KOMUNIKASI PERTANIAN
(Dampak Degradasi Lahan Terhadap Swasembada Pangan)
Disusun oleh:
i
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izin, rahmat serta hidayahnya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
Komunikasi Pertanian ini dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi nilai
mata kuliah Komunikasi Pertanian. Adanya laporan ini, penulis mengharapkan
dapat menambah pengetahuan pembaca tentang Komunikasi Pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberikan masukan serta semangat agar laporan ini
dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pertanian yang telah
memberikan ilmu.
2. Co-Assisten Komunikasi Pertanian yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan laporan ini.
3. Orang tua dan teman-teman yang memberikan dukungan semangat
serta dorongan motivasi agar dapat terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna membangun
serta memperbaiki kesalahan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk menambahkan wawasan.
Surakarta, Juli 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi pertanian menjadi sebuah kebutuhan dalam tugas seorang
penyuluh pertanian. Peranan komunikasi pertanian menjadi sangat penting
dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarga
tani. Penyampaian informasi pertanian akan semakin efektif bila kita
memahami bagaimana sebenarnya konsep penyuluhan pertanian yang baik dan
tepat sehingga mampu tepat sasaran. Komunikasi pertanian yaitu pernyataan
antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan dibidang pertanian, baik secara
perorangan maupun secara berkelompok yang sifatnya umum dengan
menggunakan lambamg-lambang tertentu. Penyuluh pertanian adalah proses
penyampaian informasi dibidang pertanian agar hasil pertanian meningkat dari
tahun ke tahun. Pentingnya mempelajari komunikasi pertanian dalam rencana
pembangunan nasional yakni sebagai alat pembading program-program yang
akan dijalakan pada masa yang akan datang sehingga memiliki program yang
dapat diadalkan.
Degradasi lahan adalah proses di mana kondisi lingkungan
biofisik berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan. Perubahan
kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak dan tidak diinginkan. Bencana
alam tidak termasuk faktor yang mempengaruhi degradasi lahan, namun
beberapa bencana alam seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan merupakan
hasil secara tidak langsung dari aktivitas manusia sehingga dampaknya bisa
disebut sebagai degradasi lahan. Degradasi lahan memiliki dampak terhadap
produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki efek
terhadap ketahanan pangan. Diperkirakan hingga 40% lahan pertanian yang
ada di dunia saat ini telah terdegradasi.
Degradasi lahan merupakan masalah serius yang sebagian besar terkait
dengan aktivitas pertanian. Penyebab utama terjadinya degrdasi lahan yaitu
pembersihan lahan seperti tebang habis dan deforestasi, hilangnya nutrisi tanah
secara permanen akibat praktik pertanian yang kurang baik, penggembalaan
1
2
hewan berlebih, irigasi yang tidak baik dan pemngambilan air tanah berlebih,
rebakan kota dan pembangunan usaha komersial, kontaminasi tanah,
pertambangan, aktivitas olahraga seperti berkendara off-road, perluasan lahan
yang menabrak habitat hewan liar, pembajakan tanah berlebihan (erosi
mekanis), pertanian monokultur dan pembuangan sampah non-biodegradable
seperti plastik. Kepadatan populasi manusia yang tinggi tidak selalu terkait
dengan degradasi lahan, melainkan praktik yang dilakukan manusia terhadap
lahan yang ditempatinya. Populasi dapat mendayagunakan sekaligus
melestarikan lahan jika menginginkannya tetap produktif dalam waktu lama.
Degradasi tanah di Indonesia yang paling dominan adalah erosi. Proses
ini telah berlangsung lama dan mengakibatkan kerusakan pada lahan-lahan
pertanian. Jenis degradasi yang lain adalah pencemaran kimiawi, kebakaran
hutan, aktivitas penambangan dan industri, serta dalam arti luas termasuk juga
konversi lahan pertanian ke nonpertanian. Degradasi tanah tidak hanya
berdampak buruk terhadap produktivitas lahan, tetapi juga mengakibatkan
kerusakan atau gangguan fungsi lahan pertanian. Erosi tanah oleh air
menurunkan produktivitas secara nyata melalui penurunan kesuburan tanah,
baik fisika, kimia maupun biologi. Hal ini terjadi karena tanah lapisan atas
memiliki tingkat kesuburan paling tinggi, dan menurun pada lapisan di
bawahnya. Penyebab utama penurunan kesuburan tersebut adalah kadar bahan
organik dan hara tanah makin menurun, tekstur bertambah berat, dan struktur
tanah makin padat. Penurunan produktivitas dan produksi pertanian juga dapat
terjadi akibat proses degradasi jenis lain seperti kebakaran hutan (lahan) dan
longsor, serta konversi lahan pertanian ke nonpertanian.
Degradasi lahan bisa berdampak pada swasembada pangan. Swasembada
pangan menjadi program pembangunan pertanian yang strategis karena
memiliki dampak luas. Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu
bahan pangan yang baik, serta nilai gizi yang tinggi memiliki dampak luas
pada perekonomian dan mutu sumber daya manusia. Beras sebagai bahan
pangan utama menjadi target utama pemerintahan untuk dapat mencapai
swasembada. Akibat dari adanya degradasi lahan dimana tingkat kesuburan
3
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengimplementasikan pengetahuan
komunikasi pertanian pada umumnya, mulai analisis khalayak,
menentukan materi sesuai dengan kebutuhn sasaran,
perencanaan/perancangan media dan metode yang akan digunakan dalam
mengkomunikasikan inovasi pertanian.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu:
a. Mengidentifikasi permasalahan riil berkaitan dengan pembangunan
pertanian.
b. Mengenali dan mendeskripsikan karakteristik khalayak sasaran.
c. Merumuskan kebutuhan informasi khalayak sasaran komunikasi
pertanian.
d. Merumuskan tujuan komunikasi pertanian, dan menentukan materi
sesuai kebutuhan khalayak sasaran.
e. Merancang/mendesain (pendekatan, saluran/media, desain pesan
komunikasi pertanian) sesuai inovasi dari khalayak sasaran.
f. Mengaplikasikan program komunikasi pertanian yang telah
direncanakan.
4
A. Komunikasi Pertanian
Komunikasi Pertanian memuat berbagai informasi perkembangan
pertanian serta dari sisi sebaliknya, yaitu mengkomunikasikan apa yang
menjadi permasalahan atau hal-hal yang dialami oleh petani dan stakeholders
terkait. Pertanian adalah proses menghasilkam bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya
tumbuhan dan hewan. Komunikasi pertanian adalah suatu proses
penyampaian informasi pertanian (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya (Oktarina dan
Yudi, 2017).
Komunikasi adalah suatu proses yang dilakukan individu dalam hubungan
dengan individu lain atau individu dengan kelompok, organisasi maupun
dalam masyarakat. Komunikasi tersebut guna menciptakan, mengirimkan dan
mempertukarkan sebuah informasi. Komunikasi pertanian adalah suatu
mekanisme atau proses penyampaiana pesan-pesan, gagasan-gagasan,
harapan-harapan dan perasaan-perasaan di bidang pertanian, berasal dari
aparat pertanian (sebagai sumber/ source) kepada para petani dan keluarganya
(penerima/ receiver) yang berlangsung dengan menggunakan lambing-
lambang tertentu, seiring dengan metode penyuluhan pertanian
(Suryana, 2016).
Kajian komunikasi pertanian dan pembangunan dalam bidang pertanian
perlu mendapatkan tempat tersendiri. Komunikasi pertanian adalah suatu
pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
pertanian, baik secara perorangan atau berkelompok yang sifatnya umum
menggunakan lambing-lambang tertentu. Komunikasi pertanian dalam
penggunaannya untuk bidang penyuluhan sangat penting guna menunjang
penyerapan informasi dari penyuluh sehingga pesan yang disampaikan oleh
penyuluh dapat diterima dan diterapkan dengan baik dan benar (Anggriyani,
2014).
5
6
serta merta dapat merubah kehidupan ekonomi para petani dengan merata.
Ketidakrataan ekonomi ini lebih disebabkan oleh pemeratann pemilikan tanah
dan penguasaan lahan yang sangat tidak merata (Sjamsir, 2017).
Pembangunan pertanian pada dasarnya meliputi pengembangan dan
peningkatan pada faktor-faktor: teknologi, sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, dan kelembagaan. Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi
dan penggerak utama ekonomi nasional dan sebagian besar daerah, melalui
perannya dalam pembentukan PDB/ PDRB, perolehan devisa, penyediaan
pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penciptaan
kesempatan kerja/ pengurangan pengangguran, dan peningkatan pendapatan
masyarakat. Salah satu agenda pembangunan ekonomi adalah Revitalisasi
Pertanian. Disamping keberhasilan melaksanakan peran konvensionalnya di
atas, pembangunan sektor pertanian dihadapkan pada tantangan lingkungan
strategi internasional seperti: liberalisasi pasar global dan ketidakadilan
perdagangan internasional, perubahan sistem dan manajemen produksi,
perwujudan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan, serta kemajuan
pesat dalam penemuan dan pemanfaatan teknologi tinggi (Sunarso, 2017).
Dampak kebakaran hutan yang sangat dirasakan manusia berupa kerugian
ekonomis yaitu hilangnya manfaat dari potensi hutan seperti tegakan pohon
yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan bahan
bangunan, bahan makanan, dan obat-obatan, serta satwa untuk memenuhi
kebutuhan akan protein hewani dan rekreasi. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian menunjukan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor
manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut: (1)
sistem perladangan tradisional; (2) pembukaan hutan oleh para pemegang
HPH; (3) penyebab struktural (Rasyid, 2014).
Tujuan utama dari usaha pembangunan ekonomi wilayah atau
pembangunan daerah adalah selain berupaya menciptakan pertumbuhan yang
setinggi-tingginya juga berupaya menghapus atau mengurangi tingkat
kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran atau
menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk di suatu wilayah. Kesempatan
8
C. Identifikasi Masalah
Penelitian sebagai suatu proses bertahap bersiklus yang dimulai dengan
identifikasi masalah atau isu yang akan diteliti. Setelah masalah
teridentifikasi kemudian diikuti dengan mereview bahan bacaan atau
kepustakaan. Masalah ini biasanya didahului dengan pertanyaan reflektif
tentang isu-isu yang sedang hangat dan kontrovensial dan menuntut adanya
jawaban atau pemecahannya. Ada beberapa pertanyaan pemandu seperti:
mengapa masalah tersebut penting dijadikan sasaran penelitian? Bagaimana
keadaan sosial disekitar peristiwa? Dan lain sebagainya (Raco, 2010).
Riset identifikasi masalah dilakukan untuk membantu mengidentifikasi
masalah yang mungkin belum tampak atau mungkin akan timbul di waktu
yang akan datang. Masalah bisa dibagi menjadi dua, yaitu masalah yang
9
E. Tujuan Komunikasi
Tujuan adalah apa yang harus atau direncanakan untuk dicapai dalam
aktivitas komunikasi. Tujuan ini dapat dicapai manakala kita melaksanakan
tugas-tugas yang dirumuskan dalam fungsi-fungsi. Tujuan berarti tentang
hasil atau output dari setiap upaya yang dilakukan, demikian pula halnya
dengan aktivitas komunikasi yang dilakukan untuk memenuhi harapan dan
tujuan tertentu setelahnya. Penetapan tujuan komunikasi dirancang oleh
pengirim atau bertindak sebagai komunikator yang bertujuan petunjuk arah,
haluan, sasaran yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi. Pentingnya
penetapan tujuan komunikasi antara lain: akan meningkatkan kemungkinan
individu mengekspos diri kepada sumber komunikasi dan situasi yang
berkaitan dengan tujuan komunikasi yang ditetapkan, tujuan akan
meningkatkan kontak individu dengan orang lain yang tertarik dalam
aktivitas yang sama, dan akan memiliki pengaruh tambahan pada penerima
informasi (Rustan dan Nurhakki, 2017).
Tujuan umum komunikasi sekurang-kurangnya ada lima, yaitu
mempengaruhi orang lain, membangun atau mengelola relasi antarpersonal,
menemukan perbedaan jenis pengetahuan, membantu orang lain dan bermain
atau bergurau. Kategori lain menyebutkan bahwa manusia menjalani semua
bentuk komunikasi dengan tujuan komunikasi sebagai berikut: pengirimkan
pesan, menerima pesan, menginterpretasikan pesan, merespons pesan secara
tepat dan jelas, bertukar pesan atau informasi. Pendukung tujuan utama
meliputi mengoreksi informasi dan memberikan kepuasan serta kesenangan
berdasarkan pesan/informasi (Liliweri, 2011).
Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan
pengertian dengan cara mengindahkan pesan dalam suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, organisasi, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi yang dilakukan
oleh setiap orang tentunya memiliki mempunyai tujuan komunikasi, salah
13
F. Perencanaan Komunikasi
Perencanaan komunikasi adalah proses mengalokasikan sumber daya
komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya tersebut tidak
saja mencangkup media massa dan komunikasi antarpribadi, tetapi juga setiap
aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan menciptakan.
Penerapan keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan
kelompok dalam lingkup tugas -tugas yang dibebankan oleh organisasi.
Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu
dalam mengorganisir aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan
sumberdaya komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan-
kebijakan komunikasi. Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen
tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang
berhubungan dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa
yang dapat dilakukan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada
siapa program komunikasi itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka
waktu berapa lama hal itu bisa dicapai, dan bagaimana cara mengukur
(evaluasi) hasil-hasil yang diperoleh dari program tersebut (Rochayat, 2015).
Perencanaan komunikasi menjelaskan bagaimana cara menyebarluaskan
pesan yang tepat dari komunikator kepada khalayak yang tepat, melalui
saluran yang tepat, dan waktu yang tepat pula. Proses komunikasi yang
dilaksanakan tidak luput dari berbagai rintangan atau hambatan. Perencanaan
komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang ada,
guna mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan dari fungsi dan kegunaan
komunikasi perencanaan diperlukan untuk mengimplementaskan program-
program yang ingin dicapai. Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang
sangat sederhana dikaitkan dengan bagaimana menciptakan komunikasi yang
efektif. Perencanaan komunikasi diperlukan untuk menyusun strategi agar
program-program pembagunan yang berskala nasional bisa berhasil dalam
kerangka yang lebih luas (Wijaya, 2015).
Perencanaan komunikasi adalah proses pengalokasian sumber daya
komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya tersebut tidak
15
saja mencakup media massa dan komunikasi antar pribadi, tapi juga setiap
aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan menciptakan
keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan kelompok dalam
lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi. Perencanaan
komunikasi berpusat pada pemanfaatan komunikasi sebagai suatu upaya
mobilisasi yang terintegrasi di dalam suatu komunitas (Wardana, 2016).
Perencanaan komunikasi harus memperhatikan perencanaan untuk
program atau rubik yang dibutuhkan atau yang diinginkan. Perencanaan
untuk program berkelanjutan atau program sekali tayang atau cetak.
Perencanaan untuk program audience khusus atau umum.perncanaan untuk
berita, peneragan atau cerita, untuk repeat program atau fresh program. Selain
itu, untuk perencanaan harus mempertahankan tujuan dari komunikasi yang
direncanakan, sasaran, situasi ketika komunikasi dilancarkan, dana yang
tersedia, efek yang mungkin timbul setelah komunikasi dilancarkan, pesan
yang akan disampaikan. Komunikator yang tepat, format yang cocok, dan
durasi yang pas (Sari, 2009).
Pemilihan strategi perencanaan komunikasi harus diawali dengan langkah-
langka. Langkah pertama adalah menetapkan komunikator. Komunikator
menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi dalam berbagai
kajian komunikasi, karena itu jika suatu proses komunikasi tidak berhasil
dengan baik, maka kesalahan utama bersumber dari komunikator, karena
komunikatorlah yang tida memahami penyusunan pesan, memilih media yang
tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. Komunikator
memegang peranan yang sangat penting sebagai pelaku utama dalam aktivitas
komunikasi. Seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombak
suatu program harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh daya
kreativitas. Syarat yang harus dimiliki seorang komunikator yakni;
kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan. Menetapkan target sasaran dan analisis
kebutuhan khalayak atau disebut juga komunikan dalam studi komunikasi
(Effendi, 2009).
16
Tidak ada satu atau lebih hal yang mengenai usulan strategi komunikasi
sebaik unit evaluasi dan sejumlah mekanisme umpan balik mengawasi
penetapan dari beberapa strategi di bidang tersebut, yang tidak mengusulkan
satu atau lebih strategi komunikasi seperti halnya suatu unit evaluasi dan
beberapa umpan balik mekanisme untuk monitoring pengundangan strategi
seperti itu di dalam bidang tersebut. Kebutuhan akan informasi yang dapat
dipercaya, untuk mengumpulkan aplikasi metoda penelitian evaluasi yang
sistematis, namun jarang dilakukan, jika sekiranya, memperdebatkan, dengan
difusi media membantu jarak belajar strategi dan dorongan perencanaan
komunikasi di tingkatan nasional. Pada misi perencanaan dan studi kelayakan
kelompok yang mana misi tersebut untuk membantu pemerintah menganalisis
komunikasi yang mereka butuhkan dan merumuskan kebijakan inovasi untuk
perluasan media massa dalam pembangunan (Kusuma, 2009).
Evaluasi adalah metode penilaian keberhasilan dari suatu kegiatan yang
telah dilakukan. Evaluasi memiliki tujuan memperbaiki atau meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya. Evaluasi dilakukan dalam
rangka mengukur sejauh mana keberhasilan suatu program komunikasi yang
telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi
porgram dan evaluasi manajemen (Pradana dan Ira, 2018).
Indikator komunikatif yang digunakan meliputi proses komunikasi yang
diukur dengan indikator arah, intensitas dan konvergensi komunikasi. Syarat
komunikasi diukur dengan indikator kesempatan, kemampuan, dan kemauan.
Partisipasi masyarakat diukur melalui tahapan program perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan. Melalui evaluasi dapat mengetahui
apakah informasi yang diberikan terhadap sasaran dapat diterima dan
bermanfaat atau tidak (Muchtar, 2016).
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengukur tingkat
keberhasilan kegiatan penyuluh pertanian. Hasil evaluasi ditulis di dalam
laporan penyuluhan. Laporan penyuluhan pertanian terdiri dari laporan
bulanan, tri wulan, semester dan tahunan. Berdasarkan hasil penelitian,
20
21
22
sedimentasi terbesar di dunia, yaitu lebih dari 250 ton per km persegi (km 2)
per tahun. Dinamika penggunaan lahan yang terjadi cenderung mempercepat
peningkatan proses-proses seperti pelapukan, erosi, dan pengendapan/
sedimentasi.
Degradasi lahan berdampak besar pada program pemerintah
swasembada pangan. Akibat degradasi lahan, luas lahan pertanian 8,1 juta
hektar tersebut tidak semuanya subur dengan sebagian lahannya belum
optimal. Mengatasi hal tersebut perlu adanya intensifikasi untuk peningkatan
produktifitas sesuai karakeristik pertanian di Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya daya konsumsi akibat peningkatan populasi manusia, harus
adanya kegiatan menyeimbangkan aspek suplai kebutuhan pangan, dimulai
dari hal yang mendasar yaitu memperluas lahan pertanian atau peningkatan
produktifitas. Berdasarkan data yang diperoleh, sumber daya lahan Indonesia
terus menciut akibat konversi dan degradasi yang disebabkan oleh sistem
pengelolaan tidak baik. Berdasarkan perkiraan sementara dengan
mempertimbangkan laju konversi lahan, tahun 2045 akan diperlukan
tambahan lahan sekitar 14,9 juta hektar, terdiri dari 4,9 juta hektar sawah, 8,7
juta hektar lahan kering, dan 1,2 juta hektar lahan rawa.
C. Tujuan Komunikasi
Setiap proses komunikasi mempunyai tujuan untuk berhasil terdapat
efisiensi dan efektivitas. Efisiensi maksudnya dengan sumber daya yang ada,
tetap diusahakan sebuah proses komunikasi mencapai hasil yang maksimal.
Ketika seorang komunikator menyampaikan pesan, materi pesan yang
disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang positif dari
penerima pesannya. Efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap
fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap unsur yang terlibat dalam
proses komunikasi harus memainkan perannya secara tepat untuk
menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi mencapai
tujuannya.
Tujuan komunikasi yang ditetapkan penyusun laporan ini adalah
memperkenalkan bahwasannya degradasi lahan merupakan hal yang akan
merugikan untuk ketahanan pangan di Indonesia sendiri kepada semua
lapisan masyarakat yang terlibat. Semua lapisan masyarakat harus sadar akan
pentingnya mempertahankan lahan sebagai lahan pertanian yang saat ini terus
menerus mengalami degradasi lahan. Lahan pertanian merupakan faktor
produksi utama yang harus dipertahankan eksistensinya untuk mewujudkan
ketahanan pangan. Perkenalan pentingnya mempertahankan lahan pertanian
ini bertujuan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tidak mengalami
degradasi lahan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan melalui google
form dengan sasaran semua lapisan masyarakat, banyak yang mengatakan
bahwa pentingnya mempertahankan lahan pertanian agar tidak mengalami
degradasi lahan sehingga ketahanan pangan dapat dipertahankan.
D. Perencanaan Media
Perencanaan media merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
periklanan dan promosi. Sering kali terjadi iklan dan promosi menjadi
27
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum dan pemaparan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Permasalahan riil yang terjadi di sekitar adalaha adanya degradasi lahan yang
bisa menyebabkan ketahanan pangan negara kita terganggu.
2. Khalayak sasaran yang dituju adalah mahasiswa dan masyarakat umum
3. Kebutuhan informasi khalayak sasaran adalah informasi mengenai
pengetahuan dampak degradasi lahan.
4. Tujuan komunikasi pertanian untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa
dan masyarakat untuk mengatasi degradasi lahan
5. Perancangan pesan komunikasi pertanian berdasarkan permasalahan yang
diangkat kelompok 7, yaitu dengan penjelasan tentang dampak degradasi
lahan terhadap swasembada pangan.
6. Pengaplikasian hasil desain pesan komunikasi pertanian dapat dilihat
berdasarkan tinggi tidaknya tingkat pengetahuan mahasiswa dan masyarakat
umum yang mengisi google form kelompok 7.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang yang dapat digunakan untuk praktikum
Komunikasi Pertanian di waktu yang akan datang yaitu: sebaiknya mahasiswa
yang memiliki keahlian dalam desain pesan lebih disebar disetiap kelompoknya
minimal ada 1 orang yang ahli. Sebaiknya ada koordinasi dari Coass terhadap
praktikan dalam hal sering mengingatkan dan lebih menjelaskan detail yang
akan dikerjakan praktikan. Sebaiknya Coass membantu permasalahan yang
dihadapi setiap kelompok.
31
DAFTAR PUSTAKA
NO ACARA/KEGIATAN WAKTU
1. 1Asistensi/coaching 12 April 2019
2. Pengumpulan Draft 1 Praktikum 03 Mei 2019
3. 2Konsultasi Identifikasi Permasalahan Riil 22 April s/d 26
Pembangunan Pertanian April 2019
4. 3Konsultasi:
a. Konsep perencanaan
b. Analisis khalayak sasaran k omunikasi pertanian 29 April s/d 5 Mei
(karakterik, permasalahan, sumberdaya yang 2019
tersedia (potensinya), skala prioritas
c. Tujuan Komunikasi Pertaniannya
5. 4Konsultasi Perencanaan Media dan Perancangan
Pesan Komunikasi Pertanian (Desain pesan 1 dan
desain pesan 2) 6 Mei s/d 19 Mei
(Konsultasi dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah 2019
Komunikasi Pertanian, Coass Mata Kuliah
Komunikasi Pertanian)
6. 5Demonstrasi Komunikasi Pertanian dan evaluasinya
7. Pengumpulan Draft Laporan Praktikum 28 Mei 2019
8. Pengumpulan Laporan Praktikum 20 Juni 2019
9. 6Responsi 20 Juni 2019
10. 7Input Nilai 28 Juni 2019
DOKUMENTASI
QUISONER SURVEY
GAMBAR MEDIA
Poster
Imooji
QUISIONER EVALUASI
Tabel 1. Kegiatan Monev Penyusunan Pesan