DISTILASI
1.PENDAHULUAN HYSYS ini merupakan perangkat lunak yang
Distilasi merupakan suatu metode dimana campuran digunakan untuk memodelkan sistem proses terutama pada
bahan kimia yang terdiri dari satu atau lebih zat yang simulasi dan proses sizing. Keunggulan HYSYS yang
dipisahkan berdasar pada volatilitas bahan sehingga merupakan perangkat buatan Aspen Technologies Inc bila
menjadi komponen fraksi yang murni (Wahyudi et al., dibandingkan dengan MATLAB yakni mampu
2017)Prinsip kerjanya adalah campuran bahan kimia ini menunjukkan setiap proses secara detail (Soputra, Siregar
akan dididihkan. Dimana zat yang memiliki titik didih and Ekawati, 2015). Praktikum Batch Distilasi dilakukan
rendah akan menguap terlebih dahulu sedangkan zat yang dengan tujuan dapat melakukan percobaan distilasi batch
memiliki titik didih lebih tinggi akan menguap apabila telah dengan system refluk, dan dapat mengkaji pengaruh
dicapai titik didihnya (Fatimura, 2014). Distilasi perbandingan reflux (R) terhadap komposisi kemurnian
merupakan proses pemisahan yang paling sering digunakan etanol dalam distilat, serta dapat mengkaji pengaruh suhu
kolom terhadap kemurnian.
dalam industri kimia (Yansen Hartanto1, Herry Santoso,
2.METODE PENELITIAN
Sandy Wijaya, 2017). Menurut prosesnya, distilasi dibagi Praktikum ini diawali dengan menentukan variabel
menjadi dua jenis yakni distilasi batch dan distilasi yang akan digunakan, terdapat dua jenis variable yaitu,
kontinyu. Dimana pada distilasi batch, umpan hanya variabel tetap dan variable bebas. Variabel tetap pada
dialirkan kedalam kolom sebanyak satu kali sedangkan simulasi distilasi adalah komposisi stream feed 1000
pada kontinyu berlangsung terus menerus (Permatasari and kg/jam, dengan komposisi campuran : 19,2571 metanol;
Atlway, 2015). 0.0158 hidrogen; 19.2661 air dan 0.4560 CO2 , molar flow
campuran 38,995 kgmol/jam, jumlah kolom 12, kolom
Keunggulan dari proses batch dibandingkan kontinyu
masukan pada kolom ke-6, tekanan pada condenser 1000
ini adalah lebih mudah beradaptasi terutama pada
kPa, tekanan pada reboiler 1015 kPa, tekanan masukan
konsentrasi umpan yang berubah-ubah (Anugraha, RP; 4000 kPa dan distillate rate sebesar 19,729 kgmol/jam.
Ramadani, 2015). Sedangkan untuk variabel bebasnya adalah variasi suhu dan
Dalam proses distilasi, reflux ratio dan suhu distilasi variasi refluks ratio. Variasi suhu dengan variabel 50, 60
dapat mempengaruhi jumlah distilat yang dihasilkan dan 70°C pada refluks ratio 6 sebagai variable tetap.
(Adani, SI; Pujiastuti, 2017). Dimana penggunaan refluks Sedangkan variasi refluks ratio dengan variabel 5, 6 dan 7
pada percobaan dapat diukur dari pengembalian produk pada suhu 40°C sebagai variabel tetap.
distilat ke kolom distilasi dan dipanaskan kembali tanpa Praktikum simulasi dilakukan dengan menggunakan
mengurangi jumlah zatnya. Pengaruh penggunaan reflux program simulasi aspen hysys V.10. Menggunakan model
ratio ini adalah apabila nilai refluks yang dihasilkan masih perhitungan Soave-Redlich-Kwong (SRK) dan proses
sangat kecil dapat menimbulkan pemisahan fraksi yang distilasi berlangsung secara batch. Metode SRK dipilih
belum murni dikarenakan adanya kandungan komponen karena memiliki akurasi tinggi untuk pemisahan campuran
lain yang tidak diinginkan. Berbeda dengan apabila nilai baik polar maupun non-polar, walaupun dilakukan dalam
refluks yang dihasilkan besar maka menghasilkan tekanan rendah (Gutiérrez Ortiz and Kruse, 2020) .
komponen yang tinggi walaupun pemisahan cenderung Praktikum simulasi distilasi dimulai dengan
cukup lambat dan kurang efisien (Amrullah et al., 2017). mencampurkan campuran metanol, hidrogen, air dan CO2
Sedangkan untuk suhu distilasi, semakin tinggi dengan memasukkan pada software selanjutnya memilih
suhunya, maka karakteristik distilat yang dihasilkan metode, mengisi spesifikasi kolom lalu jika sudah terisi
semua selnajutnya kita lakukan running. Hasil kemurnian
semakin baik. (Widyaningrum, Setiawan and Kaloko, dapat dilihat pada menu bar parameters sub estimates.
2017). Hal ini dikarenakan kemurniannya semakin tinggi. Sedangkan untuk melihat hasil suhu pada condenser,
Pada praktikum ini dilakukan pemisahan komponen reboiler dan setiap tray pada menu bar performance sub
metanol dari campuran bahan kimia lain dengan column profiles.
menggunakan proses distilasi. Metanol atau metil alkohol 3.HASIL DAN PEMBAHASAN
(CH3OH) merupakan pelarut yang memiliki berat ringan a. Simulasi Batch distillation menggunakan Aspen
serta mudah menguap (Putra, 2014). Metanol ini tergolong Hysys V.10
kedalam senyawa polar sama seperti air. Dengan kata lain, Simulasi pada Hysys yang dilakukan dapat dikatakan
berhasil dengan ditandai berubahnya keterangan
senyawa methanol dapat mudah larut dalam air (Marcelinda
unconverged yang berwarna merah menjadi converged
and Ridhay, 2016). Titik didih yang dimiliki oleh metanol yang berwarna hijau seperti pada gambar 3.1
adalah 64,8oC dengan densitasnya adalah 0,79 g/cm3.
Sedangkan titik didih air adalah 100 oC dengan densitasnya
adalah 0,997 g/cm3 (Anggraini, D, 2017). Kemudian, untuk
software yang digunakan pada praktikum distilasi ini yaitu
Hysys V10 dengan menggunakan metode perhitungan
model Soave-Redlich-Kwong (SRK).
[Type the document title]
Pada simulasi kali ini digunakan perbandingan refluks
sebesar 6 sebagai variabel tetap. dan suhu feed campuran
sebesar 50 oC, 60 oC dan 70 oC sebagai variabel bebas.
Setelah disimulasikan dengan variabel tersebut maka
didapat grafik seperti pada gambar 3.3
Kemurnian
0.97
Gambar 3.1 Rangkaian kolom distilasi pada simulasi 0.97
Lampiran
Tabel 1.1 Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 5 pada suhu
umpan 40◦C
Fraksi Mol
Kolom
Methanol
Condenser 0.9666
1 0.9496
2 0.9138
3 0.8529
4 0.7528
5 0.5930
6 0.3505
7 0.1345
8 2.82E-02
9 4.83E-03
10 7.95E-04
11 1.30E-04
12 2.12E-05
Reboiler 3.40E-06
Tabel 1.2. Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 6 pada suhu
umpan 40◦C
Fraksi Mol
Kolom
Methanol
Condenser 0.9671
1 0.9506
2 0.9155
3 0.8562
4 0.7587
5 0.6031
6 0.3667
7 0.1430
8 2.98E-02
9 5.01E-03
10 8.10E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.28E-06
[Type the document title]
Tabel 1.3. Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 7 pada suhu
umpan 40◦C
Fraksi Mol
Kolom
Methanol
Condenser 0.9674
1 0.9513
2 0.9169
3 0.8587
4 0.7631
5 0.6107
6 0.3787
7 0.1491
8 3.09E-02
9 5.13E-03
10 8.17E-04
11 1.29E-04
12 2.04E-05
Reboiler 3.18E-06
Tabel 1.4. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 50◦C
Fraksi Mol
Kolom
Methanol
Condenser 0.9671
1 0.9506
2 0.9155
3 0.8562
4 0.7587
5 0.6032
6 0.3665
7 0.1427
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.07E-04
11 1.30E-04
12 2.07E-05
Reboiler 3.27E-06
Tabel 1.5. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 60◦C
[Type the document title]
Fraksi Mol
Methanol
Kolom
Condenser 0.96707
1 0.9505
2 0.9155
3 0.8561
4 0.7585
5 0.6029
6 0.3662
7 0.1427
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.09E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.28E-06
Tabel 1.6. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 70◦C
Fraksi Mol
Kolom
Methanol
Condenser 0.96705
1 0.9505
2 0.9154
3 0.8560
4 0.7584
5 0.6027
6 0.3660
7 0.1426
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.09E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.29E-06
RUN SIMULATION
Gambar 2.1 Alur tahap simulasi pada software Aspe Hysys V.10
1) Buka aplikasi aspen hysys, pilih new case untuk lembar kerja baru seperti pada gambar 2.2
2) Kemudian pilihlah pada menu component list dan masukkan komponen. Kemudian close. Seperti pada gambar 2.3
3) Selanjutnya pilih menu fluid packages pada basis 1 dan pilih add, kemudian pilih metode yang ingin digunakan yaitu
SRK. Seperti pada gambar 2.4
[Type the document title]
4) Lalu pilih menu simulation, kemudian masukkan stream masuk dan isikan datanya. Seperti pada gambar 2.4
Data yang digunakan dengan Temperatur 40°C, pressure 4000kPa serta Molar flow sebesar 38,995 dengan komposisi pada gambar 2.5
Dan untuk komposisi feed, pada menu worksheet pilih sub menu composition lalu isikan sesuai data awal praktikum
seperti gambar 2.6
[Type the document title]
5) Pilih alat separator pada menu modele pallete kemudian drag ke lembar kerja
6) Kemudian klik 2x pada destilasi tersebut, lalu isi sesuai dengan ketentuan jumlah n = 12, kemudian next. Seperti pada
gambar 2.7
7) Pada step kedua muncul gambar seperti pada gambar 2.8 dinext saja.
8) Pada step ketiga pada destilasi seperti gambar 2.9 isilah data dengan ketentuan condenser pressure 1000 kPa dan
reboiler pressure 1015 kPa. Kemudian next saja,pada step keempat di next kembali
[Type the document title]
9) Pada step kelima destilasi seperti gambar 2.10 diisi data dengan ketentuan refluks ratio 6(di sesuaikan dengan variable
yang dipakai), vapor rate 19,729 dengan basis molar. Kemudian pilih done serta di run agar converged
10) Berikut tampilan ketika sudah converged. Seperti pada gambar 2.11
11) Untuk melihat hasil kemurnian dapat pilih menu bar parameters sub estimates. Seperti pada gambar 2.12
13) Untuk merubah refluks ratio dengan variabel 5, 6 dan 7 dapat diganti pada menu bar design sub specs dan klik refluks
ratio. Lalu ubah spec value menjadi varibael yang ditentukan yaitu 5, 6 dan 7 pada suhu input 40°C. Jika sudah, enter
dan run. Seperti pada gambar 2.14
14) Untuk melihat hasil yang telah di run caranya sama seperti langkah (11) dan (12).
15) Setelah selesai kita berlanjut pada tujuan variabel berikutnya yaitu pengaruh suhu input terhadap kemurnian dengan
variabel suhu 50, 60 dan 70°C dengan variabel tetap refluks ratio sebesar 6
16) Untuk mengganti variabel suhu dapat dilakukan pada material input liquid. Seperti pada gambar 2.15
17) Setelah mengganti dnegan variabel yang ditentukan, lalu kita run
18) Untuk melihat hasil yang telah di run caranya sama seperti langkah (11) dan (12).
19) Hasil yang didapatkan terlampir berbentuk tabel
Tabel 3.1 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 5 dengan suhu 40◦C
Condenser -16.8284
1 131.5256
2 135.0076
3 136.3154
4 138.4112
5 141.9821
6 148.2774
7 162.9185
8 174.3501
9 179.522
10 180.6583
11 180.9019
12 180.9916
Reboiler 180.9965
Tabel 3.2 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 40◦C
Condenser -16.8318
1 132.6661
2 135.8113
3 137.0803
4 139.1279
5 142.6066
6 148.7083
7 162.4159
8 174.0613
9 179.4738
10 180.6541
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966
Tabel 3.3 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 7 dengan suhu 40◦C
[Type the document title]
Condenser -16.8344
1 133.511
2 136.3954
3 137.6362
4 139.6476
5 143.0568
6 149.0139
7 162.0547
8 173.8657
9 179.444
10 180.6522
11 180.9021
12 180.9918
Reboiler 180.9966
Tabel 3.4 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 50◦C
Condenser -16.8317
1 132.6666
2 135.812
3 137.0813
4 139.1292
5 142.6078
6 148.7089
7 162.4195
8 174.0773
9 179.4783
10 180.6548
11 180.902
12 180.9917
Reboiler 180.9966
Tabel 3.5 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 60◦C
[Type the document title]
Condenser -16.8316
1 132.6671
2 135.8129
3 137.0829
4 139.1321
5 142.6133
6 148.7194
7 162.4277
8 174.0745
9 179.4767
10 180.6545
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966
Tabel 3.6 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 70◦C
Condenser -16.8315
1 132.6676
2 135.8137
3 137.0843
4 139.1346
5 142.6175
6 148.727
7 162.4344
8 174.0773
9 179.4768
10 180.6544
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966