Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN

TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup
dan Listing di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2008 – 2014)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

ABDUL AZIZ NURUL IKHSAN


NIM. 12010111140222

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusan : Abdul Aziz Nurul Ikhsan

Nomor Induk Mahasiswa : 12010111140222

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Manajemen

Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN

TERHADAP KINERJA KEUANGAN; STUDI

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI KEMENTERIAN LIINGKUNGAN HIDUP

DAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2008-2014

Dosen Pembimbing : Dr. Harjum Muharam, SE., ME.

Semarang, 28 Maret 2016

Dosen Pembimbing,

(Dr. Harjum Muharam, SE., ME.)


NIP. 19720218 200003 1001

ii
PERSETUJUAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusan : Abdul Aziz Nurul Ikhsan

Nomor Induk Mahasiswa : 12010111140222

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Manajemen

Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN

TERHADAP KINERJA KEUANGAN; STUDI

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI KEMENTERIAN LIINGKUNGAN HIDUP

DAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2008-2014

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 5 April 2016

Tim Penguji:

1. Dr. Harjum Muharam, SE., ME. (…………………………….)

2. Erman Deny Arfianto, SE., MM. (…………………………….)

3. Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si. (…………………………….)

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Abdul Aziz Nurul Ikhsan,
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH KINERJA
LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN; STUDI PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI KEMENTERIAN LIINGKUNGAN
HIDUP DAN LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2014
adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau
pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri,
dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya tiru, atau yang
saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian saya terbukti
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas
batal saya terima.

Semarang, 28 Maret
2016

Yang membuat pernyataan,

Abdul Aziz Nurul Ikhsan

NIM. 12010111140222

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk Orang Tua penulis, yang tanpa henti-
hentinya memberikan kasih sayangnya kepada penulis…

“jika kamu menyerah, maka berhentilah sudah segalanya”

“materi apapun, entah itu baik atau buruk, entah itu emas atau sampah,
semua terdiri dari unsur atom yang sama. Hanya energi pembentuk nukleus-
lah yang membedakan akan menjadi apa susunan atom tersebut, dan disitu
terletak tanda-tanda kekuasaan-Nya”

“30 miliar tahun astronomi proses penciptaan alam semesta = 6 masa


penciptaan-Nya menurut kitab, dan dari ke 6 masa, 3 masa-Nya adalah
kehidupan akhirat. Disitu terletak tanda-tanda kekuasaan-Nya”

“ketidakterbatasan kemampuan manusia dibatasi oleh panca indera


manusia itu sendiri, dan disitu terletak tanda-tanda kekuasaan-Nya”

v
ABSTRACT

The aim of this study is to examine the impact of corporate environmental


performance toward corporate financial performance. Corporate environmental
performance is measured by the score of PROPER published by the Ministry of
Environment of the Republic of Indonesia, and corporate financial performance is
measured using ROA and Tobin’s q.
The population in this study is all go public companies listed on Indonesia
Stock Exchange (BEI) and listed on PROPER appraisal in 2008 – 2014. The
sampling method used in this study is purposive sampling. By doing sampling and
processing data, the final amounts of the sample are 18 firms. This study uses
multivariate regression analysis technique to examine the hypotheses.
The result of this study shows that improving corporate Environmental
Performance significantly influence corporate Financial Performance. Other result
of this study shows that corporate size had a positive significant effect on ROA, but
not significant for Tobin’s q. The environmental management system had not
significant effect on ROA, but significant on Tobin’s q. However, we found no
significant effect of Resource slack on this study.

Keywords: PROPER, financial report, financial performance

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan


terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kinerja lingkungan perusahaan diukur
dengan penilaian PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sedangkan
kinerja keuangan perusahaan diukur dengan ROA dan Tobin’s q. Pengujian ini
menggunakan model regresi berganda.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar pada penilaian PROPER
Kementerian Lingkungan Hidup pada periode 2008 - 2014. Metode sampling dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Setelah melalui tahap sampling dan tahap
pengolahan data, didapatkan sampel akhir yang layak diobservasi yaitu 18
perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda untuk
menguji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya kinerja lingkungan
perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil lainnya
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA, namun tidak signifikan terhadap Tobin’s q. Sistem manajemen
lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, namun signifikan terhadap
Tobin’s q. Penelitian ini tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari resource
slack.

Kata kunci: PROPER, Laporan keuangan, kinerja keuangan

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul
“ANALISIS PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN PERUSAHAAN
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN”, dapat diselesaikan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1)
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang.

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari banyak hambatan-hambatan


yang ada, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang
telah membantu terciptanya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Dr.


Suharnomo, SE, MSi (2015-2019)
2. Dr. Harjum Muharam, SE., ME. Selaku ketua jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro dan selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan nasihat dan arahan selama
proses penulisan skripsi.
3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah memberikan
bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta seluruh staff tata usaha
dan karyawan yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan.
4. Orang tua tercinta yaitu Bapak Wahyudi Pramono dan Ibu Iin
Sulistyowati, serta Mama Laela Zumrotin Mukharomah. Kakak Wahyu
Miftahul Huda, Hafidh Dody Prasetyo, Muhammad Hanif Nurrohman,
dan dik Fuad Nur Fathurrokhim, serta seluruh keluarga besar penulis
yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayang yang tak pernah

viii
henti kepada penulis. Terima kasih atas segala do’a, dukungan moril dan
materil, motivasi, dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis.
5. Bulek Sri sekeluarga, Om Pram sekeluarga, Om Jojo sekeluarga, dan
Bulek Endar sekeluarga yang tanpa henti terus memberikan semangat
dan dukungan untuk tetap mencapai cita-cita.
6. Mbah Putri (Suwartiyah), Mbah Kakung (Wadjib, alm.), Mbah Yi, dan
mbah Kakung Pati yang selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang
tak tergantikan oleh materi apapun.
7. Irma Wijayaningtyas, yang selalu mendukung saya dengan kesabaran
yang luar biasa, kegigihannya, dan kasih sayangnya.
8. Keluarga Gang Mawar, kontrakan Tusam dan kontrakan Pak Man; Faris,
Jaya, Bayu, Ateng, Deneth, Ali, Amad, Aris, Hendra, mas Dede, Wawan,
dan Edo yang semoga selalu solid.
9. Teman-teman gamplisst, yakuza, konco dolan, yang telah mewarnai
kehidupan perkuliahan penulis.
10. Teman-teman satu bimbingan Pak Harjum, semoga kita semua sukses
terus.
11. Teman-teman PH Production, Usecase, Fall Against, Abdul and Friends
dan teman-teman musik, semoga selalu sukses berkarya pantang lelah.
12. Keluarga KKN Mulyorejo Demak; Kevin, Ghalih, mas Hendra, Nurul,
Annisa, dan Fitria yang selalu kompak.
13. Keluarga besar Manajemen angkatan 2011 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman
selama penulis menjalani masa kuliah. Sukses untuk kita semua.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
meberikan do’a, bantuan, dan dukungan dalam penulisan skripsi.

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………… ....... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 12
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 13
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................... 14
BAB II TELAAH PUSTAKA .................................................................. 17
2.1 Definisi ............................................................................... 17
2.2 Landasan Teori.. ................................................................. 28
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................... 31
2.4 Hipotesis ............................................................................. 41
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 44
2.6 Perumusan Hipotesis .......................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 45
3.1 Variabel Penelitian ............................................................. 45
3.2 Definisi Operasional ........................................................... 49
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 50

x
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 53
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................ 53
3.6 Metode Analisis .................................................................. 54
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ 60
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................ 60
4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 63
4.3 Analisis Regresi .................................................................. 68
4.4 Pembahasan ........................................................................ 79
BAB V PENUTUP ................................................................................... 85
5.1 Simpulan ............................................................................. 85
5.2 Keterbatasan ....................................................................... 87
5.3 Saran ................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 97

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Research Gap Penelitian Sebelumnya ..................................... 7


Tabel 1.2 Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA, Serta Tobin’s q Perusahaan PT.
Unilever, Tbk. Periode 2008 - 2014 ......................................... 9
Tabel 1.3 Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA, Serta Tobin’s q Perusahaan PT.
Bukit Asam, Tbk. Periode 2008 - 2014 .................................... 10
Tabel 1.4 Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA, Serta Tobin’s q Perusahaan PT.
Tifico Fiber Indonesia, Tbk. Periode 2008 - 2014 ................... 10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 37
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel................................................... 50
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ..................................................................... 61
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ................................... 62
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas Model Regresi ROA Glejser ............... 67
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Tobin’s q Glejser ........ 68
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Antar Variabel Independen .................... 69
Tabel 4.6 Analisis Regresi Berganda Model Regresi ROA ...................... 70
Tabel 4.7 Analisis Regresi Berganda Model Regresi Tobin’s q ............... 72
Tabel 4.8 Uji Statistik F terhadap ROA .................................................... 74
Tabel 4.9 Uji Statistik F terhadap Tobin’s q ............................................. 75
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi R-Square terhadap ROA ................ 76
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi R-Square terhadap Tobin’s q ......... 76
Tabel 4.12 Uji Parsial terhadap ROA ......................................................... 77
Tabel 4.13 Uji Parsial terhadap Tobin’s q .................................................. 79

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 44

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Model Regresi ROA .......................... 65

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data Model Regresi Tobin’s q ................... 66

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran A Daftar Data dan Sampel Perusahaan ................................... 96

Lampiran B Hasil Eviews ....................................................................... 100

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan sektor industri di Indonesia memberikan sumbangan

pendapatan dan pertumbuhan ekonomi bagi negara. Dari data resmi Badan Pusat

Statistik (bps.go.id), pada tahun 2014 sektor industri menyumbang 2.152,6 trilyun

rupiah atau 23,70 persen pada Gross Domestic Product (GDP) atas harga berlaku

dengan pertumbuhan 5,05 persen.

Dibalik manfaat ekonomi yang diterima, ada dampak terhadap lingkungan

dari operasional industri karena aktivitas operasional industri tidak luput

keterkaitannya terhadap lingkungan. Industri–industri menyisakan polusi yang

dapat menyebabkan pencemaran bahkan kerusakan lingkungan. Pencemaran

ditimbulkan karena ada limbah dari industri yang mengandung bahan beracun dan

berbahaya. Bahan pencemar keluar bersama bahan buangan melalui media udara,

air dan bahan padatan. Operasi industri secara keseluruhan harus menjamin sistem

lingkungan alam agar berfungsi sebagaimana mestinya dalam batasan ekosistem

lokal hingga biosfer.

Pemerintah Indonesia terlibat dalam rangka usaha pengendalian lingkungan

hidup agar dapat mencapai keseimbangan dan kelestarian. Keterlibatan pemerintah

dalam memelihara lingkungan bisa dilihat dari dikeluarkannya regulasi diantaranya

PP No. 47 Tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan

terbatas. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau

berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

1
2

dan lingkungan. Kemudian Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-

05/MBU/2007 tentang program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program

bina lingkungan dimana ruang lingkup bantuan bina lingkungan salah satunya

terdapat bantuan pelestarian alam. Pemerintah juga memberikan apresiasi kepada

perusahaan yang peduli serta ramah lingkungan.

Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 meluncurkan program

penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER)

yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan

dalam pengelolaan lingkungan. Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria

akan memperoleh penghargaan peringkat Hijau. Perusahaan yang telah secara

konsisten menginternalisasi konsep-konsep diatas, dengan ditandai memperoleh

peringkat Hijau selama 3 tahun berturut-turut akan memperoleh peringkat Emas.

Kriteria-kriteria pada penilaian tersebut meliputi: (Kementrian Lingkungan Hidup,

2010)

a. Menerapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik.

b. Menerapkan efisiensi energi, pengurangan pemakaian bahan berbahaya dan

beracun, menerapkan prinsip reduce, reuse dan recycle, melakukan konservasi

air dan pengurangan emisi termasuk emisi gas rumah kaca dan menjaga

keanekaragaman hayati.

c. Berbisnis secara bertanggung jawab dan mengalokasikan sebagian sumberdaya

yang dimiliki untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya.


3

Dari ketentuan penilaian tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan mengkategorikan peringkat PROPER menjadi 5 tingkat, yaitu mulai

dari peringkat Emas, Hijau, Biru, Merah, sampai pada tingkat terakhir, Hitam.

Pemeringkatan berdasarkan kategori ini ditetapkan sebagai penilaian yang

dipublikasi karena memudahkan pemahaman investor maupun masyarakat umum

dalam menilai kriteria PROPER Perusahaan. Berikut adalah definisi dari masing-

masing tingkat PROPER (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2010) :

a) Peringkat Emas

Merupakan Kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara

konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmenta excellency)

dalam proses produksi dan / atau jasa, melaksanakan bisnis beretika dan

bertanggung jawab terhadap masyarakat.

b) Peringkat Hijau

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan

(beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,

pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,

Recycle, dan recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR /

Comdev) dengan baik


4

c) Peringkat Biru

Meupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan

dan / atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d) Peringkat Merah

Merupakan kategori bagi perusahaan yang upaya pengelolaan

lingkungannya belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi

administrasi.

e) Peringkat Hitam

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan

perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan /

atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Melihat kondisi lingkungan yang semakin memperihatinkan, banyak

industri yang tergerak untuk berevolusi menjadi industri yang ramah lingkungan

(environmental-friendly). Hal ini dapat dilihat dari selama 7 tahun terakhir rata-rata

setiap tahun perusahaan yang masuk peringkat Emas dan Hijau semakin bertambah.

Dengan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan maka berkontribusi

memperbaiki serta menjaga kelestarian lingkungan akibat dari kegiatan operasional

yang dilakukan oleh industri tersebut. Para pemangku kepentingan (stakeholders)

akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan


5

memberikan tekanan dan atau dorongan kepada perusahaan yang belum

berperingkat baik.

Ortas et al. (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang aktif dan secara

positif terlibat dalam isu-isu lingkungan dan sosial dapat menghasilkan risiko yang

rendah dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Sarmento et al. (2005)

menyatakan jika jumlah aset yang tercatat sudah memperhitungkan kerugian pada

manfaat ekonomi karena alasan lingkungan, pengeluaran berikutnya untuk

mengembalikan manfaat ekonomi masa depan untuk standar asli kinerjanya dapat

dikapitalisasi. Salah langkah lingkungan dapat menciptakan mimpi buruk bagi

relasi dengan publik, menghancurkan pasar dan karir, dan menjatuhkan milyaran

nilai perusahaan (Esty dan Winston, 2009: 10).

Penelitian terbaru menemukan hasil yang selaras dengan teori yang ada.

Scrimgeour et al. (2015) dalam penelitiannya yang membandingkan pada masa

sebelum terjadi krisis dan pada saat krisis, menemukan bahwa kinerja lingkungan

berpengaruh signifikan positif pada masa pre-krisis, dan menjadi tidak signifikan

pada masa krisis. Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Jackson (2015) juga

menemukan bahwa perusahaan dengan peringkat lingkungan lebih tinggi memiliki

kinerja keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berperingkat

lingkungan lebih rendah. Misani dan Pogutz (2015) menemukan bahwa Kinerja

Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan justru untuk kinerja lingkungan

tinggi dan rendah, sedangkan yang memiliki kinerja lingkungan sedang tidak

berpengaruh signifikan. Angelia dan Suryaningsih (2015) menemukan hanya

perusahaan berkinerja lingkungan kategori emas yang berpengaruh secara positif


6

dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Lee et al. (2015) juga menemukan

adanya pengaruh kinerja lingkungan perusahaan terhadap kinerja keuangan. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa adanya perilaku investor yang cenderung

menghukum perusahaan yang berkinerja lingkungan rendah secara terus menerus,

dilihat dari nilai Tobin’s q dan ROA-nya.

Hasil sebelumnya yang sama dihasilkan oleh Qi et al. (2014) dimana

peneliti mengungkapkan bahwa peningkatan Environmental Performance

berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance. Alvarez et al. (2014) juga

menemukan bahwa peningkatan kinerja lingkungan perusahaan diikuti oleh

meningkatnya kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian terdahulu juga menunjukkan kesesuaian dengan teori legitimasi.

Horvathova (2012) menemukan bahwa Kinerja lingkungan perusahaan hanya

berpengaruh secara signifikan untuk jangka panjang saja, dan tidak menemukan

pengaruh yang signifikan pada jangka pendek. Lo et al. (2011) menemukan bahwa

penilaian kinerja lingkungan perusahaan berdasarkan International Standard

Organization, (system manajemen lingkungan) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan.

Hasil berbeda ditemukan oleh Iwata dan Okada (2014), yang menemukan

bahwa Kinerja Lingkungan tidak signifikan memengaruhi Kinerja Keuangan.

Selain penelitian tersebut, Sathye dan Rokhmawati (2015) juga menemukan adanya

pengaruh yang tidak signifikan dari kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan.

Horvathova (2010) tidak menemukan adanya hubungan antara kinerja lingkungan

dengan kinerja keuangan. Sueyoshi dan Goto (2009) meneliti tentang investasi
7

lingkungan dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan di Amerika Serikat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Investasi lingkungan berpengaruh positif namun

tidak signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengindikasikan adanya Research

Gap maupun fenomena dari Kinerja Lingkungan sebagai variabel independen

yang mempengaruhi Kinerja Keuangan. Berikut ini terdapat beberapa penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan kinerja Keuangan :

Tabel 1.1
Research Gap Penelitian Sebelumnya
Variabel Lokasi Pengaruh Peneliti
Penelitian Penelitian Sebelumnya
Australia -Positif dan Scrimgeour et al.
signifikan (2015)
Kinerja
sebelum masa
Lingkungan
krisis
terhadap Kinerja
- Positif tidak
Keuangan
signifikan pada
masa krisis
Kinerja Amerika Serikat Positif Signifikan Singh (2015)
Lingkungan
terhadap Kinerja
Keuangan
Kinerja Italia -Positif signifikan Misani dan
Lingkungan untuk kinerja Pogutz (2015)
terhadap Kinerja lingkungan baik
Keuangan yang tinggi
maupun yang
rendah, namun
tidak
berhubungan
untuk kinerja
lingkungan
menengah
Kinerja Indonesia -Tidak signifikan Sathye dan
Lingkungan dan Rokhmawati
Kinerja Sosial (2015)
terhadap Kinerja
Keuangan
8

Variabel Lokasi Pengaruh Peneliti


Penelitian Penelitian Sebelumnya
Kinerja Indonesia -Berpengaruh Angelia dan
Lingkungan dan positif signifikan Suryaningsih
CSR terhadap untuk peringkat (2015)
Kinerja Keuangan Emas
-secara simultan
berpengaruh
positih signifikan
Kinerja Jepang -tidak Iwata dan Okada
lingkungan Berpengaruh (2015)
terhadap kinerja signifikan
keuangan
Kinerja Tiongkok Positif signifikan Qi et al. (2014)
Lingkungan
terhadap Kinerja
Keuangan
Kinerja 21 Negara Positif signifikan Alvarez et al.
Lingkungan (2014)
terhadap Kinerja
Keuangan
Kinerja Republik Ceko - Positif signifikan Horvathova
Lingkungan untuk jangka (2012)
terhadap Kinerja panjang
Keuangan - Positif tidak
signifikan pada
jangka pendek
Kinerja Jepang -Positif tidak Iwata dan Okada
Lingkungan signifikan (2011)
terhadap Kinerja
Keuangan
Sistem Amerika Serikat -Berpengaruh Lo et al. (2011)
Manajemen positif signifikan
Lingkungan terhadap kinerja
terhadap Kinerja keuangan
Keuangan
Kinerja Republik Ceko -Kedua Variabel Horvathova
Lingkungan berhubungan (2010)
terhadap Kinerja negative
Keuangan
Investasi Amerika Serikat Positif tidak Sueyoshi dan
Lingkungan signifikan Goto (2009)
terhadap Kinerja
Keuangan
9

Sumber : Scrimgeour et al. (2015), Singh (2015), Misani dan Pogutz (2015), Sathye

dan Rokhmawati (2015), Angelia dan suryaningsih (2015), Lee et al. (2015), Qi et

al. (2014), Alvarez et al. (2014), Horvathova (2012) , Iwata dan Okada (2011), Lo

et al. (2011), Horvathova (2010), Sueyoshi dan Goto (2009).

Di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat fenomena beberapa

perusahaan yang pada periode pengamatan tahun 2008 sampai 2014 tidak sesuai

dengan hasil penelitian terdahulu, antara kinerja lungkungan dan kinerja keuangan.

Tabel 1.2
Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA,
serta Tobin’s q perusahaan PT. Unilever, Tbk.
Periode 2008 – 2014

tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


Peringkat 4 3 4 4 5 5 3
proper
ROA 0.530 0.568 0.522 0.532 0.281 0.292 0.311
Tobin’s q 3.199 1.881 2.433 2.321 2.246 2.528 2.826
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan ICMD, Agustus 2015, diolah

Dapat dilihat dalam Gambar 1.2 pada periode 2008 – 2009, ketika kinerja

lingkungan mengalami penurunan, justru yang terjadi adalah naiknya tingkat ROA.

Pada periode 2011 – 2012 juga terjadi penurunan baik ROA maupun Tobin’s q

ketika kinerja lingkungan meningkat. pada periode 2013 – 2014, penurunan kinerja

lingkungan secara drastis justru membuat ROA dan Tobin’s q meningkat. Beberapa

hal tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Scrimgeour

et al. (2015) dan Singh (2015) yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan.


10

Tabel 1.3
Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA,
serta Tobin’s q perusahaan PT. Bukit Asam, Tbk.
Periode 2008 – 2014

tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


Peringkat 3 4 4 4 5 5 3
proper
ROA 0.418 0.466 0.298 0.360 0.307 0.211 0.181
Tobin’s q 2.125 3.356 2.562 2.994 2.388 1.811 1.952
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan ICMD, Agustus 2015, diolah

Dapat dilihat dalam Gambar 1.3 selama periode 2011 – 2014 terdapat

ketidak stabilan kinerja lingkungan. Pada periode 2011-2012, kenaikan kinerja

lingkungan diikuti oleh penurunan tingkat ROA dan nilai Tobin’s. Hal sebaliknya

terjadi pada periode 2013 – 2014, ketika penurunan kinerja lingkungan sejalan

dengan ROA, namun nilai Tobin’s q mengalami kenaikan. Hal ini tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan dengan Qi et al. (2014) dan Singh (2015), yang

menunjukkan bahwa Kinerja Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan serta Horvathova (2012) yang menunjukkan adanya

pengaruh positif yang signifikan dari Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja

Keuangan dalam jangka panjang.

Tabel 1.4
Tingkat Kinerja Lingkungan, ROA,
serta Tobin’s q perusahaan PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk.
Periode 2008 – 2014

tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


Peringkat proper 4 3 3 3 3 3 2
ROA -0.133 -0.120 0.055 0.096 0.020 -0.028 -0.015
Tobin’s q 1.486 1.517 1.407 0.658 0.728 0.447 1.030
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan ICMD, Agustus 2015, diolah

Dapat dilihat dalam Gambar 1.4 pada periode 2008 – 2009, ketika terjadi

penurunan kinerja lingkungan justru nilai Tobin’s q mengalami peningkatan, begitu


11

pula yang terjadi pada periode 2013 – 2014. Hal ini tidak konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Scrimgeour et al. (2015) yang menunjukkan hasil

bahwa Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap Tobin’s q.

Dalam berinvetasi, investor dapat melakukan analisis terhadap Kinerja

Keuangan, baik secara Akuntansi (Laporan Keuangan), maupun penilaian berbasis

pasar (Tobin’s q, harga saham). Hal ini dilakukan agar investor mendapatkan

informasi keuangan secara detail agar dapat mengambil keputusan investasi.

Horvathova (2010) menyatakan bahwa variabel keuangan yang didalamnya

terkandung ekspektasi pasar (berbasis nilai pasar, dan gabungan dari akuntansi dan

nilai berbasis pasar) akan memiliki efek yang secara signifikan berbeda pada

persamaan karena hal itu memiliki ekspektasi pasar ditambah dengan pertimbangan

informasi akuntansi. Dari acuan tersebut, dalam penelitian ini saya menggunakan

penghitungan ROA sebagai kinerja keuangan secara akuntansi dan nilai Tobin’s q

sebagai nilai perusahaan berbasis pasar.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian-penelitian tentang pengaruh

Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan cenderung tidak konsisten atau

berbeda antara peneliti yang satu dengan yang lain. Dengan adanya ketidak-

konsistenan hasil penelitian ini maka penelitian tentang “ANALISIS

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA

KEUANGAN; STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN LISTING DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2008–2014” dianggap penting untuk dilakukan.


12

Variabel – variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah Kinerja Lingkungan,

variabel kontrol, dan Kinerja Keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang, muncul beberapa masalah dalam

penelitian ini, seperti adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) maupun

fenomena pada variabel kinerja lingkungan perusahaan dan kinerja keuangan

periode 2008–2014 yang tidak sesuai dengan teori dan penelitian sebelumnya.

Dapat dilihat pada Tabel 1.1 bahwa tidak semua penelitian di tiap-tiap Negara

mendapatkan hasil pengaruh positif kinerja lingkungan yang signifikan terhadap

kinerja keuangan. Fenomena yang terjadi di Indonesia juga tidak sesuai dengan

teori yang ada. Seperti yang tampak pada table 1.2, 1.3, dan 1.4, adanya

inkonsistensi pengaruh kinerja lingkungan yang tidak selalu berdampak positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Karakteristik perusahaan digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya.

Hal ini untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan

dengan mengontrol variabel karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, resource slack, dan

sistem manajemen lingkungan.

Atas dasar permasalahan tersebut yaitu adanya fenomena gap dan research gap

maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap ROA?

2. Bagaimana pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Tobin’s Q?

3. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap ROA dan Tobin’s q?


13

4. Bagaimana pengaruh Resource Slack terhadap ROA dan Tobin’s q?

5. Bagaimana pengaruh Sistem Manajemen Lingkungan terhadap ROA dan

Tobin’s q?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah di

atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap ROA.

2. Untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap Tobin’s Q.

3. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap ROA dan

Tobin’s q.

4. Untuk menganalisis pengaruh resource slack terhadap ROA dan Tobin’s q.

5. Untuk menganalisis pengaruh Sistem Manajemen Lingkungan terhadap

ROA dan Tobin’s q.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat ataupun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai adanya

pengaruh dari kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan, serta pengaruh

dari faktor eksternal terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut dan dapat

digunakan dalam menentukan strategi perusahaan. Selain itu dapat memotivasi

perusahaan untuk melakukan social responsibility investment (SRI).

2. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan kinerja lingkungan ,

dan kinerja perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan

keputusan investasi.
14

3. Bagi masyarakat dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di

bidang perusahaan yang berada dalam lingkup pengawasan lingkungan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup.

4. Dengan adanya pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap kinerja keuangan

akan menambah referensi penilaian fundamental perusahaan.

5. Mengetahui kecenderungan perilaku investor, apakah dalam mengambil

keputusan investasi cenderung profit oriented atau environmental oriented.

6. Mengetahui kredibilitas Kementerian Lingkungan Hidup di mata investor

selaku institusi pemeringkat PROPER.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun secara berurutan yang

terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab II Telaah Pustaka, Bab III

Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Penutup.

Untuk masing-masing isi dari setiap bagian adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian,

rumusan masalah kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori legitimasi dan teori

stakeholder yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis penelitian.


15

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi

operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang digunakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis

data, dan interpretasi hasil yang menguraikan interpretasi terhadap

hasil analisis sesuai dengan teknik analisis yang digunakan,

termasuk di dalamnya pemberian argumentasi atau dasar

pembenarannya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil analisis data

dan pembahasan, selain itu juga berisi saran-saran yang

direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu serta

mengungkapkan keterbatasan penelitian ini.


BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Kinerja Lingkungan

Kinerja Lingkungan adalah mekanisme bagi perusahaan untuk secara

sukarela mengintegraikan perhatian terhadap lingkungan ke dalam operasinya dan

interaksi dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang

hukum (Wibisono, 2011). Suratno (2006) menyatakan bahwa kinerja lingkungan

adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, Kinerja Lingkungan perusahaan

di Indonesia diukur dengan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan). Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk

mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui

instrumen informasi. Dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan untuk:

(i) mendorong perusahaan untuk menaati peraturan perundang-undangan melalui

insentifdan disinsentifreputasi, dan (ii) mendorong perusahaan yang sudah baik

kinerja lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih (cleaner production).

PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif

dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Pemberian

insentif sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) berupa penghargaan PROPER.

16
17

Pemberian penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan dalam:

a. Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

b. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan

c. Pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER yang terdiri atas:

a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan

hitam

b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond

compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.

Kriteria Penilaian PROPER yang lebih lengkap dapat di lihat pada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Secara

umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna dengan pengertian

sebagai berikut:

f) Peringkat Emas

Merupakan Kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara

konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmenta excellency)

dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis beretika dan

bertanggung jawab terhadap masyarakat.


18

g) Peringkat Hijau

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan

(beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,

pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,

Recycle, dan recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial

(CSR/Comdev) dengan baik.

h) Peringkat Biru

Meupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan

dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i) Peringkat Merah

Merupakan kategori bagi perusahaan yang upaya pengelolaan

lingkungannya belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi

administrasi.

j) Peringkat Hitam

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan

perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi

administrasi.
19

2.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran

dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas (Jumingan, 2006).

Sedangkan menurut Fahmi (2012:2) Kinerja keuangan merupakan

gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil

yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan

bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Secara umum, terdapat 2 jenis pengukuran untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan; pengukuran kinerja berdasarkan pasar dan pengukuran

kinerja akuntansi. Pengukuran kinerja akuntansi berfokus pada tingkat

profitabilitas, pemanfaatan asset dan pertumbuhan, sedangkan pengukuran kinerja

berdasarkan pasar meliputi kinerja saham, return pasar, nilai buku, dan pengukuran

kinerja berdasarkan pasar yang lainnya (Wu, 2006).

Kedua pengukuran tersebut sama-sama memiliki keunggulan dan sangat

sering digunakan oleh para peneliti. Beberapa peneliti menggunakan pengukuran

pasar untuk memastikan kinerja perusahaan dalam hubungannya terhadap kinerja

lingkungan (Lou dan Bhattacharya, 2006) sementara peneliti yang lain

menggunakan pengukuran akuntansi (Graves dan Waddock, 1994). Bahkan ada


20

beberapa peneliti yang menggunakan kedua pengukuran secara bersama-sama

(McGuire, Sundgren, dan Schneeweis, 1988).

Pengukuran akuntansi mengukur kinerja perusahaan dari sudut historis

(McGuire et al., 1988), dan digunakan untuk menganggap yang berkaitan dengan

kompetensi manajerial sebaik-baiknya dan manipulasi dari prosedur akuntansi.

Disisi lain, pengukuran kinerja pasar cenderung lebih ke depan (futuristic) dan tidak

begitu terikat dengan prosedur akuntansi manajemen, dan sebagai ganti perwakilan

persepsi investor dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di

masa depan. Namun, pengukuran berdasarkan pasar tidak dapat menghindari

mispricing pasar secara keseluruhan dan sehingga mungkin tidak dapat dipercaya

seperti halnya pengukuran akuntansi (McGuire et al., 1988; Rust, Lemon, &

Zeithaml, 2004).

Penelitian ini menggunakan variable Return on Asset (ROA) sebagai proxy

dari variable kinerja keuangan. Berdasarkan literature terdahulu (Sueyoshi dan

Goto, 2009; Horvathova, 2012; Qi et al., 2014; Alvarez et al., 2014; Scrimgeour et

al., 2015; Lee et al., 2015), ROA merupakan indikator kinerja keuangan yang paling

popular digunakan oleh para peneliti.

2.1.3 Tobin’s q

Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya

tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam

mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi (Bambang dan

Elen, 2010). Nilai Tobin’s q menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang

dimiliki perusahaan (Lang et al., 1989) atau potensi pertumbuhan perusahaan


21

(Tobin & Brainard, 1968; Tobin, 1969; dalam Bambang dan Elen, 2010). Nilai

Tobin’s q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar saham (market value of all

outstanding stock) dan nilai pasar hutang (market value of all debt), dibagi dengan

nilai seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva produksi replacement value of

all production capacity), maka Tobin’s q dapat digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan, yaitu dari sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.

Di dalam perkembangannya, Tobin’s q mengalami modifikasi. Modifikasi

Tobin’s q versi Chung dan Pruitt (1994) telah digunakan secara konsisten karena

disederhanakan diberbagai simulasi. Modifikasi versi ini secara statistic kira-kira

mendekati Tobin’s q asli dan menghasilkan perkiraan 99,6% dari formulasi aslinya

yang digunakan oleh Lindenberg & Ross (1981). Formulasi rumusnya sebagai

berikut:

q = (MVS + D)/ TA

dimana:

MVS = market value of all outstanding shares

D = Debt

TA = Firm’s Asset’s

MVS merupakan nilai pasar saham yang diperoleh dari perkalian jumlah

saham yang beredar dengan ahrga saham (outstanding shares x stock price). Debt

merupakan besarnya nilai pasar hutang, dimana nilai ini dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

D = (AVCL – AVCA) + AVLTD


22

Dimana:

AVCL = accounting value of the firm’s Current Liabilities

= Short Term Debt + Taxes Payable.

AVLTD= Accounting Value of the Firm’s Long Term Debt

AVCA = Accounting Value of the firm’s Current Assets.

= cash + Account Receivable + Inventories.

Interpretasi dari skor Tobin’s q adalah sebagai berikut:

1. Tobin’s q < 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued.

Hal ini berarti manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan.

Selain itu, pertumbuhan investasi perusahaan juga rendah.

2. Tobin’s q = 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average. Hal

ini berarti manajemen stagnan dalam mengelola aktiva, dan potensi

pertumbuhan investasi tidak berkembang.

3. Tobin’s q > 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi overvalued.

Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen berhasil dalam mengelola

aktiva perusahaan, serta potensi pertumbuhan investasi tinggi.

Berdasarkan penjelasan interpretasi di atas, maka investor yang akan

mengejar capital gain dapat mengambil keputusan untuk membeli, menahan atau

menjual saham yang dimiliki sesuai nilai perolehan Tobin’s q tersebut.


23

Penelitian ini juga menggunakan variabel Tobin’s q sebagai wakil dari

variabel kinerja keuangan. Berdasarkan literature terdahulu (Scrimgeour et al.,

2015; Lee et al., 2015; Misani dan Pogutz, 2015; Horvathova (2010); Sueyoshi dan

Goto, 2009. Sedangkan Iwata dan Okada (2011) menggunakan logaritma natural

dari Tobin’s q. maka Tobin’s q layak dijadikan proxy dari kinerja keuangan.

2.1.4 Karakteristik Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki ciri khas tersendiri yang saling berbeda antara

perusahaan satu dengan yang lain. Hal inilah yang membuat masing-masing

perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan kinerja keuangan yang berbeda-beda.

Perbedaan – perbedaan tersebut memungkinkan terjadinya ketimpangan penilaian

penelitian. Oleh karena itu, perlu adanya penyamaan karakteristik perusahaan yang

merupakan variabel lain diluar variabel yang ada dalam penelitian.

Berdasarkan literatur pada Dixon-Fowler et al., (2013); Horvathova (2010),

Penelitian ini menggunakan variabel kontrol size (Scrimgeour et al., 2015),

resource slack (Qi et al., 2014), dan Environmental Management System

(Scrimgeour et a., 2015). Berikut adalah beberapa karakteristik perusahaan yang

digunakan dalam penelitian ini:

1. Size

Para peneliti menemukan strategi yang berbeda antara perusahaan

besar dengan perusahaan kecil menimbulkan pertanyaan, apakah dari

kinerja lingkungannya lebih menguntungkan ukuran perusahaan besar atau

kecil. Di satu sisi, perusahaan besar yang memiliki sumber daya yang lebih
24

besar daripada perusahaan kecil lebih dapat diuntungkan dengan investasi

pada R&D dan teknologi baru yang lebih banyak sedangkan perusahaan

kecil mungkin tidak memiliki sumber daya lebih untuk diinvestasikan pada

kinerja lingkungannya. Di sisi lain, sangat mungkin terjadi bahwa

perusahaan kecil tidak dibebani oleh kelembaman (inersia) dari lawannya

yang lebih besar dan lebih fleksibel, membuat para perusahaan kecil

menjadi lebih baik untuk merespon tantangan lingkungan dan perubahan

organisasi (Dixon-Fowler et al., 2013). Dilihat dari pernyataan tersebut,

penelitian ini juga dibuat untuk menemukan jawaban apakah pengaruh

kinerja lingkungan sama atau berbeda untuk perusahan besar dan kecil.

Ukuran perusaan dapat dinyatakan dalam logaritma total aktiva

(Coleman, 2010). Semakin besar total aktiva maka semakin besar pula

ukuran perusahaan. Nilai aktiva dianggap lebih stabil dibanding

pengukuran lainnya dalam mengetahui ukuran perusahaan. Penelitian ini

menggunakan size sebagai variabel control untuk menangkap pengaruh

dari ukuran perusahaan (size) terhadap kinerja keuangan.

2. Resource Slack

Ada beberapa parameter yang berbeda – beda yang digunakan

untuk mengukur kelangkaan sumberdaya organisasi atau perusahaan; kas

dan jumlah sekuritas yang dapat dipasarkan; current ratio, quick ratio,

rasio ekuitas/hutang, rasio hutang/ekuitas, dan rasio hutang/asset (Lee dan

Rhee, 2007). Penelitian ini menggunakan rasio total asset/total liabilitas


25

(slack) untuk mengukur resource slack (Qi, 2014). Nilai slack (kelebihan)

yang lebih tinggi menunjukkan resource slack yang tinggi pula.

3. Environmental Management System

Pentingnya strategi manajemen lingkungan mulai mempengaruhi

kinerja lingkungan perusahaan. Secara umum, manajer perusahaan tidak

terlatih dalam pengetahuan untuk melengkapi para manajer dengan

kemampuan penting untuk memahami proses lingkungan dan menentukan

strategi manajemen melalui besarnya pengaruh terhadap lingkungan

(Muhammad et al., 2014). Manajer perusahaan diperkirakan tidak

menjadikan kinerja lingkungan sebagai prioritas utama, sebagai contohnya,

manajer perusahaan memegang wewenang peraturan untuk dipatuhi dalam

perusahaan yang inti bisnisnya adalah ekstraksi sumberdaya, berfokus pada

laba untuk pemegang saham.

Penelitian ini menggunakan Sistem manajemen lingkungan sebagai

variabel kontrol (Scrimgeour et al., 2015). Strategi sistem manajemen

lingkungan terdiri dari 3 karakteristik perusahaan; (1) Penghargaan

lingkungan, (2) tim manajemen lingkungan, dan (3) manajemen rantai

suplai lingkungan seperti yang disarankan oleh Hoejmose et al., (2014).

Penelitian ini menggunakan proxy sertifikasi ISO 14001 sebagai

persyaratan standar dari sistem manajemen lingkungan perusahaan,

(International Standard Organization).

Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 :


26

2004 merupakan suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang

telah diakui secara internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh

Badan Sertifikat di bawah koordinasi Organisasi Standar Internasional (ISO

: International Organization For Standardization). Sistem Manajemen

Lingkungan atau Environment Management System (EMS) adalah bagian

dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi,

rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses

dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan

pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 1996).

ISO 14001 disepakati secara internasional yang menetapkan standar

persyaratan untuk system manajemen lingkungan. ISO 14001 membantu

organisasi meningkatkan kinerja lingkungan mereka melalui penggunaan

sumber daya yang lebih efisien dan pengurangan limbah, serta memperoleh

keunggulan kompetitif dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan

(International Standard Organization, 2015).

Dalam penelitian ini, Environmental Management System

menggunakan proxy sertifikasi ISO menggunakan variabel Dummy.

Perusahaan yang telah memenuhi sertifikasi ISO 14001 mendapat nilai 1,

sedangkan yang belum mendapatkan sertifikasi ISO 14001 mendapat 0.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Legitimasi


27

Teori legitimasi (Legitimacy theory) berfokus pada interaksi antara

perusahaan dengan masyarakat. Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah

bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma – norma sosial

masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat perusahaan

semakin legitimate. Menurut Dowling dan Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri

(2007), legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan – batasan yang

ditekankan oleh norma – norma dan nilai – nilai social, dan reaksi terhadap batasan

tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan

lingkungan.

Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori

legitimasi adalah kontrak social antara perusahaan dengan masyarakat dimana

perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Shocker dan Sethi

dalam Gozali dan Chariri (2007) memberikan penjelasan tentang konsep kontrak

social, yaitu:

“semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat


melalui kontrak social, baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup
pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan
kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada
kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.”

Berdasarkan kajian tentang teori legitimasi, dapat disimpulkan bahwa teori

tersebut memiliki penekanan pada operasional perusahaan yang harus

memperhatikan aspek lingkungan, dimana dalam penelitian ini dikembangkan

suatu aspek yaitu social responsibility investment. Dalam teori legitimasi

menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan utama.


28

2.2.2 Teori Stakeholder

Teori Stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang

hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat

bagi stakeholder-nya (Ghazali dan Chariri, 2007). Stakeholder suatu perusahaan

terdiri dari pemegang saham, kreditor, konsumen, pemasok, karyawan, dan

komunitas lain seperti masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan social.

Stakeholder pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian

sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Ketika stakeholder

mengendalikan sumber-sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka

perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang dapat memuaskan keinginan

stakeholder (Ullman, 1985:552).

Teori stakeholder juga memberikan gambaran bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan seyogyanya melampaui tindakan memaksimalkan laba untuk

kepentingan pemegang saham (stockholder). Kesejahteraan yang dapat diciptakan

oleh perusahaan sebenarnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham

tetapi juga untuk stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan atau

klaim terhadap perusahaan (Untung, 2008).

Teori stakeholder berhubungan dengan konsep Penerapan pengendalian

lingkungan perusahaan dimana kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh

para stakeholder-nya. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas untuk

memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang saham, namun juga harus

memperhatikan investor, masyarakat, pelanggan, dan pemasok sebagai bagian dari

operasional perusahaan. Menurut Soedaryanto (2011), seperti halnya pemegang


29

saham yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan, stakeholder juga mempunyai hak terhadap perusahaan.

Teori ini menjelaskan pentingnya sebuah perusahaan dalam memuaskan

keinginan para stakeholder. Dalam hal ini, selain penilaian dari Kementerian

lingkungan hidup, perusahaan itu sendiri juga mengungkapkan secara sukarela atas

kinerja lingkungan yang telah dilakukan untuk membuktikan keada masyarakat

akan kepedulian perusahaan tersebut dalam menjaga lingkungan dan memberikan

nilai tambah serta manfaat bagi masyarakat yang merupakan stakeholder-nya.

2.2.3 Teori Friedman

Friedman (1970) mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan

adalah untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Seperti diketahui bahwa pada

dasarnya tanggung jawab sosial memiliki cost yang harus dibayarkan, yang

nantinya akan mengorbankan uang baik dari sisi stockholder-nya, konsumen,

ataupun karyawan perusahaan.

Ada dua sudut pandang perihal tanggungjawab sosial; berdasarkan

penilaian dasar dan berdasarkan konsekuensi. Pada penilaian dasar, tanggung jawab

sosial yang melibatkan persetujuan dari pihak-pihak sosial melihat bahwa

mekanisme politis perusahaan, bukan mekanisme pasar, adalah langkah tepat untuk

menentukan alokasi sumberdaya yang langka. Pelaksanaan CSR semata-mata

untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap masyarakat. Namun dilihat dari

konsekuensinya, kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan bila menguntungkan

bagi perusahaan, maka akan meningkatkan harga barang, yang pada akhirnya akan

memunculkan inflasi. Namun bila ingin menekan inflasi, maka biaya CSR berada
30

di tangan stockholder, atau konsumen, atau bahkan karyawan perusahaan itu

sendiri.

Dari logika tersebut, mana yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial

merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan keuntungan? Dalam prakteknya,

kegiatan tanggungjawab sosial hanya sekedar formalitas saja dan sebagai ajang

unjuk gigi akan kepedulian sosial. Namun dengan dilaksanakannya CSR, maka

kesan-kesan negatif akan sebuah perusahaan, seperti kapitalisme, keuntungan,

perusahaan tidak manusiawi dan lainnya, akan menjadi samar. Ini merupakan salah

satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan goodwill mereka. Jadi, pelaksanaan

tanggungjawab sosial merupakan sampul dari upaya meningkatkan goodwill

perusahaan, yang pada jangka pendek akan memerlukan biaya, dan pada jangka

panjang akan mendapatkan pujian dan kepercayaan dari masyarakat, sehingga

meningkatkan nilai perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Kinerja

Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan. Hasil dari beberapa peneliti akan

digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara

lain adalah sebagai berikut:

Scrimgeour et al. (2015) melakukan penelitian tentang The Relathionship

Between Environmental Performance and Financial Performance in Periods of

Growth and Contraction: evidence from Australian Publicly Listed Company.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kinerja

Lingkungan, di wujudkan dengan data dari PRTR ( Pollutant Release and Transfer
31

Register) Amerika Serikat. Kinera Keuangan sebagai variable dependen, diukur

dengan variabel Return on Asset (ROA) dan nilai Tobin’s Q. penelitian ini

mencantumkan Size, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Dividen Yield,

Environmental Award, Environmental Management System, dan Environmental

Supply Chain Management sebagai variable kontrolnya. Metode analisis yang

digunakan adalah Generic Regression dan panel data regression model. Hasil dari

penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada masa pre-krisis dan menjadi

tidak signifikan pada masa krisis.

Singh (2015) melakukan penelitian tentang Environmental Rankings and

financial Performance: an Analyis of Firm in the U. S. Food and Beverge Supply

Chain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Environmental Ranking sedangkan Kinerja Keuangan Perusahaan yang di-proxy

kan dengan profit margin digunakan sebagai variabel dependen. Metode analisis

yang digunakan adalah metode proximity matrix. Hasil dari penelitiannya

menunjukkan bahwa Perusahaan dengan peringkat lingkungan lebih tinggi

memiliki kinerja keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang

mendapat peringkat lingkungan lebih rendah.

Sathye dan rokhmawati (2015) melakukan penelitian yang berjudul; “The

Effect of GHG Emission, Environmental Performance, and Social Performance of

Listed Manufacturing Firms in Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah ROA, sedangkan variabel independennya adalah

Kinerja Lingkungan, jumlah emisi GHG, dan kinerja sosial. Metode analisis yang
32

digunakan adalah generic regression. Hasil dari penelitiannya menunjukkan

bahwa Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

keuangan.

Angelia dan Suryaningsih (2015) melakukan penelitian yang berjudul;

“The Effect of Environmental Performance and Social Responsibility Disclosure

Towards Financial Perfirmance (Case Study to Manufacture, Infrastructure, and

Service Companies that Listed At Indonesia Stock Exchange)”. Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA dan ROE. Sedangkan variabel

independennya adalah Kinerja Lingkungan dan pengungkapan CSR. Metode

analisis yang digunakan adalah Multi Regression. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap ROA

dan ROE.

Misani dan Pogutz (2015) melakukan penelitian yang berjudul;

“Unravelling the effect of environmental outcomes and processes on financial

performance: A non-linear approach”. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini Tobin’s q, sedangkan variabel independennya adalah carbon

performance. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square

Regression. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa baik perusahaan berkinerja

karbon tinggi maupun rendah, mendapatkan nilai Tobin’s q yang tinggi. Perusahaan

berkinerja karbon menegah justru tidak mendapatkan nilai Tobin’s q yang tinggi.

Lee et al. (2015) melakukan penelitian yang berjudul; “The impact of

carbon (CO2) emissions and environmental research and development (R&D)


33

investment on firm performance”. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini ROA dan Tobin’s q, sedangkan variabel independennya adalah

kinerja lingkungan perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary

Least Square Regression. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan Berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan untuk

perusahaan berkinerja lingkungan rendah.

Qi et al. (2014) melakukan penelitian tentang Revisiting the relationship

between environmental and financial performance in Chinese Industry. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu SO2E, sebagai proxy dari

kinerja lingkungan, dan ROA digunakan sebagai variabel dependen. Variabel

Intervening yan digunakan adalah Industry Munificence dan resource slack.

Penelitian ini menambahkan jumlah perusahaan dan ukuran perusahaan sebagai

variable control. Metode analisis yang digunakan adalah correlation matrix. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa Peningkatan tingkat kinerja lingkungan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Alvarez et al. (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Carbon emission

reduction: the impact on the financial and operational performance of international

companies”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ROE

dan ROA. Variabel independennya adalah varian dari emisi GHG. Variabel control

menggunakan ukuran perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah

multivariate regression. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

berkurangnya emisi GHG berpengaruh positif terhadap ROE dan tidak berpengaruh

terhadap ROA.
34

Horvathova (2012) melakukan penelitian yang berjudul “The impact of

environmental performance on firm performance: short-term cost and long-term

benefits?”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja

lingkungan sedangkan kinerja keuangan yang diwujudkan dengan ROA dan ROE

digunakan sebagai variabel dependen. Peneliti menggunakan size dan

indebtedness sebagan variable control. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis generic regression dan data panel. Hasil dari penelitiannya menunjukkan

bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan untuk jangka panjang, dan

menjadi tidak signifikan pada jangka pendek.

Iwata dan Okada (2011) melakukan penelitian yang berjudul; “How does

environmental performance affect financial performance? Evidence from Japanese

manufacturing firms”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kinerja Keuangan, sedangkan variable independennya adalah Kinerja

Lingkungan. Metode analisis yang digunakan adalah cross section. Hasil dari

penelitiannya menunjukkan bahwa Kinerja lingkungan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan.

Lo et al. (2011) melakukan penelitian yang berjudul; “The impact of

environmental management system on financial performance in fashion and textiles

industries”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA

dan ROS, sedangkan variabel independennya adalah ISO 14000. Metode analisis

yang digunakan adalah Comparation. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa

ISO 14000 berpengaruh positif signifikan terhadap Tobins q.


35

Horvathova (2010) melakukan penelitian yang berjudul; “Does

environmental performance affect financial performance? A meta-analysis”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan dan kinerja

keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah Correlation. Hasil dari

penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja lingkungan dan kinerja keuangan

berhubungan negatif.

Sueyoshi dan Goto (2009) melakukan penelitian yang berjudul; “Can

environmenta investment and expenditure enhance financial performance of U

electric utility firms under the clean air act amendment od 1990?”. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, dan variabel

independennya adalah EFAC (Environmental protection facilities-long term effort)

dan ECO (Environmental protection cost-short term effort). Variabel control yang

digunakan adalah ukuran perusahaan, DER, dan laba bersih/pendapatan

operasional. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa investasi lingkungan berpengaruh positif terhadap

kinerja lingkungan namun tidak signifikan.


36

Berikut merupakan Tabel ringkasan dari penelitian- penelitian terdahulu:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Jurnal Peneliti dan Variable dan Alat ukur Hasil
tahun sampel
penelitian
The Scrimgeour Dependen: Data panel EP
relationship et al. (2015) berpengaruh
between ROA dan tidak
environmental Australia Tobin’s Q signifikan
performance Independen: thd FP pada
and financial masa krisis,
Environmental
performance dan
Performance
in periods of signifikan
growth and Variabel Control: positif pada
contraction: D2E, CR, DY masa pre
evidence from krisis
Australian
publicly listed
companies
Environmenta Singh Dependen: Matrix, Ranking
l rankings and (2015) komparasi lingkungan
financial Profit margin perusahaan
performance: U.S. Independen: Berpengaruh
An analysis of Environmental positif dan
firms in the ranking signifikan
US food and terhadap
beverage kinerja
supply chain keuangan
The Effect of Sathye dan Dependen: Generic Kinerja
GHG rokhmawati regression lingkungan
Emission, ROA berpengaruh
(2015)
Environmenta Independen: positif tidak
l Performance, Indonesia signifikan
and Social Kinerja terhadap
Performance Lingkungan, kinerja
of Listed jumlah emisi keuangan
Manufacturin GHG, dan kinerja
g Firms in sosial
Indonesia
37

Jurnal Peneliti dan Variable dan Alat ukur Hasil


tahun sampel
penelitian
The Effect of Angelia dan Dependen: Multi Kinerja
Environmenta Suryaningsi Regression lingkungan
l Performance h (2015) ROA dan ROE berpengaruh
and Social Independen: positif dan
Responsibility Indonesia signifikan
Disclosure Kinerja terhadap
Towards lingkungan dan ROA dan
Financial pengungkapan ROE
Perfirmance CSR
(Case Study
to
Manufacture,
Infrastructure,
and Service
Companies
that Listed At
Indonesia
Stock
Exchange
Unravelling Misani dan Dependen: Ordinal Kinerja
the effect of Pogutz least square karbon
environmental (2015) Tobin’s q regression berpengaruh
outcomes and Independen: positif dan
processes on negatif
financial Kinerja karbon terhadap
performance: Tobin’s q,
A non-linear dan tidak
approach berpengaruh
terhadap
nilai Tobin’s
q sedang
The impact of Lee et al. Dependen: Ordinal Berpengaruh
carbon (CO2) least square positif
(2015) ROA Tobin’s q signifikan
emissions and regression
environmental Jepang Independen: untuk
research and perusahaan
development Kinerja berkinerja
Lingkungan lingkungan
(R&D)
perusahaan rendah
investment on
38

Jurnal Peneliti dan Variable dan Alat ukur Hasil


tahun sampel
penelitian
firm
performance
Revisiting the Qi, et al. Dependen: ROA Correlation Peningkatan
relationship matrix tingkat EP
between (2014) Independen: berpengaruh
environmental Tiongkok SO2E, signifikan
and financial Munificence, terhadap FP.
performance Slack
in Chinese Variabel kontrol:
industry Jumlah
perusahaan dan
Size pada ROA
Carbon Alvarez et Dependen: Multivariat berkurangny
emission al. e regression a emisi GHG
reduction: the ROE dan ROA berpengaruh
impact on the (2014) Independen: positif
financial and terhadap
operational 21 Negara Varian dari emisi ROE dan
performance GHG tidak
of berpengaruh
international terhadap
companies ROA
The impact of Horvathova Dependen: Data panel EP
environmental berpengaruh
performance (2012) ROA, ROE signifikan
on firm Republik Independen: EP untuk jangka
performance: Ceko panjang, din
Short-term Control FP: Size, tidak
costs and Indebtedness signifikan
long-term (debt to total pada jangka
benefits? asset) pendek.
How does Iwata dan Dependen: Cross Kinerja
environmental Okada section Lingkungan
performance (2011) FP berpengaruh
affect Independen: positif
financial Jepang signifikan
performance? EP terhadap
Evidence kinerja
from Japanese keuangan
39

Jurnal Peneliti dan Variable dan Alat ukur Hasil


tahun sampel
penelitian
manufacturin
g firms
Determinan Lo et Dependen: ROA Regresi Investasi
dan al.(2011) linier lingkungan
Konsekuensi Independen: berpengaruh
Investasi Indonesia positif
Ukuran
Lingkungan: perusahaan, jenis terhadap
studi empiris industri, kinerja
pada kepemilikan keuangan
perusahaan institusional dan perusahaan
yang kepemilikan
memperoleh asing
penilaian
proper
Does Horvathova Kinerja meta- Tidak ada
environmental (2010) lingkungan dan analysis hubungan
performance kinerja keuangan antara
affect Republik kinerja
financial Ceko lingkungan
performance? dengan
A meta- kinerja
analysis keuangan
Can Sueyoshi Dependen: Regression Positif tidak
environmental dan Goto signifikan
investment (2009) ROA
and Independen:
expenditure Amerika
enhance Serikat EFAC dan ECO
financial Variabel kontrol:
performance
of U electric ukuran
utility firms perusahaan,
under the
DER,
clean air act
amendment laba
on 1990? bersih/pendapata
n operasional
40

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya. Kesamaan penelitian yang akan dilakukan

dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis pengaruh kinerja lingkungan,

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaannya adalah dalam

periode penelitian, studi empiris, metode analisis, dan variabel yang digunakan.

Penelitian ini dilakukan dalam periode 2008 – 2014 pada Bursa Efek Indonesia

dengan variabel yang digunakan adalah Kinerja lingkungan, dan kinerja keuangan

dengan menggunakan variable ROA dan Tobin’s Q. sedangkan metode analisis

yang digunakan adalah regresi linier dengan data pooled.

2.4 Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

2.4.1 Pengaruh Kinerja lingkungan terhadap ROA

PROPER sebagai proxy dari variabel kinerja lingkungan, merupakan

kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan (KLH, 2010). ROA merupakan

indikator penggunaan yang efisien dari aset total perusahaan dan juga sebuah

indikator jumlah keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap unit

investasi pada asset (Palepu et al. 2010). Winters et al., (1964), menemukan bahwa

indikator utama dari keberhasilan suatu perusahaan adalah return on asset (ROA)

dan return on equity (ROE), diikuti oleh total sales dan net income plus market

share growth. Dalam penelitian ini, saya menggunakan variable ROA sebagai

proxy dari kinerja keuangan perusahaan.


41

Srimgeour et al. (2015) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari

kinerja lingkungan perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan, baik positif

signifikan (2001 - 2007) maupun positif tidak signifikan (2008 - 2010). Penelitian

lain yang dilakukan oleh Qi et al. (2014) menemukan bahwa dengan meningkatkan

Environmental Performance di Tiongkok akan berpengaruh secara signifikan

terhadap hubungan Environmental Performance - ROA. Dalam penelitian ini

menunjukkan adanya peran penting dari slack resources terhadap hubungan

Environmental Performance - ROA.

Berdasarkan pada teori legitimasi, peringkat atau penghargaan

kelingkungan suatu perusahaan yang baik akan membuat masyarakat memandang

tindakan perusahaan sebagai sesuatu yang positif. Dengan begitu terjadi kenaikan

kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan meningkatnya kepercayaan

masyarakat terhadap perusahaan sehingga penjualan meningkat, dan juga

meningkatkan harga saham. Hal ini akan meningkatkan nilai perusahan. M. Porter

dan Kramer (2002) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk bersaing

sangat bergantung pada lingkungan hidup dimana perusahaan berada.

Mempertahankan lingkungan perusahaan tidak hanya menguntungkan masyarakat,

namun juga perusahaan, karena mengurangi pencemaran lingkungan dan limbah

dapat membawa perusahaan menjadi lebih produktif dalam menggunakan

sumberdaya dan nantinya dapat membantu menghasilkan produk yang memiliki

nilai di mata konsumen. Dengan produk yang memiliki nilai tambah di mata

konsumen, maka produk memiliki nilai jual yang lebih baik daripada produk lain,

sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan.


42

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja lingkungan (peringkat

PROPER) memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA, sehingga dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap ROA.

2.4.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Tobin’s Q

Tobin’s q adalah gambaran statistik yang berfungsi sebagai proksi dari nilai

perusahaan dari perspektif investor, yang digambarkan dengan nilai pasar dari

asset perusahaan dan replacement value of those assets.

Scrimgeour et al. (2015), menemukan bahwa kinerja lingkungan

perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap Tobin’s q pada masa

pertumbuhan. Misani dan Pogutz (2015) menemukan bahwa perusahaan

mendapatkan kinerja keuangan yang tinggi ketika kinerja karbon perusahaan

rendah maupun tinggi. Kinerja karbon memiliki hubungan negatif dengan kinerja

lingkungan.

Friedman (1970) menyatakan, dalam prakteknya, kegiatan tanggungjawab

sosial hanya sekedar formalitas saja dan sebagai ajang unjuk gigi akan kepedulian

sosial. Namun dengan dilaksanakannya kegiatan tanggungjawab sosial, maka

kesan-kesan negatif akan sebuah perusahaan, seperti kapitalisme, keuntungan,

perusahaan tidak manusiawi dan lainnya, akan menjadi samar. Ini merupakan salah

satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan goodwill mereka.

Berdasarkan uraian diatas dan mengacu pada Teori Legitimasi yang

mengasumsikan bahwa teori tersebut memiliki penekanan pada operasional


43

perusahaan yang harus memperhatikan aspek lingkungan, dimana dalam penelitian

ini dikembangkan suatu aspek yaitu social responsibility investment, dan

menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan utama, maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap

Tobin’s q, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 = Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap Tobin’s q.

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis

H1 (+) Variabel Dependen


Variabel independen ROA
- Kinerja Lingkungan
Variabel kontrol

- Ukuran Perusahaan
- Resource Slack H2 (+)

- Environmental Variabel Dependen


Management System
Tobin’s q

Sumber : Scrimgeour et al. (2015), Singh (2015), Misani dan Pogutz (2015), Sathye
dan Rokhmawati (2015), Angelia dan suryaningsih (2015), Lee et al. (2015), Qi et
al. (2014), Alvarez et al. (2014), Horvathova (2012) , Iwata dan Okada (2011), Lo
et al. (2011), Horvathova (2010), Sueyoshi dan Goto (2009).
44

2.6 Perumusan Hipotesis

Dari uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Hipotesis 1: Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap ROA pada

perusahaan yang listing di BEI dan terdaftar di Kementerian

Lingkungan Hidup.

Hipotesis 2: Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai Tobin’s q

perusahaan yang listing di BEI dan terdaftar di Kementerian

Lingkungan Hidup.

Sementara hipotesis untuk variabel kontrol adalah sebagai berikut:

Hipotesis 3: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA dan

Tobin’s q pada perusahaan yang listing di BEI dan terdaftar di

Kementerian Lingkungan Hidup.

Hipotesis 4: Resource Slack berpengaruh positif terhadap ROA dan Tobin’s q

pada perusahaan yang listing di BEI dan terdaftar di Kementerian

Lingkungan Hidup.

Hipotesis 5: Environmental Management System berpengaruh positif terhadap

ROA dan Tobin’s q pada perusahaan yang listing di BEI dan

terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Pada umumnya

variabel dibedakan menjadi 2 jenis, yakni variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang

telah dipaparkan, variabel dependen dan independen yang dipakai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen (Supono, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Kinerja Keuangan. Secara umum terdapat 2 jenis pengukuran kinerja

keuangan perusahaan (Singh, 2015), yaitu dengan pengukuran kinerja nilai pasar

dan pengukuran rasio keuangan. Kinerja rasio keuangan fokus pada profitabilitas,

penggunaan asset dan pertumbuhan, sedangkan pengukuran berdasarkan nilai pasar

meliputi kinerja saham, return pasar, PBV, dan pengukuran kinerja pasar lainnya.

Dalam penelitian ini, variabel dependen menggunakan kedua pengukuran tersebut,

ROA (Qi, 2014) sebagai proksi pengukuran rasio keuangan perusahaan, dan

Tobin’s q (Scrimgeour, 2015) sebagai proksi pengukuran nilai pasar perusahaan.

45
46

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Supono, 1999). Variabel-variabel independen

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah Kinerja Lingkungan.

3.1.3 Variabel Kontrol

Variabel control dalam penelitian ini menggunakan size (Singh, 2015), yang

diukur dari LOG total asset, Resource Slack (Qi, 2014), yang diukur dari total dan

Environmental Management System (Scrimgeour, 2015).

3.2 Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.2.1 Return on Asset

ROA adalah rasio keuangan yang dihitung dari laba sebelum pajak dibagi

dengan total asset. ROA menunjukkan besarnya pendapatan perusahaan dalam

satu tahun dibandingkan dengan total asset perusahaan.

3.2.2 Tobin’s q

Tobin’s q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya

tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam

mengelola aktiva perusahaan. Nilai Tobin’s q menggambarkan suatu kondisi

peluang investasi yang dimiliki perusahaan (Lang, et al., 1989). Menurut Chung
47

dan Pruitt (1994), Tobin’s q adalah nilai pasar yang dihitung dengan kapitalisasi

pasar ditambah dengan total kewajiban, dibagi dengan total aset.

3.2.3 Kinerja Lingkungan

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang menjadi

tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat ketaatan dan pengelolaan lingkungan,

merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk

mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui

instrumen informasi. Dalam penelitian ini variabel Peringkat proper diukur dari

prestasi perusahaan mengikuti program PROPER. Menurut Gunawan (2011),

Sistem penentuan skor peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan

perusahaan dalam lima (5) warna yaitu :.

a. Peringkat Emas = skor 5

Merupakan Kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara

konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmenta excellency)

dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis beretika dan

bertanggung jawab terhadap masyarakat.

b. Peringkat Hijau= skor 4

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan

(beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,

pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,


48

Recycle, dan recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial

(CSR/Comdev) dengan baik.

c. Peringkat Biru = skor 3

Meupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan

upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan

dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Peringkat Merah= skor 2

Merupakan kategori bagi perusahaan yang upaya pengelolaan

lingkungannya belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi

administrasi.

e. Peringkat Hitam= skor 1

Merupakan kategori untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan

perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi

administrasi.
49

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

1 ROA rasio keuangan 𝐸𝐵𝑇 Rasio


yang dihitung 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
dari laba sebelum
pajak dibagi
dengan total asset
2 Tobin’s q indikator untuk (𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝐶𝑎𝑝 + 𝐷) Rasio
mengukur kinerja 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
perusahaan,
khususnya
tentang nilai
perusahaan, yang
menunjukkan
suatu performa
manajemen dalam
mengelola aktiva
perusahaan
3 Kinerja menyatakan Berdasarkan peringkat Interval
Lingkungan bahwa kinerja PROPER, dengan
lingkungan adalah ketentuan sebagai
kinerja berikut :
perusahaan dalam
menciptakan Emas – skor = 5
lingkungan yang Hijau – skor = 4
baik. Biru – skor = 3
Merah – skor = 2
Hitam – skor = 1

4 Ukuran Merupakan Ln(Total Aset) Rasio


Perusahaan besaran
perusahaan.
5 Resource Merupakan Total Asset Rasio
Slack tingkat kelebihan Total liabilitas
sumber daya yang
dimiliki
perusahaan
50

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

6 Environment Merupakan sistem Variabel Dummy, Rasio


al manajemen dengan pengukuran
Management pengelolaan perusahaan yang
System lingkungan yang memiliki sertifikasi
telah diakui ISO 14001 bernilai 1,
secara dan yang tidak
internasional memiliki bernilai 0
dengan sertifikat
resmi.
3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki

kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu

riset khusus (Santoso dan Tjiptono, 2001). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh data ROA, nilai Tobin’s q, dan Peringkat Proper.

Berdasarkan data yang tersedia di internet untuk semua variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, tersedia data dari tahun 2008 –2014.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 1999). Adapun sampel penelitian ini diambil setelah

memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional

variabel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan

pertimbangan. Kriteria utama dari pertimbangan yang dimaksud adalah perusahaan

yang terdaftar dalam penilaian Proper oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan

terdaftar sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:


51

1. ROA. Data diperoleh dari penghitungan Laba sebelum pajak dibagi dengan

total asset yang terdapat pada Laporan Keuangan Indonesian Capital

Market Directory. Data yang digunakan adalah data tiap akhir tahun selama

periode pengamatan antara tahun 2008 - 2014.

2. Tobin’s q. Data diperoleh dari penghitungan jumlah dari kapitalisasi pasar

dan total kewajiban, dibagi dengan total aset. Seluruh elemen data diambil

dari Laporan Keuangan pada Indonesian Capital Market Directory. Data

yang digunakan adalah data tiap akhir tahun selama periode pengamatan

antara tahun 2008 – 2014.

3. Peringkat Proper. Peringkat Proper merupakan variabel berskala interval,

dimana Perusahaan Berperingkat Emas bernilai 5, Hijau Bernilai 4, Biru

bernilai 3, Merah bernilai 2 dan Hitam Bernilai 1. Data diperoleh dari press

release PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dengan alamat website

www.menlh.go.id. Data yang digunakan adalah data tiap akhir tahun selama

periode pengamatan antara tahun 2008 – 2014.

Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah

disebutkan di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti

jumlah sampel yang masuk kategori tersebut diatas (Tercatat sebagai perusahaan

terbuka di Bura Efek Indonesia, dan masuk ke dalam penilaian PROPER oleh

Kementerian Lingkungan Hidup, Periode 2008 - 2014). Alasan pemilihan periode

tahun yang digunakan adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih terbaru sesuai
52

dengan perkembangan zaman. Pemilihan data tahunan adalah untuk mendapatkan

data secara lengkap dan valid untuk semua variabel.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.

Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 1999). Menurut

Kuncoro dan Suhardjono (2002) data dapat diklasifikasikan menjadi data

kualitatif dan data kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data

kuantitatif disini berupa data pooled yaitu data yang terdiri atas beberapa sampel

penelitian dan disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.

Dalam penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber yaitu Peringkat

Proper diambil dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan situs resminya

www.menlh.go.id, ROA dan Tobin’s q diperoleh dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia dengan alamat situsnya www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah data

Tahunan selama periode pengamatan antara tahun 2008 - 2014.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan

data, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berasal dari situs resmi Bursa

Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id untuk data ROA dan Tobin’s q, dan Kinerja

Lingkungan diperoleh dari situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dengan


53

alamat situsnya www.menlh.go.id. Seluruh data merupakan data periode 2008 –

2014.

3.6 Metode Analisis

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah analisis

deskriptif, uji stasioneritas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas,

uji multikolinealitas dan uji autokorelasi), analisis regresi linier, uji signifikasi, uji

hipotesis (uji F-statistic dan uji Koefisien Determinasi (R2)) dengan menggunakan

program Eviews 8.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk memberikan

gambaran umum atau lukisan secara sistematika, faktual dan akurat tentang data

yang telah diperoleh (Nazir, 2005). Dalam penelitian ini, alat analisis yang

digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai variabel ROA, Tobin’s

q, dan kinerja Lingkungan adalah jumlah observasi (N), minimum, maksimum,

rata-rata (mean) dan standar deviasi.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati (2004), sebuah model penelitian secara teoritis akan

menghasilkan nilai parameter penduga yang tepat, bila memenuhi uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik dalam regresi meliputi deteksi normalitas, deteksi

multikolinearitas, deteksi heteroskedastisitas, dan deteksi autokorelasi. Pada

penelitian ini akan dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang meliputi uji

normalitas dan uji autokorelasi.


54

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2011). Normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji Jarque-

Berra (JB) dan metode grafik. Penelitian ini akan menggunakan metode Jarque-

Berra test yang dilakukan dengan menghitung skewness dan kurtosis, serta nilai

probabilitas.

Pengujian ini didasarkan pada perbandingan antara nilai Jarque-Berra (x2

hitung) dengan x2 tabel chi square, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika nilai Jarque-Berra (x2 hitung) < x2 tabel chi square maka H0

ditolak yang berarti residual tidak terdistribusi normal.

b. Jika nilai Jarque-Berra (x2 hitung) > x2 tabel chi square maka H0

diterima yang berarti residual terdistribusi normal.

Pengujian ini juga dapat didasarkan pada perbandingan antara nilai

probability dengan nilai signifikansi 0,05, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika nilai probability < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti residual tidak

terdistribusi normal.

b. Jika nilai probability > 0,05 maka H0 diterima yang berarti residual

terdistribusi normal.
55

3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varians dari setiap gangguan

tidak konstan. Dampak adanya hal tersebut adalah tidak efisiennya proses estimasi,

sementara hasil estimasinya sendiri tetap konsisten dan tidak bias serta akan

mengakibatkan hasil uji t dan uji F dapat menjadi tidak berguna (misleading).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan

Uji White. Uji ini dilakukan dengan melakukan regresi kuadrat dengan variabel

bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Nilai R2 yang dapat digunakan untuk

menghitung χ2, dimana χ2 = n*R2 (Gujarati, 2004). Dimana pengujiannya adalah

jika χ2-hitung < χ2-tabel, atau bisa dilihat dari nilai probability Obs*R-Squared

lebih besar dari taraf nyata 5 persen, maka hipotesis alternatif adanya

heteroskedastisitas dalam model ditolak.

3.6.2.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berhubungan dengan situasi dimana ada hubungan linier

baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen (Gujarati,2004).

Masalah multikolinearitas timbul bila variabel-variabel independen berhubungan

satu sama lain. Selain mengurangi kemampuan untuk menjelaskan dan

memprediksi, multikolinearitas juga menyebabkan kesalahan baku koefisien (uji t)

menjadi indikator yang tidak dipercaya.

Deteksi multikolinearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel bebas saling berhubungan secara linier dalam model persamaan
56

regresi yang digunakan. Apabila terjadi multikolinearitas, akibatnya variable

penaksiran menjadi cenderung terlalu besar, t-hitung tidak bias, namun tidak

efisien.

Dalam penelitian ini deteksi multikolinearitas akan dilakukan dengan

menggunakan auxilliary regression untuk mendeteksi adanya multikolinearitas.

Kriterianya adalah jika 𝑅 2 regresi persamaan utama lebih dari 𝑅 2 regresi auxiliary

maka di dalam model tidak terjadi multikolinearitas.

3.6.3 Analisis Regresi

Analisis regresi linier memiliki tujuan untuk mengetahui kekuatan

dependensi dari variabel dependen terhadap variabel independen (Ghozali, 2011).

Analisis ini juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen (terikat)

dan variabel independen (bebas). Analisis ini bertujuan untuk menguji hipotesis

yang dimaksudkan. Penelitian ini menggunakan dua (2) variabel indepeden, oleh

karena itu dalam penelitian ini menggunakan 2 regresi. Berikut adalah regresi linier

dari penelitian ini:

Model regresi 1:

ROA = α + β1*PROPER + β2*SIZE + β3*RS + β4*ISO + ε (3.1)

Model regresi 2:
Tobin’s q = α + β1*PROPER + β2*SIZE + β3*RS + β4*ISO + ε (3.2)

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam

masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu mode (goodness of fit)
57

digunakan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) merupakan

angka yang memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel tak

bebas (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X) (Gujarati, 2003). Koefisien

determinasi dirumuskan sebagai berikut:

(3.3)

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

3.6.3.2 Uji F-Statistik


Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak

diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

H0 : α1 = α2 = α3 = α4 = 0,

Artinya semua variabel independen (Kinerja Lingkungan, Ukuran

perusahaan, Resource Slack, dan Environmental Management System) bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Kinerja

Keuangan. Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter secara simultan

sama dengan nol, atau:


58

H1 : α1 ≠ α2 ≠ α3 ≠ α4 ≠ 0,
Artinya semua variabel independen (Kinerja Lingkungan, Ukuran perusahaan,

Resource Slack, dan Environmental Management System) secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Kinerja

Keuangan.

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung

dengan F tabel, dimana F hitung dapat dipenuhi dengan formula sebagai berikut :

(3.4)

Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen termasuk konstanta
n = jumlah sampel

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan (Ghozali, 2011). Pengujian ini didasarkan pada perbandingan antara F

hitung dengan F tabel, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan ditolak Ha, artinya bahwa

secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

b. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya bahwa

secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.
59

Pengujian ini juga dapat didasarkan pada perbandingan antara nilai

signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabel-variabel

independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.6.3.3 Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen, dengan hipotesis:

1. H0 : B0 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen X1 terhadap variabel dependen Y.

2. Ha : β1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen X1 terhadap variabel dependen Y.

Untuk menentukan t table, taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5%

dengan derajat kebebasan, df = (n-k-1), dimana k merupakan jumlah variabel

bebas. Perhitungan H0 dilakukan dengan rumus berikut:


βi deviasi standar
thitung = (3.5)
βi koefisien regresi
H0 ditolak atau Ha diterima apabila thitung > ttabel.Artinya terdapat pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H0 diterima atau

Ha ditolak apabila thitung > ttabel. Artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen.


BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil

dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil analisa data tersebut. Bagian yang akan

dibicarakan antara lain gambaran umum sampel, uji kualitas data, uji asumsi klasik,

dan analisis data menggunakan analisis regresi linier.

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing

di Bursa Efek Indonesia dan terdaftar di kementerian lingkungan hidup selama

periode 2008 - 2014. Berikut adalah deskriptif sampel penelitian.

Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang 28
Terdaftar di KLH
selama periode
2008 – 2014
2 Sampel dengan 10
data keuangan dan
informasi tidak
lengkap
Total Sampel 18

4.2 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif statistik dilakukan untuk mengetahui sebaran nilai dari

variabel-variabel penelitian. Hal –hal yang akan dikaji dalam pembahasan analisis

deskriptif adakah nilai rata-rata, nilai maksimim dan nilai minimum dari masing-

60
61

masing variable. Berikut adalah hasil output perhitungan deskriptif statistik

menggunakan Eviews.

Tabel 4.2
Deskriptif statistik variable penelitian.

TOBINS_
ROA Q PROP SIZE RS IS0_14001

Mean 0.115242 1.447619 3.238095 6.556405 2.444294 0.730159


Median 0.086500 1.380000 3.000000 6.539000 2.125500 1.000000
Maximum 0.567615 3.540000 5.000000 7.816000 6.472000 1.000000
Minimum -0.344000 -0.260000 1.000000 5.157000 0.461000 0.000000
Std. Dev. 0.162802 0.896197 0.742198 0.585144 1.234757 0.445649
Observation
s 126 126 126 126 126 126
Sumber: Eviews 8, diolah.

Dari Tabel 4.2 diperoleh keterangan bahwa rata rata nilai variabel

Peringkat PROPER (PROP) yaitu 3.238095, dengan kata lain rata-rata sampel telah

mencapai kategori Biru (skor 3). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

kinerja lingkungan perusahaan sudah taat aturan lingkungan yang diterapkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup, namun belum mencapai kategori sebagai

perusahaan yang menerapkan kegiatan lingkungan atau berkategori hijau (dengan

skor 4). Nilai maksimum 5.0 terbanyak dicapai oleh perusahaan PT Holcim

Indonesia Tbk selama empat tahun berturut-turut (2010-2013). Perusahaan lain

dengan jenis industri semen adalah PT Semen Gresik Tbk, yang meraih peringkat

tertinggi pada tahun 2012. Sampel lain yang meraih nilai maksimum adalah PT

Unilever Tbk dan PT Bukit Asam yang diraih pada tahun 2012 dan 2013.
62

Perusahaan dengan nilai minimum 1.0 adalah PT Suparma Tbk, yang

mendapat nilai Kinerja Lingkungan sebesar 1.0 pada tahun 2009. PT Suparma Tbk

adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan jenis usaha kertas.

PT Suparma Tbk terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Variabel Return on Asset (ROA) menunjukkan nilai rata-

ratanya 0.115242. Nilai maksimum 0.567615, didapatkan oleh perusahaan PT

Unilever Tbk pada tahun 2009 dan dan nilai minimum -0.344000. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengembalian keuntungan dibandingkan

dengan Total Asset perusahaan adalah 11,5%. Pada variable Tobin’s q (TOBINS)

diperoleh keterangan nilai rata-rata sebesar 1.447619, dengan nilai maksimum

3.540000 dan nilai minimum -0.260000. Hal ini menunjukkan mayoritas

perusahaan overvalued atau memiliki investasi yang berkembang.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah SIZE, RS dan Sistem

Manajemen Lingkungan. Nilai minimal dari SIZE adalah 5.157000 dan nilai

maksimalnya adalah 7.816000. Rata-rata variabel SIZE adalah 6.556405. Variabel

Resource Slack memiliki nilai minimal 0.461000 dan nilai maksimal 6.472000.

Rata-ratanya adalah 2.444294.

Untuk variabel Sistem Manajemen Lingkungan (ISO) diperoleh

keterangan nilai rata-rata 0.730159 dari nilai maksimum 1.00 dan nilai

minimumnya 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase jumlah sampel yang

telah memenuhi Sistem Manajemen Lingkungan sudah cukup baik, yaitu sebesar
63

73%. Untuk lebih detailnya berikut dijelaskan interpretasi data pada tiap-tiap item

pertanyaan.

Hasil uji normalitas terhadap residual regresi ROA menunjukkan bahwa

residual tidak berdistribusi normal. Untuk mengatasi masalah normalitas tersebut,

maka dilakukan pengurangan sampel dengan cara menghilangkan outlier regresi.

Cara ini menghasilkan pengurangan sampel sebanyak lima (5) perusahaan,

sehingga jumlah observasi untuk analisis regresi ROA sebanyak 91 observasi.

4.3.1 Metode Analisis Data

Dalam bagian analisi data hal-hal yang akan dibicarakan antara lain uji

normalitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis.

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji autokorelasi, uji

multikolonieritas, dan uji heterokedastisitas.

4.3.1.1 Uji Normalitas

Pengujian ini didasarkan pada perbandingan antara nilai probability

dengan nilai signifikansi 0,05, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

c. Jika nilai probability < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti residual tidak

terdistribusi normal.

d. Jika nilai probability > 0,05 maka H0 diterima yang berarti residual

terdistribusi normal.
64

Hasil output dari pengujian normalitas variabel independen terhadap

variabel dependen ROA adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1
Uji normalitas data
Model regresi ROA
20
Series: Residuals
Sample 1 91
16 Observations 91

Mean 1.80e-16
12 Median -0.001255
Maximum 0.209894
Minimum -0.256174
Std. Dev. 0.081302
8
Skewness -0.260552
Kurtosis 3.539396
4
Jarque-Bera 2.132804
Probability 0.344245
0
-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Sumber : Eviews 8, diolah.

Analisis data hasil Output:

Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria penerimaan:

H0 diterima dengan perbandingan probability dengan signifikansi > 5%.

H1 diterima jika nilai sig (2-tailed) < 5%.


65

Dari Gambar 4.1 diperoleh nilai signifikansinya adalah 0,344245 = 34,42%

> 5% , maka H0 diterima. Artinya variabel Unstandardized Residual berdistribusi

normal.

Gambar 4.2
Uji normalitas data
Model regresi Tobin’s q

12
Series: Residuals
Sample 1 126
10 Observations 126

8 Mean 6.40e-16
Median -0.134915
Maximum 1.660547
6 Minimum -1.829631
Std. Dev. 0.791919
Skewness 0.189848
4
Kurtosis 2.234369

2 Jarque-Bera 3.834387
Probability 0.147019
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Sumber : Eviews 8, diolah.

Analisis data hasil Output :

 Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

 Kriteria penerimaan H0

H0 diterima dengan perbandingan probability dengan signifikansi > 5%.

H1 diterima jika nilai sig (2-tailed) < 5%.


66

Dari Gambar 4.2 diperoleh nilai sig = 0,147019 = 14,7% > 5% , maka H0 diterima.

Artinya variabel Unstandardized Residual berdistribusi normal.

4.3.1.2 Uji Heterokedastisitas

Apabila nilai probabilitas Obs*R-Squared lebih besar dari taraf nyata 5

persen, maka model regresi bebas heteroskedastisitas. Sebaliknya, apabila nilai

probabilitas Obs*R-Squared lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, maka model

regresi mengandung masalah heteroskedastisitas.

Uji glejser yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolut residual

terhadap variabel independen untuk mengetahui heteroskedastisitas dalam suatu

model.

Output dari proses di atas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3
Uji Heterokesdasitas
Model Regresi ROA
Glejser

F-statistic 0.944569 Prob. F(4,86) 0.4423


Obs*R-squared 3.829690 Prob. Chi-Square(4) 0.4295
Scaled explained SS 4.203919 Prob. Chi-Square(4) 0.3791

Sumber : Eviews 8, diolah.

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5, hasil uji heteroskedastisitas

memperlihatkan bahwa variabel independen mempunyai nilai p sebesar 0.3791 >


67

0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model

ROA.

Tabel 4.4
Uji Heterokesdasitas
Model Regresi Tobin’s q
Glejser

F-statistic 1.098005 Prob. F(4,121) 0.3608


Obs*R-squared 4.413316 Prob. Chi-Square(4) 0.3530
Scaled explained SS 3.355291 Prob. Chi-Square(4) 0.5002

Sumber : Eviews 8, diolah.

Pada Tabel 4.6, hasil regresi memperlihatkan bahwa variabel independen

mempunyai nilai p sebesar 0.5002 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas dalam model Tobin’s q.

4.3.1.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal, yaitu nilai koreasi antar

sesama variabel bebas sama dengan nol.

Uji mutikolinearitas dapat diakukan dengan dua acara, yakni melihat nilai

toleransi dan melihat nilai VIF-nya. Data tidak memiliki permasalahan

multikolinearitas apabila nilai toleransi lebih besar dari 0,10, dan nilai VIF lebih
68

kecil dari 10. Data memiliki permasalahan multikolinearitas apabila nilai toleransi

kurang dari 0,10, dan memiliki nilai VIF lebih besar dari 10.

Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Antar variabel independen

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 0.016764 151.9841 NA
PROP 0.000240 24.00934 1.189363
SIZE 0.000563 221.0638 1.733136
RS 9.43E-05 6.399931 1.292898
ISO 0.000679 4.496751 1.213409

Sumber : Eviews 8, diolah.

Seperti ditunjukkan dalam kriteria pengujian, sebuah data terdapat masalah

multikoliearitas antar variabel independen, jika nilai VIF ≥ 10. Hasil output Eviews

pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa VIF dari semua variabel bebas berada dibawah

nilai 10, yang berarti tidak terdapat adanya multikolinearitas antar variabel bebas.

4.3.2 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah saah satu metode untuk menentukan hubungan

sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Tujuan dari analisis

regresi adalah untuk membuat estimasi nilai variabel dependen dengan didasarkan
69

pada nilai variabel bebas, menguji hipotesis, dan meramalkan nilai rata-rata

variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar penelitian.

Berdasarkan analisis dengan program Eviews 8 diperoleh hasil regresi

berganda seperti terangkum pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.6
Analisis Regresi Berganda
Model Regresi ROA

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.515083 0.100085 -5.146476 0.0000


PROP 0.027932 0.013149 2.124281 0.0365
SIZE 0.063348 0.018149 3.490527 0.0008
RS 0.031578 0.007865 4.014925 0.0001
IS0_14001 -0.020085 0.020043 -1.002062 0.3191

Sumber : Eviews 8, diolah.

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas diperoleh persamaan regresi berganda

sebagai berikut: Y = -0.515083 + 0.027932*PROP + 0.063348*SIZE +

0.031578*RS + -0.020085*ISO_14001. Persamaan regresi tersebut mempunyai

makna sebagai berikut:

1. Konstanta = -0.515083

Variabel ROA sebesar -0.515083 jika variabel Kinerja Lingkungan, ukuran

perusahaan, resource slack dan Sistem Manajemen Lingkungan, dianggap

sama dengan nol.


70

2. Koefisien PROP = 0.027932

Variabel ROA mengalami kenaikan sebesar 0.027932 jika variabel Kinerja

Lingkungan mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara ukuran

perusahaan, resource slack dan Sistem Manajemen Lingkungan dianggap

tetap.

3. Koefisien SIZE = 0.063348

Variabel ROA mengalami kenaikan sebesar 0.063348 jika variabel Ukuran

Perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara Kinerja

Lingkungan, Resource Slack dan Sistem Manajemen Lingkungan tetap.

4. Koefisien Resource Slack = 0.031578

Variabel ROA mengalami kenaikan sebesar 0.031578 jika variabel Resource

Slack mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara Kinerja Lingkungan,

Ukuran Perusahaan dan Sistem Manajemen Lingkungan tetap.

5. Koefisien ISO_14001 = -0.020085

Variabel ROA mengalami kenaikan sebesar -0.020085 jika variabel Sistem

Manajemen Lingkungan mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara

Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan dan Resource Slack tetap.


71

Tabel 4.7
Analisis Regresi Berganda
Model Regresi Tobin’s q

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.940074 0.884010 -1.063421 0.2897


PROP 0.385778 0.105785 3.646796 0.0004
SIZE 0.103544 0.161973 0.639267 0.5239
RS 0.061660 0.066296 0.930068 0.3542
ISO 0.423082 0.177950 2.377528 0.0190

Sumber : Eviews 8, diolah.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai

berikut: Y = -0.940074 + 0.385778*PROP + 0.103544*SIZE + 0.061660*RS +

0.423082*ISO . Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1. Konstanta = -0.940074

Variabel Tobin’s q mengalami kenaikan sebesar -0.940074 jika variabel

Kinerja Lingkungan, ukuran perusahaan, resource slack dan Sistem

Manajemen Lingkungan, dianggap sama dengan nol.

2. Koefisien PROP = 0.385778

Variabel Tobin’s q mengalami kenaikan sebesar 0.385778 jika variabel Kinerja

Lingkungan mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara ukuran

perusahaan, resource slack dan Sistem Manajemen Lingkungan dianggap

tetap.
72

3. Koefisien SIZE = 0.103544

Variabel Tobin’s q mengalami kenaikan sebesar 0.103544 jika variabel Ukuran

Perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara Kinerja

Lingkungan, Resource Slack dan Sistem Manajemen Lingkungan tetap.

4. Koefisien Resource Slack = 0.061660

Tobin’s q mengalami kenaikan sebesar 0.061660 jika variabel Resource Slack

mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara Kinerja Lingkungan, Ukuran

Perusahaan dan Sistem Manajemen Lingkungan tetap.

5. Koefisien ISO = 0.423082

Variabel Tobin’s q mengalami kenaikan sebesar 0.423082 jika variabel

Sistem Manajemen Lingkungan mengalami kenaikan sebesar satu poin,

sementara Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan dan Resource Slack

tetap.

4.3.2.1 Uji Signifikansi Simultan (uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang mempunyai pengaruh yang bersamaan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2011). Apabila nilai probabilitas kurang dari 0,05

maka hipotesis diterima dan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tetapi jika nilai

probablitasnya lebih besar dari 0.05 maka hipotesis ditolak. Maka variabel

independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.
73

Hipotesis:

H 0 :   0 (Semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen)

H1 :   0 (Variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen)

Pengambilan keputusan:

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel, dan signifikansi F < 5%.

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan signifikansi F ≥ 5%.

Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini.

Tabel 4.8
Uji Statistik F terhadap ROA

R-squared 0.460380 Mean dependent var 0.048297


Adjusted R-squared 0.435281 S.D. dependent var 0.110678
S.E. of regression 0.083172 Akaike info criterion -2.082441
Sum squared resid 0.594908 Schwarz criterion -1.944482
Log likelihood 99.75107 Hannan-Quinn criter. -2.026783
F-statistic 18.34284 Durbin-Watson stat 1.772673
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Eviews 8, diolah.


74

Pada Tabel 4.12 diperoleh nilai F = 18.34284 > 4.38 (dan sig = 0.000 < 0.05

% ini berarti variable independen Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan,

Resource Slack dan Sistem Manajemen Lingkungan secara serentak berpengaruh

signifikan terhadap variable dependen ROA. Dengan kata lain variabel-variabel

independen Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan Sistem

Manajemen Lingkungan, mampu menjelaskan besarnya variable dependen ROA.

Tabel 4.9
Uji Statistik F terhadap Tobin’s q

R-squared 0.219172 Mean dependent var 1.447619


Adjusted R-squared 0.193360 S.D. dependent var 0.896197
S.E. of regression 0.804902 Akaike info criterion 2.442682
Sum squared resid 78.39203 Schwarz criterion 2.555233
Log likelihood -148.8890 Hannan-Quinn criter. 2.488408
F-statistic 8.490951 Durbin-Watson stat 2.220770
Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber: Eviews 8, diolah


Pada Tabel 4.13 diperoleh nilai F = 8.490951 > 4.38 (dan sig = 0.000005 <

0.05 % ini berarti variable independen Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan,

Resource Slack dan Sistem Manajemen Lingkungan secara serentak berpengaruh

signifikan terhadap variable dependen Tobin’s q. Dengan kata lain variabel-

variabel independen Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan

Sistem Manajemen Lingkungan, mampu menjelaskan besarnya variable dependen

Tobin’s q.
75

4.3.2.2 Koefisien Determinasi

koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

Hasil dari uji koefisen determinasi berkisar antara 0 ˂ R2 ˂ 1. Jika nilai koefisen

determinasi sangat kecil berarti kemampuan variabel independen sangat rendah

untuk menjelaskan variabel dependen. Tetapi jika nilai koefisien determinasi

mendekati nilai 1 (satu) berarti kemampuan variabel independen sangat tepat untuk

menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi
R-square terhadap ROA

R-squared 0.460380 Mean dependent var 0.048297


Adjusted R-squared 0.435281 S.D. dependent var 0.110678
S.E. of regression 0.083172 Akaike info criterion -2.082441
Sum squared resid 0.594908 Schwarz criterion -1.944482
Log likelihood 99.75107 Hannan-Quinn criter. -2.026783
F-statistic 18.34284 Durbin-Watson stat 1.772673
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Eviews 8, diolah.

Pada Tabel 4.10 diperoleh nilai Adjusted R2 = 0.435281 = 43,5%. Ini berarti

variabel bebas Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan

Sistem Manajemen Lingkungan mampu menjelaskan variasi variabel ROA sebesar


76

43,5%, sedangkan sisanya sebesar 56,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar

penelitian ini.

Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi Ganda
R-square terhadap Tobin’s q

R-squared 0.219172 Mean dependent var 1.447619


Adjusted R-squared 0.193360 S.D. dependent var 0.896197
S.E. of regression 0.804902 Akaike info criterion 2.442682
Sum squared resid 78.39203 Schwarz criterion 2.555233
Log likelihood -148.8890 Hannan-Quinn criter. 2.488408
F-statistic 8.490951 Durbin-Watson stat 2.220770
Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber : Eviews 8, diolah.

Pada Tabel 4.11 diperoleh nilai Adjusted R2 = 0.193360 = 19,3% ini berarti

variabel independen Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan

Sistem Manajemen Lingkungan mampu menjelaskan variasi variabel dependen

Tobin’s q sebesar 19,3%, dan sisanya sebesar 80,7% dipengaruhi oleh variabel lain

di luar persamaan regresi dalam penelitian ini.

4.3.2.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial (uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.

Hasil output dari Eviews adalah sebagai berikut.


77

Tabel 4.12
Uji parsial terhadap ROA

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.515083 0.100085 -5.146476 0.0000


PROP 0.027932 0.013149 2.124281 0.0365
SIZE 0.063348 0.018149 3.490527 0.0008
RS 0.031578 0.007865 4.014925 0.0001
IS0_14001 -0.020085 0.020043 -1.002062 0.3191

Sumber : Eviews 8, diolah.

Hipotesis :

Ho : Variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Ha : Variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Derajat kebebasan (df)

= n-k-1 = 91-4-1 = 86, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai t0,05= 1.980.

Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%

Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%.

Hasil pengujian statistik pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel Kinerja

Lingkungan memiliki nilai thitung = 3.063041 > 1.980 = ttabel, dan sig = 0,0027 =
78

0,27% < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel Kinerja Lingkungan secara statistik

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada variabel size diperoleh

nilai thitung = 2.666254 > 1.980 dengan nilai sig = 0,0087 = 0,87% < 5% jadi Ho

ditolak, Ini berarti variabel independen size secara statistik berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen ROA. Pada variabel RS (Resource slack) diperoleh

nilai thitung = 1.955684 dan sig = 0.0528 = 5,28 % > 5% jadi Ho diterima. Ini berarti

variabel independen Resource Slack secara statistik tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen ROA. Pada variabel ISO (Sistem Manajemen

Lingkungan) diperoleh nilai thitung = 1.792125 dan sig = 0.0756 = 7,56 % > 5% jadi

Ho diterima. Ini berarti variabel independen ISO secara statistik tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen ROA.

Tabel 4.13
Uji parsial terhadap Tobin’s q

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.940074 0.884010 -1.063421 0.2897


PROP 0.385778 0.105785 3.646796 0.0004
SIZE 0.103544 0.161973 0.639267 0.5239
RS 0.061660 0.066296 0.930068 0.3542
ISO 0.423082 0.177950 2.377528 0.0190

Sumber : Eviews 8, diolah.

Hipotesis :
79

Ho : Variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Ha : Variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Derajat kebebasan (df)

= n-k-1 = 126-4-1 = 121, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai t0,05= 1.980.

Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%

Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%

Hasil pengujian statistik pada Tabel 4.15 menunjukkan variabel Kinerja

Lingkungan memiliki nilai thitung = 3.646796 > 1.980 = ttabel, dan sig = 0.0004 =

0,04% < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel Kinerja Lingkungan secara statistik

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Tobin’s q. Pada variabel size

diperoleh nilai thitung = 0.639267 < 1.980 dengan nilai sig = 0.5239 = 52,39% < 5%

jadi Ho diterima. Ini berarti variabel independen size secara statistik tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Tobin’s q. Pada variabel RS

(Resource slack) diperoleh nilai thitung = 0.930068 < 1.980 dan sig = 0.3542 = 35,42

% > 5% jadi Ho diterima. Ini berarti variabel independen Resource Slack secara

statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Tobin’s q. Pada

variabel ISO (Sistem Manajemen Lingkungan) diperoleh nilai thitung = 2.377528 >

1.980 dan sig = 0.0190 = 1,90 % < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel

independen ISO secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Tobin’s q.
80

4.7 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh keterangan bahwa Kinerja

Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan Sistem Manajemen

Lingkungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Besarnya

pengaruh ke-empat variable tersebut secara simultan terhadap ROA sebesar 29,8%,

dan terhadap Tobin’s q sebesar 19,3%. sedangkan interpretasi hasilnya adalah

sebagai berikut.

1. Pengaruh Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan

Sistem Manajemen Lingkungan terhadap ROA.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa variabel Kinerja

Lingkungan berpengaruh positif terhadap ROA secara signifikan, hal Ini berarti

semakin tinggi nilai Kinerja Lingkungan perusahaan berdampak pada semakin

tingginya ROA perusahaan.

Menurut Angelia dan Suryaningsih (2015) Kinerja Lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Besar kecilnya Kinerja

Lingkungan akan mempengaruhi ROA dengan asumsi ceteris paribus. Kecilnya

Kinerja Lingkungan akan berdampak negatif terhadap ROA. Kinerja Lingkungan

merupakan faktor penting dalam perkembangan perusahaan maupun keuangan

perusahaan, terutama bagi perusahaan dengan total aset yang besar, untuk

mempertahankan legitimasi masyarakat untuk perusahaan. Perusahaan dengan

ukuran yang relatif kecil cenderung masih mengedepankan kinerja keuangan

daripada kinerja lingkugan.


81

Kinerja Keuangan Perusahaan akan meningkat bila Kinerja Lingkungan

menunnjukkan hasil positif. Dengan nilai Kinerja Lingkungan yang baik, maka

penilaian masyarakat akan perusahaan menjadi lebih baik juga, dilihat dari sisi

investasi (Tobin’s q) maupun penjualan produk perusahaan (ROA). Semakin

meningkatnya ROA yang didapat meningkatkan keuntungan dan aset perusahaan.

Oleh sebab itu, Kinerja Lingkungan mempunyai peran yang sangat penting untuk

kemajuan suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qi et al. (2014),

Tentang hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan pada sector

industri di Tiongkok, dengan pokok permasalahan yang diteliti adalah pengaruh

Kinerja karbon terhadap Kinerja Lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan

Kinerja Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, dengan size

dan resource slack sebagai variabel kontrol.

Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kinerja lingkungan perusahaan

perlu diberikan kepada para pengusaha dan investor di Indonesia, mengingat

perusahaan yang transparan (terdaftar di Bursa Efek Indonesia) merupakan

penyumbang pajak Negara yang sangat besar.

Variabel SIZE berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini

menunjukkan semakin besar suatu perusahaan maka menunjukkan ROA yang

semakin besar pula. Semakin besar suatu perusahaan maka akan meningkatkan

kapasitas produksi perusahaan dan produk yang dijual semakin banyak, sehingga

ROA dapat meningkat sesuai dengan penjualan yang didapat.


82

Resource Slack juga berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.

Resource Slack berbanding lurus dengan ROA perusahaan. Semakin tinggi rasio

aset dan kewajiban (Resource slack) maka semakin tinggi pula ROA-nya. Variabel

Sistem Manajemen Lingkungan justru berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap ROA. Hal ini menunjukkan sertifikasi ISO tidak berpengaruh terhadap

penjualan perusahaan yang ditunjukkan dengan ROA.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif sebesar 2,7 %

terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return on Asset. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Sehingga kemudian disimpulkan bahwa ROA

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini didukung

(diterima).

2. Pengaruh Kinerja Lingkungan, Ukuran Perusahaan, Resource Slack dan

Sistem Manajemen Lingkungan terhadap Tobin’s q.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh kesimpulan bahwa variabel Kinerja

Lingkungan berpengaruh positif terhadap Tobin’s q secara signifikan, hal Ini berarti

semakin tinggi nilai Kinerja Lingkungan perusahaan berdampak pada semakin

tingginya nilai Tobin’s q perusahaan.

Menurut Scrimgeour (2015) Kinerja Lingkungan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Tobin’s q. Besar kecilnya Kinerja Lingkungan akan


83

mempengaruhi Tobin’s q dengan asumsi ceteris paribus. Kecilnya Kinerja

Lingkungan akan berdampak negatif terhadap Tobin’s q. Kinerja Lingkungan

merupakan faktor penting dalam perkembangan perusahaan maupun keuangan

perusahaan, terutama bagi perusahaan dengan total aset yang besar, untuk

mempertahankan legitimasi masyarakat untuk perusahaan. Perusahaan dengan

ukuran yang relatif kecil cenderung masih mengedepankan kinerja keuangan

daripada kinerja lingkungan.

Nilai Tobin’s q Perusahaan akan meningkat bila Kinerja Lingkungan

menunjukkan hasil positif. Dengan nilai Kinerja Lingkungan yang baik, maka

penilaian investor akan perusahaan menjadi lebih baik juga, dilihat dari harga

saham yang merupakan salah satu komponen Tobin’s q. Semakin meningkatnya

Tobin’s q yang didapat meningkatkan potensi perkembangan investasi perusahaan,

sehingga potensi pertumbuhan perusahaan juga meningkat, karena dengan kondisi

perusahaan yang overvalued berarti investor menaruh harapan yang besar terhadap

keuntungan perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, Kinerja

Lingkungan mempunyai peran yang sangat penting untuk kemajuan suatu

perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Misani dan

Pogutz (2015), yang menguak dampak dari proses dan hasil kinerja lingkungan

terhadap kinerja keuangan dengan pendekatan non-linier. Pokok permasalahan

yang diteliti adalah pengaruh Kinerja karbon terhadap Kinerja Lingkungan. Hasil

penelitian menunjukkan Kinerja Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Tobin’s q. Para investor di Indonesia mulai sadar akan pentingnya


84

kepedulian terhadap lingkungan, dilihat dari meningkatnya harga saham yang

merupakan komponen dari tobin’s q yang disebabkan karena peningkatan kinerja

lingkungan perusahaan.

Untuk variabel SIZE dan Resource Slack berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap Tobin’s q. dengan kata lain, nilai perusahaan tidak dipengaruhi

oleh seberapa besar ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor

cenderung memilih perusahaan yang memiliki Valued Stock daripada perusahaan

yang memiliki Glamour Stock.

Namun variabel Sistem Manajemen Lingkungan berpengaruh positif

signifikan terhadap Tobin’s q. Hal ini menunjukkan bahwa investor sangat

mengapresiasi adanya sertifikasi system manajemen lingkungan oleh perusahaan

yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Hasil untuk hipotesis kedua, yaitu kinerja lingkungan berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan diterima. Kinerja lingkungan berpengaruh sebesar 38,6

% terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sehingga

kemudian disimpulkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis

kedua yang diajukan dalam penelitian ini juga didukung (diterima).


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, landasan teori, hasil analisis data dan

pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara bersama-sama variabel kinerja lingkungan, size, resource slack, dan

sistem manajemen lingkungan berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dapat

dilihat dari F statistik (18,34) yang nilainya lebih besar dari F Tabel (4,38).

2. Secara bersama-sama variabel kinerja lingkungan, size, resource slack, dan

sistem manajemen lingkungan berpengaruh terhadap Tobin’s q. Hal ini

dapat dilihat dari F statistik (8,49) yang nilainya lebih besar dari F Tabel

(4.38).

3. Nilai R square ROA sebesar 0.435281 menunjukkan 43,5% variabel

dependen ROA dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu

kinerja lingkungan, size, resource slack, dan sistem manajemen lingkungan.

Sedangkan sisanya masih terdapat 56,5% variabel diluar penelitian ini yang

berpengaruh terhadap ROA.

4. Nilai R square Tobin’s q sebesar 0.193360 menunjukkan 19,3% variabel

dependen Tobin’s q dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen

yaitu kinerja lingkungan, size, resource slack, dan sistem manajemen

lingkungan. Sedangkan sisanya masih terdapat 80,7% variabel diluar

penelitian ini yang berpengaruh terhadap Tobin’s q.

85
86

5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) diketahui bahwa secara

parsial variabel kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Nilai signifikansinya sebesar 0,0365 dan nilai koefisien beta sebesar

0,027932. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya kinerja lingkungan

berdampak positif pada tinggi rendahnya ROA.

6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara

parsial variabel kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap

Tobin’s q. nilai signifikansinya sebesar 0,0004 dan nilai koefisien beta

sebesar 0,385778. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya kinerja linkungan

berpengaruh secara positif terhadap tinggi rendahnya nilai Tobin’s q.

7. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara

parsial variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ROA,

dengan signifikansi sebesar 0,0008 dan nilai koefisien beta sebesar

0,063348. Namun variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap Tobin’s q. Nilai signifikansinya 0,5239, dengan koefisien beta

sebesar 0,103544. Hal ini menunjukkan besar kecilnya ukuran perusahaan

berdampak positif pada tinggi rendahnya ROA, namun tidak berdampak

terhadap Tobin’s q.

8. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) diketahui bahwa secara

parsial variabel Resource Slack berpengaruh signifikan terhadap ROA,

dengan signifikansi sebesar 0,0001 dan nilai koefisien beta sebesar

0,031578. Namun variabel Resource Slack tidak berpengaruh signifikan


87

terhadap Tobin’s q. Nilai signifikansinya 0,3542, dengan koefisien beta

sebesar 0,061660. Hal ini menunjukkan Besar Kecilnya Resource Slack

berdampak positif pada tinggi rendahnya ROA, namun tidak berdampak

terhadap Tobin’s q.

9. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima (H5) diketahui bahwa secara

parsial variabel Sistem Manajemen Lingkungan berpengaruh negative

namun tidak signifikan terhadap ROA, dengan signifikansi sebesar 0,3191

dan nilai koefisien beta sebesar -0,020085. Namun variabel Sistem

Manajemen Lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap Tobin’s q.

Nilai signifikansinya 0,0190, dengan koefisien beta sebesar 0,423082. Hal

ini menunjukkan ada tidaknya sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan

tidak memberikan dampak pada tinggi rendahnya ROA, namun berdampak

signifikan terhadap Tobin’s q.

5.2 Keterbatasan

Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan setelah dilakukan analisis dan

interpretasi data adalah sebagai berikut:

1. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini terbatas, karena minimnya

informasi perusahaan dan sedikit yang terdaftar dalam penilaian PROPER dan

sekaligus listing di BEI pada tahun 2008, sehingga perlu menambahkan jumlah

sampel yang lebih banyak pada penelitian mendatang. Hal ini akan memberikan

hasil analisis yang lebih baik.


88

2. Pengukuran kinerja lingkungan hanya berdasarkan hasil penilaian Kementerian

Lingkungan Hidup.

3. Adanya sejumlah data perusahaan yang kurang dapat dibaca atau kurang

lengkap sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah sampel untuk diteliti.

5.3 Saran

Saran yang bisa diberikan terkait penelitian ini antara lain:

1. Bagi Manajemen

Pihak manajemen perusahaan disarankan agar meningkatkan kinerja

lingkungan perusahaan agar mendapat goodwill dari investor maupun

masyarakat, karena kinerja lingkungan terbukti berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan, baik ROA maupun Tobin’s q. Dengan

kata lain, kinerja lingkungan memberikan dampak positif bagi kinerja

keuangan perusahaan dilihat dari ROA dan meningkatkan kepercayaan

investor dilihat dari Tobin’s q.

2. Bagi investor

Investor perlu memperhatikan kinerja lingkungan dan pencapaian perusahaan

dibidang lingkungan sebagai pertimbangan dalam menginvestasikan dananya

di perusahaan, karena variabel kinerja lingkungan terbukti memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3. Bagi penelitian selanjutnya


89

a. Untuk penelitian mendatang, dapat memperpanjang periode pengamatan

sekaligus menambah jumlah sampel, agar semakin memudahkan dalam

pengujian asumsi klasik dan menambah keakuratan pengukuran model.

b. Dapat menggunakan alat uji yang berbeda, agar semakin memperkuat hasil

dari model penelitian.

c. Penelitian mendatang juga dapat menambahkan variabel tentang goodwill

juga, seperti CSR.

d. Penelitian mendatang perlu mempertimbangkan pengukuran berbeda yang

akan digunakan dalam menentukan baik kinerja lingkungan maupun

Kinerja keuangan perusahaan.


90

DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta : EKONISIA FE UII
Alvarez dkk.. 2014. “Carbon emission reduction: the impact on the financial and
operational performance of international companies”. Journal of Cleaner
Production. ScienceDirect
Bambang dan Elen. 2010. Tobin’s q dan altman z-score sebagai indicator
pengukuran kinerja perusahaan. Kajian Akuntansi. Unisbank
Chung dan Pruitt. 1994. “a simple approximation of Tobin’s q”. journal of financial
management, vol. 23, no. 3, autumn 1994, pages 70-74

Coleman, L., 2010. “Losses from failure of stakeholder sensitive processes:


financial consequences for large US companies from breakdowns in
product, environmental, and accounting standards.” J. Bus. Eth. 98,
247e258

Esty dan Winston. 2006. “Green to Gold: How Smart Companies Use
Environmental Strategy to Innovate, Create Value, and Build Competitive
Advantage”. 20 b / willus

Fahmi, Irham. 2012:2). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung:


Alfabeta

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007.Teori Akuntansi. Semarang: Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM.


SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang: Universitas Diponegoro

Graves, S., & Waddock, S. 1994. Institutional owners and corporate social
performance. Academy of Management Journal, 37, 1034–1046

Gujarati. 2004. Basic Econometrics. Edisi ke-4. Tata McGraw Hill


91

Horvathova. 2010. “Does environmental performance affect financial


performance? A meta-analysis.” Journal of Ecological Economics.
ScienceDirect

Horvathova. 2012. “The impact of environmental performance on firm


performance: Short-term costs and long-term benefits?” Journal of
ecological economics. ScienceDirect

http://bumn.go.id/data/uploads/files/1/PER-05MBU2007-
PROGRAM%20KEMITRAAN%20BADAN%20USAHA%20MILIK%20
NEGARA%20DENGAN%20USAHA%20KECIL%20DAN%20PROGR
AM%20BINA%20LINGKUNGAN-27-04-2007.pdf

http://proper.menlh.go.id/portal/?view=28&desc=1&iscollps=0&caption=PUBLI
KASI

http://bps.go.id/index.php/publikasi/1113

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.
aspx

http://www.iso.org/iso/home/standards/management-standards/iso14000.htm

Indrianto, Nur dan Bambang Supono. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis.


Yogyakarta: BPFE

Ishomudin dan Pujiyono. 2010. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dalam


dan luar Negeri terhadap IHSG di BEI periode 1999.1 – 2009.1 (analisis
seleksi model OLS-Arch/Garch). Skripsi. Universitas Diponegoro
92

Iwata dan Okada. 2011. “How does environmental performance affect financial
performance? Evidence from Japanese manufacturing firms”. Journal of
Eological Economics. ScienceDirect

Jacobs, Singhal, dan Subramanian. 2010. “An Empirical Investigation of


Environmental Performance and the Market Value of the Firm”. Journal of
Operations Management. Science Direct

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Bumi Aksara

Klassen dan McLaughin. 1996. “The Impact of Environmental Management on


Firm Performance”. Journal of Management Science. INFORMS.
Maryland

Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi).


Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE

Lang et al. 1989. “Managerial performance, Tobin’s q, and the gains from
successful tender offers”. Journal of financial economics 137-154.
Elsevier.

Lang, et al., 1989. “Managerial performance, Tobin’s q, and the gains from
successful tender offers”. Journal of Financial Economics. ScienceDirect

Lee dkk.. 2015. “The impact of carbon (CO2) emissions and environmental
research and development (R&D) investment on firm performance”.
International Journal Production Economics. ScienceDirect

Lee, S.Y., Rhee, S.-K., 2007. “The change in corporate environmental strategies:
a longitudinal empirical study.” Journal of Management Decision. 45,
196e216.
93

Lindenberg, E.B. & S.A. Ross. 1981. “Tobin’s q ratio and industrial
organization.” Journal of business (January), 1-32

Lou, X., dan Bhattacharya, C.B. 2006. “Corporate social responsibility, customer
satisfaction, and market value”. Journal of Marketing, 70(4), 1-18

McGuire, J.B., Sundgren, A., & Schneeweis, T. 1988. Corporate social


responsibility and firm financial performance. Academy of Management
Journal, 31(4), 854–872.

Misani dan Pogutz. 2014. “Unraveling the effect of environmental outcomes and
process on financial performance: A non-linear approach”. Journal of
ecological Economics. ScienceDirect

Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Palepu, K.G., Healy, P.M., Bernard, V.L., Wright, S., Bradbury, M., Lee, P.,
2010. Business Analysis & Valuation: Using Financial Statements, fourth
ed. SouthWestern Cengage Learning, Mason.

Paramitha. 2013. Determinan dan konsekuensi investasi lingkungan. Skripsi.


UNDIP

Qi et al. 2014. “Revisiting the relationship between environmental and financial


performance in Chinese industry”. Journal of environmental management.
ScienceDirect

Rust, R., Lemon, K., & Zeithaml, V.A. (2004). Return on marketing: Using
customer equity to focus marketing strategy. Journal of Marketing, 68(1),
109–124.

Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
94

Sarmento, Durao, dan Duarte. 2005. “Study of Environmental Sustainability: The


Case of Portugiese Polluting Industries”. Journal of Energy 30 (2005)
1247-1257. Science Direct
Scrimgeour dkk.. 2015. “The relationship between environmental performance
and financial performance in periods of growth and contraction: evidence
from Australian publicly listed companies”. Journal of cleaner production.
ScienceDirect

Singh dan Jackson. 2015. “Environmental rankings and financial performance: An


analysis of firms in the US food and beverage supply chain”. Journal of
Tourism Management Perspective. ScienceDirect

Soedaryanto. 2008. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial


perusahaan dengan corporate social responsibility (CSR) disclosure
sebagai variabel intervening. Skripsi. Universitas Diponegoro

Sueyoshi dan Goto. 2009. “Can environmental investment and expenditure


enhance financial performance of US electric utility firms under the clean
air act amendment of 1990?”. Journal of Energy Policy. ScienceDirect

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Cetakan Keempat.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006. “Pengaruh Environmental Performance


terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Study
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 2001-2004)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,Vol. 10,
No. 2, Mei 2007

Tobin. 1969. “A general equilibrium approach to monetary theory”. Journal of


money, credit and banking, vol. 1, no. 1, pp. 15-29
95

Ullmann, A. A. 1985. "Data in search of a theory: A critical examination of the


relationships among social performance, social disclosure, and economic
performance of US firms". Academy of Management Review, Vol. 10,
No. 3, pp. 540-557

Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar


Grafika

Wibisono. 2011. “Pengaruh environmental performance dan environmental


disclosure terhadap economic performance pada perusahaan pertambangan
dan pemegang HPH/HPHTI yang terdaftar di BEI”. Skripsi. UNY

William C. Brainard & James Tobin, 1968. "Pitfalls in Financial Model-


Building,"Cowles Foundation Discussion Papers 244, Cowles Foundation
for Research in Economics, Yale University
Wing Wahyu Winarno. 2009. Analisis Ekonometrika dan Staistika dengan
Eviews. Edisi ke-3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Winters, P.R., Kuehn, A.A., Dill, W.R., & Cohen, K.J. 1964. “The Carnegie-
Mellon Management Game”. Pittsburgh: Caregiemellon University.

Wu, M. 2006. “corporate social performance, corporate financial performance and


firm size: a meta-analysis. Journal of American Academy of Business,
Cambridge, 8(1), 163-171

Yogi. 2009. Pengaruh fundamental keuangan, tingkat bunga dan tingkat inflasi
terhadap pergerakan harga saham (studi kasus perusahaan semen yang
terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Gunadarma
96
97

LAMPIRAN A

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

1 2008 SMGR R-1 0.34 1.9 4 7.025 4.365 1

2 2008 INRU R-2 0.01 0.52 4 6.533 1.726 0

3 2008 UNVR R-3 0.53 3.2 4 6.813 1.914 1

4 2008 SMCB R-4 0.04 0.99 4 6.914 1.519 1

5 2008 PTBA R-5 0.42 2.13 3 6.786 3.01 1

6 2008 SMAR R-6 0.15 0.56 2 7.001 1.855 1

7 2008 PTSN R-7 -0.01 0.54 3 5.984 2.148 1

8 2008 KLBF R-8 0.21 2.8 3 6.756 4.196 1

9 2008 SRSN R-9 0.03 1.47 3 5.594 1.966 0

10 2008 TOTO R-10 0.09 1.89 3 6.013 1.544 1

11 2008 FASW R-11 0.01 1.37 3 6.57 3.543 1

12 2008 CTBN R-12 0.16 2.41 2 6.32 1.959 1

13 2008 UNIC R-13 0.02 0.32 3 6.492 1.803 1

14 2008 ARGO R-14 -0.16 1 3 6.237 1.07 1

15 2008 TFCO R-15 -0.13 1.49 4 6.339 0.782 1

16 2008 INCO R-16 0.25 0.86 3 7.305 5.719 0

17 2008 SPMA R-17 -0.01 0.4 3 6.194 1.733 0

18 2008 UNTX R-18 -0.34 1.81 3 5.185 0.475 0

19 2009 SMGR R-19 0.36 3.03 4 7.112 4.918 1

20 2009 INRU R-20 0.01 0.55 4 6.445 1.735 0

21 2009 UNVR R-21 0.57 1.88 3 6.874 1.982 1

22 2009 SMCB R-22 0.18 1.98 4 6.861 2.84 1

23 2009 PTBA R-23 0.47 3.36 4 6.907 3.524 1


98

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

24 2009 SMAR R-24 0.10 0.8 3 7.009 1.887 1

25 2009 PTSN R-25 -0.05 1 3 5.954 2.08 1

26 2009 KLBF R-26 0.23 2.94 3 6.812 1.832 1

27 2009 SRSN R-27 0.09 0.84 3 5.617 2.118 0

28 2009 TOTO R-28 0.25 2.04 3 6.005 2.096 1

29 2009 FASW R-29 0.11 1.36 3 6.565 1.759 1

30 2009 CTBN R-30 0.10 2.17 3 6.27 2.189 1

31 2009 UNIC R-31 0.02 0.35 3 6.351 2.251 1

32 2009 ARGO R-32 -0.07 1.15 2 6.165 1.026 1

33 2009 TFCO R-33 -0.12 1.52 3 6.242 0.918 1

34 2009 INCO R-34 0.12 1.81 3 7.282 4.463 0

35 2009 SPMA R-35 0.05 0.49 1 6.156 1.926 0

36 2009 UNTX R-36 0.12 1.71 3 5.157 0.51 0

37 2010 SMGR R-37 0.30 3.35 4 7.192 4.546 1

38 2010 INRU R-38 -0.02 0.8 4 6.418 1.764 0

39 2010 UNVR R-39 0.52 2.43 4 6.94 1.87 1

40 2010 SMCB R-40 0.11 1.78 5 7.019 2.89 1

41 2010 PTBA R-41 0.30 2.56 4 6.941 3.823 1

42 2010 SMAR R-42 0.13 1.18 3 7.096 1.878 1

43 2010 PTSN R-43 -0.02 0.08 3 5.917 2.311 1

44 2010 KLBF R-44 0.25 2.52 3 6.847 5.579 1

45 2010 SRSN R-45 0.04 0.68 3 5.561 2.681 0

46 2010 TOTO R-46 0.24 1.91 3 6.038 2.37 1

47 2010 FASW R-47 0.09 1.91 3 6.653 1.674 1

48 2010 CTBN R-48 0.09 1.33 3 6.391 1.703 1


99

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

49 2010 UNIC R-49 0.02 0.22 3 6.358 2.199 1

50 2010 ARGO R-50 0.04 1.02 3 6.155 1.174 1

51 2010 TFCO R-51 0.06 1.41 3 6.252 1.898 1

52 2010 INCO R-52 0.27 2.37 3 7.294 4.291 0

53 2010 SPMA R-53 0.06 0.51 2 6.173 1.931 0

54 2010 UNTX R-54 -0.16 1.75 2 5.187 0.485 0

55 2011 SMGR R-55 0.26 3.32 4 7.294 3.896 1

56 2011 INRU R-56 0.00 1.05 4 6.463 1.649 0

57 2011 UNVR R-57 0.53 2.32 4 7.02 1.541 1

58 2011 SMCB R-58 0.14 1.61 5 7.039 3.199 1

59 2011 PTBA R-59 0.36 2.99 4 7.061 3.438 1

60 2011 SMAR R-60 0.16 1.21 3 7.168 1.993 1

61 2011 PTSN R-61 -0.01 0.13 3 5.889 2.614 1

62 2011 KLBF R-62 0.24 3.12 3 6.918 4.705 1

63 2011 SRSN R-63 0.09 0.48 3 5.558 3.315 0

64 2011 TOTO R-64 0.22 3.05 3 6.127 2.313 1

65 2011 FASW R-65 0.04 2.6 3 6.693 1.575 1

66 2011 CTBN R-66 0.25 2.35 4 6.347 2.427 1

67 2011 UNIC R-67 0.03 0.18 3 6.406 2.014 1

68 2011 ARGO R-68 -0.12 0.83 3 6.233 1.267 1

69 2011 TFCO R-69 0.10 0.66 3 6.545 4.143 1

70 2011 INCO R-70 0.19 1.4 2 7.342 3.713 0

71 2011 SPMA R-71 0.03 0.51 3 6.191 1.939 0

72 2011 UNTX R-72 -0.04 1.66 3 5.221 0.5 0

73 2012 SMGR R-73 0.24 3.54 5 7.425 2.159 1


100

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

74 2012 INRU R-74 -0.01 1.07 4 6.483 1.641 0

75 2012 UNVR R-75 0.54 2.25 5 7.079 1.495 1

76 2012 SMCB R-76 0.15 1.96 5 7.085 3.245 1

77 2012 PTBA R-77 0.31 2.39 5 7.105 3.014 1

78 2012 SMAR R-78 0.15 1.16 4 7.211 2.223 1

79 2012 PTSN R-79 0.02 1.08 3 5.95 2.392 1

80 2012 KLBF R-80 0.25 1.81 3 6.974 4.602 1

81 2012 SRSN R-81 0.06 0.32 3 5.604 3.026 0

82 2012 TOTO R-82 0.22 1.94 3 6.183 2.438 1

83 2012 FASW R-83 0.00 1.51 3 6.747 1.479 1

84 2012 CTBN R-84 0.17 2.09 3 6.414 2.133 1

85 2012 UNIC R-85 0.02 0.13 3 6.38 2.287 1

86 2012 ARGO R-86 -0.08 0.85 3 6.258 1.139 1

87 2012 TFCO R-87 0.02 0.73 3 6.569 4.689 1

88 2012 INCO R-88 0.04 1.06 3 7.353 3.814 0

89 2012 SPMA R-89 0.03 0.5 3 6.221 1.881 0

90 2012 UNTX R-90 -0.07 1.9 3 5.209 0.461 0

91 2013 SMGR R-91 0.23 2.69 4 7.488 3.426 1

92 2013 INRU R-92 0.02 1.12 4 6.471 1.234 0

93 2013 UNVR R-93 0.54 2.53 5 7.125 1.468 1

94 2013 SMCB R-94 0.09 1.44 5 7.173 2.433 1

95 2013 PTBA R-95 0.21 1.81 5 7.067 2.83 1

96 2013 SMAR R-96 0.07 1.46 4 7.264 1.545 1

97 2013 PTSN R-97 0.03 -0.03 3 6.984 2.897 1

98 2013 KLBF R-98 0.23 2.77 2 7.054 2.019 1


101

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

99 2013 SRSN R-99 0.08 0.27 3 5.624 3.954 0

100 2013 TOTO R-100 0.19 1.97 2 6.242 2.458 1

101 2013 FASW R-101 -0.06 1.28 3 6.755 1.377 1

102 2013 CTBN R-102 0.19 1.58 3 6.527 2.224 1

103 2013 UNIC R-103 0.07 -0.02 2 6.519 2.174 1

104 2013 ARGO R-104 0.03 0.76 3 6.37 1.162 1

105 2013 TFCO R-105 -0.03 0.45 3 6.647 5.216 1

106 2013 INCO R-106 0.02 0.95 3 7.447 4.024 0

107 2013 SPMA R-107 0.02 0.44 3 6.247 1.747 0

108 2013 UNTX R-108 -0.09 1.61 3 5.363 0.513 0

109 2014 SMGR R-109 0.17 2.73 4 7.535 3.685 1

110 2014 INRU R-110 0.07 0.9 3 6.579 1.566 1

111 2014 UNVR R-111 0.54 2.83 4 7.155 1.475 1

112 2014 SMCB R-112 0.06 1.39 3 7.235 2.038 1

113 2014 PTBA R-113 0.18 1.95 3 7.171 2.412 1

114 2014 SMAR R-114 0.09 0.83 3 7.328 1.595 1

115 2014 PTSN R-115 -0.03 -0.26 3 7.816 1.946 1

116 2014 KLBF R-116 0.22 1.22 3 7.094 4.765 1

117 2014 SRSN R-117 0.06 0.22 3 5.666 3.445 0

118 2014 TOTO R-118 0.19 0.82 3 6.307 2.547 1

119 2014 FASW R-119 0.02 1.11 3 6.747 1.418 1

120 2014 CTBN R-120 0.13 2.08 3 6.51 2.261 1

121 2014 UNIC R-121 0.01 -0.06 2 6.468 2.551 1

122 2014 ARGO R-122 -0.12 1.16 3 6.259 2.87 1

123 2014 TFCO R-123 -0.02 1.03 2 6.627 6.472 1


102

Tahun / Kode
No Kode ROA Tobins_Q Prop size RS IS0_14001
periode Perusahaan res

124 2014 INCO R-124 0.10 1.27 3 7.463 5.253 0

125 2014 SPMA R-125 0.03 0.43 3 6.321 1.625 0

126 2014 UNTX R-126 0.03 1.46 3 5.417 0.549 0


LAMPIRAN B

STATISTIK DESKRIPTIF

Mean 0.115242 1.447619 6.556405 2.444294 0.730159

Median 0.086500 1.380000 6.539000 2.125500 1.000000

Maximum 0.567615 3.540000 7.816000 6.472000 1.000000

Minimum -0.344000 -0.260000 5.157000 0.461000 0.000000

Std. Dev. 0.162802 0.896197 0.585144 1.234757 0.445649

Skewness 0.774506 0.337766 -0.434025 0.898635 -1.037038

Kurtosis 3.991443 2.333495 2.697731 3.464964 2.075448

Jarque-Bera 17.75758 4.728008 4.435598 18.09345 27.07208


Probability 0.000139 0.094043 0.108848 0.000118 0.000001

Sum 14.52049 182.4000 826.1070 307.9810 92.00000

Sum Sq. Dev. 3.313077 100.3961 42.79916 190.5781 24.82540

Observations 126 126 126 126 126

103
104

STATISTIK REGRESI ROA

Dependent Variable: ROA


Method: Least Squares
Date: 03/06/16 Time: 23:06
Sample: 1 91
Included observations: 91

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.515083 0.100085 -5.146476 0.0000


PROP 0.027932 0.013149 2.124281 0.0365
SIZE 0.063348 0.018149 3.490527 0.0008
RS 0.031578 0.007865 4.014925 0.0001
IS0_14001 -0.020085 0.020043 -1.002062 0.3191

R-squared 0.460380 Mean dependent var 0.048297


Adjusted R-squared 0.435281 S.D. dependent var 0.110678
S.E. of regression 0.083172 Akaike info criterion -2.082441
Sum squared resid 0.594908 Schwarz criterion -1.944482
Log likelihood 99.75107 Hannan-Quinn criter. -2.026783
F-statistic 18.34284 Durbin-Watson stat 1.772673
Prob(F-statistic) 0.000000
105

STATISTIK REGRESI TOBIN’S Q

Dependent Variable: TOBINS_Q


Method: Least Squares
Date: 03/18/16 Time: 13:04
Sample: 1 126
Included observations: 126

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.940074 0.884010 -1.063421 0.2897


PROP 0.385778 0.105785 3.646796 0.0004
SIZE 0.103544 0.161973 0.639267 0.5239
RS 0.061660 0.066296 0.930068 0.3542
IS0_14001 0.423082 0.177950 2.377528 0.0190

R-squared 0.219172 Mean dependent var 1.447619


Adjusted R-squared 0.193360 S.D. dependent var 0.896197
S.E. of regression 0.804902 Akaike info criterion 2.442682
Sum squared resid 78.39203 Schwarz criterion 2.555233
Log likelihood -148.8890 Hannan-Quinn criter. 2.488408
F-statistic 8.490951 Durbin-Watson stat 2.220770
Prob(F-statistic) 0.000005
106

UJI NORMALITAS REGRESI ROA

20
Series: Residuals
Sample 1 91
16 Observations 91

Mean 1.80e-16
12 Median -0.001255
Maximum 0.209894
Minimum -0.256174
Std. Dev. 0.081302
8
Skewness -0.260552
Kurtosis 3.539396
4
Jarque-Bera 2.132804
Probability 0.344245
0
-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

UJI NORMALITAS REGRESI TOBIN’S Q

12
Series: Residuals
Sample 1 126
10 Observations 126

8 Mean 1.86e-16
Median -0.134915
Maximum 1.660547
6 Minimum -1.829631
Std. Dev. 0.791919
Skewness 0.189848
4
Kurtosis 2.234369

2 Jarque-Bera 3.834387
Probability 0.147019
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
107

UJI AUTOKORELASI REGRESI ROA

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.347698 Prob. F(2,84) 0.7073


Obs*R-squared 0.747161 Prob. Chi-Square(2) 0.6883

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 03/18/16 Time: 13:16
Sample: 1 91
Included observations: 91
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.003430 0.101979 -0.033633 0.9732


PROP 8.95E-06 0.013810 0.000648 0.9995
SIZE -0.000440 0.018976 -0.023196 0.9815
RS 0.002580 0.008547 0.301844 0.7635
IS0_14001 0.000342 0.021048 0.016238 0.9871
RESID(-1) 0.097571 0.119774 0.814629 0.4176
RESID(-2) -0.029276 0.119515 -0.244955 0.8071

R-squared 0.008211 Mean dependent var 1.80E-16


Adjusted R-squared -0.062632 S.D. dependent var 0.081302
S.E. of regression 0.083810 Akaike info criterion -2.046730
Sum squared resid 0.590023 Schwarz criterion -1.853587
Log likelihood 100.1262 Hannan-Quinn criter. -1.968808
108

F-statistic 0.115899 Durbin-Watson stat 1.917272


Prob(F-statistic) 0.994297

UJI AUTOKORELASI REGRESI TOBIN’S Q

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.826729 Prob. F(2,119) 0.0632


Obs*R-squared 5.714529 Prob. Chi-Square(2) 0.0574

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 03/18/16 Time: 13:17
Sample: 1 126
Included observations: 126
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.168804 0.874152 -0.193106 0.8472


PROP 0.001214 0.106331 0.011413 0.9909
SIZE 0.025716 0.159948 0.160778 0.8725
RS 0.028765 0.068122 0.422258 0.6736
IS0_14001 -0.101875 0.181003 -0.562839 0.5746
RESID(-1) -0.098584 0.094017 -1.048581 0.2965
RESID(-2) 0.192460 0.097158 1.980907 0.0499

R-squared 0.045353 Mean dependent var 1.86E-16


Adjusted R-squared -0.002780 S.D. dependent var 0.791919
109

S.E. of regression 0.793019 Akaike info criterion 2.428014


Sum squared resid 74.83668 Schwarz criterion 2.585586
Log likelihood -145.9649 Hannan-Quinn criter. 2.492031
F-statistic 0.942243 Durbin-Watson stat 1.999384
Prob(F-statistic) 0.467640
110

UJI HETEROSKEDASTISITAS REGRESI ROA

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.944569 Prob. F(4,86) 0.4423


Obs*R-squared 3.829690 Prob. Chi-Square(4) 0.4295
Scaled explained SS 4.203919 Prob. Chi-Square(4) 0.3791

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 03/18/16 Time: 13:18
Sample: 1 91
Included observations: 91

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.055692 0.063640 0.875117 0.3839


PROP -0.003449 0.008361 -0.412474 0.6810
SIZE 6.24E-06 0.011540 0.000540 0.9996
RS 0.008184 0.005001 1.636505 0.1054
IS0_14001 -0.004289 0.012745 -0.336557 0.7373

R-squared 0.042085 Mean dependent var 0.061466


Adjusted R-squared -0.002470 S.D. dependent var 0.052820
S.E. of regression 0.052886 Akaike info criterion -2.987997
Sum squared resid 0.240531 Schwarz criterion -2.850037
Log likelihood 140.9539 Hannan-Quinn criter. -2.932339
F-statistic 0.944569 Durbin-Watson stat 1.796265
Prob(F-statistic) 0.442302
111

UJI HETEROSKEDASTISITAS REGRESI TOBIN’S Q

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.098005 Prob. F(4,121) 0.3608


Obs*R-squared 4.413316 Prob. Chi-Square(4) 0.3530
Scaled explained SS 3.355291 Prob. Chi-Square(4) 0.5002

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 03/18/16 Time: 13:20
Sample: 1 126
Included observations: 126

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.099745 0.465769 2.361137 0.0198


PROP -0.043005 0.055736 -0.771581 0.4419
SIZE -0.075512 0.085341 -0.884832 0.3780
RS 0.033435 0.034930 0.957185 0.3404
IS0_14001 0.162414 0.093759 1.732249 0.0858

R-squared 0.035026 Mean dependent var 0.665714


Adjusted R-squared 0.003126 S.D. dependent var 0.424753
S.E. of regression 0.424089 Akaike info criterion 1.161126
Sum squared resid 21.76201 Schwarz criterion 1.273677
Log likelihood -68.15094 Hannan-Quinn criter. 1.206852
112

F-statistic 1.098005 Durbin-Watson stat 1.987914


Prob(F-statistic) 0.360756

UJI MULTIKOLINEARITAS ANTAR VARIABEL DEPENDEN

Variance Inflation Factors


Date: 03/18/16 Time: 13:21
Sample: 1 126
Included observations: 126

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 0.781473 151.9841 NA
PROP 0.011191 24.00934 1.189363
SIZE 0.026235 221.0638 1.733136
RS 0.004395 6.399931 1.292898
IS0_14001 0.031666 4.496751 1.213409

Anda mungkin juga menyukai