Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ANALISA WILAYAH

TENTANG
“Analisis Ekonomi Wilayah dan Sumber Daya Alam”

Oleh:
1. Raja Misbah Ramadhan (12111315058)
2. Silvi (12111321798)
3. Siti Amiroh Benada (12111321662)
4. Ulleva Dyah Wikanti (12111321799)

KELAS 6C

Dosen Pengampu:
HENDRA SAPUTRA, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF KASIM RIAU
2024
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Jangan lupa untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kita semua yang menjadi umatnya.
Kami membuat makalah ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah Analisa
Wilayah yang diberikan oleh bapak Hendra Saputra, M.Pd. Kami berterima kasih
kepada semua orang yang telah membantu kami menyusun makalah ini. Kami juga
menyadari betapa pentingnya sumber bacaan dan referensi di internet untuk
memberikan informasi yang akan digunakan dalam makalah ini.
Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu dan membantu kami selama ini dalam menyusun makalah dengan sebaik
mungkin. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk memperbaiki
makalah ini karena kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan .
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Pekanbaru, 29 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5

A. PENGERTIAN ANALISIS EKONOMI WILAYAH DAN SDA ........... 3


B. TATA CARA ANALISIS EKONOMI EILAYAH DAN SDA ................ 6
C. KEBUTUHAN DATA DAN PETA-PETA UNTUK ANALISIS EKONOMI
WILAYAH DAN SDA ............................................................................ 12
D. CONTOH ANALISIS EKONOMI WILAYAH DAN SDA .................... 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 24
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 24
B. SARAN.................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis Sumber Daya Alam dan Ekonomi Wilayah menjadi perhatian
utama dalam konteks pembangunan berkelanjutan di berbagai negara di seluruh
dunia. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat pentingnya sumber daya alam
sebagai fondasi ekonomi suatu wilayah dan keberlanjutan lingkungan. Melalui
analisis yang mendalam terhadap sumber daya alam dan dinamika ekonomi
wilayah, kita dapat memahami secara lebih baik potensi, tantangan, serta
peluang yang ada dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dalam latar belakang ini, kami akan membahas beberapa alasan
mengapa topik ini dipilih sebagai fokus penelitian dan kajian yang mendalam.
Sumber daya alam memiliki peran yang sangat vital dalam pembangunan
ekonomi suatu wilayah. Tanpa sumber daya alam yang memadai, produksi dan
distribusi barang dan jasa akan terganggu, menghambat pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, analisis yang komprehensif
terhadap sumber daya alam diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan
pengelolaannya.
Dinamika ekonomi wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan
kualitas sumber daya alam. Misalnya, daerah yang kaya akan sumber daya alam
tertentu seperti pertambangan atau pertanian cenderung memiliki struktur
ekonomi yang berbeda dengan daerah yang bergantung pada sektor jasa atau
manufaktur. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang hubungan
antara sumber daya alam dan struktur ekonomi wilayah sangat penting dalam
merancang kebijakan pembangunan.
Selain itu, tantangan terkait pengelolaan sumber daya alam dan
dampaknya terhadap ekonomi wilayah semakin kompleks dalam era globalisasi
ini. Perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan persaingan global menjadi
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis sumber daya alam dan
ekonomi wilayah. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang dinamika ini,
kebijakan yang diambil cenderung tidak efektif atau bahkan dapat merugikan
lingkungan dan masyarakat setempat.

1
Selanjutnya, analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga
penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara holistik, kita
dapat merancang strategi pembangunan yang tidak hanya meningkatkan
kesejahteraan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan
mendukung inklusi sosial.
Analisis yang mendalam terhadap sumber daya alam dan ekonomi
wilayah juga penting dalam konteks pengambilan keputusan. Berbagai
pemangku kepentingan seperti pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil
memerlukan informasi yang akurat dan terkini untuk merumuskan kebijakan dan
strategi yang tepat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan
ekonomi wilayah.
Analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga membantu dalam
membangun kapasitas dan pengetahuan lokal. Melalui partisipasi aktif
masyarakat lokal dalam proses analisis dan pengambilan keputusan, kita dapat
memastikan bahwa kebijakan yang diambil mencerminkan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat setempat.
Analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga penting dalam
konteks pembangunan infrastruktur. Dengan memahami kebutuhan sumber daya
alam dan dinamika ekonomi wilayah, kita dapat merancang infrastruktur yang
efisien dan berkelanjutan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap berbagai layanan publik.
Dalam konteks penelitian dan pengembangan, analisis sumber daya alam
dan ekonomi wilayah juga memberikan kontribusi penting dalam
mengembangkan metodologi dan alat analisis yang lebih canggih dan tepat
guna. Melalui penelitian yang terus-menerus, kita dapat mengembangkan model-
model prediktif dan alat analisis yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik dan lebih efektif.
Selain itu, analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga dapat
membantu dalam mempromosikan investasi yang berkelanjutan. Dengan
memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang potensi dan risiko
investasi di suatu wilayah, kita dapat menarik minat investor untuk berinvestasi

2
dalam sektor-sektor yang berpotensi memberikan dampak positif bagi ekonomi
dan lingkungan.
Dalam konteks pembangunan kawasan perdesaan, analisis sumber daya
alam dan ekonomi wilayah juga memainkan peran penting dalam meningkatkan
kesejahteraan dan ketahanan masyarakat pedesaan. Dengan memahami potensi
sumber daya alam yang dimiliki serta kebutuhan dan aspirasi masyarakat
pedesaan, kita dapat merancang program-program pembangunan yang
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga penting dalam
konteks pemberdayaan masyarakat. Melalui partisipasi aktif masyarakat dalam
proses analisis dan pengambilan keputusan, kita dapat memastikan bahwa
kebijakan yang diambil memperhitungkan kepentingan dan aspirasi masyarakat
secara menyeluruh.
Analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah juga penting dalam
konteks mitigasi risiko bencana alam. Dengan memahami potensi bencana alam
dan dampaknya terhadap sumber daya alam dan ekonomi wilayah, kita dapat
merancang strategi mitigasi risiko yang efektif dan berkelanjutan untuk
melindungi masyarakat dan lingkungan hidup.
Dalam keseluruhan, analisis sumber daya alam dan ekonomi wilayah
menjadi penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pengelolaan risiko,
dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memahami hubungan yang kompleks
antara sumber daya alam, ekonomi, dan lingkungan, kita dapat merancang
kebijakan dan strategi pembangunan yang mampu memberikan manfaat jangka
panjang bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pemilihan topik
ini sebagai fokus penelitian dan kajian yang mendalam sangatlah relevan dan
penting untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis ekonomi wilayah dan SDA?
2. Bagaimana tata cara analisis ekonomi wilayah dan SDA?
3. Apa saja kebutuhan data dan peta-peta untuk analisis ekonomi wilayah dan
SDA?
4. Apa saja contoh analisis ekonomi wilayah dan SDA?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari analisis ekonomi wilayah dan SDA.
2. Untuk menganalisis tata cara analisis ekonomi wilayah dan SDA.
3. Untuk mengetahui kebutuhan data dan peta-peta untuk analisis ekonomi
wilayah dan SDA.
4. Untuk mengetahui contoh dari analisis ekonomi wilayah dan SDA.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Ekonomi Wilayah dan SDA
Sumber Daya Alam memiliki peran yang significant dalam menentukan
perkembangan suatu wilayah. Sumber daya alam memiliki hubungan erat
dengan ruang dan lahan. Sebagaimana tertuang dalam pasal 33 UUD 1945,
sumber daya alam meliputi bumi dan air serta kekayaan alam di dalamnya.
Fungsi ruang dan wilayah dalam menentukan potensi sumber daya dibgai
menjadi dua, yaitu:
1. Media Produksi
Media produksi merupakan sumber daya biotik yang dapat
menghasilkan. Contohnya: budidaya pertanian, perikanan, dan budidaya
hutan.
2. Lokasi, wadah, dan penyangga
Lokasi, wadah, dan penyangga merupakan sumber daya yang disewakan
dan berfungsi sebagai tempat atau area distribusi. Contohnya pemukiman.
Dari fungsi ruang tersebut sumber daya ruang wilayah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sumber Daya Ekstraktif
Sumber daya ekstraktif adalah sumber daya alam yang disediakan untuk
diambil manfaatnya. Contoh: mineral, tambang, perikanan laut, hutan, flora
dan fauna.
2. Sumber Daya Intrinsik
Sumber daya intrinsik adalah sumber daya yang dijual atau sumber daya
yang hanya dimanfaatkan untuk memperoleh informasi yang terkandung.
Contoh: Rekreasi, wisata dan budaya.
Sementara itu, analisis ekonomi wilayah adalah salah satu tahapan dalam
penggambaran kondisi terbaru sebuah wilayah dalam rangka menemukan profil
wilayah dan merumuskan potensi masalah wilayah. Dalam perencanaan wilayah,
analisis ekonomi memiliki beberapa tujuan, yakni:
1. Menemukan dan mengenali potensi serta sektor-sektor yang dapat dipacu.
2. Menemukan dan mengenali permasalahan perekonomian.

5
3. Penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada
wilayah atau Kawasan.
Dalam hal ini output yang dihasikan beragam. Mulai dari pertumbuhan
ekonomi, kemakmuran penduduk, hingga sector atau komuditas unggulan.
B. Tata cara analisis ekonomi wilayah dan sumber daya alam
Dalam dunia perencanaan pembangunan wilayah dan perkotaan, teknik-
teknik yang digunakan untuk menganalisis keadaan perekonomian suatu daerah
dapat bermacam-macam. Namun, berikut adalah beberapa teknik yang sering
digunakan oleh para perencana untuk mendapat gambaran atas perekonomian
obyek perencanaannya. Dalam dunia perencanaan pembangunan wilayah dan
perkotaan, teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisis keadaan
perekonomian suatu daerah dapat bermacam-macam. Namun, berikut adalah
beberapa teknik yang sering digunakan oleh para perencana untuk mendapat
gambaran atas perekonomian obyek perencanaannya.
1. Produk Domestik Regional Bruto
Produk domestik regional bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu
dalam kurun waktu tertentu (satu tahun), atau merupakan jumlah seluruh
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di
suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu (satu tahun).Terdapat dua
perhitungan produk domestik regional bruto yakni berdasar harga berlaku
(terdapat pengaruh inflasi) dan atas dasar harga konstan tidak terdapat
pengaruh inflasi).
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.Data PDRB tiap daerah di
Indonesia dapat diperoleh di dalam buka PDBD di Badan Pusat Statistik

6
daerah setempat maupun dapat di download melalui website Badan Pusat
Statistik sebagai data analisis ekonomi wilayah.
2. Kontribusi Sektoral dan Struktur Perekonomian
Dengan membandingkan kontribusi sektoral selama tahun pengamatan
dapat dilihat perubahan secara struktural komponen (sektor) penyusun
PDRB daerah sehingga dapat melihat kondisi ekonomi wilayah tersebut.
Kontribusi sektoral dihitung dengan membagi PDRB per sektor dengan total
PDRB.

𝑃𝐷𝑅𝐵𝒊
Konribusi Sektori = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝐷𝑅𝐵𝒊 × 100

Keterangan:

PDRB I = PDRB sector i

t = tahun t

I = 1,…., 9 (sector lapangan usaha)


3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi, dapat didekati dengan menghitung pertumbuhan PDRB
atas dasar harga konstan.
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 – 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
Pertumbuhan PDRBt = × 100
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita


Salah satu cara untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk adalah dengan
melihat nilai PDRB Per Kapita. PDRB per kapita dihitung dengan cara membagi
total PDRB dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang digunakan untuk
membagi adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Berdasarkan PDRB per
Kapita dapat diketahui besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk
di suatu daerah.
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
PDRB Perkapitat = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡

5. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan dengan menggunakan pendekatan konsep kemiskinan yang
dikaitkan kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) untuk
seseorang/rumah tangga. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan yang bersifat mendasar yaitu

7
pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.
Berdasarkan pendekatan dasar kebutuhan. maka dapat dihitung “garis kemiskinan
konsumsi” dan selanjutnya dapat dihitung persentase penduduk miskin (head count
indeks) yaitu persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
konsumsi.
Garis kemiskinan konsumsi dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran
makanan dan bukan makanan perkapita pada kelompok penduduk referensi, yaitu
penduduk kelas marjinal yang hidupnya berada sedikit diatas garis kemiskinan
konsumsi (BPS, Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa
Tengah). Garis kemiskinan konsumsi terdiri dari garis kemiskinan makanan (batas
kecukupan konsumsi makanan) dan garis kemiskinan non makanan (batas
kecukupan konsumsi non makanan). Batas kecukupan konsumsi makanan dihitung
dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk makanan yang memenuhi kebutuhan
minimum energy 2100 kalori per kapita per hari.
6. Garis Kemiskinan
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK) adalah :

GK = GKM + GKNM

Keterangan:

GK : Garis Kemiskinan

GKM : Garis Kemiskinan Makanan

GKNM : Garis Kemiskinan Non-Makanan

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan


minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita perhari.
Garis Kemiskinan NonMakanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan (BPS, Data dan Informasi
kemiskinan).
7. Analisis Tipologi Daerah
Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang
pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen
pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama yaitu pertumbuhan
ekonomi pada sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita pada sumbu
horizontal. Berdasarkan kriteria tersebut daerah yang diamati dapat dibagi menjadi
empat kuadran wilayah, diantaranya:

8
a. Kuadran 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu daerah yang memiliki
tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi
dibanding rata-rata kabupaten/kota.
b. Kuadran 2. Daerah berkembang yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibanding
rata-rata kabupaten/kota.
c. Kuadran 3. Daerah Maju tapi tertekan, yaitu daerah yang memiliki pendapatan
perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibanding dengan rata-rata kabupaten/kota.
d. Kuadran 4. Daerah relatif tertinggal yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan
rata-rata kabupaten/kota.
Hasil analisis tipologi Klassen dengan menggunakan data tahun 2011-2013
menunjukkan bahwa Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan daerah yang
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih
rendah dibanding rata-rata kabupaten/kota. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan
dapat meoptimalisasi sektor unggulan agar dapat mendongkrak PDRB perkapita
daerah
8. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share adalah analisis yang bertujuan untuk menentukan kinerja
atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan
daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Teknik analisis shift share ini
membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah, seperti
tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu
menjadi pengaruh-pengaruh: pertumbuhan nasional (N), industry mix/bauran
industri (M), dan keunggulan kompetitif (C). Bentuk umum persamaan dari analisis
shift share dan komponen-komponennya adalah:
D ij = N ij + M ij + C ij

Keterangan:

I = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti

j = Variabel wilayah yang diteliti Provinsi

n = Variabel wilayah Indonesia

D ij = Perubahan sektor i di daerah j (Provinsi)

9
N ij = Pertumbuhan nasional sektor i di daerah j (Provinsi)

M ij = Bauran industri sektor i di daerah j (Provinsi)

C ij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j (Provinsi)

Dalam teknik analisis ekonomi wilayah tersebut, variabel yang digunakan


adalah Tenaga kerja dan PDRB yang dinotasikan sebagai (y). maka:

D ij = y* ij – y ij

N ij = y ij . r n

M ij = y ij (r i n – r n)

C ij = y ij (r ij – r i n)

Keterangan :

y ij = Tenaga Kerja/PDRB sektor i di daerah j (Provinsi)

y*ij = Tenaga Kerja/PDRB sektor i di daerah j akhir tahun analisis(Provinsi)

r ij = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j (Provinsi)

r in = Laju pertumbuhan sektor i di daerah n (indonesia)

rn =Rata-rata Laju pertumbuhan Tenaga Kerja/GNP di daerah n(indonesia)

Untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional / regional, bauran industri dan


keunggulan kompetitif dapat dijumlahkan untuk semua sektor sebagai keseluruhan
daerah, sehingga persamaan shift share untuk sektor I di wilayah j adalah:
D ij = y ij . r n + y ij (r i n – r n) + y ij (r ij – r in)

9. Metode Location Quotient


Analisis ekonomi wilayah ini digunakan untuk menentukan subsektor unggulan
atau ekonomi basis suatu perekonomian wilayah. Subsektor unggulan yang
berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
daerah secara optimal.

10
10. Indeks Williamson
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang perkembangan
masingmasing daerah dari segi pemerataan pembangunan, dapat diamati dengan
menggunakan indeks ketimpangan pembangunan antar daerah yang semula
dipergunakan oleh Jeffrey G. Wlliamson. Perhitungan indeks Wlliamson didasarkan
pada data PDRB masing-masing daerah digunakan rumus sebagai berikut:

11. Indeks Gini


Indeks Gini mengukur pencapaian tingkat pemerataan pendapatan adalah
dengan nilai koefisien atau rasio gini yang berada dalam selang 0 sampai dengan
1.Rasio gini sama dengan 0 menunjukkan adanya kemerataan yang sempurna
(setiap orang mendapatkan porsi yang sama). Sedangkan angka 1 menunjukkan
adanya ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan.

IG < 0,4 artinya tingkat ketimpangan rendah

0,4 <IG < 0,5 artinya tingkat ketimpangan moderat

IG > 0,5 artinya tingkat ketimpangan tinggi

Indeks Gini dapat diketahui melalui formula berikut:

di mana:

IG = Indeks Gini

11
Yi* = proporsi secara kumulatif dari jumlah pendapatan rumah tangga
sampai kelas i

fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i

kc = jumlah kelas

12. Model Gravitasi


Teknik analisis ekonomi wilayah ini digunakan untuk mencari wilayah mana di
sekitar daerah perencanaan yang berpotensi kuat dalam pertumbuhannya. Adanya
interaksi antara desakota menunjukkan eratnya hubungan antara wilayah 1 dengan
wilayah 2 sebagai konsekuensi interaksi kota-desa dalam teori pusat
pertumbuhan.Adapun rumus untuk menghitung interaksi dalam hubungan desa-kota
adalah:
Keterangan:

I1,2 : Interaksi dalam wilayah 1 dan 2

W1 : pendapatan perkapita wilayah 1

W2 : pendapatan perkapita wilayah 2

P1 : Jumlah penduduk wilayah 1

P2 : Jumlah penduduk wilayah 2

J1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2 (dalam meter)

a : konstanta yang nilainya 1

b : konstanta yang nilainya 2.5

C. Kebutuhan Data dan Peta untuk Menganalisis Ekonomi Wilayah


dan Sumber Daya Alam
1. Data Statistik:
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB):

Gambar 1: Grafik PDRB per Kapita menurut Provinsi di Indonesia

12
Gambar ini menunjukkan PDRB per kapita di setiap provinsi di
Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa terdapat disparitas yang cukup besar
antara provinsi-provinsi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta memiliki PDRB per
kapita tertinggi, sedangkan Papua memiliki PDRB per kapita terendah.

Gambar 2: Peta PDRB menurut Sektor Usaha di Indonesia


Gambar ini menunjukkan kontribusi sektor-sektor utama terhadap PDRB
di setiap provinsi di Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa sektor pertanian
masih menjadi sektor utama di banyak provinsi di Indonesia, meskipun
kontribusinya terhadap PDRB nasional terus menurun.
2. Data Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan:
Gambar ini menunjukkan luas lahan pertanian menurut jenis tanaman di
Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa padi adalah tanaman yang paling
banyak ditanam di Indonesia, diikuti oleh jagung dan ubi kayu.

13
Gambar 3: Grafik Luas Lahan Pertanian menurut Jenis Tanaman di Indonesia

Gambar 4: Peta Produktivitas Padi di Indonesia Peta Produktivitas Padi di


Indonesia
Gambar ini menunjukkan produktivitas padi di setiap provinsi di
Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa Jawa Barat memiliki produktivitas
padi tertinggi, sedangkan Papua memiliki produktivitas padi terendah.

14
3. Data Sumber Daya Alam Pertambangan:

Gambar 5: Grafik Produksi Batu Bara di Indonesia


Gambar ini menunjukkan produksi batu bara di Indonesia dari tahun
2010 hingga 2030. Dari gambar ini, terlihat bahwa produksi batu bara di
Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Gambar 6: Peta Cadangan Minyak Bumi di Indonesia


Gambar ini menunjukkan cadangan minyak bumi di setiap provinsi di
Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa Riau memiliki cadangan minyak
bumi terbesar, sedangkan Papua memiliki cadangan minyak bumi terkecil.

15
4. Data Kemiskinan dan Ketimpangan:

Gambar 7: Grafik Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Gambar ini menunjukkan tingkat kemiskinan di Indonesia dari tahun
2010 hingga 2023. Dari gambar ini, terlihat bahwa tingkat kemiskinan di
Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Gambar 8: Peta Indeks Gini di Indonesia

16
Gambar ini menunjukkan indeks Gini di setiap provinsi di Indonesia.
Indeks Gini adalah ukuran ketimpangan pendapatan. Dari gambar ini, terlihat
bahwa Papua memiliki indeks Gini tertinggi, sedangkan DKI Jakarta memiliki
indeks Gini terendah.
5. Peta Potensi Sumber Daya Mineral:

Gambar 9: Peta Potensi Sumber Daya Mineral di Indonesia


Gambar ini menunjukkan potensi sumber daya mineral di setiap provinsi
di Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa Papua memiliki potensi sumber
daya mineral terbesar, sedangkan DKI Jakarta memiliki potensi sumber daya
mineral terkecil.
6. Peta Cekungan Minyak dan Gas Bumi:

17
Gambar 10: Peta Cekungan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
Gambar ini menunjukkan cekungan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Dari gambar ini, terlihat bahwa terdapat banyak cekungan minyak dan gas bumi
di Indonesia, terutama di bagian barat Indonesia.
7. Peta Hutan dan Penutupan Lahan:

Gambar 11: Peta Hutan dan Penutupan Lahan di Indonesia

18
Gambar ini menunjukkan tutupan lahan di Indonesia. Dari gambar ini,
terlihat bahwa hutan masih menjadi tutupan lahan terbesar di Indonesia,
meskipun luasnya terus berkurang dalam beberapa tahun terakhir.
8. Peta Infrastruktur:

Gambar 12: Peta Jaringan Jalan Tol di Indonesia


Gambar ini menunjukkan jaringan jalan tol di Indonesia. Dari gambar
ini, terlihat bahwa jaringan jalan tol di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa.
Contoh Integrasi Data dan Peta

19
Gambar 13: Peta PDRB Sektor Pertambangan dan Potensi Sumber Daya
Mineral di Indonesia
Gambar ini menunjukkan peta PDRB sektor pertambangan dan potensi
sumber daya mineral di Indonesia. Dari gambar ini, terlihat bahwa terdapat
korelasi antara PDRB sektor pertambangan dan potensi sumber daya mineral.

Gambar 14: Peta Produksi Padi dan Peta Hutan di Indonesia


Gambar ini menunjukkan peta produksi padi dan peta hutan di Indonesia.
Dari gambar ini, terlihat bahwa terdapat hubungan antara produksi padi dan
tutupan hutan.
D. Contoh Analisis Ekonomi Wilayah dan SDA
Dalam analisis wilayah, terutama yang melibatkan sumber daya alam,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa
contoh analisis ekonomi wilayah dan pemanfaatan sumber daya alam dalam
perencanaan wilayah:
1. Identifikasi Analisis Sumber Daya Alam

20
a. Analisis Sumber Daya Alam (SDA):
Sumber Daya Alam (SDA) meliputi tanah, hutan, hasil laut, dan
tambang. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi alam
yang dapat menjadi sumber pendapatan wilayah. Beberapa hal yang
diperhatikan dalam analisis ini meliputi
1) Ketersediaan SDA: Mengidentifikasi keberadaan sumber daya alam
yang berkaitan dengan masyarakat dan berperan penting dalam
penentuan kegiatan yang produktif untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2) Pemanfaatan: Menghitung hasil sumber daya alam yang berpotensi
memberikan sumbangan terbesar bagi pendapatan daerah dan
produksi pangan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
b. Analisis Aspek Lokasi:
Dalam analisis potensi ekonomi lokasi perencanaan, pertimbangan
meliputi posisi geografis kawasan dalam skala regional, nasional, dan global.
Sasaran dari analisis ini adalah:
1) Mengidentifikasi potensi lokasi kawasan yang berkaitan dengan
perekonomian antar wilayah maupun potensi wilayah sebagai pusat
kegiatan.
2) Mengidentifikasikan potensi sumber daya alam secara optimal,
terutama untuk kawasan yang terisolir atau memiliki aksesibilitas
yang minim.
c. Analisis Aspek Sumber Daya Buatan:
Meliputi analisis terkait dengan kondisi sarana dan prasarana dalam
mendukung pengembangan kawasan. Sasaran yang akan dicapai dari analisis
ini adalah Mengidentifikasi gambaran umum kondisi, pelayanan, dan
kuantitas prasarana dan sarana wilayah dalam menunjang pengembangan
wilayah atau kawasan perencanaan.
2. Identifikasi Contoh Analisis perekonomian
Tahapan pada analisis perekonomian ini untuk mengetahui potensi dan
permasalahan dari sektor perekonomian yang dialami oleh wilayah
perencanaan. Sasaran yang akan dicapai pada analisis perekonomian ini

21
adalah dapat mendeskripsikan serta menganalisis kondisi perekonomian
pada suatu wilayah perencanaan. Hasil yang diharapkan dari analisis ini
adalah Struktur Ekonomi dan pergeserannya, Sektor Basis dan Komoditi
Sektor Basis yang memiliki keunggulan komparatif dan berpotensi untuk di
ekspor.
a. Struktur Ekonomi dan Pergeserannya
Analisis ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasikan struktur
ekonomi di dalam suatu wilayah atau kawasan perencanaan. Sasaran
yang ingin di capai pada tahapan ini adalah:
1) Mengetahui tingkatan PDRB suatu wilayah atau kawasan perencanaan
yang dirincikan berdasarkan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh
wilayah tersebut.
2) Mengidentifikasikan struktur ekonomi dan pergeserannya di dalam
wilayah atau kawasan perencanaan pada saat ini.
b. Sektor Basis
Analisis pada tahapan ini dimaksudkan untuk mengetahui sektor
basis wilayah atau kawasan saat ini. Adapun sasaran dari analisis ini
adalah untuk mengetahui sektor yang memberikan sumbangan/kontribusi
relatif yang cukup besar terhadap PDRB di suatu wilayah dan/atau
kawasan sehingga sektor tersebut dikatakan sebagai sektor basis
(dominan).
Metode analisis yang berada pada tahapan analisis sektor basis ini
adalah analisi Location Quotient (LQ). Location quotient dapat
dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengukur spesialisasi relatif suatu
daerah/kabupaten pada sektor-sektor tertentu. Metode analisis LQ
mempunyai penggunaan yang luas sehingga satuan pengukuran apa saja
dapat dipergunakan untuk menghitungnya.
c. Komoditi Ekspor Basis
Analisis pada tahapan ini dimaksudkan untuk mengetahui sektor
basis wilayah atau kawasan yang memiliki keunggulan komparatif dan
berpotensi untuk diekspor. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengetahui perbandingan volume ekspor komoditi yang sama antar

22
wilayah dan mengetahui keunggulan komparatif dan potensi ekspor
komoditi.
d. Penentuan Sektor/Komoditas Potensial
Pengertian sektor/komoditas potensial adalah sektor atau kegiatan
ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja, dan prospek yang lebih baik
dibandingkan sektor lainnya sehingga diharapkan mampu menggerakkan
kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat tercipta
kemandirian pembangunan wilayah dan/ atau kawasan. Sektor/komoditas
potensial terdiri dari kegiatan ekonomi primer, sekunder dan tersier di
wilayah dan/atau kawasan. Tujuan dari analisis ini
adalah mengidentifikasikan kegiatan ekonomi primer, sekunder dan
tersier di wilayah dan/atau kawasan yang diharapkan dapat dijadikan
sebagai motor penggerak ekonomi wilayah.
e. Kegiatan Ekonomi Primer
Kegiatan ekonomi primer prinsipnya merupakan kegiatan
produktif yang tumbuh karena potensi sumber daya alam atau kegiatan
yang belum melakukan proses pengolahan terhadap hasil pengambilan
potensi tersebut. Kegiatan ekonomi primer kawasan antara lain berupa
hasil bumi seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
perikanan, dan pertambangan.
d. Kegiatan Ekonomi Sekunder
Kegiatan ekonomi sekunder sebagai kegiatan yang melayani
sektor primer atau kegiatan yang tumbuh untuk mengolah hasil alam agar
menjadi nilai tambah bagi daerah. Sektor yang menjadi kegiatan
ekonomi sekunder adalah industri baik migas dan non-migas,
perangkutan, dan perdagangan.
e. Kegiatan Ekonomi Tersier
Kegiatan ekonomi tersier merupakan kegiatan yang tumbuh
untuk melayani kegiatan sektor sekunder agar dapat meningkatkan nilai
tambah bagi daerah sebagai wujud eksternalitas dari kegiatan sekunder.
Kegiatan ekonomi tersier adalah komunikasi, hotel, rumah makan, dan
jasa-jasa perkotaan lainnya.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dari pembahasan materi ini adalah sumber daya alam
(sda) memiliki peran penting dalam menentukan perkembangan suatu wilayah,
terutama dalam hal media produksi dan lokasi serta penyangga. Analisis
ekonomi wilayah bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan
ekonomi suatu wilayah, serta merumuskan strategi pengembangan. Beberapa
teknik yang digunakan dalam analisis ekonomi wilayah meliputi PDRB,
kontribusi sektoral, pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, tingkat
kemiskinan, tipologi daerah, shift share, location quotient, indeks Williamson,
dan indeks Gini. Data statistik dan peta digunakan sebagai sumber informasi
dalam menganalisis ekonomi wilayah dan sumber daya alam.
Analisis terhadap SDA meliputi identifikasi ketersediaan dan
pemanfaatan SDA. Analisis lokasi mencakup identifikasi potensi lokasi dan
kondisi sarana prasarana. Analisis perekonomian wilayah melibatkan identifikasi
struktur ekonomi, sektor basis, dan komoditas ekspor basis. Penentuan
sektor/komoditas potensial bertujuan untuk mengidentifikasi sektor yang
memiliki potensi untuk menjadi motor penggerak ekonomi wilayah.
Dengan menggunakan berbagai teknik analisis dan data yang relevan,
analisis ekonomi wilayah dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
potensi dan tantangan dalam pengembangan suatu wilayah serta pemanfaatan
sumber daya alam yang ada.
B. Saran
Dari semua penjelasan yang telah pemakalah paparkan, pemakalah
berharap saran serta kritikan dari para pembaca agar pemakalah dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kualitas dari pembuatan makalah serta
meningkatkan mutu isi dari makalah tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2023). Mengolah Menganalisis Dan Merumuskan Hasil Identifikasi Potensi
Wilayah. Retrieved from https://www.indonexa.com/2023/09/mengolah-
menganalisis-dan-merumuskan.html
Batubara, Mustopa Marli Ramli. 2018. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkugan.
Repository UM-Palembang.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Diakses melalui:
https://kobarkab.bps.go.id/backend/images/Header-Frontend-Besar-ind.png.
Christanto, J. Ruang Lingkup Analisis Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Dhananjaya, Breydo Zalky. 2023. Mengenal Lebih dalam Mengenai Ekonomi Wilayah.
Diakses
melalui:https://www.kompasiana.com/breydozalky9343/64f706824addee20c464
6bb2/mengenal-lebih-dalam-mengenai-ekonomi-wilayah.

Firdaus, F., Rumata, N. A., & Hakim, D. H. (2022). Penguatan Infrastruktur Dan
Lingkungan Dalam Pendidikan Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas
Muhammadiyah Makassar. Journal of Muhammadiyah’s Application
Technology, 1(2).
Pramono, R. W. D. (2021). Modul Teknik Analisis dan Perencanaan Wilayah.
Deepublish.
Rumata, N. A. (n.d.). Analisis Aspek Sosial Budaya untuk Perencanaan Wilayah dan
Kota. Retrieved from https://www.catatanplanner.com/2022/06/analisis-aspek-
sosial-budaya-untuk.html

25

Anda mungkin juga menyukai