Anda di halaman 1dari 11

Makalah

KETAHANAN TANAMAN TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT


“Ketahanan Tanaman Kacang Tanah Terhadap Patogen”

Oleh :

Novita Nurputia Sangadji


NIM: 613-418-047

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ketahanan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Siska Pilogu Sp. M. Si selaku dosen mata kuliah
Ketahanan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit yang telah memberikan saya tugas untuk
menambah wawasan kepada saya. Serta tak lupa saya berterima kasih kepada teman-teman
seperjuangan serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik
dengan materi maupun dengan non materi.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian, semoga proposal ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Gorontalo, 17 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Definisi Tanaman Kacang Tanah..............................................................3
2.2 Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah.........................................................3
2.3 Mekanisme Ketahanan Tanaman Terhadap Patogen................................5
2.4 Siklus Hidup..............................................................................................6
BAB III : PENUTUP.............................................................................................7
3.1 Kesimpulan .............................................................................................7
3.2 Saran........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kacang-kacangan berperan penting bagi kelangsungan sistem pertanian untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Akidobe dan Meredia (2011) menyebutkan kacang-kacangan
merupakan tanaman ideal untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan yaitu mengurangi
angka kemiskinan, meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, serta meningkatkan ketahanan
ekosistem. Tanaman kacang-kacangan berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah guna
menjamin keberlangsungan sistem pertanian yang ideal.
Tanaman kacang-kacangan umumnya mempunyai nisbah C:N rendah sehingga sisa tanaman
mudah melepas N dan meningkatkan kesuburan tanah (Nursyamsi dan Setyorini 2009). Dibandingkan
dengan serealia seperti gandum, jagung, dan padi, tanaman kacang-kacangan membutuhkan bahan
organik dari tanah yang lebih rendah dan dosis pupuk yang lebih rendah sehingga dapat ditanam di
lahan marginal (Akidobe and Meredia 2011). Beberapa tanaman kacang-kacangan seperti kacang
tanah juga mampu mengikat Al pada tanah-tanah masam sehingga dapat dimanfaatkan untuk
komoditas lainnya dan dapat menekan perkembangan patogen penyakit terbawa tanah (soil borne)
seperti Fusarium sp. (McGarth 2012).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman legum penting sebagai penghasil biji
dengan kandungan protein (17.2 – 28.8%) dan lemak nabati (44.2 – 56.0%) yang tinggi (Santosa et
al. 1993). Sebagai bahan konsumsi, kacang tanah diolah menjadi berbagai produk pangan seperti kue,
camilan, atau hasil olahan lain yang diolah secara modern maupun tradisional, namun di negara maju
kacang tanah juga merupakan sumber minyak nabati.
Produksi kacang tanah dalam negeri selama tiga dekade terakhir menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Namun seiring rendahnya produksi kacang tanah, pesatnya perkembangan industri
makanan dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan kacang
tanah di Indonesia, sehingga mendorong meningkatnya impor kacang tanah. Berdasarkan data FAO
pada tahun 2009-2013 Indonesia menjadi negara importir nomor dua dunia yang mengimpor kacang
tanah dengan rata-rata sebesar 137.170 ton (Kementerian Pertanian, 2016).
Penurunan produksi kacang tanah ini disebabkan oleh beberapa kendala seperti gangguan
patogen tanaman maupun input bahan kimia yang berlebihan pada pertanaman kacang tanah. Tingkat
serangan bervariasi dan dapat menyebabkan kerugian bagi para petani yang masih kurang
pengetahuan, karena patogen menyerang pada saat pengisian polong. Di Kecamatan Maesaan

1
khususnya Desa Lowian dan Desa Lowian Satu sebagian besar petani sudah membudidayakan
tanaman kacang tanah, akan tetapi mengenai masalah tersebut belum pernah dilakukan penelitian.
Oleh sebab itu perlu dilakukannya suatu penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas rumusaan masalah dari pembuatan makalah ini adalah bagaimana ketahanan
kacang tanah terhadap patogen?
1.3 Tujuan
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui ketahanan tanaman
kacang tanah terhadap patogen
.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija, memiliki peluang
pengembangan agroindustri dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah yang efisien dan
efektif, dapat menekan kemiskinan terutama bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah, sebagai bahan pangan dan industri,
biasanya ditanam di Sawah atau Tegalan (Marzuki, 1995). Tanaman kacang tanah yang tersebar luas
ditanam di Indonsia bukan merupakan tanaman asli, melainkan berasal dari Amerika Selatan, yaitu
Brazilia. Tanaman kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Kacang
tanah di Indonesia dikenal juga dengan sebutan kacang brudul atau kacang brol (Jawa), yang
tergolong kedalam Familia Leguminoceae (AAK, 1990).
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah
Menurut Tjitrosoepomo, 1996 kacang tanah memiliki klasifikasinya sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dycotyledonae
Ordo : Polypetalae
Family : Papilionidae
Subfamily : Leguminosae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari lembah sungai praguay dan parana di
Amerika Selatan. Oleh orang portugis tanaman ini dibawah ke afrika barat dari Brazilia pada
abad ke-16 yang seterusnya oleh orang spanyol di bawak Asia Timur, Tenggara dan Selatan
(Semangun, 2006).
2.2.2 Morfologi Tanaman Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah memiliki bagian-bagian antara lain : daun, batang, akar, bunga, buah
dan biji.

3
Daun pertama yang tumbuh dari biji disebut dengan kotiledon, yang terangkat ke permukaan
tanah pada waktu biji berkecambah. Daun berikutnya berupa daun tungal dan berbentuk bundar.
Pada pertumbuhan berikutnya daun kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip genap
terdiri atas empat anak daun, dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun bentuknya
beragam tergantung varietasnya, ada yang berbentuk bulat, elip dan agak lancip. Permukaannya
ada yang berbulu dan tidak berbulu (AAK, 1990).
Batang kacang tanah tidak berkayu, ada yang tumbuh tegak dan menjalar. Tinggi batang rata-
rata sekitar 50 cm, bagian bawah batang tempat menempelnya perakaran dan bagian atasnya
berfungsi sebagai tempat pijakan cabang primer, yang masing-masing dapat membentuk cabang
sekunder. Batang dan cabang kacang tanah berbentuk bulat, bagian atas batang ada yang
berbentuk persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau (Pitojo, 2005).
Akar tanaman kacang tanah merupakan akar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah
sampai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang diikuti oleh akar
serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman dan untuk menyerap air
dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pada pangkal dan cabang akar tunggang
biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari
udara bebas.
Bunga muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman, mulai muncul sejak umur 4-5
minggu dan berlangsung sampai umur 80 hari setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu,
berukuran kecil, terdiri atas lima daun tajuk. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning
kemerah-merahan (Marzuki, 1995). Menurut Rukmana (1998), bunga kacang tanah meyerbuk
sendiri, yang akhirnya akan membentuk bakal buah/bakal polong/ginofor yang masuk ke dalam
tanah dan buah dibentuk di dalam tanah, berbentuk polong.
Polong kacang tanah bervariasi dalam ukuran, bentuk, paruh dan kontriksinya. Berdasarkan
panjang rata-rata polong dan berat 100 polong dapat dibedakan menjadi 5 kelas yaitu sangat kecil
(˃1,5cm, bert 35-50 gram), kecil(1,6-2.0cm, berat 51-65) sedang (2,1-2,5m, berat 56-105 g),
besar (2,6-3,0m, berat 106-155 g) dn sangat besar (˃3cm dengan berat lebih dari 155g).
Berdasarkan bentuk paruhnya dapat dibedakan menjadi 5 type yaitu tidk berparuh, sedikit
berparuh, agak berparuh, berparuh, dan sangat berparuh. (Trustinah, 1993).
Biji tua berbentuk silinder sampai bundar telur terbalik berukuran 1-2cm x 0,5-1 cm. Biji
terbungkus oleh testa yang tipis sekali dengan warna yang bervariasi dari putih, merah jambu,
merah, lembayung, sawo matang sampai kecoklatan (Maesen, 1993).

4
2.3 Mekanisme Ketahanan Tanaman Terhadap Patogen
Patogen yang berhasil menginfeksi tanaman kemudian tumbuh dan berkembang dalam tubuh
tanaman akan menyebabkan gangguan fisiologis yang terus menerus sehingga menyebabkan
penyakit. Mekanisme resistensi dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
a. Mekanisme resistensi pasif yaitu jika mekanisme ini sudah ada sebelum tumbuhan terinokulasi
patogen dan berfungsi untuk mencegah jangan sampai masuk atau untuk mencegah perkembangan
patogen lebih jauh. Tumbuhan yang mempunyai ketahanan pasif mempunyai struktur-struktur
morfologi yang menyebabkan sukar diinfeksi oleh patogen.
b. Mekanisme resistensi aktif terjadi setelah tanaman diserang patogen. Mekanisme timbul dalam
sistem genetik dari inang dan patogen yang berinteraksi dengan reaksi inang untuk mencegah
perkembangan patogen sendiri. Umumnya mekanisme bertahan yang aktif terjadi lebih sering
dibanding yang pasif (Sastrahidayat, 1990). Misalnya, struktur pertahanan dinding sel, struktur
pertahanan dinding sel meliputi perubahan morfologi dalam dinding sel atau perubahan yang
disebabkan oleh adanya reaksi dinding sel karena serangan patogen. Mekanisme pertahanan aktif
adalah hasil sifat-sifat fisika dan kimia tumbuhan yang membatsi.
Faktor ketahanan yang terbentuk setelah infeksi atau faktor terinduksi dikenal sebagai sebagai
faktor hipersensitif, misalnya terbentuk protein-protein sebagian respon adanya infeksi patogen.
Sehubung dengan mekanisme hipersensitivitas, suhara (2010) menyatakan bahwa pergerakan ion
kalsium ke sekeliling bercak menyebabkan terhambatnya perkembangan patogen. Kalsium mengikat
senyawa pektat di dinding sel membentuk kalsium pektat sehingga resisten terhdap perusakan sel oleh
enzim polygalacturonase yang dihasilkan oleh patogen. Chitinase, -1,3 glucanase, dan osmotin
merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon adanya serangan patogen dan diketahui
berfungsi sebagai serangan anti jamur. Enzim Chitinase memiliki kemampuan mendegradasi dinding
sel jamur patogen. Sedangkan osmotin seringkali terbentuk jika tanaman mengalami stres.
Diperkirakan osmotin menyebabkan lubang pori pada membran plasma sel jamur. Disebutkan
tanaman yang mampu menghasilkan dua enzim chitanase dan -1,3 glucanase memiliki ketahanan
yang tinggi terhadap serangan jamur patogen. (Suhara 2010).
2.4 Siklus Hidup
Patogen jamur karat hanya ditemukan umumnya pada stadium uredinia, meskipun beberapa
laporan menyatakan pada stadium teliospora pada kacang tanah liar, dan belum diketahui apa jamur

5
karat menghasilkan spermogonium dan aesium (yaitu stadium sempurna yang lain) atau memiliki
tanaman inang pengganti untuk melengkapi siklus hidupnya.
Jamur karat kacang tanah menyerang beberapa anggota dari jenis Arachis, Urediospora hidup
hanya sesaat pada sisa tanaman. Patogen ini dapat hidup dari musim kemusim pada tanaman kacang
tanah sebelumnya. Tidak ada inang utama yang diketahui selain dari genera Arachis. Suhu optimum
berkisar antara 20-30° dan tersedianya air pada permukaan daun serta kelembaban udara yang tinggi
akan memacu perkembangan jamur dan perkembangan penyakit selanjutnya. Seluruh stadium
pertumbuhan tanaman peka terhadap serangan jamur karat. Periode inkubasi bervariasi antara 7-20
hari. Penyebaran penyakit terjadi karena angin, pengangkutan sisa tanaman sakit atau pemindahan
polong/biji yang terkontaminasi urediospora (Hardaningsih, 1993)

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija, memiliki peluang
pengembangan agroindustri dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah yang efisien dan
efektif, dapat menekan kemiskinan terutama bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Patogen
yang berhasil menginfeksi tanaman kemudian tumbuh dan berkembang dalam tubuh tanaman akan
menyebabkan gangguan fisiologis yang terus menerus sehingga menyebabkan penyakit. Mekanisme
resistensi dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu Mekanisme resistensi pasif dan mekanisme resistensi
aktif.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari makalah ini adalah semoga dengan adanya makalah ini
mahasiswa serta petani dapat mengetahui tentang mekanisme ketahanan tanaman terhadap patogen
khususnya pada tanaman kacang tanah.

7
DAFTAR PUSTAKA
Akidobe, S. and M. Meredia. 2011. Global and regional trends in production, trade and consumption of
food legume crops. Department of Agricultural.
Hardiningsih, Sri. 1993. Penyakit-Penyakit Yang Disebabkan Jamur Pada Kacang Tanah Dan Cara
Pengendaliannya. Dalam Monograf Balittan Malang No. 12. Kacang Tanah. Malang: Balai
Penelitian Tanaman Pangan Malang.
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Kacang Tanah.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.
McGarth, M.T. 2012. Managing plant diseases with crop rotation. www.sare.org [diakses 12 Desember
2015].
Nursyamsi, D. dan D. Setryorini. 2009. Ketersediaan P tanahtanah netral dan alkalin. Jurnal Tanah dan
Iklim 30:25-37.
Santosa. S, Widowati S, Damardjati DS. 1993. Teknologi Pengolahan dan Produk Kacang Tanah. Di
Dalam: Kasno A, Winarto A, Sunardi (Ed). Monograf Balittan Malang. No. 12. Malang:
Departement Pertanian. Hlm 286-303
Sastrahidayat., Rohdjatun, Ika 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional Surabaya.
Suhara, Cece dan Yulianti, Titiek. 2010. Mekanisme Ketahanan Variets Kapas Terhadap Rhizoctnia
solani penyebab penyakit Bibit. Makalah. Malang: Balai Penelitian Tanaman Serat.
Semangun, Haryono. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Trustinah, 1993. Biologi Kacang Tanah. Dalam. Monograf Balittan Malang No. 12. Kacang Tanah.
Malang: Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.

Anda mungkin juga menyukai