Skripsi
Oleh :
NURLIA ALDILARACHMA
104081002582
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008/1429H
ANALISIS RASIO KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI
DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh :
Nurlia Aldilarachma
NIM: 104081002582
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008/1429H
ANALISIS RASIO KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI
DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh :
Nurlia Aldilarachma
NIM: 104081002582
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji Ahli
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008/1429H
Hari ini Kamis Tanggal 07 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Nurlia Aldilarachma NIM:
104081002582 dengan judul Skripsi ”ANALISIS RASIO KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI
DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
PERSONAL
Nama : Nurlia Aldilarachma
Alamat : Komp. Puri Dewata Indah Blok. E3 No. 4
Cipondoh – Tangerang 15141
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 November 1986
Agama : Islam
Status : Belum kawin
Phone : 021-5540950 / 085691540095
Email : aldilarachma@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : 2004-2008
SMUN 2 Tangerang : 2001-2004
SLTPN 1 Tangeranag : 1998-2001
SDN Poris Plawad 3, Cipondoh - Tangerang : 1992-1998
TK. Tunas Cempaka Sari, Sukapura - Jakarta Utara : 1990-1992
PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Radio Sekolah SMUN 2 Tangerang : 2003
Staff Div. Keuangan Simpanan KOPMA UIN Jakarta : 2005
Div. Keuangan Simpanan KOPMA UIN Jakarta : 2006
Ang. Div. Litbang BEM Fakultas Ekonomi UIN Jakarta : 2006
Kabid. PSDA KOPMA UIN Jakarta : 2007
Pengawas PSDA KOPMA UIN Jakarta : 2008
PENGALAMAN KERJA
Magang Pada Divisi Marketing and Promotion : 2007
PT. Garuda Indonesia
ABSTRACK
Key word : Financial Ratio, Merger and Acquisition, Wilcoxon Singned Rank
Test, Mann-Whitney Test, Independent Test, Logistic Regression.
ABSTRAK
Kata Kunci : Rasio Keuangan, Merger dan Akusisi, Uji Wilcoxon Signed Rank
Test, Uji Mann-Whitney Test, Uji Independent Test, Regresi Logistik.
.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji hanya milik Allah dan kepada-Nyalah tempat memohon
pertolongan serta ampunan. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang
tiada sekutu-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
rasulnya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah padanya dan keluarganya,
sahabatnya juga kepada para pengikutnya yang baik hingga akhir kelak.
Dipenghujung sapa ini, dilembar yang berharga ini dengan segala
kerendahan hati dan kebesaran jiwa, izinkan saya selaku penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang-orang yang Allah anugrahkan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terwujud dan terselesaikan :
1. Kedua orang tua ku, Ayahanda Ali Mahmudi, SE dan Ibunda Nurbaety
tercinta yang telah memberikan segala dorongan mental, Spiritual, perhatian
dan kasih sayang serta tak pernah putus mendoakan ananda dalam menggapai
cita dan kebahagiaan. Kedua adikku tersayang Billy Yanuardi dan Nurma
Gusnita yang telah memberikan semangat dan dorongannya.
2. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial yang baru semoga dapat membuat fakultas ini menjadi jauh lebih
berkembang daripada saat ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku ketua jurusan manajemen dan
selaku pembimbing 1 dan Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku
pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen penguji kompre Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, Bapak Prof.
Abdul Hamid, MS dan Bapak Indo Yama Nasarudin SE, MAB, yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran selama ujian.
5. Seluruh dosen FEIS yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang luas
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Seseorang yang spesial dihati hingga saat ini ”ApR!@n5yAh RaHmAn”.
Makacih yach buat smuanya yang dah kamu kasih ke aku slama ini... ^_^
7. Santi, Titi, Novi, Tiar, Reni, Harni, Citra, Lista, Niar, Nanin, Prita, Lilik,
Syarifah, Chika, Rahman, Dodo, Dede, Didi, Fauzi, Wildan, Deden, Yayan,
Yunus, Fadli, Caesar n khususnya Vandy,, Makacih yach buat semangat,
perhatian, bantuan dan doa nya selama ini dan selama gw nyusun skripsi ini..
Gw ceneng banget bisa kenal n jadi teman lo’ smua,,keep contact yach
friend...
8. Semua teman-teman ku tersayang di Kost LCW n’ LCI (Suliz, As3, Hon2,
Sancil, Desi, Vea, Elin, Emma, Osa, Selly, Hilda, Ulfah, Endah, Biah n
K’Uus ), Mnj Keu B’07 dan KOPMA UIN ’04-’08 (Miftah, Hendro, Ceu2,
Tia, Siti, Mira, Anton, Hadi, K’Windy, K’Fahru, K’Agus n temen2 kopma yg
lain, maaf y g bs ditulis smua) yang telah memberikan warna dalam hidup ku
hingga saat ini, semoga pertemanan ini tidak akan pernah berakhir...
9. Terakhir, buat yang selalu menanyakan ”gimana skripsinya?” dan selalu
mendoakan ”semoga cepet lulus!”, terima kasih ya...
Akhir kata, mohon maaf kepada seluruh pembaca bila penulisan skripsi ini
jauh dari rasa memuaskan. Namun, penulis dengan segala keterbatasan hanya bisa
berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Amin...
Wassalamualaikum Wr.Wb
Nurlia Aldilarachma
DAFTAR ISI
No. TABEL
HALAMAN
3.1 Proses pemilihan sampel ..................................................................... 41
3.2 Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi ........................... 42
3.3 Perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi ................. 42
4.1 Deskripsi data sampel penelitian sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan merger dan akuisisi .......................................................... 67
4.2 Deskripsi data sampel penelitian perusahaan yang melakukan dan
tidak melakukan merger dan akuisisi ................................................ 70
4.3 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 1 tahun sebelum dan 1
tahun sesudah merger dan akuisisi .................................................... 75
4.4 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 1 tahun sebelum dan 2
tahun sesudah merger dan akuisisi .................................................... 76
4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 2 tahun sebelum dan 1
tahun sesudah merger dan akuisisi .................................................... 78
4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk 2 tahun sebelum dan 2
tahun sesudah merger dan akuisisi .................................................... 79
4.7 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Semirnov Test ......... 82
4.8 Hasil Uji Mann-whitney Test ............................................................... 84
4.9 Hasil Uji Independent Sample Test ...................................................... 84
4.10 Hasil Uji Hipotesis 2 ............................................................................. 85
4.11 Hasil Uji Hipotesis 3 Regresi Logistik ................................................ 87
DAFTAR GAMBAR
NO. GAMBAR
HALAMAN
2.1 Kerangka pemikiran hipotesis 1 ........................................................... 36
2.2 Kerangkan pemikiran hipotesis 2 dan hipotesis 3 .............................. 37
DAFTAR LAMPIRAN
Akuisisi
Test
PENDAHULUAN
yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu
sumber daya yang tersedia seefektif dan seefisien mungkin agar dapat
dalam persaingan usaha yang semakin ketat itu. Seiring dengan derasnya
derap globalisasi saat ini, dimana aktivitas ekonomi tidak hanya terbatas pada
memiliki strategi yang tepat dan menguntungkan. Salah satu usaha untuk
Ekspansi perusahaan ada dua macam internal dan eksternal. Ekspansi internal
yaitu dengan menambah kapasitas pabrik, menambah unit produksi,
menambah divisi baru ataupun terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam
mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi
bukan sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan
akuisisi harus menjadikan dua ditambah dua menjad lima. Nilai tambah yang
dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang
hanya bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi suatu
merger dan akuisisi tidak bisa dilihat beberapa saat setelah merger dan akuisisi
terjadi, tetapi diperlukan waktu yang relatif panjang. Sinergi yang terjadi
sebagai akibat penggabungan usaha bisa berupa turunnya biaya rata-rata per
unit karena naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa
kenaikan modal.
biaya untuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal, dan hasilnya pun
pembayaran dengan kas dan melalui pinjaman. Permasalahan yang lain adalah
daya manusia yang akan dipekerjakan. Jemison dan Sitkin dalam Aminul
merger dan akuisisi terhadap masalah perencanaan integrasi pasca merger dan
akuisisi karena tekanan untuk deal secepatnya. Selain itu sering kali
Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan
praktisi bisnis sejak tahun 1990-an. Pada periode 1989-1992 saja telah terjadi
diversifikasi usaha.
Lebih lanjut Kwik Kian Gie (1992:13) dalam Payamta (2000)
dari kebangkrutan. Strategi merger dan akuisisi dipandang sebagai salah satu
usaha secara signifikan, alasan lain yang paling sering dikemukakan disini
lain yang dilakukan di Indonesia antara lain oleh Sutrisno (1998) yang
perubahan return saham dan kinerja perusahaan publik. Payamta (2001) dalam
(2002) meneliti tentang pengaruh metode pembayaran dalam bentuk kas dan
akuisisi.
dan Narayanan (1993), Eun, Kolodny dan Scheraga (1996) dan Zhang (1998)
namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif. Penelitian ini
perusahaan yang diproksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan
kas perusahaan dan informasi lainya yang berkaitan dengan laporan keuangan
(Zainudin dan Hartono, 1999) dalam Windarti (2002). Mahfoedz (1994) dalam
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang diatur oleh pemerintah, dan dari
terbagi dalam empat kategori yaitu: (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3)
rasio leverage dan (4) rasio profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio
model logit rasio likuiditas menunjukkan hasil yang negatif dan tidak
pengujian dengan menggunakan rasio likuiditas yang berupa current ratio dan
quick ratio pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, hasilnya
menunjukkan bahwa current ratio satu tahun sesudah melakukan merjer dan
tersebut. Rasio aktivitas sering diproksikan dengan turnover ratio. Rasio ini
yang melakukan merger dan akuisisi akan lebih efektif dalam memanfaatkan
aktiva tetapnya. Hasil penelitian Sorensen (2000) dalam Windarti (2002) juga
perusahaan target dan perusahaan yang tidak melakukan merger tetapi tidak
asset turnover dan fixed asset turnover memberikan indikasi berbeda tetapi
optimal yang dihasilkan pada saat nilai pasar menurun (Theodossiou et.al,
dilakukan oleh Yudyamoko dan Na’im (2000) dalam Windarti (2002) menguji
tinggi rasio profitabilitas. Menurut foster (1986) dalam Windarti (2002) ada
tiga rasio yang diilustrasikan dalam rasio profitabilitas yaitu profit margin,
bahwa rasio net income to fixed assets semakin tinggi maka pada perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi akan mendapakan laba yang lebih tinggi
(Theodossiou et.al, 1996) dalam Windarti (2002), hasil penelitian ini didukung
menunjukkan bahwa ROI dan ROE memberikan indikasi yang berbeda untuk
tahun sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi, namun perbedaan
dengan empat rasio keuangan yang digunakan oleh Payamta (2004) yaitu rasio
hasil yang dicapai akan memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan
Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Total
Asset Turn Over (TATO), Debt to Total Asset Ratio (DTAR), Debt to
Equity Ratio (DTER), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin
4. Data keuangan yang digunakan adalah dua dan satu tahun sebelum dan
C. Perumusan Masalah
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan
akuisisi. Dan berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah
(Uji Beda)
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan
a. Tujuan Penelitian
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
3. Bagi Akademik
TINJAUAN PUSTAKA
suatu bentuk penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
lain ataupun memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
perusahaan lain atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. (Gie, 1992
1. Merger
hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum,
2. Akuisisi
saham atau aset perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
yang terpisah.
3. Konsolidasi
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan
B. Merger
a. Pengertian Merger
kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan
dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabngkan diri dengan
1. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat
2. Merger Horizontal
3. Merger Konglomerasi
ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh
pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan
lain-lain.
aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik
lain, bila saham yang dibeli lebih dari 50% saham biasa, maka perusahaan
disebut afiliasi”.
Sebuah merger dan akuisisi dapat terjadi melalui salah satu dari
kedua setuju menjualnya dan perusahaan tersebut dengan segera diambil alih
yang diinginkannya dan sebagai hasilnya minta untuk dibeli. Pada kedua
(Friendly Take Over) karena perusahaan yang dibeli menyambut baik merger
tersebut.
oleh pihak lain dalam kasus seperti itu, sebuah perusahaan berkeinginan untuk
rendah atau pembeli potensial tidak sesuai dengan perusahaan itu. Namun,
terbuka, biasanya pada harga premium. Jika dapat mencapai kuantitas saham
yang cukup, maka calon pembeli tersebut akan memperoleh kontrol atas
1. Sinergi
diturunkan.
rendah, posisi keuangan yang lebih kuat dan rating yang lebih baik dari
perusahaan sejenis).
2. Pertimbangan Pajak
pajak (tax saving) ini karena EBT perusahaan A setelah merger atau
4. Diversifikasi
resiko bahwa pokok pinjaman dan bunga tidak terbayar menjadi lebih kecil.
Tidak jarang suatu merger terjadi karena lebih didorong oeh keinginan
yang lebih besar. Selain itu, perusahaan menjadi lebih sulit untuk diambil-
lebih banyak untuk melakukan itu). Pada dasarnya tidak ada seorang
kekuasaannya.
1. Motif Ekonomis
panjang) dalam bentuk rendahnya bahan baku (menekan biaya per unit
produk), mutu bahan baku terjamin (mempertahankan kualitas produk),
2. Motif Srategis
3. Motif Politis
4. Motif Prestis
akuisisi.
alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat
neraca dan laporan laba rugi. Adapun jenis rasio yang digunakan dalam
1) Rasio Likuiditas.
a. Current Ratio.
tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal
tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Current Asset
Current Ratio =
Current Liabilities
b. Quick Ratio.
berikut:
2) Rasio Aktivitas.
sebagai berikut:
Sales
Fixed Asset Turn Over =
Net fixed asset
sebagai berikut:
Sales
Total Asset Turn Over =
Total asset
3) Rasio Leverage.
menyukai rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka
semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam
Total liabilities
Debt to Total Asset Ratio =
Total asset
Total liabilities
Debt to Total Eequity Ratio ' =
Owner s equity
4) Rasio Profitabilitas.
Operating profit
Operating Profit Margin =
Sales
berikut:
Net profit
Net Profit Margin =
Sales
c. Return On Investment.
Net profit
Return On Investment =
Total asset
d. Return On Equity.
Net profit
Return On Equity =
Owner s equity
H. Penelitian Terdahulu
faktor sebelum merger perusahaan target dan hasil operasinya setelah merger.
Ravenscraft dan Scherer (1998:101-116) dalam Payamta (2004)
Amerika Serikat yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi selama periode
yaitu bahwa perusahaan target tidak mendapatkan laba dan bahwa merger
diukur dengan rasio laba operasi (sebelum bunga dan pajak serta biaya luar
merger diukur dengan tiga rasio, yaitu: 1. Laba operasi / aset pada akhir tahun,
2. Rasio laba operasi / penjualan, dan 3. Rasio arus kas / penjualan. Hasil
setelah merger. Bahkan tujuh atau delapan tahun setelah merger, profitabilitas
sebelum merger.
aktivitas merger dan akuisisi PT. Indocement Tunggal Perkasa, jika dilihat
dari kriteria hasil investasi yang diharapkan oleh pemodal yang bijaksana,
Hal ini dilihat dari laba bersih, laba per saham, harga saham, kapitalisasi pasar
pasca akuisisi lebih kecil atau menurun bila dibandingkan dengan tanpa
akuisisi.
cara merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah.
antara perusahaan target dan non target. ROE sebagai proksi dari manajemen
akuisisi eksternal.
Selain itu pengujian yang menggunakan sampel kontrol yaitu perusahaan yang
akuisisi dengan perusahan yang tidak melakukan merger dan akuisisi. Dan
yang tidak melakukan merger dan akuisisi, secara keseluruhan juga tidak
tidak melakukan merger dan akuisisi. Dan penelitian ini juga untuk melihat
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan
akuisisi.
dan akuisisi pada hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini digunakan Uji
Wilcoxon Signed Rank Test, pengujian ini digunakan untuk menguji dua
sampel yang berhubungan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Jika probabilitas > 0,05 maka berarti tidak ada perbedaan, dan sebaliknya jika
probabilitas < 0,05 berarti ada perbedaan antara dua sampel tersebut.
non parametrik. Menurut Manurung (1996) dalam Payamta (2004) data yang
ada di Bursa Efek Indonesia tidak menceminkan data yang terdistribusi secara
normal, sehingga dengan metode statistik non parametrik lebih sesuai dalam
melakukan merger dan akuisisi dengan yang tidak melakukan merger dan
akuisisi dalam penelitian ini sebelumnya perlu dilakukan uji normalitas untuk
normal maka uji statistik parametrik yang akan digunakan dan sebaliknya jika
data berdistribusi tidak normal maka uji non parametrik yang akan
Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas ini adalah dengan melihat
> 0,05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika < 0,05
kedua (H2) ini akan diuji menggunakan Uji Independent Sample Test jika
data berdistribusi normal dan Uji Mann-Whitney Test jika data berdistribusi
tidak normal, pengujian ini digunakan untuk menguji dua sampel yang tidak
akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi. Jika
probabilitas > 0,05 maka berarti tidak ada perbedaan, dan sebaliknya jika
probabilitas < 0,05 berarti ada perbedaan antara dua sampel tersebut.
Selain itu pada hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini menggunakan
terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Uji regresi logistik
skala rasio (Windarti, 2002). Sebelum melakukan uji regresi logistik terlebih
stepwise (conditional) dan metode enter dalam regresi logistik, pada tahap ini
sampai diperoleh regresi yang paling baik (Puspita 2002) dalam Windarti
(2002).
Rasio Keuangan
Interpretasi
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Hipotesis 1
Bursa Efek Indonesia
Rasio Keuangan
Interpretasi
Independent Mann-
Sample Test Whitney Test
Interpretasi
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Hipotesis 2 dan Hipotesis 3
J. Perumusan Hipotesis Penelitian
dan akuisisi.
METODELOGI PENELITIAN
Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian dan diolah berdasarkan kriteria-
dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 1999
sampai dengan tahun 2005. Adapun variabel kinerja keuangan yang digunakan
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah perusahaan publik yang
pada periode 1999-2005. Jadi merger dan akuisisi dilakukan setelah perusahaan
karena krisis yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang
sampai saat ini belum berakhir menjadi alasan perusahaan untuk melakukan
strategi merger dan akuisisi yang dipandang efektif bagi perusahaan untuk
memperluas usaha yang semula pada satu usaha inti bisa dikembangkan ke
industri yang lain ataupun industri yang terkait yang dapat meningkatkan
penelitian ini adalah dua tahun setelah melakukan merger dan akuisisi yaitu
ini:
1. Seluruh persusahaan yang sudah go publik dan melakukan merger dan akuisisi
3. Tersedia laporan keuangan satu dan dua tahun sebelum merger dan akuisisi dan
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi dengan kriteria sebagai
berikut:
3. Size untuk perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi diambil
berdasarkan laporan keuangan pada tahun yang sama dengan perusahaan sebelum
Tabel 3.1
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
Tahun
No.
KODE Nama Perusahaan Melakukan
M&A
1 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya 2000
2 STTP PT. Siantar Top 2000
3 KLBF PT. Kalbe Farma 2000
4 GRIV PT. Great River 2000
5 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa 2000
6 BASS PT. Bahtera Adimina Samudra 2001
7 BUMI PT. Bumi Resources 2001
8 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional 2002
9 SRSN PT. Sarasa Nugraha 2002
10 INDR PT. Indorama Syntetic 2003
11 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia 2004
12 CEKA PT. Cahaya Kalbar 2005
13 BATI PT. BAT Indonesia 2005
14 HMSP PT. H. M. Sampurna 2005
Sumber : BAPEPAM
Tabel 3.3
Perusahaan yang Tidak Melakukan Merger dan Akuisisi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dibuat atau diterbitkan oleh organisasi yang bukan
sekunder yang dipakai adalah laporan keuangan dari perusahaan publik yang
Data yang diperlukan antara lain adalah data perusahaan publik yang
Pengawas Pasar Modal) dan data perusahaan yang tidak melakukan merger
dan akuisisi dan lapoan keuangan publik yang menjadi sampel penelitian
diperoleh dari Pusat Referensi & Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia).
1. Statistik Deskriptif
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan
maksimum, mean dan standar deviasi (Indriantoro dan Supomo, 2002:170) dalam
Verawati (2008).
2. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Pada pengujian hipotesis pertama (H1) maka untuk melihat perbedaan yang
signifikan antara rasio keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test,
pengujian ini digunakan untuk menguji dua sampel yang berhubungan antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Jika probabilitas > 0,05 maka berarti
tidak ada perbedaan, dan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 berarti ada perbedaan
antara dua sampel tersebut. Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini
Payamta (2004) data yang ada di Bursa Efek Indonesia tidak menceminkan data
yang terdistribusi secara normal, sehingga dengan metode statistik non parametrik
Rumus Uji Wilcoxon Signed Rank Test (Anderson Sweeney : 2002) dalam
Kania (2008).
Z hitung = T - µ1
σ1
uji normalitas untuk mengetahui metode statistik yang akan digunakan, jika data
berdistribusi normal maka uji statistik parametrik yang akan digunakan dan
sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal maka uji non parametrik yang
akan digunakan. Pada hipotesis kedua (H2) akan diuji menggunakan uji Mann-
Whitney Test jika data berdistribusi tidak normal dan uji Independent Sampel Test
jika data berdistribusi normal, pengujian ini digunakan untuk menguji dua sampel
merger dan akuisisi dan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi.
berasal dari data yang terdistribusi secara normal atau data yang tidak
Verawati (2008) jika data tidak normal maka dilakukan uji beda
kolmogorov-smirnov adalah :
(2-tailed) > 0.05 maka data berasal dari populasi yang berdistribusi
dua nilai rata-rata dengan standar eror dari perbedaan rata-rata dua
2005: 56) :
Dimana :
berbeda).
adalah:
akuisisi.
dan akuisisi.
populasi sama atau berbeda. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
nonparametrik.
akuisisi.
dan akuisisi.
Pada hipotesis ketiga (H3) akan diuji menggunakan uji model regresi logit
menggunakan dummy dan memiliki variabel independen yang diukur dengan skala
logistik yaitu :
kategorik yang terdiri lebih dari dua nilai seperti : merah, biru,
kuning, hitam.
setuju.
0-1. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier biasa dimana nilai
2005:214).
informasi yang sama, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Peneliti dapat
Atau
Dimana :
Dimana:
atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) (yang
Dimana :
β0 = konstanta
β1-10 = koefisien
X1 = Prediktor ke-1, CR
X2 = Prediktor ke-2, QR
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan
akuisisi pada perusahaan. -2 loglikelihood ditransformasikan menjadi -2
log L dimana output spss memberikan dua nilai yaitu pertama untuk
model yang hanya memasukkan konstanta dan -2 log L yang kedua untuk
model dengan konstanta dan variabel bebas, jika terjadi penurunan dalam
nilai -2 log L pada blok kedua jika dibandingkan dengan blok pertama
maka dapat disimpulkan bahwa model kedua regresi menjadi lebih baik
koefisien cox dan snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari
0 (nol) sampai 1 (satu) hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai cox
2005:219).
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Ghozali, 2005:83).
nilai koefisien cox dan snell’s R Square tapi cenderung lebih kecil
of fit test menguji hipotesis nol (H0) bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti
sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol (H0)
yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Pada kolom merupakan 2
akuisisi (0) dan tidak melakukan merger dan akuisisi (1), sedangkan pada
aktual. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada
maka semua kasus akan berada di daerah diagonal dengan ketepatan nilai
(Stanislaus, 2006:234).
Variabel Dependen
yang melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan
dummy 1 untuk variabel perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi,
akuisisi.
Variable Independen
kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang digunakan dalam
a. Current ratio.
tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal
Current asset
Current ratio =
Current liabilities
b. Quick ratio.
berikut:
2) Rasio Aktivitas.
ini, yaitu:
Sales
Fixed Asset Turn Over =
Net fixed asset
Sales
Total Asset Turn Over =
Total asset
3) Rasio Leverage.
dari pihak luar atau kreditor. Semakin tinggi rasio leverage mempunyai
menyukai rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka
Total liabilities
Debt to Total Asset Ratio =
Total asset
Total liabilities
Debt to Total Equity Ratio ' =
Owner s equity
4) Rasio Profitabilitas.
Operating profit
Operating Profit Margin =
Sales
setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau
berikut:
Net profit
Net Profit Margin =
Sales
c. Return On Investment.
Net profit
Return On Investment =
Total asset
d. Return On Equity.
Net profit
Return On Equity =
Owner s equity
BAB IV
untuk mendirikan bursa di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Semua
investornya selain orang Belanda ada juga orang-orang Arab dan Cina. Dengan
demikian, praktis bursa efek pada saat itu hanya untuk kepentingan masyarakat
Belanda.
pada tanggal 10 Mei 1940. Tetapi kemudian pada tanggal 23 Desember 1940
efek di Jakarta (BEJ) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEJ tersebut didorong
pasar modal mulai berkembang sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang
terjadi di pasar modal pada saar itu disebabkan oleh banyaknya warga Belanda
awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar modal lebih ditekankan pada asas
masyarakat tertentu saja. Untuk tujuan itu maka pemerintah berperan aktif
lagi adanya deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan tingkat suku
perusahaan yang melakukan emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp. 129,4
miliar dan tiga perusahaan melakukan emisi obligasi senilai Rp. 535,7 miliar.
Kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti Paket
Desember 1987. Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988, dan Paket
sejak tahun 1990, tunduk kepada peraturan merger di tingkat Uni Eropa.
tempat (System One Stop Shop). Hasilnya adalah saat ini ada suatu hirarki
peraturan merger di Uni Eropa, dimana merger-merger yang sangat besar yang
pemiliki dampak yang luas di wilayah Uni Eropa di uji oleh komisi Eropa
(EC). Sementara merger yang lebih kecil yang dampaknya terutama dalam
lingkup sebuah negara anggota diteliti oleh pengawas antitrust dari negara itu
pada tahun 1997 sampai dengan 2005 diantaranya adalah untuk menurunkan
usaha dan stuktur biaya yang sederhana, peningkatan efisiensi kegiatan usaha,
gambaran tentang data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Mean
jumlah data yang ada. Proses pemilihan sampel menghasilkan 56 data obserfasi
dari 28 perusahaan baik perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dan
juga perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi untuk periode
penelitian tahun 1999 sampai dengan tahun 2005. Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2
Likuiditas dengan proxy rasio Current Ratio (CRRL) sebelum merger dan
maksimum adalah 0.05 dan 4.56. Likuiditas dengan proxy rasio Current Ratio
dengan proxy rasio Quick Ratio (QRRL) sebelum melakukan merger dan
maksimum adalah -66.61 dan 3.70. Likuiditas dengan proxy rasio Quick Ratio
0.7664 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.30 dan 2.33.
Aktivitas dengan proxy rasio Fixed Asset Turn Over (FATORA) sebelum
nilai minimum dan maksimum adalah 0.18 dan 11.50. Aktivitas dengan proxy
rasio Fixed Asset Turn Over (FATORA) sesudah melakukan merger dan
maksimum adalah 0.10 dan 47.18. Aktivitas dengan proxy rasio Total Asset
nilai rata-rata 2,0502 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.04
dan 33,17. Aktivitas dengan proxy rasio Total Asset Turn Over (TATORA)
sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.14 dan 1.68. Leverge
dengan proxy rasio Debt to Total Asset Ratio (DTARRLV) sesudah melakukan
minimum dan maksimum adalah 0.00 dan 241.92. Leverage dengan proxy
rasio Debt to Total Equity Ratio (DTERRLV) sebelum melakukan merger dan
maksimum adalah -7.24 dan 157.69. Leverage dengan proxy rasio Debt to
sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.09 dan 0.27. Profitabilitas
minimum dan maksimum adalah -0.68 dan 0.24. Profitabilitas dengan proxy
rasio Net Profit Margin (NPM) sebelum melakukan merger dan akuisisi
adalah -0.70 dan 0.56. Profitabilitas dengan proxy rasio Net Profit Margin
0.0820 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.40 dan 2.18.
nilai minimum dan maksimum adalah -0.24 dan 0.44. Profitabilitas dengan
maksimum adalah -0.65 dan 0.94. Poftabilitas dengan proxy rasio Return On
Equity (ROERP) sebelum melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai
rata-rata -1.2195 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -37.90 dan
Tabel 4.2
Deskripsi Data Sampel Penelitian
Perusahaan yang Melakukan & Tidak Melakukan Merger dan Akusisi
sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.12 dan 2.82. Likuiditas
dengan proxy rasio Current Ratio (CRRL) pada perusahaan yang tidak
nilai minimum dan maksimum adalah 0.05 dan 3.72. Likuiditas dengan proxy
rasio Quick Ratio (QRRL) pada perusahaan yang melakukan merger dan
maksimum adalah -0.30 dan 2.33. Likuiditas dengan proxy rasio Quick Ratio
Aktivitas dengan proxy rasio Fixed Asset Turn Over (FATORA) pada
5.9055 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.10 dan 47.18.
Aktivitas dengan proxy rasio Fixed Asset Turn Over (FATORA) pada
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata 3.9880 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.38 dan 21.33.
Aktivitas dengan proxy rasio Total Asset Turn Over (TATORA) pada
1.9860 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.03 dan 13.93.
Aktivitas dengan proxy rasio Total Asset Turn Over (TATORA) pada
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata 1.1822 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.19 dan 5.42.
Leverge dengan proxy rasio Debt to Total Asset Ratio (DTARRLV) pada
1.6808 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.00 dan 24.92.
Leverge dengan proxy rasio Debt to Total Asset Ratio (DTARRLV) pada
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata 0.7918 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah 0.22 dan 2.65.
Leverage dengan proxy rasio Debt to Total Equity Ratio (DTERRLV) pada
2.2655 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -13.00 dan 18.61.
Leverage dengan proxy rasio Debt to Total Equity Ratio (DTERRLV) pada
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata 1.3517 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -3.64 dan 16.84.
0.0317 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.68 dan 0.24.
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata 0.0828 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.28 dan 0.38.
Profitabilitas dengan proxy rasio Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan
0.0820 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.40 dan 2.18.
Profitabilitas dengan proxy rasio Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan
yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-rata
-0.1557 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -1.64 dan 0.49.
0.0671 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.65 dan 0.94.
perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi menunjukkan nilai rata-
rata -0.0006 sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -0.32 dan 0.62.
sedangkan nilai minimum dan maksimum adalah -2.81 dan 2.17. Poftabilitas
dengan proxy rasio Return On Equity (ROERP) pada perusahaan yang tidak
Signed Rank Test. Bagian ini akan membahas hasil penelitian mengenai
perbedaan kinerja keuangan untuk periode satu tahun sebelum dengan satu
tahun sesudah, satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah, dua tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah dan dua tahun sebelum dengan dua tahun
dan akuisisi.
Test. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dinyatakan bahwa dari 10 rasio keuangan
yang diuji hanya 1 rasio yang berbeda secara signifikan untuk 1 tahun
sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi, yaitu rasio Debt to Total
Asset Ratio. Hal ini berarti bahwa kinerja perusahaan yang diukur dari 10
Asym. Sig yang lebih besar daripada a = 5%, kecuali 1 rasio di atas. Asym.
Sig untuk Debt to Total Asset Ratio sebesar 0,030 sehingga H1 diterima,
atau Ho ditolak.
TABEL 4.3
Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test untuk 1 Tahun Sebelum
dan 1 Tahun Sesudah Merger dan Akuisisi
Asym. Kesimpulan
Rasio Z Hitung
Sig (H0)
Current Ratio (CR) -0.282 0.778 Diterima
Quick Ratio (QR) -0.596 0.551 Diterima
Fixed Asset Turn Over (FATO) -1.350 0.177 Diterima
Total Asset Turn Over (TATO) -1.036 0.300 Diterima
Debt to Total Asset Ratio (DTAR) -2.166 0.030 Ditolak
Debt to Total Equity Ratio (DTER) -1.099 0.272 Diterima
Operating Profit Margin (OPM) -1.350 0.177 Diterima
Net Profit Margin (NPM) -1.161 0.245 Diterima
Return On Invesment (ROI) -0.157 0.875 Diterima
Return On Equity (ROE) -0.031 0.975 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
dan akuisisi. Temuan ini memberi indikasi bahwa tujuan ekonomis dari
keputusan merger dan akuisisi belum tercapai sampai akhir tahun pertama
setelah kejadian tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena periode yang
diamati masih terlalu pendek, sehingga pengaruh atas keputusan itu belum
atau tidak adanya perbedaan kinerja keungan 1 tahun sebelum dan 2 tahun
sesudah merger dan akuisisi. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dinyatakan bahwa
dari 10 rasio keuangan yang diuji ternyata tidak ada satupun rasio yang
merger dan akuisisi. Hal ini juga berarti H1 untuk semua rasio ditolak dan
menerina Ho, yang berari tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang
signifikan untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger dan akuisisi.
TABEL 4.4
Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test untuk 1 Tahun Sebelum
dan 2 Tahun Sesudah Merger dan Akuisisi
Kesimpulan
Rasio Z Hitung Asym. Sig
(H0)
Current Ratio (CR) -0.408 0.683 Diterima
Quick Ratio (QR) -0.094 0.925 Diterima
Fixed Asset Turn Over (FATO) -0.910 0.363 Diterima
Total Asset Turn Over (TATO) -1.412 0.158 Diterima
Debt to Total Asset Ratio (DTAR) -1.350 0.177 Diterima
Debt to Total Equity Ratio (DTER) -0.596 0.551 Diterima
Operating Profit Margin (OPM) -0.094 0.925 Diterima
Net Profit Margin (NPM) -1.036 0.300 Diterima
Return On Invesment (ROI) -0.220 0.826 Diterima
Return On Equity (ROE) -0.157 0.875 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
Berdasarkan pengujian di atas, dapat dinyatakan bahwa merger dan
akuisisi kinerja perusahaan tidak menjadi lebih baik untuk satu sampai dua
tidak tercapai sampai akhir tahun kedua sesudah kejadian tersebut. Hal ini
kinerja perusahaan untuk 2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan
1 tahun sesudah merger dan akuisisi. Ringkasan hasil dari Wilcoxon Signed
Kesimpulan
Rasio Z Hitung Asym. Sig
(H0)
Current Ratio (CR) -1.350 0.177 Diterima
Quick Ratio (QR) -0.471 0.638 Diterima
Fixed Asset Turn Over (FATO) -2.040 0.041 Ditolak
Total Asset Turn Over (TATO) -1.287 0.198 Diterima
Debt to Total Asset Ratio (DTAR) -1.664 0.096 Diterima
Debt to Total Equity Ratio (DTER) -0.722 0.470 Diterima
Operating Profit Margin (OPM) -2.291 0.022 Ditolak
Net Profit Margin (NPM) -0.471 0.638 Diterima
Return On Invesment (ROI) -0.910 0.363 Diterima
Return On Equity (ROE) -0.722 0.470 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
yang diuji hanya 2 rasio yaitu Fixed Asset Turn Over dan Operating Profit
Margin yang berbeda secara signifikan untuk 2 tahun sebelum dan 1 tahun
sesudah keputusan merger dan akuisisi dilakukan. Hal ini berarti bahwa
terdapat perbedaan Fixed Asset Turn Over dan Operating Profit Margin
merger dan akuisisi dilakukan. Nilai Fixed Asset Turn Over dan Operating
besar dibandingkan dengan nilai Fixed Asset Turn Over dan Operating
dengan rasio Fixed Asset Turn Over dan Operating Profit Margin
diharapkan terjadi setelah merger tidak tercapai seperti telah dijelaskan pada
perbedaan rasio keuangan 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger dan
akuisisi.
TABEL 4.6
Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test untuk 2 Tahun Sebelum
dan 2 Tahun Sesudah Merger dan Akuisisi
Kesimpulan
Rasio Z Hitung Asym. Sig
(H0)
Current Ratio (CR) -1.852 0.064 Diterima
Quick Ratio (QR) -0.471 0.638 Diterima
Fixed Asset Turn Over (FATO) -1.789 0.074 Diterima
Total Asset Turn Over (TATO) -2.166 0.030 Ditolak
Debt to Total Asset Ratio (DTAR) -0.596 0.551 Diterima
Debt to Total Equity Ratio (DTER) -0.094 0.925 Diterima
Operating Profit Margin (OPM) -1.350 0.177 Diterima
Net Profit Margin (NPM) -0.534 0.594 Diterima
Return On Invesment (ROI) -0.154 0.875 Diterima
Return On Equity (ROE) -0.722 0.470 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
Tabel 4.6 tersebut menunjukkan dari 10 rasio keuangan yang diuji ada 1
rasio yaitu Total Asset Turn Over yang berbeda secara signifikan untuk 2
dilakukan. Nilai Total Asset Turn Over untuk dua tahun sesudah ternyata
lebih besar dibandingkan nilai rasio tersebut untuk dua tahun sebelum
keuangan Total Asset Turn Over. Nilai rasio keuangan tersebut justru
statistik yang akan digunakan, jika data berdistribusi normal maka uji statistik
parametrik yaitu Uji Independent Sampel Test yang akan digunakan dan
sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal maka uji non parametrik yaitu
uji Mann-Whitney Test yang akan digunakan.
akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi. Dasar
pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah jika probabilitas > 0,05
maka berarti tidak ada perbedaan, dan sebalikanya jika probabilitas < 0,05
yaitu Fixed Asset Turn Over, Total Asset Turn Over, Debt to Total Asset Ratio,
Debt to Total Equity Ratio, Operating Profit Margin, Net Profit Margin,
(2-tailed) di bawah tingkat signifikan sebesar 0,05 (probabilitas < 0,05) yang
yaitu Current Ratio dan Quick Ratio yang mempunyai Asymp. Sig (2-tailed) di
atas tingkat signifikan sebesar 0,05 (probabilitas > 0,05) artinya bahwa
pengujian tahap selanjutnya. Rasio dengan distribusi tidak normal akan di uji
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas (One Sample Kolmogorov-Semirnov Test)
Asym.
No Variabel Keterangan Distribusi
Sig
1 Current Ratio 0,957 P > 0,05 Normal
2 Quick Ratio 0,104 P > 0,05 Normal
3 Fixed Asset Turn Over 0,002 P < 0,05 Tidak Normal
4 Total Asset Turn Over 0,000 P < 0,05 Tidak Normal
5 Debt to Total Asset Ratio 0,000 P < 0,05 Tidak Normal
6 Debt to Total Equity Ratio 0,000 P < 0,05 Tidak Normal
7 Opereting Profit Margin 0,045 P < 0,05 Tidak Normal
8 Net Prfit Margin 0,000 P < 0,05 Tidak Normal
9 Rerurn On Invesment 0,005 P < 0,05 TidakNormal
10 Return On Equity 0,000 P < 0,05 Tidak Normal
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
dan tidak normal, maka untuk rasio-rasio yang berdistribusi tidak normal akan
diuji dengan menggunakan uji Mann-Whitney Test dan uji Independent Sample
Test jika rasio-rasio berdistribusi normal, karena hipotesis kedua ini diuji dua
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak
dan akuisisi.
dan akuisisi.
Hasil uji ini secara keseluruhan disajikan dalam lampiran 7 dan 8. Secara
ringkas hasil uji tersebut disajikan dalam tabel 4.8 dan tabel 4.9 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Mann-Whitney Test
Z Asym. Kesimpulan
Definisi Rasio Tipe Rasio
Hitung Sig (H0)
Fixed Asset Turn Over Aktivitas -0.737 0.461 Diterima
Total Asset Turn Over Aktivitas -0.590 0.555 Diterima
Debt to Total Asset Ratio Leverage -1.213 0.225 Diterima
Debt to Total Equity Ratio Leverage -2,180 0.029 Ditolak
Operating Profit Margin Profitabilitas -0.967 0.334 Diterima
Net Profit Margin Profitabilitas -0.688 0.491 Diterima
Return On Invesment Profitabilitas -0.688 0.491 Diterima
Return On Equity Profitabilitas -0.115 0.909 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Independent Sample Test
F Asym. Kesimpulan
Definisi Rasio Tipe Rasio
Hitung Sig (H0)
Current Ratio Likuiditas 1.683 0.200 Diterima
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari delapan rasio keuangan yang diuji,
tujuh rasio menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu dua rasio aktivitas
(FATO dan TATO), satu rasio leverage (DTAR) dan empat rasio profitabilitas
(OPM, NPM, ROI dan ROE) artinya bahwa tidak ada perbedan kinerja antara
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak
melakukan merger dan akuisisi. Satu rasio lainnya yaitu rasio leverage (DTER)
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada level 5% artinya bahwa
perbedaan yang signifikan dari dua rasio keuangan yang diuji. Hipotesis kedua
bahwa tidak ada perbedaan antara kinerja perusahaan pada perusahaan yang
merger dan akusisi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Kedua
Z Asym. Kesimpulan
Definisi Rasio Tipe Rasio
Hitung Sig (H0)
Current Ratio Likuiditas 1.683 0.200 Diterima
Quick Ratio Likuiditas 1.469 0.231 Diterima
Fixed Asset Turn Over Aktivitas -0.737 0.461 Diterima
Total Asset Turn Over Aktivitas -0.590 0.555 Diterima
Debt to Total Asset Ratio Leverage -1.213 0.225 Diterima
Debt to Total Equity Ratio Leverage -1.967 0.049 Ditolak
Operating Profit Margin Profitabilitas -0.967 0.334 Diterima
Net Profit Margin Profitabilitas -0.688 0.491 Diterima
Return On Invesment Profitabilitas -0.688 0.491 Diterima
Return On Equity Profitabilitas -0.115 0.909 Diterima
Sumber : Financial Report, data diolah dengan SPSS 15.0
F. Analisis Hipotesis Ketiga (H3)
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang tidak melakukan merger dan
akusisi.
regresi logistik adalah memasukkan variabel bebas kedalam uji regresi logistik
mengeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang paling tidak signifikan,
sehingga akhirnya diketahui variabel yang paling signikan. Hasil dari analisis
yang signifikan dari uji regresi logistic teknis stepwise kedalam uji selanjutnya,
yaitu uji regresi logistik teknis Enter. Pengujian regresi logistik menghasilkan
Uji Nagelkerke R Squre, Uji Hosmer dan Lemeshow, dan uji signifikansi untuk
N 56
Omnibus Test of Model
16,987
Coefficient
-2 Log Likehood Block 0 77,632
Nagelkerke-R2 0,349
Uji Chi-square Hosmer and
0,501
Lemeshaw Test
Overall Percentage 71,4%
penurunan pada blok kedua dibanding blok pertama maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik. Seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.11 pada blok pertama (block number = 0) nilai -2LogLikelihood
Koefisien Cox & Snell R Square pada tabel model summary dapat
berganda, tetapi karena nilai maksimum Cox & Snell R Square biasanya
lebih kecil dari satu, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.11 nilai Cox &
Snell R Square adalah 0,262 lebih kecil dari satu, maka menjadi sukar untuk
modifikasi dari koefisien Cox & Snell R Square agar nilai maksimumnya
bisa mencapai satu dan mempunyai kisaran antara 0 dan sama seperti
pada table 4.11, nilai koefisien Nagelkerke R Square sebesar 0,349 yang
34,9 %.
Uji Chi Square Hosmer and Lemeshow. Pengujian ini digunakan untuk
menguji hipotesis:
Hasil pengujian pada tabel 4.11 menunjukkan nilai Chi Square sebesar
17.458 dengan nilai sig 0.501. dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai sig > α
yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati maka model regresi ini bisa
rasio Current Ratio dan Quick Ratio yang merupakan proxy dari likuiditas,
variabel Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over yang merupakan
proxy dari aktivitas, variabel Debt to Total Equity Ratio dan Debt to Total
Asset Ratio yang merupakan proxy dari leverage, dan Operating Profit
berikut :
1. Untuk koefisien variabel CRRL : uji Wald = 0.283, P-value = 0.595 > α =
2. Untuk koefisien variabel QRRL : uji Wald = 0.207, P-value = 0.649 > α =
signifikan.
4. Untuk koefisien variabel TATORA : uji Wald = 1.494, P-value = 0.222 >
signifikan.
signifikan.
signifikan.
7. Untuk koefisien variabel OPMRP : uji Wald = 4.189, P-value = 0.041 < α
8. Untuk koefisien variabel NPMRP : uji Wald = 2.396, P-value = 0.122 > α
9. Untuk koefisien variabel ROIRP : uji Wald = 0.763, P-value = 0.383 > α
10. Untuk koefisien variabel ROERP : uji Wald = 0.270, P-value = 0.603 >
signifikan.
11. Untuk konstanta : uji Wald = 0.116, P-value = 0.734 > α = 0.05, maka
71,4% dan untuk kebenaran prediksi suatu perusahaan yang dimasukkan dalam
kategori perusahaan yang tidak melakukan merger dan akuisisi sebesar 71,4%
ini ditunjukkan dengan classification table pada output SPSS dengan cut-off
value 0.50 dan mendukung hipotesis III dalam penelitian ini yang berarti rasio
yang tidak melakukan merger dan akuisisi yaitu variabel Operating Profit
3,738ROI + (-0,191)ROE
Pada hasil pengujian regresi terlihat bahwa variabel Curent Ratio dan
Quick Ratio mempunyai angka profitabilitas di atas 0,05. Pada tabel 4.11
diketahui bahwa Variabel Current Ratio signifikan dengan nilai koefisien yang
positif yaitu 0,374 artinya pada perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi, dan ada rasio likuiditas yang signifikan dengan nilai koefisien
negative yaitu Quick Ratio (-0,342) hasil ini konsisten dengan penelitian
Rasio aktivitas yang mempunyai nilai koefisien positif (0,078) hanya pada
rasio Fixed Asset Turn Over dan signifikan terhadap perusahaan yang
melakukan merger dan akusisi yang berarti menerima H3, hasil ini tidak
Total Asset Turn Over mempunyai koefisien -0,289 mempunyai koefisien yang
Ratio (-0,256) dan Debt to Total Equity Ratio (-0, 051) dan signifikan, hasil ini
Rasio profitabilitas juga mempunyai koefisien yang negatif pada rasio Net
(-0,393) dan semua rasio tersebut signifikan. Sedangkan satu rasio lainnya
Operating Profit Margin (6,463) mempunyai koefisien yang positif dan tidak
signifikan.
A. Kesimpulan
keuangan selama 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger dan akuisisi
2. Hasil uji beda Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan hanya rasio
DTAR pada penelitian 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah, rasio FATO
dan OPM pada penelitian 2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah, dan rasio
TATO pada penelitian 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger dan
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan atau dengan kata lain tidak
B. Implikasi
1. Perusahaan
Dengan temuan ini, diharapkan para pelaku bisnis akan lebih seksama
Dapat membantu para investor yang akan mengambil keputusan pada saat
3. Akademisi
sales, sedangkan bila diukur dengan rasio lain seperti log asset, dan equity
akan datang:
perusahaan pembanding
Griffin, Ricky W, dan Ronald J,Ebert. ”Bisnis”. Edisi Heenam. Jilid 1. Jakarta
2003.:66-67.
Maryam, Siti. ”Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham, Volume
Perdagangan Saham dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
2007.
Sholikah, Nur. dan Payamta. ”Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Perusahaan Perbankan Publik Di Indonesia”. Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Vol.1, No.1, 2000:17-41.
Uyanto, PH.D, S. ”Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Graha Ilmu. 2006.
www.bapepam.go.id
www.google.com
www.idx.co.id
Lampiran 5
Wilcoxon Signed Ranks Test 1 Tahun Sebelum Dengan 1 Tahun Sesudah
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CRsesudah - CRsebelum Negative Ranks 6(a) 8.00 48.00
Positive Ranks 8(b) 7.13 57.00
Ties 0(c)
Total 14
a CRsesudah < CRsebelum
b CRsesudah > CRsebelum
c CRsesudah = CRsebelum
Test Statistics(b)
CRsesudah - CRsebelum
Z -.282(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .778
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
QRsesudah - QRsebelum Negative Ranks 8(a) 5.38 43.00
Positive Ranks 6(b) 10.33 62.00
Ties 0(c)
Total 14
a QRsesudah < QRsebelum
b QRsesudah > QRsebelum
c QRsesudah = QRsebelum
Test Statistics(b)
QRsesudah - QRsebelum
Z -.596(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .551
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
FATOsesudah - FATOsebelum Negative Ranks 4(a) 7.75 31.00
Positive Ranks 10(b) 7.40 74.00
Ties 0(c)
Total 14
a FATOsesudah < FATOsebelum
b FATOsesudah > FATOsebelum
c FATOsesudah = FATOsebelum
Test Statistics(b)
FATOsesudah - FATOsebelum
Z -1.350(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .177
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Tes
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TATOsesudah - TATOsebelum Negative Ranks 5(a) 7.20 36.00
Positive Ranks 9(b) 7.67 69.00
Ties 0(c)
Total 14
a TATOsesudah < TATOsebelum
b TATOsesudah > TATOsebelum
c TATOsesudah = TATOsebelum
Test Statistics(b)
TATOsesudah - TATOsebelum
Z -1.036(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .300
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Tes
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTARsesudah - DTARsebelum Negative Ranks 4(a) 4.50 18.00
Positive Ranks 10(b) 8.70 87.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTARsesudah < DTARsebelum
b DTARsesudah > DTARsebelum
c DTARsesudah = DTARsebelum
Test Statistics(b)
DTARsesudah - DTARsebelum
Z -2.166(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .030
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTERsesudah - DTERsebelum Negative Ranks 5(a) 7.00 35.00
Positive Ranks 9(b) 7.78 70.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTERsesudah < DTERsebelum
b DTERsesudah > DTERsebelum
c DTERsesudah = DTERsebelum
Test Statistics(b)
DTERsesudah - DTERsebelum
Z -1.099(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .272
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
OPMsesudah - OPMsebelum Negative Ranks 11(a) 6.73 74.00
Positive Ranks 3(b) 10.33 31.00
Ties 0(c)
Total 14
a OPMsesudah < OPMsebelum
b OPMsesudah > OPMsebelum
c OPMsesudah = OPMsebelum
Test Statistics(b)
OPMsesudah - OPMsebelum
Z -1.350(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .177
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPMsesudah - NPMsebelum Negative Ranks 7(a) 10.14 71.00
Positive Ranks 7(b) 4.86 34.00
Ties 0(c)
Total 14
a NPMsesudah < NPMsebelum
b NPMsesudah > NPMsebelum
c NPMsesudah = NPMsebelum
Test Statistics(b)
NPMsesudah - NPMsebelum
Z -1.161(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .245
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROIsesudah - ROIsebelum Negative Ranks 6(a) 8.33 50.00
Positive Ranks 8(b) 6.88 55.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROIsesudah < ROIsebelum
b ROIsesudah > ROIsebelum
c ROIsesudah = ROIsebelum
Test Statistics(b)
ROIsesudah - ROIsebelum
Z -.157(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .875
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROEsesudah - ROEsebelum Negative Ranks 6(a) 8.83 53.00
Positive Ranks 8(b) 6.50 52.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROEsesudah < ROEsebelum
b ROEsesudah > ROEsebelum
c ROEsesudah = ROEsebelum
Test Statistics(b)
ROEsesudah - ROEsebelum
Z -.031(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .975
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CRsesudah - CRsebelum Negative Ranks 8(a) 7.38 59.00
Positive Ranks 6(b) 7.67 46.00
Ties 0(c)
Total 14
a CRsesudah < CRsebelum
b CRsesudah > CRsebelum
c CRsesudah = CRsebelum
Test Statistics(b)
CRsesudah - CRsebelum
Z -.408(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .683
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
QRsesudah - QRsebelum Negative Ranks 7(a) 7.71 54.00
Positive Ranks 7(b) 7.29 51.00
Ties 0(c)
Total 14
a QRsesudah < QRsebelum
b QRsesudah > QRsebelum
c QRsesudah = QRsebelum
Test Statistics(b)
QRsesudah - QRsebelum
Z -.094(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .925
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
FATOsesudah - FATOsebelum Negative Ranks 4(a) 9.50 38.00
Positive Ranks 10(b) 6.70 67.00
Ties 0(c)
Total 14
a FATOsesudah < FATOsebelum
b FATOsesudah > FATOsebelum
c FATOsesudah = FATOsebelum
Test Statistics(b)
FATOsesudah - FATOsebelum
Z -.910(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .363
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TATOsesudah - TATOsebelum Negative Ranks 3(a) 10.00 30.00
Positive Ranks 11(b) 6.82 75.00
Ties 0(c)
Total 14
a TATOsesudah < TATOsebelum
b TATOsesudah > TATOsebelum
c TATOsesudah = TATOsebelum
Test Statistics(b)
TATOsesudah - TATOsebelum
Z -1.412(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .158
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTARsesudah - DTARsebelum Negative Ranks 5(a) 6.20 31.00
Positive Ranks 9(b) 8.22 74.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTARsesudah < DTARsebelum
b DTARsesudah > DTARsebelum
c DTARsesudah = DTARsebelum
Test Statistics(b)
DTARsesudah - DTARsebelum
Z -1.350(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .177
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTERsesudah - DTERsebelum Negative Ranks 6(a) 7.17 43.00
Positive Ranks 8(b) 7.75 62.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTERsesudah < DTERsebelum
b DTERsesudah > DTERsebelum
c DTERsesudah = DTERsebelum
Test Statistics(b)
DTERsesudah - DTERsebelum
Z -.596(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .551
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
OPMsesudah - OPMsebelum Negative Ranks 7(a) 7.71 54.00
Positive Ranks 7(b) 7.29 51.00
Ties 0(c)
Total 14
a OPMsesudah < OPMsebelum
b OPMsesudah > OPMsebelum
c OPMsesudah = OPMsebelum
Test Statistics(b)
OPMsesudah - OPMsebelum
Z -.094(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .925
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPMsesudah - NPMsebelum Negative Ranks 9(a) 7.67 69.00
Positive Ranks 5(b) 7.20 36.00
Ties 0(c)
Total 14
a NPMsesudah < NPMsebelum
b NPMsesudah > NPMsebelum
c NPMsesudah = NPMsebelum
Test Statistics(b)
NPMsesudah - NPMsebelum
Z -1.036(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .300
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROIsesudah - ROIsebelum Negative Ranks 6(a) 8.17 49.00
Positive Ranks 8(b) 7.00 56.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROIsesudah < ROIsebelum
b ROIsesudah > ROIsebelum
c ROIsesudah = ROIsebelum
Test Statistics(b)
ROIsesudah - ROIsebelum
Z -.220(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .826
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Tes
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROEsesudah - ROEsebelum Negative Ranks 7(a) 7.14 50.00
Positive Ranks 7(b) 7.86 55.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROEsesudah < ROEsebelum
b ROEsesudah > ROEsebelum
c ROEsesudah = ROEsebelum
Test Statistics(b)
ROEsesudah - ROEsebelum
Z -.157(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .875
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CRsesudah - CRsebelum Negative Ranks 8(a) 9.25 74.00
Positive Ranks 6(b) 5.17 31.00
Ties 0(c)
Total 14
a CRsesudah < CRsebelum
b CRsesudah > CRsebelum
c CRsesudah = CRsebelum
Test Statistics(b)
CRsesudah - CRsebelum
Z -1.350(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .177
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
QRsesudah - QRsebelum Negative Ranks 9(a) 6.67 60.00
Positive Ranks 5(b) 9.00 45.00
Ties 0(c)
Total 14
a QRsesudah < QRsebelum
b QRsesudah > QRsebelum
c QRsesudah = QRsebelum
Test Statistics(b)
QRsesudah - QRsebelum
Z -.471(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .638
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
FATOsesudah - FATOsebelum Negative Ranks 3(a) 6.67 20.00
Positive Ranks 11(b) 7.73 85.00
Ties 0(c)
Total 14
a FATOsesudah < FATOsebelum
b FATOsesudah > FATOsebelum
c FATOsesudah = FATOsebelum
Test Statistics(b)
FATOsesudah - FATOsebelum
Z -2.040(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .041
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TATOsesudah - TATOsebelum Negative Ranks 5(a) 6.40 32.00
Positive Ranks 9(b) 8.11 73.00
Ties 0(c)
Total 14
a TATOsesudah < TATOsebelum
b TATOsesudah > TATOsebelum
c TATOsesudah = TATOsebelum
Test Statistics(b)
TATOsesudah - TATOsebelum
Z -1.287(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .198
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTARsesudah - DTARsebelum Negative Ranks 5(a) 5.20 26.00
Positive Ranks 9(b) 8.78 79.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTARsesudah < DTARsebelum
b DTARsesudah > DTARsebelum
c DTARsesudah = DTARsebelum
Test Statistics(b)
DTARsesudah - DTARsebelum
Z -1.664(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .096
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTERsesudah - DTERsebelum Negative Ranks 6(a) 6.83 41.00
Positive Ranks 8(b) 8.00 64.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTERsesudah < DTERsebelum
b DTERsesudah > DTERsebelum
c DTERsesudah = DTERsebelum
Test Statistics(b)
DTERsesudah - DTERsebelum
Z -.722(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .470
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
OPMsesudah - OPMsebelum Negative Ranks 11(a) 8.09 89.00
Positive Ranks 3(b) 5.33 16.00
Ties 0(c)
Total 14
a OPMsesudah < OPMsebelum
b OPMsesudah > OPMsebelum
c OPMsesudah = OPMsebelum
Test Statistics(b)
OPMsesudah - OPMsebelum
Z -2.291(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .022
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPMsesudah - NPMsebelum Negative Ranks 6(a) 7.50 45.00
Positive Ranks 8(b) 7.50 60.00
Ties 0(c)
Total 14
a NPMsesudah < NPMsebelum
b NPMsesudah > NPMsebelum
c NPMsesudah = NPMsebelum
Test Statistics(b)
NPMsesudah - NPMsebelum
Z -.471(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .638
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROIsesudah - ROIsebelum Negative Ranks 6(a) 6.33 38.00
Positive Ranks 8(b) 8.38 67.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROIsesudah < ROIsebelum
b ROIsesudah > ROIsebelum
c ROIsesudah = ROIsebelum
Test Statistics(b)
ROIsesudah - ROIsebelum
Z -.910(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .363
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROEsesudah - ROEsebelum Negative Ranks 5(a) 8.20 41.00
Positive Ranks 9(b) 7.11 64.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROEsesudah < ROEsebelum
b ROEsesudah > ROEsebelum
c ROEsesudah = ROEsebelum
Test Statistics(b)
ROEsesudah - ROEsebelum
Z -.722(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .470
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CRsesudah - CRsebelum Negative Ranks 10(a) 8.20 82.00
Positive Ranks 4(b) 5.75 23.00
Ties 0(c)
Total 14
a CRsesudah < CRsebelum
b CRsesudah > CRsebelum
c CRsesudah = CRsebelum
Test Statistics(b)
CRsesudah - CRsebelum
Z -1.852(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .064
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
QRsesudah - QRsebelum Negative Ranks 8(a) 7.50 60.00
Positive Ranks 6(b) 7.50 45.00
Ties 0(c)
Total 14
a QRsesudah < QRsebelum
b QRsesudah > QRsebelum
c QRsesudah = QRsebelum
Test Statistics(b)
QRsesudah - QRsebelum
Z -.471(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .638
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
FATOsesudah - FATOsebelum Negative Ranks 2(a) 12.00 24.00
Positive Ranks 12(b) 6.75 81.00
Ties 0(c)
Total 14
a FATOsesudah < FATOsebelum
b FATOsesudah > FATOsebelum
c FATOsesudah = FATOsebelum
Test Statistics(b)
FATOsesudah - FATOsebelum
Z -1.789(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .074
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TATOsesudah - TATOsebelum Negative Ranks 2(a) 9.00 18.00
Positive Ranks 12(b) 7.25 87.00
Ties 0(c)
Total 14
a TATOsesudah < TATOsebelum
b TATOsesudah > TATOsebelum
c TATOsesudah = TATOsebelum
Test Statistics(b)
TATOsesudah - TATOsebelum
Z -2.166(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .030
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTARsesudah - DTARsebelum Negative Ranks 6(a) 7.17 43.00
Positive Ranks 8(b) 7.75 62.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTARsesudah < DTARsebelum
b DTARsesudah > DTARsebelum
c DTARsesudah = DTARsebelum
Test Statistics(b)
DTARsesudah - DTARsebelum
Z -.596(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .551
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DTERsesudah - DTERsebelum Negative Ranks 7(a) 7.29 51.00
Positive Ranks 7(b) 7.71 54.00
Ties 0(c)
Total 14
a DTERsesudah < DTERsebelum
b DTERsesudah > DTERsebelum
c DTERsesudah = DTERsebelum
Test Statistics(b)
DTERsesudah - DTERsebelum
Z -.094(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .925
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
OPMsesudah - OPMsebelum Negative Ranks 9(a) 8.22 74.00
Positive Ranks 5(b) 6.20 31.00
Ties 0(c)
Total 14
a OPMsesudah < OPMsebelum
b OPMsesudah > OPMsebelum
c OPMsesudah = OPMsebelum
Test Statistics(b)
OPMsesudah - OPMsebelum
Z -1.350(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .177
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPMsesudah - NPMsebelum Negative Ranks 6(a) 7.33 44.00
Positive Ranks 8(b) 7.63 61.00
Ties 0(c)
Total 14
a NPMsesudah < NPMsebelum
b NPMsesudah > NPMsebelum
c NPMsesudah = NPMsebelum
Test Statistics(b)
NPMsesudah - NPMsebelum
Z -.534(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .594
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROIsesudah - ROIsebelum Negative Ranks 7(a) 7.14 50.00
Positive Ranks 7(b) 7.86 55.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROIsesudah < ROIsebelum
b ROIsesudah > ROIsebelum
c ROIsesudah = ROIsebelum
Test Statistics(b)
ROIsesudah - ROIsebelum
Z -.157(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .875
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROEsesudah - ROEsebelum Negative Ranks 5(a) 8.40 42.00
Positive Ranks 9(b) 7.00 63.00
Ties 0(c)
Total 14
a ROEsesudah < ROEsebelum
b ROEsesudah > ROEsebelum
c ROEsesudah = ROEsebelum
Test Statistics(b)
ROEsesudah - ROEsebelum
Z -.659(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .510
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 8
Mann-Whitney Test
Ranks
Kondisi N Mean Rank Sum of Ranks
FATO Melakukan Merger dan Akuisisi 28 30.11 843.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 26.89 753.00
Total 56
TATO Melakukan Merger dan Akuisisi 28 29.79 834.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 27.21 762.00
Total 56
DTAR Melakukan Merger dan Akuisisi 28 31.14 872.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 25.86 724.00
Total 56
DTER Melakukan Merger dan Akuisisi 28 32.79 918.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 24.21 678.00
Total 56
OPM Melakukan Merger dan Akuisisi 28 26.39 739.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 30.61 857.00
Total 56
NPM Melakukan Merger dan Akuisisi 28 30.00 840.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 27.00 756.00
Total 56
ROI Melakukan Merger dan Akuisisi 28 30.00 840.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 27.00 756.00
Total 56
ROE Melakukan Merger dan Akuisisi 28 28.25 791.00
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis 28 28.75 805.00
Total 56
Test Statistics(a)
Iteration History(a,b,c)
Classification Table(a,b)
Observed Predicted
Percentage
Kondisi Correct
Tidak
Melakukan Melakukan Melakukan
Merger dan Merger dan Merger dan
Akuisisi Akuisis Akuisisi
Step 0 Kondisi Melakukan Merger dan
0 28 .0
Akuisisi
Tidak Melakukan
0 28 100.0
Merger dan Akuisis
Overall Percentage 50.0
a Constant is included in the model.
b The cut value is .500
Variables in the Equation
Iteration History(a,b,c,d,e)
-2 Log
Iteration likelihood Coefficients
FAT
Constant CR QR O TATO DTAR DTER OPM NPM ROI ROE
Step 1 1 64.249 .194 .286 -.420 .029 -.309 -.138 -.047 3.305 -2.549 4.271 -.825
2 60.473 .144 .311 -.428 .059 -.456 -.235 -.055 4.763 -5.064 7.209 -1.536
3 57.630 -.005 .386 -.418 .093 -.651 -.343 -.053 6.737 -9.480 12.112 -2.523
4 56.871 -.037 .457 -.437 .102 -.789 -.401 -.041 7.652 -12.941 15.755 -3.116
5 56.813 -.034 .474 -.441 .105 -.829 -.427 -.037 7.975 -14.122 16.835 -3.273
6 56.813 -.031 .474 -.441 .105 -.831 -.432 -.037 8.004 -14.213 16.899 -3.281
7 56.813 -.031 .474 -.441 .105 -.831 -.433 -.037 8.004 -14.213 16.899 -3.281
Step 2 1 64.681 .050 .412 -.497 .007 -.295 -.101 2.815 -2.589 4.022 -.661
2 60.916 -.034 .460 -.509 .034 -.433 -.193 4.198 -5.083 6.790 -1.297
3 57.864 -.172 .533 -.493 .067 -.638 -.305 6.247 -9.732 11.967 -2.358
4 57.039 -.145 .578 -.498 .082 -.795 -.378 7.270 -13.447 16.038 -3.065
5 56.986 -.123 .581 -.496 .086 -.832 -.417 7.648 -14.564 17.051 -3.223
6 56.986 -.115 .579 -.495 .086 -.833 -.427 7.673 -14.640 17.096 -3.230
7 56.986 -.114 .579 -.495 .086 -.833 -.428 7.673 -14.641 17.095 -3.230
Step 3 1 65.210 .087 .074 .020 -.288 -.126 2.760 -2.606 4.139 -.625
2 61.374 -.013 .124 .046 -.423 -.218 4.140 -5.108 6.847 -1.260
3 58.289 -.158 .216 .078 -.627 -.329 6.183 -9.761 11.979 -2.318
4 57.444 -.132 .260 .092 -.782 -.405 7.195 -13.503 16.036 -3.020
5 57.386 -.107 .265 .096 -.820 -.450 7.583 -14.661 17.058 -3.179
6 57.385 -.095 .263 .097 -.822 -.464 7.609 -14.745 17.103 -3.186
7 57.385 -.093 .263 .097 -.822 -.465 7.608 -14.746 17.102 -3.186
8 57.385 -.093 .263 .097 -.822 -.465 7.608 -14.746 17.102 -3.186
a Method: Backward Stepwise (Conditional)
b Constant is included in the model.
c Initial -2 Log Likelihood: 77.632
d Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than
.001.
e Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than
.001.
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 20.819 10 .022
Block 20.819 10 .022
Model 20.819 10 .022
Step Step -.173 1 .678
2(a) Block 20.647 9 .014
Model 20.647 9 .014
Step Step -.400 1 .527
3(a) Block 20.247 8 .009
Model 20.247 8 .009
Step Step -.306 1 .580
4(a) Block 19.941 7 .006
Model 19.941 7 .006
Step Step -1.213 1 .271
5(a) Block 18.728 6 .005
Model 18.728 6 .005
a A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.
Model Summary
Classification Table(a)
Observed Predicted
Kondisi Percentage Correct
Melakukan Merger Tidak Melakukan Melakukan Merger
dan Akuisisi Merger dan Akuisis dan Akuisisi
Step 1 Kondisi Melakukan Merger dan Akuisisi 23 5 82.1
Tidak Melakukan Merger dan
6 22 78.6
Akuisis
Overall Percentage
Step 2 Kondisi Melakukan Merger dan Akuisisi 23 5 82.1
Tidak Melakukan Merger dan
6 22 78.6
Akuisis
Overall Percentage
Step 3 Kondisi Melakukan Merger dan Akuisisi 24 4 85.7
Tidak Melakukan Merger dan
6 22 78.6
Akuisis
Overall Percentage
a The cut value is .500
Metode Enter
Case Processing Summary
Iteration History(a,b,c)
Classification Table(a,b)
Observed Predicted
Score df Sig.
Step 0 Variables CRRL .194 1 .659
QRRL .010 1 .922
FATORA 1.034 1 .309
TATORA 1.509 1 .219
DTARRLV 1.045 1 .307
DTERRLV .515 1 .473
OPMRP 1.542 1 .214
NPMRP 3.461 1 .063
ROIRP 1.187 1 .276
ROERP .024 1 .876
Overall Statistics 11.825 10 .297
-2 Log
Iteration likelihood Coefficients
FATO TATO DTAR DTER OPMR
Constant CRRL QRRL RA RA RLV RLV P NPMRP ROIRP ROERP
Step 1 1 64.249 .194 .286 -.420 .029 -.309 -.138 -.047 3.305 -2.549 4.271 -.825
2 60.473 .144 .311 -.428 .059 -.456 -.235 -.055 4.763 -5.064 7.209 -1.536
3 57.630 -.005 .386 -.418 .093 -.651 -.343 -.053 6.737 -9.480 12.112 -2.523
4 56.871 -.037 .457 -.437 .102 -.789 -.401 -.041 7.652 -12.941 15.755 -3.116
5 56.813 -.034 .474 -.441 .105 -.829 -.427 -.037 7.975 -14.122 16.835 -3.273
6 56.813 -.031 .474 -.441 .105 -.831 -.432 -.037 8.004 -14.213 16.899 -3.281
7 56.813 -.031 .474 -.441 .105 -.831 -.433 -.037 8.004 -14.213 16.899 -3.281
8 64.249 .194 .286 -.420 .029 -.309 -.138 -.047 3.305 -2.549 4.271 -.825
9 60.473 .144 .311 -.428 .059 -.456 -.235 -.055 4.763 -5.064 7.209 -1.536
10 57.630 -.005 .386 -.418 .093 -.651 -.343 -.053 6.737 -9.480 12.112 -2.523
a Method: Enter
b Constant is included in the model.
c Initial -2 Log Likelihood: 77.632
d Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 20.819 10 .022
Block 20.819 10 .022
Model 20.819 10 .022
Model Summary
Classification Table(a)
Observed Predicted
Percentage
Kondisi Correct
Tidak
Melakukan Melakukan Melakukan
Merger dan Merger dan Merger dan
Akuisisi Akuisis Akuisisi
Step 1 Kondisi Melakukan Merger dan Akuisisi
23 5 82.1
Tidak Melakukan Merger dan Akuisis
6 22 78.6
Overall Percentage
a The cut value is .50
Variables in the Equation
Correlation Matrix