Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No.

1, Januari 2021

PERAN PANDEMI COVID 19 SEBAGAI MODERASI HUBUNGAN ANTESEDEN


KOOPETISI DENGAN PERKEMBANGAN UMKM

M. Trihudiyatmanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
trihudiyatmanto@unsiq.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh koopetisi terhadap perkembangan UMKM. Rupanya pandemi covid 19
mempunyai peran moderasi yang penting pada peran hubungan antara koopetisi dengan perkembangan
UMKM. Menurut teori, perkembangan UMKM dipengaruhi oleh adanya kerjasama antara perusahaan besar
dengan perusahaan kecil. Diera pandemi covid 19 ini perkembangan UMKM mengalami penurunan, adanya
beberapa bantuan dan kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan besar bisa menjadi tolak ukur UMKM
mengalami perkembangan.
Tujuan dari Penelitian ini adalah menganalisis seberapa besar pengaruh koopetisi terhadap perkembangan
UMKM. Variabel yang diteliti yaitu variabel independen koopetisi dan variabel dependen adalah
perkembangan UMKM dengan pandemi Covid-19 sebagai terdiri variabel moderasi. Data penelitian
diperoleh dari UMKM di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Penarikan sampel dari populasi
menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey, yaitu
kuesioner diantar dan diambil langsung diobyek penelitian.
Analisis data menggunakan uji Structural equation modeling (SEM) dengan pengecekan antara variabel
independen, variabel moderating dan variabel dependen. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan
hasil bahwa mutualisme(koopetisi) dan kepercayaan(koopetisi) berpengaruh terhadap perkembangan UMKM
di Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, sedangkan komitmen(koopetisi) tidak berpengaruh terhadap
perkembangan UMKM di Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Pandemi covid-19 berpengaruh
terhadap perkembangan UMKM di Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Pandemi covid-19 memoderasi
hubungan antara mutualisme(koopetisi) dan komitmen(koopetisi) terhadap perkembangan UMKM di
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Sedangkan untuk kepercayaan(koopetisi) pandemi covid-19 tidak
memoderasi hubungan antara kepercayaan(koopetisi) dengan perkembangan UMKM di Kecamatan Garung
Kabupaten Wonosobo.

Kata kunci: Koopetisi, perkembangan UMKM, pandemi Covid-19

I. PENDAHULUAN dan penggunaan modal usaha relatif sedikit


serta teknologi yang digunakan cenderung
Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan sederhana. Amin Dwi Ananda (2012)
Menengah (UMKM) merupakan salah satu Bengtsson dan Kock (2000)
bidang usaha yang dapat berkembang dan mengemukakan bahwa koopetisi ada ketika
konsisten dalam perekonomian nasional. dua orang pesaing langsung memutuskan
UMKM menjadi wadah yang baik bagi untuk bekerja sama sambil tetap bersaing.
penciptaan lapangan pekerjaan yang Perusahaan secara tradisional terlibat dalam
produktif. UMKM merupakan usaha yang persaingan, berdasarkan kepentingan yang
bersifat padat karya, tidak membutuhkan berbeda untuk mendapatkan keuntungan di
persyaratan tertentu seperti tingkat atas normal dengan mengorbankan saingan,
pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, atau kerjasama, berdasarkan kepentingan

15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

konvergen untuk mencapai tujuan bersama tidak stabil, mungkin ada hasil negative bagi
(Padula dan Dagnino, 2007). Oleh karena itu, bisnis yang terlibat dalam strategi tersebut
strategi koopetisi adalah pendekatan yang (Raza et al 2014). Selain itu koopetisi dapat
inovatif mengatasi ketidakpastian lingkungan mendorong kinerja dan inovasi, tetapi juga
dan kekurangan sumber daya. Bagi penuh resiko oportunisme dan
kebanyakan perusahaan dan lingkungan kesalahpahaman, sehingga mengurangi
mereka, strategi koopetisi adalah pilihan baru kinerja dan inovasi itu sendiri.
yang menyisratkan perubahan signifikan Urgensi dari penelitian ini adalah
dalam hubungan antar-organisasi perusahaan. sebuah solusi konsep terbentuknya kerjasama
Koopetisi sendiri banyak dikaitkan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil.
kepada inovasi organisasi, strategi Memunculkan ide bahwa terjadinya
perusahaan, atribut jaringan dan bahkan persaingan dan kerjasama (koopetisi) yang
kepada kinerja organisasi. Semakin terjadi selama ini antara perusahaan besar dan
berkembangnya dinamika organisasi kecil dilapangan, dapat dijadikan konsep dan
membuat tidak hanya perusahaan-perusahaan solusi untuk kebangkitan usaha kecil dan
dengan skala besar yang melakukan koopetisi, menengah berkembang dalam masa pandemi
namun perusahaan-perusahaan dengan skala covid-19. Dan dari penjelasan tersebut diatas,
kecil dan menengah (UKM) banyak maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan
melakukan koopetisi. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan koopetisi
karena perusaahaan kecil sangat rentan dengan perkembangan UMKM dan peran
terhadap kekuatan lingkungan, oleh karena itu pandemi covid-19 dalam memediasi
mereka cenderung mencari strategi untuk hubungan koopetisi dengan perkembangan
melengkapi sumberdaya mereka yang tidak UMKM.
mencukupi dan mengurangi ketidakpastian
lingkungan (Astley & Fombrun, 1983). II. KAJIAN PUSTAKA
Ada banyak kelebihan pada koopetisi
tentu ada kekurangan dari koopetisi, aspek 2.1. Perkembangan UMKM
tersebut berkaitan dengan bekerja dengan Kompetisi antara usaha mikro, kecil,
mitra dalam berbagai tujuan, hubungan antar- dan menengah (UMKM) dan pasar tradisional
pribadi yang erat, dan kontrak yang tidak jelas dengan pelaku usaha pasar modern dinilai
(Abosag et.al, 2016). Granddinetti (2017) semakin berat. Oleh karena itu, perlu adanya
dikonseptualisasikan bahwa hubungan payung perlindungan dari pemerintah bagi
koopetisi vertical dapat rusak oleh rahasia dan para pelaku UMKM dan pasar
ketidakseimbangan kekuatan antar mitra. Jika tradisional. Seperti dikatakan oleh Ketua
interaksi antara kerjasama dan persaingan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman

16
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Sapta Odang yang meminta pemerintah Aprindo di Jakarta, Selasa (12/11). Agus
memberlakukan pembatasan beroperasinya menegaskan Kemendag mendorong ritel-ritel
retail modern hanya sampai di ibu kota modern yang tergabung dalam Aprindo untuk
provinsi. Beliau juga mengharapkan memasukkan barang-barang mereka ke ritel
pembatasan atas keberadaan retail modern. tradisional. Dengan pasokan yang stabil, Agus
Dia menilai, retail modern sebaiknya tidak berharap hal tersebut dapat memberi manfaat
menyentuh wilayah perdesaan. yang berkesinambungan. Lebih lanjut, dia
Masukan tersebut bukan tanpa alasan, juga menyebut Aprindo sebagai wadah
pria yang akrab disapa Oso ini berkumpulnya pengusaha ritel memiliki peran
mengungkapkan adanya keluhan senada yang strategis dalam menjaga ketersediaan barang
dilontarkan pelaku UMKM dari berbagai dan stabilitas harga di tingkat eceran, terutama
daerah. Oleh karena itu, kehadiran regulasi barang kebutuhan pokok. Dengan kolaborasi
yang mengatur keberadaan pasar retail tersebut, Agus memprediksi prospek bisnis
modern, diyakini Oso bisa menjadi ritel akan semakin baik ke depannya. Sebab,
solusi. Pengaturan keberadaan ritail modern dengan ekonomi Indonesia yang tumbuh
sampai ke pelosok pedesaan perlu didukung sebesar 5,02% pada kuartal III-2019, sektor
guna memberi kelonggaran para pelaku perdagangan memiliki kontribusi sebesar 13%
UMKM tradisional untuk berkembang, para dari total produk domestik bruto (PDB) dan
pelaku UMKM tradisional juga konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi
mengharapkan kepada pemerintah dan 56,62% dari total PDB.
pemerintah daerah segera menata ulang tata Selain itu, indikator lainnya yang
kelola dan sistem perizinan usaha mikro, menunjukkan tren positif berasal dari
kecil, dan menengah. pertumbuhan konsumsi barang kebutuhan
Pemerintah meminta Asosiasi sehari-hari atau fast movers consumer goods
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) (FMCG). Agus mengatakan pertumbuhan
menguatkan kemitraan dengan pelaku Usaha konsumsi FMCG hingga September 2019
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). secara tahunan (year-on-year/yoy) tumbuh
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto positif 2,5%. Kemudian, konsumsi FMCG
melihat ada penurunan pangsa ritel tradisional dari ritel modern tumbuh 7,6% dengan rincian
yang harus segera ditangani agar tidak minimarket tumbuh 12%, sedangkan
menimbulkan gejolak sosial. Ritel modern supermarket dan hypermarket tumbuh negatif
yang memiliki akses pengadaan barang dan 5,8%. Penurunan konsumsi tersebut di format
distribusi, harus bisa membantu warung kecil ritel besar menunjukkan bahwa saat ini terjadi
dalam pengadaan barang dagangan," kata perubahan gaya konsumsi masyarakat yang
Agus dalam Musyawarah Nasional VII saat ini lebih suka belanja sehari hari di format

17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

lebih kecil. Agus pun berpesan pada pelaku terdiri dari dua elemen yang berlawanan:
usaha ritel agar mampu beradaptasi dan kerjasama dan persaingan. Berdebat atas dasar
menyesuaikan konsep bisnis dengan pasar. teori permainan Nalebuff dan Brandenburger
Sebagian besar masyarakat Indonesia (1996) mengandaikan bahwa koopetisi sangat
tetap mengandalkan pasar tradisional, karena meningkatkan kinerja perusahaan. Logika di
jumlah pekerja kelas menengah ke bawah baliknya adalah bahwa perusahaan beroperasi
terserap cukup banyak. Oleh karenanya, jika dalam nilai bersih pemasok, pesaing, klien,
pasar dibiarkan mati karena hadirnya pasar dan pelengkap. Perusahaan dalam nilai bersih
modern dan hypermarket, potensi mengambil beberapa yang berbeda peran
pengangguran akan terus bertambah dalam permainan bisnis mereka. Oleh karena
(Jemabut, 2011). Namun demikian, pasar itu, mereka dapat menggunakan kolaboratif
tradisional dan UMKM juga memiliki dan kompetitif hubungan dalam mengejar
beberapa keunggulan dalam pelayanan kesuksesan. Dalam jaring, koopetisi terjadi
bersaing secara alamiah seperti lokasi yang secara horizontal dan secara vertikal.
strategis, area penjualan yang luas, keragaman Bengtsson & Kock (2000) koopetisi yaitu
barang yang lengkap, harga yang rendah, bekerjasama di beberapa bidang, misalnya
sistem tawar-menawar yang menunjukkan aliansi strategis, dan pada saat yang sama
keakraban antara penjual dan pembeli yang bersaing satu sama lain. Artinya koopetisi
merupakan keunggulan yang dimiliki oleh adalah sebuah kerjasama antar organisasi
pasar tradisional ataupun UMKM. yang jadi pesaingnya juga diwaktu yang sama.
Penelitian sebelumnya yang yang Hubungan bervariasi dan terdiri dari elemen
dilakukan oleh Indiarti dan Langenberg yang lebih kompetitif atau lebih kolaboratif.
(2004) mengenai perkembangan usaha Strategi aliansi penting untuk koopetisi yang
UMKM menyebutkan bahwa faktor-faktor menghadapi risiko opotunisme
yang mempengaruhi perkembangan usaha kesalahpahaman, dan kesalahan alokasi yang
tradisional dan UMKM adalah modal tinggi di antara pesaing yang berkolaborasi.
psikologis entrepreneur, manajemen sumber Koopetisi adalah cara inovatif bagi
daya manusia, inovasi, karakteristik dari perusahaan, terutama bagi usaha kecil dan
entrepreneur, dan karakteristik usaha itu menengah (UKM), untuk mengatasi
sendiri. sumberdaya yang rendah dan ketidakpastian
lingkungan. Strategi koopetisi bahkan dapat
2.2. Koopetisi digambarkan sebagai bentuk inovasi
Nalebuff dan Brandenburger (1996) telah organisasi, yang umumnya didefinisikan
menganut gagasan koopetisi. Koopetisi sebagai peningkatan dalam struktur organisasi
mengkonseptualisasikan hubungan yang perusahaan atau perubahan dalam

18
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

hubungannya dengan perusahaan lain dan Investasi semacam itu oleh perusahaan non-
Lembaga public (Hipp et al, 2000). Namun keuangan dalam startup inovatif telah menjadi
eksplorasi lebih lanjut diperlukan untuk lebih popular sebagai investasi CVC. Namun,
memahami bagaimana UKM yang bersaing respon actual dari investor korporasi terhadap
secara tradisional memulai strategi koopetisi keruntuhan financial telah membuktikan
(Dana et al, 2013) sebagai bentuk inovasi bahwa ekspektasi tersebut salah: daripada
organisasi dengan mengembangkan memperkuat agenda strategis atau Kembali
Kerjasama (Bresser dan Harl, 1986) pada kepertimbangan finansial, investor korporasi
tingkat yang berbeda. Perusahaan secara memodifikasi kebijakan CVC mereka untuk
tradisional terlibat dalam persaingan, menargetkan tujuan strategis dan finansial
berdasarkan kepentingan yang berbeda untuk (Ernst & Young, 2009).
mendapatkan keuntungan di atas normal Namun, penelitian terbaru menyoroti
dengan mengorbankan saingan, atau bahwa beberapa atribut jaringan tertentu
kerjasama, berdasarkan kepentingan menghilangkan atau memperkuat investor
konvergen untuk mencapai tujuan Bersama perusahaan dari manfaat yang biasanya terkait
(Padula & Dagnino, 2007). Oleh karena itu, dengan investasi di beberapa perusahaan
strategi koopetisi adalah pendekatan inovatif rintisan (Anokhin et al, 2011). Dengan kata
untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan lain, sama pentingnya untuk memperhatikan
dan kekurangan sumberdaya. keterikatan investor korporat dalam jaringan
Julien (2016) menghubungkan CVC. Disamping alas an financial untuk
koopetisi dengan inovasi organisasi, strategi mensindikasi investasi CV, korporasi juga
koopetisi dan pemangku kepentingan, peran memiliki alas an strategis (Lockett & Wright,
tersier dari manajer UKM dan penerapan 2001). Pertama, memiliki beberapa pengulas
strategi koopetitif. (Dollinger dan Golden, yang menyetujui investasi tertentu mengarah
1992) menunjukkan bahwa strategi yang pada pilihan yang lebih baik (Lerner, 1994).
paling sering diterapkan oleh usaha kecil Artinya, terhubung ke kompetitor
adalah yang melibatkan banyak pesaing. meningkatkan kemungkinan memilih
Kepercayaan adalah landasan Kerjasama investasi yang luar biasa. Kedua, pengakhiran
antar competitor (Ritlala dan Hurmelinna- kesepakatan berfokus pada peningkatan
Laukkanen 2009). Bouncken et al (2015) yang komitmen untuk menarik dana dari
mendefinisikan koopetisi berdasarkan perusahaan baru yang berkinerja rendah.
tinjauan literatur yang komprehensif sebagai Akhirnya, banyak investor Bersama lebih
proses strategis dan dinamis. Dalam proses itu mungkin untuk secara efektif mengatasi
nilai diciptakan melalui interaksi kooperatif kemungkinan motif oportunistik dari start-up
sambal bersaing pada waktu yang sama. (Lerner, 1994). Dengan demikian, investasi

19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

CVC sindikasi bermanfaat bagi competitor. Virus Corona atau severe acute
Dengan berinteraksi dengan dan mengamati respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
mitra secara dekat perusahaan investasi CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
belajar tentang proses operasional, pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
pengetahuan, dan kemampuan mitra disebut COVID-19. Virus Corona bisa
(Heimeriks & Duysters, 2007; Inkpen dan menyebabkan gangguan ringan pada sistem
Dinur, 1998; Kale et al, 2000; Sammarra dan pernapasan, infeksi paru-paru yang
Biggiero, 2008; Tsang, 1999). Koopetisi berat(pneumonia), hingga kematian. Severe
(aktivitas koopetisi) adalah strategi pemasaran acute respiratory syndrome coronavirus
bisnis kebisnis fundamental (Rusko, 2011; 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan
Dahl, 2014; Bouncken dkk, 2013; Leite dkk, nama virus Corona adalah jenis baru dari
2018). Ini terdiri dari dimensi kooperatif dan coronavirus yang menular ke manusia.
kompetitif yang membantu organisasi untuk Walaupun lebih banyak menyerang lansia,
memperoleh sumberdaya baru. Pandangan virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa
berbasis sumberdaya telah dikaitkan dengan saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang
kontruksi koopetisi untuk menyoroti bahwa dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu
dengan berkolaborasi dengan entitas saingan, menyusui. Infeksi virus Corona disebut
bisnis dapat memperoleh sumberdaya dan COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
kemampuan baru yang tidak dapat mereka pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China
akses di bawah model bisnis individualistic pada akhir Desember 2019. Virus ini menular
(Combs & Ketchen Jr. 1999; Coviello & dengan sangat cepat dan telah menyebar
Brodie, 2001). ke hampir semua negara, termasuk Indonesia,
Dibawah teori berbasis sumberdaya, hanya dalam waktu beberapa bulan.
dengan berkolaborasi dengan pesaing, Hal tersebut membuat beberapa negara
organisasi memiliki akses ke sumberdaya dan menerapkan kebijakan untuk memberlakukan
kemampuan baru yang memungkinkan lockdown dalam rangka mencegah
mereka memasuki pasar baru, memuaskan penyebaran virus Corona. Di Indonesia
pelanggan, keinginan dan kebutuhan, dan sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan
pada gilirannya menghasilkan lebih banyak Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
pendapatan penjualan (Rusko, 2011; Ritala penyebaran virus ini. Sampai saat ini, fokus
2012; Bouncken & Kraus, 2013; Bouncken penelitian yang melibatkan pelaksanaan
dkk, 2018; Hannah & Eisenhardt, 2018). kegiatan kerjasama selama masa krisis masih
belum diteliti. Oleh karena itu, tidak jelas
2.3. Pandemi Covid 19 bagaimana praktisi dalam organisasi (kecil
dan besar) dapat mengelola interaksi antara

20
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

kerjasama dan persaingan untuk mengatasi kepentingan”sebagai banyak jenis interaksi


efek yang berpotensi merusak dari keadaan yang mungkin dilibatkan oleh perusahaan:
darurat yang meluas (misalnya, COVID-19). persaingan, saling melengkapi, dan kerjasama
Ini menjadi perhatian karena sulit untuk menjadi yang paling menonjol. Dari beberapa
membuat rekomendasi kepada para sarjana penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan
dan praktisi tentang apakah koopetisi adalah bahwa koopetisi sebenarnya adalah cara bagi
(atau bukan) strategi pemasaran bisnis-ke- perusahaan untuk bisa survive dengan
bisnis yang mendorong kinerja dalam keadaan berbagai macam strategi yang diterapkan dan
yang tidak menentu ini. Secara khusus, perlu pada akhirnya untuk bisa mengembangkan
ada penelitian untuk menawarkan ilustrasi perusahaan. Perusahaan tidak hanya bersaing,
penerapan berbagai bentuk koopetisi yang namun juga saling melengkapi dan
terjadi selama krisis pandemi, serta bekerjasama yang saling menguntungkan
keuntungan dan kerugian bagi perusahaan kedua belah pihak. Dengan bekerjasama
yang terlibat (bersama dengan pelanggan antara perusahaan, terutama perusahaan besar
mereka dan pemangku kepentingan utama dengan perusahaan kecil diharapkan bisa
lainnya) (Crick, 2020). mengembangkan perusahaan. Yang pada
akhirnya mengembangkan pula UMKM.
2.4. Hubungan Koopetisi dengan Morris, Kocak, dan Ozer (2007)
Perkembangan UMKM mengemukakan pengaruh positif dari tiga
Koopetisi adalah cara inovatif bagi dimensi koopetisi (mutualisme, kepercayaan,
perusahaan, terutama bagi usaha kecil dan dan komitmen) terhadap kinerja perusahaan.
menengah (UKM), untuk mengatasi Eikobrokk dan Olsen (2005) mengemukakan
sumberdaya yang rendah dan ketidakpastian adanya pengaruh koopetisi terhadap
lingkungan. Julien (2016) menghubungkan kesuksesan UMKM e-business. Terdapat
koopetisi dengan inovasi organisasi, strategi korelasi positif antara koopetisi dan kinerja e-
koopetisi dan pemangku kepentingan, peran business dalam hal efisiensi, komplementor,
tersier dari manajer UKM dan penerapan lock-in, dan novelty. Dari penjelasan tersebut
strategi koopetitif. (Dollinger dan Golden, diatas maka peneliti ajukan proposisi antara
1992) menunjukkan bahwa strategi yang lain:
paling sering diterapkan oleh usaha kecil Proposisi 1 : Mutualisme berpengaruh
adalah yang melibatkan banyak pesaing. positif terhadap perkembangan UMKM.
Kepercayaan adalah landasan Kerjasama Proposisi 2 : Kepercayaan berpengaruh
antar competitor (Ritlala dan Hurmelinna- positif terhadap perkembangan UMKM.
Laukkanen 2009). Neville & Menguac (2006) Proposisi 3 : Komitmen berpengaruh
mengacu pada “keberagaman pemangku positif terhadap perkembangan UMKM.

21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Masa pandemi covid 19 ini hampir Koopetisi

sebagain perusahaan mengalami penurunan Mutualisme

produksi, hal ini mengakibatkan menurunnya


Kepercayaa Perkembangan
profit perusahaan. Hal itu tidak hanya terjadi
UKMM
untuk pengusaha besar. Namun bahkan
Komitmen
dampak yang paling signifikan terjadi di
sektor UMKM. Hampir sebagian besar
Pandemi
UMKM berhenti untuk produksi. Hal ini tentu Covid 19

mengurangi pendapatan masyarakat. Gambar 2.1. Model Penelitian


Seberapa besar dampak pandemi 19 terhadap
perkembangan UMKM perlu dikaji lebih III. METODE PENELITIAN
dalam disamping juga perlu dicarikan solusi
agar perkembangan UMKM kembali 3.1. Jenis Penelitian
menggeliat kembali. Dari penjelasan tersebut Jenis penelitian peran pandemi Covid-
diatas maka peneliti ajukan proposisi antara 19 sebagai moderasi hubungan anteseden
lain: koopetisi dengan perkembangan UMKM
Proposisi 4 : Covid 19 berpengaruh positif adalah penelitian kausal. Penelitian ini
terhadap perkembangan UMKM. menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni
Proposisi 5 : Mutualisme berpengaruh positif menggunakan statistik untuk menjawab
terhadap perkembangan UMKM dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang
pandemi covid 19 sebagai varibel mediasi. sifatnya spesifik dan untuk melakukan
Proposisi 6 :Kepercayaan berpengaruh prediksi bahwa suatu variabel tertentu
positif terhadap perkembangan UMKM mempengaruhi variabel lain (Sugiyono,
dengan pandemi covid 19 sebagai varibel 2012:7)
mediasi.
Proposisi 7 : Komitmen berpengaruh positif 3.2. Populasi dan Sampel
terhadap perkembangan UMKM dengan Populasi penelitian ini terdiri dari
pandemi covid 19 sebagai varibel mediasi. UMKM yang berdomisili di Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo dan telah
2.5. Model Penelitian beroperasi minimal 5 tahun keatas. Analisis
Berdasarkan proposisi pertama, kedua, SEM membutuhkan sampel sebanyak paling
ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh sedikit 5 – 10 kali jumlah parameter yang akan
maka dapat disusun model penelitian sebagai dianalisis. Pada pengujian Chisquere model
berikut: SEM yang sensitif terhadap jumlah sampel
dibutuhkan sampel yang baik berkisar antara

22
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

100-200 sampel untuk ditarik teknik maximun atau derajat hubungan antar faktor yang telah
likelihood estimation (Ferdinand, di identifikasikan dimensi-dimensinya
20014).Untuk penelitian ini maka jumlah (Ferdinand, 2000) yang dikutip dalam
sampel yang diambil adalah: (Wuryanto, 2007).
Jumlah sampel = jumlah indikator x 7 Menurut (Haryono, 2016) model umum
= 18 x 7 persamaan struktural (SEM) ada dua bagian,
= 126 yaitu Measurement Model dan Structural
Untuk memudahkan pengambilan sampel, Model. Model Pengukuran (Measurement
maka penelitian ini menggunakan sampel Model) menghubungkan observed/manifest
sebanyak 126. variabel ke laten/un-observerb variabel
melalui model faktor konfirmatori. Model
3.3. Teknik Pengambilan Sampel Struktural (Structural Model)
Teknik pengambilan sampel yang menghubungkan antar laten variabel melalui
digunakan dalam penelitian ini adalah sistem persamaan simultan.
nonprobability sampling dengan metode
accidental sampling, yaitu teknik sampling IV. HASIL PENELITIAN DAN
yang tidak memberikan kesempatan yang PEMBAHASAN
sama pada setiap bagian dari populasi, yang
dilakukan dengan menggunakan setiap orang 4.1. Gambaran Umum Penelitian
dalam populasi yang dapat ditemui oleh Responden dalam penelitian ini adalah
peneliti sebagai sampel penelitian (Sugiyono, para pelaku UMKM di Kecamatan Garung
2002, 60). Kabupaten. Penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuisoner, kuisoner disebarkan
3.4. Metode Analisis Data di wilayah kecamatan Garung kabupaten
Model yang akan digunakan dalam Wonosobo. Pada penelitian ini diambil
penelitian ini adalah model kausalitas atau sampel sebanyak 126 responden, namun yang
pengaruh untuk menguji hipotesis yang akan mengembalikan quesioner sebanyak 122
diajukan, maka teknik yang digunakan adalah responden. Metode analisis data yang
SEM (Structural Equation Models). digunakan adalah Structural Equation
Penggunaan metode SEM pada penelitian ini Modelling (SEM).
karena metode SEM dapat menganalisis data
secara lebih komprehensif (Haryono, 2016). 4.2. Uji Instrumen Penelitian
Metode SEM dapat mengidentifikasi dimensi- 1. Uji Validitas Data
dimensi dari sebuah konstruk dan pada saat Uji validitas merupakan pengujian yang
yang bersamaan mampu mengukur pengaruh menunjukan sejauh mana alat ukur yang

23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

digunakan mampu mengukur apa yang ingin 2. Uji Reliabilitas


diukur dan bukan mengukur yang lain. Dalam Pengukuran reliabilitas dilakukan
penelitian ini validitas yang digunakan adalah dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Dalam
uji validitas yang menunjukkan seberapa baik ilmu statistik Cronbach Alpha adalah sebuah
hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran kocfisien dari konsistensi internal yang
cocok dengan teori yang mendasari desain tes. biasanya digunakan untuk menguji
Dikatakan valid jika r hitung > r tabel pada reliabilitas. Indikator pertanyaan dikatakan
taraf signifikn 0,05. reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.60.
Berikut hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Semua tabel sebagai berikut.
Variabel
Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabiltas Variabel
Correlation r
Item Keterangan Penelitian
(r hitung) tabel
M1 ,884 0,300 Valid Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
M2 ,892 0,300 Valid Alpha
M3 0,300 Valid Mutualisme 0,839 0,60 Reliabel
,832
KP1 0,300 Valid Kepercayaan 0,629 0,60 Reliabel
,782
Komitmen 0,746 0,60 Reliabel
KP2 ,758 0,300 Valid
Covid-19 0,899 0,60 Reliabel
KP3 ,744 0,300 Valid
Perkembangan
KO1 0,300 Valid 0,699 0,60 Reliabel
,812 UMKM
KO2 0,300 Valid Sumber : Data primer diolah, 2020
,829
KO3 ,806 0,300 Valid
VC1 ,929 0,300 Valid Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas
VC2 ,853 0,300 Valid
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha setiap
VC3 ,873 0,300 Valid
VC4 ,850 0,300 Valid variabel Mutualisme, Kepercayaan,
UMKM1 ,672 0,300 Valid Komitmen, Covid-19 dan Perkembangan
UMKM2 ,705 0,300 Valid
UMKM. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
UMKM3 ,756 0,300 Valid
UMKM4 ,792 0,300 Valid bahwa Variabel yang digunakan dalam
Sumber : Data primer diolah, 2020 penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s
Alpha-nya lebih besar dari 0,60. Dapat
Hasil uji validitas variabel Mutualisme, diartikan bahwa instrumen dalam penelitian
Kepercayaan, Komitmen, Covid-19 dan ini dapat dapat menghasilkan pengukuran
Perkembangan UMKM juga dapat dilihat dari konsep secara konsisten dan bias yang terjadi
nilai r hitung (Pearson Correlation) lebih dapat diminimalkan. Instrumen atau alat ukur
besar dari r tabel (0.30), yang artinya semua yang digunakan dalam penelitian memiliki
butir soal pertanyaan pada semua variabel konsistensinya sebagai alat ukur.
valid, sehingga dapat digunakan pada
penelitian selanjutnya. 4.3. Model Persamaan Struktural

24
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Analisis selanjutnya adalah analisis Goodness Cut-off Estimasi


Keterangan
of fit index Value
Structural Equation Model (SEM) secara full GFI ≥ 0,90 0,892 Marjinal
AGFI ≥ 0,90 0,844 Marjinal
model, setelah dilakukan analisis terhadap
CMIN/DF ≤ 3,00 1,06 Baik
tingkat unidimensionalitas dari indikator- TLI ≥ 0,95 0,974 Baik
indikator pembentuk variabel laten yang diuji CFI ≥ 0,95 0,980 Baik
Sumber : Data primer diolah, 2020
dengan confirmatory factor analysis. Analisis
hasil pengolahan data pada tahap full model Tampak bahwa uji yang ada telah memenuhi
SEM dilakukan dengan melakukan uji syarat yang ditentukan atau mendekati dengan
kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan nilai yang disarankan, dalam hal ini adalah
data untuk analisis full model SEM GFI dan AGFI jika > 0,08 s/d ≤ 0,90 masuk
ditampilkan pada gambar berikut ini : kategori marjinal. Dengan demikian,
dinyatakan bahwa model telah dinyatakan fit
untuk dianalisis (Wijanto, 2008).

4.4. Pengujian Hipotesis


Hasil Full model yang digunakan setelah
dilakukan syarat uji yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.4. Regression Weights: (Group


number 1 - Default model)

Esti-
S.E. C.R. P Label
mate
UMKM <--- M ,431 ,174 2,476 ,013 par_8
K
Gambar 4.1. Hasil Pengolahan Data UMKM <---
O
,943 ,450 2,097 ,036 par_9
Untuk Analisis Full Model SEM
UMKM <--- KP -,896 ,578 -1,550 ,121 par_12

UMKM <--- CV -,013 ,076 -,176 ,860 par_21


Nilai probabilitas diatas 0,05 yaitu sebesar
0,093 yang menunjukkan bahwa model fit.
Adapun output Full Model SEM dalam Berdasarkan hasil output diatas diperoleh

penelitian ini selengkapnya adalah sebagai hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:

berikut: H1 : Mutualisme (Koopetisi) berpengaruh

Tabel 4.3. Output Full Model positif terhadap Perkembangan UMKM


Goodness Cut-off Estimasi pada Kecamatan Garung Kabupaten
Keterangan
of fit index Value
Chi-square Diharapkan 125,66 Baik
Wonosobo. Berdasarkan data hasil
(χ2) kecil pengolahan data dapat diketahui bahwa
Significance ≥ 0,05 0,093 Baik
probability nilai P (probability) 0,013< 0,05. Nilai
RMSEA ≤ 0,08 0,039 Baik

25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

ini menunjukkan hasil yang memenuhi Analisis hasil pengolahan data pada
syarat dari ketentuan untuk P (0,05) tahap moderasi SEM dilakukan dengan
maka H1 dalam penelitian ini diterima. melakukan uji kesesuaian dan uji statistik.
H2 : Kepercayaan (Koopetisi) berpengaruh Hasil pengolahan data untuk analisis full
positif terhadap Perkembangan UMKM model SEM ditampilkan pada gambar berikut
pada Kecamatan Garung Kabupaten ini :
Wonosobo. Berdasarkan data hasil
pengolahan data dapat diketahui bahwa
nilai P (probability) 0,036< 0,05. Nilai
ini menunjukkan hasil yang memenuhi
syarat dari ketentuan untuk P (0,05)
maka H1 dalam penelitian ini diterima.
H3 : Komitmen (Koopetisi) tidak berpengaruh
positif terhadap Perkembangan UMKM
pada Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo. Berdasarkan data hasil
pengolahan data dapat diketahui bahwa Gambar 4.2. Hasil Pengolahan Data Pada
nilai P (probability) 0,121> 0,05. Nilai Tahap Moderasi SEM

ini menunjukkan hasil yang tidak


Nilai probabilitas masih dibawah 0,05 yaitu
memenuhi syarat dari ketentuan untuk
sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa
P (0,05) maka H1 dalam penelitian ini
model blm fit, namun karena nilai Chi square
tidak diterima.
sudah lebih kecil dari yang dipersyaratkan,
H4 : Pandemi Covid-19 tidak berpengaruh
maka model bisa untuk pengujian selanjutnya
positif terhadap Perkembangan UMKM
(Ghozali, 2017).
pada Kecamatan Garung Kabupaten
Variabel interaksi antara mutualisme
Wonosobo. Berdasarkan data hasil
(koopetisi) dengan pandemi covid-19
pengolahan data dapat diketahui bahwa
berpengaruh signifikan terhadap
nilai P (probability) 0,860>0,05. Nilai
perkembangan UMKM dengan nilai koefisien
ini menunjukkan hasil yang memenuhi
parameter sebesar 8,590 dengan probabilitas 1
syarat dari ketentuan untuk P (0,05)
atau signifikan pada 0,10. Jadi dapat
maka H1 dalam penelitian ini tidak
disimpulkan bahwa variabel covid-19
diterima.
merupakan variabel moderating atau variabel
yang memoderasi hubungan antara
4.5. Uji Moderasi
mutualisme (koopetisi) dan perkembangan
UMKM.

26
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

H5 : Covid-19 memoderasi hubungan antara kecil dari yang dipersyaratkan, maka model
mutualisme (koopetisi) terhadap bisa untuk pengujian selanjutnya (Ghozali,
Perkembangan UMKM pada 2017).
Kecamatan Garung Kabupaten Variabel interaksi antara komitmen
Wonosobo. (koopetisi) dengan pandemi covid-19
berpengaruh signifikan terhadap
Model error digunakan untuk perkembangan UMKM dengan nilai koefisien
menganalisis. Hal ini menunjukan data tidak parameter sebesar 5,829 dengan probabilitas 1
memenuhi syarat uji. Variabel interaksi antara atau signifikan pada 0,10. Jadi dapat
kepercayaan (koopetisi) dengan pandemi disimpulkan bahwa variabel covid-19
covid-19 tidak berpengaruh signifikan merupakan variabel moderating atau variabel
terhadap perkembangan UMKM karena data yang memoderasi hubungan antara komitmen
tidak mau dianalisis dengan Amos. Jadi dapat (koopetisi) dan perkembangan UMKM.
disimpulkan bahwa variabel covid-19 bukan H7 : Covid-19 memoderasi hubungan antara
merupakan variabel moderating atau variabel komitmen (koopetisi) terhadap
yang tidak memoderasi hubungan antara Perkembangan UMKM pada
kepercayaan (koopetisi) dan perkembangan Kecamatan Garung Kabupaten
UMKM. Wonosobo.
H6 : Covid-19 tidak memoderasi hubungan
antara kepercayaan (koopetisi) terhadap 4.6. Pembahasan
Perkembangan UMKM pada 1. Pengaruh Mutualisme (Koopetisi)
Kecamatan Garung Kabupaten terhadap Perkembangan UMKM
Wonosobo. Dari hasil penelitian diatas menujukan
estimasi untuk pengujian Mutualisme
(Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM
menunjukkan nilai CR sebesar 2,476 dan
dengan probabilitas sebesar 0,013. Kedua
nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR sebesar
2,476 yang lebih besar dari 1,96 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Mutualisme (koopetisi) berpengaruh positif
Nilai probabilitas masih dibawah 0,05 yaitu
terhadap Perkembangan UMKM pada
sebesar 0,044 yang menunjukkan bahwa
UMKM di Kecamatan Garung Kabupaten
model fit, dan nilai Chi square sudah lebih

27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Wonosobo yang artinya apabila Mutualisme (koopetisi) tidak berpengaruh positif terhadap
(koopetisi) baik maka perkembangan UMKM Perkembangan UMKM pada UMKM di
akan menjadi maksimal dan begitupula Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo
sebaliknya. yang artinya apabila komitmen (koopetisi)
2. Pengaruh Kepercayaan (Koopetisi) buruk maka perkembangan UMKM akan
terhadap Perkembangan UMKM menjadi buruk pula dan begitupula
Dari hasil penelitian diatas menujukan sebaliknya.
estimasi untuk pengujian kepercayaan 4. Pengaruh covid-19 terhadap
(Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM Perkembangan UMKM
menunjukkan nilai CR sebesar 2,097 dan Dari hasil penelitian diatas menujukan
dengan probabilitas sebesar 0,036. Kedua estimasi untuk pengujian covid-19 terhadap
nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat Perkembangan UMKM menunjukkan nilai
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR sebesar CR sebesar -0,176 dan dengan probabilitas
2,097 yang lebih besar dari 1,96 dan sebesar 0,860. Kedua nilai tersebut diperoleh
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yaitu nilai CR sebesar -0,176 yang lebih kecil
kepercayaan (koopetisi) berpengaruh positif dari 1,96 dan probabilitas yang lebih besar
terhadap Perkembangan UMKM pada dari 0,05. Dengan demikian dapat
UMKM di Kecamatan Garung Kabupaten disimpulkan bahwa covid-19 tidak
Wonosobo yang artinya apabila kepercayaan berpengaruh positif terhadap Perkembangan
(koopetisi) baik maka perkembangan UMKM UMKM pada UMKM di Kecamatan Garung
akan menjadi maksimal dan begitupula Kabupaten Wonosobo yang artinya apabila
sebaliknya. covid-19 semakin berkembang maka
3. Pengaruh Komitmen (Koopetisi) perkembangan UMKM akan menjadi
terhadap Perkembangan UMKM menurun dan begitupula sebaliknya.
Dari hasil penelitian diatas menujukan 5. Pengaruh Mutualisme (Koopetisi)
estimasi untuk pengujian komitmen terhadap Perkembangan UMKM
(Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM dengan Covid-19 sebagai variabel
menunjukkan nilai CR sebesar -1,550 dan moderasi
dengan probabilitas sebesar 0,121. Kedua Dari hasil penelitian diatas menujukan
nilai tersebut diperoleh tidak memenuhi syarat estimasi untuk pengujian Mutualisme
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR sebesar - (Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM
1,550 yang lebih kecil 1,96 dan probabilitas menunjukkan nilai CR sebesar 8,590 dan
yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dengan probabilitas 1 atau signifikan pada
dapat disimpulkan bahwa komitmen 0,10. Kedua nilai tersebut diperoleh

28
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu menunjukkan nilai CR sebesar 5,829 dengan
nilai CR sebesar 8,590 yang lebih besar dari probabilitas 1 atau signifikan pada 0,10.
1,96 dan dengan probabilitas 1 atau signifikan Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi
pada 0,10. Dengan demikian dapat syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
disimpulkan bahwa Mutualisme (koopetisi) sebesar 5,829 dengan probabilitas 1 atau
berpengaruh positif terhadap Perkembangan signifikan pada 0,10. Dengan demikian dapat
UMKM dengan Covid-19 sebagai variabel disimpulkan bahwa komitmen (koopetisi)
moderasi pada UMKM di Kecamatan Garung berpengaruh positif terhadap Perkembangan
Kabupaten Wonosobo yang artinya apabila UMKM dengan covid-19 sebagai variabel
Mutualisme (koopetisi) baik maka moderasi di Kecamatan Garung Kabupaten
perkembangan UMKM akan menjadi Wonosobo yang artinya apabila komitmen
maksimal dan begitupula sebaliknya. (koopetisi) baik maka perkembangan UMKM
6. Pengaruh Kepercayaan (Koopetisi) akan menjadi baik pula dan begitupula
terhadap Perkembangan UMKM sebaliknya.
dengan Covid-19 sebagai variabel
moderasi V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian diatas menujukan
estimasi untuk pengujian kepercayaan 5.1. Kesimpulan
(Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM 1. Simpulan pengujian hipotesis 1
menunjukkan nilai model error. Dengan H1: Mutualisme (Koopetisi) berpengaruh
demikian dapat disimpulkan Covid-19 tidak positif terhadap Perkembangan UMKM
memoderasi hubungan kepercayaan Pengujian hipotesis yang dilakukan
(koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM membuktikan bahwa ada pengaruh yang
pada UMKM di Kecamatan Garung searah antara Mutualisme (Koopetisi)
Kabupaten Wonosobo yang artinya hubungan dengan Perkembangan UMKM. Hal ini
antara kepercayaan (koopetisi) terhadap sejalan dengan penelitian (Shaferi &
Perkembangan UMKM tidak dimoderasi oleh Pinilih, 2020), (Sudarti, 2020), (Yuliartha,
covid-19. 2018), (Meutia, 2017) dan (Siregar, 2011),
7. Pengaruh Komitmen (Koopetisi) yang mengatakan bahwa Mutualisme
terhadap Perkembangan UMKM (Koopetisi) berpengaruh positif terhadap
dengan Covid-19 sebagai variabel Perkembangan UMKM.
moderasi 2. Simpulan pengujian hipotesis 2
Dari hasil penelitian diatas menujukan H2: Kepercayaan (Koopetisi) berpengaruh
estimasi untuk pengujian komitmen positif terhadap Perkembangan UMKM
(Koopetisi) terhadap Perkembangan UMKM

29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Pengujian hipotesis yang dilakukan Pengujian hipotesis yang dilakukan


membuktikan bahwa ada pengaruh yang membuktikan bahwa covid-19
searah antara Kepercayaan (Koopetisi) memoderasi hubungan Mutualisme
dengan Perkembangan UMKM. Hal ini (Koopetisi) dengan Perkembangan
sejalan dengan penelitian (Meutia, 2017), UMKM.
(Siregar, 2011), (Shaferi & Pinilih, 2020), 6. Simpulan pengujian hipotesis 6
(Sudarti, 2020) dan (Yuliartha, 2018) yang H6: Kepercayaan (Koopetisi) berpengaruh
mengatakan bahwa Mutualisme positif terhadap Perkembangan UMKM
(Koopetisi) berpengaruh positif terhadap dengan covid-19 sebagai variabel
Perkembangan UMKM. moderasi.
3. Simpulan pengujian hipotesis 3 Pengujian hipotesis yang dilakukan
H3: Komitmen (Koopetisi) berpengaruh membuktikan bahwa covid-19 tidak
positif terhadap Perkembangan UMKM memoderasi hubungan kepercayaan
Pengujian hipotesis yang dilakukan (Koopetisi) dengan Perkembangan
membuktikan bahwa tidak ada pengaruh UMKM.
yang searah antara komitmen (Koopetisi) 7. Simpulan pengujian hipotesis 7
dengan Perkembangan UMKM. Hal ini H7: Komitmen (Koopetisi) berpengaruh
sejalan dengan penelitian (Meutia, 2017), positif terhadap Perkembangan UMKM
(Siregar, 2011), (Shaferi & Pinilih, 2020), dengan covid-19 sebagai variabel
(Sudarti, 2020) dan (Yuliartha, 2018) yang moderasi.
mengatakan bahwa komitmen (Koopetisi) Pengujian hipotesis yang dilakukan
berpengaruh positif terhadap membuktikan bahwa covid-19
Perkembangan UMKM. memoderasi hubungan kepercayaan
4. Simpulan pengujian hipotesis 4 (Koopetisi) dengan Perkembangan
H4: Covid-19 berpengaruh positif terhadap UMKM.
Perkembangan UMKM
Pengujian hipotesis yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
membuktikan bahwa tidak ada pengaruh
yang searah antara Covid-19 dengan Abosag, I., Martin, F. and Ramadan, Z.
(2016),“Social media and branding in
Perkembangan UMKM.
Asia: threats andopportunities”, in
5. Simpulan pengujian hipotesis 5 Melewar, T.C., Nguyen, B. and
Schultz, D.E. (Eds),Asia Branding:
H5: Mutualisme (Koopetisi) berpengaruh
ConnectingBrands, Consumers and
positif terhadap Perkembangan UMKM Companies, Palgrave Macmillan,
London, pp. 50-65.
dengan covid-19 sebagai variabel
Adam M. Brandenburger and Barry J.
moderasi. Nalebuff (1996). "Co-opetition".
Business books, July 1, 1996 / Third

30
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Quarter 1996 / Issue 4 (originally Directions. Review of Managerial


published by Booz & Company). Science. 9. 9 (3), 577-601.
10.1007/s11846-015-0168-6.
Amin Dwi Ananda (2012). Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bresser, R. K., & Harl, J. E. (1986). Collective
(UMKM) Berbasis Industri Kreatif di strategy: Vice or virtue? The Academy
Kota Malang. Jurnal Ilmu Ekonomi Vol of Management Review, 11(2), 408–
1, No 1 (2017). Malang 427

Andy Lockett and Mike Wright, (2001), The C. Julien et al, (2016). Lithium Batteries.
syndication of venture capital Science and Technology. Springer
investments, Omega, 29, (5), 375-390 International Publishing Switzerland.

Anokhin, Andrey & Golosheykin, Simon & Combs, J.G. and Ketchen Jr., D.J. (1999),
Grant, Julia & Heath, Andrew. (2009). “Explaining inter-firm cooperation and
Heritability of Risk-Taking in performance: toward a reconciliation of
Adolescence: A Longitudinal Twin predictions from the resource‐based
Study. Twin research and human view and organizational economics”,
genetics : the official journal of the Strategic Management Journal, Vol. 20
International Society for Twin Studies. No. 9, pp. 867-888.
12. 366-71. 10.1375/twin.12.4.366.
Coviello, N.E. and Brodie, R.J. (2001),
Bengtsson, M., & Kock, S. (2000). “Contemporary marketing practices of
“Coopetition” in Business Networks— consumer and business-to-business
to Cooperate and Compete firms: how different are they?”, Journal
Simultaneously. Industrial Marketing of Business & Industrial Marketing,
Management, 29(5), 411-426. Vol. 16 No. 5, pp. 382-400.

Bengtsson, Maria & Kock, Sören. (2000). Crick, J. M. (2018), “The facets, antecedents
Coopetition in Business Networks—To and consequences of coopetition:
Cooperate and Compete anentrepreneurial marketing
Simultaneously. Industrial Marketing perspective”,Qualitative Market
Management. 29. 411-426. Research: An International Journal,
10.1016/S0019-8501(99)00067-X. Vol. 21 No. 2, pp. 253-272.Crick, J.M.
(2018), “Studying coopetition in a wine
Bouncken, R. B., & Kraus, S. (2013). industry context: directions for future
Innovation in knowledge-intensive research”, International Journal of
industries: Thedouble-edged sword of Wine Business Research, Vol. 30 No. 3,
coopetition. Journal of Business pp. 366-371.
Research,66(10), 2060–2070.
Crick, J. M., & Crick, D. (2020). Coopetition
Bouncken, R. B., Fredrich, V., Ritala, P., & and COVID-19: Collaborative
Kraus, S. (2018). Coopetition in new business-to-business marketing
productdevelopment alliances: strategies in a pandemic crisis.
Advantages and tensions for Industrial Marketing Management.
incremental and radical in-
novation.British Journal of Dahl, J. (2014). Conceptualizing coopetition
Management,29 (3), 391–410 as a process: An outline of change in
co-operative and competitive
Bouncken, Ricarda & Gast, Johanna & Kraus, interactions. Industrial Marketing
Sascha & Bogers, Marcel. (2015). Management, 43(2),272–279.
Coopetition: A Systematic Review,
Synthesis, and Future Research

31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Dollinger, M. J., & Golden, P. A. (1992). Academic Publishers, Boston,


Interorganizational and collective Dordrecht, London, pp.149–167.
strategies in small firms:
Environmental effects and Inkpen, A. C., Dinur, A. 1998. Knowledge
performance. Journal of Management, management processes and
18 (4), 695–715. international joint ventures.
Organization Science, 9: 454-468.
Ernst & Young, 2009 “Detecting Financial
Statement Fraud: What Every Manager Inno, Jemabut. (2011). Empower Traditional
Needs to Know,” E & Y LLP, London, Markets.
pp. 1-8 http://www.sinarharapan.co.id/content/
read/ (Accessed on January 25, 2017).
Fombrun, C. and Graham Astley, W. (1983),
"BEYOND CORPORATE James M. Crick. (2020) “The Dark Side of
STRATEGY", Journal of Business Coopetition: When Collaborating With
Strategy, Vol. 3 No. 4, pp. 47-54. Competitors is Harmful For Company
Performance”. Journal of Business &
Giovanna Padula & Giovanni Battista Industrial Marketing, 35/2 318-337.
Dagnino (2007). Untangling the Rise of
Coopetition The Intrusion of Jason Dana, Robyn Dawes, Nathanial
Competition in a Cooperative Game Peterson, (2013). Belief in the
Structure. (ITALY).Int. Studies of Mgt. unstructured interview: The persistence
& Org., vol. 37, no. 2, Summer 2007, of an illusion. Judgment and Decision
pp. 32–52. Making, Vol. 8, No. 5, September 2013,
pp. 512–520
Grandinetti, Roberto. (2017). Exploring the
dark side of cooperative buyer-seller John C. Narver, Stanley F. Slater, (1990). The
relationships. Journal of Business & Effect of a Market Orientation on
Industrial Marketing. 32. 326-336. Business Profitability. Journal of
10.1108/JBIM-04-2016-0066. Marketing. Volume: 54 issue: 4, page
(s): 20-35
Hannah, D. P., & Eisenhardt, K. M. (2018).
How firms navigate cooperation and Josh Lerner, (1994), The Importance of Patent
competition in nascent ecosystems. Scope: An Empirical Analysis, RAND
Strategic Management Journal, 39(12), Journal of Economics, 25, (2), 319-333
3163–3192.
Julien Granata, Mickael Geraudel, Katherine
Heimeriks, K. H., Duysters, G. 2007. Alliance Gundolf, Johanna Gast, Pierre
capability as a mediator between Marques. 2016 “Organisational
experience and alliance performance: Innovation and Coopetition Between
An empirical investigation into the SMEs: a tertius strategies approach”.
alliance capability development Int. J. Technology Management, Vol.
process. Journal of Management 71, Nos. ½,.
Studies, 44: 25-49.
Kale, P., Singh, H., Perlmutter, H. 2000.
Hipp, C., (2000). Information flows and Learning and protection of proprietary
knowledge creation inknowledge- assets in strategic alliances: Building
intensive business services: scheme for relational capital. Strategic
a conceptu-alization. In: Metcalfe, S., Management Journal, 21: 217-237.
Miles, I. (Eds.), Innovation Systems
inthe Service Economy: Measurement Kohli, Ajay K. & Jaworski, Bernard J., April
and Case Study Analysis.Kluwer 1990. “Market Orientation :The
Construct, Research Propositions, and

32
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

Managerial Implications”,Journal of Haryono, S. (2016). Metode Sem Untuk


Marketing,Vol. 54, pp. 1-18. Penelitian Manajemen Amos Lisrel
PLS.
Leite, E., Pahlberg, C. and Aberg, S. (2018),
“The cooperation-competition interplay Meutia, M. (2017). Pengaruh Tekanan
in the ICT industry”, Journal of Kompetisi Terhadap Kreativitas
Business & Industrial Marketing, Vol. Inovasi Dan Keunggulan Bersaing
33 No. 4, pp. 495-505. Ukm Batik Di Kota Pekalongan. Jurnal
Manajemen, 19(2), 280.
Ricarda B. Bounckena and Viktor Fredrich. https://doi.org/10.24912/jm.v19i2.128
2012 “Coopetition: Performance
Implications and Management Shaferi, I., & Pinilih, M. (2020). Pergeseran
Antecedents”. International Journal of Fokus Usaha Sebagai Strategi Baru
Innovation Management Vol. 16, No. 5. Umkm Dalam Menghadapi New
Normal. Jurnal Pro Bisnis, 13(2), 1–10.
Ritala, P. (2012). Coopetition strategy–when
is it successful? Empirical evidence on Siregar, S. L. (2011). Influences Of Target
innovation and market performance. Firm’s Country On The Occurrence Of
British Journal of Management, 23 (3), Coopetition.
307-324.
Sudarti, K., Islam, U., & Agung, S. (2020).
Ritala, Paavo & Hurmelinna, Pia & The Role of Co-opetition Strategy to
Blomqvist, Kirsimarja. (2009). Tug of Improve Innovation Speed and SMEs
War in Innovation–Coopetitive Service Performance, 1–27.
Development. IJSTM. 12. 255-272.
10.1504/IJSTM.2009.025390. Wuryanto, B. A. (2007). Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Ronny Baierl, Sergey Anokhin, Dietmar Word-Of-Mouth Marketing ( WoM )
Grichnik. 2016 “Coopetition in Studi Pada Hungry Buzz Diner
Corporate Venture Capital: The Semarang.
Relationship Between Network
Attributes, Corporate Innovativeness, Yuliartha, A. A. (2018). Analisis Strategi
and Financial Performance”. Int. J. Coopetition Kelompok Usaha Bersama
Technology Management, Vol. 71, Zocha Garut Menggunakan Value Net.
Nos. ½,. E-Conversion - Proposal for a Cluster
of Excellence.
Rusko, R. (2011). Exploring the concept of
coopetition: A typology for the https://economy.okezone.com/read/2017/08/1
strategic movesof the Finnish forest 6/320/1757044/hambat-
industry.Industrial Marketing perkembangan-umkm-toko-retail-
Management,40(2), 311–320. modern-di-daerah-harus-dibatasi

Sammarra, A., Biggiero, L. 2008. https://health.grid.id/read/352164159/ridwan-


Heterogeneity and specificity of inter- kamil-tangani-pandemi-covid-19-
firm knowledge flows in innovation dengan-8-indikator-anies-baswedan-
networks. Journal of Management dengan-satu-kesatuan-
Studies, 45: 800-829. epicenter?page=all

Tsang, A.H.C. (2002), " Strategic dimensions https://wartakota.tribunnews.com/2020/05/27


of maintenance management", Journal /ahmad-riza-patria-beberkan-4-
of Quality in Maintenance Engineering, indikator-psbb-di-jakarta-dapat-
Vol. 8 No. 1, pp. 7-39. diakhiri

33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 6, No. 1, Januari 2021

https://www.alinea.id/bisnis/pemerintah-
minta-pengusaha-retail-gandeng-
umkm-b1XpQ9oXl

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
52520636

34

Anda mungkin juga menyukai