Anda di halaman 1dari 196

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA


DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. PRIMA
MANUNGGAL INTI INTERNUSA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:
ADELIA PUTRI MARULITA
NIM : 11160810000114

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2022 M
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. PRIMA
MANUNGGAL INTI INTERNUSA

Skripsi
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi
Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

Adelia Putri Marulita


NIM : 11160810000114

Di Bawah Bimbingan

Hemmy Fauzan S.E., M.M.


NIP : 197608222007011014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2022 M

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 10 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Adelia Putri Marulita


2. NIM : 11160810000114
3. Jurusan : Manajemen / SDM
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan kerja
Terhadap Motivasi Kerja serta Dampaknya Terhadap
Kinerja Pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selaman proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Desember 2020

1. Lili Supriyadi S.Pd., M.M ( )


NIP :196005051989031005 Penguji I

2. Leis Suzanawaty M.Si ( )


NIP : 197208092005012004 Penguji II

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Rabu, 31 Agustus 2022, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Adelia Putri Marulita

NIM : 11160810000114

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap


Motivasi Kerja serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai PT.
Prima Manunggal Inti Internusa

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 31 Agustus 2022

1. Amalia, S.E., M.M


NIP : 197408212009012005 ( )
Ketua

2. Hemmy Fauzan S.E., M.M


NIP : 197608222007011014 ( )
Pembimbing

3. Dr. Suhendra M.M


NIP : 197112062003121001 ( )
Penguji

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Adelia Putri Marulita
NIM : 11160810000114
Jurusan : Manajemen / SDM
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, Saya :


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya Saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa Saya telah melanggar pernyataan ini, maka Saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya

Jakarta, 29 Mei 2022


Yang Menyatakan

(Adelia Putri Marulita)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Adelia Putri Marulita

Tempat, Tanggal Lahir : Batusangkar, 12 Maret 1998

Alamat : Jln. Almubarok 3 No. 5B RT 006/010, Cipulir,

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

No. Handphone : 081213774820

E-mail : adelia.marulita@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

2016 – 2022 : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 – 2016 : SMA NEGERI 29 JAKARTA

2010 – 2013 : SMP NEGERI 161 JAKARTA

2004 – 2010 : SDN 09 KEBAYORAN LAMA UTARA

v
2003 – 2004 : TK ISTIQOMAH TANAH KUSIR

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Amrul (Alm)

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 27 Juli 1968

Ibu : Defi Nulaili

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 24 Februari 1970

Alamat : Jln. Almubarok 3 No. 5B RT 006/010, Cipulir,

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

No. Handphone : 081281607973

PENGALAMAN BEKERJA

2020 – PT. Balawa Jalu Arimurti dengan posisi Admin Manager

2021 – Yayasan Sahabat Yatim Indonesia dengan posisi Telemarketing

2022 – PT. BFI Finance Indonesia dengan posisi Telemarketing

vi
ABSTRACT

This research was conducted at PT. Prima Manunggal Inti Internusa. This
research consists of independent variables such as organizational culture and job
satisfaction, intervening variable is work motivation, and the dependent variable is
employee performance. This research was conducted to determine the effect of
organizational culture and job satisfaction on work motivation and its impact on
employee performance simultaneously and partially, both directly and indirectly.
The number of samples was 74 respondents using the Path Analysis method based
on the correlation and regression analysis that had been done previously. The
results of the hypothesis test in this study, it is known that all variables have an
influence on the dependent variable simultaneously or partially, either directly or
indirectly.
Keywords: Organizational Culture, Job Satisfaction, Work Motivation, Employee
Performance, Path Analysis.

vii
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PT. Prima Manunggal Inti Internusa. Penelitian


ini terdiri dari variabel bebas antara lain budaya organisasi dan kepuasan kerja,
variabel intervening yaitu motivasi kerja, dan variabel terikat yaitu kinerja pegawai.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara budaya
organisasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja serta dampaknya terhadap
kinerja pegawai secara simultan dan parsial baik secara langsung dan tidak
langsung. Jumlah sampel sebanyak 74 responden dengan menggunakan metode
Path Analysis berdasarkan analisis korelasi dan regresi yang telah dilakukan
sebelumnya. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini, diketahui bahwa seluruh
variabel memiliki pengaruh terhadap variabel terikat secara simultan maupun
parsial baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kata kunci : Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai,
Path Analysis.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap
Kinerja Pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa”. Atas selesainya skripsi
ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
terutama kepada yang terhormat :

1. Ibu Defi Nulaili dan Bapak Amrul (alm) selaku orang tua yang amat penulis
cintai dan sayangi. Terima kasih selalu memberikan dukungan dan doa yang
tiada hentinya untuk penulis sejak lahir hingga saat ini. Pengorbanan yang
Mama dan Bapak berikan tak mungkin dapat terbalas, namun penulis akan
tetap dan selalu berusaha untuk membahagiakan Mama dan Bapak.
2. Angga Putra Marulino selaku satu-satunya adik yang penulis miliki. Terima
kasih selalu mendukung dan banyak membantu penulis dalam keadaan
apapun.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hemmy Fauzan S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi serta
Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis sejak awal
menjalani pendidikan di universitas ini hingga selesainya proses
penyusunan skripsi ini. Terima kasih selalu meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama Program Studi Manajemen serta seluruh
jajaran Staff Akademik yang telah banyak membantu penulis selama

ix
menempuh pendidikan dan menunjang kegiatan belajar hingga penulis
dapat menyelesaikan studi.
6. Grup Ukhtii Squad Nisfina, Zahra, Diana, Elsza, dan Tika yang selalu
menemani sejak Semester 1 terutama Nisfina yang menjadi gudang curhat
segala kejadian dan selalu siap untuk memberikan dukungan kepada
penulis.
7. Wita Nur Afifah dan Nabila Setya Putri, teman semenjak penulis memasuki
SMA hingga kini. Terima kasih atas semua doa, dukungan dan nasihat
kalian kepada penulis hingga penulis dapat mencapai di posisi ini
8. Muhammad Ilyas Maulana dan Mega Monika Septiani, teman kecil yang
sudah menemani penulis selama 19 tahun terakhir. Terima kasih selalu
memberikan nasihat dan solusi yang luar biasa kepada penulis
9. Abang Wendy, saudara yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penyusunan skripsi.

Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih atau semua pihak yang telah
banyak membantu, membimbing dan mendukung penulis. Tidak ada satupun yang
bisa penulis lakukan untuk membalas kebaikan semua pihak selain mendoakan
kesehatan, keberkahan dan yang terbaik untuk semua pihak yang sudah menjadi
bagian hidup penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 29 Mei 2022

Penulis
Adelia Putri Marulita

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................v

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xviii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................1

A LATAR BELAKANG PENELITIAN ......................................................... 1

B RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 9

C TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................. 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12

A LANDASAN TEORI ................................................................................. 12

1. Manajemen ............................................................................................. 12

2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ........................................ 12

3. Perilaku Organisasi ................................................................................. 16

4. Budaya Organisasi .................................................................................. 16

5. Kepuasan Kerja ...................................................................................... 22

xi
6. Motivasi Kerja ........................................................................................ 32

7. Kinerja Pegawai ..................................................................................... 41

B PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 46

C HUBUNGAN ANTAR VARIABEL ......................................................... 60

1. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja .................... 60

2. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja ......................... 60

3. Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai ........................ 61

4. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Kinerja Pegawai .................. 61

5. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai ...................... 62

D KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 63

E HIPOTESIS ................................................................................................ 63

BAB III : METODE PENELITIAN ......................................................................66

A RUANG LINGKUP PENELITIAN ........................................................... 66

B METODE PENENTUAN SAMPEL ......................................................... 66

1. Populasi .................................................................................................. 66

2. Sampel .................................................................................................... 67

C METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................ 68

1. Data Primer (Primary Data).................................................................... 69

2. Data Sekunder (Secondary Data) ........................................................... 69

D METODE ANALISIS DATA .................................................................... 69

1. Uji Kualitas Data .................................................................................... 69

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 70

3. Analisis Jalur/Path Analysis ................................................................... 73

4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 74

xii
E OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN .......................................... 77

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................84

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ......................................... 84

1. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................... 84

2. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 85

3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 85

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 85

1. Karakteristik Responden ........................................................................ 85

2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden ................................................ 88

3. Statistik Deskriptif .................................................................................. 99

C. UJI KUALITAS DATA ........................................................................... 101

1. Uji Validitas ......................................................................................... 101

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 106

D. UJI ASUMSI KLASIK ............................................................................ 108

1. Uji Normalitas ...................................................................................... 108

2. Uji Multikolinearitas ............................................................................ 110

3. Uji Heterokesdastisitas ......................................................................... 111

E. UJI F ......................................................................................................... 112

F. UJI HIPOTESIS ....................................................................................... 113

1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y) ......... 113

2. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ....... 115

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) .............. 117

4. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ............ 119

5. Pengaruh Motivasi Kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ............... 121

xiii
6. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z) melalui
Motivasi Kerja (Y) ....................................................................................... 123

7. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z) melalui


Motivasi Kerja (Y) ....................................................................................... 128

8. Pengaruh Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja (X2) dan Motivasi


Kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)...................................................... 132

G. KOEFISIEN DETERMINASI (R2) ......................................................... 134

H. PEMBAHASAN ...................................................................................... 135

1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y) PT. Prima
Manunggal Inti Internusa ............................................................................. 135

2. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT.


Prima Manunggal Inti Internusa .................................................................. 136

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) PT. Prima
Manunggal Inti Internusa ............................................................................. 137

4. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT. Prima
Manunggal Inti Internusa ............................................................................. 138

5. Pengaruh Motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT. Prima
Manunggal Inti Internusa ............................................................................. 139

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................141

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 141

B. SARAN .................................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................143

LAMPIRAN .........................................................................................................146

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Tabel Penelitian Terdahulu (Jurnal Internasional) .............................. 46

Tabel 2.2: Tabel Penelitian Terdahulu (Jurnal Indonesia) ................................... 50

Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian.......................................................... 78

Tabel 4.1: Jenis Kelamin Responden ................................................................... 86

Tabel 4.2 : Lokasi Cabang.................................................................................... 86

Tabel 4.3 : Masa Bekerja...................................................................................... 87

Tabel 4.4: Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi (X1) ..... 88

Tabel 4.5: Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja (X2) .......... 92

Tabel 4.6: Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (Y) ............. 95

Tabel 4.7: Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Pegawai (Z) ........... 98

Tabel 4.8 : Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 100

Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi.............................. 102

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ................................ 103

Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja .................................. 104

Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai ............................... 106

Tabel 4.13 : Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 107

Tabel 4.14 : Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 110

Tabel 4.15: Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 111

Tabel 4.16: Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja (X2)
dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ........................................ 112

Tabel 4.17 : Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja
............................................................................................................................. 114

Tabel 4.18 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Budaya Organisasi ............. 115

xv
Tabel 4.19 : Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
............................................................................................................................. 116

Tabel 4.20 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap


Kinerja Pegawai .................................................................................................. 117

Tabel 4.21: Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja 118

Tabel 4.22 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap


Motivasi Kerja..................................................................................................... 119

Tabel 4.23 : Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
............................................................................................................................. 120

Tabel 4.24 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai ............................................................................................................... 121

Tabel 4.25 : Hasil Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
............................................................................................................................. 122

Tabel 4.26 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Pegawai ............................................................................................................... 123

Tabel 4.27 : Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja
Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y) .............................................................. 124

Tabel 4.28 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1) terhadap
Kinerja Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y) ................................................. 125

Tabel 4.29 : Hasil Analisis Regresi Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai
(Z) melalui motivasi kerja (Y) ............................................................................ 128

Tabel 4.30 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Kepuasan Kerja (X2) terhadap
Kinerja Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y) ................................................. 129

Tabel 4.31 : Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja (X2)
dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ........................................ 133

Tabel 4.32 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1),


Kepuasan Kerja (X2) dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) ..... 134

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Hierarki Kebutuhan dari Maslow ................................................... 33

Gambar 2.2: Perbandingan antara Teori Kebutuhan Maslow dan Teori ERG .... 35

Gambar 2.3: Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 63

Gambar 3.1 : Bagan Analisis Jalur ...................................................................... 74

Gambar 4.1 : Hasil Analisis Regresi ................................................................. 126

Gambar 4.2 : Hasil Analisis Regresi ................................................................. 130

xvii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 : Kinerja PT. Prima Manunggal Inti Internusa Tahun 2019 ................. 3

Grafik 4.1 : Histogram Normal Probability Plot................................................ 109

Grafik 4.2 : Grafik Normal Probability Plot ...................................................... 109

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG PENELITIAN

Di era saat ini, persaingan antar perusahaan industri di Indonesia

semakin tinggi. Sektor industri berperan penting dalam pembangunan nasional

yaitu sebagai penggerak ekonomi nasional, dan peranan sektor industri dalam

pembangunan ekonomi nasional dapat dilihat dari kontribusi masing-masing

subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Industri Manufaktur adalah suatu cabang industri yang

mengolah bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam kuantitas yang besar.

Menperin Agus memproyeksikan pertumbuhan PDB industri bisa menyentuh

di angka 4,80%-5,30% karena selama ini sektor industri konsisten memberikan

kontribusi terbesar pada perekonomian nasional. Aktivitas industri juga

membawa efek yang baik bagi peningkatan nilai tambah bahan baku dalam

negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor

(Kementerian Perindustrian, 2020).

Menurut Edy Sutrisno, untuk menghadapi persaingan antar perusahaan

ini, perusahaan harus memiliki sumber daya manusia (pegawai) yang

berkualitas serta memiliki kinerja yang baik. Betapapun majunya teknologi,

perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, jika tanpa

sumber daya manusia sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuannya

1
(Qomaruddin, 2019). Sumber daya manusia adalah sumber daya terpenting dan

merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas

manajemen dalam suatu perusahaan berjalan dengan baik, maka perusahaan

harus memiliki pegawai yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan yang baik serta keinginan untuk dapat mengelola perusahaan

seoptimal mungkin sehingga kinerja pegawai meningkat.

Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuannya masing-

masing (goals) yang ingin dicapai sehingga setiap perusahaan dalam

melaksanakan programnya selalu diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan meningkatkan

kinerja pegawai. Peningkatan kinerja pegawai akan memberikan kesuksesan

dan kemajuan bagi perusahaan dalam jangka waktu pendek maupun jangka

waktu panjang sehingga perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnis

yang tidak stabil. Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2017). Untuk itu, perusahaan memerlukan adanya penilaian

kinerja guna memastikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar

tercapainya kinerja yang tinggi.

PT. Prima Manunggal Inti Internusa merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industri yaitu produsen genteng metal dengan nama brand

yaitu Prima Roof. Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh

perusahaan ini. Melalui wawancara penulis dengan Bu Nining selaku HRD PT.

2
Prima Manunggal Inti Internusa, didapat informasi bahwa perusahaan ini

mengharapkan kinerja pegawai yang tinggi dan stabil serta mengutamakan

selesainya target yang diberikan perusahaan dengan efektif dan efisien. Adapun

didapat penilaian kinerja pegawai tahun 2019, sebagai berikut:

Penilaian Kinerja 2019

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kantor Pusat Dadap Surabaya Karawang Palembang Pekanbaru
Jakarta

Pegawai dengan Kinerja Tinggi Pegawai dengan Kinerja Rata-rata


Pegawai dengan Kinerja Rendah

Sumber : Dokumen Penilaian Kinerja 2019 (Dokumen tidak dipublikasikan)

Grafik 1.1 : Kinerja PT. Prima Manunggal Inti Internusa Tahun 2019

Pada PT. Prima Manunggal Inti Internusa, kinerja dikatakan tinggi jika

kategori kinerja tinggi memiliki persentase minimal 90%. Penilaian Kinerja di

PT. Prima Manunggal Inti Internusa dilaksanakan setiap bulan Januari di setiap

tahunnya dengan skor nilai akhir 1 sampai dengan 6. Adapun keterangan dari

masing-masing skor tersebut;

3
Skor Nilai Akhir :

1: Memuaskan dan dapat dipertahankan

2. Dapat dipromosikan untuk jabatan lebih tinggi

3. Cukup baik

4. Cukup baik, namun masih perlu peningkatan pelatihan/pendidikan

5. Kurang, namun masih dapat dipertimbangkan untuk dilatih/didik

6. Kurang dan direkomendasikan untuk diturunkan jabatannya

Dari skor nilai akhir di atas, pegawai yang mendapatkan skor nilai akhir

1 hingga 3 masuk ke kategori Kinerja Tinggi, pegawai yang mendapat skor 4

masuk ke kategori Kinerja Rata-rata, sedangkan pegawai yang mendapat skor

5 dan 6 masuk ke kategori Kinerja Rendah dan akan diberikan Surat Peringatan

(SP). Dari grafik penilaian kinerja di atas, dapat dilihat bahwa kategori kinerja

tinggi pegawai di seluruh cabang pada tahun 2019 masih dibawah 90% bahkan

pada Kantor Pusat Jakarta terdapat pegawai yang masuk kategori kinerja

rendah.

Menurut M. Ma’ruf Abdullah, kinerja adalah prestasi kerja yang

merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu

institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan pegawai (SDM) yang bekerja di

institusi itu baik pemerintah maupun perusahaan (bisnis) untuk mencapai tujuan

organisasi. Dikarenakan dilaksanakan oleh SDM dari suatu perusahan, maka

secara umum kinerja juga ditentukan oleh tingkat motivasi kerja sumber daya

manusianya (Ma’ruf, 2014).

4
Menurut Malthis, motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang

yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan (Unik Desthiani, 2018).

Disinilah diperlukan peran pemimpin guna memberikan motivasi atau sebagai

motivator. Memotivasi ini bertujuan untuk mengubah motif atau dorongan yang

ada pada diri pegawai/karyawan dari rendah menjadi tinggi. Menurut Sherman

(1998) motivasi dapat “memberikan energi perilaku” pada gilirannya dapat

meningkatkan kinerja (Edison, Anwar, & Komariyah, 2018).

Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara motivasi dengan

kinerja pegawai, antara lain Marcy Rita, Otto Randa Payangan, Yohanes Rante,

Ruben Tuhumena, dan Anita Erari (2017) dalam jurnalnya yang berjudul

“Moderating effect oforganizational citizenshipbehavior on the effect o

forganizational commitment, transformational leadership and work motivation

on employee performace”, dan Muhammad Arifin (2014) dalam jurnalnya yang

berjudul “The Influence of Competence, Motivation, and Organisational

Culture to High School Teacher Job Satisfaction and Performance”. Pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan

antara motivasi dengan kinerja karyawan menunjukan pengaruh yang positif

dan signifikan.

Penulis melakukan penyebaran kuesioner awal mengenai alasan

motivasi pegawai untuk bekerja rendah berdasarkan teori Edy Sutrisno pada 10

orang pegawai di setiap cabang pabrik dan kantor pusat ( 1 kantor pusat dan 5

cabang pabrik) dengan total 60 orang pegawai. Kuesioner ini mengindikasikan

bahwa 67,5% pegawai merasa lelah untuk memulai bekerja karena perjalanan

5
menuju ke kantor dan pabrik yang macet sehingga semangat para pegawai untuk

bekerja sudah hilang karena terlalu lelah diperjalanan dan menjadi lesu saat

sampai di tempat bekerja. Kemudian 70% pegawai juga merasa bosan dengan

pekerjaannya yang itu-itu saja selama bertahun-tahun. Menurut Rizky Maharja

dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan

Beban Kerja Fisik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya”,

kelelahan merupakan suatu kondisi melemahnya kondisi fisik, motivasi dan

kelelahan fisik untuk melakukan pekerjaan. Kelelahan ini dapat dialami pada

akhir waktu kerja maupun sebelum bekerja. Dalam penelitian Rizky Maharja,

diketahui bahwa kelelahan kerja menyangkut penurunan kinerja fisik, adanya

perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja

(Maharja, 2015).

Seorang manajer perlu mengarahkan motivasi dengan menciptakan

kondisi (iklim) organisasi melalui pembentukan budaya kerja atau budaya

organisasi agar para pegawai merasa terpacu untuk bekerja lebih keras dan

kinerja yang dicapai menjadi tinggi. Budaya organisasi adalah nilai-nilai,

keyakinan, pemahaman, dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota

organisasi yang mengarahkan perilaku kebiasaan atau tradisi yang

mempersatukan suatu organisasi dan menjamin bahwa para anggotanya

berperilaku sesuai dengan norma (Choliq, 2016). Budaya organisasi diperlukan

oleh perusahaan untuk mempengaruhi cara pegawainya bertingkah laku dan

cara bekerjanya.

6
Perusahaan perlu menciptakan budaya organisasi yang positif agar

berpengaruh terhadap kinerja pegawai, hal ini diperkuat dengan pendapat J.

Jufrizen dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan

Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan” yang menerangkan bahwa

budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana pegawai mempersepsikan

karakteristik dari budaya suatu organisasi, bukannya dengan apa mereka

menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan suatu istilah

deskriptif. Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut

oleh semua anggota organisasi (Muis, Jufrizen, & Fahmi, 2018).

Karakteristik budaya organisasi yang diterapkan pada PT. Prima

Manunggal Inti Internusa yaitu orientasi tim yang dimana orientasi tim

merupakan tingkat seberapa jauh aktivitas pekerjaan diorganisasikan kepada

tim daripada individual (Robbins & Judge, 2015). Dengan menerapkan budaya

organisasi berdasarkan orientasi tim, maka akan adanya efisiensi pekerjaan

karena dilakukan secara tim atau bersama-sama.

Melalui wawancara dengan Bu Nining selaku HRD PT. Prima

Manunggal Inti Internusa, terdapat kegiatan rutin yang telah menjadi budaya di

PT. Prima Manunggal Inti Internusa yaitu gathering dengan pelanggan

(customer). Kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahunnya dan telah diadakan di

Thailand, Labuan Bajo, Amerika, China, Bromo, dan tempat lainnya. Kegiatan

ini bertujuan untuk perkenalan dan penawaran produk baru serta menjaga

silahturahim dengan pelanggan. Kegiatan ini menjadi suatu tradisi yang dapat

7
mempersatukan pegawai, petinggi perusahaan, dan pelanggan, serta

mempertahankan Visi dan Misi perusahaan.

Kepuasan kerja merupakan faktor yang mendorong pegawai lebih giat

bekerja dan sekaligus sebagai motivasi dalam bekerja. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan pegawai terhadap pekerjaannya dalam menciptakan

kinerja yang baik. Jika seorang pegawai memiliki kepuasan dalam bekerja,

maka pegawai tersebut akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai

target pekerjaannya. Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan pengelolaan

organisasi yang baik dan menjadi harapan manajemen (Pratama, Musadieq, &

Nurtjahjono, 2017). Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai

tentang hal-hal yang menyenangkan atau tidak terhadap suatu pekerjaan yang

mereka hadapi (Edison et al., 2018).

Penulis melakukan penyebaran kuesioner awal mengenai alasan

mengapa pegawai merasa tidak puas terhadap pekerjaan mereka pada 10 orang

pegawai di masing-masing cabang pabrik dan kantor pusat ( 1 kantor pusat dan

5 cabang pabrik) dengan total 60 orang pegawai. Kuesioner ini

mengindikasikan bahwa 36% pegawai merasa kompensasi yang diberikan tidak

sesuai dengan beban kerja yang diberikan dan 24% pegawai merasa tidak

memiliki peluang yang sama dengan pegawai lainnya untuk mendapatkan

promosi jabatan.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis

bagaimana pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi

kerja para pegawai, serta bagaimana dampaknya terhadap kinerja pegawainya.

8
Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas “ANALISIS PENGARUH

BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP

MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PT. PRIMA MANUNGGAL INTI INTERNUSA”

B RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja PT. Prima

Manunggal Inti Internusa secara langsung?

2. Apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai PT.

Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

3. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja PT. Prima

Manunggal Inti Internusa secara langsung?

4. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai PT. Prima

Manunggal Inti Internusa secara langsung?

5. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai PT. Prima

Manunggal Inti Internusa secara langsung?

6. Apakah ada pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja

pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa melalui motivasi kerja?

7. Apakah ada pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa melalui motivasi kerja?

8. Apakah ada pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja

terhadap PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara simultan?

9
C TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap

motivasi kerja PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap

kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

e. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara langsung?

f. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tidak langsung budaya

organisasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa melalui motivasi kerja?

g. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tidak langsung kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa melalui

motivasi kerja?

h. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya organisasi, kepuasan

kerja, dan motivasi kerja terhadap PT. Prima Manunggal Inti Internusa

secara simultan?

10
2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam

pengambilan keputusan tentang budaya organisasi yang telah

diterapkan, kepuasan kerja pegawai dan motivasi kerja guna

meningkatkan kinerja pegawai.

b. Bagi Lembaga Pendidikan dan Akademisi

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian

lain untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat melakukan suatu perbandingan antara

pengetahuan teoritis dengan praktek yang diterapkan oleh PT. Prima

Manunggal Inti Internusa terhadap budaya organisasi, kepuasan kerja

dan motivasi yang mempengaruhi kinerja dari pegawainya

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A LANDASAN TEORI

1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam

dunia perusahaan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-

langkah atau tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat

mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien (Nursam, 2017).

Menurut George R Terry, manajemen adalah pencapaian tujuan

yang ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Robbins dan

Coulter, manajemen sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas

terselesaikan secara efisien dan efektif (Ma’ruf, 2014).

2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam

organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam

12
melakukan aktivitas untuk pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan

tersebut dan mencapai kondisi yang lebih baik maka perlu adanya

manajemen sumber daya manusia sehingga terciptalah sumber daya

manusia yang berkualitas, loyal, dan berprestasi.

Menurut Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai,

dan masyarakat (Hasibuan, 2018).

Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan

hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber

daya manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen. Berikut

peran manajemen sumber daya manusia (Hasibuan, 2018):

 Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang

efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job

description, job spesification, job requirement, dan job evaluation.

 Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan pegawai berdasarkan

asas the right man in the right place and the right man in the right job.

 Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan

pemberhentian.

 Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada

masa yang akan datang.

 Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

perkembangan perusahaan pada khususnya.

13
 Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

 Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh

 Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi pegawai

 Mengatur mutasi pegawai baik vertikal maupun horizontal.

 Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.

Adapun fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

(Hasibuan, 2018), antara lain;

 Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta

efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu

terwujudnya tujuan.

 Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua

pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.

 Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua pegawai mau

bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu

tercapainya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

 Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar

menaati semua peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai

dengan rencana.

14
 Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan orientasi,

dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

 Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis

teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan

pelatihan.

 Kompensasi adalah pemberian jasa langsung dan tidak langsung,

uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan

kepada perusahaan.

 Pengintegrasian adalah kegiatan untuk menyatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama yang

serasi dan saling menguntungkan.

 Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan

kondisi fisik, mental, dan loyalitas pegawai agar mereka tetap mau

bekerja sama sampai pensiun.

 Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci

terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik maka sulit

terwujudnya tujuan yang maksimal.

 Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu

perusahaan.

15
3. Perilaku Organisasi

Robbins menyebutkan bahwa perilaku organisasi adalah bidang

studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok,

dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan

meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi menerapkan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan individu, kelompok, dan pengaruh

dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi bekerja secara

lebih efektif.

Menurut Abdul Choliq, perilaku organisasi bisa diciptakan dengan

adanya budaya organisasi. Karena dengan adanya budaya organisasi, maka

akan adanya nilai dan norma yang akan mengatur perilaku para pegawainya

(Choliq, 2016).

4. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan, pemahaman,

dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota organisasi yang

mengarahkan perilaku kebiasaan atau tradisi yang mempersatukan suatu

organisasi dan menjamin bahwa para anggotanya berperilaku sesuai

dengan norma (Choliq, 2016).

Menurut Robbins, budaya organisasi adalah nilai-nilai dominan

yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja

16
pegawai yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam

mengelola pegawai dan konsumen (Ainanur, 2018).

b. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Edy Sutrisno, dari segi fungsi, budaya organisasi

mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1) Budaya mempunyai suatu peran pembeda.

2) Budaya organisasi membawa suatu rasa

3) Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen

pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.

Budaya yang kuat meletakkan kepercayaan-kepercayaan, tingkah

laku, dan cara melakukan sesuatu, tanpa perlu dipertanyakan lagi. Oleh

karena itu, berakar dalam tradisi, budaya mencerminkan apa yang

dilakukan, dan bukan apa yang akan berlaku. Dengan demikian, fungsi

budaya kerja adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan

anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-

ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para

karyawan. Hal ini dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas perilaku

para karyawan (Widianingsih, 2017)

c. Karakteristik Budaya Organisasi

Ada 7 karakteristik utama budaya menurut Robbins (Robbins &

Judge, 2015), yaitu sebagai berikut:

17
1) Inovasi dan Pengambilan Resiko (Innovation and Risk Taking)

Tingkat seberapa jauh para anggota organisasi didorong menjadi

inovatif dan pengambilan resiko guna terwujudnya visi.

2) Perhatian pada Detil (Attention to Detail)

Tingkat seberapa jauh para anggota organisasi diharapkan untuk

memperlihatkan presisi, analisis dan perhatian untuk detil.

3) Orientasi Hasil (Outcome Orientation)

Tingkat seberapa jauh manajemen fokus pada hasil daripada teknik

dan proses yang dipakai untuk mencapai hasil-hasilnya.

4) Orientasi kepada Para Individu (People Orientation)

Tingkat seberapa jauh keputusan manajemen memperhitungkan

dampaknya pada para individu di dalam organisasi.

5) Orientasi Tim (Team Orientation)

Tingkat seberapa jauh aktivitas pekerjaan diorganisasikan kepada

tim daripada individual.

6) Keagresifan (Aggressiveness)

Tingkat seberapa jauh para individu agresif dan kompetitif daripada

santai.

7) Stabilitas (Stability)

Tingkat sejauh mana kegiatan organisasi menekankan posisi status

quo daripada perubahan organisasi.

18
d. Penciptaan Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat dicipta atau dibentuk. Proses

penciptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya

merekrut dan mempertahankan pegawai yang sepikiran dan seperasaan

dengannya. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan

mensosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada anggota

organisasi. Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model

peran yang mendorong anggota organisasi untuk mengidentifikasi diri

dan menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.

Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang

sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu, kemudian seluruh

kepribadian pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.

Penciptaan budaya organisasi itu merupakan proses. Artinya,

tidak serta-merta terbentuk meskipun semenjak awal pendirinya telah

meletakkan fondasi budaya organisasi yang mungkin berdasarkan

filsafat hidupnya, pengalamannya, dan hasil-hasil yang pernah

diraihnya dengan menggunakan budaya serupa. Para pendiri organisasi

biasanya mengharapkan bahwa budaya yang telah diletakkan itu

dilestarikan oleh orang-orang yang kemudian bergabung dengan

organisasinya. Namun orang-orang itu bisa saja membuat budaya

organisasi tersebut berubah (Choliq, 2016)

19
e. Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi

Menurut Edison, Anwar, dan Komariyah (Edison et al., 2018),

terdapat dimensi budaya organisasi, antara lain:

1. Kesadaran diri

Anggota organisasi dengan kesadarannya bekerja untuk

mendapatkan kepuasan dari pekerjaan mereka, mengembangkan

diri, manaati aturan, serta menawarkan layanan tinggi. Indikator dari

kesadaran diri meliputi:

 Anggota mendapatkan kepuasan atas pekerjaannya

 Anggota selalu berusaha untuk mengembangkan diri dan

kemampuannya

 Anggota menaati aturan-aturan yang ada

2. Keagresifan

Anggota organisasi menetapkan tujuan yang menantang tapi

realistis. Mereka menetapkan rencana kerja dan strategi untuk

mencapai tujuan. Indikator dari keagresifan meliputi:

 Anggota penuh inisiatif dan tidak selalu tergantung pada

petunjuk pimpinan

 Anggota menetapkan rencana dan berusaha untuk

menyelesaikannya dengan baik

3. Kepribadian

Anggota bersikap saling menghormati, ramah, terbuka, dan peka

terhadap kepuasan kelompok. Indikator dari kepribadian meliputi:

20
 Setiap anggota saling menghormati dan memberikan salam

pada saat perjumpaan

 Anggota kelompok saling membantu

 Masing-masing anggota saling menghargai perbedaan

pendapat

4. Performa

Anggota organisasi memiliki nilai kreativitas, memenuhi kuantitas,

mutu, dan efisien. Indikator dari performa meliputi:

 Anggota selalu mengutamakan kualitas dalam

menyelesaikan pekerjaannya

 Anggota selalu berinovasi untuk menemukan hal-hal yang

baru dan berguna

 Setiap anggota selalu berusaha untuk bekerja dengan efektif

dan efisien

5. Orientasi tim

Anggota organisasi melakukan kerja sama yang baik serta

melakukan komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan

keterlibatan aktif para anggota yang pada gilirannya mendapatkan

hasil kepuasan tinggi serta komitmen bersama. Indikator dari

orientasi tim meliputi:

 Setiap tugas-tugas tim dilakukan dengan diskusi dan

disinergikan

21
 Setiap ada permasalahan dalam tim kerja selalu diselesaikan

dengan baik

5. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara, kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap

pekerjaan mereka (Pratama et al., 2017).

Menurut Hasibuan, kepuasan kerja diartikan sebagai sebuah

sikap emosional menyukai pekerjaannya. Kepuasan kerja penting untuk

dipenuhi oleh perusahaan sehingga keinginan karyawan dapat terwujud

serta tujuan perusahaan tercapai (Harini & Damayanti, 2018).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif dan merupakan

hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang dan diasosiasikan

dengan situasi kerja atau pekerjaan.

Menurut Edy Sutrisno, ketidakpuasan dalam kerja akan dapat

menimbulkan sikap menarik diri dari kontak dengan lingkungan

sosialnya, serta mengakibatkan turunnya motivasi juga. Misalkan

dengan mengambil sikap berhenti dari perusahaan, suka bolos, dan

perilaku lain yang menghindari dari aktivitas organisasi (Astuti &

Iskandar, 2015).

22
b. Teori Tentang Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang

membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada

beberapa orang yang lain. Teori ini juga mencari landasan tentang

proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori

tentang kepuasan kerja.

Menurut Wibowo, teori kepuasan kerja mengungkapkan

penyebab sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada

pekerjaan lain (Han, Erviriani, Siregar, Ivone, & Lisa, 2019). Teori ini

mencari landasan tentang proses perasaan terhadap kepuasan kerja

diantaranya :

1) Two Factor Theory

Teori dua faktor merupakan kepuasan kerja yang

menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasan) dan dissatisfaction

(ketidakpuasan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang

berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.

Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi

disekitar pekerjaan seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan,

kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain. Karena

faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan sebagai hygiene atau

maintenance factors.

23
Sebaliknya, kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan

pekerjaan itu sendiri seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam

pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan

diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat

kepuasan kerja tinggi, dinamakan motivators.

2) Value Theory

Konsep teori kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana

hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin

banyak orang menerima hasil akan merasa puas. Value Theory

memfokuskan pada hasil manapun yang menilai orang tanpa

memperhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan dalam

pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang

dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan,

semakin rendah kepuasan orang tersebut.

Implikasi teori ini mengundang perhatian pada aspek

pekerjaan yang perlu diubah untuk mendapatkan kepuasan kerja.

Secara khusus teori ini menganjurkan bahwa aspek tersebut tidak

harus sama berlaku untuk semua orang, tetapi mungkin aspek nilai

dari pekerjaan tentang orang-orang merasakan adanya pertentangan

serius.

Dengan menekankan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan

bahwa kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh

24
karena itu, cara efektif untuk memuaskan pekerja adalah dengan

menemukan apa yang mereka inginkan

Dalam suatu pekerjaan, pegawai cenderung lebih menyukai

pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk

menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam

menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai

betapa baik mereka bekerja. Pendapat lain mengenai teori kepuasan

kerja dijelaskan menurut Veithzal Rivai, pada dasarnya teori-teori

tentang kepuasan kerja yang lazim dikenal ada tiga macam yaitu:

1) Teori ketidaksesuaian (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan

menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan

kenyataan yang dirasakan. Apabila kepuasannya diperoleh melebihi

dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi,

sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang

positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara

sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

2) Teori keadilan (Equity Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas

atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity)

25
dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini

komponen utama dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan

dan ketidakadilan. Setiap orang akan membandingkan rasio input

hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan

itu dianggap cukup adil, maka pegawai akan merasa puas. Bila

perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa

menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila

perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.

3) Teori dua faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini kepuasan dan ketidakpuasan kerja

merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap

pekerjaan itu bukan suatu variabel yang kontinu. Teori ini

merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu

satisfies atau motivator dan dissatisfies. Satisfies adalah faktor-

faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja

yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada

kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh

penghargaan dan promosi. Dissatisfies (hygiene factors) adalah

faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari:

gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan

status.

26
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kepuasan kerja

pada dasarnya hal yang bersifat individual. Setiap individu memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang

berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian pada kegiatan didasarkan

sesuai dengan keinginan individu maka semakin tinggi kepuasan

terhadap kepuasannya tersebut. Dengan demikian kepuasan merupakan

evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap

senang/tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki terdapat faktor yang dapat

memengaruhi timbulnya kepuasan kerja (Choliq, 2016), yaitu sebagai

berikut:

1) Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan

karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu

untuk memenuhi kebutuhannya.

2) Discrepancies (perbedaan)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil

memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan

antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari

pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada apa yang diterima,

27
orang akan tidak puas. Sebaliknya diperkirakan individu akan puas

apabila mereka menerima manfaat di atas harapan.

3) Value attainment (pencapaian nilai)

Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil

dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja

individual yang penting.

4) Equity (keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi

dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan

merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara

hasil kerja dan inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan

dengan perbandingan antara keluaran dan masukkan pekerjaan

lainnya.

5) Dispositional/genetic components (komponen genetik)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi

lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini

didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian

merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model

menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti penting

untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

lingkungan pekerjaan

28
d. Cara Mencegah Ketidakpuasan dan Meningkatkan Kepuasan

Menurut Greenberg dan Baron (Tarigan, 2017), terdapat cara

untuk mencegah ketidakpuasan dan meningkatkan kepuasan sebagai

berikut:

1) Membuat pekerjaan menyenangkan

Pekerja lebih puas dengan pekerjaan yang mereka senangi meskipun

beberapa pekerjaan secara intrinsik membosankan, pekerjaan

tersebut masih mungkin meningkatkan tingkat kesenangan ke dalam

setiap pekerjaan

2) Pekerja dibayar dengan jujur

Pekerja yang percaya bahwa sistem pengupahan tidak jujur

cenderung tidak puas dengan pekerjaannya

3) Mempertemukan pekerja dengan pekerjaan yang cocok dengan

minatnya

Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi

kepentingannya sambil di tempat kerja, semakin puas mereka

dengan pekerjaannya. Perusahaan dapat menawarkan counseling

individu kepada pekerja sehingga kepentingan pribadi dan

profesional dapat diidentifikasi dan disesuaikan

4) Menghindari kebosanan dan pekerjaan berulang-ulang

Kebanyakan pekerja cenderung mendapatkan sedikit kepuasan

dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan

berulang.

29
e. Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja

Menurut J. Winardi, dalam Job Description Index (JDI) terdapat

5 dimensi penting yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja

(Herawati & Rantello, 2020), antara lain:

1) Gaji atau upah yang diterima, yaitu jumlah gaji atau upah yang

diterima dan kelayakan imbalan tersebut. Indikator dari dimensi gaji

atau upah yang diterima menurut Edison, Anwar, dan Komariyah

(Edison et al., 2018) antara lain:

 Gaji/upah yang diterima sudah layak

 Adanya tunjangan-tunjangan lainnya

2) Pekerjaan, yaitu semua tingkat hingga dimana tugas-tugas pekerjaan

dianggap menarik dan memberikan peluang belajar dan menerima

tanggung jawab. Indikator dari dimensi pekerjaan menurut Edison,

Anwar, dan Komariyah (Edison et al., 2018) antara lain:

 Pekerjaan dianggap menarik

 Pekerjaan menjadi kesempatan untuk belajar

 Adanya tanggung jawab dan kepercayaan terhadap

pekerjaan

3) Peluang-peluang promosi, yaitu tersedianya peluang-peluang untuk

mencapai kemajuan dalam jabatan. Indikator dari dimensi peluang-

peluang promosi menurut Edison, Anwar, dan Komariyah (Edison

et al., 2018) antara lain:

30
 Sistem promosi dilakukan secara transparan dan berdasarkan

prestasi (bukan kedekatan semata)

 Peluang promosi yang sama untuk semua pegawai

4) Supervisor, yaitu kemapuan sang supervisor atau atasan untuk

menunjukkan perhatian terhadap para pegawai. Indikator dari

dimensi supervisor menurut Edison, Anwar, dan Komariyah (Edison

et al., 2018) antara lain:

 Supervisor menunjukkan perhatian dan memberikan nasihat

 Supervisor memberikan pujian ketika pegawai mencapai

hasil yang baik

 Supervisor siap membantu saat pegawai mendapat kesulitan

dalam pekerjaan

5) Para rekan kerja, yaitu suatu tingkat hingga dimana para rekan kerja

bersikap bersahabat, kompeten, dan saling membantu. Indikator dari

dimensi para rekan kerja menurut Edison, Anwar, dan Komariyah

(Edison et al., 2018) antara lain:

 Rekan kerja bertanggungjawab atas pekerjaannya

 Rekan kerja sangat membantu dalam bekerja

 Rekan kerja mendorong untuk bekerja dengan baik

31
6. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi kerja sangatlah penting karena motivasi merupakan

faktor pendorong mengapa individu atau sumber daya manusia dalam

organisasi berperilaku dan bersikap dengan pola tertentu, termasuk juga

terkait dengan kinerja yang ditunjukkan oleh individu tersebut.

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan,

keinginan, sebab, atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Menurut

Malthis motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan Rivai

berpendapat bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai

yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai

dengan tujuan individu.

Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna

mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha

tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Robbins & Judge,

2015).

32
b. Teori Motivasi

1) Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow

Aktualisasi
diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Fisik

Gambar 2.1: Hierarki Kebutuhan dari Maslow

Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu

termotivasi untuk berperilaku dalam pekerjaannya untuk memenuhi

kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan. Kelima

kebutuhan ini antara lain:

a) Kebutuhan fisik

Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan fisik ini akan

terpenuhi manakala tenaga kerja atau individu mendapatkan

upah minimum yang mereka kehendaki, lingkungan pekerjaan

yang nyaman, dan lokasi yang bersih dari polusi.

33
b) Kebutuhan keamanan

Kebutuhan akan keamanan ini bukan sekadar untuk merasa

aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan tetapi

juga perasaan aman akan ketidakpastian di masa yang akan

datang.

c) Kebutuhan sosial

Kebutuhan selanjutnya yang akan memotivasi tenaga kerja

adalah kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh

lingkungan sosial. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini

melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan para tenaga

kerja untuk berinteraksi satu sama lain dalam pekerjaannya

secara lebih fleksibel dan terbuka.

d) Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari lingkungan

sekitar, dari atasan, maupun adanya kejelasan atas penghargaan

bagi tenaga kerja yang berprestasi. Perusahaan dapat memenuhi

kebutuhan ini dengan menerapkan sistem pemberian

penghargaan yang jelas bagi setiap tenaga kerja, kemudian juga

dengan menciptakan budaya organisasi yang menghargai setiap

upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja.

e) Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan

diri individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri.

34
Kebutuhan ini dapat berupa adanya tuntutan untuk

pengembangan karier yang jelas, pekerjaan yang menantang,

dan lain-lain. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini melalui

pemberian promosi bagi tenaga kerja yang menunjukkan

prestasi atau melalui perlibatan sesering mungkin pegawai

dalam berbagai proyek atau kegiatan yang memiliki tantangan.

2) Teori ERG dari Clayton Alderfer

ERG merupakan singkatan dari Existence, Relatedness, dan

Growth. Dapat dikatakan bahwa teori kebutuhan ERG ini

merupakan versi lain dari hierarki kebutuhan Maslow.

GROWTH Needs
Aktualisasi
diri

Penghargaan
RELATEDNESS
Needs

Sosial

Keamanan
EXISTENCE
Needs

Fisik

Hierarki kebutuhan dari Maslow Teori ERG dari Alderfer

Gambar 2.2: Perbandingan antara Teori Kebutuhan Maslow dan Teori

ERG

35
Daftar kebutuhan dari Alderfer tidak selengkap kebutuhan

menurut Abraham Maslow dan dapat digambarkan sebagai berikut:

 Teori ERG kurang menekankan pada susunan hirarki.

Pegawai dapat memuaskan lebih dari satu kebutuhan dalam

waktu bersamaan. Kepuasan terhadap suatu kebutuhan dapat

menggambarkan peningkatan kepada kebutuhan yang lebih

tinggi.

 Perubahan orientasi merupakan kegagalan dari kebutuhan

yang lebih tinggi dapat menunjukkan regresi dengan

penambahan pada tingkat kebutuhan yang lebih rendah

3) Teori tiga kebutuhan dari John W. Atkinson dan McClelland

Atkinson menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan

manusia yang mendorong seseorang untuk termotivasi dalam

berperilaku dan melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan ini antara

lain:

a) Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau N-Ach)

Ketiga kebutuhan ini kemudian dikembangkan dan

dipopulerkan oleh David McClelland melalui hasil riset

empirisnya yang dapat dilihat dalam bukunya The Achieving

Society yang diterbitkan sekitar tahun 1961. McClelland

menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan untuk

36
berprestasi yang tinggi (N-Ach tinggi) memiliki karakteristik

sebagai orang yang menyukai pekerjaan yang menantang,

beresiko, dan menyukai adanya tanggapan atas pekerjaan yang

dilakukannya, begitupun sebaliknya.

McClelland menemukan indikasi bahwa kebutuhan untuk

berprestasi memiliki korelasi yang erat dengan pencapaian

kinerja. Artinya, organisasi yang memiliki orang-orang yang

ber-N-Ach tinggi, maka akan memiliki kinerja yang tinggi,

begitupun sebaliknya.

b) Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation atau N-Aff)

McClelland menjelaskan bahwa seseorang tetap memiliki

kebutuhan akan berinteraksi sosial meskipun seseorang tersebut

dapat melakukan komunikasi dan interaksi yang lebih cepat dan

hemat melalui kemajuan teknologi seperti telepon serta berbagai

alat telekomunikasi lainnya. Berdasarkan pandangan ini pula, itu

sebabnya sebagian masyarakat barangkali masih sulit menerima

proses-proses seperti online-learning, distance-learning, online-

interaction, dan sejenisnya sebagai metode pembelajaran,

pendidikan, dan juga bekerja. Bukan karena tidak dapat

diselesaikannya pekerjaan melalui media seperti itu, akan tetapi

kebutuhan akan interaksi sosial (seperti kebutuhan untuk

diperhatikan, disayangi, dan lain-lain) ternyata tidak dapat

37
digantikan oleh media-media berbasis teknologi informasi

tersebut.

c) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power atau N-Pow)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk

membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-

orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau

suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow

terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan

aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan

kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk

mencapai suatu posisi kepemimpinan.

N-Pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Pegawai

memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,

memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide

untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan

prestise pribadi.

4) Teori dua faktor dari Frederich Herzberg

Teori ini dibangun Herzberg berdasarkan penelitian

empirisnya terhadap 200 orang insinyur dan akuntan sekitar tahun

1950-an. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa seseorang

38
cenderung akan termotivasi atau tidak didorong oleh dua jenis faktor

yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan. Kedua faktor tersebut

adalah faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan

(satisfiers atau motivating factors), serta faktor yang akan

mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (dissatisfiers

atau hygiene factors) (Mangkunegara, 2017)

c. Prinsip-Prinsip dalam Memotivasi Kerja Pegawai

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai

(Mangkunegara, 2017), antara lain:

1) Prinsip Partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan

kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang

akan dicapai oleh pemimpin

2) Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang

berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi

yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya

3) Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai)

mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan

pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi

kerjanya.

39
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang

kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat

mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya,

akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi

untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin

5) Prinsip Memberi Perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang

diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja

apa yang diharapkan oleh pemimpin

d. Dimensi dan Indikator Motivasi

Menurut Edy Sutrisno, dimensi motivasi dikelompokkan

kedalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal

(Yuliannisa, Basrindu, & Yani, 2018)

1) Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi motivasi yang berasal dari

dalam diri seseorang. Indikatornya meliputi:

a) Keinginan untuk dapat hidup

b) Keinginan untuk dapat memiliki

c) Keinginan untuk memperoleh pengakuan

d) Keinginan untuk berkuasa

e) Kelelahan

40
f) Kebosanan

2) Faktor eksternal

Faktor yang mempegaruhi motivasi yang berasal dari luar

diri seseorang. Indikatornya meliputi:

a) Kondisi lingkungan kerja

b) Kompensasi yang memadai

c) Supervisi yang baik

d) Adanya jaminan pekerjaan

e) Status dan tanggung jawab

f) Peraturan yang fleksibel

7. Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu

perusahaan. Kinerja sebagai perwujudan perilaku kerja seorang pegawai

yang ditampilkan sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya dalam

sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kinerja

pegawai sebagai penentu keberhasilan serta kelangsungan hidup

perusahaan.

Mangkunegara mengatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan menurut Hasibuan mengatakan kinerja adalah suatu hasil kerja

41
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

serta waktu (Muis et al., 2018).

a. Jenis-Jenis Kinerja

Jenis kinerja terdiri atas tiga bagian (Harahap & Ainsyah, 2017), antara

lain :

1) Kinerja strategik

Kinerja suatu perusahaan dievaluasi atas ketepatan

perusahaan dalam memilih lingkungannya dan kemampuan adaptasi

perusahaan bersangkutan atas lingkungan hidupnya dimana dia

beroperasi.

2) Kinerja administratif

Kinerja administratif berkaitan dengan kinerja

administrative perusahaan, termasuk di dalamnya tentang struktur

administrasi yang mengatur hubungan otoritas dan tanggung jawab

dari orang-orang yang menduduki jabatan atau bekerja pada unit-

unit kerja yang terdapat dalam organisasi.

3) Kinerja operasional

Kinerja ini berkaitan dengan efektivitas penggunaan setiap

sumber daya yang digunakan perusahaan, kemampuan mencapai

efektivitas penggunaan sumber daya manusia yang mengerjakan.

42
b. Aspek-Aspek Kinerja

Ada beberapa aspek dalam kinerja (Hasibuan, 2018) di

antaranya adalah:

1) Hasil Kerja

Yaitu kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya .

2) Kedisiplinan

Yaitu kesadaran atau kesediaan seseorang untuk menaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku

di perusahaan.

3) Kreativitas

Yaitu dapat dari kemampuan menerapkan kreatif dalam

memecahkan masalah.

4) Kerjasama

Yaitu kemampuan pegawai dalam bekerja secara tim, tanpa

adanya konflik dan saling menghargai.

5) Kecakapan

Yaitu terkait dengan unsur-unsur seperti kemampuan

menyelesaikan pekerjaan dengan strategi dan kemapuan mencari

cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat

43
c. Penilaian Kinerja

Menurut Abraham Maslow, penilaian kinerja adalah proses

mengevaluasi seberapa baik pegawai melakukan pekerjaan mereka jika

dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian

mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Dalam

implikasi penilaian kinerja menganggap bahwa pegawai memahami apa

standar yang digunakan pada kinerja mereka, serta penyelia

memberikan pegawai umpan balik, pengembangan, dan insentif yang

diperlukan untuk mendorong pegawai yang bersangkutan

menghilangkan kinerja yang kurang baik dan meneruskan kinerja yang

baik. Dessler menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah memberikan

umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut

untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih baik

lagi (Rani & Mayasari, 2015). Dari beberapa definisi diatas, dapat

disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi

dan memberi umpan balik guna memotivasi pegawai serta berkinerja

lebih baik lagi sesuai dengan seperangkat standar yang ada di

perusahaan tersebut.

d. Dimensi dan Indikator Kinerja

Menurut Agus Dharma (Nabillah & Arifin, 2021), dimensi yang

digunakan untuk mengkaji kinerja pegawai sebagai berikut:

44
1) Kuantitas

Yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses

atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran

yang dihasilkan. Indikator dari dimensi kuantitas meliputi:

 Jumlah pekerjaan yang selesai mencapai target

 Pegawai berusaha menjadi lebih baik dalam bekerja

2) Kualitas

Yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat

kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan

dengan bentuk keluaran. Indikator dari dimensi kualitas meliputi:

 Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas

 Mampu menyelesaikan pekerjaan

3) Ketepatan waktu

Yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu

penyelesaian suatu kegiatan. Indikator dari dimensi ketepatan waktu

meliputi:

 Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

 Memaksimalkan waktu dalam bekerja

45
B PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1: Tabel Penelitian Terdahulu (Jurnal Internasional)

Peneliti (Tahun)
Objek Metode
No. dan Judul Persamaaan Perbedaan Hasil
Penelitian Penelitian
Penelitian

1. Marcy Rita, Otto Sekretariat Structural  Variabel  Variabel Perilaku  Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Payangan, Daerah Equation Motivasi Organisasi kepemimpinan transformasional memiliki


Randa

Rante, Provinsi Modeling Kerja pengaruh tidak langsung, tidak signifikan


Yohanes

Ruben Tuhumena, Papua (SEM)  Variabel terhadap kinerja pegawai di Sekretariat

dan Anita Erari  Variabel Komitmen Daerah Provinsi Papua melalui perilaku

(2017) Kinerja Organisasi organisasi

Pegawai  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

Moderating effect komitmen organisasi memiliki pengaruh tidak

oforganizational

46
citizenshipbehavior  Variabel langsung, tidak signifikan terhadap kinerja

on the effect o Transformational melalui perilaku organisasi

forganizational Leadership  Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

commitment, kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja

transformational

leadership and

work motivation on

employee

performace

2. Suharno Parador SEM-PLS  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya


 Variabel
Pawirosumarto, Hotels and Lingkungan kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap
Budaya
Purwanto Katijan Resorts, Kerja kinerja pegawai
Organisasi
Sarjana, Rachmad Indonesia  Variabel Gaya

Gunawan (2017) Kepemimpinan

47
 Variabel  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

The effect of work Kepuasan gaya kepemimpinan juga memiliki pengaruh

environment, Kerja terhadap kepuasan kerja

leadership style,  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya

and organizational  Variabel organisasi memiliki pengaruh terhadap

culture towards job Kinerja kepuasan kerja

satisfaction and Its Pegawai  Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implication lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap

towards employee kepuasan kerja

performance in  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya

Parador Hotels organisasi, lingkungan kerja dan kepuasan

and Resorts, kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja

Indonesia pegawai

48
 Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

kepuasan kerja tidak dapat menjalankan

perannya sebagai variable mediasi antara

lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, dan

budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

4. Aswita Julia Civil PLS  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa


 Variabel
Rumondang dan Servants Lingkungan lingkungan kerja, disiplin kerja, dan motivasi
Motivasi
Lenny C. at the Kerja kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Kerja
Nawangsari (2020) Ministry of baik secara parsial maupun simultan

Home  Variabel Disiplin


 Variabel
The Influence of Affairs Kerja
Kinerja
Work Environment,
Pegawai
Work Discipline

49
and Motivation on

the Performance of

Civil Servants

at the Ministry of

Home Affairs

Sumber: Kumpulan penelitian terdahulu

Tabel 2.2: Tabel Penelitian Terdahulu (Jurnal Indonesia)

Peneliti (Tahun)
Objek Metode
No. dan Judul Persamaaan Perbedaan Hasil
Penelitian Penelitian
Penelitian

1. Muhammad Ras PT Regresi  Variabel  Variabel  Hasil penelitian menujukkan bahwa budaya

Muis, J Jufrizen Pegadaian Linear Budaya Komitmen organisasi secara parsial mempunyai

Muhammad (Persero) Berganda Organisasi Organisasi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
dan
Kanwil I - pegawai
Fahmi (2018) :

50
Pengaruh Budaya Medan  Variabel  Hasil penelitian menujukkan bahwa

Organisasi dan Kinerja komitmen organisasi secara parsial

Komitmen Pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan

Organisasi terhadap kinerja pegawai

Terhadap Kinerja  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

Karyawan budaya organisasi dan komitmen organisasi

berpengaruh positif secara stimultan terhadap

kinerja pegawai

2. Gede Koperasi di Regresi  Studi Kasus  Berdasarkan hasil maka dapat disimpulkan
I Wayan  Variabel
Linear Pegawai Variabel Motivasi berpengaruh terhadap
Juniantara dan I Denpasar Motivasi
Berganda Denpasar Bali Variabel kinerja dan Variabel Kepuasan
Gede Riana Kerja

(2015): Kerja.

51
Pengaruh Motivasi  Variabel  Dan Variabel Kepuasan Kerja berpengaruh

dan Kepuasan Kepuasan terhadap Kinerja.

Kerja Terhadap Kerja

Kinerja Karyawan

Koperasi di  Variabel

Denpasar Kinerja

Pegawai

3. Rudie Yobie PT. Deho Regresi  Variabel  Variabel Masa  Variabel Motivasi dan Variabel Kepuasan

dkk Canning Linear Motivasi Kerja Kerja berpengaruh secara parsial dan simultan
Lumantow,
Company Berganda Kerja terhadap Varibel Kinerja Pegawai.
(2015):
Bitug Namun Variabel Masa Kerja tidak

Pengaruh Motivasi  Variabel memoderasi Variabel Motivasi Kerja dan

dan Kepuasan Kepuasan Variasbel Kepuasan Kerja.

Kerja Terhadap Kerja

52
Kinerja Karyawan  Variabel

Dimoferasi oleh Kinerja

masa kerja pada Pegawai

PT. Deho Canning

Company Bitug

4. Mohammad Rifky Giant Regresi  Variabel  Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat

Bagus Pratama, Hypermarket Linear Motivasi pengaruh secara stimultan antara motivasi

Al Mall Berganda kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja


Mochammad

Musadieq, dan Olympic  Variabel pegawai.

Gunawan Eko Garden Kepuasan  Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

Nurtjahjono (2017) Malang Kerja kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

: pegawai

 Hasil penelitian menunjukkan juga bahwa

kepuasan kerja berpengaruh signifikan

53
Pengaruh Motivasi  Variabel terhadap kinerja pegawai dan merupakan

Kerja dan Kinerja variabel yang berpengaruh paling dominan

Kepuasan Kerja Pegawai terhadap kinerja pegawai

Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi

pada Karyawan

Giant

Hypermarket Mall

Olympic Garden

Malang)

5. Hera Dzaki Astuti PT. Chitose Regresi  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

dan Dadang Internasional Linier Motivasi motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja

Tbk. Berganda pegawai di PT. Chitose Internasional Tbk.


Iskandar (2015) :

54
Pengaruh Motivasi  Variabel

Terhadap Kepuasan

Kepuasan Kerja Kerja

Karyawan (Studi

Kasus pada PT.

Chitose

Internasional Tbk.)

6. Ida Ayu Indah Klumpu Bali Path  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya

Giantari dan I Resort Sanur Analysis Budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi

Gede Riana Organisasi kerja pegawai.

(2017):  Variabel  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

Motivasi budaya organisasi berpengaruh terhadap

Pengaruh Budaya Kerja kinerja pegawai

Organisasi

55
Terhadap  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Motivasi Kerja Kinerja motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja

dan Kinerja Pegawai pegawai

Karyawan Klumpu

Bali Resort Sanur

7. Etha Yulian Bappeda Regresi  Variabel  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

Mei Kabupaten Linier Motivasi Kepemimpinan motivasi, kepemimpinan dan budaya


Restanti,

Indrawati, dan Bojonegoro Berganda Kerja organisasi secara simultan berpengaruh

Muninghar (2020) terhadap kepuasan kerja pegawai di Bappeda

:  Variabel Kabupaten Bojonegoro

Budaya  Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Pengaruh Motivasi Organisasi motivasi kerja secara parsial mempunyai

Kerja, pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

Kepemimpinan, pegawai di Bappeda Kabupaten Bojonegoro

56
dan Budaya  Variabel  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

Organisasi Kepuasan kepemimpinan secara parsial mempunyai

terhadap Kerja pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

Kepuasan Kerja pegawai di Bappeda Kabupaten Bojonegoro

Pegawai di  Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa

Bappeda budaya organisasi mempunyai pengaruh

Kabupaten signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai

Bojonegoro di Bappeda Kabupaten Bojonegoro

8. Muh Subhan dan Kantor Regresi  Variabel  Variabel Disiplin  Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin

Muhammad Yusuf Camat Linier Budaya Kerja kerja berpengaruh signifikan terhadap

(2020) : Pengaruh Wawo Berganda Organisasi kepuasan kerja pegawai pada Kantor Camat

Kabupaten Wawo Kabupaten Bima


Disiplin Kerja dan

Budaya Organisasi Bima

57
Terhadap  Variabel  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

Kepuasan Kerja Kepuasan budaya organisasi berpengaruh signifikan

Pegawai pada Kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor

Kantor Camat Camat Wawo Kabupaten Bima

Wawo Kabupaten  Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa

Bima disiplin kerja dan budaya organisasi

berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor

Camat Wawo Kabupaten Bima

9. BJB Descriptive  Variabel  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel


Anggun Parassuci Bank

: Cabang Survey Kepuasan Kepemimpinan kepemimpinan berpengaruh terhadap


Adely (2017)
Ciamis Kerja motivasi kerja baik secara parsial maupun
Pengaruh

Kepemimpinan simultan.

58
dan Kepuasan  Variabel  Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

Kerja terhadap Motivasi kepuasan kerja berpengaruh terhadap

Motivasi Kerja Kerja motivasi kerja baik secara parsial maupun

Karyawan (Studi simultan.

pada Bank BJB

Cabang Ciamis)

Sumber: Kumpulan penelitian terdahulu

59
C HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

1. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Budaya organisasi pada dasarnya merupakan nilai-nilai, keyakinan,

pemahaman, dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota organisasi

yang mengarahkan perilaku kebiasaan atau tradisi yang mempersatukan

suatu organisasi (Choliq, 2016). Budaya organisasi dapat mempengaruhi

motivasi kerja. Seperti dalam penelitian Ida Ayu Indah Giantari dan I Gede

Riana (2017) yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh

terhadap motivasi kerja pegawai, dimana semakin kondusif antara atasan

dan bawahan, pegawai dengan sesama pegawai, serta dukungan lingkungan

manajemen perusahaan maka semakin meningkatkan rasa nyaman dalam

lingkungan kerja sehingga dapat mendorong motivasi kerja pegawai. Hasil

yang sama ditemukan oleh Sukiyanto dan Tsalitsatul Maulidah (2020) yang

menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap

motivasi kerja secara positif.

2. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka

(Pratama et al., 2017). Hera Dzaki Astuti dan Dadang Iskandar (2015)

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap motivasi kerja. Penelitian lainnya juga dilakukan

60
oleh Anggun Parassuci Adely (2017) yang menyimpulkan bahwa kepuasan

kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja baik secara parsial maupun

simultan. Artinya jika kepuasan kerja meningkat maka motivasi kerja juga

akan mengalami peningkatan.

3. Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai

Motivasi pada dasarnya merupakan kesediaan melakukan usaha

tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh

kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu

(Robbins & Judge, 2015). Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Seperti dalam penelitian oleh I Wayan Gede Juniantara dan I Gede Riana

(2015) yang menyimpulkan bahwa motivasi terdapat pengaruh terhadap

kinerja karyawan. Cara motivasi yang diterapkan oleh manajemen dapat

dilihat dari manfaat langsung yang dirasakan oleh pegawai berdampak

positif dan signifikan terhadap kinerja, semakin baik motivasi yang

dilakukan oleh manajemen terhadap karyawan maka semakin baik kinerja

yang dihasilkan karyawan.

4. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Kinerja Pegawai

Budaya yang kuat meletakkan kepercayaan-kepercayaan, tingkah

laku, dan cara melakukan sesuatu, tanpa perlu dipertanyakan lagi. Oleh

karena itu, berakar dalam tradisi, budaya mencerminkan apa yang

61
dilakukan, dan bukan apa yang akan berlaku. Muhammad Ras Muis, J

Jufrizen dan Muhammad Fahmi (2018) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa budaya organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

pegawai. Budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat

manajemen akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk

berperilaku positif, dedikatif dan produktif.

5. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai

Kepuasan kerja diartikan sebagai sebuah sikap emosional menyukai

pekerjaanya. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini

disimpulkan oleh Rudie Yobie Lumantow, dkk (2015) yang menyatakan

bahwa kepuasan kerja karyawan secara parsial berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan

kerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja karyawan maka semakin rendah

pula kinerja karyawan. Ini disebabkan oleh dukungan manager terhadap

karyawan sangat besar dimana manager sering memberikan pujian saat

karyawan memberikan hasil yang maksimal dan selalu bersama-sama

dengan karyawan baik susah maupun senang dalam menghadapi pekerjaan.

62
D KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berfikir adalah Narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)

tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau

dirumuskan. Uraian dalam kerangka berfikir harus mampu menjelaskan dan

menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga

variabel-variabel yang tercantum di dalam rumusan masalah dan identifikasi

masalah semakin jelas asal usulnya (Arif, Sukuryadi, & Fatimaturrahmi, 2017).

Budaya Organisasi (X1)

Motivasi Kerja (Y) Kinerja Pegawai (Z)

Kepuasan Kerja (X2)

Gambar 2.3: Kerangka Berpikir Penelitian

E HIPOTESIS

Hipotesis merupakan kebenaran yang perlu di uji kebenarannya. Oleh

karena itu, hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran

suatu teori (Narimawati, 2008). Dalam penilitian ini akan di uji hipotesis

sebagai berikut:

1. H01 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

63
Ha1 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

2. H02 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha2 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

3. H04 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha4 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap motivasi

kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

4. H05 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha5 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

5. H06 = Motivasi kerja (Y) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha6 = Motivasi kerja (Y) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

6. H07 = Tidak ada pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha7 = Adanya pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

64
7. H08 = Tidak ada pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha8 = Adanya pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja

pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

8. H09 = Tidak ada pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2) dan

motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa

secara stimultan

Ha9 = Adanya pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2) dan

motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa

secara stimultan

65
BAB III

METODE PENELITIAN

A RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel budaya organisasi,

kepuasan kerja dan motivasi serta pengaruhnya terhadap kinerja pegawai PT.

Prima Manunggal Inti Internusa. Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) variabel

dependen yaitu kinerja pegawai, 2 (dua) variabel independen yaitu budaya

organisasi dan kepuasan kerja, dan 1 (satu) variabel intervening yaitu motivasi

kerja

B METODE PENENTUAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek/obyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017).

Populasi yang akan diteliti yaitu pegawai kontrak dan pegawai tetap

PT. Prima Manunggal Inti Internusa dengan minimal masa bekerja selama

2 tahun yang berjumlah 276 pegawai.

66
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling

yaitu Sampling Kuota dengan kriteria pegawai yang masa kerjanya minimal

2 tahun yang dimana pegawai dengan masa kerja minimal 2 tahun dianggap

sudah memahami dengan betul keadaan di PT. Prima Manunggal Inti

Internusa. Sampling Kuota merupakan teknik pengumpulan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan. (Sugiyono, 2017).

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan perhitungan dari rumus Slovin

dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi sebesar 10% dengan signifikansi

sebesar 90%.

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒 2 )

Keterangan :

N : Ukuran Populasi

n : Ukuran Sampel

e : Margin of Error/Tingkat Kesalahan

276
𝑛=
1 + 276 (0,12 )

𝑛 = 73,4 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 74 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

67
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh ukuran sampel

representative yang dibutuhkan penulis adalah sebanyak 74 orang. Maka

dari 1 Kantor Pusat dan 5 cabang pabrik tersebut harus memenuhi kuota

sampel dari 74 responden

Mengingat lokasi cabang pabrik yang tersebar di berbagai kota,

maka untuk penyebaran kuesioner dibantu oleh Bu Nining selaku HRD PT.

Prima Manunggal Inti Internusa. Kuesioner disebar ke seluruh cabang

pabrik melalui e-mail ke masing-masing cabang pabrik dan dikirimkan

kembali ke Kantor Pusat dalam bentuk lembaran kuesioner yang telah diisi

oleh responden. Penentuan kuota responden masing-masing cabang dibantu

oleh Bu Nining dengan mempertimbangkan jumlah popoulasi pegawai di

masing-masing cabang pabrik dan kantor pusat.

C METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer dan data sekunder.

Pada data primer, peneliti mendapatkan data melalui wawancara, dokumen

perusahaan, dan kuesioner untuk sampel yang sudah ditentukan dan terdiri dari

serangkaian pernyataan tertulis. Pada data sekunder, peneliti mendapatkan data

melalui buku-buku, jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, dan dari berbagai

sumber pustaka lainnya yang sudah terakreditasi dan berhubungan objek yang

sedang diteliti.

68
1. Data Primer (Primary Data)

Data primer adalah data yang belum pernah di olah oleh pihak

tertentu untuk kepentingan tertentu. Data primer menunjukkan keaslian

informasi yang terkandung dalam data tersebut. Data ini biasanya diperoleh

dari hasil pengisian kuesioner yang terdiri dari serangkaian pernyataan

tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi penelitian yang

dikehendaki.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur,

buku-buku, jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, dan dari berbagai sumber

pustaka lainnya yang sudah terakreditasi dan berhubungan objek yang

diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang relevan dengan bahan

kajian penulisan skripsi.

D METODE ANALISIS DATA

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kousioner. Suatu kousioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kousioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal

69
ini n adalah jumlah sample. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai

positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan

valid (Ghozali, 2016).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2016). Reliabilitas merujuk pada pengertian, apakah sebuah instrumen

dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke

waktu (Nurhasanah, 2016)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah

dalam model regresi, variabel dependen dan independenya memiliki

distribusi normal atau tidak. Cara yang dapat dilakukan untuk

mengetahui hasil uji normalitas yaitu dengan melihat normal probability

plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

70
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Muis et al.,

2018)

Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan

uji hipotesis atau model-model penelitian lainnya. Dengan kata lain, uji

normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empiris yang

didapatkan dari lapangan sesuai dengan distribusi teoretis tertentu dan

juga untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Maksud dari data berdistribusi normal yaitu

data mempunyai sebaran merata dan benar-benar mewakili populasi

sehingga pendekatan parametrik dalam analisis statistik dapat

digunakan (Nurhasanah, 2016).

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF). Dalam pengertian sederhana setiap variabel

bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance

71
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Jadi, jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka

model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas (Ghozali,

2016)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas suatu data adalah Uji Park. Jika hasil signifikansi Uji

Park lebih besar dari 0,05 maka model regresi homokedastisitas,

sebaliknya jika hasil signifikasi Uji Park di bawah atau sama dengan

0,05 maka model regresi mengalami heterokedastisitas (Ilmmiani &

Sutrisno, 2014)

72
3. Analisis Jalur/Path Analysis

Untuk menguji pengaruh intervening digunakan metode analisis

jalur (path analysis) yang merupakan perluasan dari analisis regresi linier

berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur

adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak

dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas

imajiner (Ghozali, 2016)

Sebelum menggunakan analisis jalur, peneliti perlu menyusun

model hubungan antarvariabel yang disebut sebagai diagram jalur. Diagram

jalur disusun berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan dari teori

yang digunakan untuk penelitian. Diagram jalur adalah alat untuk

menuliskan secara grafis struktur hubungan sebab akibat antarvariabel

bebas, variabel intervening dan variabel terikat. Model diagram jalur dapat

digambarkan sesuai dengan teori yang telah dibangun oleh peneliti. Oleh

karena itu, model diagram jalur tidak memiliki ketentuan baku semua

bergantung kepada peneliti dan teori yang dibuatnya (Nurhasanah, 2016).

73
Pada penelitian ini analisis jalur/path analysis digunakan yaitu untuk

menganalisis pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja pegawai PT. Prima

Manunggal Inti Internusa.

Budaya Organisasi (X1)


(Emron Edison, Yohny Anwar,
dan Imas Komariyah)

Motivasi Kerja (Y) Kinerja Pegawai (Z)


(Edy Sutrisno) (Agus Dharma)

Kepuasan Kerja (X2)


(J Winardi)

Gambar 3.1 : Bagan Analisis Jalur

4. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen pada tingkat signifikan 0,05 (5%). Jika F hitung lebih

besar dari F tabel, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara simultan (Ghozali, 2016).

74
b. Uji t

Menurut Sugiyono, Uji t digunakan untuk menguji pengaruh

secara parsial variabel dependent dengan variabel terikat dengan asumsi

tingkat signifikan (α) sebesar 0,05. Jika thitung lebih kecil dari atau sama

dengan ttabel (thitung ≤ ttabel) pada = 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan, jika thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel) pada = 0,05

maka H0 ditolak dan Ha diterima (Harini & Damayanti, 2018)

Merumuskan hipotesis:

1. H01 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha1 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

2. H02 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha2 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

3. H04 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha4 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

4. H05 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

75
Ha5 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

5. H06 = Motivasi kerja (Y) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha6 = Motivasi kerja (Y) berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

6. H07 = Tidak ada pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1)

terhadap kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha7 = Adanya pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1)

terhadap kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

7. H08 = Tidak ada pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2)

terhadap kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha8 = Adanya pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2)

terhadap kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

8. H09 = Tidak ada pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja

(X2) dan motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal

Inti Internusa secara stimultan

Ha9 = Adanya pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja

(X2) dan motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal

Inti Internusa secara stimultan

76
c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali, koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi dan

besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Koefisien determinasi (R²) nol variabel independen sama sekali tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi

semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel

independent berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu

koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase

perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X)

(Adha, Qomariah, & Hafidzi, 2019)

E OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Dalam

penelitian ini, variabel penelitian terbagi tiga yaitu variabel dependen, variabel

intervening dan variabel independen.

1. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kinerja pegawai.

77
2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu budaya organisasi dan kepuasan

kerja.

3. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel

ini merupakan variabel penyela antara variabel independen dengan variabel

dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi

berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel intervening dalam

penelitian ini ada satu yaitu motivasi kerja.

Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Budaya Anggota mendapatkan


Ordinal
Organisasi (X1) kepuasan atas pekerjaannya

(Dr. Emron Anggota selalu berusaha untuk


Kesadaran
Edison, Dr. mengembangkan diri dan Ordinal
Diri
Yohny Anwar, kemampuannya

dan Dr. Imas


Anggota menaati aturan-aturan
Komariyah) Ordinal
yang ada

78
Anggota penuh inisiatif dan

tidak selalu tergantung pada Ordinal

petunjuk pimpinan
Keagresifan
Anggota menetapkan rencana

dan berusaha untuk Ordinal

menyelesaikannya dengan baik

Setiap anggota saling

menghormati dan memberikan Ordinal

salam pada saat perjumpaan

Anggota kelompok saling


Kepribadian Ordinal
membantu

Masing-masing anggota saling

menghargai perbedaan Ordinal

pendapat

Anggota selalu mengutamakan

kualitas dalam menyelesaikan Ordinal

pekerjaannya
Performa
Anggota selalu berinovasi

untuk menemukan hal-hal yang Ordinal

baru dan berguna

79
Setiap anggota selalu berusaha

untuk bekerja dengan efektif Ordinal

dan efisien

Setiap tugas-tugas tim

dilakukan dengan diskusi dan Ordinal

disinergikan
Orientasi

Tim
Setiap ada permasalahan dalam

tim kerja selalu diselesaikan Ordinal

dengan baik

Kepuasan Kerja Gaji/upah yang diterima sudah


Ordinal
Gaji atau
(X2) layak
upah yang
(J Winardi)
Adanya tunjangan-tunjangan
diterima
Ordinal
lainnya

Pekerjaan dianggap menarik Ordinal

Pekerjaan menjadi kesempatan


Ordinal
Pekerjaan untuk belajar

Adanya tanggung jawab dan


Ordinal
kepercayaan terhadap pekerjaan

80
Sistem promosi dilakukan

secara transparan dan


Ordinal
Peluang-
berdasarkan prestasi (bukan
peluang
kedekatan semata)
promosi
Peluang promosi yang sama
Ordinal
untuk semua pegawai

Supervisor menunjukkan

perhatian dan memberikan Ordinal

nasihat

Supervisor memberikan pujian

Supervisor ketika pegawai mencapai hasil Ordinal

yang baik

Supervisor siap membantu saat

pegawai mendapat kesulitan Ordinal

dalam pekerjaan

Rekan kerja bertanggungjawab


Ordinal
atas pekerjaannya
Rekan kerja
Rekan kerja sangat membantu
Ordinal
dalam bekerja

81
Rekan kerja mendorong untuk
Ordinal
bekerja dengan baik

Motivasi (Y) Kondisi lingkungan kerja Ordinal

(Prof. Dr. H.
Kompensasi yang memadai Ordinal
Edy Sutrisno, Motivasi
Supervisi yang baik Ordinal
M.Si) Eksternal

(Karakteristik
Adanya jaminan pekerjaan Ordinal
Organisasi)
Status dan tanggung jawab Ordinal

Peraturan yang fleksibel Ordinal

Keinginan untuk dapat hidup Ordinal

Keinginan untuk dapat memiliki Ordinal

Motivasi
Keinginan untuk memperoleh
Ordinal
Internal
pengakuan
(Karakteristik
Keinginan untuk berkuasa Ordinal
Pribadi)

Kelelahan Ordinal

Kebosanan Ordinal

82
Kinerja Pegawai Jumlah pekerjaan yang selesai
Ordinal
(Z) mencapai target
Kuantitas
(Agus Dharma)
Pegawai berusaha menjadi lebih
Ordinal
baik dalam bekerja

Pegawai menghasilkan
Ordinal
pekerjaan yang berkualitas
Kualitas
Pegawai mampu menyelesaikan
Ordinal
pekerjaan

Menyelesaikan pekerjaan tepat


Ordinal
waktu
Ketepatan

Waktu
Memaksimalkan waktu dalam
Ordinal
bekerja

83
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Prima Manunggal Inti Internusa berdiri sejak tahun 1997, adalah

perusahaan manufacture yang memproduksi genteng metal dengan nama

“PRIMA ROOF”. Dalam dunia bisnis PT. Prima Manunggal Inti Internusa

telah berkembang dengan pesat menjadi perusahaan penghasil genteng

metal yang berkualitas dan bermutu yang cukup diperhitungkan, dengan

pangsa pasar yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Memiliki Tim Manajemen yang professional dan handal dalam

menangani permasalahan di dunia bahan bangunan dan industri genteng

metal. PT. Prima Manunggal Inti Internusa dikenal dengan merek-merek

produknya seperti: PRIMA ROOF, NUSA ROOF, SUPER ROOF, MEGA

ROOF, MASTER ROOF, JAYA DECK, dan PRIMA KUDA.

Dalam sejarah perkembangannya, Prima Roof telah menangani

berbagai proyek yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Masjid Raya

Serang, Kantor KPP Bantul DIY, Masjid Raya Bengkulu, Kebun Raya

Cibodas, Stella Maris International School Serpong, dan masih banyak lagi

proyek yang pernah ditangani oleh Prima Roof.

84
2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Bertekad menjadi perusahaan industri bahan bangunan yang terbaik di

Indonesia.

b. Misi

Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan (customer) serta

menjaga kualitas produk dan komitmen.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Prima Manunggal Inti Internusa yang

berlokasi di Jln. Mitra Sunter Boulevard Komp. Sunter Permai Indah Blok

A No. 5-7 Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis

pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja

serta dampaknya terhadap kinerja pegawai. Waktu penelitian dilaksanakan

mulai dari Januari 2020 – Agustus 2021.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada table berikut:

85
Tabel 4.1: Jenis Kelamin Responden

Jumlah Persentase
Keterangan

56 orang 76%
Pria

18 orang 24%
Wanita

74 orang 100%
Total

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

Dapat dilihat pada Tabel 4.1 bahwa jumlah responden pada PT.

Prima Manunggal Inti Internusa didominasi oleh pegawai pria dengan

persentase 76%, dan sisanya pegawai wanita dengan presentase 24%

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Lokasi Cabang

Karakteristik responden berdasarkan lokasi cabang dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2 : Lokasi Cabang

Jumlah Persentase
Keterangan

15 orang 20,3%
Kantor Pusat Jakarta

14 orang 18.9%
Surabaya

17 orang 23%
Karawang

86
12 orang 16,2%
Dadap

8 orang 10,8%
Pekanbaru

8 orang 10,8%
Palembang

74 orang 100%
Total

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

Pada penelitian ini, pegawai yang menjadi responden berasal

dari seluruh cabang dan kantor pusat yang diharapkan dapat

menggambarkan PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara umum.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan masa bekerja dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3 : Masa Bekerja

Jumlah Persentase
Keterangan

34 orang 45,9%
2 – 7 tahun

22 orang 29,7%
8 – 13 tahun

11 orang 14,9%
14 – 19 tahun

7 orang 9,5%
20 – 24 tahun

87
74 orang 100%
Total

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

Dapat dilihat pada Tabel 4.3 bahwa responden didominasi oleh

pegawai dengan masa bekerja 2 hingga 7 tahun sebesar 34 orang atau

45,9% dari total responden.

2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

a. Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi (X1)

Pada penelitian variabel Budaya Organisasi diukur melalui 13

pernyataan yang disebarkan kepada 74 responden.

Tabel 4.4: Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi (X1)

Persentase (%)
No. Pernyataan
STS TS RR S SS

Saya mendapatkan 0 6.7 40.5 27 25.6


1
kepuasan atas pekerjaan

yang saya lakukan

88
1.6 31 25.7 41.9
2 Saya selalu berusaha 0

untuk mengembangkan

diri dan kemampuan

saya

2.7 35.1 23 39.2


3 Saya menaati aturan- 0

aturan yang ada

5.4 39.2 25.7 29.7


4 Dalam melaksanakan 0

setiap pekerjaan, saya

selalu berinisiatif dan

tidak selalu tergantung

pada petunjuk pimpinan

2.7 29.7 27 40.5


5 Saya selalu menetapkan 0

rencana dan berusaha

untuk menyelesaikannya

dengan baik

2.7 36.5 27 33.8


6 Anggota saling 0

menghormati dan

memberikan salam

(greeting) pada saat

berjumpa

89
6.7 27 37.8 28.4
7 Ketika melihat orang 0

lain kurang cakap dalam

bekerja, saya selalu

membantunya

9.5 23 35.1 32.4


8 Saya tidak pernah 0

menekan pihak lain yang

berbeda pendapat, tapi

yang terpenting saya

berusaha membuat

mereka yakin

2.7 23 39.1 35.1


9 Saya selalu 0

mengutamakan kualitas

dalam menyelesaikan

pekerjaan

5.4 29.7 33.8 31.1


10 Saya selalu berinovasi 0

untuk menemukan hal-

hal yang baru dan

berguna

2.7 28.4 36.5 32.4


11 Saya selalu bekerja 0

dengan efektif dan

efisien

90
1.4 18.9 40.5 39.2
12 Dalam mengerjakan 0

tugas-tugas tim, selalu

kami diskusikan agar

tujuan masing-masing

dapat disinergikan

0 21.6 47.3 31.1


13 Setiap ada permasalahan 0

dalam tim kerja, selalu

kami selesaikan dengan

baik

50 383. 425. 440.


Jumlah 0
8 7 5

3.8 29.5 32.7 33.8


Rata-rata 0

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

b. Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Pada penelitian variabel Budaya Organisasi diukur melalui 13

pernyataan yang disebarkan kepada 74 responden.

91
Tabel 4.5: Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Persentase (%)
No. Pernyataan
STS TS RR S SS

14.9 25.7 39.2 20.3


1 Gaji/upah yang diterima 0

sudah layak dan saya

merasa puas

23 18.9 33.8 24.3


2 Selain gaji/upah, saya 0

menerima tunjangan-

tunjangan lainnya

9.4 17.6 51.3 21.6


3 Pekerjaan yang saya 0

lakukan sangat menarik

dan menyenangkan

5.4 24.3 36.5 33.8


4 Saya diberi kesempatan 0

seluas-luasnya untuk

belajar, ini sangat

menyenangkan

6.7 12.2 59.4 21.6


5 Saya diberi tanggung 0

jawab dan kepercayaan

terhadap pekerjaan dan

saya merasa puas

92
13.5 24.3 44.6 16.2
6 Saya puas atas sistem 1.3

promosi yang ada karena

dilakukan secara

transparan dan

berdasarkan prestasi

(bukan kedekatan

semata)

17.6 20.3 35.1 25.7


7 Saya memiliki peluang 1.3

yang sama dengan yang

lain untuk meraih posisi

yang lebih baik

8.1 24.3 39.2 28.4


8 Supervisor menunjukkan 0

perhatian dan selalu

memberikan nasihat

kepada saya

16.2 20.3 44.6 18.9


9 Supervisor memuji saya 0

apabila mencapai hasil

yang baik

10.8 17.6 44.6 27


10 Supervisor selalu 0

membantu saya apabila

93
mendapat kesulitan

dalam pekerjaan

9.4 16.2 51.3 23


11 Rekan kerja saya 0

bertanggung jawab atas

pekerjaannya sehingga

dapat diteladani

12.2 12.2 48.6 27


12 Rekan kerja saya sangat 0

membantu dalam bekerja

10.8 10.8 50 28.4


13 Rekan kerja saya selalu 0

mendorong saya dalam

melaksanakan pekerjaan

dengan baik sehingga

saya merasa puas

158. 244. 578. 316.


Jumlah 2.7
1 6 4 2

12.2 18.8 44.5 24.3


Rata-rata 0.2

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

94
c. Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (Y)

Pada penelitian variabel Morivasi Kerja diukur melalui 12

pernyataan yang disebarkan kepada 74 responden.

Tabel 4.6: Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja (Y)

Persentase (%)
No. Pernyataan
STS TS RR S SS

12.2 10.8 33.8 43.2


1 Saya merasa nyaman 0

dalam menyelesaikan

tugas dengan lingkungan

kerja yang nyaman

25.7 14.9 24.3 33.8


2 Kompensasi yang saya 1.3

terima cukup memadai

kebutuhan hidup saya

6.7 20.3 44.6 28.4


3 Supervisi bertindak tegas 0

dan adil dalam

memberikan tanggung

jawab dan hukuman

kepada pegawai

95
8.1 21.6 29.7 40.5
4 Saya merasa termotivasi 0

dengan diberikannya

jaminan kerja

6.7 23 43.2 27
5 Status dan tanggung 0

jawab kerja yang saya

emban cukup jelas

14.9 18.9 32.4 33.8


6 Peraturan yang 0

ditetapkan di PT. Prima

Manunggal Inti Internusa

bersifat fleksibel

6.7 17.6 31.1 44.6


7 Saya merasa termotivasi 0

dalam bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

hidup

9.5 18.9 27 44.6


8 Saya bekerja dengan 0

jujur dan benar agar

memiliki prestasi yang

baik dalam kantor

9.5 21.6 36.5 32.4


9 Saya bekerja untuk 0

mendapatkan pengakuan

96
akan status saya sebagai

pegawai di PT. Prima

Manunggal Inti Internusa

18.9 16.2 27 37.8


10 Saya bekerja untuk 0

mendapatkan jabatan

yang sesuai dengan yang

saya inginkan

16.2 17.6 32.4 33.8


11 Saya tidak merasa lelah 0

untuk mulai bekerja

dengan kondisi jalan

yang macet menuju ke

kantor

6.7 29.7 33.8 29.7


12 Saya tidak merasa bosan 0

dengan pekerjaan yang

itu-itu saja tanpa ada

tantangan didalamnya

Jumlah 1.3 141. 231. 395. 429.

9 1 9 7

11.8 19.2 33 35.8


Rata-rata 0.1

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

97
d. Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Pegawai (Z)

Pada penelitian variabel Kinerja Pegawai diukur melalui 6

pernyataan yang disebarkan kepada 74 responden.

Tabel 4.7: Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Pegawai (Z)

Persentase (%)
No. Pernyataan
STS TS RR S SS

5.4 20.3 56.7 17.6


1 Saya berhasil mencapai 0

target dalam

menyelesaikan pekerjaan

6.7 16.2 54 23
2 Selama bekerja, saya 0

berusaha lebih baik dari

rekan kerja yang lain

1.3 16.2 70.3 12.2


3 Saya menghasilkan 0

pekerjaan yang

berkualitas

0 4 70.3 25.7
4 Saya mampu 0

menyelesaikan semua

pekerjaan yang menjadi

tugas pokok

98
0 12.2 68.9 18.9
5 Saya menyelesaikan 0

pekerjaan tepat waktu

5.4 6.7 62.2 25.7


6 Saya memaksimalkan 0

waktu yang ada dalam

bekerja

18.9 75.7 382. 123


Jumlah 0
4

3.1 12.6 63.7 20.5


Rata-rata 0

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner di PT. Prima Manunggal Inti Internusa

(2021)

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang

karakteristik dari masing-masing variabel yang ada di dalam penelitian.

Statistik deskriptif menunjukkan rata-rata, standar deviasi dan nilai

minimum serta nilai maksimum dari masing-masing variabel. Hasil analisis

data penelitian yang didasarkan pada jawaban 74 responden pada kuesioner

penelitian untuk masing-masing variabel penelitian akan diuraikan dengan

statistik deskriptif.

Variabel penelitian ini diukur menggunakan skor terendah 1 (sangat

tidak setuju) dan skor tertinggi 5 (sangat setuju) sehingga dapat menentukan

99
kriteria penilaian responden terhadap item pertanyaan yang dilakukan

dengan interval sebagai berikut:

Skor persepsi terendah: 1

Skor persepsi tertinggi: 5

Interval: (5-1) / 5 = 0,8

Sehingga diperoleh batasan persepsi adalah sebagai berikut:

1,00 – 1,80 = sangat tidak baik

1,81 – 2,60 = tidak baik

2,61 – 3,40 = cukup baik

3,41 – 4,20 = baik

4,21 – 5,00 = sangat baik

Analisis deskriptif menggunakan nilai rata-rata. Penelitian ini terdiri

dari 4 variabel yang dianalisis melalui butir-butir pertanyaan atau

pernyataan yang telah dijawab oleh responden. Hasil analisis deskriptif

variabel penelitian disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.8 : Hasil Analisis Deskriptif

Std.

Variabel Minimum Maximum Mean Dev

Budaya organisasi (X1) 2.31 5.00 3.966 0.790

Kepuasan kerja (X2) 2.15 5.00 3.805 0.846

100
Motivasi kerja (Y) 2.25 4.92 3.925 0.894

Kinerja pegawai (Z) 2.67 5.00 4.015 0.560

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa rata-rata skor pada variabel

budaya organisasi sebesar 3,966 masuk dalam kategori baik. Selanjutnya

rata-rata skor pada variabel kepuasan kerja sebesar 3,805 masuk dalam

kategori baik. Rata-rata skor pada variabel motivasi kerja sebesar 3,925

masuk dalam kategori baik. Terakhir rata-rata skor pada varaiabel kinerja

pegawai sebesar 4,015 masuk dalam kategori baik.

C. UJI KUALITAS DATA

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kousioner. Item dinyatakan valid bila nilai koefisien korelasi (rhitung)

bernilai positif dan lebih besar dari rtabel. Dengan N = 74 dan  = 0,05 (uji

dua sisi) diperolah nilai rtabel sebesar 0,226. Hasil uji validitas variabel

budaya organisasi diperoleh tabel sebagai berikut :

101
Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi

Item rhitung Kriteria Ket

X1.1 0.869** 0,226 Valid

X1.2 0.902** 0,226 Valid

X1.3 0.925** 0,226 Valid

X1.4 0.899** 0,226 Valid

X1.5 0.915** 0,226 Valid

X1.6 0.876** 0,226 Valid

X1.7 0.912** 0,226 Valid

X1.8 0.894** 0,226 Valid

X1.9 0.886** 0,226 Valid

X1.10 0.888** 0,226 Valid

X1.11 0.906** 0,226 Valid

X1.12 0.908** 0,226 Valid

X1.13 0.875** 0,226 Valid

Sumber: data primer diolah, 2022

102
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas

variabel budaya organisasi dari 74 responden diperoleh nilai korelasi lebih

besar dari 0,226 sehingga hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semua

item variabel budaya organisasi adalah valid.

Hasil uji validitas variabel kepuasan kerja diperoleh tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja

Item rhitung kriteria Ket

X2.1 0.896** 0,226 Valid

X2.2 0.892** 0,226 Valid

X2.3 0.905** 0,226 Valid

X2.4 0.889** 0,226 Valid

X2.5 0.831** 0,226 Valid

X2.6 0.889** 0,226 Valid

X2.7 0.907** 0,226 Valid

X2.8 0.916** 0,226 Valid

X2.9 0.916** 0,226 Valid

103
X2.10 0.914** 0,226 Valid

X2.11 0.923** 0,226 Valid

X2.12 0.913** 0,226 Valid

X2.13 0.908** 0,226 Valid

Sumber: data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas

variabel kepuasan kerja dari 74 responden diperoleh nilai korelasi lebih

besar dari 0,226 sehingga hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semua

item variabel kepuasan kerja adalah valid.

Hasil uji validitas variabel motivasi kerja diperoleh tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

Item rhitung kriteria Ket

Y1 0.910** 0,226 Valid

Y2 0.908** 0,226 Valid

Y3 0.890** 0,226 Valid

104
Y4 0.885** 0,226 Valid

Y5 0.860** 0,226 Valid

Y6 0.908** 0,226 Valid

Y7 0.895** 0,226 Valid

Y8 0.874** 0,226 Valid

Y9 0.811** 0,226 Valid

Y10 0.911** 0,226 Valid

Y11 0.900** 0,226 Valid

Y12 0.883** 0,226 Valid

Sumber: data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas

variabel motivasi kerja dari 74 responden diperoleh nilai korelasi lebih besar

dari 0,226 sehingga hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semua item

variabel motivasi kerja adalah valid.

Hasil uji validitas variabel kinerja pegawai diperoleh tabel sebagai

berikut:

105
Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai

Item rhitung kriteria Ket

Z1 0.879** 0,226 Valid

Z2 0.900** 0,226 Valid

Z3 0.830** 0,226 Valid

Z4 0.804** 0,226 Valid

Z5 0.822** 0,226 Valid

Z6 0.833** 0,226 Valid

Sumber: data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas

variabel kinerja pegawai dari 74 responden diperoleh nilai korelasi lebih

besar dari 0,226 sehingga hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semua

item variabel kinerja pegawai adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisoner dinyatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap penyataan adalah

106
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Variabel dinyatakan realibel jika

alpha cronbach > 0,600 (Ghozali, 2018). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13 : Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s
Variabel Kriteria Keterangan
Alpha

Budaya organisasi (X1) 0,979  0,600 Reliabel

Kepuasan kerja (X2) 0,980  0,600 Reliabel

Motivasi kerja (Y) 0,974  0,600 Reliabel

Kinerja pegawai (Z) 0,914  0,600 Reliabel

Sumber: data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji reliabilitas 74 responden diperoleh

nilai cronbach’s alpha di semua variabel penelitian menunjukan lebih besar

dari nilai 0,600. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jawaban-

jawaban responden dari variabel penelitian tersebut reliabel dan dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya.

107
D. UJI ASUMSI KLASIK

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui sebaran data penelitian

yang diperoleh. Data yang baik adalah data yang memenuhi uji asumsi klasik.

Uji asumsi klasik yang dilakukan berupa uji normalitas, uji multikolinearitas

dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik tersebut diuraikan sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi semua variabel (bebas maupun terikat) memiliki distribusi normal

atau mendekati normal (Ghozali, 2018). Pengujian normalitas pada

penelitian ini menggunakan Probability Plot dan One Sample Kolmogorov

Smirnov, dengan batasan nilai signifikansi lebih besar dari 5% maka data

akan terdistribusi normal. Hasil yang diperoleh peneliti pada pengujian

normalitas Probability Plot dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

108
Sumber: pengolahan data primer, 2021

Grafik 4.1 : Histogram Normal Probability Plot

Sumber: pengolahan data primer, 2021

Grafik 4.2 : Grafik Normal Probability Plot

109
Histogram pada Grafik 4.1 berbentuk lonceng dan grafik berada di

dalam garis lonceng yang berarti data sudah terdistribusi normal. Grafik 4.2

juga menunjukkan titik-titik yang tersebar mendekati serta searah dengan

garis diagonal sehingga dapat diasumsikan bahwa data telah memenuhi

asumsi normalitas yang telah terdistribusi dengan normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

adanya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya

hubungan linear antara variabel independen model regresi (Ghozali, 2018).

Untuk dapat mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas pada model regresi

dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance.

Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka dalam model regresi

tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14 : Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keputusan

Budaya organisasi 0.540 1.851 Tidak Multikolinieritas

Kepuasan kerja 0.509 1.966 Tidak Multikolinieritas

Motivasi kerja 0.602 1.660 Tidak Multikolinieritas

Sumber: Data primer diolah 2022

110
Dapat dilihat pada Tabel 4.14 menunjukan bahwa nilai tolerance

semua variabel lebih besar dari pada 0,10 atau mendekati angka 1 dan nilai

VIF semua variabel menunjukan lebih kecil dari 10 (VIF <10). Hal

demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak

terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heterokesdastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Masalah heteroskedastisitas

dapat diketahui melalui grafik scatterplot berikut ini:

Tabel 4.15: Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: pengolahan data primer, 2021

Dari Tabel 4.15, dapat dilihat hasil Uji Park bahwa koefisien

parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan dan di atas

111
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas.

E. UJI F

Tabel 4.16: Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja (X2)

dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.761 3 6.587 35.658 .000b

Residual 13.116 71 .185

Total 32.877 74

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

b. Predictors: (Constant), Motivasi_kerja, Budaya_organisasi, Kepuasan_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.16 dengan menggunakan keyakinan 95%, df 1 = 3,

dan df 2 = 71, maka diperoleh F tabel sebesar 2,734 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Sehingga nilai F hitung >F tabel (35,658> 2,734) atau nilai p<

(0,00 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya adanya pengaruh budaya organisasi

112
(X1), kepuasan kerja (X2) dan motivasi kerja (Y) terhadap kinerja pegawai (Z)

PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara simultan.

F. UJI HIPOTESIS

1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y)

Langkah pertama dalam penelitian ini yaitu meregres secara

sederhana variabel budaya organisasi (X1) terhadap variabel motivasi kerja

(Y) dengan hipotesis sebagai berikut:

H01 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha1 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

113
Tabel 4.17 : Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi

Kerja

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.482 .434 3.412 .001

Budaya_organisasi .612 .108 .552 5.662 .000

a. Dependent Variable: Motivasi_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi pada Tabel 4.17, terlihat bahwa Budaya Organisasi

berpengaruh terhadap Motivasi Kerja, dengan koefisien nilai β sebesar

0,612 dan nilai signifikansi (0,000< 0,05). Dengan persamaan regresi

sederhana yaitu:

Y = 1,482 + 0,612X1

Hasil analisis regresi mendukung untuk Hipotesis 1 yang

memberikan hasil kesimpulan bahwa Budaya organisasi (X1) berpengaruh

secara langsung terhadap motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti

Internusa.

114
Tabel 4.18 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Budaya Organisasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .552a .305 .296 .80148

a. Predictors: (Constant), Budaya_organisasi

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.18, nilai R2 mempunyai nilai sebesar 0,305. Hal

ini berarti 30,5% motivasi dapat dijelaskan oleh variabel independen, yakni

budaya organisasi sedangkan sisanya (100% - 30,5% = 69,5%) dijelaskan

oleh variabel lain di luar penelitian ini.

2. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Langkah kedua dalam penelitian ini yaitu meregres secara sederhana

variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variabel Kinerja Pegawai (Z)

dengan hipotesis sebagai berikut:

H02 = Budaya organisasi (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha2 = Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

115
Tabel 4.19 : Hasil Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Pegawai

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.902 .266 7.152 .000

Budaya_organisasi .528 .066 .682 7.975 .000

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi pada Tabel 4.19 terlihat bahwa Budaya Organisasi

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai, dengan koefisien nilai β sebesar

0,528 dan nilai signifikansi (0,000< 0,05). Dengan persamaan regresi

sederhana yaitu:

Z = 1,902 + 0,528X1

Hasil analisis regresi mendukung untuk Hipotesis 2 yang

memberikan hasil kesimpulan bahwa Budaya organisasi (X1) berpengaruh

secara langsung terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti

Internusa.

116
Tabel 4.20 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .682a .466 .458 .49059

a. Predictors: (Constant), Budaya_organisasi

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.20 nilai R2 mempunyai nilai sebesar 0,466. Hal

ini berarti 46,6% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel independen,

yakni budaya organisasi sedangkan sisanya (100% - 46,6% = 53,4%)

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)

Langkah keempat dalam penelitian ini yaitu meregres secara

sederhana variabel variabel Kepuasan Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja

(Y) dengan hipotesis sebagai berikut:

H04 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Ha4 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap motivasi

kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

117
Tabel 4.21: Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.549 .387 4.008 .000

Kepuasan_kerja .620 .100 .588 6.212 .000

a. Dependent Variable: Motivasi_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi pada Tabel 4.21 terlihat bahwa Kepuasan Kerja

berpengaruh terhadap Motivasi Kerja, dengan koefisien nilai β sebesar

0,620 dan nilai signifikansi (0,000< 0,05). Dengan persamaan regresi

sederhana yaitu:

Y = 1,549 + 0,620X2

Hasil analisis regresi mendukung untuk Hipotesis 3 yang

memberikan hasil kesimpulan bahwa Kepuasan kerja (X2) berpengaruh

secara langsung terhadap motivasi kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti

Internusa.

118
Tabel 4.22 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap

Motivasi Kerja

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .588a .346 .337 .77764

a. Predictors: (Constant), Kepuasan_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.22 nilai R2 mempunyai nilai sebesar 0,346. Hal

ini berarti 34,6% motivasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel independen,

yakni kepuasan kerja sedangkan sisanya (100% - 34,6% = 65,4%)

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

4. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Langkah kelima dalam penelitian ini yaitu meregres secara

sederhana variabel variabel Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai

(Z) dengan hipotesis sebagai berikut:

H05 = Kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

119
Ha5 = Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Tabel 4.23 : Hasil Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.180 .254 8.570 .000

Kepuasan_kerja .476 .066 .647 7.247 .000

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi pada Tabel 4.23 terlihat bahwa Kepuasan Kerja

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai, dengan koefisien nilai β sebesar

0,476 dan nilai signifikansi (0,000< 0,05). Dengan persamaan regresi

sederhana yaitu:

Z = 2,180 + 0,476X2

Hasil analisis regresi mendukung untuk Hipotesis 4 yang

memberikan hasil kesimpulan bahwa Kepuasan kerja (X2) berpengaruh

secara langsung terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti

Internusa.

120
Tabel 4.24 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap

Kinerja Pegawai

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .647a .418 .410 .51179

a. Predictors: (Constant), Kepuasan_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.24 nilai R2 mempunyai nilai sebesar 0,418. Hal

ini berarti 41,8% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel independen,

yakni kepuasan kerja sedangkan sisanya (100% - 41,8% = 58,2%)

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

5. Pengaruh Motivasi Kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Langkah keenam dalam penelitian ini yaitu meregres secara

sederhana variabel variabel Motivasi Kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai

(Z) dengan hipotesis sebagai berikut:

H06 = Motivasi kerja (Y) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

121
Ha6 = Motivasi kerja (Y) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

Tabel 4.25 : Hasil Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.205 .248 8.903 .000

Motivasi_kerja .455 .062 .652 7.352 .000

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi pada Tabel 4.25 terlihat bahwa Motivasi Kerja

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai, dengan koefisien nilai β sebesar

0,455 dan nilai signifikansi (0,000< 0,05). Dengan persamaan regresi

sederhana yaitu:

Z = 2,205 + 0,455Y

Hasil analisis regresi mendukung untuk Hipotesis 5 yang

memberikan hasil kesimpulan bahwa Motivasi kerja (Y) berpengaruh secara

langsung terhadap kinerja pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa.

122
Tabel 4.26 : Hasil Determinasi Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Pegawai

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .652a .425 .418 .50870

a. Predictors: (Constant), Motivasi_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.26 nilai R2 mempunyai nilai sebesar 0,425. Hal

ini berarti 42,5% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel independen,

yakni motivasi kerja sedangkan sisanya (100% - 42,5% = 57,5%) dijelaskan

oleh variabel lain di luar penelitian ini.

6. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

melalui Motivasi Kerja (Y)

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah dengan meregres

secara bersama-sama variabel budaya organisasi dan motivasi kerja

terhadap variabel dependennya yaitu kinerja pegawai, dengan hipotesis

sebagai berikut:

123
H07 = Tidak ada pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha7 = Adanya pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y).

Tabel 4.27 : Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja

Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.492 .257 5.800 .000

Budaya_organisasi .358 .071 .463 5.027 .000

Motivasi_kerja .277 .064 .396 4.297 .000

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi di atas terlihat bahwa Budaya Organisasi dan Motivasi

Kerja berpengaruh postif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan

nilai koefisien β sebesar 0,358 (0,000 <0,005) dan β sebesar 0,277 (0,000

<0,005). Peran mediasi dilakukan dengan melihat hasil analisis regresi

berganda pada hipotesis 6 sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya

124
pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap kinerja pegawai

(Z) melalui motivasi kerja (Y). Dengan hasil persamaan sebagai berikut.

Z = 1,492 + 0,358X1 + 0,277Y

Tabel 4.28 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1)

terhadap Kinerja Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .758a .575 .563 .44069

a. Predictors: (Constant), Motivasi_kerja, Budaya_organisasi

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.28 nilai Adjusted R2 mempunyai nilai sebesar

0,563. Hal ini berarti 56,3% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel

motivasi kerja dan budaya organisasi sedangkan sisanya (100% - 56,3% =

43,7%) dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Dalam tahapan ini terjadi pengaruh mediasi parsial karena pengaruh

variabel pemediasi terhadap variabel dependen signifikan dengan nilai

signifikan 0,000<0,05, dan variabel independen terhadap pemediasi juga

signifikan 0,000<0,05. Dari hasil analisis regresi juga dapat digambarkan

sesuai dengan kerangka analisis yang ada yaitu:

125
β = 0,528; p = 0,000
β = 0,612 β = 0,455
P = 0,000 P = 0,000
Budaya Motivasi Kinerja
Organisasi (X1) Kerja (Y) Pegawai (Z)

β' = 0,358; p = 0,000 β’ = 0277; p = 0,000

Gambar 4.1 : Hasil Analisis Regresi

Jika dilihat dari nilai beta yang dihasilkan dari analisis regresi

berganda yaitu antara variabel budaya organisasi dan motivasi kerja

terhadap kinerja pegawai, yang menghasilkan nilai beta sebesar 0,277 untuk

variabel pemediasi yaitu motivasi kerja dan nilai beta sebesar 0,358 untuk

variabel independen yaitu budaya organisasi, sehingga hal ini dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh dalam memediasi

budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti responden yang

sebagai karyawan PT. Prima Manunggal Inti Internusa memiliki motivasi

kerja tinggi agar budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Dari pengujian analisis regresi dan didukung kesimpulan dari

hipotesis yang ada, diperoleh terdapat pengaruh antar variabel budaya

organisasi terhadap kinerja pegawai, budaya organisasi terhadap motivasi

kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Tiga langkah tersebut

disimpulkan bahwa peran mediasi dimungkinkan terjadi. Hal ini sesuai

dengan Baron dan Kenny dalam Ghozali (2018) tujuan dari tahap pertama

126
hingga tahap ketiga ini adalah untuk menggambarkan apakah terdapat

pengaruh secara parsial pada ketiga variabel laten yang diusulkan. Jika salah

satu atau lebih pengaruh yang ada tidak signifikan, peneliti menyimpulkan

bahwa mediasi tidak terjadi.

Selanjutnya pada tahap ini budaya organisasi dan motivasi kerja

diregres secara bersama-sama dengan kinerja pegawai dan menghasilkan

pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai signifikan

dan pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja pegawai juga

signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memediasi

secara parsial pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Baron dan Kenny dalam Ghozali (2018)

mediasi penuh (fully mediated) akan terjadi bila apabila pengaruh variabel

pemediasi terhadap variabel dependen signifikan sementara pengaruh

variabel independen terhadap pemediasi tidak signifikan. Sebaliknya

apabila pengaruh variabel dependen terhadap variabel; pemediasi signifikan

dan pengaruh variabel independen terhadap variabel pemediasi juga

signifikan dan terjadai penurunan angka koefisien regresi maka dapat

dikatakan bahwa hasil temuan ini mendukung pengaruh mediasi secara

parsial (partially mediated).

127
7. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z) melalui

Motivasi Kerja (Y)

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah dengan meregres

secara bersama-sama variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap

variabel dependennya yaitu kinerja pegawai, dengan hipotesis sebagai

berikut:

H08 = Tidak ada pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Ha8 = Adanya pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap

kinerja pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Tabel 4.29 : Hasil Analisis Regresi Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja

Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 1.731 .254 6.815 .000

Kepuasan_kerja .296 .073 .402 4.035 .000

Motivasi_kerja .290 .070 .416 4.166 .000

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

128
Hasil regresi di atas terlihat bahwa Kepuasan Kerja dan Motivasi

Kerja berpengaruh postif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan

nilai koefisien β sebesar 0,296 (0,000 <0,005) dan β sebesar 0,290 (0,000

<0,005). Peran mediasi dilakukan dengan melihat hasil analisis regresi

berganda pada hipotesis 8 sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Z)

melalui motivasi kerja (Y). Dengan hasil persamaan sebagai berikut.

Z = 1,731 + 0,296X2 + 0,290Y

Tabel 4.30 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Kepuasan Kerja (X2) terhadap

Kinerja Pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .729a .531 .518 .46259

a. Predictors: (Constant), Motivasi_kerja, Kepuasan_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.30 nilai Adjusted R2 mempunyai nilai sebesar

0,518. Hal ini berarti 51,8% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel

kepuasan kerja dan motivasi kerja sedangkan sisanya (100% - 51,8% =

48,2%) dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

129
Dalam tahapan ini terjadi pengaruh mediasi parsial karena pengaruh

variabel pemediasi terhadap variabel dependen signifikan dengan nilai

signifikan 0,000<0,05, dan variabel independen terhadap pemediasi juga

signifikan 0,000<0,05. Dari hasil analisis regresi juga dapat digambarkan

sesuai dengan kerangka analisis yang ada yaitu:

β = 0,476; p = 0,000
β = 0,620 β = 0,455
P = 0,000 P = 0,000
Kepuasan Motivasi Kinerja
Kerja (X2) Kerja (Y) Pegawai (Z)

β' = 0,296; p = 0,000 β’ = 0290; p = 0,000

Gambar 4.2 : Hasil Analisis Regresi

Jika dilihat dari nilai beta yang dihasilkan dari analisis regresi

berganda yaitu antara variabel budaya organisasi dan motivasi kerja

terhadap kinerja pegawai, yang menghasilkan nilai beta sebesar 0,290 untuk

variabel pemediasi yaitu motivasi kerja dan nilai beta sebesar 0,296 untuk

variabel independen yaitu kepuasan kerja, sehingga hal ini dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh dalam memediasi

kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti responden yang

sebagai karyawan PT. Prima Manunggal Inti Internusa memiliki motivasi

kerja tinggi agar kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

130
Dari pengujian analisis regresi dan didukung kesimpulan dari

hipotesis yang ada, diperoleh terdapat pengaruh antar variabel kepuasan

kerja terhadap kinerja pegawai, kepuasan kerja terhadap motovasi kerja dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Tiga langkah tersebut disimpulkan

bahwa peran mediasi dimungkinkan terjadi. Hal ini sesuai dengan Baron

dan Kenny dalam Ghozali (2018) tujuan dari tahap pertama hingga tahap

ketiga ini adalah untuk menggambarkan apakah terdapat pengaruh secara

parsial pada ketiga variabel laten yang diusulkan. Jika salah satu atau lebih

pengaruh yang ada tidak signifikan, peneliti menyimpulkan bahwa mediasi

tidak terjadi.

Selanjutnya pada tahap ini kepuasan kerja dan motivasi kerja

diregres secara bersama-sama dengan kinerja pegawai dan menghasilkan

pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai signifikan dan

pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja pegawai juga

signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memediasi

secara parsial pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Baron dan Kenny dalam Ghozali (2018)

mediasi penuh (fully mediated) akan terjadi bila apabila pengaruh variabel

pemediasi terhadap variabel dependen signifikan sementara pengaruh

variabel independen terhadap pemediasi tidak signifikan. Sebaliknya

apabila pengaruh variabel dependen terhadap variabel pemediasi signifikan

dan pengaruh variabel independen terhadap variabel pemediasi juga

signifikan dan terjadai penurunan angka koefisien regresi maka dapat

131
dikatakan bahwa hasil temuan ini mendukung pengaruh mediasi secara

parsial (partially mediated).

8. Pengaruh Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja (X2) dan Motivasi

Kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah dengan meregres

secara bersama-sama variabel budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2)

dan motivasi terhadap variabel dependennya yaitu kinerja pegawai, dengan

hipotesis sebagai berikut:

H09 = Tidak ada pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2)

dan motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa secara stimultan

Ha9 = Adanya pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2) dan

motivasi terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa

secara stimultan.

132
Tabel 4.31 : Hasil Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1), Kepuasan Kerja

(X2) dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.384 .256 5.412 .000

Budaya_organisasi .278 .079 .359 3.522 .001

Kepuasan_kerja .168 .077 .228 2.167 .034

Motivasi_kerja .223 .067 .320 3.312 .001

a. Dependent Variable: KInerja_pegawai

Sumber: Data primer diolah 2022

Hasil regresi di atas terlihat bahwa Budaya Organisasi, Kepuasan

Kerja dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai dengan

nilai koefisien β sebesar 0,278 (0,001 <0,005), β sebesar 0,168 (0,034

<0,005) dan β sebesar 0,223 (0,001 <0,005). Dengan hasil persamaan

sebagai berikut.

Z = 1,384 + 0,278X1 + 0,168X2 + 0,223Y

133
G. KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Menurut Ghozali, koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi dan besarnya

koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Tabel 4.32 : Hasil Determinasi Analisis Regresi Budaya Organisasi (X1), Kepuasan

Kerja (X2) dan motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .775a .601 .584 .42980

a. Predictors: (Constant), Motivasi_kerja, Budaya_organisasi, Kepuasan_kerja

Sumber: Data primer diolah 2022

Berdasarkan Tabel 4.32 nilai Adjusted R2 mempunyai nilai sebesar

0,584. Hal ini berarti 58,4% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel

kepuasan kerja, budaya organisasi dan motivasi kerja sedangkan sisanya (100%

- 58,4% = 41,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

134
H. PEMBAHASAN

Setelah seluruh data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka

pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembahsan dari hasil data yang telah

diolah tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan, maka

keseluruhan data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing variabel

penelitian akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y) PT.

Prima Manunggal Inti Internusa

Hasil penelitian pada sampel pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa menunjukkan bahwa ada pengaruh budaya organisasi terhadap

motivasi kerja, dimana semakin positif penilaian seseorang pegawai

terhadap budaya organisasi maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja,

demikian sebaliknya semakin negatif penilaian pegawai terhadap budaya

organisasi maka akan semakin rendah pula motivasi kerja. Variabel budaya

organisasi memberikan pengaruh sebesar 30,5% terhadap terbentuknya

motivasi kerja. Artinya budaya organisasi memberikan sumbangan efektif

sebesar 30,5% dalam meningkatkan motivasi kerja.

Pegawai menilai positif kegiatan gathering dengan pelanggan yang

diadakan PT. Prima Manunggal Inti Internusa ini karena dengan adanya

kegiatan gathering maka akan terjalinnya silahturahmi antara pegawai

dengan pelanggan. Kegiatan ini juga menjadi momen untuk mengatasi rasa

lelah dan rasa bosan dengan pekerjaan yang itu-itu saja sehingga pegawai

135
kembali memiliki motivasi dan semangat bekerja setelah mengikuti

kegiatan gathering ini.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ida

Ayu Indah Giantari dan I Gede Riana (2017) yang menyimpulkan bahwa

budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, dimana

semakin kondusif antara atasan dan bawahan, pegawai dengan sesama

pegawai, serta dukungan lingkungan manajemen perusahaan maka semakin

meningkatkan rasa nyaman dalam lingkungan kerja sehingga dapat

mendorong motivasi kerja pegawai. Hasil yang sama ditemukan oleh

Sukiyanto dan Tsalitsatul Maulidah (2020) yang menyimpulkan bahwa

budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.

2. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT.

Prima Manunggal Inti Internusa

Hasil penelitian pada sampel pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa menunjukkan bahwa ada pengaruh budaya organisasi terhadap

kinerja pegawai, di mana semakin positif penilaian seseorang pegawai

terhadap budaya organisasi maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai,

demikian sebaliknya semakin negatif penilaian pegawai terhadap budaya

organisasi maka akan semakin rendah pula kinerja pegawai. Variabel

budaya organisasi memberikan pengaruh sebesar 46,6% terhadap

terbentuknya kinerja pegawai. Artinya budaya organisasi memberikan

sumbangan efektif sebesar 46,6% dalam meningkatkan kinerja pegawai.

136
Dengan adanya kegiatan gathering ini, pegawai kembali memiliki

motivasi kerja karena sudah berkurangnya rasa bosan dengan pekerjaan

sehingga tercapainya kinerja yang lebih baik dan mempertahankan Visi dan

Misi PT. Prima Manunggal Inti Internusa.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Muhammad Ras Muis, J Jufrizen dan Muhammad Fahmi (2018) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja pegawai. Budaya organisasi yang benar-benar

dikelola sebagai alat manajemen akan berpengaruh dan menjadi pendorong

bagi karyawan untuk berperilaku positif, dedikatif dan produktif.

3. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) PT.

Prima Manunggal Inti Internusa

Hasil penelitian pada sampel pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa menunjukkan bahwa ada pengaruh kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja, dimana semakin positif penilaian seseorang pegawai

terhadap kepuasan kerja maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja,

demikian sebaliknya semakin negatif penilaian pegawai terhadap kepuasan

kerja maka akan semakin rendah pula motivasi kerja. Variabel kepuasan

kerja memberikan pengaruh sebesar 34,6% terhadap terbentuknya motivasi

kerja. Artinya kepuasan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar

34,6% dalam meningkatkan motivasi kerja.

137
PT. Prima Manunggal Inti Internusa memiliki tugas penting untuk

meminimalisir ketidakpuasan dan meningkatkan kepuasan pegawai dengan

cara memenuhi kepentingan pegawai salah satunya dengan menghindari

kebosanan dan pekerjaan yang berulang-ulang sehingga motivasi bekerja

akan meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hera

Dzaki Astuti dan Dadang Iskandar (2015) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Anggun Parassuci Adely (2017) yang

menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja

baik secara parsial maupun simultan. Artinya jika kepuasan kerja meningkat

maka motivasi kerja juga akan mengalami peningkatan.

4. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT.

Prima Manunggal Inti Internusa

Hasil penelitian pada sampel pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa menunjukkan bahwa ada pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai, di mana semakin positif penilaian seseorang pegawai

terhadap kepuasan kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai,

demikian sebaliknya semakin negatif penilaian pegawai terhadap kepuasan

kerja maka akan semakin rendah pula kinerja pegawai. Variabel kepuasan

kerja memberikan pengaruh sebesar 41,8% terhadap terbentuknya kinerja

pegawai. Artinya kepuasan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar

138
41,8% dalam meningkatkan kinerja pegawai. PT. Prima Manunggal Inti

Internusa perlu menerapkan cara meminimalisir ketidakpuasan serta

meningkatkan kepuasan kerja guna meningkatkan motivasi bekerja agar

kinerja pegawai meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rudie

Yobie Lumantow, dkk (2015) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja

karyawan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja karyawan maka

semakin tinggi pula kinerja karyawan. Begitu pula sebaliknya semakin

rendah kepuasan kerja karyawan maka semakin rendah pula kinerja

karyawan. Ini disebabkan oleh dukungan manager terhadap karyawan

sangat besar dimana manager sering memberikan pujian saat karyawan

memberikan hasil yang maksimal dan selalu bersama-sama dengan

karyawan baik susah maupun senang dalam menghadapi pekerjaan.

5. Pengaruh Motivasi kerja (Y) terhadap Kinerja Pegawai (Z) PT. Prima

Manunggal Inti Internusa

Hasil penelitian pada sampel pegawai PT. Prima Manunggal Inti

Internusa menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai, di mana semakin positif penilaian seseorang pegawai terhadap

motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai, demikian

sebaliknya semakin negatif penilaian pegawai terhadap motivasi kerja maka

akan semakin rendah pula kinerja pegawai. Variabel motivasi kerja

139
memberikan pengaruh sebesar 42,5% terhadap terbentuknya kinerja

pegawai. Artinya motivasi kerja memberikan sumbangan efektif sebesar

42,5% dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Rendahnya motivasi kerja dapat berakibat kinerja yang rendah pula.

Pegawai akan lebih berusaha untuk mendapatkan hasil maksimal dengan

semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan tugas dan

dirinya sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh I Wayan Gede Juniantara dan I Gede Riana (2015) yang menyimpulkan

bahwa motivasi terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan. Cara

motivasi yang diterapkan oleh manajemen dapat dilihat dari manfaat

langsung yang dirasakan oleh pegawai berdampak positif terhadap kinerja,

semakin baik motivasi yang dilakukan oleh manajemen terhadap karyawan

maka semakin baik kinerja yang dihasilkan karyawan.

140
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembasahan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap motivasi

kerja (Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

2. Budaya organisasi (X1) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

pegawai (Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

3. Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap motivasi kerja

(Y) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

4. Kepuasan kerja (X2) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai

(Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

5. Motivasi kerja (Y) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai

(Z) PT. Prima Manunggal Inti Internusa

6. Adanya pengaruh tidak langsung budaya organisasi (X1) terhadap kinerja

pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

7. Adanya pengaruh tidak langsung kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja

pegawai (Z) melalui motivasi kerja (Y)

141
8. Adanya pengaruh budaya organisasi (X1), kepuasan kerja (X2) dan motivasi

terhadap kinerja pegawai PT. Prima Manunggal Inti Internusa secara

stimultan

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka saran yang didapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi PT. Prima Manunggal Inti Internusa, untuk meningkatkan kinerja

pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi bagi pegawai

agar semangat bekerja dan memiliki kreatif dalam bekerja. Perlu pula

kepekaan untuk sesegera mungkin membantu pekerjaan rekan kerja setelah

pekerjaan sendiri selesai, sehingga disamping melakukan pekerjaan kantor,

pegawai juga melakukan interaksi antara sesama pegawai.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan untuk meningkatkan kualitas

penelitian dengan menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar,

memperluas ruang lingkup penelitian, melakukan pre test instrument

penelitian, dan melakukan kajian yang mendalam mengenai variabel

demografi.

142
DAFTAR PUSTAKA

Adha, R. N., Qomariah, N., & Hafidzi, A. H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja,
Lingkungan Kerja, Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial
Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian IPTEKS, 4(1), 47.
https://doi.org/10.32528/ipteks.v4i1.2109
Ainanur, S. T. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen,
1(1), 1–14. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234
Arif, Sukuryadi, & Fatimaturrahmi. (2017). Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar
Di Perpustakaan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ips Terpadu Smp Negeri 1 Praya Barat. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan, 1(2), 108–116.
Astuti, H. D., & Iskandar, D. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Chitose Internasional Tbk.). Jurnal e-
Proceeding of Management, 2(2), 1232–1238.
Choliq, A. (2016). Perilaku & Budaya Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Edison, E., Anwar, Y., & Komariyah, I. (2018). Manajemen Sumber Daya
Manusia : Strategi Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai
dan Organisasi. Bandung: ALFABETA.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23 (8
ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Ghozali 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
IBM SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Han, W. P., Erviriani, E., Siregar, A. R. A., Ivone, I., & Lisa, L. (2019). Analisis
Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja Karyawan di Sekolah EN Mandarin –
Medan. Jurnal Ilmiah Maksitek, 4(2).
Harahap, Y. R., & Ainsyah, N. (2017). Pengaruh Informasi Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja UKM Di. Riset & Jurnal Akuntansi, 1, 29–36.
Harini, S., & Damayanti, S. (2018). Pengaruh Promosi Jabatan Dan Kompensasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pt. Perwita Margasakti Jakarta.
Jurnal Visionida, 4(1), 45. https://doi.org/10.30997/jvs.v4i1.1316
Hasibuan, M. S. P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Herawati, N., & Rantello, A. T. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan pada PT JMS Jakarta. Jurnal Ekonomi,Sosial &
Humaniora, 01(10), 1–14.
Ilmmiani, A., & Sutrisno, C. R. (2014). PENGARUH TAX AVOIDANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAN DENGAN TRANSPARANSI

143
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis (JEBI), 14, 209–212. https://doi.org/10.1109/ICIP.2007.4379991
Kementerian Perindustrian. (2020). Kemenperin Bidik Industri Tumbuh 5,3 Persen
Tahun 2020. Diambil kembali dari Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia. Diambil dari https://kemenperin.go.id/artikel/21346/Kemenperin-
Bidik-Industri-Tumbuh-5,3-Persen-Tahun-2020
Ma’ruf, M. A. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. In
Perpustakaan Nasional RI.
Maharja, R. (2015). ANAlISIS TINGKAT KELELAHAN KERJA
BERDASARKAN BEBAN KERJA FISIK PERAWAT DI INSTALASI
RAWAT INAP RSU HAJI SURABAYA. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 4(1), 93.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v4i1.2015.93-102
Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muis, M. R., Jufrizen, J., & Fahmi, M. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jesya (Jurnal Ekonomi &
Ekonomi Syariah), 1(1), 9–25. https://doi.org/10.36778/jesya.v1i1.7
Nabillah, & Arifin, J. (2021). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV YAZID
BERSAUDARA CABANG TANJUNG KABUPATEN TABALONG
TAHUN 2019. JAPB, 4, 1–14.
Nurhasanah, S. (2016). Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Nursam, N. (2017). Manajemen Kinerja. Kelola: Journal of Islamic Education
Management, 2(2), 167–175. https://doi.org/10.24256/kelola.v2i2.438
Pratama, M. R. B., Musadieq, M. Al, & Nurtjahjono, G. E. (2017). PENGARUH
MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN (Studi pada Karyawan Giant Hypermarket Mall Olympic
Garden Malang). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 47(1),
47–55.
Qomaruddin. (2019). PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM
MENCIPTAKAN EFEKTIFITAS KERJAA. IEMA ( Qomaruddin Islamic
Economy Magazine ), 5(1), 1–13.
Rani, I. H., & Mayasari, M. (2015). Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderasi Indria. Jurnal
Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 3(2), 164–170.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Organizational Behavior 16rd ed. New
Jersey: Pearson Education.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

144
ALFABETA.
Tarigan, S. A. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT . Matrix Jaya Indomas Medan. Jurnal Ilmiah Skylandsea, 2(1),
123–129.
Unik Desthiani. (2018). PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Jurnal Sekretari,
5(1), 1–16.
Widianingsih, W. (2017). Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan
Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Unigal, 340–349.
Yuliannisa, S. N., Basrindu, G., & Yani, A. (2018). Pengaruh Kompensasi Dan
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Pt Inter Pan Pasifik Futures. 2(1),
93–106.

145
LAMPIRAN

NO 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


PT. PRIMA MANUNGGAL INTI INTERNUSA

Nama :...........................................................................................................

Cabang : Kantor Pusat Dadap Surabaya

Karawang Palembang Pekanbaru

Jabatan :...........................................................................................................

Lama Bekerja :...........................................................................................................

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Bacalah terlebih dahulu dengan cermat sebelum Anda menjawabnya.


2. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan jujur dan benar sesuai dengan apa
yang Anda alami dan rasakan
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dan berikan tanda ceklis () atau
tanda (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju (sangat tidak sesuai dengan kondisi yang
Saya alami)

TS = Tidak Setuju (tidak setuju dengan kondisi yang Saya alami)

RR = Ragu-ragu

S = Setuju (sesuai dengan kondisi yang Saya alami)

SS = Sangat Setuju (sangat setuju dengan kondisi yang Saya alami)

146
NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS

Pernyataan untuk variabel budaya organisasi

1 Saya mendapatkan kepuasan atas


pekerjaan yang saya lakukan

2 Saya selalu berusaha untuk


mengembangkan diri dan kemampuan
saya

3 Saya menaati aturan-aturan yang ada

4 Dalam melaksanakan setiap pekerjaan,


saya selalu berinisiatif dan tidak selalu
tergantung pada petunjuk pimpinan

5 Saya selalu menetapkan rencana dan


berusaha untuk menyelesaikannya dengan
baik

6 Anggota saling menghormati dan


memberikan salam (greeting) pada saat
berjumpa

7 Ketika melihat orang lain kurang cakap


dalam bekerja, saya selalu membantunya

8 Saya tidak pernah menekan pihak lain


yang berbeda pendapat, tapi yang
terpenting saya berusaha membuat mereka
yakin

9 Saya selalu mengutamakan kualitas dalam


menyelesaikan pekerjaan

10 Saya selalu berinovasi untuk menemukan


hal-hal yang baru dan berguna

11 Saya selalu bekerja dengan efektif dan


efisien

12 Dalam mengerjakan tugas-tugas tim,


selalu kami diskusikan agar tujuan
masing-masing dapat disinergikan

147
13 Setiap ada permasalahan dalam tim kerja,
selalu kami selesaikan dengan baik

Pernyataan untuk variabel kepuasan kerja

14 Gaji/upah yang diterima sudah layak dan


saya merasa puas

15 Selain gaji/upah, saya menerima


tunjangan-tunjangan lainnya

16 Pekerjaan yang saya lakukan sangat


menarik dan menyenangkan

17 Saya diberi kesempatan seluas-luasnya


untuk belajar, ini sangat menyenangkan

18 Saya diberi tanggung jawab dan


kepercayaan terhadap pekerjaan dan saya
merasa puas

19 Saya puas atas sistem promosi yang ada


karena dilakukan secara transparan dan
berdasarkan prestasi (bukan kedekatan
semata)

20 Saya memiliki peluang yang sama dengan


yang lain untuk meraih posisi yang lebih
baik

21 Supervisor menunjukkan perhatian dan


selalu memberikan nasihat kepada saya

22 Supervisor memuji saya apabila mencapai


hasil yang baik

23 Supervisor selalu membantu saya apabila


mendapat kesulitan dalam pekerjaan

24 Rekan kerja saya bertanggung jawab atas


pekerjaannya sehingga dapat diteladani

25 Rekan kerja saya sangat membantu dalam


bekerja

148
26 Rekan kerja saya selalu mendorong saya
dalam melaksanakan pekerjaan dengan
baik sehingga saya merasa puas

Pernyataan untuk variabel motivasi kerja

27 Saya merasa nyaman dalam menyelesaikan


tugas dengan lingkungan kerja yang
nyaman

28 Kompensasi yang saya terima cukup


memadai kebutuhan hidup saya

29 Supervisi bertindak tegas dan adil dalam


memberikan tanggung jawab dan hukuman
kepada pegawai

30 Saya merasa termotivasi dengan


diberikannya jaminan kerja

31 Status dan tanggung jawab kerja yang saya


emban cukup jelas

32 Peraturan yang ditetapkan di PT. Prima


Manunggal Inti Internusa bersifat fleksibel

33 Saya merasa termotivasi dalam bekerja


untuk memenuhi kebutuhan hidup

34 Saya bekerja dengan jujur dan benar agar


memiliki prestasi yang baik dalam kantor

35 Saya bekerja untuk mendapatkan


pengakuan akan status saya sebagai
pegawai di PT. Prima Manunggal Inti
Internusa

36 Saya bekerja untuk mendapatkan jabatan


yang sesuai dengan yang saya inginkan

37 Saya tidak merasa lelah untuk mulai


bekerja dengan kondisi jalan yang macet
menuju ke kantor

149
38 Saya tidak merasa bosan dengan pekerjaan
yang itu-itu saja tanpa ada tantangan
didalamnya

Pernyataan untuk variabel kinerja pegawai

39 Saya berhasil mencapai target dalam


menyelesaikan pekerjaan

40 Selama bekerja, saya berusaha lebih baik


dari rekan kerja yang lain

41 Saya menghasilkan pekerjaan yang


berkualitas

42 Saya mampu menyelesaikan semua


pekerjaan yang menjadi tugas pokok

43 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

44 Saya memaksimalkan waktu yang ada


dalam bekerja

150
NO 2

TABULASI KUESIONER BUDAYA ORGANISASI

Budaya Organisasi
Tot
X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1. X1. X1. X1. al
.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 10 11 12 13

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 35

2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 30

3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 36

3 3 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 51

4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50

3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 36

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 41

3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 42

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64

3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 45

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64

3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 43

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 41

151
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 42

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 37

3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 36

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 40

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64

3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 41

2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 39

3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 3 4 3 41

4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 63

5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64

5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 63

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 64

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39

2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 36

4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 56

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40

152
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 62

3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 50

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 64

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 64

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 64

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 44

4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 41

2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 40

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 54

4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 61

4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 62

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 49

3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 42

3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 47

3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 49

4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 56

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 53

153
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 53

3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 50

3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 46

4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 59

2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 45

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64

5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 64

5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 64

5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 62

3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 52

5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 62

5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 60

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 64

3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 41

4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 58

4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 55

3 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 50

154
5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 62

4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 52

155
NO 3
TABULASI KUESIONER KEPUASAN KERJA

Kepuasan Kerja
Tot
X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2. X2. X2. X2. al
.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 10 11 12 13

5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 62

2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 28

3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39

2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 28

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 38

2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 37

2 2 2 3 4 2 1 2 3 2 2 2 2 29

2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 39

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 29

156
3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 48

3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 30

2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 29

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 54

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 53

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53

2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 33

3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 34

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 54

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64

4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 56

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 53

3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 42

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

157
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 41

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64

5 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 4 46

4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 61

2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 31

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 53

3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 48

3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 48

3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 39

3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 44

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 53

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 53

3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 45

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 49

4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 54

3 2 3 5 3 3 2 3 3 3 4 4 4 42

158
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 49

4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 58

4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 57

5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 62

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 64

2 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 40

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 62

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 62

3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 35

3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 43

5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 59

5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 58

2 2 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 42

4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52

3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 52

3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 50

159
4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 60

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

160
NO 4
TABULASI KUESIONER MOTIVASI KERJA

Motivasi Kerja
Tot
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y1 Y1 Y1 al
0 1 2

5 3 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 47

2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 27

2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 29

2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 28

4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 38

5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 58

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 59

2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 27

3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 31

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 59

3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 32

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 59

2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 28

3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38

161
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 44

5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 58

2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 29

4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 52

5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 58

5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 58

4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 54

2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 31

3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 32

2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 27

5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 58

5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 57

5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 56

5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 58

5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 58

4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 40

4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 45

4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 51

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 59

162
4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 48

3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 32

4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 37

5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 58

4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 55

4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 37

5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 39

3 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 33

4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37

4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 58

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 58

4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 48

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 50

4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 50

4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 51

5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 58

163
5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 57

5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 59

5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 56

5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 56

5 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 55

5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 55

3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 31

5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 57

5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 55

5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 58

2 2 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 33

3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 2 3 43

5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 54

5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 52

4 2 4 5 4 3 4 5 4 5 5 5 50

4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 48

4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 41

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59

164
5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 52

4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 3 46

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 45

165
NO 5
TABULASI KUESIONER KINERJA PEGAWAI

Kinerja Pegawai
Total
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
4 4 4 4 4 4 24
2 3 3 3 4 2 17
2 3 3 4 3 2 17
2 2 3 4 3 2 16
4 4 4 4 4 4 24
5 5 5 5 5 5 30
3 3 3 4 4 3 20
4 4 4 4 4 4 24
2 2 3 4 3 2 16
5 5 5 5 5 5 30
4 4 4 4 4 5 25
5 4 5 5 5 5 29
3 3 3 4 4 3 20
3 3 3 4 4 3 20
4 4 4 4 4 4 24
3 2 3 4 4 4 20
3 3 2 3 3 3 17
4 4 4 4 4 4 24
3 2 3 4 4 4 20
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
3 3 4 4 4 4 22
3 3 4 4 4 4 22
3 4 3 4 4 5 23
5 4 5 5 4 4 27
5 5 5 5 4 4 28
4 5 4 5 3 3 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 23

166
3 3 4 4 3 5 22
4 5 4 4 4 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
3 3 4 4 4 4 22
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 5 25
4 4 4 5 4 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 5 5 5 4 5 28
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 4 4 25
4 5 4 5 5 5 28
4 4 3 4 4 4 23
5 4 4 4 4 4 25
5 5 4 5 5 5 29
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 5 4 5 5 5 28
5 4 4 4 4 4 25
3 2 3 3 3 4 18
5 5 4 5 5 5 29
5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 5 30
3 3 4 4 3 4 21
4 4 4 4 4 4 24
3 3 4 4 3 4 21
4 5 4 5 5 5 28
5 5 5 5 5 5 30
4 4 4 4 4 4 24
4 5 4 5 5 5 28
4 4 4 4 4 4 24
4 5 4 5 5 5 28
4 5 4 5 5 5 28
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24

167
NO 6
OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS VARIABEL BUDAYA
ORGANISASI

168
NO 7
OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS VARIABEL KEPUASAN
KERJA

169
NO 8
OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI
KERJA

170
NO 9
OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS VARIABEL KINERJA
PEGAWAI

171
NO 10
OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS VARIABEL BUDAYA
ORGANISASI

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.979 13

172
NO 11
OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS VARIABEL KEPUASAN
KERJA

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.980 13

173
NO 12
OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI
KERJA

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.974 12

174
NO 13
OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS VARIABEL KINERJA
PEGAWAI

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.914 6

175
NO 14
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

176

Anda mungkin juga menyukai