Anda di halaman 1dari 25

Teknik Dokumentasi

Penerapan Internet of Things (IoT) di Bidang Pertanian

Oleh :
1. I Made Genadi Dharma Slawa (1941720070/TI-1A)
2. M. Ardli Aqdama (1941720124/TI-1A)
3. Wildan Ahmad Fachrurrozi (1941720136//TI-1A)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah tentang Penerapan Internet of Things (IoT) di
bidang pertanian ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah tentang Teknologi Monitoring Lahan Pertanian
untuk Menciptakan Hasil yang Maksimal dan Berkualitas
Namun kami sangat menyadari bahwa dalam laporan kami ini masih terdapat banyak
kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dari para pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan laporan praktikum berikutnya.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat menggerakkan manusia Indonesia, khususnya
kita untuk lebih berkarya dan berinovasi sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia
sehingga mampu meningkatkan image bangsa di mata bangsa di dunia.

Malang, 07 November
2019

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………....ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………….2
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………2
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi DiBidang Pertanian ……………………………………………….4
B. Jenis Jenis Teknologi DiBidang Pertanian ………………………………………………..6
C. Teknologi Pertanian Yang DiKembangakan Untuk Membantu
Pertanian……………………………………………………………………….. …………....8
D. Cara Kerja Teknologi Bidang Pertanian …………………………………………………11
E. Dampak yang dihasilkan dari Teknologi Tersebut …………………………………...…..19
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………………………………………………….....21
B. Saran ……………………………………………………………………………………...21
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………22


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1 Desain Smart Irigasi………………………………………………………………11


Gambar 2.4.2 Dashboard Aplikasi Smart
Irigasi…………………………………………………………………………………………….12
Gambar 2.4.3 Mekanisme SMS Smart
Irigasi…………………………………………………………………………………………….13
Gambar 2.4.4 Desain Sistem Monitoring Kelembaban
Tanah……………………………………………………………………………………………..14
Gambar 2.4.5 Skema Rangkaian Sistem…………………………………………………………15
Gambar 2.4.6 Hasil Monitoring Kelembaban
Tanah…………………………………………………………………………………………….15
Gambar 2.4.7 Nilai Kelembaban Udara dan Suhu………………………………………………17


DAFTAR TABEL

Tabel 2.4.1 Simulasi Penentuan Lebar Buka Tutup Pintu………………………………………14


Tabel 2.4.2 Tabel Hasil Bacaan Sensor…………………………………………………………15
Tabel 2.4.3 Tabel Hasil Pengujian Sensor DHT-
11……………………………………………………………………………………………….16
Tabel 2.4.4 Tabel Hasil Pengujian Delay………………………………………………………17


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting sebagai roda
penggerak ekonomi negara. Pertanian masih berada di posisi teratas selain sektor
perdagangan dan sektor konstruksi. Dengan demikian, sektor pertanian mampu
mengangkat citra Indonesia di mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang cukup
produktif.
Selain diuntungkan oleh kondisi iklim dan sumber daya alam yang mendukung,
pertanian di Indonesia juga didukung oleh sumber daya manusianya. Banyak petani masih
memegang dan menggunakan cara-cara konvensional dalam hal menentukan tanaman,
cuaca, masa panen dan pasca panen. Cara tersebut sudah ada sejak dulu dan dilakukan
turun temurun hingga sekarang.
Pada masa lampau, pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan
memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk
menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis. Hal ini
dicapai dengan memusatkan perhatian pada bahan-bahan pokok seperti beras, jagung,
gula, dan kacang kedelai. Tetapi, dengan adanya penurunan tajam dalam hasil
produktivitas panen dari hampir seluruh jenis bahan pokok, ditambah mayoritas petani
yang bekerja di sawah kurang dari setengah hektar, aktivitas pertanian kehilangan potensi
untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan.
Namun, teknik budidaya pertanian yang benar dan tepat guna belum dilakukan. Di
lapangan, pertanian dilakukan berdasarkan naluri dan pengalaman. Jarang sekali petani di
Indonesia yang berasal dari kalangan terdidik yang sudah memiliki bekal pengetahuan
yang cukup tentang pertanian.
Misalnya, pemberian pupuk dengan dosis yang tepat, penanganan hama yang
benar, ataupun proses pasca panen yang seharusnya dilakukan sehingga nilai jual produk
lebih tinggi. Selain itu, benih yang digunakan sebagai bahan tanam bukanlah benih
bersertifikat.

1
Akibatnya, hasil pertanian yang seharusnya dapat dimaksimalkan dengan sangat
baik, malah mendatangkan kerugian. Tidak hanya bagi petani, namun juga bagi para
konsumen. Jika hal ini terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin akan terjadi krisis
pangan pada di masa yang mendatang. Oleh karena itu, solusi perlu dicari dan diterapkan
untuk mencegah hal tersebut.
Dengan adanya teknologi bidang pertanian membuat petani semakin mudah dan
semakin bersinergi. Oleh karena itu, diharapkan di masa mendatang, profesi petani bukan
lagi pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Pertanian di Indonesia juga memiliki
peluang dan tantangan yang harus dihadapi.
Teknologi pertanian terbaru di Indonesia bisa dikatakan berkembang cukup pesat.
Tentu saja teknologi ini telah menarik perhatian berbagai kalangan, bahkan tidak hanya
orang-orang yang bergerak di bidang pertanian saja, orang-orang awam juga penasaran
dengan teknologi penemuan pertanian terbaru itu.
Teknologi pertanian tidak hanya berupa mesin ataupun alat-alat berat. Namun,
dunia Teknologi Informasi juga dapat menjadi lahan yang baik untuk menciptakan
inovasi-inovasi baru dalam teknologi pertanian. Contohnya adalah dengan menerapkan
sensor-sensor yang dapat membantu memonitor lahan pertanian sehingga kerusakan
akibat hama ataupun hal-hal lain dapat dicegah lebih dini.
Penerapan sensor-sensor tersebut dikenal dengan penerapan Internet of Things
(IoT) di bidang pertanian. Internet of Things adalah sebuah konsep dimana objek tertentu
memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan wifi, jadi proses ini tidak
memerlukan interaksi dari manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Semua sudah
dijalankan secara otomatis dengan program. Unsur pembentuk IoT dalam membuatnya,
termasuk kecedasan buatan, sensor, konektivitas dan berbagai pemakaian perangkat yang
ukurannya kecil.
Istilah “Internet of Things” terdiri atas dua bagian utama yaitu Internet yang
mengatur konektivitas dan Things yang berarti objek atau perangkat. Secara sederhana,
kamu memiliki “Things” yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan
mengirimkannya ke Internet. Data ini dapat diakses oleh “Things” lainnya juga.
Menurut metode identifikasi RFID (Radio Frequency Identification), istilah IoT
tergolong dalam metode komunikasi, meskipun IoT juga dapat mencakup teknologi
sensor lainnya, teknologi nirkabel atau kode QR (Quick Response).

2
Dengan semakin boomingnya IoT belakangan ini yang menerapkan sistem serba
otomatis tanpa memerlukan tenaga yang besar dalam implementasinya dapat membuat
petani menjadi terbantu untuk meringankan bebannya sehingga petani dapat fokus pada
hal-hal lain guna menciptakan hasil pertanian yang terbaik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah:
1. Apa itu teknologi dibidang pertanian?
2. Apa saja jenis-jenis teknologi di bidang pertanian?
3. Apa saja teknologi yang dikembangkan untuk membantu di bidang pertanian?
4. Bagaimana desain dan cara kerja teknologi yang dapat membantu di bidang pertanian
tersebut?
5. Bagaimana dampak yang dihasilkan dari teknologi tersebut?
6. Apa peranan dan manfaat teknologi bagi pertanian?
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah tersebut, dapat dijelaskan tujuan pembahasan diantaranya:
1. Menjelaskan pengertian teknologi dibidang pertanian
2. Menjelaskan jenis-jenis teknologi dibidang pertanian
3. Menjelaskan teknologi yang dikembangkan untuk membantu di bidang pertanian
4. Menjelaskan bagaimana cara kerja teknologi yang dapat membantu di bidang pertanian
tersebut
5. Menjelaskan dampak yang dihasilkan dari teknologi tersebut
6. Menjelaskan peranan dan manfaat teknologi bagi pertanian

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian teknologi dibidang pertanian


Masyarakat pertanian pada zaman dulu melakukan aktivitas pertanian secara
manual atau dengan kata lain pertanian yang masih tradisional. Pertanian yang
menggunakan tenaga manusia seutuhnya pastilah sangat terbatas. Pentingnya aplikasi
teknologi pertanian dikarenakan keberadaan teknologi yang sudah sedemikian besar
pengaruhnya terhadap kesuksesan sebuah pertanian dilihat dari segi kualitas dan kuantitas
produksi yang dihasilkan. Dengan berkembangnya aplikasi teknologi pertanian tersebut
dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi komponen masyarakat.
Teknologi Pertanian merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada
kegiatan pertanian. Definisi lain tentang Teknologi pertanian menurut para ahli adalah
merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam
untuk kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi pertanian merupakan penerapan
kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem
produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu
pertanian budidaya produksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan
hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan,
pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan
teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal
dari budidaya sampai pemasaran.
(Mosher, 1985)mengemukakan bahwa teknologi merupakan salah satu syarat
mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru
pada suatu usahatani menurut(Hernanto, 1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan
yaitu :
1) Secara teknis dapat dilaksanakan
2) Secara ekonomi menguntungkan
3) Secara sosial dapat diterima dan
4) Sesuai dengan peraturan pemerintah.

4
Menurut (Murdikanto, 1993) Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh
petani apabila memenuhi syarat seperti :
1) Memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);
2) Teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3) Kesesuaian dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
4) Teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
5) Penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6) Tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan
Dunia industri yang sedang memasuki era revolusi industri 4.0 yang dicirikan
dengan digitalisasi proses industri. Ciri dari digitalisasi industri dapat dilihat dengan
penggunaan teknologi canggih seperti robotisasi, kecepatan akses informasi hingga
digunakannya teknologi nirkabel. Sehingga, revolusi Industri 4.0 ini sangat
mengedepankan kecepatan dan ketepatan dalam suatu proses industri.
Sektor pertanian yang dianggap sebagai hulu industri perlu diterapkan teknologi-
teknologi yang ada pada revolusi industri 4.0. Penerapan robotisasi dan penggunaan
sensor-sensor yang berkaitan dengan proses cocok tanam hingga panen dapat mendukung
para petani dalam proses budidaya. Apalagi, ditambah dengan adanya pengintegrasian dari
teknologi-teknologi tersebut.
Pengintegrasianantara robotisasi dan penggunaan sensor ini biasanya dikenal
dengan Internet of Things (IoT). Internet of Things (IoT) ini memanfaatkan adanya koneksi
internet untuk menghubungkan berbagai komponen yang terkait dengan kecepatan transfer
data yang tinggi sehingga dapat memberikan informasi yang cepat. Contohnya, saat
tanaman mengalami serangan hama atau pun layu karena kurang air dapat langsung
ditangkap oleh sensor kemudian informasi tersebut dikirim dengan cepat kepada para
petani. Kecepatan akses terhadap informasi ini sering dikenal dengan realtime technology.
Adanya IoT dan real time technology ini tidak hanya digunakan untuk petani dalam
mengurusi lahan pertaniannya saja. Melainkan dapat mengintegrasikan berbagai
stakeholder yang dapat mendukung dihasilkannya produk pertanian yang berkualitas baik.
Stakeholder-stakeholder tersebut meliputi petani, peneliti, dan lembaga pemerintah.
Mereka memiliki peran masing-masing seperti petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan
budidaya,peneliti dapat menjadi pihak yang memberikan masukan dalam penanganan
masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

5
B. Jenis-jenis teknologi dibidang pertanian
Pertanian di Indonesia banyak masih menggunakan teknologi tradisional dikarenakan
kondisi Indonesia yang subur dan tidak kekurangan air. Terlebih Indonesia terletak di
cincin pegunungan api sehingga tanah Indonesia sangat subur. Dengan keadaan seperti ini
maka Indonesia bisa menjadi Negara penghasil pangan terbesar di dunia dengan penerapan
teknologi-teknologi maju. Dengan kebutuhan yang cukup tinggi akan bahan makanan
dapat dikatakan bahwa dengan teknologi pertanian yang maju hasil yang didapat dari hasil
pertanian akan cukup besar. Rantai pasokan untuk pertanian saat ini sangat tidak
menguntungkan karena manajemen yang tersebar dan kurangnya titik temu dalam
pertanian, sehingga rasa aman, efisiensi, operasi yang mulus dan sempurna dalam system
network produksi pertanian tidak dapat diterapkan. Teknologi Internet of Things dapat
menyelesaikan masalah di atas dengan solusi yang efisien dan layak digunakan. Pada saat
ini, Internet of Things (IoT), dengan waktu yang realtime dan akurat, dapat memberikan
perubahan pada rantai pasokan pertanian dan menyediakan teknologi yang membuat
pasokan logistik pertanian lancar.
Teknologi IoT menggunakan aplikasi yang memproses informasi dan infrastruktur.
Aplikasi Internet of Things (IoT) mirip dengan realisasi dari pengetahuan produksi
pertanian, manajemen, pengambilan keputusan, yang terkait dengan produksi pertanian.
Aplikasi Internet Of Things (IoT) meliputi fasilitas psoes data pertumbuhan tanaman,
manajemen digital dari produksi, pembagian data, user Interface dan service intelligent
network serta decision-making.
Kekuatan IoT cocok sekali diimplementasikan pada bidang pertanian karena
karakteristik bidang pertanian, yang berpotensi sekali disentuh oleh IoT. Berikut contoh-
contoh aplikasi IoT pada bidang pertanian:
1. Optimasi produk
Optimasi produk pertanian dipengaruhi situasi-situasi tertentu seperti perkiraan
cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan pasar terhadap tanaman tertentu. Untuk
menghasilkan keputusan yang tepat petani membutuhkan data real-time tentang
kondisi cuaca saat itu. Teknologi wireless, Sistem GPS dan cloud bisa membantu
petani untuk hal ini.
2. Penanggulangan hama
Pengawasan jumlah hama menggunakan sensor network bisa menjadi solusi.
Apabila sensor mendeteksi jumlah hama pengganggu terlalu tinggi, informasi ini bisa

6
disampaikan pada sistem otomatis pengontrol hama untuk diambil tindakan. Ini bisa
menggantikan penggunaan pestisida di beberapa kasus.
3. Penggunaan sumber daya secara efektif
Sumber daya utama pada pertanian adalah air dan unsur hara tanah. Komponen ini
harus digunakan secara efisien. Kekurangan air dan unsur hara tanah adalah musuh
utama yang bisa menyebabkan gagal panen. Sehingga penggunaannya harus dikelola
dan dikontrol secara rinci dan tepat. Menggunakan kekuatan IoT, petani bisa
mengukur, dan mendeteksi dari dini kekurangan komponen-komponen utama dalam
pertanian ini. Lalu secara efisien, bisa mengelola penggunaan energi yang digunakan.
Semuanya secara real-time.
4. Optimasi operasi produksi
Operasi produksi pertanian meliputi pemupukan, penyemprotan hama dan panen.
Semua kegiatan ini menggunakan mesin- mesin atau peralatan khusus. Dengan
menggunakan IoT, petani bisa mengetahui secara real-time posisi peralatan mereka.
Dengan adanya data tersebut mereka melakukan analisa dan menentukan dengan tepat
di mana daerah operasi produksi dengan efisien. Ini akan berdampak pada hasil
pertanian mereka.
Harapan dari penerapan IoT dalam pertanian adalah untuk menghasilkan produk
pertanian yang berkualitas. Produk berkualitas ini merupakan hasil penanganan masalah di
lapangan serta penerapan hasil riset yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan
komunikasi yang berlangsung cepat antar-stakeholder sehingga dapat mempercepat proses
penanganan masalah maupun penerapan teknologi budidaya yang tepat.
Selain itu, penerapan IoT dalam pertanian diharapkan dapat mendekatkan hubungan
dari setiap stakeholder. Hubungan yang lebih dekat dapat membuat kegiatan budidaya
memiliki daya keberlanjutan yang baik disamping produk berkualitas baik. Sehingga
penerapan IoT ini dapat memberikan berbagai keuntungan bagi pertanian Indonesia seperti
diterapkannya precision farming dan smart farming.
C. Teknologi yang Dikembangkan untuk Membantu Pertanian
Karena kemajuan teknologi, termasuk sensor, perangkat, mesin, dan teknologi
informasi. Pertanian saat ini secara rutin menggunakan teknologi canggih seperti robot,
sensor suhu dan kelembaban, gambar udara, dan teknologi GPS. Perangkat canggih dan
pertanian ini semua terintegrasi dengan internet sehingga tercipta IoT itu sendiri. IoT yang
presisi serta sistem robot ini memungkinkan bisnis menjadi lebih menguntungkan, efisien,

7
lebih aman, dan lebih ramah lingkungan. Adapun berbagai macam teknologi yang
dikembangkan dengan mengadopsi Internet of Things diantaranya:
1) Smart Irigasi
Irigasi adalah suatu upaya untuk pengelolaan dan penyediaan air untuk menunjang
kebutuhan pertanian. Irigasi membutuhkan biaya yang besar baik untuk pengadaan
sarana, prasarana, pengelolaan dan proses pemeliharaan. Pengaturan dengan cara yang
tepat adalah suatu kebutuhan agar pengelolaan air irigasi dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Volume air yang digunakan dipengaruhi beberapa faktor, baik dari keadaan
alam juga berkembangnya kegiatan manusia. Pada pelaksanaannya sering terjadi debit
air yang mengaliri saluran irigasi mengalami pasang surut pada waktu yang tidak bisa
ditentukan sehingga diperlukan sistem yang mampu mengatur buka tutup pintu dari
bendungan supaya air terawasi dengan baik. Untuk saat ini sistem buka tutup pintu
bendungan irigasi dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga harus ada petugas
yang siaga agar debit air tidak meluap.
Smart Irigasi merupakan sebuah rancangan teknologi masa kini yang
memungkinkan dapat menjadikan solusi praktis untuk melakukan monitoring dan
kontroling terhadap sistem saluran irigasi, sensor-sensor yang terintegrasi akan
mengirimkan data untuk melakukan monitoring melalui jaringan internet pada
lingkungan sistem irigasi meliputi suhu,cuaca, debit air yang mengalir serta ketinggian
air pada saluran sistem irigasi, dan juga dapat melakukan kontrol sistem buka tutup
pintu bendungan secara otomatis disertai dengan ada nya pemberitahuan baik melalui
website ataupun SMS jika sewaktu-waktu air meluap. Sehingga dengan adanya Smart
Irigasi diharapkan mampu meringankan beban kerja manusia dalam melakukan
monitoring dan kontroling pada suatu sistem aliran irigasi.
Smart irigasi akan dibangun guna mengontrol dan memonitoring aktivitas saluran
irigasi seperti, memantau debit air, suhu udara, ketinggian air , deteksi hujan dan sistem
otomatisasi buka tutup pintu bendungan , sehingga diharapkan pasokan air dari saluran
irigasi dapat lebih optimal juga meringankan pekerjaan manusia karena dengan sistem
smart irigasi, aktivitas dapat dipantau dari jarak juga baik menggunakan smartphone,
personal komputer, maupun laptop.
2) Sistem Monitoring Kelembaban Tanah, Kelembaban Udara, Dan Suhu Pada Lahan
Pertanian Menggunakan Protokol MQTT

8
Sebagai negara yang mempunyai sumber daya alam dan luas wilayah yang cukup
besar, bidang pertanian memiliki potensi yang sangat besar sebagai pendapatan negara.
Selain itu, sektor pertanian merupakan salah satu sektor paling penting yang
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang
paling penting pada bidang pertanian adalah kualitas lahan pertanian. Semakin bagus
lahan pertanian maka hasil pertanian juga akan semakin meningkat. Faktor paling
penting yang mempengaruhi kualitas lahan pertanian yaitu kelembaban tanah,
Kelembaban udara dan suhu udara merupakan kondisi lingkungan yang dapat
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. kehidupan unsur - unsur biologi
yang ada terkandung dalam tanah diantaranya inang, patogen, dan juga
mikroorganisme lain yang bermacam - macam, sangat dipengaruhi oleh faktor
kelembaban tanah. Apabila kelembaban tanah terlalu tinggi, maka peningkatan
aktivitas zoospora yang disebabkan oleh Phytium sp dapat mengganggu kesehatan
tanaman. Permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan adanya sistem monitoring
yang berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memudahkan untuk mengukur dan
memantau kondisi tanah dan tanaman. Semakin berkembangnya kemajuan bidang
teknologi sekarang ini, hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat suatu sistem atau
alat yang berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memonitoring secara real time
kondisi lahan pertanian dengan memanfaatkan sensor kelembaban tanah, kelembaban
udara dan suhu.
Dari penjelasan diatas, di rancanglah sebuah alat monitoring kelembaban tanah,
kelembaban udara dan suhu agar dapat memudahkan para petani untuk memantau
kualitas lahan pertanian mereka. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi
sekarang ini penulis dapat menemukan suatu sistem yang berbasis Internet of Things
(IoT) yang berguna untuk mempermudah dan mengoptimalkan aktivitas petani sehari-
hari. Alat ini dapat memonitoring kelembaban tanah, kelembaban udara dan suhu pada
lahan pertanian untuk mengetahui kualitas tanah yang dibutuhkan oleh petani saat
mengolah lahan mereka. Maka dari itu petani dapat menentukan tindakan untuk
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas hasil pertanian dan juga untuk
meminimalisir kemungkinan kerusakan pada hasil pertanian yang disebabkan oleh
lahan pertanian kurang bagus karena tidak dilakukan monitoring secara terus menerus
untuk mengetahui kualitas tanah. Penggunaan alat tersebut dapat dilakukan secara real
time dan dapat di atur waktu monitoring melalui mikrokontroler. Maka dari itu petani

9
dapat memonitoring secara langsung dan terjadwal bagaimana kondisi lahan pertanian
mereka. Sistem ini dirancang dengan menggunakan protokol MQTT (Message
Queuing Telemetry Transport), karena protokol MQTT merupakan sebuah sistem
pengiriman yang dapat menunjang perancangan IoT. Protokol MQTT juga termasuk
salah satu protokol jenis TCP/IP yang efektif digunakan untuk pengiriman data.
Protokol ini juga menunjang platform IoT Webserver Thingsboard yang juga akan
digunakan pada sistem ini. Tampilan pada web server Thingsboard juga sangat mudah
dipahami dan juga dibaca oleh pengguna. Jadi rancangan dari penggunaan sistem ini
dapat diaplikasikan kepada petani agar mereka dapat memonitor lahan pertanian
mereka secara langsung meskipun memiliki kesibukan lain.
D. Cara Kerja Teknologi Bidang Pertanian
Efisiensi dan produktivitas akan meningkat ketika masa “precision agriculture”
akan semakin besar dan pertanian semakin terhubung. Hasil estimasi menunjukan bahwa
di tahun 2020, lebih dari 75 juta alat IoT pertanian akan digunakan dan rata-rata petani
akan menghasilkan data sebanyak 4,1 juta data di tahun 2050. Oleh karenanya, bagaimana
desain dan cara kerja alat-alat tersebut harus dijelaskan. Berikut akan dijelaskan bagaimana
desain dan cara kerja alat-alat yang telah disebutkan pada poin sebelumnya.

1. Smart Irigasi
a. Desain

Gambar 2.4.1 Desain Smart Irigasi

10
Perangkat Smart Irigasi terdiri dari 4 sensor yang terhubung pada
microcontroller Wemos D1 mini diantaranya, sensor waterflow yang berfungsi
sebagai sensor untuk menghitung debit air yang mengalir pada sistem irigasi, kedua
sensor suhu yang berfungsi mendeteksi suhu sekitar , ketiga sensor hujang yang
berfungsi sebagai pendeteksi cuaca , kemudian sensor water level untuk mendeteksi
ketinggian air dari sistem saluran irigasi. Kemudian pada perangkat Smart Irigasi
dibenamkan servo dan modul gsm sebagai alat kontrol sistem irigasi, servo
berfungsi sebagai motor penggerak untuk menutup-buka pintu bendungan sesuai
ketinggian air secara otomatis, dan modul gsm berfungsi untuk mengirimkan
pemberitahuan melalui sms jika air pada saluran irigasi sedang meluap.
b. Cara Kerja
Smart Irigasi memungkinkan untuk melakukan kontrol dan monitoring
sistem irigasi jarak jauh, sensor-sensor yang terpasang pada sistem irigasi
terkoneksi dengan jaringan internet. Data dari sensor akan dikirimkan melalui
jaringan internet secara real-time. User dapat melakukan aktivitas kontrol dan
monitoring dengan membuka alamat website yang telah dibuat untuk menampilkan
data-data dari sensor yang ada pada sistem Smart Irigasi. Untuk mengakses
server/website pada sistem Smart Irigasi user dapat menggunakan personal
komputer/laptop atau dengan menggunakan smartphone

11
Gambar 2.4.2 Dashboard Aplikasi Smart Irigasi

Terdapat beberapa panel-panel yang menyajikan data dari sensor-sensor yang


berada pada sistem Smart Irigasi. diantaranya adalah:
● Suhu
Panel pertama menampilkan data suhu saat ini (realtime) di kawasan sistem
irigasi, data suhu akan berubah-ubah sesuai suhu yang ada pada wilayah irigasi.
Data suhu ditangkap sesuai dengan suhu sekitar menggunakan sensor dht11
lalu ditransmisikan oleh microcontroller melalui jaringan internet sehingga
hasil nya akan tampil di server/web.
● Cuaca
Panel kedua menampilkan status cuaca saat ini, data yang ditampilkan
menggunakan sensor raindrop, jika pada sensor terdeteksi air, maka sensor
akan mengirimkan data dengan status hujan, gambar icon pada panel akan
berubah menjadi awan hujan seperti pada gambar di bawah.
● Debit Air
Panel ketiga menampilkan debit air yang mengalir pada sistem irigasi, sensor
yang digunakan adalah Water Flow Sensor Type , Sensor tipe ini memiliki
rotor dan transduser hall-effect didalamnya untuk mendeteksi putaran rotor
ketika air melewatinya. Putaran tersebut akan menghasilkan pulsa digital yang
banyaknya sebanding dengan banyaknya air yang mengalir melewatinya.
Jumlah pulsa digital yang dibaca di konversikan kedalam satuan liter per menit.
● Ketinggian Air
Panel keempat menampilkan tinggi air, sensor yang digunakan yaitu Water
Level Sensor dengan level 0 s/d 4 cm. sensor dicelupkan kedalam bejana yang
berisi air, ketika air berada pada permukaan sensor nilai masukan berupa
analog yang dikonversikan kedalam satuan centimetre (cm).
Selain itu, Smart Irigasi juga akan mengirimkan SMS jika ketinggian air
terdeteksi sedang tinggi/meluap.

12
Gambar 2.4.3 Mekanisme SMS Smart Irigasi
Mekanisme pengiriman SMS dilakukan ketika sensor water level
mendeteksi level air tertinggi kemudian microcontroller akan mengirimkan SMS
kepada nomor yang telah ditentukan, pesan yang akan diterima. Pada saat simulasi
penentuan lebar buka tutup pintu bendungan seperti tabel di bawah:
Tabel 2.4.1 Simulasi Penentuan Lebar Buka Tutup Pintu

Ketinggian Air Bukaan Pintu

0-1 cm Tertutup 100%

1-2 cm Terbuka 25%

2-3 cm Terbuka 50%

3-4 cm Terbuka 75%

>4 cm Terbuka 100%

Ketentuan buka tutup pintu bendungan dapat disesuaikan sesuai dengan


kondisi atau aturan buka tutup pintu bendungan sistem irigasi yang diterapkan pada
suatu lokasi.

13
2. Sistem Monitoring Kelembaban Tanah, Kelembaban Udara, Dan Suhu Pada Lahan
Pertanian Menggunakan Protokol MQTT
a. Desain

Gambar 2.4.4 Desain Sistem Monitoring Kelembaban Tanah


Pada gambar 1 sensor soil moisture yang membaca kelembaban tanah dan
sensor DHT-11 membaca nilai dari kelembaban udara dan juga suhu sebagai input
dari sistem yang akan diolah oleh Arduino Uno dan juga modul esp sebagai
pemroses dari data yang diperoleh oleh sensor kemudian MQTT sebagai protokol
untuk memasukkan data tersebut yang akan ditampilkan oleh thingsboard. Untuk
detail skema rangkaian dari sistem yang dibuat akan ditunjukkan pada gambar 2
berikut ini.

Gambar 2.4.5 Skema Rangkaian Sistem


b. Cara Kerja
Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak Arduino
IDE yang disediakan oleh platform mikroprosesor Arduino Uno. Perangkat lunak
kedua yaitu Thinboard sebagai platform IoT yang dapat menampilkan hasil yang
diolah oleh microprocessor Arduino Uno untuk ditampilkan dalam bentuk grafik,
diagram, dan juga kondisi real time.
1) Pengujian Sensor Soil Moisture

14
Pada pengujian sensor, terdapat hasil bacaan sensor yang ditampilkan ke
thingsboard terdapat pada tabel dibawah:
Tabel 2.4.2 Tabel Hasil Bacaan Sensor

Keadaan Tanah Nilai Kelembaban

Tanah Kering 1033

Tanah Cukup Basah 775

Tanah Basah 370

Gambar 2.4.6 Hasil Monitoring Kelembaban Tanah


Gambar menunjukkan bahwa tampilan dari hasil monitoring kelembaban
tanah. Pada tampilan tersebut tanah dinyatakan kering karena ada grafik
menunjukkan angka diatas 1000.
2) Pengujian Sensor Soil Moisture
Pada pengujian sensor ini, sensor akan membaca data kelembaban udara
dan juga suhu udara. Hasil pengujian sensor suhu dilakukan dengan
memanaskan sensor DHT-11 ke panas matahari dan juga bisa dengan
menggunakan korek api untuk mengetahui perubahan sensor secara cepat.
Berikut ini hasil dari pengujian sensor DHT-11 yang ditunjukkan pada tabel.

15
Tabel 2.4.3 Tabel Hasil Pengujian Sensor DHT-11

Kelembaban Udara Nilai Suhu

65 24

60 25

55 30

53 31

51 32

Pada Gambar berikut ini akan ditampilkan bahwa nilai kelembaban udara
dan juga suhu yang menunjukkan nilai kelembaban udara 60 persen dan juga
nilai suhu lingkungan 25 derajat celcius.

Gambar 2.4.7 Nilai Kelembaban Udara dan Suhu


3) Pengujian Delay
Pada pengujian delay ini ada 20 kondisi yang diteliti. Waktu yang
dibutuhkan oleh IoT Thingsboard untuk menampilkan hasil dari pembacaan
data sensor akan dilihat dan dibandingkan dengan hasil dari waktu pengujian
atau pembacaan data oleh sensor. Hasil pengujian delay dapat dilihat pada tabel
3 berikut ini.
Tabel 2.4.4 Tabel Hasil Pengujian Delay

No Waktu Delay Thingsboard Delay


Pengujian Eksekusi Pengiriman

1 11:02:21 638935 11:02:23 1275498

2 11:02:25 574389 11:02:28 1243780

16
No Waktu Delay Thingsboard Delay
Pengujian Eksekusi Pengiriman

3 11:02:29 509843 11:02:33 1212062

4 11:02:33 445297 11:02:38 1180344

5 11:02:37 676743 11:02:43 1327699

6 11:02:41 679562 11:02:48 1356383

7 11:02:45 682381 11:02:53 1385067

8 11:02:49 685200 11:02:58 1413751

9 11:02:53 688019 11:03:03 1442435

10 11:02:57 690838 11:03:08 1471119

11 11:03:01 693657 11:03:13 1499803

12 11:03:05 696476 11:03:18 1528487

13 11:03:09 699295 11:03:23 1557171

14 11:03:13 729875 11:03:28 1585855

15 11:03:17 728575 11:03:33 1614539

16 11:03:21 727275 11:03:38 1839653

17 11:03:25 725975 11:03:43 1863279

18 11:03:29 724675 11:03:48 1886905

19 11:03:33 723375 11:03:53 1910531

20 11:03:37 722075 11:03:58 1934157

E. Dampak yang dihasilkan dari Teknologi Tersebut


Smart Agriculture berbasis IoT akan memungkinkan petani untuk bekerja lebih
efisien seperti mengurangi limbah dari jumlah pupuk yang digunakan hingga penggunaan

17
alat-alat pertanian. Efikasi kinerja tersebut tentu saja akan meningkatkan produktivitas.
Sistem pertanian yang tergolong baru ini mampu mengangkat tren seperti pertanian
organik, pertanian dalam ruang kecil atau dengan budaya tertentu. Dari sudut pandang
permasalahan lingkungan, Smart Agriculture berbasis IoT dapat memberikan manfaat
besar termasuk dalam penggunaan air yang lebih efisien, atau optimalisasi input dan
perawatan tanaman. Pertanian presisi meningkatkan manajemen pertanian dengan
komponen teknologi informatika seperti sensor, sistem kendali, robot, alat-alat otonom,
serta perangkat keras otomatis. Dalam aplikasinya, perangkat keras tersebut dibantu oleh
adopsi akses internet berkecepatan tinggi, perangkat seluler, dan satelit berbiaya rendah
yang handal untuk pencitraan serta penentuan posisi . Pertanian presisi merupakan salah
satu bentuk aplikasi IoT yang paling terkenal di sektor pertanian. Banyak perusahaan dunia
di bidang pertanian memanfaatkan teknik ini untuk efisiensi kinerja dan capaian produksi.
Aplikasi IoT terbaru terlihat bagaimana peningkatan hasil-hasil tanaman pertanian
dikembangkan di dalam rumah kaca cerdas. Sesuai dengan namanya, rumah kaca cerdas
dirancang dengan IoT untuk memonitor serta mengendalikan iklim dan meminimalisir
kebutuhan untuk intervensi manual oleh manusia. Saat ini, masih banyak rumah kaca yang
mengendalikan parameter lingkungan secara konvensional. Metode tersebut dinilai kurang
efektif serta malah berimbas hilangnya produksi, energi dan pembengkakan biaya tenaga
kerja. Pengendalian modern berbasis IoT menggunakan sensor elektrik sesuai dengan
kebutuhan. Server berbentuk Cloud dapat diciptakan untuk mengakses sistem dari jarak
jauh manakala diperlukan. Pertanian berbasis IoT membuat para stakeholders memperoleh
real-time data yang bermanfaat. Proses ini akan memangkas seluruh aktivitas yang
membutuhkan periode waktu tertentu dan jumlah tenaga kerja yang cukup besar pada skala
industri pertanian. Oleh karena itu, industri pertanian saat ini harus sadar akan potensi pasar
IoT untuk aplikasi di dunia pertanian. Pemanfaatan teknologi cerdas dapat meningkatkan
daya kompetisi dan keberlanjutan produksi hasil-hasil pertanian. Kebutuhan akan
akselerasi peningkatan produktivitas bahan pangan dalam rangka peningkatan jumlah
populasi manusia di dunia dapat dicapai manakala IoT dalam bidang pertanian dirangkul
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang menghambat produksi pertanian
seperti keterbatasan lahan, perubahan iklim dan kekurangan tenaga kerja.

18
BAB III
Kesimpulan & Saran
A. Kesimpulan
Dengan seiring berkembangnya teknologi informasi di dunia membuat berbagai hal
dapat dikaitkan dan dipermudah dengan teknologi. Salah satunya terletak di bidang
pertanian. Dengan berkembangnya Internet of Things (Iot) membuat berbagai alat-alat baru
di bidang pertanian semakin berkembang. Dengan maraknya perkembangan ini, diharapkan
muncul alat-alat baru dan canggih serta terjangkau yang dapat memecahkan polemik yang
dihadapi petani dan meningkatkan kualitas pangan yang dihasilkan melalui pertanian
sehingga kebutuhan manusia akan pangan yang tidak hanya kuantitasnya saja namun
kualitasnya dapat terpenuhi.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah supaya pembuat alat-alat berbasis IoT
yang sudah ada agar alat-alat tersebut semakin dikembangkan serta ditambahkan fiturnya.
Pemerintah juga sebaiknya dapat melirik sektor pengembangan alat-alat ini karena dengan
support yang diberikan oleh pemerintah dapat mempermudah proses pengembangan alat-
alat ini sehingga dapat bermanfaat bagi petani kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA
1. Tan Ci Bui (8 Juni 2017).SISTEM PERTANIAN CERDAS BERBASIS IOT (PART 1).
Dikutip 13 November 2019 Dari Binus : https://mti.binus.ac.id/2017/06/08/sistem-pertanian-
cerdas-berbasis-iot-part-1/
2. Awaly Ilham Dewantoro (22 Mei 2019).Internet of Things Segera Merasuki Pertanian
Indonesia. Dikutip 13 November 2019 Dari Kompasiana :
https://www.kompasiana.com/awaly05790/5ce4ec6395760e57470e6783/internet-of-things-
segera-merasuki-pertanian-indonesia
3. Anonim (20 Juli 2018). INI DIA MASALAH MENAHUN PERTANIAn INDONESIA.
Dikutip 13 November 2019 Dari PAK TANI DIGITAL :
https://paktanidigital.com/artikel/masalah-menahun-pertanian-indonesia/#.XfLcH-gzbIV
4. Anonim.Inovasi pertanian modern di indonesia smart farming & drone agriculture. Dikutip
13 November 2019 Dari FDS : https://www.fulldronesolutions.com/blog/inovasi-pertanian-
modern-di-indonesia-smart-farming-drone-agriculture/
5. Yoseph Yoneta Motong Wuwur (07 Mei 2019).Merefleksikan Kembali Masalah Pertanian.
Dikutip 13 November 2019 Dari Detik News : https://news.detik.com/kolom/d-
4539369/merefleksikan-kembali-masalah-pertanian
6. Venture (28 Maret 2019).Sudah Sejauh Mana Perkembangan Pertanian Indonesia. Dikutip 13
November 2019 Dari Kumparan : https://kumparan.com/venture/sudah-sejauh-mana-
perkembangan-pertanian-indonesia-1553784660662469046

20

Anda mungkin juga menyukai