Anda di halaman 1dari 24

[Type the document title]

DISTILASI
1.PENDAHULUAN HYSYS ini merupakan perangkat lunak yang
Distilasi merupakan suatu metode dimana campuran digunakan untuk memodelkan sistem proses terutama pada
bahan kimia yang terdiri dari satu atau lebih zat yang simulasi dan proses sizing. Keunggulan HYSYS yang
dipisahkan berdasar pada volatilitas bahan sehingga merupakan perangkat buatan Aspen Technologies Inc bila
menjadi komponen fraksi yang murni (Wahyudi et al., dibandingkan dengan MATLAB yakni mampu
2017)Prinsip kerjanya adalah campuran bahan kimia ini menunjukkan setiap proses secara detail (Soputra, Siregar
akan dididihkan. Dimana zat yang memiliki titik didih and Ekawati, 2015). Praktikum Batch Distilasi dilakukan
rendah akan menguap terlebih dahulu sedangkan zat yang dengan tujuan dapat melakukan percobaan distilasi batch
memiliki titik didih lebih tinggi akan menguap apabila telah dengan system refluk, dan dapat mengkaji pengaruh
dicapai titik didihnya (Fatimura, 2014). Distilasi perbandingan reflux (R) terhadap komposisi kemurnian
merupakan proses pemisahan yang paling sering digunakan etanol dalam distilat, serta dapat mengkaji pengaruh suhu
kolom terhadap kemurnian.
dalam industri kimia (Yansen Hartanto1, Herry Santoso,
2.METODE PENELITIAN
Sandy Wijaya, 2017). Menurut prosesnya, distilasi dibagi Praktikum ini diawali dengan menentukan variabel
menjadi dua jenis yakni distilasi batch dan distilasi yang akan digunakan, terdapat dua jenis variable yaitu,
kontinyu. Dimana pada distilasi batch, umpan hanya variabel tetap dan variable bebas. Variabel tetap pada
dialirkan kedalam kolom sebanyak satu kali sedangkan simulasi distilasi adalah komposisi stream feed 1000
pada kontinyu berlangsung terus menerus (Permatasari and kg/jam, dengan komposisi campuran : 19,2571 metanol;
Atlway, 2015). 0.0158 hidrogen; 19.2661 air dan 0.4560 CO2 , molar flow
campuran 38,995 kgmol/jam, jumlah kolom 12, kolom
Keunggulan dari proses batch dibandingkan kontinyu
masukan pada kolom ke-6, tekanan pada condenser 1000
ini adalah lebih mudah beradaptasi terutama pada
kPa, tekanan pada reboiler 1015 kPa, tekanan masukan
konsentrasi umpan yang berubah-ubah (Anugraha, RP; 4000 kPa dan distillate rate sebesar 19,729 kgmol/jam.
Ramadani, 2015). Sedangkan untuk variabel bebasnya adalah variasi suhu dan
Dalam proses distilasi, reflux ratio dan suhu distilasi variasi refluks ratio. Variasi suhu dengan variabel 50, 60
dapat mempengaruhi jumlah distilat yang dihasilkan dan 70°C pada refluks ratio 6 sebagai variable tetap.
(Adani, SI; Pujiastuti, 2017). Dimana penggunaan refluks Sedangkan variasi refluks ratio dengan variabel 5, 6 dan 7
pada percobaan dapat diukur dari pengembalian produk pada suhu 40°C sebagai variabel tetap.
distilat ke kolom distilasi dan dipanaskan kembali tanpa Praktikum simulasi dilakukan dengan menggunakan
mengurangi jumlah zatnya. Pengaruh penggunaan reflux program simulasi aspen hysys V.10. Menggunakan model
ratio ini adalah apabila nilai refluks yang dihasilkan masih perhitungan Soave-Redlich-Kwong (SRK) dan proses
sangat kecil dapat menimbulkan pemisahan fraksi yang distilasi berlangsung secara batch. Metode SRK dipilih
belum murni dikarenakan adanya kandungan komponen karena memiliki akurasi tinggi untuk pemisahan campuran
lain yang tidak diinginkan. Berbeda dengan apabila nilai baik polar maupun non-polar, walaupun dilakukan dalam
refluks yang dihasilkan besar maka menghasilkan tekanan rendah (Gutiérrez Ortiz and Kruse, 2020) .
komponen yang tinggi walaupun pemisahan cenderung Praktikum simulasi distilasi dimulai dengan
cukup lambat dan kurang efisien (Amrullah et al., 2017). mencampurkan campuran metanol, hidrogen, air dan CO2
Sedangkan untuk suhu distilasi, semakin tinggi dengan memasukkan pada software selanjutnya memilih
suhunya, maka karakteristik distilat yang dihasilkan metode, mengisi spesifikasi kolom lalu jika sudah terisi
semua selnajutnya kita lakukan running. Hasil kemurnian
semakin baik. (Widyaningrum, Setiawan and Kaloko, dapat dilihat pada menu bar parameters sub estimates.
2017). Hal ini dikarenakan kemurniannya semakin tinggi. Sedangkan untuk melihat hasil suhu pada condenser,
Pada praktikum ini dilakukan pemisahan komponen reboiler dan setiap tray pada menu bar performance sub
metanol dari campuran bahan kimia lain dengan column profiles.
menggunakan proses distilasi. Metanol atau metil alkohol 3.HASIL DAN PEMBAHASAN
(CH3OH) merupakan pelarut yang memiliki berat ringan a. Simulasi Batch distillation menggunakan Aspen
serta mudah menguap (Putra, 2014). Metanol ini tergolong Hysys V.10
kedalam senyawa polar sama seperti air. Dengan kata lain, Simulasi pada Hysys yang dilakukan dapat dikatakan
berhasil dengan ditandai berubahnya keterangan
senyawa methanol dapat mudah larut dalam air (Marcelinda
unconverged yang berwarna merah menjadi converged
and Ridhay, 2016). Titik didih yang dimiliki oleh metanol yang berwarna hijau seperti pada gambar 3.1
adalah 64,8oC dengan densitasnya adalah 0,79 g/cm3.
Sedangkan titik didih air adalah 100 oC dengan densitasnya
adalah 0,997 g/cm3 (Anggraini, D, 2017). Kemudian, untuk
software yang digunakan pada praktikum distilasi ini yaitu
Hysys V10 dengan menggunakan metode perhitungan
model Soave-Redlich-Kwong (SRK).
[Type the document title]
Pada simulasi kali ini digunakan perbandingan refluks
sebesar 6 sebagai variabel tetap. dan suhu feed campuran
sebesar 50 oC, 60 oC dan 70 oC sebagai variabel bebas.
Setelah disimulasikan dengan variabel tersebut maka
didapat grafik seperti pada gambar 3.3

Kemurnian
0.97
Gambar 3.1 Rangkaian kolom distilasi pada simulasi 0.97

Dengan ukuran kolom yaitu diameter 1,5m; tray space


0.97
0,55m; tray volume 0,9719m3; dan ukuran kondensor dan 0.97
reboiler yaitu diameter 1,193m; panjang 1,179m; volume 0.97
2m3. Diperoleh hasil kemurnian methanol dengan variabel
yg berbeda yaitu selalu di atas 0.96. hasil tertera pada 0.97
lampiran.1 0.97
b. Hubungan antara Perbandingan Refluks terhadap 50 60 70
Kemurnian
Simulasi dilakukan dengan beberapa variabel yaitu
dengan variabel tetap suhu umpan 40°C dan variabel bebas Gambar 3.3 Hubungan antara Suhu Kolom dengan Fraksi
yaitu refluks rasio sebesar 5, 6 dan 7. Setelah disimulasikan Metanol
dengan varibel tersebut didapatkan grafik seperti pada
gambar 3.2. Berdasarkan gambar 3.3 menunjukan hasil Pada
simulasi pertama, sampel menggunakan suhu umpan
sebesar 50◦C didapatkan fraksi mol metanol sebanyak
0.97 0.9671 pada distilat. Pada simulasi kedua, digunakan suhu
0.97 umpan sebesar 60◦C didapatkan fraksi mol metanol
0.97 sebanyak 0.96707 pada distilat dan pada simulasi terakhir
0.97 dengan sampel suhu umpan sebesar 70◦C, didapatkan fraksi
mol metanol sebanyak 0.96705 dari produk distilat.
0.97 Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat bahwa semakin
0.97 besar suhu umpan pada proses distilasi batch maka semakin
0.97 menurun fraksi dari metanol (kemurnian metanol), hal ini
0.97 sesuai dengan studi (Iswari and Pujiastuti, 2017).
5 6 7 Menurunnya tingkat kemurnian disebabkan karena semakin
tinggi suhu distilasi maka air yang terkandung dalam bahan
akan semakin banyak yang ikut menguap dan tertampung
Gambar 3.2 Hubungan antara Reflux Ratio dengan Fraksi dalam distilat sehingga akan mengurangi konsentrasi
Metanol metanol pada distilat (Putra, Wartini and Wrasiati, 2015).
4.SIMPULAN
Berdasarkan gambar 3.2, menunjukan hasil pada
Percobaan proses distilasi batch dengan beberapa
simulasi pertama, sampel perbandingan refluks sebesar 5 variabel berbeda dengan simulasi menggunakan Aspen
didapatkan fraksi mol metanol sebanyak 0.9666. Pada Hysys V.10 berhasil di jalankan (converge). Dan Aspen
simulasi kedua, digunakan sampel perbandingan refluks Hysys mampu menunjukkan spesifikasi alat dan setiap
sebesar 6 didapatkan fraksi mol metanol sebanyak 0.9671 proses dengan baik.
dan untuk simulasi dengan sampel perbandingan refluks Semakin tinggi perbandingan refluks, maka kadar
sebesar 7, didapatkan fraksi mol metanol sebanyak 0.9674. metanol dalam distilat semakin tinggi sehingga sistem
Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat bahwa semakin refluks dapat meningkatkan efisiensi pemisahan larutan
besar perbandingan refluks maka semakin besar pula fraksi metanol-air
dari metanol (kemurnian metanol), hal ini sesuai dengan Pengaruh suhu umpan terhadap kemurnian yaitu
semakin tinggi suhu umpan yang digunakan maka semakin
studi (Dasan, Abdullah and Bhat, 2014). Hal ini disebabkan
rendah kemurnian metanol yang diperoleh.
karena saat distilat dikembalikan ke kolom terjadi kontak
antara uap dengan cairan secara berulang-ulang dengan DAFTAR PUSTAKA
waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan
lain, sehingga semakin tinggi nilai rasio refluks, maka Adani, SI; Pujiastuti, Y. (2017) ‘pengaruh suhu dan waktu
semakin besar efisiensi proses pemisahan (Malahayati and operasi pada proses destilasi untuk the effect of
temperature and operation time on the process
Rahmawati, 2014). of distilation for aquades processing in faculty
a. Hubungan antara Suhu Kolom terhadap of engineering university mulawarman’, 01(1),
Kemurnian pp. 31–35.
[Type the document title]
Amrullah, R. et al. (2017) ‘kajian pengaruh rasio refluks Soputra, A., Siregar, P. I. and Ekawati, E. (2015)
terhadap karakteristik m inyak n ilam h asil ‘Perancangan Sistem Simulasi HYSYS &
Study on Effect of Reflux Ratios on Patchouli Integrasi dengan Programmable Logic
Oil Properties Produced by Fractional Controller-Human Machine Interface : Studi
Distillation Alumnus Departemen Teknik Kasus pada Plant Kolom Distilasi Etanol-Air’,
Pertanian dan Biosistem , Universitas Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi,
Padjadjaran S’, Jurnal Teknotan, 11(2). 6(1), p. 1. doi: 10.5614/joki.2014.6.1.1.
Anggraini, D, et al (2017) ‘pengaruh pelarut organik pada Wahyudi, N. T. et al. (2017) ‘Distilation design to produce
proses pertukaran anion dalam pemisahan a condensate by one stage method’, Jurnal
uranium dari larutan peb u3si2/al pasca Chemurgy, 01(2), pp. 30–33.
iradiasi’, pp. 97–106. Widyaningrum, K. S., Setiawan, D. K. and Kaloko, B. S.
Anugraha, RP; Ramadani, T. (2015) Permodelan distilasi (2017) ‘Pengaruh Variasi Suhu Destilasi
batch multikomponen etanol dari broth Terhadap Karakteristik Minyak Jarak Sebagai
fermentasi molases dalam tray column dengan Alternatif Isolasi Cair pada Transformator
packing. ITS. Daya’, Berkala Sainstek, 5(1), p. 41. doi:
Dasan, Y. K., Abdullah, M. A. and Bhat, A. H. (2014) 10.19184/bst.v5i1.5374.
‘Effects of reflux ratio and feed conditions for Yansen Hartanto1, Herry Santoso, Sandy Wijaya, A. M.
the purification of bioethanol in a continuous (2017) ‘Distilasi Ekstraktif Pada Pemisahan
distillation column’, 1621(November 2016), pp. Aseton Dan Metanol’, Jurnal Integrasi Proses,
218–222. doi: 10.1063/1.4898469. 6(4), pp. 168–175.
Fatimura, M. (2014) ‘Jurnal Media Teknik’, tinjauan
teoritis faktor-faktor yang mempengaruhi
operasi pada kolom destilasi, 11, pp. 8–16.
Gutiérrez Ortiz, F. J. and Kruse, A. (2020) ‘The use of
process simulation in supercritical fluids
applications’, Reaction Chemistry and
Engineering, 5(3), pp. 424–451. doi:
10.1039/c9re00465c.
Iswari, S. and Pujiastuti, Y. A. (2017) ‘Pengaruh Suhu Dan
Waktu Operasi Pada Proses Destilasi Untuk the
Effect of Temperature and Operation Time on
the Process of Distilation for Aquades
Processing in Faculty of Engineering University
Mulawarman’, Jurnal Chemurgy, 01(1), pp.
31–35.
Malahayati, M. and Rahmawati (2014) ‘Optimasi Tekanan
dan Rasio Refluks pada Distilasi Fraksinasi
Vakum terhadap Mutu Eugenol dari Minyak
Daun Cengkeh (Eugenia caryophyllata)
(Mariam Malahayati, Rahmawati)’, Jurnal
KONVERSI, 3(2), pp. 7–17.
Marcelinda, A. and Ridhay, A. (2016) ‘Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Limbah Kulit Ari Biji
Kopi ( Coffea sp ) Berdasarkan Tingkat
Kepolaran Pelarut The Atioxidant Activity Of
Husk Coffea ( Coffea sp ) Extract Base On
Various Levels Of Polar Solvent’, 5(1), pp. 21–
30.
Permatasari, R. and Atlway, A. (2015) ‘pemodelan dan
simulasi distilasi batch broth fermentasi pada
tray column dengan serabut wool’, Jurnal
Teknik Kimia, 2, pp. 44–49.
Putra, i gusti gede satria anggakara, Wartini, ni made and
Wrasiati, luh putu (2015) ‘pengaruh suhu dan
lama distilasi terhadap rendemen dan
karakteristik distilat alkohol dari cairan pulpa
hasil samping fermentasi biji kakao’, 3, pp. 95–
102.
Putra, Y. (2014) ‘pengaruh pencampuran premium dan
metanol terhadap emisi gas buang sepeda motor
vario techno pgm-fi Oleh Yudi Putra’.
[Type the document title]

Lampiran

Lampiran 1. Data Hasil kemurnian Methanol Dengan Variabel Berbeda.


Data hasil kemurnian methanol pada suhu 40◦C dengan refluks ratio 5,6 dan 7 tertera pada tabel 1.1, 1.2, 1.3. Untuk
hasil kemurnian methanol dengan refluks ratio 6 dan suhu 50°C, 60°C dan 70°C tertera pada Tabel 1.4, 1.5, dan 1.6.

Tabel 1.1 Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 5 pada suhu
umpan 40◦C

Fraksi Mol
Kolom
Methanol

Condenser 0.9666
1 0.9496
2 0.9138
3 0.8529
4 0.7528
5 0.5930
6 0.3505
7 0.1345
8 2.82E-02
9 4.83E-03
10 7.95E-04
11 1.30E-04
12 2.12E-05
Reboiler 3.40E-06

Tabel 1.2. Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 6 pada suhu
umpan 40◦C

Fraksi Mol
Kolom
Methanol

Condenser 0.9671
1 0.9506
2 0.9155
3 0.8562
4 0.7587
5 0.6031
6 0.3667
7 0.1430
8 2.98E-02
9 5.01E-03
10 8.10E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.28E-06
[Type the document title]
Tabel 1.3. Hasil hubungan antara perbandingan refluks terhadap fraksi mol kemurnian dengan variable refluks 7 pada suhu
umpan 40◦C

Fraksi Mol
Kolom
Methanol

Condenser 0.9674
1 0.9513
2 0.9169
3 0.8587
4 0.7631
5 0.6107
6 0.3787
7 0.1491
8 3.09E-02
9 5.13E-03
10 8.17E-04
11 1.29E-04
12 2.04E-05
Reboiler 3.18E-06

Tabel 1.4. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 50◦C

Fraksi Mol
Kolom
Methanol

Condenser 0.9671
1 0.9506
2 0.9155
3 0.8562
4 0.7587
5 0.6032
6 0.3665
7 0.1427
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.07E-04
11 1.30E-04
12 2.07E-05
Reboiler 3.27E-06

Tabel 1.5. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 60◦C
[Type the document title]
Fraksi Mol
Methanol
Kolom

Condenser 0.96707
1 0.9505
2 0.9155
3 0.8561
4 0.7585
5 0.6029
6 0.3662
7 0.1427
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.09E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.28E-06

Tabel 1.6. Hasil hubungan antara suhu kolom terhadap fraksi mol kemurnian dengan variabel suhu umpan 70◦C

Fraksi Mol
Kolom
Methanol

Condenser 0.96705
1 0.9505
2 0.9154
3 0.8560
4 0.7584
5 0.6027
6 0.3660
7 0.1426
8 2.97E-02
9 5.00E-03
10 8.09E-04
11 1.30E-04
12 2.08E-05
Reboiler 3.29E-06

Lampiran 2. Langkah Kerja Simulasi


[Type the document title]
a. Alur simulasi menggunakan Aspen Hysys V.10 secara umum
Sebelum memulai praktikum menggunakan Software Aspen Hysys V.10 ada baiknya kita memahami terlebih dahulu Alur
secara umum dalam menggunakan software aspen hysys v. 10 seperti yang tertera pada gambar 2.1

Membuka Software Aspen Hysys v.10,


membuka lembar kerja baru

Input component property method

masukkan aliran umpan, produk, dan


kolom distilasi ke worksheet, dan
hubungkan satu sama lain

Input kondisi alir umpan, kolom,dan


propertis lainnya

RUN SIMULATION

Gambar 2.1 Alur tahap simulasi pada software Aspe Hysys V.10

b. Langkah kerja simulasi batch distillation pada aspen hysys v10


Berikut adalah langkah-langkah beserta gambar dalam melakukan simulasi batch distillation menggunakan software Aspen
Hysys V.10 :

1) Buka aplikasi aspen hysys, pilih new case untuk lembar kerja baru seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 halaman awal Aspen Hysys

2) Kemudian pilihlah pada menu component list dan masukkan komponen. Kemudian close. Seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 menu component

3) Selanjutnya pilih menu fluid packages pada basis 1 dan pilih add, kemudian pilih metode yang ingin digunakan yaitu
SRK. Seperti pada gambar 2.4
[Type the document title]

Gambar 2.3 menu fluid packkages

4) Lalu pilih menu simulation, kemudian masukkan stream masuk dan isikan datanya. Seperti pada gambar 2.4

Gambar 2.4 menu simulation

Data yang digunakan dengan Temperatur 40°C, pressure 4000kPa serta Molar flow sebesar 38,995 dengan komposisi pada gambar 2.5

Gambar 2.5 data feed stream pada worksheet

Dan untuk komposisi feed, pada menu worksheet pilih sub menu composition lalu isikan sesuai data awal praktikum
seperti gambar 2.6
[Type the document title]

Gambar 2.6 komposisi feed

5) Pilih alat separator pada menu modele pallete kemudian drag ke lembar kerja
6) Kemudian klik 2x pada destilasi tersebut, lalu isi sesuai dengan ketentuan jumlah n = 12, kemudian next. Seperti pada
gambar 2.7

Gambar 2.7 rangkaian kolom distilasi dan spesifikasi

7) Pada step kedua muncul gambar seperti pada gambar 2.8 dinext saja.

Gambar 2.8 Reboiler configuration

8) Pada step ketiga pada destilasi seperti gambar 2.9 isilah data dengan ketentuan condenser pressure 1000 kPa dan
reboiler pressure 1015 kPa. Kemudian next saja,pada step keempat di next kembali
[Type the document title]

Gambar 2.9 data tekanan pada condenser dan reboiler

9) Pada step kelima destilasi seperti gambar 2.10 diisi data dengan ketentuan refluks ratio 6(di sesuaikan dengan variable
yang dipakai), vapor rate 19,729 dengan basis molar. Kemudian pilih done serta di run agar converged

Gambar 2.10 data vapour rate, reflux ratio dan basis

10) Berikut tampilan ketika sudah converged. Seperti pada gambar 2.11

Gambar 2.11 menu design sub menu specs

11) Untuk melihat hasil kemurnian dapat pilih menu bar parameters sub estimates. Seperti pada gambar 2.12

Gambar 2.12 hasil kemurnian


[Type the document title]
12) Untuk melihat hasil suhu setiap tray dapat dilihat pada menu bar performance sub column profile. Seperti pada gambar
2.13

Gambar 2.13 hasil suhu setiap tray

13) Untuk merubah refluks ratio dengan variabel 5, 6 dan 7 dapat diganti pada menu bar design sub specs dan klik refluks
ratio. Lalu ubah spec value menjadi varibael yang ditentukan yaitu 5, 6 dan 7 pada suhu input 40°C. Jika sudah, enter
dan run. Seperti pada gambar 2.14

Gambar 2.14 merubah refluks ratio

14) Untuk melihat hasil yang telah di run caranya sama seperti langkah (11) dan (12).
15) Setelah selesai kita berlanjut pada tujuan variabel berikutnya yaitu pengaruh suhu input terhadap kemurnian dengan
variabel suhu 50, 60 dan 70°C dengan variabel tetap refluks ratio sebesar 6
16) Untuk mengganti variabel suhu dapat dilakukan pada material input liquid. Seperti pada gambar 2.15

Gambar 2.15 mengubah temperature

17) Setelah mengganti dnegan variabel yang ditentukan, lalu kita run
18) Untuk melihat hasil yang telah di run caranya sama seperti langkah (11) dan (12).
19) Hasil yang didapatkan terlampir berbentuk tabel

Lampiran 3. Rangkaian, Spek, Performa Kolom Distilasi


[Type the document title]
a. Rangkaian kolom distilasi
Berikut gambar 3.1 rangkaian alat pada simulasi batch distillastion terdapat kondensor dan reflux di atas dan reboiler di
bawah, dengan produk utama atas(distilat) adalah methanol

Gambar 3.1 Rangkaian alat kolom distilasi

b. Spesifikasi kolom distilasi


Berikut adalah spek dari kolom distilasi yaitu ohd vap rate 19.73, refluks ratio 5 (menyesuaikan variable) seperti pada gambar
3.2. memiliki 12 stage dengan feed masuk pada stage ke 6 seperti pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 menunjukkan spesifikasi
dynamics specification seperti volume, height, diameter dan sebagainya.

Gambar 3.2 spesifikasi ohd vape rate dan refluks ratio

Gambar 3.3 keterangan rangkaian

Gambar 3.4 dynamic specification


c. Performa kolom distilasi
[Type the document title]
Performa distilasi di tunjukkan pada data hasil suhu setiap stage seperti pada tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6, dan data hasil
kemurnian methanol setiap stages yang sudah tertera pada lampiran 1.

Tabel 3.1 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 5 dengan suhu 40◦C

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8284
1 131.5256
2 135.0076
3 136.3154
4 138.4112
5 141.9821
6 148.2774
7 162.9185
8 174.3501
9 179.522
10 180.6583
11 180.9019
12 180.9916
Reboiler 180.9965

Tabel 3.2 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 40◦C

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8318
1 132.6661
2 135.8113
3 137.0803
4 139.1279
5 142.6066
6 148.7083
7 162.4159
8 174.0613
9 179.4738
10 180.6541
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966

Tabel 3.3 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 7 dengan suhu 40◦C
[Type the document title]

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8344
1 133.511
2 136.3954
3 137.6362
4 139.6476
5 143.0568
6 149.0139
7 162.0547
8 173.8657
9 179.444
10 180.6522
11 180.9021
12 180.9918
Reboiler 180.9966

Tabel 3.4 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 50◦C

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8317
1 132.6666
2 135.812
3 137.0813
4 139.1292
5 142.6078
6 148.7089
7 162.4195
8 174.0773
9 179.4783
10 180.6548
11 180.902
12 180.9917
Reboiler 180.9966

Tabel 3.5 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 60◦C
[Type the document title]

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8316
1 132.6671
2 135.8129
3 137.0829
4 139.1321
5 142.6133
6 148.7194
7 162.4277
8 174.0745
9 179.4767
10 180.6545
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966

Tabel 3.6 Hasil suhu setiap tray dari perhitungan simulasi pada refluks ratio 6 dengan suhu 70◦C

Kolom Suhu (°C)

Condenser -16.8315
1 132.6676
2 135.8137
3 137.0843
4 139.1346
5 142.6175
6 148.727
7 162.4344
8 174.0773
9 179.4768
10 180.6544
11 180.9019
12 180.9917
Reboiler 180.9966

Lampiran 4. Sitasi Jurnal


[Type the document title]

Gambar 4.1 jurnal 1

Gambar 4.2 jurnal 2


[Type the document title]

Gambar 4.3 jurnal 3

Gambar 4.4 jurnal 4


[Type the document title]

Gambar 4.5 jurnal 5

Gambar 4.6 jurnal 6


[Type the document title]

Gambar 4.7 jurnal 7

Gambar 4.8 jurnal 8


[Type the document title]

Gambar 4.9 jurnal 9

Gambar 4.10 jurnal 10

Gambar 4.11 jurnal 11


[Type the document title]

Gambar 4.12 jurnal 12

Gambar 4.13 jurnal 13


[Type the document title]

Gambar 4.14 jurnal 14

Gambar 4.15 jurnal 15


[Type the document title]

Gambar 4.16 jurnal 16

Gambar 4.17 jurnal 17


[Type the document title]

Anda mungkin juga menyukai