Anda di halaman 1dari 4

Bali

Bali merupakan tempat pemasaran potensial untuk berbagai jenis buah-buahan dan
produk tanaman hortikultura karena kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke
daerah itu yang cenderung meningkat. Demikian pula masyarakat Bali yang jumlahnya terus
bertambah memiliki kecenderungan peningkatan permintaan yang signifikan terhadap buah
yang digunakan untuk konsumsi maupun kebutuhan upacara ritual. Bali memiliki
karakteristik dimana tanahnya subur dan tutupan lahan yang baik. Tercatat komoditas buah
pisang paling banyak produksinya sebesar 273.352 ton.
BANTEN

Komoditas Unggulan Daerah Banten ini terletak pada jenis herbal yaitu komoditas
Lengkuas, dimana produksinya mencapai 2.148.668 ton. Diketahui bahwa pemerintah daerah
Banten mendorong petani terus mengembangkan tanaman lengkuas atau laja merah karena
permintaan pasar cenderung meningkat. Misalnya di Kabupaten Lebak, Banten yang digeluti
oleh usaha Kelompok Tani (Koptan) Cendana seluas 12 hektare. Mereka memiliki 10
kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 250 orang. Mereka mengembangkan tanaman
herbal karena permintaan pasar cenderung meningkat belakangan ini.
Petani mengembangkan tanaman obat ini sejak tahun 2011 dan berkembang hingga
kini mampu memberikan pendapatan ekonomi cukup baik untuk kesejahteraan petani.
Produksi tanaman herbal (lengkuas) ini dipasok ke wilayah Banten dan DKI Jakarta untuk
bahan jamu maupun pengobatan. Tanaman herbal (lengkuas) di Kabupaten Lebak, Banten
tumbuh subur karena lahan pertaniannya di bawah 500 permukaan air laut.
Kalimantan Barat

KELAPA Sawit diyakini bisa meningkatkan elektrifikasi di Provinsi Kalimantan


Barat (Kalbar). Hal ini mengingat di Kalbar merupakan penghasil sawit yang bisa dijadikan
biofuel sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) maupun biomassa.
pembangkit listrik biomassa ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan elektrifikasi,
terutama di desa-desa sekitar kebun sawit. Manfaat listrik desa dari biomassa sawit ini bisa
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan kebun sawit maupun hutan dan wilayah pedalaman. Manfaat lainnya mengurangi
beban subsidi bahan bakar minyak (fosil) untuk pembangkit listrik. Selain itu juga mereduksi
potensi emisi gas rumah kaca dari sektor pembangkit listrik.
Data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalbar menyebutkan
dari 2.130 desa/kelurahan, terdiri dari desa berlistrik dari PLN sebanyak 1.451 (68%), desa
berlistrik non-PLN sebanyak 225 (11%) dan sisanya 454 desa (21%) belum teraliri listrik.
Diketahui, total luas kebun sawit di Kalbar sebanyak 1.455.182 hektare (ha) atau
berada di urutan ketiga secara nasional di bawah Provinsi Riau seluas 2.430.508 hektare dan
Sumatra Utara (Sumut) 1.445.725 hektare.
Kalbar memiliki 70 pabrik kelapa sawit (PKS) dengan total produksi minyak sawit
mentah (crude palm oil) atau CPO tiap tahunnya sekitar 3,396 juta ton. Jika industri ini
terintegrasi, minyak sawit mentah yang populer disebut crude palm oil (CPO) itu kemudian
bisa diproses menjadi aneka produk hilir. Sayangnya, Kalbar belum mampu mengoptimalkan
industri hilir CPO selain minyak goreng.
Padahal, keberadaan rantai industri CPO yang terintegrasi dari hulu (upstream) ke
hilir (downstream) akan menghasilkan nilai tambah sangat besar. Selain itu, industri jasa
penunjang seperti logistik, distribusi dan pergudangan akan bertumbuh lebih pesat.
Untuk mendukung pertumbuhan industri jasa yang pesat, proyek infrastruktur dasar
tentu harus tersedia lebih dahulu. Keberadaan rantai industri CPO yang kokoh sudah
semestinya akan menciptakan peluang dagang baik domestik maupun ekspor. Jika ini terjadi,
penerimaan dana segar ke kas daerah akan ikut menggelembung.
Namun, untuk mewujudkan industrialisasi CPO yang terintegrasi, Kalbar
membutuhkan perjalanan cukup panjang, penuh tantangan, dan problematika yang cukup
rumit. Tak heran bila masa depan provinsi ini untuk memiliki sejumlah pabrik pengolahan
CPO masih menghadapi jalan terjal. Kalbar masih harus menyelesaikan sejumlah tahapan
menuju penghiliran industri CPO supaya investor tidak segan lagi melirik dan membangun
pabrik-pabrik pengolahan CPO di sana.

Anda mungkin juga menyukai