Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi membran dalam pengolahan air dan limbah merupakan proses pemisahan
secara fisika yang memisahkan komponen yang lebih besar dari yang lebih kecil. Berbagai
jenis proses membran dikategorikan berdasarkan driving force, jenis dan konfigurasi
membran dan kemampuan penyisihannya. Proses membran dipergunakan dalam sistem
pengolahan air minum dan air buangan seperti dalam proses desalinasi, pelunakan,
penyisihan bahan organik, penyisihan warna, partikel dan lain-lain. Proses membran telah
ada sejak 25 tahun yang lalu dan saat ini proses tersebut telah mengalami perkembangan
yang pesat.Sistem penanganan air bersih adalah suatu mekanisme tertentu yang
bertujuan untuk mencapai standard yang dinginkan terhadap air baku baik secara manual
maupun otomatis di suatu tempat (treatment plant).Dasar perencanaan sistem water
treatment ini mengacu kepada tiga hal yaitu kualitas air baku, kualitas air produk dan
kapasitas produksi berdasarkan total beban alat plumbing yang dibutuhkan. Prinsip dasar
water treatment mengacu pada teknologi filtrasi yang terbaru. Yaitu menggunakan
teknologi filtrasi dari tingkat partikel, molekul dan ionik
Air bersih untuk minum, mencuci, dan industri terdapat dalam jumlah yang terbatas
dibeberapa Negara yang ada di dunia. Ketersediaannya di masa yang akan datang akan
menjadi salah satu permasalahan dunia. Di banyak negara berkembang, air minum bersih
sulit didapat, dan nanoteknologi menyediakan satu solusi. Sementara nanofiltrasi
digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari sumber air, juga sering digunakan untuk
desalinasi. Dalam sebuah penelitian di Afrika Selatan, tes dijalankan menggunakan
nanofiltrasi polimer dalam hubungannya dengan proses reverse osmosis untuk mengolah
air tanah payau. Tes ini menghasilkan air minum, tetapi sebagai harapan peneliti, reverse
osmosis menghilangkan sebagian besar zat terlarut. Ini menyebabkan kekosongan air dari
setiap nutrisi penting (ion kalsium, magnesium, dll), menempatkan tingkat gizi di bawah
dari standar Organisasi Kesehatan Dunia yang diperlukan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui penerapan teknologi membran pada industri.
2. Mengetahui proses nanofiltrasi dan aplikasinya di industri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Membran
Membran adalah lapisan semipermeabel berupa padatan polimer tipis yang

menahan pergerakan bahan tertentu (Scott dan Hughes 1996). Sedangkan menurut Mulder
(1991) membran dapat diartikan sebagai sekat permselektif diantara dua fasa. Transpor
molekul melewati membran dapat disebabkan oleh konveksi atau difusi akibat adanya
perbedaan konsentrasi, tekanan atau temperatur (Srikanth 2006).
Membran didefinisikan sebagai lapisan tipis (film) yang berada diantara dua fasa
dan berfungsi sebagai pemisah yang sangat selektif. Pemisahan pada membran bekerja
berdasarkan perbedaan koefisisn difusi, perbedaan potensial listrik, perbedaan tekanan,
atau perbedaan konsentrasi. Teknologi membran mampu menyajikan air dengan mutu yang
bermacam-macam. Dalam aplikasinya, membran biasanya digunakan dalam bentuk modulmodul yang merupakan satuan unit terkecil dari proses membran. Konfigurasi modul
secara umum dapat dibedakan menjadi konfigurasi membran tubular dan membran datar.
Dua modul membran yang paling umum dijumpai dipasaran adalah hollow fiber (kapiler)
dan spiral wound. Bentuk modul lainnnya adalah plate & frame, tubular, rotary module,
vibrating modul, dan modul vorteks dean. Proses-proses dalam membran dapat
diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force).
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada
yang homogen dan ada juga heterogen. Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari
bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami

adalah bahan yang berasal dari alam

misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya
polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari
pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih
kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan
larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran selain
berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana
dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut.
2.2.

Klasifikasi membran

pemekatan

Mulder (1996) dan Wenten (1999) mengklasifikasikan membran berdasarkan


materi asal, morfologi (struktur pori), bentuk, dan fungsinya. Berdasarkan materi asalnya,
membran dapat digolongkan menjadi membran alami dan sintetis. Membran alamiah
merupakan membran yang terdapat pada sel tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan
membran sintesis merupakan membran yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sifatnya
disesuaikan dengan membran alamiah. Membran sintesis dibagi lagi menjadi membran
organik dan membrane anorganik. Kemudian berdasarkan struktur porinya, membran
dibagi menjadi membrane simetrik dan asimetrik. Membran simetrik adalah suatu
membran yang memiliki struktur pori yang seragam. Sedangkan membrane asimetrik
merupakan membran yang struktur porinya tidak seragam. Berdasarkan bentuknya,
membrane dapat dibagi menjadi membran datar dan tubular. Membran datar memiliki
bentuk melebar dan penampang lintang yang besar. Membran tubular memliki bentuk
seperti tabung dengan diameter tertentu. Berdasarkan fungsinya, membran dibagi menjadi
membrane mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, osmosis balik, dialisis, dan elektrodialisis.
2.3.

Membrane Permiabel
Membran permeabel ion yang digunakan di bagian resin pertukaran ion. Mereka

biasanya juga mengandung polimer lain untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan
fleksibilitas. Komponen dari membran resin penukar kation akan bermuatan negatif
(misalnya,-SO3-) bahan kimia yang menempel pada rantai polimer (misalnya, stirena /
kopolimer divinylbenzene). Ion dengan muatan yang berlawanan dengan muatan tetap (ion
counter) dipertukarkan secara bebas di bagian tersebut. Konsentrasi ion counter (misalnya,
Na +) relatif tinggi, sehingga ion counter sebagian besar membawa arus listrik melalui
membran. Beban tetap melekat pada rantai polimer melepaskan ion dari beban yang sama
(co-ion), dalam hal ini anion. Karena konsentrasi mereka di dalam membran relatif rendah,
anion membawa hanya sebagian kecil arus listrik melalui membran permeabel kation. Alat
tambahan + beban tetap positif (misalnya,-NR3 atau C5H5N + R di mana umumnya R =
CH3) ke bentuk anion rantai polimer membran permeabel yang selektif untuk transportasi
ion negatif karena kelompok + fixed-NR3 melepaskan ion positif. Ini pengecualian,
sebagai akibat dari tolakan elektrostatik, disebut pengecualian Donnan.
Pertukaran ion polimer seperti poli (asam styrene sulfonat) yang larut dalam air,
sehingga aliran menyilang diperlukan untuk mencegah pembubaran ion membran
permeabel. Divinylbenzene digunakan untuk menyilangkan aliran

rantai polistiren.

Tingkat aliran menyilang dan muatan-tetap mempengaruhi sifat kerapatan membran


dengan cara-cara yang berlawanan. Aliran menyilang yang lebih tinggi meningkatkan
selektivitas dan stabilitas membran dengan mengurangi tonjolan, tetapi meningkatkan
resistensi listrik. Densitas tinggi biaya mengurangi resistensi dan selektivitas meningkat,
tetapi mempromosikan pembengkakan dan dengan demikian memerlukan silang yang
lebih tinggi. Sebuah kompromi antara selektivitas, hambatan listrik, dan stabilitas dimensi
dicapai dengan penyesuaian yang tepat dari kepadatan silang dan tetap-biaya.
2.4.

Membran bipolar
Membran bipolar terdiri dari membran anion dan membran permeabel-kation

permeabel dilaminasi bersama-sama. Saat ini struktur komposit berorientasi bahwa lapisan
kation-tukar wajah anoda adalah mungkin, dengan menerapkan medan potensial membran,
untuk meludah air menjadi proton dan ion hidroksil. Hal ini menyebabkan produksi asam
solusi dan dasar pada permukaan membran bipolar. Beberapa bipolar membran bersama
dengan ion lain membran permeabel dapat ditempatkan antara sepasang elektroda tunggal
di / dalam suatu stack untuk Produksi asam dan basa dari garam netral.
Ada keuntungan yang substansial untuk air pemisahan dengan membran bipolar.
Karena tidak ada gas berevolusi di permukaan atau di dalam selaput bipolar, energi yang
terkait dengan konversi air ke H2 O2 dan disimpan, dan konsumsi daya sekitar setengah
dari sel elektrolitik. Dibandingkan dengan elektroda yang digunakan dalam sel elektrolisis
konvensional, bipolar membran murah. Mana encer (misalnya, <1 M) asam atau basa yang
diperlukan, membran bipolar menawarkan prospek biaya rendah dan produk sampingan
yang tidak diinginkan minimum.
2.5.

Faktor yang mempengaruhi membran

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran antara lain:


1. Ukuran molekul
2. Bentuk molekul
3. Bahan membran
4. Karakteristik larutan
5. Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength, polarisasi)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi membran adalah:
1. Tekanan

2.
3.
4.
5.
2.6.

Daya listrik
Suhu
Gradien konsentrasi
Kombinasi lebih dari satu driving force
Aplikasi Membran
Berdasarkan ukuran pori-pori membran dan mekanisme kerja membran atau proses

pemisahannya dapat dikelompokkan menjadi:

Mikrofiltrasi, ukuran pori sekitar 0,05 10 mikron


Ultrafiltrasi, ukuran pori sekitar 0,005 10 mikron
Dialisis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,1 mikron
Elektrodialisis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,01 mikron
Reverse Osmosis, ukuran pori sekitar 0,0005 0,008 mikron

Gambar 1. Rentang Teknik Pemisahan Membran dibandingkan


Dengan teknik lain

2.7.

Pengertian Nanofiltrasi
Nanofiltrasi adalah proses filtrasi membran yang relatif baru yang sering digunakan

pada air yang mengandung total padatan terlarut rendah seperti air permukaan dan air
tanah yang segar, bertujuan untuk pelunakan (penghilangan kation polivalen) dan
penghilangan disinfeksi oleh produk prekursor seperti bahan organik alami dan bahan
organik sintetik. Nanofiltrasi juga semakin banyak digunakan dalam aplikasi pengolah
makanan seperti susu, untuk konsentrasi simultan dan parsial (ion monovalen)
demineralisasi.

Nanofiltrasi (NF) adalah lintas aliran teknologi filtrasi yang berkisar antara
ultrafiltrasi (UF) dan reverse osmosis (RO). Ukuran pori membran biasanya sekitar 1
nanometer. Membran Nanofilter biasanya diukur dari berat molekul cut-off (MWCO)
daripada ukuran pori nominal. MWCO ini biasanya kurang dari 1000 unit massa atom
(dalton). Tekanan transmembran (penurunan tekanan di seluruh membran) yang diperlukan
lebih rendah (sampai dengan 3 Mpa) daripada yang digunakan pada RO, mengurangi biaya
operasional secara signifikan. Namun, membran NF masih tergantung pada skala dan
pengotor, dan sering mengubah seperti anti-scalant yang diperlukan untuk digunakan.
Metode mekanik atau kimia dapat digunakan untuk efektivitas teknik filtrasi. Satu
kelas teknik filtrasi didasarkan pada penggunaan membran dengan ukuran lubang yang
sesuai, dimana cairan ditekan melalui membran. Membran nanoporous yang cocok untuk
filtrasi mekanis dengan pori-pori sangat kecil lebih kecil dari 10 nm (inilah yang mendasari
pemberian nama nanofiltrasi) dan dapat terdiri dari nanotube. Nanofiltrasi terutama
digunakan untuk menghilangkan ion atau pemisahan cairan yang berbeda. Pada skala yang
lebih besar, teknik filtrasi membran bernama ultrafiltrasi, yang bekerja antara 10nm dan
100 nm. Nanopartikel magnetik dapat memberikan suatu metode yang efektif dan dapat
diandalkan untuk menghilangkan kontaminan logam berat dari air limbah dengan
memanfaatkan teknik pemisahan magnetik. Menggunakan partikel nano meningkatkan
efisiensi untuk menyerap kontaminan dan relatif murah dibandingkan dengan metode
presipitasi

dan

penyaringan

tradisional.Beberapa

perangkat

pengolahan

air

menggabungkan nanoteknologi sudah ada di pasar, dengan pengembangan yang lebih luas.
Rendahnya biaya pemisahan membran berstruktur nano metode telah terbukti efektif dalam
memproduksi air minum dalam sebuah studi baru-baru ini.

Gambar 2. Alat nanofiltrasi

2.8. Prinsip Kerja Nanofiltrasi

Nanofiltrasi merupakan proses yang terjadi akibat perbedaan tekanan untuk


memisahkan solute berukuran lebih besar dari larutan dengan menggunakan membran
semipermeable. Proses ini dilakukan dengan cara mengalirkan larutan sepanjang
permukaan membran dengan memanfaatkan beda tekanan. Filtrasi membran aliran
crossflow menggunakan laju alir yang besar untuk meningkatkan laju permeate dan
mengurangi kemungkinan terjadinya fouling. Partikel solute yang terejeksi (misal : garam
terlarut) terpisah bersama dengan arus aliran yang keluar dan tidak terakumulasi di
permukaan membrane.
Pori pada membrane nanofiltrasi tidak bisa diamati dengan menggunakan mikroskop,
walaupun begitu air masih bisa melewati membrane sedangkan garam multivalent dan
bahan organik dengan BM rendah akan terejeksi.
Sulit untuk memprediksi performansi dari membran nanofiltrasi, terutama bila terdapat
lebih dari tiga macam solute dalam larutan tersebut karena rejeksi membrane dipengaruhi
oleh ukuran, struktur, dan muatan dari komponen dalam larutan. Akibatnya, proses piloting
sangat direkomendasikan pada aplikasi nanofiltrasi, apalagi bila hasil analisa air umpan
tersedia secara lengkap.Dalam gambar di bawah ini terlihat jenis partikel yang lolos dan
juga yang terejeksi oleh membran nanofiltrasi.

Gambar 3. Bagian filtrasi dari berbagai tingkat

Proses nanofiltrasi merejeksi kesadahan, menghilangkan bakteri dan virus,


menghilangkan zat warna karena adanya bahan organik tanpa menghasilkan zat kimia
berbahaya seperti hidrokarbon terklorinasi. Nanofiltrasi cocok untuk pengolahan air
dengan padatan terlarut total yang rendah, dimana bahan organiknya dilunakkan dan
dihilangkan. Sifat rejeksi nanofiltrasi khas terhadap tipe ion; ion dwivalen lebih cepat
dihilangkan daripada ion ekavalen, sesuai saat membran tersebut diproses, formulasi bak
pembuat, suhu, waktu annealing, dan lain-lain. Formulasi dasarnya mirip RO, namun

mekanisme operasionalnya mirip ultrafiltrasi. Jadi nanofiltrasi merupakan gabungan dari


metode R O dan ultrafiltrasi.
2.9 Karakteristik Nanofiltrasi

Membran yang digunakan : komposit membrane

Ketebalan : sublayer = 150 m ; toplayer = 1 m


Ukuran pori : < 2 nm
Driving force : tekanan (10 25 bar)
Prinsip pemisahan : solution-diffusion
Bahan membrane : polyamide (polimerisasi interfasial)

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Nanofiltrasi


a. Kelebihan
1. Biaya operasi murah
2. Energi yang diperlukan rendah
3. Perawatan mudah
4. Efisiensi ruang
5. Jika ada salah satu modul yang rusak, dapat diperbaiki secara parsial
6. Ramah lingkungan
7. Mampu memisahkan partikel sampai ukuran nanometer
b. Kekurangan
1. Biaya investasi awal cukup tinggi
2. Lebih mudah mengalami fouling
3. Perhitungan terhadap variabel yang mempengaruhi performansi membran harus
cermat
4. Tidak bisa memisahkan partikel solute dengan ukuran lebih kecil dari 1nm
Tabel 1. Teknologi Pemisahan dengan Membran untuk Pengolahan Air Buangan

Feature

MF

Pemisahan zat

Sangat

UF

NF

RO

Pervaporation

Tidak praktis Tidak praktis Tidak praktis Tidak cocok

padat tersuspensi

baik

Pemisahan zat
organic terlarut

Tidak
cocok

Sempurna

Sangat baik

Sangat baik

Baik

Pemisahan Volatile
Organic Carbon
(VOC)

Tidak
cocok

Buruk

Cukup

Cukup-baik

Sangat baik

Pemisahan zat
inorganic terlarut

Tidak
cocok

Efek tekanan
osmosis

Tidak ada

Batasan
konsentrasi

Kualitas Permeate

Tidak cocok Baik (untuk Sangat baik Tidak cocok


garam
(pemisahan
inorganic
90-99%)
terlarut)

Kecil

Signifikan

High

Tidak ada

total solid total organic


sampai
sampai
Tidak cocok
sampai
sampai
dengan 15% dengan 15%
dengan dengan 50%
5%

Sangat
baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Sangat baik

1-3 bars

3-7 bars

5-10 bars

15-70 bars

<25% dari
proses

Biaya capital
0.15-1.5
($/gallon per hari)

0.15-1.85

0.15-1.5

0.15-1.5

1.85-4.00

Biaya operasi
0.15-1.10
($/1000 liter input)

0.15-0.80

0.20-0.80

0.25-0.80

0.80-1.30

Tekanan Kerja

2.10.

Aplikasi Pemurnian Air

Di banyak negara berkembang, air minum bersih sulit didapat, dan nanoteknologi
menyediakan satu solusi. Sementara nanofiltrasi digunakan untuk menghilangkan
kontaminan dari sumber air, juga sering digunakan untuk desalinasi. Dalam sebuah
penelitian di Afrika Selatan, tes dijalankan menggunakan nanofiltrasi polimer dalam
hubungannya dengan proses reverse osmosis untuk mengolah air tanah payau. Tes ini
menghasilkan air minum, tetapi sebagai harapan peneliti, reverse osmosis menghilangkan
sebagian besar zat terlarut. Ini menyebabkan kekosongan air dari setiap nutrisi penting (ion
kalsium, magnesium, dll), menempatkan tingkat gizi di bawah dari standar Organisasi
Kesehatan Dunia yang diperlukan.
Proses ini mungkin sedikit terlalu banyak untuk produksi air minum, sebagai
peneliti harus mengembalikan dan menambahkan nutrisi untuk membawa tingkat terlarut
ke tingkat standar untuk konsumsi air minum.Menyediakan metode nanofiltrasi ke negaranegara berkembang, untuk meningkatkan pasokan air bersih mereka, adalah metode yang
sangat murah dibandingkan dengan sistem pengolahan konvensional. Namun, masih ada
isu-isu tentang bagaimana negara-negara berkembang akan dapat menggabungkan
teknologi baru ke dalam perekonomian mereka.

Gambar 4. Proses Nanofiltrasi

Prinsip dasar teknologi membran Nanofiltrasi adalah penggunaan tekanan untuk


memisahkan ion larut dari air melalui membran semi permeabel. Membran, beroperasi di
bawah profil hidrolik yang berbeda yang juga dikenall filtrasi aliran silang.
Membran Nanofiltrasi terbuat dari material komposit didukung oleh substrat
polimer dan diproduksi dalam desain spiral. Model utama yang digunakan saat ini untuk
aplikasi industri adalah konfigurasi spiral. Nanofiltrasi (NF) dalam pengolahan air
merupakan penyempurnaan teknologii dari UF dan Membran RO. Aplikasi Nanofiltrasi
adalah:

Penghapusan logam berat dari air limbah

Penghapusan pestisida dari air tanah


Pengolahan air limbah di laundry
Water Softener
Penghapusan Nitrat

2.11. Aplikasi Nanofiltrasi Di Industri


1.

Pengolahan air limbah


Limbah merupakan hasil buangan sisa industri yang mengandung berbagai macam

kandungan berbahaya dan tak berguna. Oleh karena itu wajib bagi para pelaku industri
untuk mengolah limbahnya terlebih dahulu agar layak dibuang ke lingkungan. Lemahnya
penegakan hukum terhadap para pelaku industri yang tidak mau mengolah limbah menjadi
salah satu penyebab rusaknya lingkungan sekitar. Jika dipikirkan lebih jauh maka tak
sekedar itu kerugiannya, rusaknya lingkungan dapat berdampak pada matinya makhluk
hidup disana yang kemudian dapat mematikan mata pencaharian penduduk yang biasanya
bekerja sebagai nelayan. walaupun jika para nelayan nekat, ikan beracun yang tercemar
limbah tersebut dapat meracuni manusia yang memakannya. karena secara tidak langsung
kita memakan limbah tersebut.Oleh karena itu pengolahan limbah menjadi suatu hal yang
sangat penting dan wajib untuk melindungi alam ini. Ada 5 tahap yang di perlukan dalam
pengolahan air limbah. yaitu:

2.

Pengolahan Awal (Pretreatment)

Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan

tersuspensi dan minyak dalam limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada
tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

Gambar 5. Pengolahan Awal

3.

Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)


Pengolahan tahap pertama memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal.

Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

Gambar 6. Primary Treatment

4.

Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)


Tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat terlarut dari limbah yg tak dapat

dihilangkan dgn proses fisik. Peralatan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini
ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

Gambar 7. Pengolahan Kedua

5.

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane
separation, serta thickening gravity or flotation. pada proses ini dilakukan pemisahan
secara kimia untuk lebih memurnikan air yang belum sepenuhnya bersih.

Gambar 8. Pengolahan Ketiga

6.

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya

kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration,
vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Beberapa proses memang tidak dijelaskan secara rinci karena prosesnya yang
rumit, namun untuk beberapa kata akan didefinisikan secara ringkas.
1. Filtration : filtrasi atau penyaringan untuk memisahkan cairan dengan padatan. padatan
dapat berukuran besar maupun sangat kecil tergantung dari penyaringnya
2. Centrifugation : sentrifugasi atau memisahkan antara cairan dan padatan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal
3. Inceneration : insenerasi atau melakukan pembakaran dengan suhu tinggi
4. Sedimenttation : sedimentasi atau mengendapkan zat yang yang diinginkan daru suatu
larutan dengan menambahkan suatu senyawa lain
5. Coagulation: koagulagi atau penggumpalan, yaitu dengan menggumpalkan senyawa
yang tak diinginkan. zat yang dikuagulasikan tak menjadi sekeras seperti koagulasi.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran antara lain:
a. Ukuran molekul
b. Bentuk molekul
c. Bahan membran
d. Karakteristik larutan
e. Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength, polarisasi)
3. Nanofiltrasi merupakan proses yang terjadi akibat perbedaan tekanan.

4. Nanofiltrasi memisahkan solute berukuran lebih besar dari larutan dengan


menggunakan membran semipermeable.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Nanofiltrasi. (online) www.nanosmartfilter.com (Diakses pada tanggal 1
Maret 2016)
Anonim. 2011. Teknologi Membran : Mikro Filtasi, Ultrafiltrasi, Nanofiltrasi, dan Reverse
Osmosis. (online) www.waterpluspure.com (Diakses pada tanggal 1 Maret 2016)
Hidayati, N. 2013. Nanofiltrasi. (online) www.filtrasi013.blogspot.com (Diakses pada
tanggal 1 Maret 2016)
Murniza. 2011. Filtrasi. (online) www.gudanginspirasi.blogspot.co.id (Diakses pada
tanggal 1 Maret 2016)
Wenten,

G.2013.

Teknologi

Membran

Untuk

Pengolahan

http://www.igwenten.com (Diakses pada tanggal 1 Maret 2016).

Air.

(online)

Anda mungkin juga menyukai