7
Bidang aplikasi HPLC
• Farmasi
• Forensik
• Makanan
• Lingkungan
• Pigmen
8
Diagram Alir HPLC
Sample
injection
waste detector
Normal Phase
Senyawa Pemakaian
Fase diam : Polar
(Silika, Cyano, Amino,Diol)
Silika / Cyano Pemakaian secara
Fase gerak : non polar umum
(Hexane / Heptane dengan
Amino (-NH2) Analisa gula
dicampurkan solven yang
sedikit polar seperti IPA / EA)
Diol (-SH) Analisa Protein
Fase Gerak
95 % Hexane : 5 % Methanol
Fase Gerak
98 % Hexane : 2 % Methanol
Fase Gerak
100 % Hexane
Fase terbalik HPLC
Fase diam : non polar
(ODS, oktyl,butyl)
Fase gerak : polar
(air atau solven organik polar seperti methanol
maupun asetonitril)
Fase Gerak
40 % Methanol : 60 % H2O
Fase Gerak
70 % Methanol : 30 % H2O
Fase Gerak
80 % Methanol : 20 % H2O
Pengaruh jenis kolom pada sample yang sama
Inside of SIL-20AC
Column
• Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada
pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai.
• Kolom HPLC biasanya terbuat dari stainless steel
walaupun ada juga yang terbuat dari gelas berdinding
tebal. tempat terjadinya pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya.
• Banyak keuntungan menggunakan kolom dengan
ukuran partikel yang kecil, yaitu dapat mempercepat
waktu analisa
27
Kinerja kolom
• Teoritical plates (umumya minimal 2000)
• Tailing factor (umumnya maksimal 1.5)
• Resolusi (umumnya minimal 1.5)
• Faktor kapasitas (umumnya bergantung pada masing masing
rule)
• Efisiensi kolom (HETP merupakan jarak antara plat-plat
teoritis)
Nilai nilai dari parameter tersebut harus memenuhi persyaratan
dari standart masing masing acuan rule yang digunakan,
Seperti farmasi mengacu pada USP. EP, JP, BP dll
Column Oven
• Syarat :
1. Keseragaman temperatur yang baik
2. Kestabilan temperatur yang baik
3. Ketepatan kontrol temperatur yang baik
33
High Pressure Gradient
34
Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel
di dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya
(analisis kuantitatif).
1. Cukup sensitive
2. Stabilitas dan keterulangan tinggi
3. Respon linear terhadap solute dan kisar respons linier yang
luas
4. Waktu respon pendek sehingga tidak bergantung kecepatan
alir dan memberi respons untuk semua tipe senyawa
5. Realibilitas tinggi dan mudah digunakan
6. Tidak merusak cuplikan
7. gangguan (noise) yang rendah
Jenis detektor
• UV-Vis
• Reflective Index
• Fluorescence
• Electrochemical
• Conductivity
• Mass-spectrometric (LC/MS)
Flow cell yang tersedia
• Standard SUS flow cell
• Flow cell untuk sistem inert .
• Flow cell untuk semimicro LC
• Flow cell untuk preparative LC
• Flow cell untuk fast LC
• Cell dengan toleransi tekanan tinggi (up to 400
kgf/cm2) untuk digunakan dengan SFC
menggunakan packed column dan LC-MS.
UV-VIS
Diode array detector -
polychromator
Photo Diode Array Detector
• Sangat baik untuk riset dan pengembangan
• Menggunakan D2 lamp dan W lamp
sebagai sumber sinarnya (190-800 nm)
Fluorescence Detector
Fluorescence Detector
• Untuk analisa zat yang membutuhkan
sensitifitas tinggi yang tidak terbaca pada
detektor UV-Visible [ppb level].
• Menggunakan prinsip serapan dan emisi
eksitasi senyawa yang berfluoresensi dengan
sumber cahaya lampu xenon.
• Menggunakan detektor Photomultiplier [PMT].
• Contoh analisa : Residu Pestisida, Residu
Antibiotik, Asam Amino dalam infus, dll.
Chromatogram
Top: UV-Vis
Bottom: Fluorescence
Interface
ESI
10,000
1,000 APCI
APPI
100 EI (GCMS)