Anda di halaman 1dari 43

BAHAN AJAR

Perancangan Alat Proses I


KODE MATAKULIAH : 15P02366
JUMLAH SKS : 3

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 43 27 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini R tanggal 5 bulan Maret tahun 2018 Bahan Ajar Mata Kuliah Perancangan Alat
Proses I, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Teknik Kimia
Semarang, 5 Maret 2018
Ketua JurusanTeknik Kimia Tim Penulis

Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T., M.T. Dhoni Hartanto, S.T., M.T., M.Sc.
NIP. 197405191999032001 NIP. 198711112015041003

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 43 27 Februari 2017

PRAKATA
Bahan ajar Perancangan Alat Proses I ini disajikan untuk membantu mahasiswa
dalam mengikuti kuliah Perancangan Alat Proses I pada Jurusan Teknik Kimia. Pokok
bahasan dalam perkuliahan ini meliputi antara lain : Jenis dan karakteristik tangki
penyimpan bahan serta pemilihan alat yang cocok untuk penyimpanan bahan, Perhitungan
mechanical design alat penyimpan bahan, Perancangan alat penukar panas (cooler and
heater, reboiler, condensor, dll)
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu merancang alat
penyimpan bahan dan penukar panas. Akhirnya pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta terkait dalam
penyusunan bahan ajar Perancangan Alat Proses I ini hingga dapat terwujud. Semoga
bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi yang ingin memahami tentang Perancangan Alat
Proses I.
Semarang, Maret 2018

Penyusun

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 43 27 Februari 2017

DESKRIPSI MATAKULIAH
Pembahasan konsep-konsep:

1. Jenis dan karakteristik tangki penyimpan bahan serta pemilihan alat yang cocok
untuk penyimpanan bahan.

2. Perhitungan mechanical design alat penyimpan bahan

3. Perancangan alat penukar panas (cooler and heater, reboiler, condensor, dll)

Capaian Pembelajaran Lulusan

Mampu merancang proses, sistem pemrosesan, dan peralatan yang diperlukan untuk
mengubah bahan alam menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dengan pendekatan
analitis dan mempertimbangkan standar teknis, aspek kinerja, kemudahan penerapan,
keberlanjutan, serta memperhatikan faktor-faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan
publik, kultural, sosial dan lingkungan

Capaian Pembelajaran Matakuliah

Mahasiswa dapat merancang alat penyimpan bahan dan penukar panas.

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 43 27 Februari 2017

BAB 1
Pengenalan Desain Bejana

1.1. Pengantar Umum Desain Bejana


Teknik Kimia merupakan penerapan dari sains menjadi proses industri dimana secara
khusus berfokus pada konversi satu bahan menjadi bahan lain dengan kimiawi maupun
fisikawi. Pada proses tersebut diperlukan penanganan dan penyimpanan bahan dengan
jumlah yang besar pada kontainer dengan berbagai variasi konstruksi dimana hal tersebut
tergantung pada faktor-faktor seperti properti fisika dan kimia, serta kondisi operasi pada
proses tersebut. Untuk penanganan bahan-bahan baik gas maupun cair tersebut digunakan
suatu wadah yang disebut bejana (vessel). Berdasarkan ASME Boiler and Pressure Vessel
Code (BPVC), Code Section VIII, bejana bertekanan merupakan wadah untuk menyimpan
bahan dengan kondisi tekanan tertentu baik internal maupun eksternal dimana tekanan ini
diperoleh dari sumber eksternal atau dari panas yang dihasilkan pada proses yang
berlangsung baik secara langsung maupun tidak langsung. Bejana merupakan bagian dasar
dari kebanyakan peralatan proses dimana desain bejana tersebut dimodifikasi dengan kondisi
tertentu tergantung kepada proses operasi yang berlangsung. Misalnya autoclave digunakan
pada pada kondisi operasi bertekanan tinggi dilengkapi dengan agitasi dan pemanas, kolom
distilasi dan absorpsi dapat digunakan pada proses operasi yang melibatkan fasa uap dan cair,
dan penukar panas digunakan pada proses transfer panas melalui dinding tube. Beberapa
faktor perlu dipertimbangkan dalam mendesain bejana seperti kondisi alam, properti bahan
yang digunakan, tegangan bahan bejana, kestabilan elastis, pertimbangan korosi, pengelasan,
dan lain-lain. Selain itu, faktor biaya merupakan faktor penting yang juga harus
dipertimbangkan dalam desain bejana.

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 43 27 Februari 2017

1.2. Pemilihan Tipe Bejana


Pada umumnya langkah pertama dalam mendesain bejana adalah pemilihan jenis bejana.
Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis bejana antara lain:
a. Fungsi dan lokasi bejana
b. Fluida yang digunakan
c. Kondisi operasi seperti temperatur dan tekanan
d. Kapasitas volum yang diperlukan
Jenis bejana yang umum dapat diklasifikasikan berdasarkan geomterinya antara lain :
a. Tangki terbuka
b. Tangki silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk datar
c. Bejana silinder horisontal dan vertikal
d. Bejana spherical atau modifikasi spherical

Terdapat kemungkinan untuk mengindikasikan secara umum mengenai jenis bejana secara
umum. Volume yang besar dari suatu bahan kimia tidak berbahaya misalnya air garam atau
air dapat disimpan pada bejana terbuka, bahan kayu, atau juga dari bahan semen. Jika fluida
bersifat beracun, mudah terbakar, berbentuk gas saat disimpan, atau penyimpanan dengan
tekanan lebih besar dari tekanan atmosfer maka bejana tertutup diperlukan dalam proses
tersebut. Untuk penyimpanan fluida pada tekanan atmosfer, tangki silinder dengan tutup
bawah berbentuk flat dan tutup atas berbentuk konikal atau standard dished-head atau flat
secara umum digunakan. Sedangkan bejana berbentuk bulat (spherical), digunakan untuk
penyimpanan bahan bertekanan tinggi dalam jumlah besar. Bejana berbentuk bulat
dimaksudkan supaya transfer panas dari lingkungan ke liquid di dalamnya tidak terlalu besar
karena luas permukaan bejana berbentuk bulat yang kecil. Pembuatan bejana bulat ini
membutuhkan biaya yang lebih mahal dibanding bentuk yang lain. Selain itu, distribui
tekanan pada setiap bagian bejana bulat akan lebih rata dibanding bentuk lain. Secara teori,
bentuk bejana bulat merupakan bentuk yang paling ideal dan bagus. Akan tetapi, produksi
bentuk bejana bulat memerlukan biaya yang tinggi sehingga bentuk bejana yang umum
digunakan adalah bejana berbentuk silinder dengan perbandingan tinggi : lebar 2 : 1.
6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 43 27 Februari 2017

Bentuk-bentuk bejana dapat dilihat di Gambar 1.1. Untuk penyimpnan dalam jumlah besar
digunakan storage tank seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.c. Storage tank terdiri dari jenis
tutup atas yaitu fixed roof tanks dan floating roof tanks. Fixed roof tanks digunakan untuk
liquid dengan flash point yang tinggi seperti bahan bakar minyak, air, bitumen dll. Salah satu
bentuk fixed roof tanks adalah dome roof tanks dimana tutup atas berbentuk kubah, jenis atap
ini digunakan untuk penyimpanan pada tekanan yang sedikit lebih tinggi dari tekanan
atmosfer. Sedangkan floating roof tanks digunakan untuk liquid yang mudah menguap, tutup
berbentuk tutup terapung tersebut akan menyesuaikan ketinggian liquid sehingga tidak
terdapat ruang bagi uap yang terbentuk akibatnya hilangnya bahan melalui penguapan dapat
dikurangi.
a)

b)

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 43 27 Februari 2017

c)

Gambar 1.1 Jenis-jenis Bejana Tertutup : a) bejana silider dengan tutup bulat (spherical)
(ref : studyblue.com dan iiw-tank.com); b) bejana silinder (ref : mechguru.com dan
hansontank.com); c) tangki silinder vertikal dengan bagian bawah datar (ref : steeltank.com)

Rule of thumbs dalam pemilihan bejana :


a. Bejana jenis drum
1. Drum pada umumnya berukuran relatif kecil.
2. Drum untuk liquid biasanya berbentuk horisontal.

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 43 27 Februari 2017

3. Pemisahan gas dan liquid berbentuk vertikal.


4. Perbandingan panjang/diameter optimum = 3, tetapi pada umumnya yang
digunakan adalah 2,5 – 5,0.
5. Pada drum refluks, holdup time sekitar 5 menit setengah penuh sedangkan drum
yang digunakan untuk umpan tower lain mempunyai holdup time 5-10 menit.
6. Drum pada umpan furnace, holdup time sekitar 30 menit setengah penuh.
7. Knockout drums kompresor harus menahan kurang dari 10 kali dari volum liquid
yang melalui per menit.
8. Pemisah liquid/liquid didesain untuk kecepatan 2-3 inchi/menit.
9. Kecepatan gas pada pemisah gas dan liquid V  k  L / V  1 ft / sec dimana k

bernilai 0,35 untuk pemisah dengan mesh deentrainer dan k = 0,1 untuk pemisah
tanpa mesh deentrainer.
10. Pada umumnya, pembuangan entrainment sebanyak 99% diperoleh dengan
dimensi ketebalan mesh pads 4-12 inchi, ketebalan 6 inchi merupakan yang
paling banyak digunakan.
11. Untuk vertical pads, nilai koefisien (k) pada no.9 direduksi dengan faktor 2/3.
12. Performa yang bagus dapat diperoleh pada kecepatan 30-100% yang dihitung
dengan nilai k, performa yang banyak digunakan adalah dengan kecepatan 75%.
13. Tempat pemisah yang cocok adalah 6-18 inchi di depan pad, 12 inchi merupakan
jarak yang paling banyak digunakan.
14. Pemisah berupa cyclone dapat didesain untuk dapat mengumpulkan 95%
partikel berukuran 5 μm, tetapi biasanya droplet berukuran lebih besar dari 50 μm
yang butuh untuk dihilangkan.

b. Bejana sebagai tangki Penyimpanan


1. Untuk volum operasi kurang dari 1000 galon, digunakan tangki vertikal dengan
kaki/penyangga.
2. Untuk volum operasi antara 1000 sampai 10.000 galon, digunakan tangki
horisontal dengan penyangga dari beton.
9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 43 27 Februari 2017

3. Untuk volum lebih dari 10.000, digunakan tangki dengan pondasi beton.
4. Liquida yang mudah menguap disimpan pada tangki dengan tutup atas berupa
floating atau expansion roof.
5. Freeboard (volum kosong bagian silinder bejana bertekanan) sebesar 15% untuk
volum liquid dibawah 500 galon dan 10% untuk volum liquid di atas 500 galon.
6. Pada umumnya, kapasitas selama 30 hari dispesifikasi untuk bahan baku dan
produk, tetapi hal tersebut tidak mutlak melainkan tergantung pada jadwal
peralatan transportasi.
7. Kapasitas tangki penampung setidaknya sebesar 1,5 kali kapasitas peralatan
transportasi.

c. Tekanan operasi bejana


1. Desain temperatur antara -20 oF dan 650 oF adalah 50 oF di atas temperatur
operasi, margin desain temperatur lebih tinggi digunakan di luar range
temperatur tersebut.
2. Desain tekanan adalah 10% atau 10-25 psi di atas tekanan operasi maksimum,
dipilih desain tekanan yang memberikan nilai lebih tinggi.
3. Desain tekanan operasi bejana pada 0-10 psig dan 600-1000 oF adalah 40 psig.
4. Pada kondisi operasi vakum, desain tekanan adalah 15 psig dan vakum penuh.
5. Ketebalan dinding minimum adalah 0,25 inchi untuk diameter bejana 42 inchi,
dibawah 0,32 inchi untuk diameter bejana 42-60 inchi, dan 0,38 inchi untuk
diameter bejana 60 inchi.

1.3. Komponen-komponen utama pada bejana bertekanan


Bejana bertekanan merupakan tempat untuk fluida dimana dioperasikan pada tekanan
tertentu. Berikut merupakan komponen-komponen utama bejana bertekanan.
a. Shell

10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 43 27 Februari 2017

Bagian shell merupakan bagian yang menahan tekanan di dalam bejana


bertekanan. Shell pada bejana bertekanan dilas secara terintegrasi sehingga
membentuk struktur yang mempunyai axis rotasi umum. Pada umumnya shell
berbentuk silinder, spherical, dan konikal. Contoh bentuk-bentuk shell ditunjukkan
pada Gambar 1.2 – 1.5. Gambar 1.2 mengilustrasikan tipe horizontal drum dimana
tipe ini mempunyai bentul shell silinder dan diproduksi dengan diameter dan
panjang yang beranekaragam. Gambar 1.3 menunjukkan tipe bejana small vertical
drum. Tipe ini juga mempunyai bentuk shell silinder. Rasio maksimum ukuran
bejana ini adalah panjang shell dibanding diameter (5 : 1). Gambar 1.4
menunjukkan tipe bejana tinggi vertikal (tower). Menara jenis bejana ini pada
umumnya mempunyai diameter yang realtif kecil akan tetapi mempunyai
ketinggian yang realtif tinggi (misalnya : bejana untuk kolom distilasi diameter 4 ft
dengan ketinggian 200 ft) atau besar secara ukuran diameter tetapi mempunyai
ketinggian yang medium (misalnya : pada pipestill tower diamter 30 ft dengan
ketinggian 150 ft.

11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 43 27 Februari 2017

Gambar 1.2 Horizontal drum on saddle supports (ASME, 1999)

12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 43 27 Februari 2017

Gambar 1.3 Vertical drum on leg supports (ASME, 1999)

13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 43 27 Februari 2017

Gambar 1.4 Vertical drum on leg supports (ASME, 1999)


Bejana tipe tower umumnya mempunyai tray internal pada bagian shell silinder.
Internal tray tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.4 diperlukan untuk distribusi
aliran. Beberapa jenis tray tower yang tersedia antara lain bubble-cap, valve, sieve,
dan packed. Bagian shell pada bejana tinggi dibangun dengan bahan, ketebalan, dan
diameter yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan temperatur dan
fasa fluida. Dua faktor tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap terjadinya
korosi pada bejana tinggi tersebut. Bahan-bahan campuran atau bahan anti korosi
digunakan pada bejana tinggi vertikal untuk mengatasi masalah korosi dimana

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 43 27 Februari 2017

korosi merupakan faktor yang kritis dimana korosi ini dapat menyebabkan
kegagalan pada bejana tinggi tersebut. Gambar 1.5 menunjukkan bejana untuk
reaktor dengan shell berbentuk silinder. Fluida pada suatu proses mengalir ke reaktor
dimana di dalamnya terdapat reaksi kimia. Reaksi tersebut pada umumnya ditambahi
dengan katalis yang diletakkan pada satu bed atau lebih.

Gambar 1.5 Vertical reactor (ASME, 1999)

b. Head
Semua shell pada bejana bertekaan harus ditutup dengan menggunakan head. Head
pada umumnya berbentuk lengkungan (curve) daripada datar. Head berbentuk

15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 43 27 Februari 2017

lengkungan (curve) mempunyai kekuatan yang lebih dibanding head berbentuk


datar. Selain itu head berbentuk lengkungan akan menjadikan head tersebut lebih
tipis, ringan, dan lebih murah dibandingkan dengan head datar. Gambar 1.2 – 1.5
menunjukkan head yang digunakan sebagai penutup bagian silinder pada bejana
bertekanan. Head juga dapat dipasang di dalam bejana. Head tersebut disebut
dengan “intermediete head” dipasang terpisah di masing-masing bagian bejana
bertekanan untuk merancang bejana bertekanan dimana mempunyai kondisi operasi
yang berbeda-beda di masing-masing bagian bejana.
Pada Gambar 1.2 – 1.4 ditunjukkan bentuk shell silinder, sedangkan pada
Gambar 1.6 ditunjukkan bentuk shelll bejana bertekanan yang berupa spherical.

Gambar 1.6 Spherical pressurized storage vessel (ASME, 1999)

16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 43 27 Februari 2017

c. Nozzle
Nozzle merupakan bagian berbentuk silinder yang melekat pada shell atau head bejana
bertekanan. Nozzle diperlukan dalam desain bejana antara lain untuk :
a. Jalan untuk memasukkan bahan baku atau untuk mengeluarkan produk.
b. Keperluan utilitas baik panas maupun dingin.
c. Sebagai tempat pengubung peralatan yang lain seperti penukar panas dan mixer
d. Sebagai tempat masuk orang (manhole)
e. Untuk instrumen seperti pressure, temperature, level.
Semakin banyak nozzle maka semakin tinggi biayanya, nozzle biasanya terletak
disamping bejana, tegak lurus dengan shell bejana. Jumlah dan lokasi nozzle
ditentukan oleh seorang proses engineer.

d. Support
Support atau biasa disebut dengan penyangga mempunyai tipe-tipe yang berbeda-
beda sesuai dengan ukuran dan bentuk bejana bertekanan. Penyangga ini harus
dapat menyangga dengan baik pada semua kondisi baik menyangga berat bejana
bertekanan maupun menyangga beban saat kondisi berangin dan gempa bumi.
Tekanan pada bejana tidak menjadi pertimbangan pada desain penyangga karena
pada perancangan penyangga tidak mempertimbangkan tekanan di dalam bejana.
Sedangkan temperatur, terdapat kemungkinan digunakan sebagai pertimbangan
dalam desain penyangga karena dapat mempengaruhi ekspansi termal pada
penyangga dan bejana. Jenis-jenis penyangga antara lain :
1. Saddle supports
Horizontal drum seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2 merupakan jenis
bejana yang disangga oleh penyangga jenis saddle dengan dua penyangga.
Penyangga jenis saddle ini dapat menyangga bejana bertekanan dengan
distribusi massa bejana yang baik sehingga dapat menghindari local stress
pada bagian shell yang disambungkan ke penyangga. Pada umumnya, satu
penyangga saddle dirancang fixed pada pondasinya sedangkan satu
17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 43 27 Februari 2017

penyangga lagi dirancang fleksibel untuk antisipasi adanya ekspansi termal


secara longitudinal pada bejana bertekanan.

2. Leg supports
Bejana vertikal kecil seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3 merupakan
jenis bejana yang disangga oleh penyangga jenis legs yang dilas dan terletak
lebih rendah dari bagian shell. Rasio maksimum panjang penyangga jenis
legs terhadap diameter bejana adalah 2 : 1. Bantalan atau ring penguat
pertama kali dilas pada shell untuk penambahan penguatan pada sambungan
antara shell dan penyangga. Jumlah penyangga legs tergantung pada ukuran
bejana dan beban yang terdapat pada bejana. Tipe penyangga jenis legs juga
digunakan pada spherical pressurized storage vessels pada Gambar 1.6.
Penyangga jenis ini dibuat dari baja berbentuk kolom. Pada penguat
penyangga juga dapat ditambahkan penguat silang seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.6.
3. Lug supports
Penyangga jenis lugs dilas pada shell bejana bertekanan seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.7 dapat digunakan pada bejana bertekanan
vertikal. Penggunaan penyangga jenis lugs terbatas pada ukuran bejana dari
ukuran kecil sampai medium dengan diameter 1 sampai 10 ft dan rasio
ketinggian terhadap diameter yaitu 2:1 sampai 5:1.
4. Skirt supports
Penyangga jenis ini digunakan untuk menyangga bejana bertekanan
silinder seperti ditunjukka pada Gambar 1.4 sampai 1.5. Penyangga ini dilas
pada bagian bawah bejana atau pada head bagian bawah. Penyangga jenis
skirt pada umunya berbentuk panjang sehingga fleksibel untuk antisipasi
ekspansi termal shell sehingga tidak menyebabkan high thermal stress pada
sambungan antara shell dengan penyangga skirt.

18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 43 27 Februari 2017

lug

Gambar 1.7 Vertical vessel on lug supports (ASME, 1999)

1.4. Bahan untuk Konstruksi Bejana Bertekanan


Pada bagian ini akan dibahas mengenai pemilihan bahan-bahan yang digunakan untuk
memfabrikasi bejana bertekanan dan tegangan material sesuai spesifikasi ASME code.
Desain bejana bertekanan secara mekanik dapat dilakukan setelah bahan-bahan yang
digunakan sudah ditentukan. Pada ASME code tidak menyebutkan bahan secara spesifik yang
digunakan untuk aplikasi pada bejana tetapi menyebutkan kemungkinan jenis-jenis bahan
yang dapat digunakan memfabrikasi bejana bertekanan, serta aturan serta batas-batas pada
perancangan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemilihan bahan-bahan dalam
merancang bejana :
a) Faktor Seleksi Bahan
Faktor utama yang berpengaruh pada pemilihan bahan antara lain :
1. Kekuatan

19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 43 27 Februari 2017

Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya atau tekanan
tertentu. Kekuatan merupakan faktor signifikan pada pemilihan bahan untuk aplikasi
tertentu.

2. Ketahanan terhadap korosi


Korosi adalah kerusakan pada logam yang disebabkan karena pengaruh kimia.
Ketahanan terhadap korosi dapat menjadi faktor yang paling penting dalam
menentukan pemilihan bahan pada aplikasi tertentu.
3. Ketahanan terhadap hidrogen
Bahan yang dipilih harus dapat tahan terhadap reaksi hidrogen yang terjadi, pada
suhu skitar 300 oF hingga 400 oF, hidrogen monoatomik terdifusi ke ruang kosong
pada baja. Monoatomik hidrogen ini akan membentuk molekul hidrogen pada baja
dimana molekul tersebut tidak dapat terdifusi keluar dari bejana. Jika hal tersebut
terus terjadi, maka tekanan akan terus terbentuk dan meningkat pada bagian tersebut
sehingga akan menyebabkan cracking pada baja.
4. Ketangguhan terhadap patah
Ketangguhan terhadap patah artinya ketahanan suatu bahan untuk menahan kondisi
yang dapat menyebabkan patah atau fracture. Tabel 1.1 dan Gambar 1.8
menunjukkan keterkaitan bahan-bahan untuk fabrikasi terhadap ketangguhan
terhadap patah (fracture toughness). Pada tabel dan gambar tersebut ditunjukkan The
Minimum Design Metal Temperature (MDMT) yang merupakan temperatur
terendah dimana suatu bahan didesain untuk mempunyai karakter tahan terhadap
patah.
5. Kemungkinan untuk dapat difabrikasi
Hal ini merupakan kemudahan bahan untuk digunakan dalam mengkonstruksi pada
aplikasi tertentu.

b) Maximum Allowable Stress

20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 43 27 Februari 2017

Salah satu faktor utama dalam merancang bejana bertekanan adalah hubungan antara
kekuatan bahan dan beban seperti tekanan dan berat. Beban didalam bejana bertekanan
tersebut dapat menyebabkan tegangan internal bahan. Rancangan suatu bejana
bertekanan harus dapat menanggulangi terjadinya tegangan bahan yang dapat merusak
bejana. Komponen-komponen pada bejana bertekanan dirancang untuk menghindari
terjadinya tegangan pada komponen atau bahan tersebut dengan menggunakan beban
tegangan maksimum yang diizinkan (Maximum Allowable Stress) sehingga tidak terjadi
tegangan yang dapat merusak bejana tersebut. Maximum Allowable Stress adalah
tegangan maksimum yang masih dalam level aman saat dioperasikan pada bejana
bertekanan. Daftar maksimum allowable stress ditunjukkan pada Tabel 1.2 dan Tabel
1.3.
Tabel 1.1 Material Groups for Impact Test Exemptions

21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 43 27 Februari 2017

22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 43 27 Februari 2017

Gambar 1.8 Impact Test Exemption Curves for Carbon Steels (ASME, 1999)

23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 43 27 Februari 2017

Tabel 1.2 ASME maximum allowable stress

Tabel 1.3 ASME maximum allowable stress (lanjutan)

24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 43 27 Februari 2017

1.5. Kenapa Engineer Teknik Kimia Mendesain Bejana?


Seorang chemical engineer pada umumnya tidak mempunyai keahlian khusus atau
terlatih secara khusus untuk memproduksi bejana secara detail seperti layaknya seorang
mechanical engineer. Akan tetapi, seorang chemical engineer perlu untuk mengetahui desain
bejana bertekanan sebagai pertimbangan mengenai biaya produksi. Desain bejana akan
sangat mempengaruhi biaya yang digunakan. Misalnya, peningkatan kondisi operasi
sebanyak 10 oC dapat meningkatkan biaya pembuatan bejana sebanyak 2 kali lipat. Contoh
lain adalah penambahan bahan baku atau bahan pembantu dalam proses produksi seperti
bahan yang bersifat asam dapat mempengaruhi biaya pembuatan bejana karena bejana harus
disesuaikan dengan kondisi operasi tersebut. Berdasarkan analisis tersebut, maka penting bagi
seorang chemical engineer untuk mengetahui desain bejana sebagai pertimbangan biaya pada
proses produksi.

1.6. Kode dan Dasar-dasar Perancangan Bejana


Pada pembuatan bejana terdapat beberapa standar internasional yang digunakan seperti :
1. ASME (American Society of Mechanical Engineers)
2. British Standard
3. DVS atau dalam bahasa inggris disebut Germany Welding Institute
4. JIS (Japan International Standard)
Dari beberapa standar tersebut, ASME merupakan standar yang sering dan umum
digunakan di dunia internasional ASME code section VIII merupakan code section yang
umum digunakan didunia Tujuan diberlakukannya code section tersebut adalah untuk
menentukan kondisi minimum yang dibutuhkan untuk keamanan konstruksi dan operasi suatu
bejana. Berikut merupakan bagian-bagian dalam standard ASME Boiler and Pressure Vessel
Code :
Section
25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 43 27 Februari 2017

I Rules for construction of power boilers


II Materials
III Nuclear power plant components
IV Rules for construction of heating boilers
V Nondestructive examination
VI Recommended rules for the care and operation of heating boilers
VII Recommended guidelines for the care of power boilers
VIII Rules for the construction of pressure vessels
Division 1
Division 2 Alternative rules
Division 3 Alternative rules for the construction of high pressure vessels
IX Welding and brazing qualifications
XFiber-reinforced plastic vessels
XI Rules for in service inspection of nuclear power plant components
XII Rules for construction and continued service of transport tanks

Allowable stress ditunjukkan pada section II, sedangkan kebanyakan bejana untuk
industri kimia diberikan pada section VIII dari divisi 1 sampai divisi 2. Sedangkan untuk
bioreaktor diberikan pada section X. Contoh bentuk standar stempel kode ASME di bejana-
bejana industri kimia ditunjukkan pada Gambar 1.9. Kode stempel tersebut harus secara jelas
dan dapat dibaca pada bejana.

26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 43 27 Februari 2017

Name of Manufacturer

psi at °F
Max. Allowable Working Pressure

°F at psi
W (if arc or gas welded) Min. Design Metal Temperature
RT (if Radio graphed)
HT (if Postweld heat treated)
Manufacturer’s Serial Number

Year Built

Gambar 1.9. Standard Stempel Kode ASME

1.7. Bentuk dan ukuran Bejana


Bejana silinder pada umumnya mempunyai perbandingan ukuran tinggi : lebar 2 : 1.
Selain itu juga terdapat ukuran yang lain seperti 3 : 1 dan 4 : 1 seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.10. Pengecualian terjadi pada kolom distilasi karena diameter dihitung berdasarkan
flooding dan tinggi kolom berdasarkan jumlah tray.

4:1
2:1 3:1

Gambar 1.10. Ukuran bejana berdasarkan perbandingan ketinggian dengan lebar


bejana.

27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 43 27 Februari 2017

Pembatasan ukuran pada bejana :


a. Diameter bejana disarankan tidak melebihi 13,5 ft karena dari segi biaya akan mahal.
b. Panjang (tinggi) disarankan tidak melebihi 180 ft karena dari segi biaya akan mahal.

Orientasi bejana
Bejana pada umumnya dibangun dengan orientasi vertikal, hal tersebut dikarenakan :
a. Lebih mudah untuk mendistribusikan fluida melalui penampang melintang (cross
section) yang lebih kecil.
b. Ruang atau area yang digunakan lebih kecil.
Akan tetapi pada kondisi tertentu, bejana dipasang dengan orientasi horisontal
dikarenakan :
a. Untuk meningkatkan pemisahan fasa.
Meningkatkan penampang melintang = kecepatan vertikal lebih rendah =
entrainment sedikit.
b. Untuk memudahkan pengambilan bagian dalam bejana dalam rangka cleaning.
Misalnya pada heat exchanger.
Jenis-jenis tutup pada bejana
Bejana tertutup mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut berdasarkan
keperluan kondisi operasi sehingga masing-masing bentuk tutup tersebut mempunyai
karakteristik masing-masing. Bentuk-bentuk bejana ditunjukkan pada Gambar 1.11.

a) Ellipsoidal

b) Torispherical

28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 43 27 Februari 2017

c) Hemispherical

Gambar 1.11. Jenis-jenis tutup bejana

Karakteristik masing-masing bentuk tutup bejana :


a. Ellipsoidal
1. Lebih murah dari hemispherical.
2. Volume lebih kecil dibanding hemispherical.
3. Tinggi = 0,5 diameter
4. Ketebalan sama dengan ketebalan shell (tebal silinder bejana).

b. Torispherical
1. Sebagian berbentuk torus (seperti gelang), sebagian berbentuk bulat (sphere).
2. Mirip dengan ellipsoidal tetapi lebih murah untuk difabrikasi.
3. Paling murah untuk tekanan dibawah 15 bar.

29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 43 27 Februari 2017

c. Hemispherical
1. Baik digunakan untuk kondisi operasi tekanan tinggi
2. Volume internal lebih besar
3. Ketebalan setengah dari tebal shell (tebal silinder bejana).
4. Harga yang paling tinggi

1.8. Pengelasan
Pengelasan merupakan faktor penting dalam fabrikasi bejana, jenis-jenis pengelasan
ditunjukkan pada Gambar 1.12.

a)
b)
c)

d)

e)

Gambar 1.12. Jenis-jenis pengelasan : a) butt weld, b) double welded, c) single fillet lap
weld, d) double fillet lap weld, e) double fillet corner joint

1.9. Macam Bejana Berdasarkan ukuran dan Tekanan


Berdasarkan ketinggian, bejana dibagi menjadi 2 macam yaitu
a. Bejana pendek (tinggi silinder (L) : diameter (D) < 5)
30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 43 27 Februari 2017

b. Bejana tinggi (tinggi silinder (L) : diameter (D) > 5)

Berdasarkan tekanan, bejana dibedakan menjadi 2 macam yaitu :


a. Bejana tekanan dalam (Pi > Po)
Bejana dimana tekanan di dalam bejana (Pi) lebih besar daripada tekanan di luar
bejana (Po) (tekanan lingkungan).
b. Bejana tekanan luar (Pi < Po)
31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 43 27 Februari 2017

Bejana dimana tekanan di dalam bejana lebih kecil daripada tekanan di luar bejana
(tekanan lingkungan).

32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 43 27 Februari 2017

BAB 2
Desain Bejana Tekanan Dalam

2.1 Perhitungan Dimensi-Dimensi Bejana


Pada desain bejana, dimensi-dimensi bejana menjadi salah satu tujuan perancangan
untuk optimasi fabrikasi. Dimensi-dimensi tersebut antara lain volum, tinggi silinder,
diameter, tebal bejana, serta tebal tutup (head). Pada Bab 2 ini akan didiskusikan terkait
perancangan dimensi-dimensi bejana tersebut seperti volume total, volume tutup atas, volume
tutup bawah, volume ruang kosong, volume liquid, tinggi silinder, dan diameter bejana.
1. Contoh perhitungan dimensi volume bejana seperti ditunjukkan Gambar 2.1.

V3

L
V2

V1 α

Gambar 2.1. Bejana silinder dengan tutup atas standard dished head dan tutup bawah
conical

33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 43 27 Februari 2017

Perhitungan volume total bejana:


Vtotal  V1  V2  V3

Perhitungan masing-masing volume bagian bejana

0.5d
a) V1  Volume kerucut
t
1 0.5α
 Luas silinder x tinggi segitiga
3
11   0.5 d 
   d 2   
34   tan 0.5  
1  d3

24 tan 0.5 
Dimana tinggi segitiga (bagian conical) dihitung berdasarkan persamaan berikut :
0.5d
tan 0.5  
t
0.5d
t
tan 0.5 

b) V2  Volume silinder
 Luas silinder x tinggi silinder
1
  d 2L
4
c) V3 = Volume standard dished head
 0.0843 d 3
Note : untuk tutup elipse volume = 0.000076 d3

Dari masing-masing volum tersebut volum total bejana dapat dicari.

2. Contoh perhitungan volume ruang kosong bejana

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 43 27 Februari 2017

Laju alir reaktan suatu reaktor adalah 20 L/menit dan diketahui Volum ruang kosong
(VRK) adalah 20% dari Volum total. Jika waktu tinggal adalah 2 jam maka hitung Volum
ruang kosong (VRK) tersebut seperti ditunjukkan Gambar 2.2.

20 L/menit
VRK

VL

Gambar 2.2. Bejana silinder dberisi liquida dengan tutup atas standard dished head dan
tutup bawah conical.

Penyelesaian :
1. Mencari volum liquda berdasarkan laju alir dan waktu tinggal.
V L  waktu tinggal x laju alir
20 L 60 menit
 2 jam x x
menit 1 jam
 2400 L
2. Mencari volum total bejana berdasarkan volum liquida yang telah diketahui.

35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 43 27 Februari 2017

VL  80% x V total
2400 L  80% x V total
100
V total  x 2400 L
80
V total  3000 L
3. Mencari volume ruang kosong berdasarkan volum total.
V RK  20% x V total
V RK  20% x 3000 L
V RK  600 L
Jadi volum ruang kosong adalah 600 L

Tugas
Volum suatu liquida dalam bejana adalah 125 ft 3. Volum ruang kosong adalah 20% dari
volum total. Perbandingan dimensi bejana L/d adalah 1.5 dengan sudut total untuk bejana
bertutup bawah berbentuk conical adalah 120o.
Hitung L dan d untuk bejana-bejana berbentuk:
1.

2.

36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 43 27 Februari 2017

3.

2.2 Perhitungan Tebal Silinder Bejana (ts)


Bejana silinder saat dilihat dari tampak samping dan tampak atas ditunjukkan seperti
pada Gambar 2.2.
Gaya aksial

ts L
Pi
Pi

Gaya
sirkumfersial Tampak atas

d
Tampak samping Allowable stress

Gambar 2.2. Bejana silinder tampak samping dan atas.

37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 43 27 Februari 2017

Dalam perhitungan tebal silinder, hal yang penting untuk dipertimbangkan adalah
Allowable stress. Pengertian allowable stress adalah tegangan yang diizinkan dalam suatu
desain sehingga tidak melampaui batas tegangan elastik suatu bahan. Jika melampaui
tegangan elastik maka dapat terjadi kegagalan pada bejana tersebut berupa rusak, berlubang,
atau robek. Persamaan allowable stress (f) ditunjukkan pada persamaan 2.1.
P
f  (2.1)
A
Dimana P merupakan gaya yang bekerja pada bahan dan A merupakan luas permukaan
bahan. Dalam mencari tebal silinder, allowable stress yang dipertimbangkan berupa
allowable stress yang dipengaruhi gaya aksial (faksial) dan sirkumferensial (fsirkumferensial)
ditunjukkan pada persamaan 2.2 dan 2.3. Pada perbandingan tebal silinder tersebut, dipilih
tebal silinder yang lebih besar supaya dapat memenuhi tebal silinder operasi sebenarnya.
P
f aksial  (2.2)
Aaksial

P
f sirkum ferensial  (2.3)
Asirkum ferensial

Dimensi gaya aksial dan sirkumferensial ditunjukkan pada Gambar 2.3.

38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 43 27 Februari 2017

ts

AS Tampak atas
(Gaya aksial)

di

L
Tampak samping
do (Gaya sirkumferensial)

Gambar 2.3. Gaya aksial dan gaya sirkumferensial pada bejana silinder.

Luas yang bekerja pada haya aksial (As) dan sirkumferensial (Ac) ditunjukkan pada
persamaan 2.4 dan 2.5.
Aaksial   d t S (2.4)

Asirkumferensial  2 x L x t S (2.5)

Perbandingan tebal silinder berdasarkan gaya aksial dan sirkumferensial didiskusikan sebagai
berikut:

39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 43 27 Februari 2017

Berdasarkan persamaan 2.2 dan 2.4 maka dapat dihitung tebal silinder berdasarkan pengaruh
gaya aksial.
P
f aksial 
 d t S aksial
P
t S aksial 
 d f aksial
Karena P = AS . pi maka,
AS pi
t S aksial 
 d f aksial

d 2 pi
t S aksial  4
 d f aksial
d pi
t S aksial 
4 f aksial

Berdasarkan persamaan 2.3 dan 2.5 maka dapat dihitung tebal silinder berdasarkan pengaruh
gaya sirkumferensial.
P
f sirkumferensial 
2 L tS

P
tS 
2 L f sirkum ferensial

Karena P = AS . pi maka,
A pi
tS 
2 L f sirkumferensial

d L pi
tS 
2 L f sirkumferensial

d pi
tS 
2 f sirkumferensial

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 43 27 Februari 2017

Dari kedua tebal silinder tersebut, tebal silinder yang lebih besar adalah tebal silinder yang
dipengaruhi oleh gaya sirkumferensial karena pada persamaan tersebut bilangan pembagi
lebih kecil dari pada pembagi di persamaan tebal silinder karena pengaruh gaya aksial dengan
asumsi gaya sirkumferensial dan aksial mempunyai nilai yang sama. Dari analisis tersebut
dapat disimpulkan persamaan untuk mencari tebal silinder bejana silinder tekanan dalam
secara umum berdasarkan pengaruh gaya yang bekerja ditunjukkan pada persamaan 2.6.

d pi
tS  (2.6)
2 f

Selain faktor gaya sirkumferensial atau aksial, perlu dipertimbanhka faktor lain dalam
menentukan tebal silinder bejana tekanan dalam seperti faktor korosi (C) dan efisiensi pada
pengelasan (E). Jenis pengelasan sambungan diantaranya adalah single-welded dan double-
welded.

2.3 Perhitungan Tebal Tutup Bejana (Head)

41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 43 27 Februari 2017

BAB 3
Desain Bejana Tekanan Luar

3.1 Perhitungan Tebal Tutup Bejana (Head)

42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 43 27 Februari 2017

BAB 4
Desain Kelengkapan Bejana

43

Anda mungkin juga menyukai