Anda di halaman 1dari 99

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006

(Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

OLEH :

MUHAMAD JAJI
NIM. 103081029199

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

1
ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006

(Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MUHAMAD JAJI
103081029199

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE,.MAB


NIP. 150 317 955 NIP. 150 317 593

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

2
ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN

KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006

(Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MUHAMAD JAJI
103081029199

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE,.MAB


NIP. 150 317 955 NIP. 150 317 593

Penguji Ahli

Prof. DR. Abdul Hamid, MS


NIP. 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

3
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Tujuh

telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama muhamad jaji NIM:103081029199

dengan judul Skripsi “ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN

DIVIDEN DAN KEBIJKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006

”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung,

maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,17 Desember 2007

Tim Penguji Komprehensif

Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE,.MAB

Ketua Sekertaris

Prof. DR. Abdul Hamid, MS


Penguji Ahli

4
Daftar Riwayat Hidup

Biodata
Nama : Muhamad Jaji
Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 11 Maret 1983
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Kp. Baru Rt. 05 Rw. 02 Ds. Jampang Kec.
Gunungsindur Kab. Dati II Bogor Kode Pos. 16340.
HP. 0856 8878616 / 02191349193
E-mail : www.Jays_@Yahoo.co.id

Latar Belakang Pendidikan


Pendidikan Formal:

1993 – 1998 : MIS. Al Mu’awanah Jampang


1998 – 2000 : MTs. Darussalam Parung Bogor
2000 – 2003 : SMU Al Ghazali Curug Parung Bogor
2003 – 2008 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
(UIN) Jakarta Fakultas. Ekonomi dan Ilmu Sosial,
Jurusan. Manajemen Keuangan & Pasar Modal.

Pendidikan Non Formal:

2003 – 2004 : Kursus Komputer di Global Effendi Center

Pengalaman Kerja:
1. Mengajar Privat Bahasa Inggris di BETA GAMMA
2. Mengajar di SD/MI Desa Jampang
3. Bekerja di Prima Inreksa Industries Cikupa Tangerang Bag. HRD
4. Panitia Pmilihan Kepala Desa Jampang Bag. Sekretaris
5. Pelatihan Kecakapan Materi Dasar (KMD)

5
ABSTRACT

The research aim to analyze the simultaneous relation between dividend And debt
policies in the Companies listed in Indonesia Stock Exchange. The
FactorsExamined are dividend, debt, Beta, Earning Volatility, groth and
Profitability. To estimate Simultaneous relation between these factor we used SLS
(Stage Least Square) because the debt and dividend modal have simultaneous
relation the result of the analisis indicate that dividend and debt policy have
significant influence at α = 0.05 to DEr 0.00000, Volatility 0.0318, and growth
0.4986, have Signifacant influence at α = 0.05 to DPR 0.00014, Volatilitas
0.0394, and debt have Significant Influence at α = 0.05 to DPR 0.00014,
Volatilitas 0.0394, and Profitability 0.0413, have Significant Influence at α =
0.05.
The result of F – tes analysis show that have significant influence
simultaneous at α 5℅

Key Word : Simultanous, debt, divided, beta, earning, Volatilitas, Growth,


Profitability.

6
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hubungan simultan antara


kebijakan dividend an kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di bursa
Efek Indonesia, dan faktornya adalah dividen, hutang, beta, Volatilitas
pendapatan, pertumbuhan dan profitabilitas semuanya mempunyai hubungan
pasda semua Faktor ini. Kita dapat menggunakan tahap kuadrat terkecil karena
dividn mempunyai hubungan. Dengan pengujian analisis hubungan simultan.
Bahwa dividen mempunyai hubungan pengaruh yang signifikan α = 0.05 pada
DER 0.00000 Volatilitas 0.0318, pertumbuhan 0.4986 mempunyai hubungan yang
tidak signifikan α =0.05 hutang mempunyai hubungan yang signifikan α = 0.05
pada dpr 0.001, Volatilitas 0.0394, dan Profitabilitas 0.0413, mempunyai
hubungan yang signifikan α =0.05.
Hasil dari Uji F tes mnunjukan bahwa mempunayai pengaruh hubungan yang
simultan α =0.05

Kata Kunci : Simultan, Hutang dividen, beta, Volatilitas pendapatan


Pertumbuhan dan Profitabilitas.

7
KATA PENGANTAR
‫ﺒﺴﻢأﻠﻠﻪأﻠﺮﺤﻤﻦأﻠﺮﺤﻴﻢ‬
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat sehat dan iman-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada
jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan
maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan
lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi
beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara
langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga
skripsi ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda (Alm) dan Ibunda
tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, kesabaran,
keikhlasannya dan bantuan baik secara moril maupunm materil. Semoga Allah
SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmatNya pada Ayahanda (Alm)
dan Ibunda tercinta.
2. Bapak Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini, dari proses
review samapi selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah
kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan
memberikan solusi kepada penulis.
3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE. MAB. selaku dosen pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini,
hingga skripsi ini selesai.

8
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS. Selaku penguji ahli terimakasih atas
nasehat dan curahan ilmunya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya,
semoga bermanfaat bagi kami.
7. Pegawai perpustakaan Bank Indonesia (BI) Jakarta, yang telah banyak
membantu penulis dalam untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh
penulis.
8. Terima kasih kepada kakek, nenek, ncank, ncink dan adik-adik aku atas segala
bantuannya baik moril maupun materil.
9. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di
kelas manajemen A, B, C dan D. Khususnya bagi teman-teman kelas
manajemen C angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen C.
Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
10. Terima kasih khususnya kepada temanku Dida Yunta Hendrasman, Samsul
Anwar AH dan someone, terima kasih atas segala bimbingan, sharing dan
bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
karena keterbatasan ruang dan waktu. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya dan hanya iringan do’a yang dapat penulis berikan
untuk setiap kebaiakn yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Amiiin

Jakarta, 15 September 2008

Penulis

9
DAFTAR ISI

Hal Pengesahan…………………………………………………………………... i

Abstract………………………………………………………...……………….. iii

Abstrak………………………………………………………………………….. iv

Kata Pengantar…………………………………………………………...……… v

Daftar Isi ………..……………………………………………………………… vii

Daftar Tabel………………………………………………….……………..……. x

Daftar Gambar………………………………………………..…………………. xi

Daftar Lampiran……………………………………………………………...…. xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………..…………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 12

A. Kebijakan Dividen ……………………………………………………...

11

1. Pengertian Dividen ………………………………………………… 15

2. Kebijakan Dividend an Nilai Perusahaan ………………………….. 18

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen ………………………. 19

4. Macam-macam Kebijakan Dividen ……………………………….. 22

10
5. Kontroversi Kebijakan Dividen …………………………………… 23

6. rasio Keuangan …………………………………………………….. 26

B. Kebijakan Hutang …………… ...………………………...…………..... 27

1. Determinan Hutang ………………………………………………… 30

2. Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaaan …………………………. 31

C. Rasio Profitabilitas…………. ……………..…………………………… 32

D. Risiko Pasar ……………………………………………………………. 34

E. Rasio Pertumbuhan …………………………………………………….. 34

F. Volatilitas Pendapatan …………………………………………………. 36

G. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………. 37

H. Hipotesa Penelitian ……………………………………………………... 38

I. Penelitian Sebelumnya …………………………………………………. 38

J. Variabel-Variabel Penelitian ………………………………………….... 40

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 33

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………….... 42

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian …………………… 43

C. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian ……………………… 45

D. Metode Analis dan Uji Hipotesis ……………………………………… 45

1. Metode Analis……………………………………………………… 45

2. Uji Hipotesis …………..…………………………………………… 47

3. Uji Kausalitas Granger ……………………………………………. 49

4. Uji Analis Stage Least Square (SLS) ……………………………… 49

E. Operasional Variabel ………………………………………………….... 49

11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………..…. 50

A. Gambaran Umum Objek Penelitian …………………………..………. 53

1. Sejarah PT Bursa Efek Indonesia (JSX Annual Report) ………….. 53

2. Lembaga-lembaga yang terlibat di bursa Efek indpnesia ………….. 56

3. Mekanisme Perdagangan ………………………………………….. 59

B. Hasil Analis dan Pembahasan………………………………………….. 61

1. Analis Deskriftif……………………………………………………. 61

2. Uji Kausalitas Granger……………………………………..……… 62

3. Pengujian Model Stage Least Square (SLS) ……………………… 72

a. Uji Koefisien Determinasi ………………………………… 76

4. Uji Hipotesis Persamaan Dividen ………………………………… 76

a. Uji F ( Simultan ) …………………………………….......... 76

b. Uji T ( Parsial ) ……………………………………………. 76

5. Uji Hipotesis Persamaan DER ……………………………………. 77

a. Uji F ( Simultan ) …………………………………………. 77

b. Uji T (Parsial ) ……………………………………………. 77

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI……………………………….... 79

A. Kesimpulan……………………………………………………………. 79

B. Implikasi……………………………………………………………….. 82

Daftar Pustaka………. ……............................................................................... 83

Lampiran

12
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dan Total asset

2. Tabel 4.2 Jumlah Populasi dan Sample

3. Tabel 4.3 Distribusi Sampel menurut sektor Industri

4. Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriftif

5. Tabel 4.5 Tabel Uji Kausalitas Granger Hubungan dua Arah

6. Tabel 4.6 Uji Model Stage Least Square ( SLS)

13
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar2.2 Kerangka Pemikiran

14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan semakin rumitnya

situasi yang dihadapi oleh perusahaan modern masa kini, maka semakin luas

pula ruang lingkup dan peran seorang manager keuangan. Dalam Manajemen

Keuangan modern sekarang ini fungsi manager keuangan dapat dibagi

menjadi tiga tugas pokok yaitu:

Memutuskan alternatif pembiayaan Fungsi ini berkaitan dengan

pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari

berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu

kombinasi pembiayaan.

Menetapkan pengalokasian dana Fungsi yang dijalankan ini mencakup

keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan didalam menetapkan

kombinasi dari harta. yang paling baik bagi perusahaan.

Kebijakan pembagian dividen Kewajiban manager keuangan di dalam

menetapkan kebijakan pembagian dividen karena fungsi ini

akanmempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan

gambaran atas kemakmuran para pemilik.

Di dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang manager keuangan

menganalisis sampai seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan

sendiri yang akan dilakukan oleh perusahan dapat di pertanggung jawabkan.

Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam

perusahaan sesungguhnya dana pemilik perusahaan yang tidak dibagikan

15
sebagai dividen. Oleh sebab itu, atas dasar pertimbangan antara risiko dan

hasil perlu diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut dibagikan saja

sebagai dividen ataukah ditanamkan kembali dalam bentuk laba ditahan, yang

merupakan sumber dana permanen yang perlu dipertimbangkan

pemanfaatannya Di dalam perluasan dan pengembangan usaha perusahaan.

Ketiga fungsi pokok dari manager keuangan tersebut pada akhirnya

hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai dari perusahaan

bagi para pemiliknya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa nilai

perusahaan sangat ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan

komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya

dividen yang dibagikan perusahaan haruslah bertujuan memaksimalkan

kesejahteraan pemegang saham, dengan cara memaksimalkan nilai saham

perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan para pemegang

saham semata, Namur juga akan memberikan manfaat yang tebaik bagi

masyarakat dilingkungan perusahaan sebagai gambaran kemakmuran para

pemiliknya.

Untuk dapat menciptakan kesejahteraan, perusahaan dituntut mampu

memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Dan beroperasi pada tingkat

productivitas yang optimal dengan tujuan ini tugas manager keungan adalah

menciptakan kesejahteraan bagi para pemegang saham.

Disamping itu melalui laporan penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan fenomena bahwa hutang dan dividen memiliki keterkaitan.

Friend & Lang (1988), melaporkan bahwa perusahaan yang memiliki

16
volatilitas pendapatan yang lebih besar dan perusahaan yang mengalokasikan

dana penelitian dan pengembangan yang besar, menggunakan hutang yang

lebih kecil.

Selain itu, menurut Crutchley dan Hansen (1998), volatilitas pendapatan

yang lebih besar akan mengarahkan pada hutang yang lebih rendah dan juga

berkaitan dengan pembayaran dividen yang lebih besar. Sementara dalam

laporan yang sama dikemukakan bahwa perusahaan yang berukuran besar

cenderung menggunakan hutang yang lebih besar, dan juga membayarkan

dividen dalam jumlah yang lebih besar juga. Disamping beberapa temuan di

atas, terdapat juga beberapa laporan yang mengemukakan mengenai faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen maupun kebijakan hutang.

Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan. Hal ini

disebabkan dimana Dividen yang besar menyebabkan rasio laba ditahan akan

kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari sumber

eksternal, seperti emisi saham baru. Penambahan dana menyebabkan kinerja

manajer dimonitor oleh bursa dan penyedia dana baru. Pengawasan kinerja

menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham

sehingga mengurangi biaya yang berkaitan dengan emisi

saham baru (floating cost). (Crutchley dan Hansen : 1989)

Menurut Holder, Langrehr, dan Hexter (1998), ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain modal organisasional

(NOC) yang diproksikan dengan fokus perusahaan dan juga ukuran

perusahaan. Sedangkan Borton, Hill dan Sundaram (1989) memberikan

17
laporan mengenai variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang dan struktur

modal, yakni modal organisasional, pertumbuhan perusahaan, resiko, ukuran

besarnya perusahaan

dan volatilitas pendapatan. Selain itu, D’Souza dan Saxena (1999) melaporkan

variabel nilai pasar per nilai buku, risiko pasar, dan pertumbuhan perusahaan

mempengaruhi kebijakan dividen. Sementara Suhartono (2004), dalam

meneliti keterkaitan antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara

simultan, menggunakan variabel kontrol yaitu modal organisasional, risiko

pasar (beta), pertumbuhan perusahaan, volatilitas pendapatan, dan

profitablitas.

Keputusan Dividen akan berhubungan dengan penentuan pembagian

pendapatan (Earning) untuk di bayarkan kepada pemegang saham. semakin

tinggi dividen yang di bayarkan berarti semakin rendah laba yang akan

ditahan. Akibatnya akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Sehingga

harga saham kemungkinan akan semakin turun. Dan sebaliknya bila dividen

tidak di bagikan laba yang di tahan menjadi besar yang selanjutnya dapat di

pergunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Dengan demikian

perusahaan menjadi berkembang dan dampaknya akan meningkatkan harga

saham.

Perusahaan haruslah bertujuan untuk memaksimalkan kesejahtraan

pemegang saham, dengan cara memaksimalkan nilai saham prusahaan. Tujuan

ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata,

18
Namur juga akan memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat di

lingkungan prusahaan.

Untuk dapat menciptakan kesejahteraan, perusahaan di tuntut mampu

memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Dan beroperasi pada tingkat

productivitas yang optimal dengan tujuan ini tugas manager keuangan adalah

menciptakan kesejahteraan bagi para pemegang saham.

Berdasarkan pada penjelasan diatas maka peneliti mencoba mengelompokan

perusahaan yang dapat membagikan dividen tampa harus mengorbankan

pertumbuhan perusahaan antara lain:

Jumlah Daftar Perusahaan Yang membagikan Dividen dilihat dari Total Asset
Yang dimiliki Perusahaan
Total Asset
No Nama Perusahaan 2004 2005 2006
1 Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk.
1,710,352 1,709,355 1,530,173
2 Holcim Indonesia Tbk.
7,520,403 7,324,210 7,065,846
3 Semen Gresik Tbk.
6,640,561 7,296,964 7,496,419
4 Asahimas Flat Glass Tbk.
1,564,031 1,565,679 1,629,669
5 Mulia Indrustrindo Tbk.
4,411,869 4,115,990 3,780,131
6 Unggul Indah Cahaya Tbk
2,724,338 2,698,410 2,747,039
7 Argha Karya Prima ind, Tbk
1,425,757 1,463,009 1,460,273
8 Trias sentosa Tbk.
1,911,757 2,104,464 2,020,478
9 Charoen pokphand indonesia Tbk
2,611,404 2,620,029 2,902,419
10 JAPFA Comfeed indonesia Tbk.
3,012,536 3,338,840 3,622,463
11 Sieredproduce Tbk.
1,254,009 1,157,773 1,113,796
12 Barito Pacific Timber Tbk.
3,348,386 2,290,291 1,739,140
13 Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
1,163,351 1,230,305 1,520,602
14 Fajar Suryawisesa Tbk.
2,628,415 2,881,808 3,421,892
15 Indah Kiat Pup & Paper Corp Tbk.
50,295,008 51,617,367 47,646,020

19
16 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk.
2,225,462 2,121,633 2,202,306
17 Suparma Tbk
1,085,461 1,320,219 1,381,434
18 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
19,794,288 20,709,412 19,102,295
19 Dynaplast Industries Tbk.
998,118 1,073,712 1,123,946
20 Astra Int’l Tbk.
39,145,053 46,985,862 57,929,290
21 Astra Otoparts Tbk.
2,436,481 3,028,465 3,028,160
22 Branta Mulia Tbk.
1,710,352 1,709,355 1,530,173
23 Gajah Tunggal Tbk
6,341,117 7,479,373 7,276,025
24 Indomobil Sukses Internasional Tbk
3,422,524 4,275,871 4,418,692
25 Polychemen indonesia Tbk.
4,549,288 4,431,915 3,987,067
26 Argo pantes Tbk.
1,759,150 1,954,646 1,960,252
27 Polysindo Eka Prakarsa Tbk.
6,555,484 6,093,780 5,848,629
28 Tifico Tbk.
2,547,453 2,670,399 2,523,042
29 Davomas Abadi Tbk.
1,577,951 1,746,895 2,707,801
30 Indofood sukses Makmur Tbk.
15,669,008 14,786,084 16,112,493
31 Mayora Indah Tbk.
1,280,645 1,459,969 1,553,377
32 Alumindo Light Metal Inds Tbk
931,927 805,745 1,249,710
33 SMART Tbk.
3,972,684 4,597,227 5,311,931
34 Tunas Baru Lampung Tbk.
1,352,092 1,451,439 2,049,163
35 Ultra Jaya Milk Tbk.
1,300,240 1,254,444 1,249,080
36 Gudang Garam Tbk.
20,591,389 22,128,851 21,733,034
37 HM. Sampoerna Tbk.
11,563,295 11,934,600 12,659,804
38 Bentoel International Investama Tbk.
1,956,823 1,842,317 2,347,942
39 Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,173,438 1,177,603 1,261,225
40 Kalbe Farma Tbk.
3,016,864 4,728,369 4,624,619
41 Tempo Scan Pacific Tbk. (Ps)
2,141,419 2,345,760 2,479,251
42 Unilever indonesia Tbk
3,663,709 3,842,351 4,626,000
Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)

20
Dari Data di atas dapat kita ketahui bahwa tidak semua perusahaan dapat

membagikan dividen.

Brigham dan Gapenski (1999) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam

kebijakan dividen pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang

berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadanagn

akan terabaikan . sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka

kepentingan pemegang saham akan uang kas juga terabaikan. Untuk menjaga

kedua kepentingan , manager keuangan harus menempuh kebijakan dividen

yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio

pembayaran dividen yang ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan

untuk menginvestasikan dana serta sebagai freferensi yang di miliki oleh para

investor mengenai Dividen dari pada Capital Again (Husnan , 1998).

Kebijakan Dividen tersebut juga dipandang untuk menciptakan keseimbangan

diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga

memaksimumkan harga Saham.

Pertumbuhan perusahaan terus-menerus adalah di perlukan agar dapat

hidup dan memberi kemakmuran yang lebih tinggi kepada pemilik saham.

Untuk tumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk

mendanai perluasan investasinya.dana tersebut dapat di peroleh dari berbagai

sumber. Baik sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal

dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber dana eksternal dapat berupa

pinjaman dari perusahaan lainnya. Menjual obligasi atau menjual saham baru.

Apabila perusahaan mengandalkan pendanaan investasi dengan menggunakan

21
laba ditahan maka dividen yang dibagikan akan berkurang. Sebaliknya apabila

perusahaan menggunakan sumber dana eksternal maka ada kecendrungan

membagikan dividen yang lebih besar.

Bagi para pemegang saham yang tidak menyukai risiko akan

mensyaratkan bahwa semakin tinggi risiko statu perusahaan semakin tinggi

keuntungan yang diharapkan sebagai imbalan. Dividen saat ini mempunyai

nilai yang lebih tinggi dari pad capital again yang akan diterima dimasa

mendatang. Dengan demikian pemegang saham yang takut risiko akan lebih

menyukai menerima dividen dari pada Capital Again.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain

yang di kemukakan oleh bambang Riyanto (1995) bahwa kebijakan dividen

ini di pengaruhi oleh posisi Liquiditas, Kebutuhan dana untuk membayar

hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan dan pengawasan terhadap

perusahaan.

Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti (1994), menyebutkan Operating Cash

Flor tingkat laba, kesempatan investasi, biaya transaksi, dan pajak perorangan.

Beberapa Factor tersebut bisa menyebabkan pembayaran dividen yang lebih

tinggi dan beberapa Factor berpengaruh sebaliknya. Oleh karena itu penelitian

terhadap factor-faktor yang mempengaruhi dividen layout ratio pada

perusahaan, apakah factor tersebut tetap konsisten atau tetap berpengaruh.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini berjudul ”ANALISIS

KETERKAITAN SECARA SIMULTAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN

DAN KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE TAHUN 2004-2006”

22
B. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan latar

belakang di atas maka penelitian ini akan membahas beberapa permasalahan

yaitu:

1. Bagaimana pengaruh risiko pasar, volatilitas pendapatan, hutang dan

pertumbuhan terhadap kebijakan dividen?

2. Bagaimana pengaruh volatilitas pendapatan, Pertumbuhan, dividen

dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang?

3. Apakah terdapat hubungan interdependensi (keterkaitan simultan)

antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini dimaksudkan untuk :

1) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh risiko pasar

terhadap kebijakan dividen.

2) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh volatilitas

pendapatan terhadap kebijakan dividen.

3) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh pertumbuhan

terhadap kebijakan dividen.

4) Memberikan temuan empiris mengenai volatilitas pendapatan

terhadap kebijakan hutang.

5) Memberikan temuan empiris mengenai pertumbuhan terhadap

kebijakan hutang.

23
6) Memberiakan temuan empiris mengenai tingkat profitabilitas

terhadap kebijakan hutang.

7) Memberikan temuan empiris mengenai terdapat atau tidak

hubungan interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan

hutang secara simultan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai bahan pengembangan diri dan menambah pengetahuan

bagi penulis akan pengetahuan tentang beberapa faktor yang terjadi

dalam dunia usaha secara Riil dengan gambaran teori yang ada. Serta

dapat memperluas dan mempertajam wawasan penulis.

b. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan dan pedoman dalam pengembangan agar

dapat di peroleh hasil penelitian yang akurat dengan harapan dapat di

gunakan sebagai referensi bagi angkatan berikutnya/dapat

dipergunakan dalam menghadapi permasalahan serupa.

c. Bagi Investor

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat terlihat seberapa kuat atau

seberapa lemah Variabel kebijakan dividen dan kebijakan hutang bagi

para investor.

d. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya

menentukan strategi.

24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan

apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang

saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Rasio

keuangan yang dapat digunakan untuk menilai besarnya dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak (EAT)

adalah Rasio Pembayaran Dividen (DPR), yaitu rasio yang menunjukkan

perbandingan antara Dividen Per lembar Saham (DPS) dengan Laba Per

lembar Saham (LPS)

Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana permanen yang berasal dari

dalam perusahaan yang dimanfaatkan untuk perluasan dan pengembangan

usaha perusahaan di masa yang akan datang, tetapi dividen merupakan arus

kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Dalam pengambilan keputusan

tentang pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan

pertumbuhan perusahaan.

Menurut trading-glossary. Com (2006:1) menulis bahwa “dividen growth

model is an approach that assumes dividen grow at a costant rate in perpetuity.

The value of the stock equals next year’s dividends divided by the difference

between the required rate of return and the assumed costant growth rate in

dividends”

25
(model tingkat pertumbuhan dividen adalah suatu pendekatan yang

mengasumsikan pertumbuhan dividan berada pada rasio konstan secara

perpetuitas nilai dari saham itu sama dengan dividen tahun depan yang dibagi

dengan perbedaan antara required rate of return dan rasio pertumbuhan

dividen konstan.).

Pertumbuhan Dividen = ROE X RR

Return yang diharapkan oleh investor tergantung pada seberapa besar

risiko yang diambil. Karena terdapat kaitan yang sangat erat antara return

dengan risikonya, maka penulis akan membahas terlebih dahulu pengertian

risiko itu sendiri. Risiko menurut Brown, K.C. ( 1997:11) dalam bukunya

menyatakan bahwa risiko adalah ketidakpastian suatu investasi akan

memperoleh return yang di harapkan.

Menurut pudjiastuti (2004:102) klafikasi dari risiko yaitu:

1. Risiko sistimatis adalah risiko yang selalu ada dan risiko yang tidak dapat

didiversifikasikan (undiversifiable), di sebut juga Risiko pasar yang

berkaitan dengan perekonomian secara Makro. Misalnya purchasing

Power risk, political Risk, Foreig Risk, dan risiko lainnya.

2. Risiko tidak sistimatis adalah risiko yang dapat didiversifikasi

(Unsystimatic Risk) risiko ini di sebut juga risiko Khusus yang terdapat

pada masing-masing perusahaan seperti risiko kebangkrutan, risiko

manajemen dan risiko industri khusus perusahaan.

Brigham dan Gapenski (1999) Menyatakan bahwa Sitiap Perubahan

dalam Kebijakan Pembayaran Dividen akan memiliki dua Dampak yang

26
berlawanan. Apabila dividen akan di bayarkan semua maka kepentingan

cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan di tahansemua, maka

kepentingan pemegang saham akan uang kas jaga terabaikan. Untuk menjaga

kedua kepentingan, manajemen keuangan harus menempuh kebijakan Dividen

yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio

pembayaran dividen yang di tetapkan dengan memperhatikan kesempatan

untuk menginvestasikan dana serta sebagai preferensi yang dimiliki para

investor mengenai dividen dari pada Capital again (husnan,1988)kebijakan

dividen tersebut juga di pandang untuk nmenciptakan keseimbangan diantara

dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatangsihingga memaksimalkan

harga saham.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain

yang di kemukakan oleh bambang riyanto (1995) bahwa kebijakan dividen itu

di pengaruhi oleh posisi likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang,

tingkat pertumbuhan perusahaan dan pengawasan terhadap perusahaan.

Perusahaan akan selalu dihadapkan pada alternative keputusan yang harus

di buat ketika perusahaan dalam keadaan laba. Keputusan tentang apakah laba

yang di peroleh akan dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya

dalam bentuk ddividen ataukah akan ditahan sebagai laba ditahan yang dapat

di gunakan untuk pembiayaan investasi perusahaan dimasa datang. Keputusan

yang akan di buat oleh perusahaan ini merupakan kebijakan penting suatu

perusahaan. Kebijakan dividen melibatkan dua pihak yaitu antara pemegang

saham dan perusahaan, sehingga sering melibatkan perbedaan kepentingan.

27
(Conflict Of interest). Jika laba dibagikan dalam bentuk dividen maka ini akan

merupakan berita baik bagi pemegang saham namun bagi perusahaan akan

menguragi laba yang ditahan, sehingga mengurangi sumber dana internal

perusahaaan. Berarti dapat mengahambat pertumbuhan perusahaan, sedangkan

jika laba tidak di bagikan pada pemegang saham maka ini merupakan berita

buruk bagi pemegang saham namun bagi perusahaan akan meningkatkan

jumjlah laba ditahan, berarti meningkatkan kemampuan pembentukan dana

intern dan dapat mendorong pertumbuhan perusahaan.

Menurut Riyanto (1995:269) ada 4 (empat) macam kebijakan dividen

yaitu: (1) kebijakan dividen stabil, (2) kebijakan dividen dengan penetapan

jumlah dividen minimal plus jumlah tertentu, (3) kebijakan dividen dengan

penetapan dividen payout ratio yang konstan, dan (4) kebijakan dividen yang

Fleksibel. Kebijakan yang pertama adalah kebijakan dividen stabil, merupakan

pola pembayaran dividen perlembar saham yang di bayarkan dalam rupiah

relative tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatn perlembar

saham setiap tahunnya apabila kondisi perusahaan membaik maka perusahaan

akan membagikan dividen ekstra diatas jumlah nominal tersebut, dan

sebaliknya apabila kondisi keuangan perusahaan memburuk maka yang akan

dibayarkan hanyalah jumlah dividen minimal saja. Kebijakan yang ketiga

adalah kebijakan dividen payout ratio hutang konstan, maka jumlah dividen

perlembar saham yang dibayarkan setiap tahun akan berfluktuasi seiring

dengan perkembangan laba perusahaan. Kebijakan yang keempat adalah

kebijakan dividen yang Fleksibel, merupakan kebijakan dividen yang besar

28
pembayarannya di sesuaikan dengan posisi Finansial dan kebijaksanaan

Finansial Perusahaan tersebut.

1. Pengertian Dividen

Dividen Menurut Weston dan Copeland adalah tranfer bagian dari

keuntungan yang berbentu perseroan terbatas yang di berikan kepada para

pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan di tentukan dalm rapat

umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalan suatu jumlah atau

persentase tertentu atas nilai pasarnya. (Bsoewartoyo, 1992).

Dividen menurut haryono yusuf adalah distribusi pendapatan bersih

yang di peroleh perusahaan kepada pemegang saham dengan

mempertimbangkan persentase laba ditahan (Retained Earnings) yang

maksimal atau positif.

Sedangkan dividen menurut bambang mulyadi adalah keuntungan

yang di peroleh pemegang saham yang berasal dari investasi dalam suatu

periode.

Dalam perseroan terbatas (PT) pembagian keuntunga kepada pemilik

dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba

ditahan (Retained Earnings) positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalandi

peroleh laba ditahan. Suatu perseroan terbatas tidak boleh membagikan

dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif.

Selain saldo ditahan, dapat tidaknya suatu dividen dibagikan juga

tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan otomatis berarti

tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap

29
sebagai laba yang ditanankan kemabali dalam perusahaan, maka bentuk

pesediaan barang dagang, aktiva tetap dan aktiva bukan kas lain. Dengan

demikian ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil

walaupun saldo ditahannya besar.

Kebijakan dividen (dividend Policy) adalah suatu keputusan untuk

menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan di

bagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan

kembali didalam perusahaan.

Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) adalah pretasi

dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk

pemegang saham Jogiyanto, 2000:252).

Oleh Weston dan Copeland (1992:119)Pembayaran dividen di

definisikan sebagai berikut:

”Pembayaran dividen mencakup pembagian laba antara pembayaran

kepada pemegang saham dan investosi kembali. Kedalam perusahaan laba

ditahan (Retained Earnings) memperoleh salah satu sumber dana paling

penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen

memperoleh arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham”

30
Berdasarkan dengan pengakuan dan pembayaran dividen ada tiga

tanggal penting dalam laporan dividen formal (AL Haryono Yusuf: 75)

Yaitu:

a. Tanggal pengumuman (AnnuonCement Date)

Tanggal Pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara

Formal mengumumkan dibagikannya dividen pada saat manajemen

perusahan mengumumnkan kepada para pemegang saham bahwa

dividen akan di bagikan, suatu hutang dividen harus dia akui dan laba

ditahan akan berkurang, dengan demikian kewajiban membayar

dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembayaran dividen.

b. Tanggal Pencatatan (Record Date)

Tanggal Pencatatan adalah tanggal dimana pemilihan saham di

tentukan, sehingga dapat di ketahui kepada siapa di bagikan pemegang

saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang

saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran.

c. Tanggal Pembayaran ( Payment Date)

Tanggal ini dividen dibayarakan kepada pemegang saham setelah

dividen dibayarkan kas di debet dan piutang di eleminasi dan

pembayaran dividen akan di kenakan pemotongan pajak penghasilan.

Dari ketiga tanggal yang berkaitan dengan pembayarana dividen

tersebut yang paling penting adalah tangal pengumuman dividen

(Announcement Date) karena para pemegang saham di hadapkan pada

pilihan untuk menjual kepemilikan sahamnya atau menahannya

31
pengambilan keputusan tersebut di pengaruhi oleh besar kecilnya jumlah

dividen jika jumlah dividen yang akan di terima kecil di bandingkan

dengan Capital Again maka kemungkinan besar pemegang saham lebih

memilih untuk menjual kembali.

Pengumuman dividen di lakukan dengan berbagai cara antara lain: Melalui

surat kabar, di papan bursa pada Bursa Efek Jakarta, internet dan lain-lain.

Pemberitahuan melelui surat kabar merupakan bagian dari publikasi hasil

rapat umum pemegang saham (RUPS) di dalmnya di cantumkan kode

saham, besarnya dividen tanggal Cum dividen di pasar reguler dan pasar

negosiasi tanggal Ex dividen. Tanggal pembayaran dividen dan tata cara

pembayaran dividen tunai (biasanya Melalui cek).

Sedangkan melalui papan bursa di Bursa Efek Jakarta Perusahaan

melaporkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum

pemegang saham Luar biasa (RUPSLB) selanjutnya oleh Kadiv.

Perdagangan Emiten di setujui pembayaran dividen tersebut di umumkan

di papan Bursa Di Bursa Efek Jakarta.

2. Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan

Ada tiga kelompok yaitu MM berpendapat bahwa kebijakan

dividen tidak relevan yang berarti tidak ada kebijakan dividen yang

optimal karena dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kelompok

kedua adalah pendapat Gordon-Lintner yaitu dividen lebih kecil risikonya

daripada capital gain, sehingga dividen setelah pajak dan menawarkan

dividen yield yang lebih tinggi akan meminimumkan biaya modal.

32
Kelompok ketiga adalah bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak

daripada capital gain, maka maka investor akan meminta tingkat

keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividend yield yang

tinggi. Kelompok ini menyarankan bahwa dengan dividend payout ratio

(DPR )yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga

pendapat nampak bertentangan, namun coba kita mempertimbangkan

kandungan informasi., maka dapat dikatakan bahwa pembayaran dividen

sering diikuti oleh kenaikan harga saham. Kenaikan pembayaran dividen

dilihat sebagai signal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik.

Sebaliknya penurunan pembayaran dividen akan dilihat sebagai prospek

perusahaan yang buruk. Dengan demikian hipotesis yang dapat dibangun

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen

Pembagian dividen akan mengurangi laba di tahan dari perusahaan,

yang berarti menurunya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan

sumberdana intern dalam mendanai rencana investasi, kebijakan divioden

merupakan keputusan yang paling penting dan haru di pertimbangkan

dengan hati-hati sehingga keputusan pembagian dividen tersebut tidak

akan mengecewakan pemegang saham maupun tidak mengahambat

perusahaan yang tumbuh, kebijakan dividen akan di putuskan dalam rapat

umum pemegang saham Menurut Riyanto (1995)

33
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:

a. Posisi Likuiditas

Apabila posisi Likuiditas perusahaan semakin kuat berarti semakin

besar kemampuannya untuk membayar dividen, karena pembagian

dividen merupakan aliran kas keluar (Cash Out Flow)

b. Kebutuhan dana untuk pembayaran hutang

Semakin besar hutang uyang harus dibayar oleh perusahaan,

semakin besar yang di butuhkan untuk membayar hutang maka

semakin kecil dana yang tersedia untuk membayar dividen.

c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Tingkat pertumbuhan perusahaan semakin meningkat maka

kebutuhan dana akan meningkat, dalam hal ini seperti perusahaan

cenderung kan menahan laba untuk mebiayai pertumbuhan perusahaan

tersebut.

d. Pengawasan terhadap perusahaan

Variabel ini di pertimbangkan oleh perusahaan pada umumnya

untuk membiayai dan ekspansi dan juga dapat mempertahankan

kontrol pemegang saham.

Sartono (2001:293) menyebutkan lima faktor yang

memepertimbangkan dalam menentukan dividen Payout Ratio yaitu:

(1) Kebutuhan dan Perusahaan dengan anggapan kebijakan dividen

akan di tempuh dengan mempertimbangkan kelebihan dana dimasa

datang, (2) Likuiditas, merupakan pertimbangan utama dalam

34
kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas

keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas secara

keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen. (3) kemampuan meminjam, kemampuan yang

lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen, (4)

Keadaan pemegang saham, jika hampir semua pemegang saham

berada dalam golongan Hight Taxs dan lebih suka memperoleh Capital

Again, maka perusahaan dapat mempertahankan dividen Payout Ratio

yang lebih rendah, dan (5) Stabilitas Dividen bagi para investor Faktor

Stabilitas dividen akan lebih menarik dari pada dividen Payout ratio

yang tinggi.

Weston (1986) Menyatakan faktor-faktor yang mempertimbangkan

dealm kebijakn dividen antara lain: peraturan-peraturan yang berlaku,

posisi likuiditas, kebutuhan untuk membayar kembali hutang,

pembatas-pembatas dalam perjajian hutang, tingkat Ekspansi aktiva,

Stabilitas pendapatan akses terhadap pasar modal, Pengendalian, Posisi

pajak Pemegang saham, Pajak tambahan atas Akumulasi pendapatan

yang tidak wajar dala Efendri (1993).

35
4. Macam-macam kebijakan dividen

Dividen yang di berikan kepada pemegang saham menurut

bamabang suripto dapat di kelompokan menjadi beberapa kelompok:

a. Dividen Tunai (Cash Diviend)

Dividen tunai merupakan jenis dividen paling umum yang paling

sering di bagikan oleh perusahaan untuk menguimumkan dividen harus

di pertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang di tentukan oleh

posisi keuangan, dan saldo uang tuani perusahaan dividen tunai dapatb

di bayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas lain atau

dengan saham.

b. Dividen harta ( Property Diviend)

Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukupatau

mempunayi kas cukup tapi untuk tujuan lain. Perusahaan dapat

membagikan dividen dengan pembayaran aktiva selain kas. Seperti

rumah, kendaraan, tanah dan lain-lain. Sesuai dengan jumlah nominal

dividen yang telah di tentukan.

c. Dividen Saham (Stock Dividend)

Divien juga dapat di bayarkan dengan kas perusahaan mebagikan

tambahan saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang sahamnya.

Tampa melakukan setoran apapun dividen ini memungkinkan

perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang di hasilkan

dari laba bersih dan di alin pihak menawarkan tambahan saham

36
pemilikan kepada pemegang saham yang di keluarkan untuk dividen di

mulai dengan harga pasar pada saat dividen di umumkan.

d. Dividen Script (Script Dividend)

Jika perusahaan kekurangan kas tetapi tetap menginginkan

pembagian dividen, perusahaan dapat menerbitkan dividen Script.

Yaitu pembagian dividen dalam bentuk tertulis untuk membayar secara

tunai di masa yangakan datang janji itu merupakan salah satu bentuk

hutang wesel dividen script itu dapat berhubungan dan dapat di jual

belikan atar pemegang saham Script.

e. Dividen Likuiditi (Likuidity Dividend)

Dividen yang tidak di dasrkan pada laba di tahan dividen

menunjukan pembagian atas investasi (Reurn on Invesment) dan bukan

merupakan distribusi dividen ini didasarkan pada modal yang timbul

dari donasi pihak luar atau pemegang saham. Namun pada umumnya

dividen ini di perlakukan sebagai pengurang agio saham dan bukan

laba di tahan (Retained Earnings).

5. Kontroversi Kebijakan Dividen

Ada tiga argumentasi kebijakan dividen yang berkaitan dengan

nilai perusahaan yang sampai sekarang masih di perdebatkan, karena

dividen masih merupakan hal yang membingingkan (Dividend Puzzle),

argumentasi tersebut di kemukakan oleh Mller dan Modigliani, Lintner

dan Gordon, serta Linzenberger dan ramaswamy (Hartono, 2000), dapat di

jelaskan sebagai berikut:

37
a. Dividen tidak Relevan

Modigliani dan Miller (1961) dalam teorinya menyatakan bahwa

pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran

pemegang saham. Dan lebih lanjut Modigliani dan Miller berpendapat

bahwa Niolai perusahaan oleh Earning Power dari asset perusahaan

demikian nilai deari suatu perusahaan di tentukan oleh keputusan

investasi (Sartono: 282) jika perusahaan memperoleh laba maka

keputusan apapun yang di ambil oleh perusahaan membagikan dalm

bentuk dividen atau tidak membagikan tidak akan benpengaruh pada

nilai perusahaan.

b. Dividen dapat meningkatkan kesejahtraan pemegang saham

Gordon (1959) dan Lintner (1956) mengemukakan argumentasinya

bahwa semakin tinggi dividen payout ratio, maka semakin tinggi nilai

perusahaan. Investor lebih senag dan merasa aman menerima dividen

dimasa sekang di bandingkan menunggui Capital Again dari laba

ditahan atau kemungkinan Capital Again yang sudah pasti. Pandangan

Gordon-Lintner oleh Modigliani-Miller di beri nama The bird in the

hand Fallacy, yang kemudia dikenal dengan bird in the hand Theory,

berarti investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari

pada seribu burung di udara, dalam Sartono (2001:285).

c. Dividen Menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham

Pandangan ini di kenal dengan Tek Diferential Theory, teori ni di

kemukakan oleh Litzenjberger dan ramaswwamy (1979),

38
mengemukakan semakin tiggi dividen payout ratio suatu perusahaan,

maka nilai perusahaan tersebut semakin rendah hal ini didasarkan pada

pemikiran jika Capital Agin di kenakan pajak lebih rendah dari pada

pajak atas dividen (Hambali,2001) pandangan ini menjelaskan jika

pajak yang di kenakan terhadap Capital Agin lebih rendah dari pajak

atas dividen, maka saham-saham dari perusahaan dengan pertumbuhan

tinggina akan lebih menarik bagi investor, karena laba yang di peroleh

oleh perusahaan tidak akan di bagikan tetapi akan di tahan untuk

mendanai pertumbuhuna perusahaan.

Ketiga pandangan dalam teori kebijakan dividen tersebut ternayta

saling bertentangan atau terjadi kontroversia. Pandangan Modigliani-

Miller bahwa tidak ada kebijakan dividen yang optimal karena

kebijakan apapun yang di ambil tidak akan mempengaruhi nilai

perusahan, Giordon dan litner menayarankan perusahan untuk

membagikan dividen yang rendah atau tidak membagikan dengan

tujuan mengurangi biaya modal dan menaikan nilai perusahaan.

Pandangan dari Gordon Litner dapat di katakan di dukung oleh binartzi

et al (1997) menyatakan reaksi pasr trhadap berita buruk lebih kuat di

bandingkan reaksi pasar terhadap berita baik. Apabila perusahaan

mengurangi pembagian dividennya, berati berita buruk dan merupakan

sinyal bahwa perusahan dalam kesulitan finansial dan sebaliknya jika

pembagian dividen memberikan sinyal kepada pasar bahwa peerusahan

39
mempunyai prospek sehingga beberapa perusahaan mempertahankan

kebijakan tetap membagikan dividen walaupun labanya menurun.

6. Rasio Keuangan

Calon Investor yang ingin menilai kinerja suatu perusahaan salah

satu cara yang dapat di lakukan dengan menaganalisis dari rasio-rasio

keuangan emiten, sehingga dapat mendapat saham sesuai harapan. Rasio

memilki beberapa keunggulan yaitu merupakan pengganti yang lebih

sederhana dari imformasi yang di sajikan dari laporan yang sangat rinci

dan rumit. Dan lebih mudah mempertimbangkan dengan pengusaha lain

atau melihat perusahaan secara periodik Harahap (1999:298). Analisis

keuangan dari suatu perusahaan mempunyai manfaat untuk memprediksi

seperti penelitian-penelitian klasik yang di lakukan oleh beberapa peneliti

yaitu beaver (1966) dan Altman (1968).

Rasio yang umum di kenal dengan analisis rasio adalah rasio

likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas. Tetapi sebenarnya masih banyak

jenis rasio di gunakan untuk menganalisis kinerja dari suatu perusahaan

Harahap (1999:321) menyebutkan delapan jenis rasio yang sering di

gunkan adalah:

a. Rasio Likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Solvabilitas, menggambarkan kemepuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka panjangnya.

40
c. Rasio Rentabilitas, rasio ini di sbut juga rasio Profitabilitas,

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dari

semua kemampuan dan sumber daya yang ada di perusahaan.

d. Rasio Leverage, rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang

terhadap modal maupun asset.

e. Rasio Aktiva , rasio ini menggambarkan aktivitas yang di lakukan

perusahaan dalam menjalankan operasinya baik kegiatan penjualan,

pembelian dan kegiatan lainnya.

f. Rasio Growth, (Pertumbuhan) adalah mennggambarkan prestasi

pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

g. Rasio penelitian pasar (Market Based Rasio) merupakan rasio yang

lazim dan Khusus di gunakan di pasa modal yang menggambarkan

situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal, dan

h. Rasio Produktivitas, rasio yang menunjakan tingkat produktivitas dsari

unit atau kegiatan yang ingin di nilai.

B. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang (Debt Policy) terdiri dari manajerial Ownership,, Risk,

Dividend, Intutitional, ROA, dan Growth. Manurut Friend Lang (1998)

kepemilikan manjerial memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat) terbalik

atau subtitusi dengan hutang, pad kepemilikan manajerial tinggi menurunkan

penggunaan hutang karewna pengguanaan hutang tinggi menyebabkan biaya

kebangkrutan dan Finacial Distrees. Seterusnya Friend dan Hasbrouck (1987)

41
menambahkan bahwa pihak internal yang menjadi pemegang saham mayoritas

sedikit teridentifikasi dan menginginkan insentif dalam jumlah besar untuk

mengurangi risiko finansial, selain itu di jelaskan bahwa perusahaan dengan

kepemilikan manajerial tinggi seharusnya memiliki Equity Agency Cost

rendah, tetapi memiliki Cost Agency tinggi. Hal ini di sebabkan insentif yang

di berikan kepada manajer di sejajarkan dengan kreditur. Kepemilikan

manajerial tinggi meningkatkan peningkatan biaya keagenan hutang sehingga

manajer mengurangi penggunaan hutang dalam menentukan kualitas hutang

manajer mempertimbangkan kemungkinan anyaman lavarage buyout

(LBO”S) karena penggunaan hutang kecil atau nol, bigham gapenski dan

Daves: (1999).

Dalam posisi lain Kim dan Sorenson (1986) menatakan hubungan positif

antara kpemilikan manajerial dalam hutang, hubungan ini di pelajari dari

Demand dan Supply hypotesis. Dalam demand hypotesis di jelaskan bahwa

perusahaan yang di kuasai oleh insider atau perusahaan penutup menggunakn

hutang dalam jumlah besr untuk mendanai perusahaan. Dengan kepemilikan

besar pihak insider mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahan.

Dalam Supply hipotesis di jelaskan bahw perusahaan yang di kontrol oleh

insider memiliki Agency Cost kecil sehingga meningkatkan penggunaan

hutang. Berdasarkan hipotesis ini di simpulkan bahwa perusahaan tertutup

memiliki debt Agency Cost rendah sehingga cenderung menggunakan hutang

dalam jumlah besar.

42
Menurut ravit (1988) risiko memilki hubungan negatif terhadp hutang

pada saat risiko tinggi perusahaan menguragi kuantitas pengguanaan hutang

dari berbagi tingkat bunga. Penggunaan pengurangan hutang di lakukan untuk

mengindari Finasial distress. Tindakan mengurangi pengguanaan hutang dapat

memperkecil risiko kebangkrutan dan pad akhirnya mengurangi konflik.

Dividen memiliki hubungan negativ dengan kebijkan hutang (Jensen, Solberg

dan Zorn) :1992) perusahaan menurunkan pembayaran dividen karena

sebagian keuntungan di gunakan untuk membayar hutang. Pengurangan

proporsi keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen dapat mengurangi

konflik anatar Stokholder dan Bondholder. Hubungan kausal negativ antara

dividen dan hutang menunjukan tersaji subtitusi kepada kedua kebijakan

pengunaan hutang tinggi di ikuti dengan pembayaran dividen rendah atau

sebaliknya (Jensen, 1986).

Menurut Myar dan majluf (1984) terdap hubungan negatif antara

profitabilitas (ROA) dengan hutang berkitan denga hipotesis pecking older.

Dengan profitabilitas tinggi perusahan mengurangi hutang dan mengutamakan

penggunaan dana internal sebagai dana invesrasi, sebaliknya menurut de

Angelo dan masulis (1980) dengan penggunaan hutang perusahaan menerima

penghematan pajak (tax Saving) yang tinggi sehinga mengatasi kemungkinan

kebangkrutan dan finacial istress.

Menurut Moh”d perry dan Rimbey (1998), Bathala, moon dan rao (1995)

terdapat hubungan negatif antara variabel growth dengan kebijakan hutang

pada tingkat pertumbuhan rendah berarti mengalami penurunan penjualan

43
sehingga menghasilkan profit rendah, pada kondisi ini perusahaan

meningkatkan penggunaan hutang untuk membiayai perusahaan.

1. Determinan Hutang

Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang

digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam

pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus

mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa

bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan

dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang

saham biasa. Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat

ditunjukkan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap

ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang

terhadap jumlah modal sendiri.

DER merupakan salah satu rasio yang sangat penting, karena berkaitan

dengan masalah kesepakatan modal (trading on equity), yang dapat

memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal

sendiri.

Brigham dan Gapenski (1999) Menyatakan bahwa Sitiap

Perubahan dalam Kebijakan Pembayaran Dividen akan memiliki dua

Dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan di bayarkan semua maka

kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan di

tahansemua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas jaga

44
terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan, manajemen keuangan

harus menempuh kebijakan Dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen

yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang di tetapkan

dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta

sebagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada

Capital again (husnan,1988) kebijakan dividen tersebut juga di pandang

untuk nmenciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan

pertumbuhan di masa mendatangsihingga memaksimalkan harga saham.

2. Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan

Sedangkan MM berpendapat bahwa semakin besar penggunaan

hutang akan semakin pula risiko dan berarti biaya modal sendiri

bertambah. Dengan demikian penggunaan hutang tidak akan

meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang yang

lebih murah di ditutup dengan naik Nya modal sendiri. Pendapat ini

kemudian di introdusir oleh MM pada tahun 1963, yaitu bila ad pajak

penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai

perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi

pembayaran pajak (Tax deductable expense).

Peningkatan penggunaan debt Financing akan mempengaruhi

pemindahan Equity Capital. Jensen (1986) menyatakan bahwa dengan

adanya hutang dapat di gunakan untuk mengendalikan penggunaan Free

Cash Flow secara berlebihan oleh manajemen dengan demikian

menghindari investasi yang sia-sia. Penggunaan hutang akan

45
meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan

dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham

(Masulis, 1988). Namun demikian peningkatan risiko kebangkrutan bila

tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati.

C. Rasio Profitabilitas

Variable ini menggambarkan pendapatan untuk membiayai investasi.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers

(1984) menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking order di dalam

menahan laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan

hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan negatif

antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Moh’d et al (1998), Myers

(1984) dan Jensen et al (1992) menemukan bahwa firm profitability

mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.

Menurut Weston dan Copeland (1996), rasio profitabilitas memberikan

jawaban akhir tentang efektifitas manajemen dari perusahaan. Rasio pada

rasio profitabilitas mengukur tingkat efektifitas dari manajemen perusahaan

melalui hasil yang dicapai perusahaan dalam penjualan dan investasi

perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari 3 rasio, yaitu marjin laba terhadap

penjualan, marjin laba atas aset dan pengembalian modal.

1. Marjin laba terhadap penjualan Rasio ini menunjukkan hasil yang

diperoleh dari tiap-tiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

46
2. Marjin laba atas aset. Rasio ini menggambarkan efektifitas dari dana yang

digunakan oleh perusahaan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Rasio

hasil atas investasi. Menurut Weston dan Copeland, marjin laba atas aset

harus dicari dengan menggunakan rumus:

3. Pengembalian modal. Rasio ini sering disebut dengan rentabilitas modal

sendiri. Ada 3 faktor yang akan mempengaruhi pengembalian modal yaitu

marjin laba dari perusahaan, perputaran total aktiva dan leverage aktiva.

Pengembalian modal dapat dihitung menggunakan rumus:

Menurut Allen (1993) dan Suhartono (2004), dalam meneliti pengaruh

profitabilitas terhadap rasio hutang, pengukuran profitabilitas suatu

perusahaan dapat dilakukan menggunakan hasil atas investasi. Di sisi lain,

sebuah perusahan yang tidak besar dan yang sahamnya dimiliki oleh banyak

orang, tetapi yakin akan prospek perusahaannya dan memiliki profitabilitas

yang baik, maka mereka lebih memilih untuk menggunakan hutang. Hal ini

dikarenakan penerbitan saham baru dapat mengurangi pengendalian

perusahaan (Weston dan Copeland,1996). Selain itu menurut penelitian

DeAngelo dan Masulis (1980), terdapat pengaruh positif yang signifikan

antara profitabilitas terhadap hutang.

47
D. Risiko Pasar

Nilai beta dari suatu perusahaan dipergunakan sebagai indikator untuk

mengetahui risiko yang berkaitan dengan hubungan antara tingkat keuntungan

suatu saham dalam pasar. Risiko ini berasal dari faktor fundamental

perusahaan dan faktor karakteristik pasar terhadap saham perusahaan tersebut,

dan risiko ini tidak dapat dihilangkan sehingga disebut juga dengan risiko

sistematis. Nilai beta dari suatu perusahaan adalah nilai yang menggambarkan

tingkat kepekaan perubahan hasil dari suatu saham terhadap perubahan yang

terjadi pada pengembalian pasar (Weston dan Copeland, 1996). Koefisien beta

adalah koefisien yang mengukur sejauh mana hasil pengembalian atas

investasi tertentu bergerak mengikuti harga saham. Menurut Beaver, Kettler,

dan Scholes (1970), perbandingan dividen per lembar saham dengan laba per

lembar saham (DPR) memiliki hubungan yang positif terhadap beta.

E. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri

di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Tingkat

pertumbuhan dapat dicari dengan membagi angka pada tahun ke n terhadap

angka pada tahun ke n-1 dikurangi 1 dan dibuat dalam bentuk persentase

(Steve,1997). Dalam mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat

dilihat misalnya dari tingkat pertumbuhan penjualan, laba bersih sesudah

pajak, pendapatan per lembar saham, dan sebagainya. Perusahaan dengan

48
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membayar dividen yang lebih rendah

(Rozeff; 1982; Suhartono, 2004; Higgins, 1972).

Menurut Weston dan Copeland (1996), perusahaan yang memiliki

aktiva tetap jangka panjang, terutama jika permintaan akan produk mereka

cukup meyakinkan, maka akan banyak menggunakan hutang jangka panjang.

Berdasarkan penelitian Allen (1993) dan Suhartono (2004), tingkat

pertumbuhan suatu perusahaan dapat diukur dengan mengunakan tingkat

perubahan dari total aset, selama periode penelitian.

Firm growth merupakan variable yang dipertimbangkan dalam

keputusan hutang. Brigham dan Gapenski menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan

dana dari sumber eksternal yang besar. Biasanya biaya emisi saham akan lebih

besar dari biaya penerbitan surat hutang. Dengan demikian perusahaan yang

tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang,

sehingga ada hubungan yang positif antara firm growth dengan debt ratio.

Sedangkan Myers (1977) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai

investasi yang lebih besar pada intangible assets cenderung menggunakan

sedikit hutang di dalam struktur modal mereka., untuk mengurangi agency

cost yang dihubungkan dengan risiko hutang. Hasil studi Moh’d et al 91998) ,

Myers (1977) , Mehran (1992) dan Zhomaifar et al (1994) menemukan bahwa

firm growth mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif

dengan debt ratio

49
F. Volatilitas Pendapatan

Menurut Weston dan Copeland (1996), fluktuasi dari pendapatan

merupakan salah satu faktor yang pengaruhi dalam memutuskan struktur

modal maupun besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

Instabilitas laba, yang ditunjukkan dengan volatilitas pendapatan yang tinggi,

akan menyebabkan perusahan memberikan dividen yang lebih tinggi kepada

pemegang saham. Pembagian dividen yang tinggi akan membuat perusahaan

tidak dapat menggunakan laba ditahan sebagai alternatif pendanaan, sehingga

alternatif berikutnya yang tersedia adalah penggunakan hutang

sebagai sumber dana. Menurut Rozeff (1982), semakin besar dividen yang

dibagikan maka semakin besar kemungkinan berkurangnya laba ditahan

(penambahan modal intenal). Hal tersebut menyebabkan perusahaan harus

mencari dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Selain itu menurut

Titman dan Wessels (1988), tingkat volatilitas pendapatan dari suatu

perusahaan dapat diukur dengan menggunakan persentase dari standar deviasi

perubahan EBIT.

50
G. Kerangka Pemikiran

Dalam upaya menggambarkan keterkaitan antar variabel yang akan diteliti,

antara dividen dan hutang saling mempengaruhi, Dimana Dividen di

pengaruhi oleh Risiko Pasar (Beta), Volatilitas pendapatan (Prof), dan

Pertumbuhan (G). Dan Hutang di pengaruhi oleh Volatilitas Pendapatan (EV),

Pertumbuhan (G) dan Profitabilitas Prof). Maka dapat dijelaskan melalui

skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Risiko Pasar (Beta) (X 1 ) Dividen (Div) (Y)

Volatilitas Pendapatan
(EV) (X 2 )

Pertumbuhan (G) (X 3 )

Profitabilitas (Prof) (X 4 ) Hutang (Y)

51
H. Hipotesa penelitian

Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H1 : Terdapat hubungan interdepedensi (keterkaitan Simultan) antara

kebijakan Divien dan Kebijakan hutang.

H2 : Risiko Pasar berpengaruh Positif terhadap Dividen.

H3 : Volatilitas pendapatan berpengaruh positif terhadap Dividen.

H4 : Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang.

H5 : Pertumbuhan berpengaruh Negatif terhadap dividen.

H6 : Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap hutang.

H7 : Profitabilitas berpengaruh positit terhadap hutang.

I. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelunya yang berkaitan dengan Faktor-Faktor yang

mempengaruhi kebijakan Dividen antara lain Modal Organisasi (NOC) yang

di proyeksikan dengan dengan pokus perusahaan menurur Holder, Langrehr

dan Hexter (1998)

Sedangkan menurut Borton, Hill dan sundaran (1989) memberikan laporan

mengenai Variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang dan Struktur modal,

yakni modal organisasi pertumbuha perusahaan, Risiko, ukuran Besarnya

perusahaan dan Volatilitas perusahaan.

Kim dan Sorenson (1986) mengajukan demand and supply hyphotesis.

Dalam demand hyphotesis dijelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang

dikuasai secara tertutup membutuhkan hutang yang lebih banyak karena

insider dapat mempertahankan kontrol efektif jika kepemilikan mereka tidak

52
diganti dengan lebih banyak equity. Di sisi supply, Kim dan Sorenson

berargumen bahwa perusahaan-perusahaan yang di kontrol oleh insider

memiliki agency cost of debt yang lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan

ketersediaan pendanaan hutang perusahaan. Penelitian ini dapat menjelaskan

bahwa perusahaan-perusahaan yang dikuasai secara tertutup dapat memiliki

cost of debt yang lebih rendah.

Fried and Lang (1988) melakukan penelitian yang berkaitan dengan

hubungan antara kepentingan manajer terhadap struktur modal. Hasilnya

adalah bahwa insider ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan debt.

Keadaan ini dapat dilihat pada perusahaan tertutup.

Selain itu, Dsauza dan saxena (1999) melaporkan Variabel nialai pasar

pernilai buku, risiko pasar dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi

kebijakan dividen.

Sementara Suhartono (2004) dalam meneliti keterkaitan antara kebijakan

dividen dan kebijakan hutang secara simultan menggunakan variabel kontrol

yaitu modal organisasi Risiko pasar, (Beta) pertumbuhan perusahaan,

Volatilitas pendapatan, dan Profitabilitas.

Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam

model persamaan dividen menujukan Fhitung sebesar 30.25316 dengan nilai

Probabilitas (Prob) sebesar 0.000000, karena niali Probabilitas kurang dari

0.05 (α) maka seluruh variabel yaitu hutang, beta, Volatilitas pendapatn, dan

pertumbuhan secara serempak mempengaruhi dividen secara Signifikan.

53
Pengujian signifikan pengaruh Variabel independen sacara serempak

dalam model persamaan hutang menunjukan Fhitung sebesar 5818.833

dengan nilai Probabilitas (prob) sebesar 0.00000 karena nilai probabilitas

kurang dari 0.05 (α) maka seluruh variabel yaitu dividen, Profitabilitas,

Volatilitas pendapatan, dan pert6umbuhan secara serempak mempengaruhi

hutang secara signifikan.

J. Variabel -Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel yang di gunakan adalah:

1. Variabel terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat yaitu:

a. Dividen : besarnya laba bersih sesudah pajak yang dibagikan kepada

investor. Dividen diukur berdasarkan persentase dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak,

yang disebut juga dengan Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

b. Hutang : besarnya tingkat penggunaan hutang didalam perusahaan.

Hutang diukur berdasarkan rasio antara jumlah hutang dengan ekuitas

atau rasio hutang terhadap ekuitas (dalam persentase)

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas yaitu:

a. Risiko Pasar : besarnya nilai beta dari perusahaan. Nilai yang

menggambarkan kepekaan perubahan hasil suatu saham terhadap

54
perubahan hasil pasar. Risiko pasar dapat diukur berdasarkan

persamaan regresi

b. Volatilitas pendapatan : tingkat volatilitas dari keuntungan. Volatilitas

pendapatan diukur dengan standar deviasi dari laba operasi tahunan.

c. Pertumbuhan : besarnya tingkat pertumbuhan tahunan dari total asset

perusahaan. Tingkat pertumbuhan total asset diukur dengan persentase

perubahan total asset dari suatu periode (tahun) ke periode lain (tahun)

berikutnya. Secara matematis:

Keterangan:

G = Tingkat pertumbuhan tahunan dari perusahaan

TAn = Total Asset Perusahaan tahun ke-n

TAn-1 = Total Asset Perusahaan tahun ke n-1

d. Profitabilitas: adalah tingkat keuntungan perusahaan. Keuntungan

perusahaan dilihat dari besarnya laba bersih sesudah pajak.

Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan perhitungan

tingkat hasil atas total aset atau hasil atas aset yaitu laba bersih sesudah

pajak dibagi dengan total aset.

55
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI), jalan Sudirman lantai

II pada bidang pusat referensi pasar modal (RPM) dengan menggunakan

metode Survei dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah penelitian

dengan data yang diambil adalah data kuantitatif yakni data yang berbentuk

angka dengan skala ukur interval dan rasio (Siagian & Sugianto, 2006:18)

Objek penelitian yang digunakan adalah 42 perusahaan yang terdaftar

Bursa Efek Idonesia (BEI) selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.

Perusahaan tersebar dalam 13 jenis usaha dari 19 jenis usaha yang terdaftar di

BEI. Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 adalah 1023 perusahaan.

Industri yang memiliki perusahaan terbanyak adalah industri manufaktur yaitu

414 perusahaan, yang terbagi di dalam 136 sub industri. Dari 42 perusahaan

tersebut, 19 perusahaan terdapat dalam industri manufaktur, yang tersebar

dalam 13 jenis usaha. Sedangkan 6 perusahaan sisanya tersebar ke dalam

jenis usaha lainnya. Nilai maksimum, minimum, dan rata-rata dari masing-

masing variabel penelitian baik variabel dependen maupun independen, dari

keseluruhan perusahaan yang diteliti yaitu 42 perusahaan selama periode

tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.

56
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang telah terdaftar di

bursa efek Indonesia (BEI) dan di batasi pada perusahaan Manufaktur, dengan

pertimbangan satu kelompok industri untuk menghindari adanya perbedaan

karakteristik antara manufaktur dan non manufaktur, untuk mendapatkan

sampel yang representatif maka pemilihan sampel di lakukan dengan

Purposive Sampling dengan Kreteria sebagai berikut:

1. Emiten-Emiten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu

2004 – 2006 dan emiten memiliki laporan keuangan dan variabel

keuangan yang akan di analisis tersedia dan lengkap.

2. Emiten yang jadi sampel adalah emiten yang pada tahun pengamatan

melaporkan laba serta mempunyai lab ditahan dan ekuitasnya positif.

Data yang di gunakan merupakan data skunder yang bersipat kuantitatif,

berupa imformasi keuangan yang di peroleh dari indonesia Capital Market

Directory (ICMD) dan laporan keuangan bulanan masing-masing perusahaan.

Data akan di pisahkan antara perusahaan yang membagi dividen dan tidak

membagikan dividen, berdasarkan dividen Payout ratio (DPR) pada tahun

pengamatan. Jika DPR yang di amati adalah 0 berarti kelompok tidak

membagikan dividen yang di beri kode 0 dan sebaliknya jika lebih besar dari

0, maka termsuk kelompok perusahaan membagikan dividen dengan kode 1.

adapun Populasi dari perusahaan manufaktur berdasarkan ICMD pada tahun

2004, 2005, 2006 dan dan jumlah yang terpilih menjadi sampel sesuai dengan

kreteria diatas seperti di tunjukan dalam tabel 1.1

57
Tabel 1.1

Jumlah Populasi dan sampel Penelitian

Tahun Jumlah perusahaan manufaktur Jumlah perusahaan yang

yang terdaftar di BEI terpilih menjadi sampel

2004 143 12

2005 135 15

2006 136 15

Jumlah 414 42

Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)

Nama-nama perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel secara lenkap dapat

di lihat dalam tabel 1.2

Tabel 1.2

Distribusi Sampel Menurut Sektor Industri

No Sektor industri Jumlah

1 Cement Tbk 3

2 Ceramics, Glass, Porcelain Tbk 2

3 Chemical Tbk 1

4 Plastics & Packaging Tbk 3

5 Pulp & Paper Tbk 5

6 Automotive and Components Tbk 5

7 Textile Germent Tbk 4

8 Animal Feed Tbk. 3

58
9 Wood Industries Tbk. 2

10 Food and Beverages Tbk 7

11 Tobaco Manufactures Tbk 3

12 Cosmetic and Household Tbk 1

13 Fharmaceuticals 3

Jumlah 42

Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)

C. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian

Data penelitian ini adalah Dividen (DER), Hutang (DPR), Rasio

Profitabilitas, Rasio Pertumbuhan, Volatilitas Pendapatan, dan Risiko pasar.

Data ini merupakan data sekunder. Objek yang diteliti dalam studi ini adalah

42 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.

D. Metode Analis Data dan Uji Hipotesis

1. Metode Analis

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan

analisis inferensial.

a. Analisis Deskriptif

Tujuan dari analisis deskriptif adalah membangun model penelitian

yang menunjukan pola keterkaitan antar variabel yang berlaku untuk

data sampel. Metode persamaan simultan dipilih karena baik dalam

59
model hutang maupun dividen, akibat adanya hubungan simultan,

membuat hubungan satu arah atau hubungan sebab akibat satu arah

menjadi tidak berarti karena perbedaan antara variabel tak bebas

dengan variabel bebas menjadi meragukan. Spesifikasi empirik model

hutang dan dividen (Div) dalam penelitian ini adalah:

Persamaan di atas menunjukkan bahwa dividen merupakan variabel

endogen tetapi juga muncul sebagai variabel penjelas (variabel yang

ditetapkan terlebih dahulu) pada persamaan hutang. Demikian juga

hutang, merupakan variabel endogen yang muncul sebagai variabel

penjelas pada persamaan dividen. Kondisi ini akan menyebabkan

terjadinya korelasi antara variabel penjelas dengan kesalahan acaknya.

Penaksiran parameter struktural dalam model persamaan simultan

dengan demikian akan diestimasi menggunakan dua tahap kuadrat

terkecil. Prosedur estimasi ini digunakan jika setiap persamaan

memenuhi persyaratan identifikasi.

b. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah teknik analisis yang digunakan untuk

melakukan generalisasi melalui pengujian signifikansi keterkaitan

antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan

berdasarkan data sampel. Dalam tahap analisis ini hipotesis yang

diajukan diuji dengan prosedur uji t dan uji f.

60
2. Uji Hipotesis

a. Uji Persamaan Regresi Simultan

Melakukan Prediksi terhadap kebijakan dividen dan kebijakan

hutang yang dapat di pengaruhi oleh Volatilitas pendapatan,

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan risiko pasar. Model persamaan yang

di gunakan adalah:

1) Persamaan Dividen

Y = a + b1 x1 + b 2 x 2 + b 3x 3+ b 4 x 4 + ℮i

Dimana:

Y = Dividen

a = Konstanta

X1 = Hutang

X2 = Volatilitas pendapatan

X3 = rata-rata Profitabilitas

X4 = Risiko pasar

2) Persamaan Hutang

Y = a + b1 x1 + b 2 x 2 + b3x3+ b 4 x 4 + ℮i

Dimana:

Y = Dividen

a = Konstanta

X1 = Dividen

X2 = Volatilitas pendapatan

X3 = Profitabilitas

61
X4 = Pertumbuhan

3) Uji Koefisien Determinasi ( R 2 )

Koefisien Determinasi ( R 2 ) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan Variabel independen menjelaskan Variabel

dependen. Dalam Out put Eviews 50.0 koefisien determinasi

terdapat pada tabel summary dan tertulis R square, Namun untuk

regresi linier barganda sebaiknya menggunakan R Square yang

sudah di sesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena di

sesuaikan dengan jumlah Variabel independen yang di gunakan

dalm penelitian. Nilai R Square di katakan baik jika di atas 0.5

karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Agung Buwono,

2000:51)

4) Uji Hipotesis

a) Uji F (Simultan)

Untuk membuktikan apakah variabel-variabel bebas (X)

secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat

(Y) maka di lakukan Uji F.

Fhitung = R² / K

( 1-R ) / ( n – K – 1)

Apabila Fhitung > Ftabel maka tolak Ho dan terima Ha, artinya

variabel-variabel bebas secara simultan mempunyai pengaru

tarhadap variabel terikat.

62
Apabila Fhitung < Ftabel, maka terima Ho dan tolak Ha,

artinya variabel-variabel bebas secara simultan tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

b) Uji T (Parsial)

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel secara

Parsial, maka di gunakan uji T, dengan rumus sebagai berikut:

T=Ω(n–2)½

1-Ω

5. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu

variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. Serta

untuk mengetahui secara sistematis apakah variabel dependent

mengyebabkan independent kedunya saling mempengaruhi atau tidak, dan

dengan ini kita dapat melihat hubungan kausalitas beberapa variabel.

Apakah dari masing – masing variabel saling mempengaruhi atau kedua –

keduanya.

6. Metode Analis

a. Kuadrat Tahap Tekecil (SLS)

Metode ini sangat populer dipakai sangat luas oleh berbagai

kalangan, terutama karena keunggulannya untuk mendapatkan estimasi

63
parameter yang tunggal dari model struktural pada persamaan-

persamaan yang over identified.

SLS ini sesungguhnya merupakan estimasi yang di lakukan dua tahap

dengan menggunakan OLS yang tentunya dengan aturan-aturan

tertentu adapun tektik untuk mengestimasinya adalah sebagai berikut:

1) Tahap Pertama lakukan estimasi para meter dengan menggunakan

OLS antara Variabel endogen dengan semua Variabel Eksogen.

Dengan demikian, kita akan mendapatkan nilai Variabel endogen

estimasi.

2) Tahap Kedua estimasi kembali parameter dengan mengguanakn

OLS, yang kini mengikutsertakan variabel endogen tetapi variabel

tersebut di ganti dengan variabel endogen estimasi.

Untuk lebih jelas kita akan melihat kembali persamaan (9.1)

dan (9.1) Yaitu :

Y = β 01 + β 11 X 1 + β 21 X 2 (9.1)

X 1 = β 02 + β 12 + Y (9.2)

E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah dan pengembangan hipotesis, maka

variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat didefinisikan

dan diukur sebagai berikut:

1. Dividen : besarnya laba bersih sesudah pajak yang dibagikan kepada

investor. Dividen diukur berdasarkan persentase dividen yang dibagikan

64
kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak, yang disebut juga

dengan Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

2. Hutang : besarnya tingkat penggunaan hutang didalam perusahaan. Hutang

diukur berdasarkan rasio antara jumlah hutang dengan ekuitas atau rasio

hutang terhadap ekuitas (dalam persentase)

3. Risiko Pasar : besarnya nilai beta dari perusahaan. Nilai yang

menggambarkan kepekaan perubahan hasil suatu saham terhadap

perubahan hasil pasar. Risiko pasar dapat diukur berdasarkan persamaan

regresi

4. Volatilitas pendapatan : tingkat volatilitas dari keuntungan. Volatilitas

pendapatan diukur dengan standar deviasi dari laba operasi tahunan.

5. Pertumbuhan : besarnya tingkat pertumbuhan tahunan dari total asset

perusahaan. Tingkat pertumbuhan total asset diukur dengan persentase

perubahan total asset dari suatu periode (tahun) ke periode lain (tahun)

berikutnya. Secara matematis:

Keterangan:

G = Tingkat pertumbuhan tahunan dari perusahaan

TAn = Total Asset Perusahaan tahun ke-n

TAn-1 = Total Asset Perusahaan tahun ke n-1

6. Profitabilitas: adalah tingkat keuntungan perusahaan. Keuntungan

perusahaan dilihat dari besarnya laba bersih sesudah pajak. Profitabilitas

65
perusahaan diukur dengan menggunakan perhitungan tingkat hasil atas

total aset atau hasil atas aset yaitu laba bersih sesudah pajak dibagi dengan

total aset.

66
BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia (JSX Annual Report)

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia

Stock Exchange (ISX)) adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan hasil

penggabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan Bursa Efek Surabaya

(BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.

Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1

Desember 2007 Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry

Firmansyah, mantan direktur utama BEI. Mantan Direktur Utama BES Guntur

Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif,

Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi bursa efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta

Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem

manual yang digunakan sebelumnya Sistem JATS ini sendiri direncanakan

akan digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX

Pasar modal merupakan sebagian dari sector keuangan bukanlah

merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia

sebenarnya telah mulai sejak pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa

Efek di Batavia pada tangal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh

67
Vereninging Voor de Effec tenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman

di negri Belanda,pendirian bursa efek (Stock Exchange) di Batavia adalah

dalam rangka menumuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda

yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang di perjual belikan

merupakan saham obligasi yang di terbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda,

serta efek-efek Belanda lainnya.

Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11 januari

1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan

bursa efek di Semarang pada tanggal 1agustus 1925. Sayang sekali, aktifitas

pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti akibat terjadinya perang

dunia ke dua.

Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan kembali

pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah

mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan,

baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para investor

serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait termasuk broker dan dealer.

Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan peraturan

perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil atas bunga

deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda pemungutannya. Keadaan

ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik.

Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali

pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,

68
seperti paket Desember 1987, paket oktober 1988, dan paket desember 1988.

Salah satu isi paket tersebut yang teepenting adalah dinaikannya pajak

pengahasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar

15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud

ternyata berdampak sangat positif tehadap pasar modal, karena pendapatan

masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari

alternative lain dalam menginvestasikan uangnya.

Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani oleh

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah Departemen

Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai

meningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada tahun1991, bursa

sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek

Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM).

Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan

mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru

setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995 adalah Bursa

Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah

sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan

saham dengan prekuensi yang lebih menjamin kegiatan pasar yang Fair dan

transparan disbanding sitem perdagangan annual.

69
Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan jarak

jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar,

kecepatan dan Frekuensi perdagangan.

2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Jakarta

Sebagai suatu bisnis yang berdampak social yang sangat luas, Bursa Efek

Jakarta melibatkan banyak lembaga. Masing-masing pihak mempunyai

peranan dan pungsi yang berbeda-beda dean saling menunjang kepentingan

lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Jakarta adalah :

a. Perusahaan yang go Publik (Emiten)

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan

penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dan guna

membelanjai operasi rencana investasi

b. Perusahaan epek

Perusahaan Efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha

untuk beberapa kegiatan seperti pijaman emisi efek, perantar perdagangan

efek, manajer investasi, atau penasehat investasi.

c. Lembagi Keliring dan penyelesaian penyimpanan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan

penyelesaian tarnsaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta

penitipan harta nuntuk pihak lain.

d. Perusahaan Reksa Dana

70
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi dan

investasi dan investasi kembali (Reinvestasi atau Perdagangan Efek).

e. Lembaga Penunjang

Lembaga penunjang meliputi tempay penitipan harta, wali’amanat atau

penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta dalam

penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak yanpa

mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trustagen)

adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh

pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (curator) adalah

pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi

atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.sedangkan Biro

Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan penting dalam registrasi

saham, setelah skrifles berperan memelihara investasi hingga memantau

peroleh deviden investor, penawaran perdana (IPO), atau corporate action

lainnya. Dan saat ini pencatatan semua saham investor beralih ke

Kustodian Efek Indonesia (KASEI).

f. Fropesi Penunjang

Terdiri dari akuntan public, perusahaan penilai (apparaisal) dan

konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian

dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi

akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan

emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang memuat

akte otentik sebagaimana di maksudkan dalam Staad Glad 1860 No. 3

71
tentang pengaturan jabatan notaries. Peran notaries adalah memuat

perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan

pemilik modal dan lain-lain. Penilaian appraisal adalah pihak yang

menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai

mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan

menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang

memberikan dan enandatanani pendapat hukum mengenai emisi atau

emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal dari

segi hukum.tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan

lain-lain

g. Pemodal (Investor)

Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan

modalnya dalam efek-efek yang di perdagangkan.

h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga

pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-ekuritas dan

diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien

dengan maksud untukm,melindungi kepentingan para modal dan

masyarakat.

2. Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement.

Dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas

72
dan para Pialang, berbagai lembaga mendukung pasar modal dan para

professional.

3. Untuk merekomendasi tenteng pasar modal kepada mentri keuangan.

Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPERAM) lebih bias melakukan fungsi pengawasan karena

kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan

dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu

peraturan mulai dilakukan oleh Badan Pengawas Modal (BAPEPAM)

secara konsisten

3. Mekanisme perdagangan

a. Sistem perdagangan PT. Bursa Efek Indonesia

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai

perdagangan di Jakarta Stock Excange, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-52

Jakarta 12190. Hingga saat ini, instrument-instrumen yang

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah: saham, bukti right,

warrant, obligasi dan obligasi konservasi. Sejak 22 Mei 1995, sistem

perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menggunakan

computer. Sistem yang tergolong paling modern didunia disebut Jakarta

Automoated System (JAST), sedangkan kegiatan administrative dan

manajemen Bursa Efek Jakarta terpusat dilantai empat gedung yang sama.

b. Sistem pasar : digerakan oleh order dan lelang terbuka

Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driver marke atau

pasarYang digerakan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang

73
secara terus menerus, Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan

transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang

membeli dan menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan

(order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat melakukan

jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari

investasi fortofolio.

Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki semua

order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-

orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut di sebut Wakil

perantara perdagangan Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan

Jakarta Automated Trading System (JATS), order-order tersebut di olah

oleh computer yang akan melakukan matching dengan

mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian

sistem perdagangan di Bursa efek Jakarta adalah sistem lelang secara

terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Namun saat

ini, Bursa Efek Jakarta sudah mulai menerapkan akses jarak jauh atau

remote trading access untuk Jakarta Automate Trading System (JATS)

sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan

perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.

c. Penyelesaian Transaksi

Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan transaksi

yang bersipat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi di lakukan hari

ini, maka penyerahan saham dan pembayaran harus di selesaikan melalui

74
PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke lima (T+4) setelah terjadinya

transaksi. Penyelesaian untuk transaksi obligasi dilakukan antara anggota

bursa yang melakukan transaksi. Sementara itu, Penyelesaian untuk

transaksi right dilakukan pada (T+O) dan penyelesaian pada warrant

dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KSEI).

B. Hasil Analis dan Pembahasan

1. Analis Deskriftif

Analisis data pada Penelitian ini menggunakan bantuan Program

Microsoft Excel dan Software Eviews 5.0. dalam analisis ini penaksiran

parameter Struktural dalam model persamaan Mean Simultan diestimasi

dengan menggunakan tahap kuadrat terkecil. Analisis deskriftif ini untuk

mengetahui nilai Mean, nilai Minimum, dan nilai Maksimum dari variabel

yang diamati.

Tabel 4.3.1

Analisis Deskriftif

DPR DER BETA PROFITABILITAS VOLATILITAS PERTUMBUHAN


Mean 0.142167 2.994473 0.002914 0.032363 9358.894 -0.310765
Maximum 0.991189 27.43562 0.020991 0.400808 93473.60 1.611404
Minimum 0.000000 0.131010 0.000102 -0.312394 90.17349 -0.888620
Sumber : (BEI) Data Diolah

Tujuan dari analisis deskriptif adalah membangun model penelitian

yang menunjukan pola keterkaitan antara variable DPR dan variabel DER,

BETA, VOLATILITAS, PROFITABILITAS dan PERTUMBUHAN

75
apakah mempunyai hubungan sebab akibat atau keterkaitan antara variable

tersebut, DPR dan DER mempunyai Hubungan yang signifikan yang

dapat di uji dengan menggunakan Uji F dan UJI T.

Dan untuk mengetahui masing-masing nilai dari masing-masing

Variabel DPR mempunyai Nilai Mean sebesar 0.142167, Minimum

sebesar 0.000000, DER mempunyai Nilai Mean sebesar 2.994473,

Maximum sebesar 27.43562 dan Minimum sebesar 0.121010. BETA

mempunyai nilai Mean sebesar 0.002914, Maximum sebesar 0.020991,

Minimum Sebesar 0.000102. PROFITABILITAS mempunyai Nilai Mean

sebesar 0.032363, Maximum Sebesar 0.400808 dan Minimum sebesar -

0.312394. VOLATILITAS mempunyai Nilai Mean sebesar 9358.894,

Maximum sebesar 93473.60 dan minimum sebesar 90.17349,

PERTUMBUHAN mempunyai nilai Mean sebesar -0.310765, Maximum

sebesar 1.888620 dan Nilai minimum Sebesar -0.553503

2. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas (Sebab-Akibat) ini pada intinya dapat

mengidentifikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua

arah, atau hanya satu arah saja. Serta untuk mengetahui secara sistematis

apakah variabel dependent menyebabkan independent keduanya saling

mempengaruhi atau tidak, di bawah ini kita dapat melihat hubungan

kausalitas (Sebab Akibat) beberapa variabel. Apakah dari masing – masing

variabel saling mempengaruhi atau kedua – keduanya di bawah ini akan di

jelaskan:

76
Tabel. 4.4.1

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

DER does not Granger Cause DPR 124


1.37918 0.25265
DPR does not Granger Cause DER
1.49990 0.21830
Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel DER dan DPR

keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing DER nilai

Probability 0.25265 dan DPR nilai probability 0.21830 yang ternyata lebih

besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % atau 0.05 dengan demikian

kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain DER dan DPR

tidak saling mempengaruhi

Tabel. 4.4.2

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

BETA does not Granger Cause DPR 124


1.55612 0.20385
DPR does not Granger Cause BETA
1.00259 0.39438
Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel BETA dan DPR

keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing BETA nilai

Probability 0.20386 dan DPR nilai probability 0.39438 yang ternyata lebih

besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita

77
putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain DER dan DPR

tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.3

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PROFITABILITAS does not Granger Cause DPR 124


4.46305 0.00527
DPR does not Granger Cause PROFITABILITAS
5.49913 0.00144
Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS

dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing–masing

nilainya adalah, PROFITABILITAS nilai Probability 0.00527 dan DPR nilai

probability 0.00144 dari data di atas bahwasanya nilai DPR Terhadap

PROFITABILITAS keduanya mempunyai hubungan karena nilai α yang

biasa di gunakan, yaitu 5 % tapi ketika terjadi hubungan antara

PROFITABILITAS dan DPR dengan demikian kita putuskan untuk menerima

Hipotesis. Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan DPR saling

mempengaruhi.

Tabel. 4.4.4

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

VOLATILITAS does not Granger Cause DPR 124 2.36112 0.07499

DPR does not Granger Cause VOLATILITAS 0.30951 0.81847

Sumber : (BEI) data Diolah

78
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan

DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing–masing nilainya

adalah, VOLATILITAS nilai Probability 0.07499 dan DPR nilai probability

0.81847 dari data di atas bahwasanya nilai DPR Terhadap VOLATILITAS

tidak mempunyai hubungan karena nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 %

begitu juga apa yang terjadi antara hubungan antara DPR dan

VOLATILITAS dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis.

Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan DPR tidak saling

mempengaruhi.

Tabel. 4.4.5

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PERTUMBUHAN does not Granger Cause DPR 124 0.31027 0.81793

DPR does not Granger Cause PERTUMBUHAN 2.06716 0.10839

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN

dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

PERTUMBUHAN nilai Probability 0.81793 dan DPR nilai probability

0.10839 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu

5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan

kata lain PERTUMBUHAN dan DPR tidak saling mempengaruhi.

79
Tabel. 4.4.6

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

F-

Null Hypothesis: Obs Statistic Probability

BETA does not Granger Cause DER 124 1.02545 0.38409

DER does not Granger Cause BETA 0.24110 0.86751

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel BETA dan DER

keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing BETA nilai

Probability 0.38409 dan DER nilai probability 0.86751 yang ternyata lebih

besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita

putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain BETA dan DER

tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.7

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PROFITABILITAS does not Granger Cause DER 124 0.45440 0.71469

DER does not Granger Cause PROFITABILITAS 1.72089 0.16655

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS

dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

PROFITABILITAS nilai Probability 0.71469 dan DER nilai probability

0.16655 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5

80
% dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan

kata lain PROFITABILITAS dan DER tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.8

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

VOLATILITAS does not Granger Cause DER 124 0.87623 0.45565

DER does not Granger Cause VOLATILITAS 4.31840 0.00632

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan

DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

VOLATILITAS nilai Probability 0.45565 dan DER nilai probability 0.00632

yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan

demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain

VOLATILITAS dan DER tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.9

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PERTUMBUHAN does not Granger Cause DER 124 4.27761 0.00666

DER does not Granger Cause PERTUMBUHAN 0.70727 0.54956

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN

dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

PERTUMBUHAN nilai Probability 0.00666 dan DER nilai probability

81
0.54956 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5

% tapi pada variabel Pertumbuhan mempunyai nilai probability lebih kecil

dari nilai α, namun demikian pada nilai Probability Variabel DER lebih Besar

dari nilai α dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau

dengan kata lain PERTUMBUHAN dan DER tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.10

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PROFITABILITAS does not Granger Cause BETA 124 0.78949 0.50213

BETA does not Granger Cause PROFITABILITAS 1.18849 0.31730

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS

dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing nilai

PROFITABILITAS Probability 0. 50213 dan DER nilai probability 0.31730

yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan

demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain

PROFITABILITAS dan BETA tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.11

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

VOLATILITAS does not Granger Cause BETA 124 1.49753 0.21893

BETA does not Granger Cause VOLATILITAS 1.42351 0.23949

Sumber : (BEI) data Diolah

82
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan

BETA keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

VOLATILITAS nilai Probability 0.21893 dan BETA nilai probability 0.23949

yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan

demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain

VOLATILITAS dan BETA tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.12

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PERTUMBUHAN does not Granger Cause BETA 124 0.06087 0.98025

BETA does not Granger Cause PERTUMBUHAN 2.47956 0.06461

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN

dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing

PERTUMBUHAN nilai Probability 0.98025 dan BETA nilai probability

0.06461 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5

% dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan

kata lain PERTUMBUHAN dan BETA tidak saling mempengaruhi.

83
Tabel. 4.4.13

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

VOLATILITAS does not Granger Cause PROFITABILITAS 124 6.17400 0.00063

PROFITABILITAS does not Granger Cause VOLATILITAS 1.80022 0.15102

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan

PROFITABILITAS keduanya mempunyai nilai Probability yang masing –

masing VOLATILITAS nilai Probability 0.00063 dan PROFITABILITAS

nilai probability 0.15102 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di

gunakan, yaitu 5 % tapi pada variabel Pertumbuhan mempunyai nilai

probability lebih kecil dari nilai α, namun demikian pada nilai Probability

Variabel PROFITABILITAS lebih Besar dari nilai α dengan demikian kita

putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain VOLATILITAS

dan PROFITABILITAS tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.14

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PERTUMBUHAN does not Granger Cause PROFITABILITAS 124 1.75139 0.16041

PROFITABILITAS does not Granger Cause PERTUMBUHAN 0.40788 0.74762

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN

dan PROFITABILITAS keduanya mempunyai nilai Probability yang masing –

84
masing PERTUMBUHAN nilai Probability 0.16041 dan PROFITABILITAS

nilai probability 0.74762 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di

gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima

Hipotesis. Atau dengan kata lain PERTUMBUHAN dan PROFITABILITAS

tidak saling mempengaruhi.

Tabel. 4.4.15

Uji kausalitas Granger hubungan dua arah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability

PERTUMBUHAN does not Granger Cause VOLATILITAS 124 1.55560 0.20397

VOLATILITAS does not Granger Cause PERTUMBUHAN 2.07503 0.10732

Sumber : (BEI) data Diolah

Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel

PERTUMBUHAN dan VOLATILITAS keduanya mempunyai nilai

Probability yang masing – masing PERTUMBUHAN nilai Probability

0.20397 dan VOLITILITAS nilai probability 0.10732 yang ternyata lebih

besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita

putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain

PERTUMBUHAN dan VOLATILITAS tidak saling mempengaruhi.

85
3. Pengujian Model Stage Least Squares (SLS)

Tabel 5.4.1

Persamaan DPR

Dependent Variable: DPR


Method: Stage Least Squares
Date: 09/17/08 Time: 20:01
Sample: 1 126
Included observations: 126

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER -0.011509 0.002183 -5.273242 0.0000


BETA 0.965724 4.430329 0.217980 0.7278
VOLATILITAS -1.52E-06 6.98E-07 -2.171522 0.0318
PERTUMBUHAN -0.024320 0.035832 -0.678733 0.3986
C 0.180448 0.031664 5.698924 0.0000

R-squared 0.404570 Mean dependent var 0.142167


Adjusted R-squared 0.054308 S.D. dependent var 0.215507
S.E. of regression 0.209573 Akaike info criterion -0.248614
Sum squared resid 5.314431 Schwarz criterion -0.136063
Log likelihood 20.66267 F-statistic 2.794597
Durbin-Watson stat 1.799391 Prob(F-statistic) 0.029162

Sumber: (BEI) data diola

Koefisien determinasi R2, seperti yang di tunjukan tabel sebesar

0.404570 hal ini sebagaimana di tunjukan pada tabel 5.4.1 sebesar

40.4570% variasi yang terjadi pada variabel DPR bisa di jelaskan oleh

DER, beta, volatilitas pendapatan dan pertumbuhan sedangkan sisanya di

jelaskan oleh variabel lain di luar model.

Berdasarkan hasil yang di peroleh dari analisis tahap kuadrat

terkecil di ketahui bahwa DER mempengaruhi DPR secara Negative

86
sebesar -0.011509, yang di tunjukan oleh koefisien regresi yang bertanda

negatif. Hal ini berarti jika hutang, yang dalam penelitian ini diukur

menggunakan rasio DER terhadap ekuitas (DER) meningkat, maka akan

mngurangi jumlah DPR yang dalam penelitian ini besarnya di ukur

menggunakan rasio pembayaran Dividen (DPR).

Risisko pasar yang dalam penelitian ini di tunjukan dengan BETA

dari tingkat Risiko pasar yang di hadapi perusahaan, menunjukan

pengaruh Positif terhadap DPR. Hal ini di tunjukan melalui koefisien

regresi yang bertanda Positif. Jadi setiap peningkatan Beta maka akan

mengakibatkan peningkatan pula pada DPR yang dalam penelitian ini

tercermin melalui DPR.

Hasil Koefisien regresi dalam analisis tahap kuadrat terkecil yang

bertanda Negatif, menunjukan bahwa Volatilitas pendapatan mempunyai

pengaruh Negatif terhadap DPR hal ini berarti semakin besar nilai

Volatilitas pendapatan, yang dalam penelitian ini di tunjukan oleh standar

Deviasi laba usaha, maka semakin Kecil DPR dalam hal ini besarnya

DPR.

Variabel pertumbuhan yang dalam hasil analisis tahap kuadrat

terkecil ini memiliki koefisien regresi bertanda Negatif, memberikan

pengaruh Negatif terhadap DER. Hal ini berarti kenaikan tingkat

pertumbuhan, yang di lihat dari persentase pertumbuhan total asset

perusahaan akan Menurunkan dividen yang tercermin dalam DPR.

87
Tabel. 5.4.2

Persamaan DER

Dependent Variable: DER


Method: Least Squares
Date: 09/17/08 Time: 20:03
Sample: 1 126
Included observations: 126

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPR -4.899994 1.495708 -3.276037 0.0014


VOLATILITAS -3.05E-05 1.46E-05 -2.082234 0.0294
PROFITABILITAS -10.26499 4.977375 -2.062330 0.0313
PERTUMBUHAN -0.337528 0.681110 -0.495556 0.5211
C 4.203531 0.693528 6.061085 0.0000

R-squared 0.419665 Mean dependent var 2.994473


Adjusted R-squared 0.090563 S.D. dependent var 4.979868
S.E. of regression 4.749021 Akaike info criterion 5.992628
Sum squared resid 2728.938 Schwarz criterion 6.105179
Log likelihood -372.5356 F-statistic 4.111918
Durbin-Watson stat 2.055925 Prob(F-statistic) 0.003691

Sumber: (BEI) data diola

Koefisien determinasi R2 seperti yang di tunjukan Tabel 4.5.2

sebesar 0.419665 al ini menunjukan bahwa 41.9665 % Variasi yang terjadi

pada Variabel DER bisa di jelaskan pada Variabel DPR, Profitabilitas,

Volatilitas pendapatan, dan Pertumbuhan, sedangkan sisanya di pengaruhi

oleh Variabel lain di luar Model.

Berdasarkan hasil analisis tahap Kuadrat terkecil di ketahui bahwa

DER mempengaruhi DPR secara Negatif, yang di tunjukan oleh koefisien

regresi yang bertanda Negatif, hal ini jika dividen yang dalam penelitian

88
besarnya di ukur menggunakan rasio pembayaran dividen (DPR)

meningkat. Maka akan mengurangi jumlah hutang yang dalam penelitian

ini di ukur menggunakan rasio hutang terhadap Ekuitas (DER),

Profitabilitas, yang dalam penelitian ini di tunjukan dengan rasio

hasil atas investasi, menunjukan pengaruh yang Negatif terhadap DER.

Hal ini di tunjukan melalui koefisien regresi yang bertanda Negatif. Jadi

setiap peningkatan rasio hasil atas investasi maka akan menurunkan pula

pada hutang, yang dalam penelitian ini tercermin melalui DER.

Hasil Koefisien regresi dalam analisi tahap terkecil yang bertanda

Negatif menunjukan bahwa volatilitas pendapatan mempunyai pengaruh

Negatif terhadap DER hal ini berarti semakin besar nilai Volatilitas

pendapatan, yang dalam penelitian ini di tunjukan oleh standar Deviasi

laba usaha, maka semakin Kecil hutang, dalam hal ini besarnya DER.

Variabel pertumbuhan yang dalam hasil analisis tahap terkecil ini

memiliki koefisien regresi yang bertanda Negatif, menunjukan pengaruh

Negatif terhadap DER . hal ini berarti kenaikan tingkat pertumbuhan yang

dilihat dari persentase pertumbuhan total asset perusahaan, akan

meningkatkan hutang yang tercermin dalam DER.

89
1. Uji Hipotesis Persamaan DPR

a. DER

Bardasarkan Tabel 5.4.1 untuk variabel DPR di peroleh nilai

t hitung sebesar. Nilai -5.273242 t hitung tersebut mempunyai Probabilitas

(prob) sebesar 0.0000. karena Nilai Probabilitas kurang dari 0.05 (α ),

berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan interdependensi

antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang di terima.

b. BETA

Berdasarkan 4.5.1 untuk Variabel Profitabilitas di peroleh nilai

t hitung sebesar 0.2171522 nilai t hitung tersebut mempunyai nilai

Probabilitas (Prob) sebesar 0.07278 karena nilai Prob/2 lebih dari 0.05

(α ),berarti hipotesis yang menyatakan risiko pasar (beta) berpengaruh

Negatif terhadap dividen ditolak.

c. VOLATILITAS

Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di

peroleh nilai t hitung -2.171522. Nilai t hitung tersebut mempunyai

probabilitas (Prob) sebesar 0.0318 karena nilai Probabilitas dibagi dua

(Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan

Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap dividen diterima.

d. PERTUMBUHAN

Berdasarkan tabel 4.5.1 untuk Variabel pertumbuhan diperoleh

Nilai t hitung sebesar -0.678733 Nilai t hitung tersebut mempunyai

Probabilitas (Prob) sebesar 0.3986. karena nilai probabilitas dibagi dua

90
(Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan

pertumbuhan berpengaruh positif terhadap dividen di terima.

2. Uji Hipotesis Persamaan DER

a. DIVIDEN

Bardasarkan Tabel 5.4.1 untuk variabel DPR di peroleh nilai

t hitung -sebesar . Nilai -3.276037 t hitung tersebut mempunyai

Probabilitas (prob) sebesar 0.0014. karena Nilai Probabilitas kurang

dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan

interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang di

terima.

b. PROFITABILITAS

Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di

peroleh nilai t hitung -2.062330. Nilai t hitung tersebut mempunyai

probabilitas (Prob) sebesar 0.0294 karena nilai Probabilitas dibagi dua

(Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan

Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang diterima

c. VOLATILITAS PENDAPATAN

Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di

peroleh nilai t hitung -2.082234-. Nilai t hitung tersebut mempunyai

probabilitas (Prob) sebesar 0.0313 karena nilai Probabilitas dibagi dua

(Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan

Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang diterima.

d. PERTUMBUHAN

91
Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di

peroleh nilai t hitung -0.495556. Nilai t hitung tersebut mempunyai

probabilitas (Prob) sebesar 0.5211 karena nilai Probabilitas dibagi dua

(Prob/2) lebih dari 0.05 (α), berarti hipotesis yang menyatakan

Volatilitas Pendapatan berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap

hutang ditolak.

Pengujian Signifikasi pengaruh variabel independen secara

serentak dalam model persamaan dividen menunjukan F hitung sebesar

2.794597 dengan nilai Probabilitas sebesar 0.029162 karena nilai

Probabilitas kurang dari 0.05 (α), maka seluruh variabel yaitu DER,

BETA, VOLATILITAS, PERTUMBUHAN secara serempak

mempengaruhi dividen secara serempak signifikan.

Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak

dalam model persamaan hutang menunjukan F hitung sebesar 4.111918

dengan nilai Probabilitas 0.003691 kurang dari 0.05 (α), maka seluruh

variabel yaitu DPR, PROFITABILITAS, VOLATILITAS, dan

PERTUMBUHAN, secara serempak mempengaruhi DER secara

Signifikan.

BAB V

92
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

Bedasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat di

ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dugaan adanya hubungan simultan atau hubungan interdepedensi antara

kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara signifikan terbukti, hal

tersebut ditunjukan oleh nilai t hitung yang memiliki probabilitas (Prob)

kurang dari 0.05 (α). Dengan nilai t hitung pada probabilitya sebesar 0.0000,

Selain itu antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang terdapat

hubungan simultan secara Negatif yakni untuk persamaan DPR terhadap

DER sebesar -5.273242 dan DER terhadap DPR sebesar -3.276037

peningkatan jumlah hutang yang dalam penelitian ini di ukur

menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), akan mengurangi

jumlah dividen yang di bagikan kepada pemegang saham, yang dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio pembayaran dividen

(DPR).

2. Nilai koefisien determinasi Sebesar 40.4570 % variasi yang terjadi pada

variabel dividen bisa di jelaskan oleh hutang, beta, volatilitas,

pertumbuhan sedangkan sisanya di jelaskan oleh variabel lain diluar

model. Disamping itu variabel hutang, volatilitas selain Pertumbuhan dan

Beta tersebut secara serempak terbukti mempengaruhi dividen tidak

signifikan.

93
3. Nilai koefisien determinasi Sebesar 0.419665 yang menunjukan bahwa

41.9665% variabel hutang bisa dijelaskan oleh variabel dividen

profitabilitas, volatilitas dan pertumbuhan sedangkan sisanya di pengaruhi

oleh variabel lain lain di luar model, disamping itu variabel dividen,

profitabilitas dan Profitabilitas, selain pertumbuhan tersebut secara

serempak terbukti mempengaruhi hutang tidak signifikan.

4. Dalam pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara

individual terhadap variabel depeden di ketahui Persamaan DPR dan DER

dengan Nilai Probability sebesar 0.0000 dan DPR terhadap Volatilitas

dengan Nilai Probabilitasnya sebesar 0.0318 dengan demikian Variabel

BETA dan PERTUMBUHAN mempunyai hubungan yang tidak signifikan

dengan nilai masing-masing PERTUMBUHAN sebesar 0.4986 dan BETA

dengan nilai Sebesar 0.8278. dan pada Persamaan DER yang mempunyai

hubungan signifikan yakni, DER dan DPR dengan nilai Probability

sebesar 0.0014 el pertumbuhan dan beta yang tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dividen dan hutang sebagai variabel dependen

dan hanya variabel pertumbuhan dan beta yang tidak konsisten dengan

teori maupun hasil penelitian.

5. Pengujian Signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam

model persamaan dividen menunjukan F hitung sebesar 2.794597 dengan

nilai Probabilitas sebesar 0.029162 karena nilai Probabilitas kurang dari

0.05 (α), maka seluruh variabel yaitu DER, BETA, VOLATILITAS,

94
PERTUMBUHAN secara serempak mempengaruhi dividen secara

serempak signifikan.

6. Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam

model persamaan hutang menunjukan F hitung sebesar 4.111918 dengan

nilai Probabilitas 0.003691 kurang dari 0.05 (α), maka seluruh variabel

yaitu DPR, PROFITABILITAS, VOLATILITAS, dan PERTUMBUHAN,

secara serempak mempengaruhi DER secara Signifikan.

B. IMPLIKASI

95
Implikasi pada pnelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini tidak menutup kemungkinan untuk memasukan variabel

kontrol lain, yang dianggap memilki pengaruh yang signifikan

terhadap hubungan interdepedensi kebijakan dividen dan kebijakan

hutang.

2. Adanya ketidaksesuain dugaan yang dibuat mengenai pengaruh

variabel pertumbuhan dan beta terhadap variabel dividen dan hutang

yang di sebabkan oleh Proxy pertumbuhan, dan ini membuka

kesempatan bagi penelitian mendatang untuk menggunakan indikator

pertumbuhan dan beta yang berbeda, atau dengan menggunakan

jumlah sampel data yang berbeda.

3. Dalam menentukan kebijakan hutang dan dividen hendaknya

perusahaan lebih cermat dalam menganalisis faktor-faktor yang

mungkin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

rasio perusahan, pendapatn perusahaan, yang pada akhirnya

berdampak pada nilai perusahaan.

4. Untuk penelitian mendatang yang dilakukan untuk menganalisis

hubungan simultan antara kebijakan dividen dan hutang mungkin

dapat memperdalam analisis penelitian dengan membagi hutang dalam

beberapa katagori hutang dan juga jatuh temponya.

DAFTAR PUSTAKA

96
Arifin, Zaenal, “Teori Keuangan dan Pasar Modal,” Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Ekonisia, 2005.

Barclay, Michael J., and Clifford G. Holdeness, 1989., Private benefits from
control of public Corporations, Journal of Financial Economics. P. 371-
395.

Bathala, CT., Moon, KP., Rao, RP., 1994, Managerial Ownership, Debt Policy,
and The Impact of Institutional Holding: An Agency Perspective,
Financial Management, Vol 23, No. 3. P. 38-50.

Blume, M.E. 1980. “ Stock Return and Dividend Yield Some More Evidence”. The
Review Of Economics and Statistis , pp. 567-577 November 1980.

Bringham, EF., & Gapenski, LC., Daves, PR., 1999, Intermediate Financial
Management, The Dryden Press, New York.

Chaganti, R. & F. Damanpour, 1996, Institutional Ownership, Capital Structure


and Firm Performance, Strategic Management Journal , p. 479-491.

Chim,Sareth. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi dividen payout Ratio


pada Industri Manufaktur dan jasa di bursa Efek Jakarta “.Tesis
Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta 1999.

Crutchley, CE., Hansen, RS., 1989, A Test of the Agency Theory of Managerial
Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividens, Financial
Management, p. 36-46.

David Young, S. & O’ Byrne, Stephen F., 2001., Eva and Value-Based
Management, McGraw-Hill.

Efendri, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan dalam kebijakan


pembayaran Dividen oleh perusahaan-perusahan “Go public” di
Indonesia”. Tesis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1993.

97
Faisal, 2000, Pengaruh Struktur kepemilikan Terhadap kebijakan Hutang Pada
Industri manufaktur di BEJ , Tesis S2 UGM, tidak dipublikasikan.

Gordon, M.J. 1959. “Dividens, Earnings, and Stock Prices”. The Review Of
Economicssand Statistics. May 1959.

Gunoro Nupikso, 2000, Analisis Simultanitas Insider Ownership, Kebijakan


Hutang dan Dividend pada Perusahaan di BEJ, Tesis Magister sains UGM.

Hambali, Atika Jauharia Hatta. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakan


Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”. Tesis Uniersitas Gadjah
Mada. Yogyakarta 2001.

Husnan, Suad (1996), Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
Kedua, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Jensen, G.,D. Solberg and T. Zorn, 1992, Simultaneous Determination of Insider


Ownership, debt, and Dividend Policies, Journal of Financial and
Quantitaive Analysis, Vol 27, p.247-263.

Juliet D’Souza and Atul K.Saxena,”Agency Costs, Market Risk, Investment,


Opportunities and Dividen Policy-An International Perspective,” Journal
of Management Finance: Vol, 25, No.6, 35-43. 1999.

Meyers S., and N. Majluf, 1984, Corporate financing and invesment decition
when firms heve information investors do not heve, Journal of Financial
Economics, 13, p. 187-221.

Riyanto B., 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan perusahaan, Edisi Ke empat, BPFE


UGM Yogyakarta.

Sulistyastuti, Dyah Ratih, “Saham Obligasi, Edisi Pertama,” Cetakan Pertama,


Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002.

98
Suhartono,”Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Hutang secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,”. April 2004.

www.BEI.co.id

99

Anda mungkin juga menyukai