SUNG WON
Disusun oleh:
Kelas : 6A
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Psycho Industrial Relationship dengan membahas
mengenai PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PT. SUNG
WON.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, kerabat dan teman-
teman, sehingga kendala-kendala yang dihadapi teratasi. Oleh karena itu saya
mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
3.2. Awal mula terjadinya perselisihan Hubungan Industrial di PT. Sung Won
Indonesia ....................................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri merupakan sektor yang sangat mempengaruhi perekonomian suatu
negara, Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta
menjelaskan bahwa sektor industri masih mampu menjadi penopang perekonomian
nasional dengan mencatatkan pertumbuhan 4,25% serta memberikan kontribusi
sebesar 19,82% terhadap PDB 2018. Industri pengolahan tembakau naik 12,06%,
industri tekstil dan pakaian jadi naik 10,82%, serta industri kulit, barang dari kulit, dan
alas kaki berkembang 12,10% dikutip dari laman media.com. Tiga sektor industri yang
mengalami kenaikan tersebut menyerap tenaga kerja yang banyak, dan menggunakan
bahan baku dari dalam negeri.
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hubungan Industrial
2.1.1. Pengertian Hubungan Industrial
4
5
Dalam hal salah satu pihak telah meminta dilakukan perundingan secara
tertulis 2 (dua) kali berturut-turut dan pihak lainnya menolak atau tidak menanggapi
melakukan perundingan, maka perselisihan dapat dicatatkan kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti-
bukti permintaan perundingan.[2]
b. Tahap perundingan:
Dalam hal salah satu pihak tidak bersedia melanjutkan perundingan, maka
para pihak atau salah satu pihak dapat mencatatkan perselisihannya kepada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat
pekerja/buruh bekerja walaupun belum mencapai 30 (tiga puluh) hari kerja. Setelah
mencapai 30 (tiga puluh) hari kerja, perundingan bipartit tetap dapat dilanjutkan
sepanjang disepakati oleh para pihak.
waktu 30 (tiga puluh) hari salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah
dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan
bipartit dianggap gagal.
2.3.2. Tripartit
Alur dalam arbitrase pun tidak banyak perbedaan, kecuali soal pengajuan ke
PHI. Penggugat diberikan waktu maksimal 7 hari untuk mengajukan nama arbiter.
Kemudian, arbiter harus mengangkat ketua majelis maksimal 30 hari setelah pihak
yang berselisih menyampaikan kesepakatannya.
Jika pihak yang berselisih tidak menyerahkan daftar nama arbiter, ketua
pengadilan akan mengambil alih keputusan. Pengangkatan arbiter didasarkan pada
ketetapan menteri. Setelah itu, arbiter memiliki waktu maksimal 30 hari untuk
menyelesaikan konflik.
Adapun tugas dan wewenang majelis hakim, antara lain menerima dokumen
dari penggugat, memeriksa perselisihan, serta membuat putusan. Sementara itu,
panitera pengganti bertugas mencatat pelaksanaan sidang, membuat konsep
putusan, menyusun berita acara, dan melaporkan hasil persidangan. Panitera
pengganti bersama majelis hakim juga harus menentukan jadwal sidang
perselisihan hubungan industrial.
PEMBAHASAN
3.1. Profil Perusahaan Dan Serikat Pekerja
3.1.1. Profil perusahaan
a. Nama perusahaan : SUNG WON INDONESIA
b. Alamat : Jl. Tanjungpura No.262 Karawang Jawa
Barat, Indonesia
c. Telepon : (62-267)401-191~3
d. Fax : (62-267)401-194~5
e. Email : ptsungwon@ptsungwon.com
15
16
Namun, bukan hanya menuntut mengenai PHK sepihak, para buruh pun
menuntut adanya upah lembur yang tidak diberikan kepada para karyawannya.
Tentu hal ini semakin membuat para buruh semakin kecewa. Hingga akhirnya para
pekerja menyuarakan kekecewaannya dengan melakukan aksi demonstrasi di depan
PT. Sung Won Indonesia pada tanggal 7 januari 2019.
Para pekerja menuntut agar Bung Dadang dan sekitar 80 rekannya kembali
bekerja di PT. Sung Won Indonesia, dan menuntut hak upah lembur yang tidak
dibayarkan oleh pihak perusahaan. Pihak perusahaan tidak tinggal diam, diwakili
oleh Pak Imam sebagai konsultan hukum dan Pak Agus selaku HRD PT.Sung Won
Indonesia menjelaskan bahwa apa yang dilakukan perusahaan dengan melakukan
PHK kepada sekitar 80 karyawannya merupakan langkah efisiensi dari perusahaan,
18
adapun jam kerja yang melebihi jam pulang yaitu yang seharusnya keluar jam
setengah lima sore menjadi lebih itu karena skorsing tidak mencapai target.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Perselisihan yang terjadi di PT. Sung Won Indonesia dilatar belakangi
adanya Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak oleh perusahaan dan
tidak dibayarkannya upah lembur para pekerja yang akhirnya memancing
para pekerja untuk melakukan aksi demonstrasi di depan PT. Sung Won
Indonesia pada tanggal 7 Januari 2019. Namun pihak perusahaan berdalih
bahwasannya apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam melakukan
PHK adalah melakukan efisiensi dan untuk lembur pekerja dianggap
sebagai skorsing akibat tidak mencapai target.
2. Penyelasaian perselisihan yang terjadi di PT. Sung Won Indonesia diawali
adanya demonstrasi yang dilakukan para pekerja yang tergabung dalam
FSP TSK SPSI. Kemudian dilakukan perundingan bipartit antara pihak
perusahaan dengan pihak pekerja. Tuntutan yang diajukan oleh pihak
pekerja adalah untuk kembali mempekerjakan pekerja yang di PHK secara
sepihak. Namun pihak perusahaan tetap pada pendiriannya untuk tetap
memPHK pekerjanya. Mengetahui pihak perusahaan tidak menerima
tuntutan pekerja, Kepala Disnakertrans Karawang Bapak Suroto
menegaskan bahwa apabila perusahaan tidak membayarkan upah lembur
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
dan pihak Disnakertrans bersedia memfasilitasi proses penyelesaian
perselisihan yang terjadi di PT. Sung Won Indonesia.
4.2. Saran
1. Pihak pekerja yang diwakili oleh serikat pekerja sebaiknya mengikuti
proses penyelesaian perselisihan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
No 2 Tahun 2004, yang dimulai dengan pengajuan perundingan bipartit
kepada perusahaan, bukan langsung melakukan aksi demonstrasi
21
22
Portaljabar.net. (2019, 8 Januari). Terkait PHK Sepihak, PT. Sung Won Indonesia
Didemo Ratusan Buruh. Diakses pada 8 Mei 2020 dari
https://portaljabar.net/web/16661/terkait-phk-sepihak-pt-sung-won-
indonesia-didemo-ratusan-buruh.html.
FSP TSK SPSI. (2019, 27 November). AD ART FSP TSK SPSI. Diakses pada 10
Mei 2020 dari https://sptsk-spsi.org/ad-dan-art-fsp-tsk-spsi.
23