Anda di halaman 1dari 10

3.

Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR)

3.1 Definisi
Fourier Transform-Infra Red Spectroskopy atau yang dikenal dengan FT-IR merupakan
suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa
organik, polimer, coating atau pelapisan, material semikonduktor, sampel biologi, senyawa-
senyawa anorganik, dan mineral. FT-IR mampu menganalisa suatu material baik secara
keseluruhan, lapisan tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk yang lainnya dari
suatu material. Spektroskopi FT-IR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa
kualitatif, namun juga bisa untuk analisa kuantitatif.
Dasar lahirnya spektroskopi FT-IR adalah dengan mengasumsikan semua molekul
menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul monoatom (He, Ne, Ar, dll) dan
molekul-molekul homopolar diatomik ( H2, N2, O2, dll). Molekul akan menyerap sinar infra
merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi momen dipolar atau ikatan dari suatu
molekul.
Mekanisme yang terjadi pada alat FTIR dapat dijelaskan sebagai berikut. Sinar yang datang
dari sumber sinar akan diteruskan, dan kemudian akan dipecah oleh pemecah sinar menjadi
dua bagian sinar yang saling tegak lurus. Sinar ini kemudian dipantulkan oleh dua cermin
yaitu cermin diam dan cermin bergerak. Sinar hasil pantulan kedua cermin akan dipantulkan
kembali menuju pemecah sinar untuk saling berinteraksi. Dari pemecah sinar, sebagian sinar
akan diarahkan menuju cuplikan dan sebagian menuju sumber. Gerakan cermin yang maju
mundur akan menyebabkan sinar yang sampai pada detektor akan berfluktuasi. Sinar akan
saling menguatkan ketika kedua cermin memiliki jarak yang sama terhadap detektor, dan akan
saling melemahkan jika kedua cermin memiliki jarak yang berbeda. Fluktuasi sinar yang
sampai pada detektor ini akan menghasilkan sinyal pada detektor yang disebut interferogram.
Interferogram ini akan diubah menjadi spektra IR dengan bantuan computer berdasarkan
operasi matematika.
Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) atau spektoskopi infra merah merupakan
suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 –
10.000 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell,
yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambatan.
4. Penafsiran Spektrum Inframerah
Penafsiran spektrum inframerah tidak ada aturan kaku, namun syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi untuk menafsirkan suatu spektrum adalah:
 Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai
 Spektrum diperoleh dari senyawa murni
 Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan frekuensi
atau panjang gelombangnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar yang
dapat diandalkan, seperti polistirena film.

i
 Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, maka konsentrasi
larutan dan ketebalan sel harus ditunjukkan

3.2 Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR


Sistim optik Spektrofotometer FT-IR dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan
cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra-merah akan menimbulkan perbedaan jarak
yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak cermin yang diam (F). Perbedaan
jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ).
Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas
bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.

Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FT-IR adalah TGS (Tetra Glycerine
Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak digunakan
karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon
yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi
oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah.

Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) adalah sama dengan
Spektrofotometer Infra Reddispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim
optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari
Spektrofotometer Fourier Transform InfraRed adalah dari persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari
Perancis. Persamaannya adalah sebagai berikut :

ii
f(t) = a0 + a1 cos w0t + a2 cos 2w0t + … + b1 cos w0t + b2 cos 2w0t
dimana:
 a dan b merupakan suatu tetapan
 t adalah waktu
 ω adalah frekuensi sudut (radian per detik)
( ω = 2 Π f dan f adalah frekuensi dalam Hertz)kuensi

Dari deret Fourier tersebut intensitas disebut gelombang dapat digambarkan sebagai daerah
waktu atau daerah frekuensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik
dari daerah waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya Transformasi Fourier (Fourier
Transform). Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red
dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang
radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang
dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Pada sistim optik Fourier
Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification byStimulated Emmission
of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang di interferensikan dengan radiasi infra merah
agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.

Pada proses instrumen analisis sampelnya meliputi:

1. The source: energi Infra Red yang dipancarkan dari sebuah benda hitam menyala.
Balok ini melewati melalui logam yang mengontrol jumlah energi yang diberikan kepada
sampel.

2. Interoferometer: sinar memasuki interferometer “spectra encoding‟mengambiltempat,


kemudian sinyal yang dihasilkan keluar dari interferogram.

3. Sampel: sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan melaluicermin dari


permukaan sampel yang tergantung pada jenis analisis.

1
4. Detector: sinar akhirnya lolos ke detector untuk pengukuran akhir. Detector ini
digunakan khusus dirancang untuk mengukur sinar interfrogram khusus. Detektor yang
digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah TetraGlycerine
Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT
lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS,
yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih
cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi inframerah.

5. Computer: sinyal diukur secara digital dan dikirim kekomputer untuk diolaholeh
Fourier Transformation berada. Spektrum disajikan untuk interpretasi lebihlanjut.

3.3 Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan materi.
Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa kompleks yang ditembak dengan
energi dari sumber sinar yang akan menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi. Sumber
sinar yang digunakan adalah keramik, yang apabila dialiri arus listrik maka keramik ini dapat
memancarkan infrared. Vibrasi dapat terjadi karena energi yang berasal dari sinar infrared
tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada
molekul senyawa yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga
dihasilkan frekuaensi yang berbeda pula. FTIR interferogramnya menggunakan mecrosem dan
letak cerminnya (fixed mirror dan moving mirror) paralel. Spektroskopi inframerah berfokus
pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 – 4000 cm-1 di mana cm-1 disebut
sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni suatu ukuran unit untuk frekuensi. Daerah panjang
gelombang yang digunakan pada percobaan ini adalah daerah inframerah pertengahan (4.000
– 200 cm-1 ).

Interaksi antara materi berupa molekul senyawa kompleks dengan energi berupa sinar infrared
mengakibatkan molekul-molekul bervibrasi dimana besarnya energi vibrasi tiap komponen
molekul berbeda-beda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan dihasilkan frekuensi yang berbeda.

2
Analisis menggunakan FTIR dapat digunakan untuk mengetahui sifat termal bahan dari suatu
lapisan tipis misalnya. Dari hasil analisis spektrum FTIR didapatkan analisa tentang disosiasi
ligan suatu bahan penumbuhan lapisan tipis secara sempurna. Misalkan disosiasi ligan berawal
pada temperatur 300oC sampai 400o C. Hasil ini menyarankan nilai besaran temperatur substrat
saat penumbuhan dimana lapisan akan tumbuh diawali pada temperatur 300o C sampai
temperatur 400o C. FTIR digunakan untuk melakukan analisa kualitatif yaitu untuk mengetahui
ikatan kimia yang dapat ditentukan dari spektra vibrasi yang dihasilkan oleh suatu senyawa
pada panjang gelombang tertentu. Selain itu digunakan juga untuk analisa kuantitatif yaitu
melakukan perhitungan tertentu dengan menggunakan intensitas.

Karakterisasi menggunakan FTIR dapat dilakukan dengan menganalisis spektra yang


dihasilkan sesuai dengan puncak-puncak yang dibentuk oleh suatu gugus fungsi, karena
senyawa tersebut dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah inframerah dengan
panjang gelombang antara 0.78 – 1000 μm.

Keunggulan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red


Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki dua kelebihan utama
dibandingkan metode konvensional lainnya, yaitu:

 Dapat digunakan pada semua frekuensi dari sumber


cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada
menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.
 Sensitifitas dari metode Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih besar
daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem detektor lebih banyak karena
tanpa harus melalui celah.

Contoh
Sebagai contoh jika akan mengetahui gugus fungsional kristal kalsium silikat yang disintering
pada suhu 1000oC dengan bahan dasar oksida (CaO) dan silika (SiO2) dengan reaksi teknik
padatan. Hasil karakterisasi gugus fungsional sampel keramik kalsium silikat menggunakan
FTIR tipe Varian/Scimitar 2000 pada rentang bilangan gelombang 1800-400 cm-1. Hasil FTIR
ditunjukkan pada gambar berikut:

3
Spektrum FTIR Keramik Kalsium
Keramik kalsium silikat yang disintering pada suhu 1000o C terlihat adanya ikatan O-Si-O pada
rentang bilangan gelombang 800-600 cm-1, serta terdapat ikatan Ca-O lemah pada bilangan
gelombang 563,43 cm-1 dan 432,24 cm-1. Tidak terdapatnya ikatan lain selain ikatan antara
atom Ca, Si, dan O menunjukkan bahwa bahan dasar yang digunakan tidak mengandung
kontaminan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil FTIR pada suhu
sintering 1000o C terdapat gugus fungsi Ca-O dan Si-O-Si sebagai pembentuk keramik.
Sehingga kegunaan dari penggunaan metode FTIR ini antara lain adalah sebagai mendeteksi
ada atau tidaknya bahan campuran lain pada suatu bahan melalui analisa pada gugus fungsi
dari bahan tersebut.

Cara membaca spektra FTIR :


1.Tentukan sumbu X dan Y-sumbu dari spektrum. X-sumbu dari spektrum IR diberi label
sebagai "bilangan gelombang" dan jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000
di paling kiri. X-sumbu menyediakan nomor penyerapan. Sumbu Y diberi label sebagai
"transmitansi Persen" dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100 di atas.
2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum inframerah
mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan
untuk membaca spektrum.

3. Tentukan daerah spektrum di mana puncak karakteristik ada. Spektrum IR dapat dipisahkan
menjadi empat wilayah. Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua
dari 2.500 sampai 2.000. Ketiga wilayah berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah
keempat dari 1.500 ke 400.
4. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama. Jika spektrum memiliki
karakteristik puncak di kisaran 4.000 hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh NH, CH dan obligasi OH tunggal.

5. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah kedua. Jika spektrum memiliki


karakteristik puncak di kisaran 2.500 hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh ikatan rangkap tiga.

6. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga. Jika spektrum memiliki


karakteristik puncak di kisaran 2.000 sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh ikatan rangkap seperti C = O, C = N dan C = C.

7. Bandingkan puncak di wilayah keempat ke puncak di wilayah keempat spektrum IR lain.


Yang keempat dikenal sebagai daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung sejumlah
besar puncak serapan yang account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak
dalam spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan puncak
spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa adalah identik.

4
Daerah Identifikasi
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya
goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1. Daerah
antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan.
Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan
maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region).
Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000
– 400 cm-1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
senyawa adalah sama.
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah
dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya
lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang
tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
Biasanya ketika molekul terkena infra-merah (IR) radiasi, yang menyerap frekuensi
tertentu radiasi IR Penyerapan Tabel. Frekuensi yang diserap tergantung pada kelompok-
kelompok fungsional dalam molekul dan simetri molekul. IR radiasi hanya dapat diserap oleh
ikatan dalam sebuah molekul, jika radiasi memiliki energi yang tepat untuk menimbulkan
getaran ikatan. Ini adalah satu-satunya alasan frekuensi tertentu diserap.
Sebuah gugus karbonil selalu menyerap radiasi inframerah dalam rentang frekuensi ini
karena ikatan antara atom karbon terus peregangan dan kontraktor dalam jarak panjang ikatan.
Ini "getaran" terjadi seolah-olah ikatan pegas yang menghubungkan dua atom dan selalu terjadi
dalam rentang frekuensi tertentu, 1670-1780 cm-1. Ketika molekul disinari dengan radiasi
inframerah, sebuah ikatan bergetar akan menyerap energi dari frekuensi yang sama sebagai
getaran, meningkatkan amplitudo osilasi.
Selain mengidentifikasi molekul menggunakan spektroskopi IR, informasi lain dapat
diperoleh. Secara khusus frekuensi peregangan berkaitan dengan rasio kekuatan ikatan dan
pengurangan massa atom yang terlibat. Jika diketahui massa berkurang maka kekuatan ikatan
dalam molekul dapat diperkirakan. Untuk nilai yang diberikan dikurangi massa, getaran
panjang gelombang panjang (frekuensi kecil) sesuai dengan ikatan panjang (lemah ikatan) dan
salah satu panjang gelombang pendek (frekuensi tinggi) sesuai dengan ikatan pendek (ikatan
yang kuat). Teknik ini juga berguna untuk analisis kuantitatif. Misalnya konsentrasi larutan
dapat diperkirakan jika penyerapan spesifik terlarut dikenal di daerah di mana spektrum pelarut
transparan.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni.

5
Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang
diperoleh.
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan
sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR).
Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang
bersifat rutin dan cepat.
Analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu sampel dengan IR kurang
karena sukarnya untuk mendapatkan suatu sampel yang benar-benar murni dengan
mengandung satu jenis senyawa saja, kasus umum adalah sampel berupa campuran yang
terdeteksi oleh IR adalah dependen antar konstituen sampel.
Ada beberapa masalah dalam pengerjaan sampel dalam daerah infra merah. Alkali
digunakan sebagai window material, seperti NaCl yang transparan sampai 626 cm-1 sampai 385
cm-1, CsI sampai 250 cm-1, bila dibiarkan ditempat terbuka permukaannya akan kusam karena
uap air (> 50% dalam udara). Umumnya sampel dalam bentuk cair suhu kamar dan dalam
keadaan murni. Ketebalan film untuk pengukuran berkisar 0,01 -0,05 mm. Jarum suntik
digunakan untuk meneteskan sampel. Ketebalan film juga bervariasi dari 0,002 sampai 3 mm.
Bila sampai padat maka dilarutkan dengan CS2 bermanfaat dalam daerah 800-740 cm-1,
sedangkan CS2 berguna dalam daerah 140 cm-1. Zat dikategorikan sebagai transparan, jika
dapat mentransmisikan sinar > semua pelarut yang digunakan harus bebas air. Serbuk dan
partikelnya harus dapat dianalisis dengan cara menggerus padatan tersebut dalam media cairan
yang mempunyai indeks refreksi sama untuk mengurangi energi yang terjadinya hamburan
cahaya. Untuk itu dapat digunakan minyak parafin susu. Untuk analisis kuantitatif, tehnik mull
mudah dan cepat, tetapi untuk analisis harus menggunakan internal standar. Teknik pallet KBr
adalah mencampur sampel sampai homogen, kemudian campuran tersebut ditekan sampai
menjadi pellet transparan dengan alat penekan hidrolik yang sejenis. CsI, CsBr, juga dapat
digunakan. Apabila kondisi di atas dijaga dan dilakukan dengan hati-hati maka pekerjaan
dengan hasil yang baik dapat diperoleh

Karakteristik sampel yang Dapat Diidentifikasi


Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar inframerah dibagi atas tiga daerah
yaitu:
1. Daerah infra merah dekat
2. Daerah infra merah pertengahan
3. Daerah infra merah jauh

Jenis Panjang gelombang Interaksi Bilangan gelombang


Sinar gamma < 10 nm Emisi Inti
sinar-X 0,01 - 100 A Ionisasi Atomik
Ultra ungu (UV) jauh 10-200 nm Transisi Elektronik
Ultra ungu (UV) dekat 200-400 nm Transisi Elektronik
sinar tampak
(spektrum optik) 400-750 nm Transisi Elektronik 25.000 – 13.000 cm-1
Inframerah dekat 0,75 - 2,5 µm Interaksi Ikatan 13.000 - 4.000 cm-1
Inframerah pertengahan 2,5 - 50 µm Interaksi Ikatan 4.000 - 200 cm-1
6
Inframerah jauh 50 - 1.000 µm Interaksi Ikatan 200 - 10 cm-1
Gelombang mikro 0,1 - 100 cm serapan inti 10 - 0,01 cm-1
Gelombang radio 1 - 1.000 meter Serapan Inti
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah panjang gelombang
yang digunakan pada alat spektroskopi inframerah adalah pada daerah inframerah
pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang
4.000 – 200 cm-1 . Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam
molekul. Daerah inframerah yang jauh (400-10cm-1, berguna untuk molekul yang
mengandung atom berat, seperti senyawa anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus
percobaan.
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut.
Metode ini banyak digunakan karena:
• Cepat dan relatif murah
• Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu
dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.

Gugus Jenis senyawa Daerah serapan (cm-1)


C-H Alkana 2850-2960, 1350-1470
C-H Alkena 3020-3080, 675-870
C-H Aromatik 3000-3100, 675-870
C-H Alkuna 3300
C=C Alkena 1640-1680
C=C Aromatik (cincin) 1500-1600
C-O Alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300
C=O Aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760
O-H Alkohol, fenol(monomer) 3610-3640
O-H Alkohol, fenol (ikatan h) 2000-3600 (lebar)
O-H Asam karboksilat 3000-3600 (lebar)
N-H Amina 3310-3500
C-N Amina 1180-1360
Pancaran infra-merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet
yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Bagi kimiawan organik,
sebagian besar kegunaannya terbatas di antara 4000 cm-1 dan 666 cm-1 (2,5 – 15,0 μm). Akhir-
akhir ini muncul perhatian pada daerah infra-merah dekat, 14.290 – 4000 cm-1 (0,7– 2,5 μm)
dan daerah infra-merah jauh, 700 – 200 cm-1(14,3 – 50 μm) Pada dasarnya Spektrofotometri
FT-IR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan spektrofotometri IR dispersi, yang
membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra-merah
melewati contoh.

7
Prosedur pengoperasian alat FTIR
a. Menghidupkan alat FTIR
 Nyalakan sumber listrik
 Nyalakan interferometer
 Nyalakan computerb.
b. Analisis sampel dengan FTIR
 Klik shortcut di desktop
 Klik menu “instrument” klik FTIR 8400
 Untuk spectrum background isi file name
 Klik background start dan tunggu 30 detik
 Tempatkan cuplikan pada tempat sampel
 Untuk spectrum sampel klik file name, kemudian klik start sampel. Tunggu30 detik.
 Klik zero baseline
 Klik abstrak
 Untuk memunculkan angka klik peak table, OK.
 Save file, save as pdf.
 Print spectrumc.
c. Mematikan alat
 Matikan computer
 Matikan interferometer
 Matikan sumber listrik

REFERENSI:
Giwangkara S, EG., 2006, “Aplikasi Logika Syaraf Fuzzy Pada Analisis Sidik Jari Minyak
Bumi Menggunakan Spetrofotometer Infra Merah - Transformasi Fourier (FT-IR)”, Sekolah
Tinggi Energi dan Mineral, Cepu – Jawa Tengah.

Luyt, A., Dramicanin, M., Antic, Z., & Djokovic, V. (2009). Morphology Mechanical and
Thermal Properties of Composites of Polypropylene and Nanostructured Aollastonite Filler.
Elseveir Journal of Polymer Testing, 28,348-356.
Saravanapavan, P., & Hench, L. (2003). Mesoporous Calcium Silicate Glasses I
Synthesis. Journal of Non-Crystalline Solid, 318,1-13

Sherly Huria P. Sari ,& Dwi, A. (2012). Fabrikasi dan Karakterisasi Kalsium Silikat
Menggunakan Bahan Komersial Kalsium Oksida dan Silika dengan Rekasi Padatan pada Suhu
1000oC. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. Vol.01,No 01, Januari 2013.

Anda mungkin juga menyukai