tinggi setempat, tokoh agama dan tokoh adat.
Peserta Musrenbang Provinsi antara lain Bupati, Bappeda dan wakil kementrian.
Peserta Musrenbang Nasional adalah seluruh menteri, gubernur, kepala Bappeda Provinsi dan
perwakilan dunia usaha.
B. PELAKSANAAN
Dalam tahapan pelaksanaan, maka hasil dari
musrenbang yang telah ditetapkan diilplementasikan
dalam kebijakan-kebijakan.
Tahap ini, memiliki elemen pokok berupa koordinasi
antar stakeholder agar terwujud Good Governance yang
efektif (dalam pencapaian tujuan) dan efisien (dalam
pemanfaatan sumber daya).
C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan adalah segala yang berkaitan dengan proses


penilikan, penjagaan serta pengarahan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh agar obyek yang diawasi
berjalan menurut semestinya.

Pengendalian adalah suatu rangkaian kegiatan yang


mencakup pengawasan atas kemajuan kegiatan serta
pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk melaksanakan
tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

BENTUK-BENTUK PENGAWASAN PENGAWASAN


PENGAWASAN FUNGSIONAL LEGISLATIF
Pengawasan yang dilakukan oleh Pengawasan yang dilakukan oleh

PENGAWASAN FUNGSIONAL aparat yang tugas pokoknya Lembaga Perwakilan Rakyat di tingkat
(WASNAL) melakukan pengawasan seperti BPK, pusat (DPR) maupun di tingkat daerah
PENGAWASAN LEGISLATIF BPKP, Inspektorat Jendral (DPRD). Bentuk pengawasan lebih
(WASLEG) Departemen, Inspektorat Utama
didominasi dari pandangan politik. DPR
PENGAWASAN MASYARAKAT atau DPRD dalam pengawasan ini berhak
(WASMAS) Lembaga Pemerintah non menggunakan hak yang dimilikinya
PENGAWASAN MELEKAT Departemen (LPND) dan Badan seperti hak angket, hak budget dan hak
(WASKAT) Pengawas Daerah (Bawasda). bertanya dalam rangka pengawasan
Pengawasan fungsional dilakukan terhadap jalannya kebijaksanaan
secara lebih terencana dan terarah. pemerintah.
C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen pembangunan wilayah dan kota diklasifikasikan ke dalam
lima jenis yaitu pengendalian pencegahan, pengendalian deteksi, pengendalian
koreksi, pengendalian pengarahan dan pengendalian pengganti. Pengendalian
pencegahan dimaksudkan untuk mencegah tejadinya suatu kesalahan. Pengendalian
deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan yang telah terjadi.
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh
pengendalian deteksi. Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan
pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku. Pengendalian pengganti
dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya suatu aktivitas
pengendalian.
STUDI KASUS
Pantai Cepi Watu sebagai satu-satunya spot
destinasi pariwisata di lingkar Kota Kabupaten yang
dikelola oleh Pemerintah Manggarai Timur Provinsi
NTT, dapat dikategorikan sebagai miniatur taman
kota yaitu mencakup segala aspek yang berkaitan
dengan nilai keindahan kota tersebut.
Dari pemandangan kasat mata Destinasi Cepi
Watu, jelas tidak sebanding dengan dana miliaran
rupiah yang mengalir di bibir pantai Kota Borong itu,
"Apa yang kita lihat di pantai Cepi watu belakangan
ini, menambah bukti salah urus daerah ini.
Landscape Cepi Watu ini tampak berantakan.
Banyak sampah organik dan materi sisa proyek
pembangunan kawasan pantai Cepi Watu ini,"
Penataan kawasan pantai adalah 'projects money
oriented'. Sejatinya, fasilitas tersebut dibangun
untuk kenyamanan pengunjung, dan menambah
PAD Matim. Namun, yang terjadi, bangunan itu
tampak sudah rusak, dan 'monumen' bangunan
lama dipajang diatas infrastruktur yang baru.
CRITICAL REVIEW
Sebagian besar badan pemerintah tidak memperoleh dananya dari
pelanggan, bisnis adalah sebaliknya. Jika suatu bisnis menyenangkan
pelanggannya maka penjualannya akan meningkat; jika pesaing bisa
lebih menyenangkan pelangganya maka penjualan akan turun. Bisnis
yang berada dalam lingkungan kompetitif belajar untuk memberikan
perhatian besar kepada para pelanggannya. Badan pemerintah
memperoleh sebagian besar dana mereka dari legislatif dan sebagian
besar pelanggan mereka bersifat captive, pelanggan “paksa”, singkatnya
para pelanggan mempunyai sedikit alternatif terhadap jasayang
disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu para manajer pemerintah
menganggap bahwa pelanggan mereka adalah eksekutif dan legislatif,
karena dari sana mereka memperoleh dana dan pada gilirannya lebih
berorientasi pada pemilihnya yaitu pada kelompok kepentiangn atau
partai. Sementara bisnis sungguh-sungguh untuk menyenangkan
pelanggan, badan pemerintah berusaha memepertahankan
menyenangkan kelompok kepentingan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kelembagaan terdiri dari berbagai unsur penting didalamnya
yang saling terintegrasi
Kelembagaan dalam manajemen pembangunan wilayah dan kota
meliputi tahap Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian
Untuk melaksanakan manajemen pembangunan wilayah dan
kota dibutuhkan peran serta dari berbagai stake holder yaitu
masyarakat, pemerintah dan dunia usaha yang keikutsertaannya
dapat dilembagakan secara formal. Partisipasi berbagai
stakeholder dalam pembangunan merupakan bentuk dari
terwujudnya suatu Good Governance.
THANK YOU FOR
LISTENING!
Don't hesitate to ask any questions!

Anda mungkin juga menyukai