Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.)


TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli SEBAGAI
PENGAYAAN BAHAN AJAR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH
Reska Julianti
RRA1C412006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
JULI 2017

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1


PENGARUH EKSTRAK DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli SEBAGAI
PENGAYAAN BAHAN AJAR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Oleh:
Reska Julianti ,Harlis2), Harizon3)
1)
1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi
2)
Dosen Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi
3)
Dosen Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Jambi
Email: 1)juliantireska689@yahoo.com

ABSTRAK
Diare adalah kondisi dimana terjadinya peningkatan frekuensi buang air besar
yang disebabkan infeksi oleh bakteri salah satunya bakteri E. coli. Daun manggis
mengandung senyawa tanin dan mangostin yang berguna dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun
manggis dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan mengetahui konsentrasi
ekstrak daun manggis yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.
Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri dari 6 perlakuan konsentrasi yaitu kontrol
(diberi chloramphenicol), 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun manggis memiliki aktivitas dalam menghambat
pertumbuhan bakteri E.coli, rata-rata zona hambat ekstrak daun manggis yang terbentuk
bervariasi yaitu 21,25 mm sampai 36 mm. Pada perlakuan kontrol (chloramphenicol)
yang merupakan zona hambat terbesar yaitu 37,25 mm tidak berbeda nyata dengan
konsentrasi 80% dan 100% dengan zona hambat 32,75 mm dan 36 mm tetapi berbeda
nyata dengan konsentrasi 20%, 40% dan 60% dengan zona hambat 21,25 mm, 27 mm
dan 31 mm. Sehingga konsentrasi ekstrak daun manggis yang optimal sebagai
antibakteri adalah konsentrasi 80%. Hasil uji fitokimia didapatkan senyawa aktif
sebagai antibakteri yaitu: flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun manggis memiliki aktivitas
dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan konsentrasi ekstrak daun manggis
yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli adalah konsentrasi 80%.
Kata Kunci : Ekstrak daun manggis, E.coli
Jambi, Juli 2017
Mengetahui dan Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing 2

Dra. Hj. Harlis, M.Si Dr. Harizon, M.Si


NIP. 196211041991022001 NIP. 196510161992031010

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 2


PENGARUH EKSTRAK DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli SEBAGAI
PENGAYAAN BAHAN AJAR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Oleh:
Reska Julianti ,Harlis2), Harizon3)
1)
1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi
2)
Dosen Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi
3)
Dosen Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Jambi
Email: 1)juliantireska689@yahoo.com

ABSTRACT
Diarrhea is a condition in which the occurrence of increased frequency of bowel
movements caused by bacterial infection e.g. E.coli bacteria. Mangosteen leaves contain
tannin and mangostin compounds that are useful in inhibiting bacterial growth. The
purpose of this study was to determine the effects of extract of mangosteen leaf in
inhibiting the growth of E.coli bacteria and to determine the optimal concentration of
extract of mangosteen leaf in inhibiting the growth of E.coli bacteria. The experiment
was set up using completely randomized design consisting of 6 treatment
concentrations: control (given chloramphenicol), 20%, 40%, 60%, 80% and 100%. The
results showed that mangosteen leaf extract had activity in inhibiting the growth of
E.coli bacteria, the average of mangosteen leaf mangosteen inhibition zone that varied
ie 21.25 mm to 36 mm. In the control treatment (chloramphenicol), the largest
inhibitory zone of 37.25 mm was not significantly different with the concentrations of
80% and 100% with the inhibitory zones of 32.75 mm and 36 mm but significantly
different from the concentrations of 20%, 40% and 60% with zones of 21.25 mm, 27
mm and 31 mm. Therefore the optimal concentration of mangosteen leaf extract as
antibacterial is 80%. Phytochemical test results obtained as active compounds as
antibacterials are: flavonoids, tannins, saponins and alkaloids. Thus, it was concluded
that the growth of E.coli bacteria could be inhibited by the activity of mangosteen leaf
extract and 80% concentration of mangosteen leaf extract was the optimal concentration
in inhibiting the growth of E.coli bacteria.

Keywords: Mangosteen leaf extract, E.coli

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 3


PENDAHULUAN coli, pada konsentrasi 12,5% ekstrak daun
Latar Belakang Masalah tembelek bersifat menghambat
Indonesia memiliki keanekaragaman pertumbuhan bakteri sedangkan pada
hayati flora yang tinggi, banyak ditemukan konsentrasi 25% ekstrak daun tembelek
tumbuhan yang memiliki potensi sangat bersifat membunuh bakteri.
besar untuk mengobati berbagai jenis Hasil penelitian Mustapa, dkk (2011)
penyakit secara alami yang telah banyak bahwa ekstrak etanol daun manggis kuning
digunakan oleh orang-orang terdahulu. (Garcinia dulcis) pada konsentrasi 80%
Pengobatan dengan mamanfaatkan memiliki respon penghambatan kuat
tumbuhan disebut fitoterapi yang dalam terhadap aktifitas bakteri Escherichia coli
penerapannya pada waktu ini dikenal dalam dan bakteri Staphylococcus aureus.
bentuk jamu dan fitofarma (Wahyuni, dkk, Berdasarkan uraian diatas, selama ini
2012:420). Obat tradisional yang berasal belum ada pegayaan bahan ajar yang terkait
dari tanaman memiliki efek samping yang hasil penelitian ekstrak daun manggis
jauh lebih rendah tingkat bahayanya terhadap pertumbuhan bakteri E.coli pada
dibandingkan obat-obatan kimia, selain praktikum mikrobiologi, oleh karena itu
murah dan mudah diperoleh. hasil penelitian ini diharapkan dapat
Salah satu tanaman yang memiliki dijadikan pengayaan bahan ajar pada
khasiat sebagai pengobatan adalah tanaman praktikum mata kuliah mikrobiologi.
manggis. Pada kulit buah, buah, kulit Berdasarkan uraian di atas, maka
batang dan daun manggis dapat ditemukan dilakukan penelitian yang berjudul
senyawa xanthone. Senyawa xanthone “Pengaruh Ekstrak Daun Manggis
pertama yang telah diisolasi yaitu alfa (Garcinia mangostana Linn.) Terhadap
mangostin dan beta mangostin (Aldi, dkk. Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
2016:21). Menurut Jung, dkk (Qosim, Sebagai Pengayaan Bahan Ajar
2015:13) Pemanfaatan senyawa xanthone Praktikum Mikrobiologi”.
memiliki fungsi sebagai antimikroba,
antioksidan dan antijamur.
Tumbuhan manggis yang telah banyak METODE PENELITIAN
dimanfaatkan adalah bagian buah, kulit Penelitian ini merupakan penelitian
buah serta batangnya, sedangkan daun eksperimen dengan menggunakan
manggis belum banyak digunakan sebagai Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
bahan obat tradisional, namun daun perlakuan konsentrasi ekstrak daun manggis
manggis mengandung senyawa antibakteri. dan 4 ulangan sehingga satuan unit
Hasil penelitian Witantri, dkk (2015) percobaan adalah 24. Beberapa konsentrasi
menunjukkan buah, kulit buah dan daun ekstrak daun manggis yaitu :
manggis mengandung senyawa xanthone, P0: Kontrol (chloramphenicol 10%)
tanin dan mangostin. P1: 20%
Di Filipina rebusan daun manggis P2: 40%
dan kulit kayu manggis dibuat teh yang P3: 60%
digunakan sebagai obat diare. Diare P4: 80%
merupakan salah satu penyakit yang P5: 100%
mengakibatkan penderita akan mengalami
rangsangan buang air besar lebih dari 3 kali Alat-alat yang digunakan dalam
sehari. Diare terjadi diakibatkan oleh penelitian ini meliputi tabung reaksi, labu
infeksi bakteri salah satunya bakteri E.coli. evaporator, corong kaca, cawan petri, gelas
Hasil penelitian Lestari, dkk (2013) piala, erlenmeyer, batang pengaduk, gelas
menunjukkan bahwa ekstrak daun tembelek ukur, pipet tetes, jarum inokulasi, rak
(Lantana camara L.) mempunyai aktivitas tabung reaksi, bunsen, pinset, gunting,
antibakteri terhadap bakteri Escherichia neraca analisis, lemari es, inkubator, oven,

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 4


autoklaf, kompor listrik, pisau, spatula, lbs selama 15 menit, kemudian dituangkan
kaca objek, rotary evaporator, kaca ke dalam cawan petri dan dibiarkan
pembesar, dan alat tulis. hingga membeku.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi metanol, H2SO4, Mg, FeCl3, Pembuatan kurva
HCL, kloroform, amoniak, etanol 95%, Pembuatan kurva pertumbuhan
asam asetat, pereaksi Mayer, pereaksi dengan cara inokulasi bakteri Eschericia
Wagner, pereaksi Dragendorff, larutan coli yang berumur 24 jam ke dalam media
NaCl 0,85%, daun manggis, kertas cakram, miring Nutrient Agar (NA) pada suhu 37oC.
Escherichia coli dari balai laboratorium Kemudian biakan bakteri dimasukkan
kesehatan, Nutrient Agar, akuades, kapas dalam tabung yang telah berisi 9 ml NaCl
steril, kertas label, kertas saring, baju lab, 0,9% sebanyak 1 ml lalu dikocok. Diambil
kertas milimeter, cotton bud steril, 1 ml dari tabung 1 dan dimasukkan dalam
aluminium foil, masker, sarung tangan dan tabung 2, demikian seterusnya sampai
spritus. tabung ke-7 pengenceran dihentikan.
Suspensi bakteri dari pengenceran 10-7
Prosedur Penelitian diambil 0,1 ml dimasukkan dalam cawan
Sterilisasi alat dan bahan petri dan disebarkan di atas media NA
Alat dan bahan yang akan sampai merata dengan metode spread plate.
digunakan dalam penelitian disterilkan agar Kemudian dibungkus dengan alumunium
terhindar dari kontaminasi mikroorganisme foil dan diinkubasi dalam inkubator pada
yang tidak diinginkan. Umumnya suhu suhu 37oC selama 24 jam. Kegiatan ini
yang digunakan untuk autoklaf adalah diamati setiap 1 jam sekali. Dihitung koloni
121oC tekanan uap 15 lbs dan lamanya yang terbentuk sampai tidak ada lagi
berkisar antara 15-30 menit, Sedangkan penambahan jumlah koloni dan hasil yang
suhu yang digunakan untuk oven adalah diperoleh dibuat kurva pertumbuhan
160o -170o C selama 2 jam (Ngajow, dkk, (Capuccino dan Sherman, 2013: 144).
2013:130).
Uji ekstrak daun manggis terhadap
Pembuatan ekstrak daun manggis E.coli
Daun manggis dicuci dengan air Pengujian penghambatan
hingga bersih, kemudian dihancurkan pertumbuhan E.coli menggunakan metode
sampai halus menggunakan blender. Serbuk Kirby-Bauer. Bakteri E.coli dibuat
daun manggis dimaserasi menggunakan -1
pengenceran 10 menggunakan NaCl 0,9%.
metanol selama 3 x 24 jam pada temperatur Dicelupkan swab steril ke dalam suspensi
kamar. Filtrat yang diperoleh disaring bakteri, kemudian swab steril diangkat dan
dengan kertas saring. Filtrat hasil maserasi diratakan dengan metode streak pada media
dievaporasi pelarutnya sehingga diperoleh NA. Kertas cakram dengan diameter 6 mm
ekstrak kental. Selanjutnya dibuat larutan yang telah dicelupkan selama 1 menit pada
stock 100% kemudian diencerkan dengan tabung reaksi yang telah berisi masing-
akuades untuk mendapatkan konsentrasi masing konsentrasi ekstrak daun manggis
20%, 40%, 60% dan 80%. yang telah ditentukan, kemudian kertas
cakram dikering anginkan. Selanjutnya
Pembuatan media Nutrient Agar (NA) kertas cakram tersebut diletakkan secara
Sebanyak 20 g Nutrient Agar (NA) perlahan-lahan ke atas media agar yang
dilarutkan dalam 1 liter akuades dan telah disiapkan. Dalam satu cawan petri
dipanaskan hingga mendidih sampai larut, berisi 1 buah kertas cakram dengan satu
kemudian dimasukkan kedalam konsentrasi ekstrak daun manggis.
erlenmeyer dan disterilkan menggunakan Selanjutnya ditutup menggunakan
autoklaf pada suhu 121oC tekanan uap 15 aluminium foil dan diinkubasi pada suhu

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 5


37oC selama 12 jam. kemudian diukur
Uji triterpenoid dan steroid
diameter zona hambat “zona hallow”
Sebanyak 50-100 mg sampel
dengan menggunakan kertas milimeter
ditempatkan pada plat tetes dan
(Sinaga, dkk.,2009:164).
ditambahkan asam asetat glacial selam 15
menit, enam tetes larutan dipindahkan ke
Uji fitokimia
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2-3
Uji flavonoid
tetes asam sulfat pekat. Hasil positif
Diambil 0,5 g sampel dilarutkan
ditunjukkan jika triterpenoid berwarna
dengan 2 ml air panas dan sedikit serbuk
merah jingga atau ungu sedangkan steroid
Mg, 4 ml HCl pekat, 2 ml Etanol 95%
berwarna biru (Sangi et al, 2008:48).
kemudian dikocok. Jika timbul warna
merah bata maka ekstrak positif
Pengamatan
mengandung adanya kandungan flavonoid
Pengamatan didasarkan atas
(Sangi et al, 2008:49).
diameter zona hambat (zona hallow) yang
terbentuk pada 12 jam pertama diukur
Uji tanin
dengan menggunakan kertas milimeter.Uji
Sebanyak 20 mg sampel, ditambah
fitokimia berdasarkan atas kepekatan warna
etanol. Kemudian sebanyak 1 ml larutan
yang terbentuk.
dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.
Analisis data
Hasil positif ditunjukkan dengan
Data diameter zona hambat yang
terbentukknya warna hitam kebiruan atau
diperoleh dianalisis secara statistik
hijau (Sangi et al, 2008:49).
menggunakan sidik ragam (ANOVA),
apabila berpengaruh maka dilanjutkan
Uji saponin
dengan uji Duncan Multiple Range Test
Sebanyak 2 g sampel dimasukkan
(DNMRT) pada taraf nyata 5% dan uji
ke dalam tabung reaksi, ditambah air suling,
fitokimia dianalisis secara deskriptif
didihkan selama 2-3 menit dan didinginkan.
dengan cara melihat frekuensi kepekatan
Kemudian dikocok kuat-kuat. Hasil positif
warna yang terbentuk.
ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang
stabil (Sangi et al, 2008:49).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Uji alkaloid
Diameter zona hambat
Sebanyak 4 g sampel ditambahkan
Berdasarkan hasil analisis sidik
kloroform secukupnya. Kemudian
ragam (Lampiran 4) yaitu pemberian
ditambah 10 ml amoniak dan 10 ml
ekstrak daun manggis (Garcinia
kloroform. Larutan disaring ke dalam
mangostana) berpengaruh terhadap
tabung reaksi dan fitrat ditambahkan asam
pertumbuhan E.coli, hal ini berarti bahwa
sulfat 2N sebanyak 10 tetes. Campuran
hipotesis diterima. Terlihat dari nilai Fhitung
dikocok dengan teratur kemudian dibiarkan
> Ftabel, dimana Fhitung pada analisis data
beberapa lama sampai terbentuk 2 lapisan.
zona hambat yang terbentuk yaitu 14,90
Lapisan atas dipindahkan pada tiga tabung
dan Ftabel zona hambat yang terbentuk yaitu
reaksi masing-masing 2,5 ml. Ketiga larutan
2,77. Rata-rata diameter zona hambat
ini dianalisis dengan pereaksi Mayer,
ekstrak daun manggis dengan berbagai
Dragendorff dan Wagner. Pereaksi Mayer
konsentrasi berdasarkan uji lanjut Duncan
terbentuk endapan putih, pereaksi
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Dragendorff memberikan endapan coklat,
dan pereaksi Wagner memberikan endapan
coklat (Sangi et al, 2008:49).

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 6


Tabel 4.1 Rata-rata diameter zona hambat ekstrak
daun manggis terhadap pertumbuhan a a
bakteri E.coli
Konsentrasi Rata-rata Respon b b
c c
ekstrak daun diameter zona Hambatan d d
manggis (%) hambat (mm)
20 21,25a Sangat Kuat
40 27b Sangat Kuat
60 31 bc Sangat Kuat
80 32,75cd Sangat Kuat (e) (f)
100 36d Sangat Kuat
Kontrol 37,25d Sangat Kuat Gambar 4.1 Zona hambat yang terbentuk dari
(Chloramphenicol perlakuan: (a)konsentrasi 20%,
10) (b)konsentrasi 40%,(c)konsentrasi
60%, (d)konsentrasi 80%
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf kecil (e)konsentrasi 100%, (f)kontrol
yang sama tidak berbeda nyata pada (chloramphenicol)
taraf 5% menurut uji DNMRT
Keterangan Gambar :
Berdasarkan Tabel 4.1 a: Media NA yang ditumbuhi E.coli
menunjukkan bahwa rata-rata diameter b: Zona hambat pertumbuhan E.coli
zona hambat bervariasi antara 21,25 mm c: Disk cakram berdiameter 6 mm
d: Kertas milimeter
hingga 37,25 mm. Setelah dilakukan uji
lanjut dengan Duncan diketahui bahwa
pada pelakuan ekstrak 20% memiliki Uji fitokimia
diameter zona hambat terendah yaitu 21,25 Berdasarkan hasil uji fitokimia
mm yang berbeda nyata dengan perlakuan yang telah dilakukan, didapatkan senyawa
lainnya. Perlakuan dengan kontrol positif metabolit sekunder yang terkandung di
(diberi chloramphenicol) menghasilkan daun manggis yaitu alkaloid, tanin,
zona hambat tertinggi yaitu 37,25 mm tidak flavonoid, dan saponin.
berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak
konsentrasi 80% dan 100% tetapi berbeda Pembahasan
nyata dengan konsentrasi 20%, 40% dan Hasil pengukuran pada Tabel 4.1
60%. Dapat dilihat zona hambat yang rata-rata diameter zona hambat aktivitas
terbentuk pada Gambar 4.1 antibakteri dari ekstrak daun manggis
dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%,
a a 100% dan kontrol dalam pengamatan 12
b jam berpengaruh terhadap pertumbuhan
c b bakteri E.coli dengan diameter zona hambat
d c yang terbentuk yaitu : 21,25mm, 27mm,
d 31mm, 32,75mm, 36mm, dan 37,25mm.
Pengukuran rata-rata diameter zona hambat
aktivitas antibakteri dari ekstrak daun
manggis dengan berbagai konsentrasi
(a) (b) menunjukkan kategori sangat kuat.
Pengamatan daya hambat
a a
pertumbuhan bakteri oleh ekstrak daun
b b manggis yang diberikan terlihat adanya
c c wilayah jernih disekitar kertas cakram
d d
selama 12 jam. Luas wilayah jernih yang
terbentuk merupakan kepekaan bakteri
terhadap ekstrak yang diberikan. Perlakuan
(c) (d)
pemberian konsentrasi ekstrak daun
manggis terhadap pertumbuhan bakteri

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 7


E.coli pada Kontrol positif melepaskan atom H dan menghasilkan
(chloramphenicol) memiliki aktivitas senyawa kompleks bewarna hitam (Tanaya,
penghambatan yang paling luas dengan dkk, 2015:782). Pada uji alkaloid dengan
rata-rata diameter zona hambat yang pereaksi Mayer menunjukkan adanya
terbentuk yaitu 37,25 mm. endapan putih disebabkan oleh nitrogen
Chlorampenicol merupakan pada alkaloid bereaksi dengan ion logam K +
antibiotik bersifat bakteriostatik dengan dari kalium tetraiodomerkurat (II)
cara menghambat sintesis protein membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mikroorganisme dengan mempengaruhi mengendap dan pada uji alkaloid
ribosom sub unit 30S dan 50S, antibiotik ini menggunakkan pereaksi Wagner terdapat
menyebabkan terjadinya hambatan dalam endapan bewarna coklat yang disebabkan
sintesis protein secara reversibel (Amin, ion logam K+ membentuk ikatan kovalen
2014:44). koordinat dengan nitrogen pada alkaloid
Konsentrasi ekstrak daun manggis membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
yang optimal terhadap pertumbuhan bakteri mengendap (Ikalinus, dkk, 2015:76).
E.coli yaitu konsentrasi 80% karena Pada uji saponin hasil positif
memiliki rata-rata diameter zona hambat ditunjukkan dengan terbentuknya buih hal
32,75 mm yang termasuk dalam kategori ini disebabkan senyawa yang memiliki
sangat kuat dalam menghambat aktivitas gugus polar dan nonpolar bersifat aktif di
bakteri, berdasarkan uji lanjut duncan permukaan sehingga saaat dikocok dengan
konsentrasi 80% tidak berbeda nyata air, saponin dapat membentuk misel. Pada
dengan konsentrasi 100% dan kontrol. struktur misel gugus polar menghadap
Untuk perlakuan kontrol memang memiliki keluar sedangkan gugus nonpolar
zona hambat yang luas tetapi tidak berbeda menghadap kedalam. Keadaan inilah yang
nyata dengan konsentrasi 80% dan 100% tampak seperti busa (Marlinda, dkk,
yang memiiki diameter 32,75 mm dan 36 2016:28).
mm. Berdasarkan hal tersebut konsentrasi Menurut Melnick dan Adelberg
80% dan 100% dapat dikatakan efektif (2012:355) mekanisme penghambatan
dalam menghambat pertumbuhan E.coli pertumbuhan bakteri oleh senyawa zat
dikarenakan sama-sama memiliki aktivitas antimikroba dikelompokkan menjadi empat,
antibakteri yang sangat kuat. yaitu penghambatan terhadap dinding sel,
Hasil uji fitokimia pada daun penghambatan terhadap membran sel,
manggis diketahui bahwa daun manggis penghambatan terhadap sintesis protein dan
memiliki empat senyawa aktif yaitu : penghambatan terhadap asam nukleat.
flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin. Pada Senyawa flavonoid berfungsi sebagai
uji flavonoid terjadi perubahan warna dari antibakteri dengan cara membentuk
coklat menjadi merah bata, perubahan senyawa kompleks terhadap protein
warna tersebut disebabkan terjadinya ekstraseluler yang menggangu integritas
hidrolisis flavonoid glikosida menjadi membran sel. Senyawa tanin mempunyai
aglikon flavonoid dengan penambahan HCl daya antibakteri dengan cara mengkerutkan
yang selanjutnya akan membentuk senyawa dinding sel atau memberan sel sehingga
kompleks dengan serbuk Mg dan menganggu permeabilitas sel itu sendiri
menghasilkan perubahan warna menjadi (Permatasari, 2013:167).
merah atau jingga (Tanaya, dkk. 2015:782). Senyawa saponin yang terkandung
Pada uji tanin hasil positif di daun manggis ditandai terbentuknya buih
ditunjukkan dengan perubahan warna dari yang stabil. Senyawa saponin bekerja
coklat menjadi hitam terjadinya perubahan sebagai antibakteri dengan cara berdifusi
warna disebabkan oleh adanya ikatan melalui membran luar dan dinding sel yang
kovalen antara ion Fe3+ dengan atom O- dari rentan, lalu mengikat membran sitoplasma
gugus fungsi OH senyawa tanin yang sehingga mengganggu dan mengurangi

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 8


kestabilan membran sel (Ngajow, dkk, DAFTAR RUJUKAN
2013:132). Senyawa Alkaloid memiliki
Aldi, Y., Oktavia, S. dan Yenni, S., 2016.
kemampuan sebagai antibakteri dengan cara
Uji Efek Immunomodulator Dari
menganggu komponen penyusun
Ekstrak Daun Manggis (Garcinia
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
mangostana L.) dengan Metode
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
Carbon Clearence dan Menghitung
utuh dan menyebabkan kematian sel
Jumlah Sel Leukosit Pada Mencit
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
Putih Jantan. Jurnal Farmasi Higea
ekstrak daun manggis mengandung
STIFARM, 8(1):20-31.
senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri E.coli (Darsana, Amin, L. Z., 2014. Pemilihan Antibiotik
2012:11). Yang Rasional. Medicinus UPH, 27
Menurut Vandepitte, dkk. (3) : 40-45.
(2003:118) faktor-faktor yang
mempengaruhi ukuran daya hambat pada Cappuccino, J. G and Sherman, N., 1983.
metode difusi cakram, antara lain : Microbiology : A Laboratory
kepekatan inokulum, waktu pemasangan Manual. New York:
cakram, suhu inkubasi, waktu inkubasi, Benjamin/Cummings publishing
ukuran lempeng, ketebalan media agar, company.
pengaturan jarak cakram antimikroba,
potensi cakram antimikroba, dan komposisi Darsana, I.G.O.,Besung, I.N.K., dan
media. Mahatmi, H., 2012. Potensi Daun
Binahong (Anredera cordifolia
(Tenore) Steenis) Dalam
PENUTUP Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Simpulan Escherichia coli Secara In Vitro.
Berdasarkan hasil penelitian yang Indonesia Medicus Veterinus
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Udayana, 1(3) : 337-351.
pengaruh konsentrasi ekstrak daun manggis Lestari, A., Jamhari, M., dan Kundera, I.
sebagai berikut : N.,2013. Daya Hambat Ekstrak
1. Ekstrak daun manggis memiliki Daun Tembelek (Lantana
aktivitas dalam menghambat camara L.) Terhadap
pertumbuhan bakteri E.coli. Pertumbuhan Bakteri Escherichia
2. Konsentrasi ekstrak daun manggis yang coli. e-Jipbiol Universitas
optimal dalam menghambat Tadulako, 1 (1) : 42-49.
pertumbuhan bakteri E.coli adalah
konsentrasi 80% dengan rata-rata Marlinda, M., Sangi, M. S dan Wuntu, A.
diameter zona hambat 32,75 mm yang D., 2016. Analisis Senyawa
tidak berbeda nyata dengan konsentrasi Metabolit Sekunder dan Uji
100% dan kontrol (Chloramphenicol). Toksisitas Ekstrak Etanol Biji
Buah Alpukat (Persea americana
Saran Mill.). Jurnal MIPA Unsrat, 1 (1)
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut : 24-28.
dengan menggunakan metode uji yang
berbeda. Melnick, J dan Aldeberg, 2010.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Mikrobiologi Kedokteran Edisi-
terhadap ekstrak daun manggis dengan 25. Terjemahan A. Widhi
menggunakan bakteri gram positif dan Nugroho. ECG: Jakarta.
gram negatif lain
Mustapa, S. W, Boekoesoe, L dan Mustapa,
M. A., 2011, Uji aktivitas

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 9


antibakteri ekstrak etanol daun Bacteriology 2nd Edition.
manggis kuning (Garcinia dulcis) Geneva: WHO.
terhadap bakteri. KIM Fakultas
Ilmu-ilmu Kesehatan dan Wahyuni, E., Sumiati, S dan Nurliani,
Keolahragaan Universitas 2012. Pengaruh Konsumsi
Gorontalo, 3 (3) : 1-7. Jantung Pisang Batu Terhadap
Peningkatan Produksi Asi Di
Ngajow, M., Abidjulu, J., dan Kamu, V.,S. Wilayah Puskesmas Srikuncoro,
2013. Pengaruh Antibakteri Kecamatan Pondok Kelapa,
Ekstrak Kulit Batang Matoa Bengkulu Tengah Tahun 2012.
(Pometia pinnata) Terhadap Buletin Penelitian Sistem
Bakteri Staphylococcus aureus Kesehatan DEPKES, 15 (4) : 418-
Secara In Vitro. Jurnal Mipa 424.
UNSRAT Online, 2(2):128-132.
Witantri, R.G., Ruspendi, E.C.A. dan
Permatasari, G., A., A., Besung, I.N.K., dan Saputro, D.S., 2015.
Mahatmi, H., 2013.Daya Hambat Keanekaragaman Pohon
Perasan Daun Sirsak Terhadap Berpotensi Obat Antikanker Di
Pertumbuhan Bakteri Escherichia Kawasan Kampus Kentingan
coli. Indonesia Medicus Veterinus Universitas Sebelas Maret,
Udayana, 2(2):162-169. Surakarta, Jawa Tengah. Pros
Qosim, Warid. A,. 2015. Manggis Sem Nas Masy Biodiv Indon UNS,
(Kegunaan, Budidaya, Agribisnis 1(2):477-483.
dan Pengolahan). Jakarta:
Penerbit Graha Ilmu.

Sangi, M,. M. R. J. Runtuwene., H. E. I.


Simbala dan V.M. A. Makang,
2008. Analisis Fitokimia
Tumbuhan Obat Di Kabupaten
Minahasa Utara. Chem. Prog, 1
(1) : 47-53.

Sinaga, E., Noverita dan fitria, D., 2009.


Daya Antibakteri Jamur Endofit
Yang Diisolasi Dari Daun Dan
Rimpang Lengkuas (Alpinia
galanga Sw.). Jurnal Farmasi
Indonesia UGM, 4(4):161-170.

Tanaya, V., Retnowati, R. dan Suratmo,


2015. Fraksi Semi Polar Dari
Daun Mangga Kasturi (Mangifera
casturi Kosterm). Kimia Student
Journal UB, 1 (1) : 778-784.

Vandepitte, J., Verhaegen J., Engbaek K.,


Rohner P., Piot P. Dan Heuck C.,
C. 2003. Basic Laboratory
Procedures In Clinical

Reska Julianti (RRA1C412006) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 10

Anda mungkin juga menyukai