Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA


BERKELANJUTAN”

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : GEOGRAFI PERTANIAN

Dosen Pengampuh :

Dr. Jolanda E. Kaihatu, M.Si

Dibuat Oleh :

Aprillia S. Kansil / 21101049

PROGRAM STUDI ILMU GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunia dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesikan Makalah “REKOMENDASI
PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA BERKELANJUTAN” dengan tepat waktu
guna memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Geografi Pertanian.

Disampaikan terima kasih yang tulus untuk semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, dan setiap kritikan juga saran yang telah diberikan sehingga tugas ini
dapat kami selesaikan. Dan harapan kami kiranya makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
untuk menambah wawasan terkait geografi pertanian dalam mewujudkan pertanian Indonesia
berkelanjutan

Dan penulis juga menyadari bahwa tidak ada hal yang sempurna, untuk itu penulis
sangat berharap bagi pembaca makalah ini agar bisa menyampaikan kritikan dan saran yang
membangun.

Tondano, November 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 6
BAB II..................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 7
1. Pengertian Dan Perkembangan Pertanian Berkelanjutan ....................................................... 7
2. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan................................................................................ 9
3. Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan ........................................................................................ 10
4. Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan ..................................................................................... 10
5. Indikator Sistem pertanian berkelanjutan ..................................................................................... 11
6. Rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan ................................................. 11
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian berkelanjutan adalah kegiatan pertanian yang memaksimalkan manfaat sosial


dan pengelolaan sumber daya biologis dengan syarat memelihara produktivitas dan efisiensi
produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas lingkungan hidup, dan produktivitas
sumber daya sepanjang masa. (Nasution, 1995). Pertanian berkelanjutan adalah cara bertani
yang berupaya menjaga dan merawat sumber daya alam

Ancaman mengenai pemenuhan kebutuhan pangan telah menjadi prioritas global,


terutama mengingat prediksi ledakan populasi global. Diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia akan mencapai 319 jiwa pada tahun 2045, dan laju pertumbuhan penduduk pada
tahun 2022 sebesar 1,17%. Ketahanan pangan adalah tantangan yang harus kita atasi saat ini
seiring dengan pertumbuhan populasi kita baik secara global maupun nasional.
Penanggulangan ketahanan pangan dapat dilaksanakan melalui berbagai program dan inisiatif
terkait proses produksi di semua sektor, terutama petani kecil yang merupakan produsen
utama bahan pangan pokok.
Menurut Badan Pusat Statistik (BSN), pertanian di Indonesia masih didominasi oleh
petani skala kecil dengan lahan terbatas, dengan pangsa sebesar 72,19%. Dengan angka yang
tinggi tersebut, masih terdapat berbagai tantangan yang mempengaruhi produktivitas petani
dalam memenuhi kebutuhan pangan negara yang terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu
tantangan terbesar yang dihadapi petani kecil adalah kurangnya pengetahuan pertanian dan
rendahnya kemampuan adaptasi teknologi

Pertanian adalah sektor terbesar di dunia. Sekitar 50% kawasan pertanian dan padang
rumput dapat menyediakan habitat dan makanan bagi banyak spesies. Ya, manusia hidup
berdampingan dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini. Kita harus bisa saling
melengkapi. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan pertanian berkelanjutan. Sayangnya,
sektor pertanian merupakan salah satu sumber utama emisi gas rumah kaca dan erosi tanah.
Menurut Psp Agriculture, kebutuhan lahan pangan Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan
mencapai 13,17 juta hektar. Namun dari 70 juta hektar tersebut, hanya 45 juta hektar yang
tersedia untuk produksi pertanian. Apa jadinya jika lahan pertanian menyusut dan kebutuhan
pangan masyarakat meningkat? Apa yang bisa kita lakukan di masa depan? Praktik pertanian
berkelanjutan memungkinkan kita memenuhi kebutuhan pangan tanpa merusak lingkungan.

Sejauh ini, pertanian berkelanjutan belum bisa diterapkan secara menyeluruh di


Indonesia. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi dan diatasi oleh petani, pemerintah,
dan masyarakat secara disiplin. Apa saja tantangan yang harus diatasi oleh perusahaan?
Menurut fao.org, sepertiga lahan pertanian telah kehilangan produktivitas dan hingga 75
persen keanekaragaman genetik tanaman telah hilang.risiko kepunahan.Lebih dari separuh
stok ikan telah dieksploitasi sepenuhnya, dan sekitar 13 juta hektar hutan telah dikonversi
menjadi penggunaan lahan lain setiap tahunnya selama dekade terakhir.Oleh karena itu,
tantangan utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan adalah semakin langkanya
sumber daya alam dan cepatnya penurunan produktivitas.Sementara permintaan pangan
meningkat pesat, sumber daya alam semakin berkurang. Populasi manusia juga semakin
meningkat. Selain itu, pertanian berkelanjutan juga tidak mudah, khususnya di Indonesia,
karena harus menghadapi berbagai tantangan.

B. Rumusan Masalah
Pembangunan pertanian berkelanjutan berfokus pada situasi yang akan muncul di tahun-
tahun mendatang, seperti kekurangan pangan akibat memburuknya situasi politik dan
ekonomi serta ledakan populasi yang tidak normal. Permasalahan yang harus diatasi adalah
penurunan jumlah penduduk dan pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan internasional.
Pembangunan pertanian harus dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dan model
pertanian tersebut perlu diubah secara total. Pertanian tradisional tidak lagi dianggap layak
karena bergantung pada ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Mengadopsi
sistem pertanian berkelanjutan dapat mengatasi permasalahan ini. Pertanian berkelanjutan
sangat berguna dari sudut pandang teknis, sehingga tersedia benih premium dan pemilihan
lahan yang sesuai tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam.

Dikutip dari Rachmawatie dkk., 2020. Tantangan-tantangan tersebut antara lain:


Kurangnya sumber daya manusia: Petani mempunyai tingkat pendidikan yang relatif rendah
dan sedikit masalah kesehatan. Keterbatasan sumber daya alam: Ketidakpastian jumlah air
yang tersedia, penurunan kualitas air, penurunan kesuburan tanah Keterbatasan penerapan
teknologi: Pengadaan sarana dan prasarana pertanian mulai dari produksi hingga pasca panen
masih menjadi kendala Keterbatasan Biomassa: Petani mengalami hambatan dalam
memenuhi kebutuhan biomassa mereka untuk praktik pertanian berkelanjutan karena
terbatasnya kepemilikan lahan, ternak, dan tenaga kerja Akses Informasi terhadap:Kurangnya
informasi mengenai pentingnya dan manfaat pertanian berkelanjutan Hambatan
kelembagaan: Peran lembaga Kebijakan.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk:
1. Pengetahuan tentang sistem pertanian berkelanjutan
2. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan
3. Pengetahuan tentang ciri-ciri dan karakteristik sistem pertanian berkelanjutan
4. Mengetahui rekomendasi untuk pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dan Perkembangan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang berkelanjutan selamanya, saat ini dan
di masa depan. Artinya pertanian akan bertahan, bermanfaat bagi semua orang, dan tidak
menjadi bencana bagi semua orang. Artinya, bertani bisa dilakukan saat ini dan di masa
depan, serta menjadi warisan berharga bagi anak cucu kita. Terdapat definisi lain mengenai
sistem pertanian berkelanjutan. Ini adalah cara alternatif untuk mencapai tujuan sistem
produksi pertanian yang menguntungkan secara ekonomi dan aman secara ekologis. Sistem
pertanian berkelanjutan juga dapat didefinisikan sebagai keberhasilan pengelolaan sumber
daya untuk tujuan pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan serta melestarikan sumber daya alam. Pertanian yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan selalu mempertimbangkan kesehatan tanah, air,
manusia, hewan, makanan, pendapatan, dan pelanggan.
Tujuan pertanian ramah lingkungan saat ini adalah menjaga dan meningkatkan
kesuburan tanah.Meningkatkan bakteri dan mempertahankannya pada tingkat optimal.
Konservasi dan peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem. Dan yang lebih penting
lagi, menjaga dan meningkatkan kesehatan warga dan makhluk hidup lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang mencakup faktor fisik,
biologi, sosial ekonomi, ekologi, dan manusia yang berfungsi secara ideal pada saat ini dan di
masa yang akan datang. Setelah Perang Dunia II, penggunaan bahan kimia dan teknik
kembali meningkat, mencapai puncaknya pada tahun 1970an, tahun yang sama ketika krisis
energi terjadi. Guna menyuplai bahan baku bagi industri pertanian, negara-negara berlomba-
lomba meningkatkan produktivitas pertanian. Semangat bersaing dalam dunia pertanian telah
melahirkan teknologi-teknologi baru seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan teknik
pertanian maju. Di negara-negara selatan seperti Indonesia, program telah dimulai untuk
memperkuat pertanian, khususnya beras sebagai makanan pokok, dengan mempromosikan
penggunaan berbagai varietas benih, pupuk kimia, dan obat-obatan untuk memberantas hama
dan penyakit.
Kebijakan pemerintah saat itu secara tegas merekomendasikan penggunaan energi
eksternal yang dikenal dengan paket Panka Usaha Thani yang salah satunya
merekomendasikan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Istilah pertanian berkelanjutan
pertama kali digunakan oleh para ahli pertanian FAO (Food and Agriculture Organization)
pada awal tahun 1980an yang setara dengan istilah agroekosistem. Argoekosistem sendiri
mengacu pada modifikasi ekosistem alami dengan campur tangan manusia untuk
menghasilkan pangan, serat, dan kayu untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan
manusia. Conway (1984) juga menggunakan istilah ``pertanian berkelanjutan'' untuk
menggambarkan agroekosistem yang bertujuan untuk kombinasi produktivitas, stabilitas, dan
keadilan.
Oleh karena itu, semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian
berkelanjutan merupakan jawaban atas ketidakpastian dampak Revolusi Hijau, khususnya di
wilayah Tenggara. Sebab, produktivitas pertanian sedang menurun (menurun). Kegagalan
pertanian modern memaksa para ahli pertanian dan lingkungan hidup untuk berpikir
mendalam dan berupaya membangun kembali sistem pertanian ramah lingkungan atau
kembali ke alam. Faktanya, sistem pertanian berkelanjutan merupakan paradigma lama yang
mulai diwujudkan kembali pada awal abad ke-21. Ini adalah fenomena keteraturan periodik
alami dalam artian akhir abad ini. Saat ini negara-negara Barat sedang mengalami gelombang
budaya teknologi tinggi (teknologi informasi), dengan pesatnya penggunaan teknologi maju
di bidang telekomunikasi, seperti penemuan Internet, telepon seluler, dan telepon seluler.
segera. Di sisi lain, negara-negara selatan masih berada dalam masa transisi dari gelombang
budaya pertanian ke gelombang budaya industri. Teknologi yang diadopsi oleh masyarakat
manusia juga menentukan semangat, gaya, sifat, struktur dan proses perekonomian, system
sosial dan budaya mereka. Norma sosial dan budaya harus diperhatikan. Khususnya dalam
sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia, jarak antara pemukiman dan lahan pertanian
biasanya sangat pendek. Menjadi pertimbangan utama ketika merencanakan usaha pertanian
dalam arti luas, berdasarkan nilai-nilai sosial yang tinggi.

Lima kriteria pengelolaan sistem pertanian berkelanjutan


1.Efisiensi ekonomi
2.Bernuansa, peka terhadap lingkungan dan
3.dapat diterima secara sosial (socially just)
4.sesuai dengan budaya
5. pendekatan system holistic
2. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan
Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International Federation
of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian
berkelanjutan :

1. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam
adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber
keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-
upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan.

2. Prinsip teknis Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini menjadi dasar dalam
pengembangan produk organik. Prinsip ini mencakup peralihan lahan dari model pertanian
konvensional ke pertanian berkelanjutan, dengan mempertimbangkan kondisi fisik setempat
bila memungkinkan, pengelolaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta
penggunaan teknologi.

3.Asas Sosial Ekonomi Asas ini menekankan pada penerimaan model usahatani yang
bermanfaat secara sosial dan ekonomi bagi petani. Hal ini juga mendorong pengembangan
kearifan lokal, kesetaraan gender, dan kemandirian petani.

4. Prinsip Kebijakan Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang konsisten dengan
upaya pengembangan pertanian berkelanjutan.

Kebijakan ini berlaku untuk praktik produksi, kebijakan harga, dan pemasaran yang adil.

Karakteristik sistem pertanian berkelanjutan

1.Menguntungkan secara ekonomi dan akuntabel (economically layak). Petani dapat


memperoleh keuntungan dengan tingkat produksi yang cukup dan stabil serta tingkat risiko
yang dapat diterima.

2.Tidak berbahaya secara ekologis. Kualitas agroekosistem dipertahankan atau ditingkatkan


dengan menjaga keseimbangan ekologi dan melindungi keanekaragaman hayati.

Dari sudut pandang ekologi, sistem pertanian adalah sistem yang sehat dan memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stres dan guncangan).

3.Keadilan Sosial. Sistem pertanian yang menjamin akses dan penguasaan yang adil terhadap
tanah, modal, informasi, dan pasar bagi para pesertanya, tanpa memandang status sosial-
ekonomi, gender, agama, atau kelompok etnis.

4. Bersikap manusiawi dan menghormati budaya setempat. Hormatilah keberadaan dan


perlakukan semua makhluk hidup dengan bijaksana. Dalam pembangunan pertanian, kita
tidak boleh lepas dari konteks budaya lokal dan harus menghormati nilai-nilai, etos, dan
pengetahuan lokal.
5.Mudah beradaptasi.Mampu beradaptasi terhadap situasi yang terus berubah, seperti:
Pertumbuhan populasi, tantangan politik baru, dan perubahan komposisi pasar.

Menurut Asosiasi Penelitian dan Konsultasi Pertanian Internasional, pertanian berkelanjutan


adalah pengelolaan sumber daya pertanian yang tepat untuk memenuhi perubahan kebutuhan
manusia sekaligus menjaga atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber
daya alam.

3. Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan

Ciri-cirinya adalah:

1.Stabil secara ekologis.

Artinya, kualitas sumber daya alam tetap terjaga dan kinerja seluruh agroekosistem, mulai
dari manusia, tumbuhan, hewan, hingga organisme tanah, meningkat. Artinya kita perlu
mengelola lahan dan menjaga kesehatan tanaman, hewan, dan masyarakat melalui proses
biologis.

2.Dapat dilanjutkan secara ekonomis.

3.Pemerataan berarti pembagian sumber daya dan kekuasaan sehingga terpenuhi kebutuhan
dasar seluruh anggota masyarakat, hak pakai tanah, modal yang cukup, dan terjaminnya
bantuan teknis.

4.Menghormati kemanusiaan, martabat dasar seluruh makhluk hidup, dan menghormati


budaya lokal.

5.Fleksibel dan mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi pengelolaan


pertanian (adaptability).

6.Menguntungkan secara ekonomi dan bertanggung jawab.

Petani mendapatkan manfaat dari tingkat produksi yang cukup dan stabil serta tingkat risiko
yang masih dapat diterima.

7.Keadilan sosial seringkali menemui kendala.

Sistem ini harus memastikan bahwa semua pihak memiliki akses dan kendali yang sama atas
tanah, modal, informasi dan pasar, tanpa membedakan status sosial atau ekonomi, gender,
agama atau etnis.

4. Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan memiliki lima karakteristik:
a.Menjaga fungsi ekologis.Tidak merusak agroekologi itu sendiri. Berkelanjutan secara
ekonomi berarti memberikan nilai tambah yang memadai kepada pengguna pertanian dan
tidak mengeksploitasi pihak manapun.
b.Masing-masing pihak menerima hak sesuai dengan keikutsertaannya.
c.Keadilan berarti semua pelaku pertanian menerima haknya tanpa batasan atau kendala dan
tanpa merugikan orang lain.
d.Kemanusiaan berarti memelihara nilai-nilai kemanusiaan dengan tetap memelihara harkat
dan martabat manusia, termasuk kebudayaan-kebudayaan yang ada.
e.Fleksibilitas berarti mampu beradaptasi dengan situasi dan keadaan saat ini.Oleh karena itu,
pertanian berkelanjutan tidak bersifat statis, namun dapat merespons permintaan konsumen
dan produsen secara dinamis.

5. Indikator Sistem pertanian berkelanjutan


1.Menghasilkan produk pertanian berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup.

2.Mengolah tanaman secara alami.

3.Mempromosikan dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam agroekosistem.

4.Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.

5.Menghindari segala bentuk pencemaran akibat penggunaan teknik pertanian.

6.Mempertahankan keanekaragaman genetik dalam sistem pertanian.

6. Rekomendasi kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Beberapa kebijakan yang diharapkan dapat mendukung produktivitas pertanian jangka


panjang dan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan kualitas
hidup antara lain:

1.Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian hama terpadu adalah pendekatan gabungan


dalam pengendalian hama. Gunakan metode biologis, budaya, fisik dan kimia untuk
meminimalkannya. Risiko biaya, kesehatan dan lingkungan.

a) Pemanfaatan serangga, reptilia, atau hewan pilihan untuk mengendalikan hama atau musuh
alami hama yang diketahui. sebagai musuh alami parasit telur dan larva hama tanaman.

b) Penggunaan tanaman penangkap hama yang berfungsi sebagai atraktan dan menjauhkan
hama dari tanaman utama.

c) Gunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk mengurangi infeksi jamur untuk
mengurangi kebutuhan fungisida sintetik.

d) Melaksanakan rotasi tanaman tahunan untuk mengurangi pertumbuhan populasi hama.


2.Sistem rotasi tanaman dan budidaya rumput Sistem pengelolaan baru budidaya rumput
intensif bertujuan untuk menciptakan tempat bagi ternak di luar area pertanian utama yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi biaya
pakan.

Selain itu, rotasi tanaman harus memberikan waktu bagi pupuk organik untuk matang.

Penggabungan lahan peternakan dengan padang rumput dan kebun buah-buahan mempunyai
beberapa manfaat, antara lain kemampuan ternak dalam menghasilkan pupuk untuk
menyuburkan lahan pertanian.

3.Perlindungan Tanah Cara perlindungan tanah meliputi pembuatan parit, pengurangan atau
penghapusan pengolahan tanah, dan pencegahan hilangnya tanah akibat erosi angin dan air.

Kegiatan konservasi lahan meliputi:


a) Pembuatan jalur konservasi.

b) Penggunaan bendungan untuk mencegah erosi.

c) Melakukan pekerjaan teras.

d) Pemanfaatan pepohonan dan semak belukar untuk menstabilkan tanah.

4.Pemeliharaan kualitas air/lahan basah Konservasi dan perlindungan sumber daya air telah
menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak kegiatan pertanian yang tidak
memperhatikan kualitas air.Lahan basah biasanya berperan penting dalam menyaring unsur
hara (pupuk anorganik) dan pestisida. Upaya menjaga kualitas air antara lain:
a) Mengurangi penambahan senyawa kimia sintetik pada lapisan atas tanah yang dapat
mencapai permukaan air.

b) Penggunaan irigasi tetes.

c) Gunakan jalan setapak terlindung di sepanjang tepi perairan.

d) Menanam padang rumput untuk ternak untuk mencegah peningkatan zat-zat berbahaya
akibat masuknya air limbah pertanian ke pabrik peternakan.

5.Tanaman Penutup Menanam tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim
panen sayuran dan biji-bijian memberikan beberapa manfaat, termasuk mengurangi
pertumbuhan gulma, mengendalikan erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6.Diversifikasi Lahan dan Tanaman Menanam berbagai macam tanaman di lahan pertanian
dapat mengurangi kondisi cuaca ekstrim, hama tanaman, dan harga pasar.

Peningkatan diversifikasi tanaman dan spesies tanaman lainnya, seperti pohon dan rumput,
berkontribusi terhadap konservasi lahan, habitat hewan, dan peningkatan populasi serangga
bermanfaat. Beberapa langkah aktivitas dijalankan.

a) Membangun fasilitas air yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung, dan hewan
pemakan serangga lainnya.
b) Menanam berbagai tanaman untuk meningkatkan pendapatan Anda sepanjang tahun dan
meminimalkan dampak dari tidak menanam satu tanaman saja.

7.Pengelolaan Unsur Hara Tanaman Pengelolaan unsur hara tanaman yang tepat dapat
memperbaiki kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah.

8. memaksimalkan kemajuan teknologi yang ada


Teknologi dan Inovasi pertanian telah terbukti menjadi factor utama peningkatan produksi
dan produktivitas komoditas pertanian, sampai saat ini kelembagaan penelitian dan
pengembangan pertanian telah menghasilkan berbagai teknologi dan inovasi, dan ikut
memberikan kontribusi terhadap perkembangan sektor pertanian di Indonesia

9. memajukan kualitas sumber daya manusia


kualitas sumber daya manusia juga menjadi penentu dalam keberhasilan pembangunan
pertanian. Sumber daya manusia yang menguasai serta bisa mengembangkan dan
memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan pada proses mengelola sumber daya
pertanian secara berkelanjutan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Sistem pertanian berkelanjutan adalah sistem yang menyeimbangkan ekosistem,
perekonomian, lingkungan, dan manusia serta berkelanjutan saat ini dan di masa depan.
Sistem pertanian berkelanjutan juga mencakup kriteria, prinsip, karakteristik, dampak positif
dan negatif, indikator dan penerapan untuk keseimbangan fungsi pertanian berkelanjutan.

2.Prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah ekologi, sosial ekonomi, teknologi dan
politik.

3.Sistem pertanian berkelanjutan ditandai dengan menguntungkan secara ekonomi dan dapat
dipertanggungjawabkan (economically layak).Kami ramah lingkungan.keadilan sosial.
Bersikaplah manusiawi dan hormati budaya lokal.Dan itu bisa beradaptasi.Sistem pertanian
berkelanjutan dicirikan oleh fakta bahwa sistem tersebut mempertahankan fungsi ekologis,
berkelanjutan secara ekonomi, adil secara manusiawi, dan fleksibel.

4.Indikator sistem pertanian berkelanjutan adalah produksi produk pertanian berkualitas


tinggi dalam jumlah yang cukup, budidaya tanaman secara alami, peningkatan dan perbaikan
siklus hidup biologis dalam agroekosistem, dan pemeliharaan kesuburan tanah jangka
panjang.dan meningkatkan.Dan penghindaran segala bentuk pengarsipan telah menyebabkan
kontaminasi teknologi pertanian, pelestarian keanekaragaman genetik dalam sistem pertanian.

5.Contoh penerapan sistem pertanian berkelanjutan mencakup pengelolaan hama terpadu,


rotasi tanaman dan sistem tanam, konservasi lahan, pemeliharaan kualitas air/lahan basah,
tanaman yang dilindungi, diversifikasi tanaman dan lahan, pengolahan unsur hara tanaman,
dan agroforestri.
DAFTAR PUSTAKA

Ismi imania dkk (2020) “Arah Kebijakan Sektor Pertanian di Indonesia untuk
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0”, jurnal administrasi dan kebijakan
public,

Sukarno Agung (2020), Makalah Pertanian Berkelanjutan,


https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9365GEGJlFXg_C3RXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEE
dnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1700954310/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.academia.edu%2
f25615392%2fMakalah_Pertanian_Berkelanjutan_agung_sukarno_/RK=2/RS=yC6ShHghqKvk6WR
Kzm3auLzQUno-

Anda mungkin juga menyukai