PENDAHULUAN
1
2
perusahaan ini diatur oleh BAPEPAM Nomor VIII G.2 tentang laporan tahunan
dimana uraian mengenai keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan pelayanan
masyarakat, program kemasyarakatan, amal atau secara sosial lainnya harus
dimuat dalam laporan tahunan suatu perusahaan. Laporan tahunan yang baik
adalah laporan yang dapat mengungkapkan segala informasi yang berkaitan
dengan perusahaan dan kegiatan usahanya (transparan). Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 30/POJK.05/2014 pasal 2 ayat 2 dan 3 tentang penerapan tata
kelola perusahaan yang baik dimana perusahaan berkewajiban mengungkapkan
dan menyediakan segala informasi mengenai perusahaan dan memiliki kesadaran
atas tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan peraturan tersebut,
pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan menjadi
sangat penting karena berkaitan dengan dana perusahaan yang dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan sosialnya.
Perlu diketahui bahwa pengungkapan informasi sosial harus dilakukan di
semua organisasi, baik swasta maupun pemerintah agar terhindar dari
penyelewengan dana sosial yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil penilaian
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) dalam pengelolaan
lingkungan hidup 2013-2014, diketahui bahwa terdapat peningkatan tingkat
ketaatan perusahaan dalam menjalankan program CSR dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2014 ini, perusahaan yang menjalankan dan melaporkan kegiatan
CSR-nya naik 4% dibanding tahun sebelumnya yakni mencapai 72%. Jumlah
perusahaan peserta PROPER turut mengalami peningkatan sebesar 6% dibanding
tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1908 perusahaan. Selain itu masih terdapat 516
perusahaan yang mendapat peringkat merah dan 21 perusahaan yang mendapat
peringkat hitam. Peringkat merah ditujukan bagi perusahaan yang telah
melakukan upaya pengelolaan lingkungan tetapi belum sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sedangkan, peringkat
hitam ditujukan bagi perusahaan yang dalam melakukan usaha dan/atau
kegiatannya, telah dengan sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian
sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan serta
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau tidak
6
berskala kecil untuk melakukan kegiatan CSR dan pelaporannya dan minimnya
peraturan yang berkaitan dengan pengungkapan perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah variabel yang paling banyak digunakan dan
diduga mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan besar umumnya mempunyai aktiva yang lebih besar, penjualan besar,
skill karyawan yang baik, sistem informasi yang baik sehingga membutuhkan
pengungkapan yang lebih luas. Menurut Sembiring (2005), semakin besar suatu
perusahaan maka biaya keagenan yang muncul juga akan semakin besar.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa perusahaan besar akan
lebih banyak mengungkaplan semua informasi dibandingkan perusahaan kecil.
Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.
Semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami
pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk
melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan.
Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan lebih sedikit
mengungkapkan CSR supaya dapat melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi.
Kepemilikan saham publik pun diduga merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan
saham publik adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik. Menurut Rahajen
(2010) semakin besar saham yang dimiliki oleh publik maka akan semakin
banyak informasi yang diungkapkan, publik ingin memperoleh informasi seluas-
luasnya dan mengawasi kegiatan manajemen.
Selain itu, profitabilitas juga diduga sebagai salah satu variabel yang
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan memanfaatkan
fasilitas perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi
efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga diduga
semakin luas pengungkapan tanggung jawab sosialnya.
8
laporan keuangan akan menarik para investor, karena investor saat ini tidak hanya
saja melihat dari segi kinerja keuangan perusahaan tersebut, tetapi juga melihat
tanggung jawab sosial serta tanggung jawab lingkungan yang dilakukan
perusahaan. Hal tersebut dapat dijadikan salah satu pemasaran bagi perusahaan
untuk membentuk brand image dan nantinya akan menaikkan nilai dari
perusahaan tersebut.
Atas uraian tersebut permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
2. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
4. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
5. Apakah profitabilitas, leverage , ukuran perusahaan, dan kepemilikan
saham publik berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan?
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan
mengenai pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam
laporan keuangan yang disajikan.
11
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
laporan keuangan tahunan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk
pembuatan keputusan investasi.