Anda di halaman 1dari 10

Farmakoterapi 3

pneumonia
Shinta dewi siregar
1848201067

Dosen Pengampu:
Jelly Permata Sari, M.Farm,Apt
Pneumonia adalah infeksi pada
ujung bronkial dan alveoli yang
disebabkan bakteri, jamur, virus
dan parasit.

Pneumonia yang paling sering


terjadi karena Streptococcus
pneumonia, Legionella
pneumophila dan Klebsiella sp.

(Depkes RI,2005).
Berdasarkan klinis dan epidemiologi:
1 Community acquired pneumonia (CAP) ,Pneumonia
Nosokomial,Pneumonia Aspirasi .

Berdasarkan kuman penyebab:


2 Pneumonia bakteri/tipikal,Pneumonia atipikal,Pneumonia virus,Pneumonia
jamur

Berdasarkan lokasi infeksi:


3 Pneumonia lobaris,Branko pneumonia,Pneumonia intersitisal

Buke C, 2009.
Pneumonia disebabkan oleh masuknya partikel kecil pada saluran
napas bagian bawah. Masuknya partikel dapat menyebabkan
kerusakan paru- paru karena mengandung agen penyebab infeksi.
Infeksi dapat disebarkan melalui udara ketika agen masih aktif
dan kemudian masuk ke jaringan tempat partikel tersebut dapat
menyebabkan infeksi. Jika partikel mempunyai ukuran yang
sangat kecil saat terhirup, maka partikel akan mudah masuk ke
jalan napas dan alveolus. Infeksi saluran pernapasan juga bisa
disebab kan oleh bakteri yang berada di dalam darah dari
daerah lain di tubuh menyebar ke paru- paru. Jika terlalu
banyak mikroorganisme yang lolos dari sistem kekebalan
tubuh maka terjadi aktivasi imun dan infiltrasi sel dalam
sistem kekebalan tubuh. Sel tersebut menyebabkan rusaknya
selaput lendir di dalam bronki dan selaput alveolokapiler
sehingga terjadi infeksi

Misnadiarly. 2008
Etiologi Penyebab
Mikroorganisme : bakteri,
Demam, takikardia, batuk yang virus, mycoplasma, chlamydia
produktif, serta perubahan dan jamur. Virus-virus yang
sputum baik dari jumlah menginfeksi adalah virus saluran
maupun karakteristiknya, napas seperti RSV, Influenza
nyeri dada type A, parainfluenza,
adenovirus.

Surya Pratiwi. 2010


FAKTOR RISIKO PNEUMONIA

Surya Pratiwi. 20107


Doenges, Marilynn, E. dkk. 2000
TERAPI PENDUKUNG

Terapi pendukung pada pneumonia meliputi :


• Pemberian oksigen yang dilembabkan pada pasien yang menunjukkan
tanda sesak, hipoksemia.
• Bronkhodilator pada pasien dengan tanda bronkhospasme
• Fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sputum
• Nutrisi
• Hidrasi yang cukup, bila perlu secara parenteral
• Pemberian antipiretik pada pasien dengan demam
• Nutrisi yang memadai.

Doenges, Marilynn, E. dkk. 2000


1. Buke C, Biyikli B, Tuncel M,Aydemir S, Tunger A,Sirin H, Kocaman A. 2009.
Nosocomial Infections in a Neurological Intensive Care Unit. Journal of
Neurological Sciences (Turkish). Volume 26. Number 3. Page(s) 298-304.
2. MIsnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak
Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta: Pustaka Obor PopulerBare Brenda
G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
3. Departemen Kesehatan RI 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan.
4. Surya Pratiwi. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Pneumonia
Dengan Ketidakefektifan Kebersihan Nafas Di Ruang Melati RSUD Dr.
Soedirman Kebumen.
5. Doenges, Marilynn, E. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai