Anda di halaman 1dari 18

DRAINASE PERTANIAN

Kelas B – Agroteknologi 2018


Pengertian Drainase Pertanian
Apa itu Drainase Pertanian?

Sistem drainase pertanian


adalah sistem yang digunakan
untuk membuang air yang tidak
digunakan dalam areal
persawahan.
Pada sistem drainase
pertanian masih disisakan sedikit
air untuk kebutuhan tanaman
pertanian yang ada.
Sehingga tidak seluruh kelebihan
air dibuang pada sistem drainase
pertanian.
Drainase pada lahan
pertanian umumnya membuang
kelebihan air seperti kelebihan air
karena hujan dan kelebihan air
irigasi.
Tujuan dan Manfaat Drainase Pertanian
• Memberikan lingkungan yang sesuai untuk perakaran agar
pertumbuhan tanaman maksimum dengan cara membuang
kelebihan air pada zona perakaran dan mengendalikan salinitas
pada zona perakaran dan profil tanah
• Meningkatkan proses dekomposisi bahan organik dan ketersediaan
nitrogen
• Memperbaiki struktur tanah, sebagai hasil dari aerasi tanah yaitu
peningkatan dan pertumbuhan akar
• Mengalirkan kelebihan kadar garam.
Tujuan Drainase Pertanian
Pada lahan bergelombang drainase lebih berkaitan dengan
pengendalian erosi, sedangkan pada lahan rendah (datar) lebih
berkaitan dengan mengoptimalkan produksi.
Tujuan tersebut di atas dicapai melalui dua macam pengaruh,
yaitu ;
 Pengaruh langsung terutama ditentukan oleh :
1. Kondisi hidrologi
2. Karakteristik hidrolik tanah
3. Rancangan sistem drainase yaitu;
1) Penurunan muka air tanah di atas atau di dalam tanah
2) Mengeluarkan sejumlah debit air dari system drainase.

 Pengaruh tak langsung ditentukan oleh iklim, tanah, tanaman,


kultur teknis dan aspek sosial dan lingkungan.
Akibat dari drainase pertanian yang buruk terhadap tanah dan
tanaman :

1. Air yang mengisi pori tanah tidak hanya menghilangkan udara


pada pori tanah juga menghalagi pertukaran gas (aerasi) pada akar.
Kadar oksigen di dalam tanah sangat terbatas.
2. Setelah oksigen terlarut pada genangan air habis oleh mikroba,
maka proses dekomposisi bahan organik berubah dari aerobik
menjadi anaerob.
3. Pelapukan bahan mineral berubah dari reaksi oksidasi
menjadi reaksi reduksi
4. Konsentrasi Ferrous (Fe2+) dan sulfida (S2-) yang bersifat racun
meningkat dalam beberapa hari
5. Mempengaruhi pengambilan unsur hara tanaman melalui akar.
Gejala yang muncul daun menguning, agak merah atau muncul
bercak-bercak pada daun.
Jenis – jenis drainase :

1. Drainase permukaan
Drainase permukaan berfungsi untuk menangani air
permukaan, khususnya air yang berasal dari air hujan.
2. Drainase bawah permukaan
Merupakan pembuangan atau pengontrolan muka air tanah
sampai optimal untuk meningkatkan produksi tanaman. Drainase
bawah permukaan berfungsi untuk membuang air bawah
permukaan, serta menerima dan membuang air dari lapisan
tembus air.
a. Drainase acak (Random Field Drains)
Untuk mengatasi masalah cekungan dan lubang – lubang tempat
berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan
dengan kondisi tofografi lahan
b. Drainase Paralel (Parallel Field Drains)

Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan


kemiringan kurang dari 1%–2 % Pada daerah dataran tertentu
ditemukan sistem khusus dari jarak saluran paralel, 2 saluran
diletakkan secara paralel dengan jarak 5-15 meter. Tanah galian
saluran diletakkan diantara kedua saluran tersebut, dimanfaatkan
sebagai jalan yang diperlukan pada saat pemeliharaan saluran.
Drainase Berdasarkan Penampungannya
a. Singular
Terdiri dari jajaran pipa–lateral yang
ditanam di bawah permukaan tanah
dengan jarak tertentu, air yang keluar
dari seluruh pipa lateral ditampung
pada saluran terbuka, selanjutnya
disalurkan ke saluran drainase utama.
b. Komposit
Terdiri dari jajaran pipa–pipa lateral
yang ditanam di bawah permukaan
tanah dengan jarak tertentu, air dari
seluruh pipa lateral ditampung pada
pipa penampung yang juga ditanam di
tanah, antara pipa lateral dengan pipa
penampung dihubungkan dengan
sambuangan, selanjutnya disalurkan ke
saluran drainase utama.
Drainase Berdasarkan Sistemnya
a. Sistem Herringbone Terdiri dari pipa saluran drainase lateral
yang diletakan secara parallel dan
terhubung dengan pipa utama dengan
membuat sudut tertentu, biasanya dari
kedua sisi. Pipa utama atau sub utama
diletakkan pada bagian lahan yang
rendah atau lahan yang pada kemiringan
lahan yang besar atau lembah
b. Sistem Gridiron
Sistem drainase gridiron terdiri dari
pipa–pipa saluran drainase lateral
yang diletakkan secara paralel dan
terhubung dengan pipa utama secara
tegak lurus, biasanya dari satu sisi.
Sistem ini sesuai untuk lahan di
daerah rendah yang datar dengan
ukuran lahan yang sama.
c. Sistem Drainase Intersepsi
Sistem drainase intersepsi dapat
menampung rembesan air yang mengalir
ke lahan yang terletak lebih rendah atau
di bagian bawah. Pipa intersepsi
biasanya diletakkan pada bagian atas
dan daerah yang basah yang ditentukan
dari hasil pengamatan drainase awal.

d. Sistem Random
Sistem ini digunakan pada lahan yang
berombak atau pada lahan dimana
kondisi tanahnya terdiri dari beragam
jenis tanah dan pada lahan yang
terdapat area tergenang. Sistem
drainase random, daerah cekungan
dihubungkan dengan saluran
pengumpul air dan air di keluarkan dari
lahan melalui saluran pembuang.
Hal yang diperlukan dalam perencanaan Saluran Pembuang :

1. Peta
Peta situasi dan topografi, peta tanah, peta geologi, peta air tanah,
tata guna tanah dan tata jaringan irigasi dan drainase
2. Data Rencana
Data klimatologi termasuk curah hujan, data debit sungai, data pola
tanam dan tata tanam, hasil dan produksi tanaman
3. Data lainnya
Data lain yang berhubungan dengan masalah tersebut, antara lain
ketersediaan dan kapasitas outlet saluran pengatur, data ketersediaan
pompa beserta suku cadang dan bengkel perbaikan
Permasalahan dalam perencanaan drainase:
•Peningkatan debit
Perubahan tata guna lahan yang selalu terjadi mengakibatkan peningkatan aliran
permukaan dan debit banjir. Besar kecil aliran permukaan sangat ditentukan oleh
pola penggunaan lahan, yang diekspresikan dalam koefisien pengaliran yang
bervariasi antara 0,10 (hutan datar) sampai 0,95 (perkerasan jalan). Hal ini
menunjukkan bahwa pengalihan fungsi lahan bisa meningkatkan debit puncak banjir,
dan hal ini mengakibatkan prasarana drainase yang ada menjadi tidak mampu
menampung debit yang meningkat tersebut.

•Penyempitan dan pendangkalan saluran


Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan berkurangnya lahan untuk saluran
drainase. Banyak banguanan di atas saluran menyebabkan drainase menjadi
tersumbat. Hal ini karena kesadaran penduduk yang rendah terhadap
kebersihanlingkungan.

•Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang


lain
Terkadang penggalian saluran drainase tidak sengaja merusak prasarana yang sudah
ada atau yang ditanam dalam tanah. Biasanya kesalahan ini terjadi karena tidak
adanya informasi yang akurat mengenai prasarana tersebut.
1. Rasio ruang (void ratio) = e
merupakan suatu indeks dari isi pori tanah, yang dinyatakan
dalam hubungannya dengan isi padat, tetapi bukan dengan isi
total tanah.  
e

Dimana,
Vp = Volume ruang pori
Vs = Volume partikel padat

Nilai porositas tanah (f) lebih banyak dipergunakan dalam


fisika tanah dari pada rasio ruang (e) yang pada umumnya
merupakan indeks yang lebih banyak dipakai dalam teknil
sipil dan mekanika tanah.
2. Porositas (f)
• Kelembaban tanah adalah perbandingan volume air
dengan volume tanah basah atau kering.

• Porositas tanah ter-drainase atau Drainable porosity (Pd)


Pd(%)= porositas tanah (%)-kelembaban pada
kapasitas lapang (%)

P  d (%)

Dimana: dd = tinggi air dirainase (mm)


h = tinggi muka air tanah (mm)
Drainable water atau Air Drainase

• Drainable water: b a n y a k n y a air y a n g d a p a t dialirkan


dari t a n a h y a n g j e n u h air a k i b a t g a y a gravitasi.
• S a t u a n air dr a i n a s e ( m e t e r a t a u mili m e t e r )
Penambahan dan pengurangan air pada lahan pertanian menggunakan sebuah sistem
kesetimbangan yaitu,
 

Dimana,
IR        = Air Irigasi
R         = Air Hujan
ri          = Rembesan masuk
ET       = Evapotranspirasi
P          = Perkolasi
I           = Infiltrasi
rk         = Rembesan keluar
 
Dapat disimpulkan bahwa kesetimbangan dimana air yang masuk (sebelah kanan)
pada lahan pertanian harus sama dengan air yang keluar (sebelah kiri) pada lahan
pertanian itu sendiri. Apabila pada sisi air yang masuk lebih besar daripada jumlah air
yang keluar, maka pada saat itulah diperlukan sistem drainase yang akan membuang
kelebihan air tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai