DASAR-DASAR BIOKIMIA
“METABOLISME KARBOHIDRAT”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4:
Deby Chintia
Rachna Dellifachrin
Kriswanto
Vina Safitri
2019
Metabolisme Karbohidrat
A. Proses Fotosintesis
a. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata 'foton' yang berarti cahaya, dan 'sintesis' yang berarti
penyusunan. Fotosintesis dapat diartikan sebagai peristiwa pembentukan karbohidrat dan
oksigen dari karbondioksida dan air dengan bantuan energi cahaya matahari. Energi matahari
yang ditangkap oleh proses fotosintesis merupakan lebih dari 90% sumber nergi yang dipakai
oleh manusia untuk pemansan, cahaya, dan tenaga.
Cahaya matahari
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Karbon dioksida air klorofil (glukosa) oksigen
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Seluruh bagian dari tumbuhan, termasuk batang
dan buah, memiliki kloroplas. Akan tetapi, daun merupakan tempat utama berlangsungnya
fotosintesis pada tumbuhan. Warna pada daun disebabkan adanya klorofil, pigmen berwarna
hijau yang terletak di dalam kloroplas. Klorofil dapat menyerap energi cahaya yang berguna
dalam sintesis molekul makanan pada tumbuhan. Kloroplas banyak ditemukan pada mesofil.
Setiap sel mesofil dapat mengandung 10 hingga 100 butir kloroplas.
Kloroplas sebagai tempat klorofil berada, merupakan organel utama dalam proses
fotosintesis. Jika dilihat menggunakan mikroskop SEM (Scanning Electrone Microscope),
dapat diketahui bentuk kloroplas yang berlembar-lembar dan dibungkus oleh membran.
Bagian di sebelah dalam membran dinamakan stroma, yang berisi enzim-enzim yang
diperlukan untuk proses fotosintesis. Di bagian ini, terdapat lembaran-lembaran datar yang
saling berhubungan, disebut tilakoid. Beberapa tilakoid bergabung membentuk suatu
tumpukan yang disebut grana.
Pada tumbuhan, terdapat dua pusat reaksi fotosintesis yang berbeda, yakni fotosistem
I dan fotosistem II. Keduanya dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam menyerap
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan kemampuan tersebut disebabkan
oleh perbedaan kombinasi antara klorofil a dan klorofil b. Perbedaan kombinasi antara
klorofil a dan klorofil b berpengaruh terhadap panjang gelombang yang diterima oleh
klorofil. Fotosistem I dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 680–700
nm, sedangkan fotosistem II dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 340–
680 nm.
2. Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan tahap sebenarnya dalam pembuatan bahan makanan pada
fotosintesis. Energi yang telah dihasilkan selama reaksi terang akan digunakan sebagai bahan
baku utama pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma. Reaksi gelap tidak
membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus
terang karena energi yang dipakai berasal dari siklus terang.
Tumbuhan mengambil karbon dioksida melalui stomata. Karbon dioksida diikat oleh
suatu molekul kimia di dalam stroma yang bernama ribulosa bifosfat (RuBP). Karbon
dioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus karbon dan menjadi bahan
utama dalam pembentukan glukosa yang dibantu oleh enzim rubisko. Reaksi ini pertama kali
diamati oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga reaksi ini disebut juga dengan
siklus Calvin-Benson.
RuBP yang berikatan dengan karbon dioksida akan menjadi molekul yang tidak stabil
sehingga akan membentuk fosfogliserat (PGA) yang memiliki 3 gugus C. Energi yang
berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan oleh PGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL)
yang mengandung 3 gugus C. Dua molekul PGAL ini akan menjadi bahan utama
pembentukan glukosa yang merupakan produk utama fotosisntesis, sedangkan sisanya akan
kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP. Jadi, reaksi gelap terjadi dalam tiga tahap,
yakni fiksasi CO2, reduksi, dan regenerasi.
1. Fiksasi CO2
CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) yang memiliki atom C
sebanyak 5 (C-5), karena hanya mengikat satu atom C (C-1) maka terbentuk senyawa RuBP
dengan atom C sebanyak 6 (C-6) dalam keadaan yang tidak stabil dan pecah menjadi 2
senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
2. Reduksi
Selanjutnya 2 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP,
membentuk asam fosfogliseraldehid yang masih berikatan dengan H 2 berasal dari NADPH2.
Siklus reaksinya harus berjalan 3 kali, baru terbentuk hasil akhir yaitu 6 senyawa
gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
3. Regenerasi
Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) digunakan
untuk mengikat CO2. Pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) dan pecah
menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP membentuk asam fosfogliseraldehid dan
NADPH2. Siklus reaksinya berjalan 3 kali, dan kembali regenerasi lagi. Jadi untuk
membentuk 1 molekul glukosa maka dibutuhkan sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin)
dengan menangkap sebanyak 6 molekul 6CO2. reaksi sebagai berikut : 6CO2 + 6H2O
C6H12O6 + 6O6
B. Proses Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom
C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C),NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan
senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada
proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH,
dan 2 ATP.
a. Tahapan Glikolisis
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui proses
ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat,
dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin dinukleotida) radikal yang
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-tahun penelitian melelahkan
dalam biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap glikolisis yang membuat respirasi selular
mungkin. Berikut adalah berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan
glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan
membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda.
Produksi berbagai senyawa di setiap tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam
proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang
reaktan pada tahap yang langsung tersedia.
b. Langkah Proses Glikolisis
Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa atau penambahan gugus fosfat pada
glukosa. Reaksi ini dibantu oleh enzim heksokinase yang memisahkan satu kelompok fosfat
dari ATP dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa 6-fosfat. Proses
glikolisis ini memerlukan satu molekul ATP dan diubah menjadi ADP karena pemisahan satu
kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai berikut:
C6H12O6 + ATP + heksokinase → C6H11O6P1 + ADP
\
Tahap 2: Produksi Fruktosa 6 Fosfat
Tahap kedua adalah pembuatan fruktosa 6-fosfat. Proses glikolisis yang ke dua
dibantu oleh enzim fosfoglukosaisomerase. Tahap ini mengubah produk dari tahap
sebelumnya, yaitu glukosa 6-fosfat yang diubah menjadi fruktosa 6-fosfat. Fruktosa 6-fosfat
merupakan isomer (Isomer adalah molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang sama
tetapi susunan atomnya berbeda. Reaksi kimia tahap ini sebagai berikut:
C6H11O6P1 + Enzim Phosphoglucoisomerase → C6H11O6P1
Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat
Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat
dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dibantu oleh enzim fosfofruktokinase
yang memanfaatkan satu molekul ATP. Reaksi ini diringkas sebagai berikut:
C6H11O6P1 + enzim fosfofruktokinase + ATP → C6H10O6P2
Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat
Pada tahap keempat, enzim aldolase memisahkan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi dua
molekul gula yang berbeda, keduanya isomer satu sama lain. Adapun gula yang terbentuk
adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton. Reaksinya sebagai berikut:
C6H10O6P2 + Enzim aldolase → C3H5O3P1 + C3H5O3P1
Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Dibuat secara cepat, kemudian
diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim fosfat triose. Jadi dalam totalitas, tahap
keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul fosfat gliseraldehida.
C3H5O3P1 + enzim fosfat triose → C3H5O3P1
Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Bifosfogliserat
Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD + dengan menggunakan enzim fosfat dehidrogenase triose dan kedua adalah
penciptaan 1,3- asam bifosfogliserat dari dua molekul fosfat gliseraldehida yang dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Reaksi keduanya adalah sebagai berikut:
Enzim Fosfat dehidrogenase Triose + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH + 2 H + Enzim fosfat
dehidrogenasi Triose + fosfat gliseraldehida + 2 (C3H5O3P1) + 2P → 2 molekul asam 1,3-
Bifosfogliserat (C3H4O4P2)
Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam
Tahap ketujuh melibatkan pembuatan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul
asam 3-fosfogliserat dari reaksi fosfogliserokinase pada dua molekul asam 1,3-
diphoshoglyceric yang dihasilkan dari tahap sebelumnya
C3H4O4P2 + 2ADP phosphoglycerokinase → C3H5O4P1 + 2ATP
Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor
Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi
dari atom fosfor dalam asam 3-fosfogliserat dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon
kedua dan menciptakan asam 2 - fosfogliserat. Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
2 molekul C3H5O4P1 + enzim fosfoogliseromutase → 2 molekul C3H5O4P1
Tahap 9: Menghilangkan Molekul Air
Enzim enolase datang ke dalam untuk menghilangkan sebuah molekul air dari asam
2-fosfogliserat untuk membentuk asam yang lain yaitu asam fosfoenolpirupat (PEP). Reaksi
ini mengubah kedua molekul asam 2-fosfogliserat yang terbentuk pada tahap sebelumnya.
2 molekul C3H5O4P1 + enzim enolase -> 2 molekul (PEP (C3H3O3P1) + H2O 2
Tahap 10: Pembentukan asam piruvat dan ATP
Tahap ini menghasilkan dua molekul ATP dan dua molekul asam piruvat dengan
bantuan enzim piruvatkinase pada dua molekul asam fosfoenolpiruvat dihasilkan pada tahap
sebelumnya. Hal ini dimungkinkan setelah terjadi transfer dari atom fosfor dari asam
fosfoenolpiruvat (PEP) untuk ADP.
2 molekul PEP (C3H3O3P1) + + 2ADP + enzim piruvatkinase → 2ATP + 2 molekul asam
piruvat
C. Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat atau yang dikenal juga dengan sebagai (siklus krebs) atau siklus
asam trikarboksilat merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.
HA Krebs(1937) yang telah memberikan sumbangan percobaan eskperimental dan
konseptual agar siklus ini dapat dipahami. Siklus Krebs terkait dengan segi metabolisme
biokimia yang sebenarnya; bahan yang masuk berasal dari karbohidrat dan keluar
membentuk lemak, sedangkan bahan yang masuk berasal dari asam amino dan keluar
membentuk karbohidrat. Namun, jarang sekali dari lemak menuju karbohidrat. Glukosa,
asam lemak dan banyak asam amino akan dimetabolisasi menjadi asetil koA atau intermediet
yang ada pada siklus asam sitrat. Asetil koA selanjutnya dioksidasi yang akan menghasilkan
hidrogen atau elektron sebagai ekuivalen pereduksi. Hidrogen tersebut kemudian memasuki
rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam prses fosforilasi oksidatif.
Enzim enzim yang berperan pada siklus asam sitrat terdapat didalam mitokondria.
Siklus krebs disebut siklus asam sitrat karena menggambarkan langkah pertama dari
siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil KoA dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam
sitrat. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis, liogenesis, dan interkonversi
asam-asam amino. Banyak proses ini berlangsung di sebagian besar jaringan, tetapi hati
adalah satu-satunya jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan.
Jadi,akibat yang timbul dapat parah, contohnya jika sejumlah sel hati rusak, seperti pada
hepatitis akut atau diganti oleh jaringan ikat (seperti pada sirosis). Beberapa defek genetik
pada enzim-enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan saraf
berat karena sangat terganggunya pembentukan ATP di sistem saraf pusat.
Selain disebut dengan siklus asam sitrat, siklus krebs juga disebut siklus asam
trikarboksilat (─COOH) karena hampir di awal-awal siklus krebs, senyawanya tersusun dari
asam trikarboksilat. Trikarboksilat itu merupakan gugus asam (─COOH). Kelebihan asetil-
KoA dalam hati digunakan untuk menghasilkan benda keton, yang mengarah ke keadaan
ketosis. Selama proses ini, konsentrasi glukagon tinggi hadir dalam serum, yang inactivates
heksokinase dan fosfofruktokinase-1 (regulator dari glikolisis) secara tidak langsung,
menyebabkan sel-sel yang paling dalam tubuh untuk menggunakan asam lemak sebagai
sumber energi utama mereka. Otak tidak dapat menggunakan asam lemak untuk energi
karena asam lemak tidak dapat melewati sawar darah-otak. Namun, badan-badan keton yang
dihasilkan dalam hati dapat melintasi penghalang darah-otak. Di otak, badan-badan keton ini
kemudian dimasukkan ke dalam asetil-KoA dan digunakan dalam siklus Krebs.
Asetil KoA + 3 NAD + FAD + ADP + HPO 42- —> 2 CO2 + KoA + 3 NADH+ +
FADH+ + ATP
Reaksi pertama dari siklus krebs adalah kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat
untuk membentuk sitrat dikatalisasis oleh sitrat sintase yang membentuk ikatan karbon-ke-
karbonan antara karbon metal pada asetil-KoA dan karbon karbonil pada oksaloasetat. Ikatan
tiotester pada sitril-KoA yang terbentuk mengalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan
KoASH suatu reaksi eksotermik.
Sitrat yang disusun kembali untuk membentuk bentuk isomer, isositrat oleh enzim
acontinase. Dalam reaksi ini, molekul air akan dihapus dari asam sitrat dan kemudian
dimasukkan kembali di lokasi lain. Efek keseluruhan dari konversi ini adalah bahwa gugus-
OH dipindahkan dari posisi 3 ‘ke 4’ pada molekul. Transformasi ini menghasilkan molekul
isositrat.
Suksinat dioksidasi menjadi fumarat. Selama oksidasi ini, FAD direduksi menjadi
FADH2. Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari
suksinat.
Reaksi 7: Hidrasi Fumarat menjadi Malat
Malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, senyawa awal dari siklus asam
sitrat oleh dehidrogenase malat. Selama oksidasi ini, NAD + direduksi menjadi NADH + H+.
3 NAD + = 9 ATP
1 FAD = 2 ATP
1 ATP = 1 ATP
D. Respirasi Sel
Respirasi sel adalah proses penguraian senyawa organik kompleks secara kimia
dengan bantuan oksigen (aerob) maupun tanpa oksigen (anaerob) yang menghasilkan energi
yang di gunakan untuk kegiatan hidup makhluk hidup. Respirasi sel adalah salah satu contoh
dari proses katabolisme. Respirasi sel menghasilkan energi dalam bentuk Adenosin Trifosfat
(ATP) yang merupakan sumber energi untuk seluruh kegiatan dan aktivitas makhluk hidup.
Bahan baku yang digunakan dalah respirasi sel adalah sejenis gula yang dikenal dengan
istilah gula heksosa. Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses
a. Glikolisis : proses pengubahan atom C6 menjadi C3
b. Dekarboksilasi Oksidatif : mengubah senyawa C3 menjadi senyawa C2 dan C1 (CO2)
c. Daur Krebs : mengubah senyawa C2 menjadi senyawa C1 (CO2).
Pada setiap tingkatan ini dihasilkan energi berupa ATP (Adenosine Tri Phospat) dan
Hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke
transport elektron, energinya di lepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O.
Reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut :
1. Glikolisis
Adalah rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP.
Sifat – sifat glikolisis ialah :
a. Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
b. Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan Adenosine Trifosfat (ATP) serta
Adenosine Difosfat (ADP)
c. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul lainnya.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Senyawa hasil dari tahapan glikolisis akan masuk ke tahapan dekarboksilasi oksidatif,
yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai
penerima elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum
masuk ke tahapan siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari
sitosol diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria.
a. Pada tahap 1, molekul piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk
CO2 (piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2).
b. Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron) menjadi NADH + H+.
c. Pada tahap 3, molekul berkarbon 2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A)
sehingga terbentuk asetil Ko-A.
Hasil akhir tahapan ini adalah asetil koenzim A, CO2, dan 2NADH.
Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi
yang digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi
FAD, energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol
glukosa yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah
pada proses respirasi.
Glikolisis 2 2 -
Dekarboksilasi oksidatif - 2 -
Daur Krebs 2 6 2
Rantai transpor elektron 34 - -
Total 38 10 2
Respirasi Anaerob
Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan
membentuk H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada
kontraksi otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan
berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat
pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi).
a. Fermentasi Asam Laktat
Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai
transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam
piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan
terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya
menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asam piruvat) (asam laktat)
b. Fermentasi Alkohol
Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian
menerima H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E
(asam piruvat) (asetaldehid) (etanol)
E. Glikogenesis
a. Pengertian Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa
saat kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama
dalam sel-sel hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat
bergantung pada pada persendian konstan gula darah untuk energy. (Ethel Sloane, 2003)
Glikogenesis adalah sintesis protein dari glukosa, seperti yang di temukan pada otot,
tempat glukosa di simpan sebagai glikogen. Glikogenesis adalah proses pembentukan
glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk
simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan.
Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%.
Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
b. Tujuan Glikogenesis
Proses glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan,
maka dirangkai menjadi glikogen untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai
cadangan makanan jangka pendekmelalui proses glikogenesis.
Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di
simpan sebagai sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi
terutama dalam sel otot dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan
proses ini di stimulasi oleh insulin yang disekresi dari pangkreas.
c. Proses Glikogenesis
Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut:
a. Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim
glukokinase/hexokinase.
b. Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat,
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
c. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin transferase (UTP) menjadi uridil di
phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil
transferase.
d. UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada,
dikatalisis oleh enzim glikogen sintase.
e. Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang
dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
f. Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang
normal.
F. Glikogenolisis
a. Pengertian Glikogenolisis
Kata "Glikogenolisis" di jabarkan menjadi Glikogen yaitu glikogen dan lisis
yaitu pemecahan atau penguraian. Sehingga Glikogenolisis merupakan proses pengubahan
dari polisakarida yaitu glikogen menjadi monosakarida yaitu glukosa.Glikogenolisis
adalah proses pemecahan glikogen. Tempat penyimpanan glikogen adalah hati dan
otot. Glikogenolisis juga dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,
selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah.
Glikogenolisis terjadi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi energi yang
dibutuhkan tubuh sehingga untuk mendapatkan energi, tubuh mengambil alternative lain
yaitu dengan menggunakan simpanan glikogen yang terdapat dalam hati atau otot.
Glikogenolisis adalah reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa, perubahan
glikogen menjadi sumber energi merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi.
Enzim utama yang berperan dalam glikogenolisi ini adalah glikogen fosforilase.
Proses glikogenolisis terkandang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah
yang dapat menyebabkan penyakit diabetes.
b. Tempat Terjadinya Glikogenolisis
Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh
sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam
maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar tubuh seperti berlari, berjalan,bersepeda,
berenang, dll. Sedangkan aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi,
pencernaan, sistem kerja syaraf, dll. Tujuan dari glikogenolisis ini terbagi menjadi dua
yaitu:
a.Di otot : proses ini digunakan untuk keperluan menghasilkan energi
b.Di hati: proses ini dilakukan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah pada saat
jeda waktu makan.
Enzim utama yang berperan dalam glikogenolisis ini adalah glikogen
fosforilase. Proses glikogenolisis terkadang menyebabkan meningkatnya kadar gula
dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit diabetes. Proses glikogenolisis yang
terjadi secara terus-menerus akan dapat menyebabkan kerusakan pada liver.
Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon (glucagon)
adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan
kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang
glukagon untuk bekerja. Proses glikogenolisis jika terjadi secara terus menerus akan
dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi liver.
Berikut tahap-tahap glikogenolisis :
G. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi
alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses
glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya
diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
fosfofruktokinase
Piruvatkinase
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan
suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.
a. Pengaturan Glukoneogenesis
B. Propionat
Propionat, asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil, yang terutama diperoleh
dari sayuran dalam makanan, menghasilkan propionil KoA. Propinil KoA diubah menjadi
metilmalonil KoA, yang mengalami penyusunan ulang menbentuk suksinil KoA, suatu zat
antara 4-karbon pada siklus asam trikarboksilat yang dapat digunakan untuk
glukoneogenesis. Oksidasi-β asam lemak menghasilkan asetil KoA. Asetil KoA tidak
membentuk piruvat, asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam trikarboksilat dan diubah
menjadi malat. Untuk setiap 2 karbon pada asetil KoA yang diubah menjadi malat,
dibebaskan 2 karbon sebagai karbon dioksida : satu dalam reaksi yang dikatalis oleh isositrat
dehidrogenase dan yang lain dalam reaksi yang dikatalis oleh α-ketoglutarat dehidrogenase
2. Jalur Glukoneogenesis
Pada intinya jalur glukoneogenesis dan glikolisis mempunyai lintasan yang sama
namun arahnya berbeda. Pada glukoneogenesis, reaksi ini melengkapi lagi oksaloasetat yang
digunakan untuk sintesis glukosa. Karbon dioksida yang dibebaskan oleh fosfoenolpiruvat
karboksikinase (PEPCK) ditambahkan ke piruvat untuk membentuk oksaloasetat.
Oksaloasetat akan mengalami dekarboksilasi oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase
menghasilkan fosfoenolpiruvat. Untuk reaksi ini, GTP merupakan sumber energi serta
sumber gugus fosfat fosfoenolpiruvat. Enzim-enzim yang mengkatalisis kedua langkah ini
terletak di dua kompartemen yang berbeda. Piruvat karboksilase dijumpai di mitokondria
ketika fosfoenolpiruvat karboksikinase terletak di sitosol atau mitokondriaOksaloasetat tidak
mudah menembus membran mitokondria maka dapat diubah menjadi malat atau aspartat.
Langkah glukoneogenesis selanjutnya berlangsung di dalam sitosol. Fosfoenolpiruvat
membentuk gliseraldehida 3-fosfat, berkondensasi untuk membentuk fruktosa 1,6-bifosfat.
Enzim fruktosa 1,6-bifosfotase membebaskan fosfat inorganik dari fruktosa 1,6-bifosfat
untuk membentuk fruktosa 6-fosfat. Dalam reaksi glukoneogenik berikutnya, fruktosa 6-
fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh isomerase
Substrat untuk glukoneogenesis adalah :
a. Asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-
renalis,retina dan sumsum tulang
b. Gliserol, yang berasal dari jaringan lemak
c. Asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
Dilihat secara keseluruhan, glikolisis terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai
dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat, yang menggunakan dua molekul ATP untuk tiap satu
molekul glukosa yang dioksidasi.
Bagian kedua meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energy (ATP dan NADH),
yaitu dari gliseraldehida 3-fosfat sampai dengan piruvat. Dari bagian kedua ini dihasilkan dua
molekul NADH dan empat molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi (atau
untuk dua molekul gliseraldehida 3-fosfat yang dioksidasi). Karena satu molekul NADH
yang masuk rantai pengangkutan elektron dapat menghasilkan tiga molekul ATP, maka tahap
reaksi bagian kedua ini menghasilkan 10 molekul ATP. Dengan demikian keseluruhan proses
glikolisis menghasilkan 10-2 = 8 molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi.
Sebaliknya, untuk mengsintesis satu molekul glukosa dari dua molekul piruvat dalam proses
Glukoneogenesis diperlukan energi dari 4 molekul ATP, 2 GTP (sebanding dengan 2 ATP)
dan 2 NADH (=6ATP) atau sebanding dengan 12 molekul ATP.
Daftar Pustaka
Lamer, J., 1997. Intermediary Metabolism and its Regulation. Precentice-Hall, Inc. New
Jersey.
McKee, Trudy. McKee, James R. 2003. Biochemistry the Molecular Basis of Life Third
Edition. McGraw-Hill, Inc. New York.
Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia. Jilid
1.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry. Jakarta: EGC.