PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh:
M.Arif Maulana ( C1021211071 )
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................. 3
2. Secara Teoritis............................................................................................................... 4
Daftar pustaka.......................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu produk hortikultura banyak diminati oleh masyarakat
Indonesia adalah cabai karena cabai tersebut merupakan kebutuhan sehari-
hari di dalam konsumsi rumah tangga. Cabai mempunyai prospek cerah
sebagai komoditas cabai yaitu mempunyai nilai ekonomis tinggi karena salah
satu pemanfaatannya sebagai bahan baku industri, dibutuhkan setiap saat
sebagai bumbu masak, berpeluang ekspor, dapat membuka kesempatan kerja
dan merupakan sumber vitamin C. Kebutuhan komoditas cabai sering melonjak
drastis. Kondisi ini misalnya terjadi pada saat hari-hari besar keagamaan,
dampak ditimbulkan yaitu kenaikan harga cukup tajam. Selain itu, kenaikan
harga juga dapat disebabkan oleh kondisi iklim tidak menentu menyebabkan
produksi menurun. Walaupun secara kuantitas cabai pada konsumen rumah
tangga tidak dikonsumsi dalam jumlah besar, cabai sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Harga stabil Cabai merupakan harapan bagi masyarakat. Cabai
merupakan salah satu bahan pangan harganya sangat berfluktuasi. Apabila
harga cabai melonjak maka berdampak pada daya beli masyarakat dan juga
menimbulkan keresahan. Permintaan cabai sangat tinggi menyebabkan harga
naik sedangkan produksi tidak dapat memenuhi keinginan konsumen. Keadaan
ini diakibatkan tidak seimbangnya supply-demand, dimana ketidakseimbangan
supply-demand tersebut dapat disebabkan oleh beberapa perubahan seperti
perubahan teknologi produksi, pertumbuhan populasi atau jumlah konsumen,
perubahan tingkat pendapatan perkapita dan musim. Permintaan terhadap
cabai untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi disebabkan karena naik
turunnya harga cabai terjadi di pasar . Fluktuasi harga terjadi di pasar eceran,
selain disebabkan oleh faktor-faktor mempengaruhi sisi permintaan juga
disebabkan oleh faktor-faktor mempengaruhi sisi penawaran. Dari sisi
penawaran menunjukkan bahwa proses penyediaan cabai belum sepenuhnya
dikuasai para petani. Faktor utama menjadi penyebab adalah bahwa petani
cabai adalah petani kecil proses pengambilan keputusan produksinya diduga
tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu peramalan produksi dan harga.
Kenaikan harga cabai sangat tergantung pada musim panen dan musim tanam
serta pengaruh iklim dan cuaca. Disamping itu, kenaikan harga juga berkaitan
dengan kegiatan pemasaran. Bila dibandingkan dengan harga di daerah
konsumen, harga cabai di daerah produsen lebih rendah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya faktor angkutan, rendahnya daya tahan cabai, dan
daya beli masyarakat rendah (Manado & Tangkere, 2016)
Petani memproduksi cabai pada jumlah dan saat tertentu saja maka akan
berpengaruh pada kondisi pasokan, harga cabai pada saat itu akan
berfluktuasi. Jika harga cabai meningkat produksi cabai akan ditingkatkan oleh
petani sehingga menyebabkan penurunan harga cabai karena terjadi panen
raya. Mengingat cabai mempunyai sifat cepat rusak, fluktuasi harga tidak dapat
dihindari. Sebaliknya, jika pasar dan perkembangan harga cabai tidak
memberikan insentif pada petani, maka petani enggan untuk meningkatkan
produksinya. Aspek dari sektor pertanian dapat dikembangkan adalah tanaman
hortikultura. Seperti diketahui bahwa produk-produk pertanian dari petani
khususnya komoditas hortikultura mempunyai sifat mudah rusak atau tidak
bisa tahan lama. Oleh karena itu, perencanaan tanam dan proses penyampaian
hasil panen dari petani (produsen) ke pasar (konsumen) harus diperhatikan.
Selain sebagai tempat bertemunya pedagang dan pembeli untuk transaksi,
pasar menjadi penting bagi produk-produk pertanian. Tujuan dibangun suatu
pasar adalah untuk memberikan tempat atau sarana bagi produsen untuk
menyampaikan produknya ke konsumen melalui lembaga pemasaran, sehingga
pasar merupakan konsumen akhir dan atau konsumen organisasional, yaitu
konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai
permintaan terhadap produk tertentu (Anonim, 2008).
Fluktuasi harga tidak menentu pada komoditas cabai berdasarkan informasi
diatas menjadi fenomena menarik untuk dikaji, apakah harga melambung
terlalu tinggi mempengaruhi Pasar Flamboyan Kota Pontianak. Diperlukan
penelitian untuk mengetahui harga pada pasar tersebut.
B. Rumusan Masalah
Melihat pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian yaitu :
a. Bagaimana penilaian konsumen mengenai harga cabai yang ditetapkan
pedagang?
b. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di
Pasar Flamboyan Kota Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Melihat pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian yaitu :
a. Untuk mengetahui penilaian konsumen mengenai harga yang ditetapkan
oleh pedagang.
b. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di Pasar
Flamboyan Kota Pontianak.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
A. pemasaran
Menurut Abdullah (2016:2) pemasaran (marketing) adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial.
B. Bauran Pemasaran
Menurut A.F.Manampiring yang mengutip pendapat Kasmir dan Jakfar
(2014:186) marketing mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan
pemasaran yang dilakukan secara terpadu, artinya kegiatan ini yang dilakukan
secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada didalam marketing mix
itu sendiri.
C. Harga
Kotler (2012:410) menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau penjual melalui
tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama
terhadap semua pembeli.
D. Dimensi Harga
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Sabran (2012:52) menjelaskan ada
empat ukuran yang mencirikan harga yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian
harga dengan kualitas produk, daya saing harga dan kesesuaian harga dengan
manfaat. Empat ukuran harga yaitu sebagai berikut :
1) Keterjangkauan harga
Konsumen dapat menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Produk biasanya terdapat beberapa jenis dalam satu merek dan
harganya pun berbeda dari yang termurah sampai termahal. Dengan harga
yang ditetapkan, para konsumen banyak yang melakukan pembelian.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.
Konsumen sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena
mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi,
konsumen cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
3) Daya saing harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk
lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan
oleh konsumen pada saat akan membeli produk.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang
dirasakan lebih besar atau sebanding dengan jumlah uang yang telah
dikeluarkan untuk mendapatkan produk. Jika konsumen merasakan manfaat
produk lebih kecil dari jumlah uang yang telah dikeluarkan, maka konsumen
akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir
lebih untuk melakukan pembelian ulang.
E. Perilaku Konsumen
Menurut Sangaji (2013:8) yang mengutip pendapat Kotler (2005) Perilaku
konsumen adalah sebagai studi unit pembelian dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi, pembuatan barang, jasa, pengalaman, serta
ide. Masing-masing unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul
pasar individu atau pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar
bisnis yang dibentuk organisasi.
F. Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (2016:60) keputusan pembelian adalah sebuah proses
dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk
atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masingmasing alternatif
tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada
keputusan pembelian.
G. Dimensi Keputusan Pembelian
Tjiptono (2016:61) Proses keputusan pembelian :
1) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah atau kebutuhan muncul dikarenakan
seseorang mempersepsikan adanya perbedaan antara kondisi yang diharapkan
atau diidamkan (desired state) dan kondisi aktual (actual state).
2) Pencarian Informasi
3) Evaluasi alternatif
4) Pembelian dan Konsumsi
5) Evaluasi purnabeli
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode survei
dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen di Pasar Flamboyan Kota
Pontianak
3. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen Pasar Flamboyan Kota
Pontianak dengan jumlah konsumen sebanyak 137 selama 3 bulan.
4. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 responden, hasil
tersebut dihitung dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat
kesalahan sebesar 5%.