Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH KETAHANAN PANGAN

“Ketahanan Pangan Daerah Nangroe Aceh Darussalam”

Disusun Oleh :

Nisrina Abidah / 101811233056

Ashlikhatul Khanif / 101811233078

Annisa Ainur R. / 101811233083

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi


setiap saat. Berdasarkan UU No. 18/2012 tentang Pangan. Disebutkan bahwa
Ketahanan Pangan adalah "kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan".

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah


susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari
kelompok pangan utama pada tingkat ketersediaan maupun konsumsi pangan.
PPH merupakan instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan wilayah yang
dapat digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan konsumsi pangan ke
depan, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya dan preferensi
konsumsi pangan masyarakat. Tujuan utama penyusunan PPH adalah untuk
membuat suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang terdiri
dari kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai
cita rasa.

Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menganalisis situasi ketersediaan pangan di suatu negara/wilayah dalam kurun
waktu tertentu berdasarkan aspek penyediaan dan pemanfaatan pangan. Hasil dari
Neraca Bahan Makanan tersebut adalah jumlah pangan yang tersedia di pasar
untuk dikonsumsi pada kurun waktu tertentu dalam bentuk energi per
kg/kapita/hari, protein per g/kapita/hari dan lemak per g/kapita/hari. NBM
penting sebagai bahan masukan kebijakan terkait dengan perencanaan produksi
dan ketersediaan pangan di suatu wilayah. Situasi ketersediaan pangan NBM
memberikan gambaran situasi ketersediaan pangan secara rata-rata wilayah, dan
tidak menggambarkan situasi ketersediaan pangan individu.
Pada tahun 2018 Provinsi Aceh terdiri atas 18 Kabupaten dan 5 kota, 289
kecamatan, 6.514 gampong atau desa. Batas-batas wilayah Provinsi Aceh,
sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan
dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.
Jumlah penduduk tahun 2018 dari hasil proyeksi yaitu sebanyak 5.281.314 jiwa.
Secara gender, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.638.423 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 2.642.891 jiwa. Kepadatan penduduk Aceh tahun 2018
adalah 91 jiwa per kilometer perseginya. Pada tahun 2018, rata-rata konsumsi
kalori per kapita sehari untuk Provinsi Aceh adalah 2.101,57 kkal dan rata-rata
konsumsi protein per kapita sehari sebesar 58,99 gram.
B. Tujuan

Mengetahui ketahanan pangan, masalah pangan, dan masalah pangan yang


berada di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode

a. Lokasi : Nangroe Aceh Darussalam

b. Sumber Data : Provinsi Dalam Angka NAD

c. Keterbatasan Data :

Keterbatasan data dialami pada pencarian data terbaru estimasi ekspor dan impor
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tak hanya itu, untuk data terbaru mengenai
produksi, penggunaan, dan komoditas cukup sulit untuk dicari. Sabagian besar
data berbentuk RPJMA dalam suatu periode tahun dimana tahun terbaru yang
digunakan adalah tahun 2017 padahal provinsi-provinsi lain sudah memiliki
update data skor PPH maupun data-data pangan lain untuk periode 2018. Situs
resmi dari DInas PAngan Pemerintahan Aceh pun tidak menggunaggah laporan-
laporan tersebut. Isi dari situs tersebut hanya berisi berita-berita rapat mereka.
Hal tersebut membuat data sulit untuk dicari.

B. Hasil

a. Situasi Konsumsi

Tabel 1. Skor PPH berdasarkan SUSENAS


Skor perhitungan Pola Pangan Harapan (PPH) NAD tergolong rendah
yaitu 68,1 dari 100. Hanya kelompok pangan padi - padian dan buah/ biji
berminyak saja yang memenuhi target pangan yang telah ditentukan.
Kelompok yang paling jauh dari target pangan yaitu kelompok sayur dan
buah yaitu sebesar 16,5 dari 30,0 dengan selisih sebanyak 13,5. Kelompok
lain yang belum memenuhi target selain sayur dan buah adalah umbi -
umbian dengan selisih 2,0 ,pangan hewani dengan selisih 8,5 ,minyak dan
lemak dengan selisih 0,1 ,kacang - kacangan dengan selisih 7,6 ,dan gula
dengan selisih 0,2.

Bedasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pola pangan harapan


masyarakat NAD tergolong rendah dan tidak variatif. Hal tersebut dapat
dilihat dari 8 kelompok bahan pangan utama terdapat 6 kelompok bahan
pangan yang tidak memenuhi target pangan dan hanya 2 bahan pangan yang
memenuhi target. Masyarakat dinilai masih mengungunggulkan satu bahan
pangan saja sebagai makanan pokok utama sehingga skor pph masih jauh
dari target.

b. Situasi Ketersediaan

Tabel 2. Tabel Ketersdiaan Energidan Protein

Tabel diatas merupakan perhitungan ketersediaan pangan di Provinsi


Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM).
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa tingkat ketersediaan energi
di provinsi tersebut adalah sebesar 87.2% dan ketersediaan protein sebesar 92.2%
dimana angka tersebut belum memenuhi angka target, yaitu 100%. Angka
ketersediaan pangan provinsi Aceh menunjukkan adanya selisih sebsar 12.8%
untuk ketersediaan energi dan 7.8% untuk ketersediaan Protein. Hal tersebut
menjukkan belum terpenuhinya target keterediaan energy dan protein. Tak hanya
itu, tabel menjukkan adanya ketidakmerataan sumber energi dan protein yang
dapat dilihat dari persentase AKE dan persentase AKP yang dominan pada bahan
makanan padi-padian saja sedangkan bahan pangan lain tidak menyumbangkan

banyak energi maupun protein.

Tabel 3. Skor PPH berdasarkan NBM

Perhitungan skor PPH berdasarkan ketersediaan provinsi Aceh menunjukkan


angka 79.3% dimana angka tersebut masih kurang 20.7% dari angka skor
maksimal yang diharapkan. Kedua tabel tersebut menunjukkan adanya korelasi
positif antara rendahnya nilai PPH menurut SUSENAS maupun NBM dengan
jumlah ketersediaan bahan pangan yang masih kurang dari skor target yaitu 100%
dan kurang beragamnya bahan pangan sumber energy dan protein yang tersedia.

c. Distribusi, Akses Pangan, dan Tingkat Kemiskinan

Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi di Indonesia


dengan akses dan distribusi pangan yang baik. Hal tersebut dibuktikan
dengan data yang diambil dari Provinsi Aceh Dalam Angka tahun 2019 yang
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat membelanjakan uangnya di
bidang pangan dan pesatnya perkembangan industri pangan di NAD. Berikut
gambar yang menyatakan perihal pengeluaran masyarakat di sektor
makanan:

Gambar 1. Nilai Umum Indeks Harga Konsumen


Menurut Kelompok Pengeluaran di Aceh

Gambar 1 menjelaskan terkait tingkat pengeluaran konsumen terhadap


kategori - kategori barang dan jasa. Pengeluaran untuk kategori bahan
makanan serta makanan dan minuman jadi tertinggi pada bulan Agustus dan
Desember dengan nilai indeks 141,42 dan 129,28.

Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Pengeluaran per Kapita tiap Bulannya


Pada gambar 2 disajikan grafik perbandingan rata - rata pengeluaran per
kapita perbulannya. Melalui grafik tersebut diketahui bahwa pengeluaran
perkapita paling tinggi adalah sektor makanan dan mengalami peningkatan
sebesar 18.506 di tahun 2018. Pada sektor bukan makanan pengeluaran
perkapita lebih sedikit dibandingkan dengan sektor makanan, selisih dari
kedua sektor tersebut sebesar 121.519 di tahun 2018.

Meski akses pangan terbilang cukup baik, provinsi Aceh juga tidak
terlepas dari masalah kemiskinan. Angka kemiskinan provinsi Aceh pada
tahun 2018 sebanyak 831,50 ribu jiwa atau 15,68 persen dari total
penduduknya. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2017
sebesar 1,7 jiwa.

Salah satu faktor yang meningkatkan angka kemiskinan adalah angka


pengangguran. Menurut hasil survei SAKERNAS jumlah angkatan kerja
tahun 2018 Provinsi Aceh sebesar 2.353.440 jiwa, Jumlah pengangguran
sebanyak 149.723 atau sebesar 6,36%. Tingkat pengangguran tertinggi
berada pada kota Lhokseumawe yaitu sebesar 12,52% dan terendah terdapat
pada Kabupaten Bener Meriah yaitu sebesar 1,07%. Berikut grafik
perbandingan tingkat pengangguran dari berbagai kota di Provinsi Aceh:

Gambar 3. Survey Perbandingan Tingkat Pengangguran


di Berbagai Daerah Provinsi Aceh

C. Analisis Situasi

Provinsi Naggroe Aceh Darussalam merupakan suatu wilayah yang terdiri atas 18
kabupaten, 5 kota, 289 kecamatan, dan 6.514 gampong atau desa dengan jumlah
penduduk menurut data tahun 2018 sebanyak 5.281.314 jiwa. Dari jumlah penduduk
tersebut, terdapat setidaknya 149.723 atau 6,36% diantaranya merupakan
pengangguran. Angka pengangguran tersebut memberikan sumbangan terbesar bagi
angka kemiskinan di Aceh. Merujuk pada data gambar 1 yang menggambarkan tabel
pengeluaran rata-rata kapita per bulan dari masyarakat Aceh, ditemukan fakta bahwa
pengeluaran untuk bahan makanan, baik makanan atau minuman, menjadi
pengeluaran nomor satu sehingga semakin turunnya pendapatan berhubungan
langsung dengan penurunan pembelian bahan makan dan secara tidak langsung
memengaruhi pola pangan masyarakat.

Berdasarkan perhitungan nilai PPH berdasarkan SUSENAS pada situasi


konsumsi di Bab II, nilai PPH masyarakat Aceh masih jauh dibawah target, yaitu
sebesar 68,1. Hal tersebut menggambarkan masih rendahnya pola pangan masyarakat
Aceh. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut. Beberapa diantaranya
adalah belum memenuhinya angka ketersediaan protein maupun energy, ragam bahan
pangan sumber energi maupun protein, dan angka kemiskinan di Aceh yang
menyebabkan daya beli yang rendah.

Belum mampunya provinsi Aceh memenuhi target ketersediaan energy dan


protein disebabkan oleh menurunnya kemampuan Aceh dalam memproduksi dan
memanfaatkan bahan pangan. Menurut Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan
tahun 2018, Aceh hanya mampu mencapai 27,09% dari target (10.834 dari 40.000)
penghasilan beras dan masuk kedalam 10 daerah dengan serapan terendah. Pada
RPJM Aceh pun terdapat penggambaran penurunan kondisi impor-ekspor provinsi
Aceh yang menurun.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data-data tersebut, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih memiliki


tanggung jawab untuk meningkatkan skor pola pangan harapan yang masih rendah
dan kurang variatif. Untuk meningkatkan skor tersebut, provinsi Aceh sebaiknya lebih
memerhatikan ketersediaan pangan yang ada karena dari hasil perhitungan, sumber
energy maupun protein masih dominan pada sumber pangan padi-padian dan kurang
tersebar secara merata di bahan-bahan lain. Tak hanya itu, masalah pengangguran
yang berujung pada kemiskinan menjadi salah satu tugas rumah yang harus
diselesaikan oleh pemerintah provinsi Aceh sebagai upaya pendukung peningkatan
nilai PPH.

B. Rekomendasi

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, penulis memberikan beberapa rekomendasi


yang diharapkan mampu membantu menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan
di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam:

1. Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat demi mendukung


terciptanya usaha-usaha baru demi menyikapi pengangguran yang terjadi.
2. Mengajak UMKM serta pengusaha-pengusaha lokal berkolaborasi untuk
menciptakan produk-produk kuliner local yang dibuat dari bahan pangan local
untuk dijual dan dipromosikan serta menjadi upaya peningkatan diversifikasi
makanan.
3. Memberikan bantuan bibit dan pupuk bagi petani demi meningkatkan
semangat bercocok tanam di masyarakat sehingga dapat meningkatkan angka
ketersediaan.
4. Mengampanyekan “One Day No Rice” di masyarakat untuk mengajak
masyarakat mencoba bahan pangan lain sehingga tidak bergantung pada
sumber pangan padi-padian.
DAFTAR PUSTAKA

Provinsi Aceh dalam Angka 2019

STATKP18_pagenumber.pdf (pertanian.go.id) yang diakses pada Jumat, 11 Desember 2020


pukul 20.08 WIB.

LAPORAN TAHUNAN BKP 2018 (pertanian.go.id) yang diakses pada Jumat, 11 Desember
pukul 20.10 WIB.

Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012-2017

BPS Provinsi Aceh. 2019. Statistik Perdagangan Luar Negeri Provinsi Aceh.

Anda mungkin juga menyukai