1) Desalinasi Termal
Desalinasi termal adalah proses pemisahan zat terlarut dari pelarutnya,
dengan memanfaatkan perbedaan titik didihnya. Desalinasi termal mengubah
air garam menjadi uap air, sehingga uap air ini bebas dari garam, mineral,
dan kontaminasi lainnya yang ada dalam air laut. Desalinasi termal
membutuhkan energi berupa panas buangan dari pembangkit untuk sumber
energinya.
Dalam proses MSF, air laut disalurkan ke dalam vessel (brine heater) untuk
dipanaskan. Proses pemanasan dilakukan dengan cara menyemprotkan uap
panas yang keluar dari turbin pada pembangkit listrik. Air laut yang sudah
dipanaskan kemudian dialirkan ke vessel berikutnya (stage). Perubahan
tekanan akan menyebabkan air laut yang masuk menjadi mendidih secara
mendadak (flashing) dan menyebabkan terjadinya uap air (water vapour).
Proses akan terus berlanjut sampai tidak dihasilkan uap air lagi.
2) Desalinasi Membran
Reverse Osmosis (RO): Tekanan tinggi digunakan untuk mendorong air laut
melalui membran RO, sehingga air tawar yang terkandung di dalam air laut
keluar menembus dinding pemisah (membrane).Proses Reverse Osmosis
(RO) pada desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air minum terdiri dari
beberapa tahapan:
1) Pretreatment (Pra-Pengolahan)
Penyaringan: Air laut disaring untuk menghilangkan partikel
besar seperti pasir, lumpur, dan plankton,yang dapat menyumbat
membran RO.
Klorinasi: Klorin atau bahan kimia lain ditambahkan untuk
membunuh mikroorganisme.yang dapat merusak membran RO
Antiscalant: Anti-scalant ditambahkan untuk mencegah kerak
pada membran RO.
Penyesuaian pH: pH air laut disesuaikan agar sesuai dengan
membran RO
Pompa Tekanan Tinggi: pH air laut disesuaikan agar sesuai
dengan membran RO
2) Membran RO
Air laut yang telah diolah dipompa dengan tekanan tinggi untuk
mendorongnya melalui membran RO. Tekanan yang dibutuhkan
biasanya antara 250 - 1000 psi.
3) Post-treatment (Pasca-Pengolahan)
Penyesuaian pH: pH air permeat mungkin perlu disesuaikan agar
sesuai dengan standar air minum.
Remineralisasi: Mineral ditambahkan ke air permeat untuk
meningkatkan rasa dan kualitasnya.
Disinfeksi: Air permeat didesinfeksi untuk memastikan
keamanannya
4) Pembuangan Brine
Brine dibuang dengan hati-hati agar tidak mencemari lingkungan.
Brine dapat dibuang ke laut, diinjeksikan ke bawah tanah, atau
diuapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses RO:
Kualitas air laut: Kualitas air laut yang masuk ke dalam sistem RO harus
memenuhi standar tertentu agar membran RO tidak cepat rusak.
Tekanan operasi: Tekanan operasi yang tinggi meningkatkan efisiensi
pemisahan, tetapi juga meningkatkan konsumsi energi.
Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan permeabilitas membran, tetapi
juga meningkatkan konsumsi energi.
Tipe membran: Ada beberapa jenis membran RO dengan karakteristik dan
kegunaannya masing-masing.
Keuntungan:
Kekurangan:
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, D. M., Prihatiningrum, N., Handayani, L., & Budiman, F. (2021). Sistem Otomatisasi Desalinasi Air
Laut Berbasis Internet of Things. Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi Dan Inovasi Indonesia
(SENASTINDO), 3, 169–178. https://doi.org/10.54706/senastindo.v3.2021.131
Nugroho, A. (2014). Uraian Umum Tentang Teknologi Desalinasi. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 6(2),
1–11. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2014.6.2.1934