Sejak tahun enam puluhan, Komisi Energi Atom dan Energi Alternatif Perancis (CEA)
tertarik pada proses desalinasi air laut, yang tujuan awalnya melaksanakan desalinasi dengan
memanfaatkan energi nuklir atau energi surya. Baru-baru ini, Perusahaan-perusahaan seperti
Suez Environnement dan Veolia telah sukses mengembangkan sejumlah teknologi desalinasi air
laut.
Société Internationale de Dessalement menduduki posisi terdepan di pasar desalinasi air laut
melalui proses desalinasi termis melalui penguapan. Anak perusahaan Veolia Water Solution &
Technologies ini yang berinduk ke grup perusahaan Perancis Veolia Internasional, pada
mulanya, dikenal berkat teknologi desalinasi termis, dan sekarang menggunakan pula metode
osmosis terbalik dan solusi-solusi hibrid yang memadukan kedua teknik tersebut.
Osmosis terbalik merupakan suatu metode penyaringan molekul besar dan ion-ion
dari suatu larutan dengan memberi tekanan hidrostatik pada bagian larutan dengan
konsentrasi tinggi melalui sebuah membran yang selektif dan semipermeabel seperti yang
tertera pada Gambar 5 [4]. Osmosis terbalik merupakan proses filtrasi fisika-kimia yang
dinilai lebih efisien karena konsumsi energi yang rendah dibanding distilasi membran [2].
Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat
larut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Proses desalinasi pada sistem membran
terbalik terdiri dari empat proses, yaitu :
a. Pre-treatment
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses
pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air
umpan.
c. Membrane Separation
d. Post-treatment Stabilization
Sebuah proses dimana ion dipindahkan melalui membran karena perbedaan potensi
elektrik yang diberikan dan sebagai konsekuensi dari aliran arus listrik [20]. Elektrodialisis
memiliki prinsip transpor ion melalui membran penukar ion. ED merupakan salah satu
teknik desalinasi air laut yang umum digunakan selain osmosis terbalik, walaupun hanya dapat
mengolah 3.6% dari total kapasitas desalinasi, dimana sangat kecil dibanding osmosis
terbalik (60%) [10]. Prinsip Kerja Elektrodialisis [12] EDR merupakan teknologi pembangkit
energi listrik yang menggunakan proses dengan prinsip berlawanan dengan teknologi
elektrodialisis. Fluks ion yang dihasilkan dari perbedaan salinitas antara dua larutan
dikonversi secara langsung menjadi arus listrik [21]. Keuntungan penggunaan ED adalah laju
perolehan air yang lebih tinggi, ketahanan membran yang lebih baik, dan tidak
membutuhkan pre-treatment pada umpan. Namun, ED kurang cocok diaplikasikan untuk
memisahkan komponen biologis (virus dan bakteri) seperti pada proses osmosis terbalik.
4. Multi-effect Distillation (MED)
MED merupakan teknik desalinasi air laut konvensional dengan prinsip perpindahan
panas dari uap kondensasi ke air laut atau air garam terkonsentrasi. Permasalahan yang
mungkin terjadi pada MED adalah korosi dan pengerakan oleh komponen seperti CaSO4
karena adanya kontak langsung antara uap dan air laut melalui penukar panas. Rasio
dayaguna produksi terhadap konsumsi uap lebih tinggi pada proses MED ini [12].
MSF adalah kolom berseri yang menghasilkan uap dari umpan air laut. Uap dipanaskan
dan dikondensasi dengan penukar panas melalui pipa tertutup. Kelebihan dari MSF adalah
tidak ada risiko penurunan transfer panas dan kemudahan untuk mengontrol korosi
dibandingkan proses MED. Namun, rasio daya guna MSF rendah dibandingkan proses lain
karena konsumsi energi yang lebih tinggi [12].
Desalinasi hibrid merupakan sistem terintegrasi proses termal dan membran seperti
kombinasi sistem RO dengan MSF/MED. Kelebihan dari HD adalah operasi yang lebih
fleksibel, konsumsi energi yang rendah, dan biaya konstruksi yang rendah [8].
Dampak pembuangan langsung limbah desalinasi terhadap lingkungan antara lain yaitu: