Anda di halaman 1dari 45

Air laut dapat dijadikan air bersih dengan proses desalinasi.

Desalinasi adalah proses pemisahan yang


digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air
dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air
laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya
merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk
keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine
adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum digunakan. Distilasi adalah
metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya
dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses distilasi yang umum digunakan, seperti
multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor compression umumnya menggunakan prinsip
mengurangi tekanan uap dari air agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa
menggunakan panas tambahan.
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe membran yang dapat
digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan electrodialysis (ED). Pada proses
desalinasi menggunakan membran RO, air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan
mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat
adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan
dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan
sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama
adalah untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi berkisar
antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga
1000 psi.
Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada membran, untuk meningkatkan
tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat mengalir melalui membran, sisa umpan dan larutan brine
menjadi semakin terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi garam terlarut pada larutan sisa, sebagian
larutan terkonsentrasi ini diambil dari container untuk mencegah konsentrasi garam terus meningkat.
Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu (1) pretreatment, (2) pressurization, (3) membrane separation,
(4) post teatment stabilization.

desalinasi dengan RO

Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan
padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat
disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat.
Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment
hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan.
Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan
memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan
terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada
membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan
tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan
hollow fine fiber membranes.

tipe membran RO
Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH
sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui
kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7.
Teknologi Reverse Osmosis untuk Desalinasi Air Laut menjadi Air Tawar
Sebagian orang mungkin pada bertanya tanya apakah desalinasi itu? Desalinasi dalam bahasa sederhananya
dapat diartikan sebagai proses pengurangan kadar garam berlebih yang terlarut di dalam air sehingga
diharapkan akan diperoleh kadar air yang lebih bebas garam
Proses Desalinasi Air laut ada bermacam macam, tapi yang paling sering digunakan adalah:
1. Proses Evaporasi
proses ini menggunakan evaporator untuk dipekatkan atau bisa juga menggunakan flash drum, diuapakn,
uap ditampung kemudian dikondesasi lagi menghasilkan air agak tawar.

2. Proses Reverse Osmosis


proses ini menggunakan membran sebagai unit pemisah. Biasanya digunakan membran nanofiltrasi.
[/QUOTE]
dua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Seperti di Timur Tengah, kondisi di sana memang
banyak sumber energinya sehingga digunakan proses RO. Sedangkan di Industri digunakan proses evaporasi
karena penggunaannya tidak banyak mengacu ke air minum, lebih ke bagian utilitas.
Nah. pada bagian ini ane cuman mau share aja tentang teknologi RO
apakah itu R.O? sebagian dari agan2 pasti tau itu RO.
R.O atau Reverse Osmosis atau osmosis balik adalah kebalikan dari proses Osmosis itu sendiri. Osmosis
adalah perpindahan massa cairan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran. Sehingga
nantinya pada proses reverse osmosis ini terjadi perpindahan massa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah melalui membran dengan cara ditekan.

sehingga diharapkan ion2 Natrium akan tertahan di membran, hanya airnya saja yang akan melewati celah2
di membran itu. Makanya di RO memakai membran dengan diameter hingga ukuran nano. Dan sampe
sampe beberapa unsur mineral juga tertahan di membran sehingga nantinya didapat produk pure water.
Pure water ini udah ngga ada unsur mineral yang tersisa, ngga ada bakteri dan virus karena udah tertahan di
membran. Sebagian orang emang ngga suka dengan pure water karena rasanya yang ngga enak di lidah.
Kecuali di daerah tertentu misal di Australi, udah biasa pake pure water.
Bagaimana Proses Desalinasi Air Laut
Alat yang biasa dipakai adalah
1. Filter
digunakan untuk menyaring tumbuhan atau hewan atau semua beda asing agar tidak masuk ke pipa
2. pipa
digunakan pipa anti korosif untuk mengalirkan air laut.
3. Unit Pretreatmen
digunakan untuk mematikan senyawa berbahaya dengan cara mengatur pH, memurnikan air laut dari
suspended solid dengan cara sedimentasi, dan sebagainya.
4. Pompa
Pompa di sini sangat berperan penting dalam proses desalinasi. Bisa bisa pada nantinya ongkos untuk beli
pompanya lebih malah dari membrannya karena untuk menekan air laut ke membran dibutuhkan tekanan
yang tinggi.
5. Membran
Membran berperan penting dalam proses pemisahan air dari garam garamnya
6. Unit post treatment
unit ini digunakan untuk memproses produk air yang sudah berkurang kadar garamnya agar diperoleh air
yang lebih bebas dari bakteri dan sebagainya.
7. Unit bypass dan adjustmen
unit ini digunakan kalau hasil olahan yang diinginkan bukan pure water. Caranya dengan diinjeksi pH,
ditambahi mineral dari bebatuan gunung. Sehingga hasilnya bisa memenuhi standar air minum yang berlaku
modul (rumah) membrannya

Secara keseluruhan Proses RO sangat sangat efisien bila digunakan pada daerah yang kelebihan energinya
seperti di Timur Tengah. Bahkan produk yang dihasilkan bisa sampe 99,9 % atau kandungan garamnya 300
ppm (mgr/liter) dari 30000 miligram per satu liter air laut.
Latar Belakang Perlindungan Ozon
Bagian 1
PENIPISAN LAPISAN OZON, PEMANASAN GLOBAL, DAN KRISIS ENERGI
1.1 Penipisan Lapisan Ozon
Fenomena penipisan lapisan ozon stratosfer oleh bahan kimia chlorofluoromethane (atau biasa disebut
sebagai chlorofluorocarbon CFC) pertama kali disampaikan oleh dua orang ilmuwan Amerika, Rowland
dan Molina, di Jurnal Nature pada tahun 1974. Sejak saat itu perdebatan dan wacana pengaturan
penggunaan CFC terus menggelinding, tidak hanya di Amerika namun juga di berbagai negara. Berbagai
kajian ilmiah tentang penipisan lapisan ozon akibat CFC kemudian dilakukan oleh para ilmuwan. Puncak
dari berbagai kajian tersebut adalah temuan tim ekspedisi ilmuwan Inggris yang dipimpin oleh Joe Farman
tentang sangat rendahnya konsentrasi ozon stratosfer di atas Benua Antartika pada akhir musim dingin dan
awal musim semi. Temuan tersebut dipublikasikan di Jurnal Nature pada tahun 1985. Istilah lubang ozon
(ozone hole) mulai digunakan untuk menggambarkan sangat rendahnya konsentrasi ozon di suatu daerah
(kurang dari 220 Dobson Unit). Gambar 1 yang menunjukkan lubang ozon di atas Kutub Selatan pada
tahun 2006 membuktikan bahwa kerusakan lubang ozon masih terus berlanjut sampai saat ini yang luasnya
sempat mencapai 29 juta km2.
Menyikapi kondisi tersebut, komunitas internasional segara bertindak dan menyepakati Konvensi
Wina pada tahun 1985. Langkah lebih lanjut adalah melalui penetapan Protokol Montreal pada tahun
1987yang mengatur lebih rinci tentang penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO). Saat ini, protokol tersebut
sudah diratifikasi oleh 193 negara dan menjadi salah satu contoh keberhasilan perjanjian internasional dalam
melindungi lingkungan di bumi.
Penipisan lapisan ozon merupakan salah satu masalah penting yang harus segera ditanggulangi karena setiap
penipisan lapisan ozon sebesar 10% akan menyebabkan kenaikan intensitas sinar Ultra Violet (UV) B
sebesar 20%. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa tingginya intensitas UV-B bisa menimbulkan
katarak mata, kanker kulit, penurunan kekebalan tubuh, memusnahkan plankton, dan menghambat
pertumbuhan tanaman.
1.2 Pemanasan Global
Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan permasalahan lingkungan yang saat ini mendapat
perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari para ahli, pengambil kebijakan, hingga masyarakat umum.
Tingginya perhatian masyarakat dunia tersebut dikarenakan fenomena ini bisa dirasakan oleh siapa saja dan
dampaknya akan mengenai semua penduduk bumi tanpa terkecuali. Gambar 2 menunjukkan terjadinya
kenaikan temperatur permukaan bumi di seluruh benua.
Pada tahun 2007, IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melaporkan bahwa konsentrasi
CO2 di atmosfer telah mencapai 379 ppm, melebihi variasi alaminya antara 280 300 ppm yang telah
bertahan selama kurun waktu 650.000 tahun terakhir. Kenaikan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK)
tersebut telah menyebabkan kenaikan temperatur permukaan bumi sebesar 0,76oC sejak masa sebelum
revolusi industri. Sebelas diantara dua belas tahun terpanas sejak tahun 1850 terjadi pada kurun waktu antara
1995 2006.
Selain kenaikan temperatur yang bisa dirasakan oleh hampir seluruh penduduk di permukaan bumi,
para ilmuwan juga mengamati dan terus mencatat pencairan lempeng es dan glatsier di berbagai wilayah.

Wilayah Greenland tidak lagi seperti dahulu karena sudah ditinggalkan sebagian lapisan esnya. Demikian
juga glatsier yang menyelimuti beberapa pegunungan sudah mencair dan menimbulkan kekhawatiran akan
pasokan sumber air.
Mencairnya lapisan es dan glatsier tersebut menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang
mengancam keberadaan pulau-pulau kecil yang ada di permukaan bumi. Indonesia yang memiliki sekitar
17.500 pulau (mayoritas pulau-pulau kecil) dan 81.000 km garis pantai tentu saja akan terkena dampak
kenaikan permukaan air laut secara signifikan.
Pemanasan global dan perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya perubahan pola penguapan dan
presipitasi air di permukaan bumi. Hal ini dikaitkan dengan fenomena kekeringan berat di musim kemarau
dan hujan lebat yang acapkali menyebabkan banjir di musim penghujan. Perubahan pola musim ini juga
dikaitkan dengan perubahan pola-pola penyakit terkait iklim, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
Malaria. Naiknya temperatur permukaan bumi juga diduga dapat mengancam produktivitas pertanian di
wilayah ekuator.
1.4 Keterkaitan Antar Permasalahan
Penipisan lapisan ozon dan pemasan global/perubahan iklim merupakan dua masalah yang saling
terkait; baik secara saintifik, teknologi, maupun dampaknya. Peningkatan temperatur permukaan bumi
menyebabkan turunnya temperatur lapisan stratosfer; hal ini memperlambat pemulihan lapisan ozon.
Ilmuwan NASA memperkirakan bahwa akibat pemanasan global, pemulihan lapisan ozon akan terlambat 18
tahun dari perkiraan semula, yakni tahun 2068 (semula 2050). Di sisi lain, penggunaan sumber energi secara
boros, disamping menyebabkan krisis energi, juga bertanggung jawab terhadap semakin tingginya
pemanasan global. Dengan demikian ketiga masalah di atas, penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan
penggunaan sumber energi memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.

Bahan-Bahan Perusak Ozon (BPO) seperti CFC, HCFC, Halon, dan Metil Bromida, juga memiliki
kemampuan yang tinggi dalam menyebabkan pemanasan global. Refrigeran halokarbon menyerap radiasi
gelombang infra merah pada rentang spektrum absorpsi yang berbeda dengan CO2. Kekuatan absorpsi
refrigeran halokarbon bisa ribuan kali lebih kuat dibandingkan CO 2. Dengan demikian, refrigeran
halokarbon merupakan GRK yang cukup kuat.
Di sisi lain, pada saat refrigeran halokarbon tersebut merusak lapisan ozon, maka secara tidak
langsung, refrigeran tersebut menimbulkan efek pendinginan karena ozon juga merupakan GRK. Namun,
efek pemanasan langsung akibat refrigeran halokarbon jauh lebih tinggi dibandingkan efek pendinginan
yang mungkin terjadi. Potensi suatu gas menyebabkan efek pemanasan permukaan bumi dinyatakan dalam
besaran Global Warming Potential (GWP) dengan CO2 sebagai referensi (GWP = 1).

Selain dampak langsung refrigeran terhadap pemanasan global, pengoperasian mesin refrigerasi juga
menimbulkan emisi CO2 akibat konsumsi energi (listrik ataupun bahan bakar) oleh mesin refrigerasi
tersebut. Delapan puluh persen dampak sektor refrigerasi terhadap pemanasan global berasal dari konsumsi
energinya; bukan dari kebocoran refrigeran. Sektor refrigerasi mengkonsumsi sekitar 15% energi dunia yang
sebagian besar diproduksi dari sumber energi fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam).
Metode yang komprehensif dalam mengevaluasi emisi GRK yang diakibatkan mesin refrigerasi
diantaranya adalah TEWI (Total Equivalent Warming Impact) yang memperhitungkan emisi GRK pada saat
pengoperasian dan pembuangan mesin. Sedangkan metode LCCP (Life Cycle Climate Performance) adalah
TEWI yang ditambah dengan emisi GRK tidak langsung pada saat proses manufaktur mesin refrigerasi serta
proses produksi refrigeran.

HYDROCARBON REFRIGERANT
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan sumber-sumber alam yang ramah lingkungan sekaligus efisiensi energi pada saat ini
mendorong berbagai pihak untuk mencari alternatif dalam bidang konversi energi. Hal ini juga dipengaruhi
oleh makin berkembangnya permasalahan lingkungan saat ini diantaranya isu pemanasan global (Global
Warming), penipisan lapisan ozon (Ozon Depleting) dan pemborosan energi yang menjadi fokus dari
permasalahan
lingkungan.
Bahan pendingin sintetik yang juga turut menyumbang dalam permasalahan-permasalahan lingkungan
tersebut dinilai sudah tidak layak dipergunakan lagi dalam kehidupan manusia. Sehingga perlu adanya suatu
penggantian bagi bahan tersebut. Hydrocarbon refrigerant atau natural refrigerant saat ini dinilai sebagai
alternatif terbaik bagi solusi untuk permasalahan bahan pendingin tersebut. Dengan kandungan
pencampuran antara propane dan butane yang sesuai hydrocarbon memiliki berbagai macam keunggulan
sebagai drop-in-subtitute yang kompatibel dengan semua jenis sistem pendingin yang ada saat ini. Kelebihan
lain yang dimiliki oleh hydrocarbon refrigerant adalah sifat termodinamika-nya yang mampu menciptakan
efisiensi energi secara luar biasa yang tidak dimiliki oleh refrigerant sintetik dan kemampuannya untuk
menggantikan volume refrigerant sintetik dengan jumlah yang lebih sedikit sehingga mencipatakan efisiensi
dalam instalasi serta tentunya ramah lingkungan yang dikarenakan tidak berdampak negatif bagi lapisan
ozon
atmosfir
maupun
pemanasan
global.
SO2, NH3 dan hidrokarbon telah lama digunakan sebagai refrigeran untuk mesin pendingin, tetapi
refrigeran tersebut masih dipandang masih mempunyai kelemahan, antara lain beracun dan mudah terbakar.
Tahun 1930 diperkenalkan refrigeran CFC untuk mengatasi masalah racun dan kemudahan terbakar yang
dipunyai oleh refrigeran alami. Sejak saat itu produk refrigeran CFC sangat berkembang pesat dan hampir
menguasai kebutuhan refrigeran. Perkembangan penggunaan CFC mulai dievaluasi setelah diduga CFC
menyebabkan perusakan ozon. Melalui Vienna Convention (Maret 1985) dan Montreal Protocol (September
1985) penggunaan CFC dibatasi [4]. R-12 sebagai refrigeran sangat umum digunakan di Indonesia, sehingga
dengan dibatasi penggunaan refrigeran menyebabkan masalah terhadap mesin pendingin yang telah terlanjur
menggunakan R-12 sebagai refrigeran. Mesin pendingin yang menggunakan R-12 umumnya adalah lemari
es
dan
mesin
pendingin
untuk
mobil
(AC
mobil).
Di
Indonesia
refrigeran campuran propana dan n-butana dapat mengganti R-12 secara langsung tanpa harus mengganti
komponen mesin pendingin yang lain (drop-insubtitute).Komponen mesin pendingin yang paling penting
adalah kompresor. Kompresor untuk lemari pendingin umumnya dari tipe hermetik kompresor. Penggunaan
refrijeran campuran ini akan mempengaruhi penggunaan pelumas pada kompresor. Refrijeran ini tidak
mengandung unsur chlorine, sehingga tidak mempunyai kemampuan untuk pelumasan [4]. Minyak pelumas
untuk kompresor ini sudah terintegrasi dengan kompresor tersebut, sehingga penggantian refrigeran dari R12 ke refrigeran PNB perlu dikaji kecocokan bagian kompresor terhadap minyak pelumas dan refrigeran
yang digunakan. Penelitian ini akan menguji perubahan viskositas minyak pelumas, kandungan logam
minyak
pelumas,
keasaman
minyak
pelumas
dan
titik
nyala
minyak
pelumas
[3].
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
HIDUP
Kekhawatiran pengrusakan lingkungan hidup akibat refrigeran halokarbon yang turut andil dalam proses
penipisan lapisan ozon, sehingga radiasi sinar ultra violet sinar matahari tidak tersaring, telah menjadi isu
internasional.
Dampak radiasi ultraviolet yang berlebih bagi kehi-dupan dimuka bumi telah banyak dipublikasikan, karena
sangat berpengaruh, seperti mengubah struktur genetika,menggangu pertumbuhan tanaman, merusak mata
(katarak), kanker kulit, menurunkan kekebalan tubuh, menggangu iklim dan mempercepat kerusakan bahan
alam
maupun
sintetik,
mulai
dari
kayu,
karet,
sampai
sejenis
plastik.
Keseriusan masyarakat internasional untuk mela-kukan penghapusan atas bahan yang berpotensi merusak
lingkjungan sperti bahan yang tergolong CFC (Chloro Fluoro Carbon) telah dicetuskan melalui kesepakatan
internasional yang dikenal dengan Protocol Montreal (1987) dan pemerintah Indonesia telah
meratifikasikannya melalui Keppres RI No. 23 tahun 1992. Pemerintah telah sepakat untuk paling lambat
tahun 2007 secara tegas melarang peng-gunaan dan peredaran CFC sebagai media pendingin.

Refrigeran sintetik dan hidrokarbon mengandung unsur-unsur yang memiliki parameter index yang
mempengaruhi
linkungan
seperti
ditunjukan
pada
Tabel-1.
PENGHEMATAN
ENERGI
Perhatian global dewasa ini sebagai pengaruh pemakaian refrigeran, tidak hanya masalah kerusakan ozon
(ODP) dan efek pemanasan permukaan bumi (GWP), tetapi juga mencakup pada masalah efisiensi energi.
Bersamaan dengan ODP dan GWP juga diupayakan alternatif pengganti refrigeran halo-karbon yang dapat
meningkatkan
penghematan
energi.
Telah diketahui bahwa pemborosan energi dengan meningkatnya pembangunan pembangkit tenaga listrik
untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik,peningkatan pemakaian bahan bakar minyak, secara signifikan
memberikan kontribusi pada peningkatan pemanasan bumi melalui efek rumah kaca. Kepedulian
masayarakat internasional akan hal tersebut diatas, diwujudkan dalam bentuk mengkampanyekan bahwa
ODP, GWP dan enegy effeciency merupakan kesatuan paket yang harus diperhatikan dalam pemilihan
refrigeran pada mesin pendingin. Kondisi tersebut diatas dapat dipenuhi oleh refrigeran yang tergolong
dalam
kelompok
Hidrokarbon
seperti
MUSICOOL.
PENGGANTI FREON
Pada tahun 1985-1988 dipublikasikan tentang ditemukannya fenomena perusakan lapisan ozon yang salah
satunya disebabkan oleh penggunaan freon (refrigerant) R12 pada sistem AC Mobil. Dari sini berkembang
untuk mengatur penggunaan dan jadwal produksinya sehingga semaksimal mungkin tidak lagi
menggunakan freon R12 pada mobil-mobil yang diproduksi sejak 1989, maka dibuatlah freon pengganti
R12 tadi, yaitu R134a dengan tetap memiliki sifat yang sama dengan R12 yaitu antara lain :
Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak mudah terbakar.
Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif juga tidak beracun.
Pada freon R134a dibuat agar seminimal mungkin tidak menipiskan lapisan ozon
Untuk karakter ukuran Molekul nya :
BAHAN PENDINGIN/REFRIGERANT ALAMIAH MUSICOOL
Refrigerant Musicool adalah bahan pendingin alamiah jenis hidrokarbon yang ramah lingkungan yang
merupakan alternatif pengganti Freon dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan
pendingin Freon yang digantikannya.
Kelebihan Musicool jika dibandingkan dengan bahan pendingin Freon, antara lain :
1.Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik hingga 25%
2.Tidak perlu penggantian/penambahan komponen pada Mesin AC
3.Kerja kompresor menjadi lebih ringan
4.Effek pendinginan lebih baik
5.Ramah lingkungan ( Tidak merusak lapisan Ozon dan Tidak meningkatkan pemanasan global )
Kelebihan-kelebihan dari Refrigerant Musicool tersebut disebabkan oleh sifat Fisika dan
Thermodinamikanya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Freon.
KEUNTUNGAN EKONOMIS MENGGUNAKAN REFRIGERAN MUSICOOL
Berdasarkan pengalaman praktis, maka penghematan tenaga listrik yang diperoleh setelah dilakukan
recovery Freon dengan Musicool berkisar antara 10% s/d 25% tergantung pada Jenis Mesin AC, Merk
Mesin AC, Umur pemakaian Mesin AC, Kondisi Mesin AC serta Kapasitas Mesin AC, dengan rincian :
1.Mesin AC dengan listrik 1 Phase : 15% s/d 25%
2.Mesin AC dengan listrik 3 Phase : 10% s/d 25%
Namun secara umum dapat dikemukakan, bahwa recovery Freon dengan Musicool dapat menurunkan
pemakaian tenaga listrik yang cukup signifikan, sehingga dapat memberikan keuntungan finansial yang
tidak sedikit bagi pemilik Mesin AC, berupa penurunan biaya listrik, sehingga investasi/biaya yang
dikeluarkan untuk penggantian Freon tersebut dapat kembali dalam waktu yang relatif singkat (Pay Back
Period, kurang dari 1 tahun). Keuntungan lainnya yang diperoleh adalah dapat mengurangi Biaya
Operasional lainnya, seperti : Maintenance Cost, Replacement Cost, dll.

LATAR BELAKANG PEMAKAIAN HYDROCARBON REFRIGERANT


Latar belakang harus Hydrocarbon Refrigerant adalah Harga energi yang berasal dari BBM dan Listrik, akan
terus meningkat sejalan dengan semakin langkanya sumber energi yang berasal dari minyak bumi (tak
terbarukan).
Selain mengupayakan mencari sumber energi baru (diversifikasi) maka sumber energi yang ada perlu
dihemat melalui program penghematan energi (konservasi energi).
Perubahan iklim global yang berdampak pada tatanan kehidupan dipermukaan bumi yang dipengaruhi oleh
perubahan struktur lapisan ozon & efek rumah kaca di atmosfir yang disebabkan oleh bahan-bahan yang
dilepas dari bumi.
Kepedulian Lingkungan & Energi telah menjadi perhatian global dalam perumusan berbagai kebijakan
pembangunan di setiap Negara, termasuk di Indonesia. Dan salah satu bahan-bahan yang meyebababkan hal
tersebut adalah terlalu banyaknya penggunaan meningkatnya syntetic refrigerant atau bahan pendingin
buatan, yaitu bahan pendingin/refrigerant yang mengandung H (Hidro), C (Chloro), F (Fluoro) dan C
(Carbon) atau lebih dikenal dengan HCFC dan CFC dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Freon (R12, R22, R134a).
Kelemahan Bahan Pendingin Sintetis ( CFC, HCFC, HFC )
1. CFC R12 dan HCFC R22
Merusak Lapisan Ozon
Menimbulkan Pemanasan Global
Beracun
2. HFC R134a
Menimbulkan Pemanasan Global
Beracun
Refrigeran Duracool: Refrigerant Alternatif R22 (freon) yg hemat
Refrigeran itu adalah suatu zat yang mengalir dalam sistem pendingin (mesin Refrigerasi) dan merupakan
fluida kerja yang memindahkan panas dari produk yang didinginkan ke lingkungan. Jadi fungsinya adalah
mendinginkan sesuatu dengan membuang panas/kalor nya ke lingkungan.
Refrigerant yang umum digunakan adalah R22 atau Freon. Namun karena sifatnya kurang ramah lingkungan
(melubangi ozon), maka kedepannya Freon ini tidak diijinkan untuk digunakan. Kini ada alternatif lain
yakni yakni Refrigerant Duracool.
Apa itu Refrigerant Duracool?
Refrigerant Duracool adalah refrigerant ( bahan pendingin ) jenis HidroCarbon (HC) pengganti refrigerant
konventional freon ( CFC/ HCFC/ HFC ), yang ramah lingkungan, hemat energi dibandingkan dengan
freon yang digantikannya. So pasti, Hydrocarbon merupakan Solusi atas mahalnya tarif listrik pada mesin/
peralatan pendingin & AC.
Duracool Refrigerant adalah refrigerant dengan bahan hydrocarbon yang di produksi di Edmonton, Alberta
Canada. Duracool Refrigerant telah memenuhi persyaratan teknis sebagai refrigerant, meliputi sifat fisika,
thermodinamika serta uji kinerja pada siklus refrigerant. Duracool Refrigerant telah banyak di gunakan di
benua Amerika dan sekarang ini mulai dipasarkan di Eropa dan Asia, dimana PT GENDAINDO PRATAMA
menjadi sole agent Duracool Refrigerant pertama di Asia dan satu-satunya di Indonesia.Hasil pengujian pada
beban pendingin yang sama, Duracool Refrigerant memiliki banyak keunggulan dibandingkan refrigerant
sintetik, diantaranya beberapa parameter memberikan indikasi data lebih kecil seperti : kerapatan bahan
(density), rasio tekanan kondensasi terhadap evaporasi dan nilai viskositas, sedangkan beberapa parameter
memberikan indikasi data lebih besar seperti : efek refrigerasi, COP (Coeficient of Performance), kalor laten
dan konduktivitas bahan.
Apa keuntungan menggunakan Refrigerant Duracool pada peralatan pendingin/ AC ruangan/ AC mobil?
1. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik/ mesin hingga 25%.
Mengapa konsumsi/ pemakaian tenaga listrik/ mesin bisa turun ? Karena Refrigerant Duracool memiliki
berat jenis (BJ) lebih ringan dibandingkan freon (hanya 40% dari BJ freon), karena kerapatan maupun

viskositas cairan jenuh dan uap jenuh dari refrigerant Hidrocarbon (HC) lebih kecil dari pada freon,
sehingga tenaga yang digunakan untuk menggerakkan kompresorpun lebih kecil.
2. Tidak perlu penambahan dan atau penggantian sparepart (komponen).
Mengapa tidak memerlukan penggantian komponen/ oli? Karena sifat fisikanya, refrigerant Duracool sudah
sesuai dan familiar dengan konstruksi, komponen maupun oli dari mesin yang biasa menggunakan
refrigerant freon.
3. Kerja kompresor lebih ringan, sehingga kompresor lebih awet dan khusus pada AC mobil membuat kerja
mesin tidak terlalu berat.
Mengapa kerja kompresor lebih ringan? Karena refrigerant Duracool yang digunakan lebih ringan, maka
kerja kompresor menjadi lebih ringan pula, sehingga umur pemakaian (life time) kompresor lebih lama.
4. Efek pendinginan lebih baik.
Mengapa effek pendinginan lebih baik? Kalor laten penguapan pada NBP (normal boiling point) dari
refrigerant Duracool lebih besar dari refrigerant freon, sehingga pengambilan panas pada saat penguapan
lebih cepat. Bagaimana dengan kualitas (hasil) pendinginan yang dicapai ? Hasil pendinginan yang dicapai
minimal sama bahkan lebih baik dari freon, karena sifat fisika dan termodinamika refrigerant Duracool lebih
baik dari freon.
5. Ramah lingkungan.
Mengapa Refrigerant Duracool ramah lingkungan? Karena refrigerant Duracool sangat alamiah, hanya
terdiri dari unsur Hidrogen ( H ) dan Carbon ( C ), yang sangat mudah bersenyawa dengan udara.
Refrigerant Duracool menghemat Rp 21.535.000,- per tahun, sekitar 20%.Biaya listrik yang dihemat
sebesar Rp. 21,5 juta per tahun per 100 unit AC dengan kapasitas masing-masing 1 PK ,dengan jam
operasional AC masing-masing 8 jam per hari.
Refrigerant Duracool memberikan garansiDenganDuracoolumurcompressorlebihpanjangSecara teori
Duracool yang memiliki berat jenis hanya 30% dibandingkan dengan bahan pendingin konvensional
( Freon ) maka kerja compressor akan lebih ringan dibandingkan sebelumnya yang tentunya dampak dari hal
tersebut akan menyebabkan:
Hemat energy karena kerja motor menjadi ringan
Keuntungan
Keuntungan menggunakan Duracool Refrigerant :
Menurunkan penggunaan listrik sampai dengan 15% - 25% (hemat listrik)
Menambahkan umur kompresor (awet)
Ramah lingkungan (tidak beracun dan tidak merusak lingkungan)
Tidak merusak lapisan ozon (Non ODP)
Tidak meningkatkan pemanasan global (Non GWP)
Pencapaian temperatur dingin lebih cepat (hemat energi)
Suara mesin kompresor menjadi lebih halus
Kompatibel dengan semua merek AC

Karena kerja compressor yang ringan maka secara teori usia pakai compressor akan lebih panjang .
Keunggulan-keunggulan Duracool :
Duracool sebagai bahan pendingin alternative telah memenuhi persyaratan teknis sebagai refrigerant .
adapun persyaratan teknis yang dimaksud adalah aspek sifat Fisika dan thermodinamika, diagram tekanan
versus suhu serta uji kinerja pada refrigerasi. Dari hasil uji teknis menunjukkan bahwa Duracool memiliki
keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan refrigerant sistetis sbb:
Beberapa parameter memberikan indikasi data lebih kecil, seperti :
Kerapatan bahan ( density ) lebih kecil vs refrigerant sintetis
Rasio tekanan kondensasi terhadap evaporasi lebih kecil vs refrigerant sintetis
Nilai viskositas lebih kecil vs refrigerant sintetis
Beberapa parameter memberikan indikasi data lebih Besar, seperti :
Efek Refrigerasi lebih Besar vs refrigerant sintetis
COP ( Coefisien of Performance ) lebih Besar vs refrigerant sintetis

Kalor Laten lebih Besar vs refrigerant sintetis

Gas mulia merupakan elemen bergolongan 8A, dinamakan gas mulia atas analogi dengan "logam mulia",
seperti emas, yang diasosiasikan dengan kekayaan dan kebangsawanan, dan mempunyai reaktivitas yang
rendah. Mereka sering juga disebut gas inert, atau gas langka. Tetapi penggunaan nama itu kurang cocok
karena telah ditemukan reaksi senyawa dari gas mulia dan Gas Argon cukup melimpah di bumi, sekitar 1%
dari atmosfer bumi.
Ciri-Ciri gas mulia.
Dalam kondisi standar,, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas
yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodike (sebelumnya dikenal dengan
grup 0). 6 gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini, 3 atom dari grup selanjutnya,
ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang diketahui mengenai
elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat
pendek
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom: valensi elektron
kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam
reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia
mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18 F); yang mengakibatkan mereka berbentuk
cairan dalam jangkauan suhu yang pendek

Powell (2002) menerangkan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti, yakni:
1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang hendak digantikannya,
utamanya pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang diharapkan tidak terlalu jauh
berbeda dibandingkan dengan tekanan refrigeran lama yang ber-klorin.
2. Tidak mudah terbakar.
3. Tidak beracun.
4. Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam mesin refrigerasi.
5. Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran ramah lingkungan.

Sifat Refrigeran
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi
2. Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya
perbandingan kompresi
3. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan

4. pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga
penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah,
mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan
sebagainya menjadi lebih kecil.
5. Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi
lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang
bersirkulasi menjadi lebih kecil
6. Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran dengan
kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang besar) akan
memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume
langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit
refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil.
7. Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari
refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya
operasi
8. Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor
9. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang
10. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan
korosi pada material isolator listrik
11. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
jadi juga tidak menyebabkan korosi
12. Refrigeran tidak boleh beracun
13. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
14. Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada tekanan atmosfir. Dengan
demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem refrigeran karena
kemungkinan adanya vakum pada seksi masuk kompresor (pada tekanan rendah).

Alkalinitas builder berfungsi untuk mempertahankan pH feed water berkisar antara 9 - 10. Oxygen
scavenger berfungsi untuk mengikat gas oksigen terlarut dalam feed water agar tidak menimbulkan korosi
oleh gas oksigen. Mineral uptake berfungsi untuk mengikat mineral, terutama zat kimia yang dapat
menyebabkan kerak (scale) seperti ion-ion kalsium, silikat, dll disebut juga kesadahan. Sedangkan corrosion
inhibitor berfungsi untuk menghambat terjadi korosi pada dinding boiler yang disebabkan oleh gas oksigen
dan gas karbon dioksida terlarut dalam air.
Alkalinitas builder dapat menggunakan bahan kimia yang tergolong basa; oxygen scavenger dapat
menggunakan zat kimia seperti senyawa-senyawa sulfit, nitrit, dan senyawa yang tergolong oksidator;
mineral uptake dapat menggunakan senyawa dari bahan alam seperti tanin, kitosan, senyawa antosianin, dll.

sedangkan untuk corrosion inhibitor dapat menggunakan 2-aminobenzotriazol, 3-mercaptopropionic acid,


cymetidine, diphenilthiourea, dll.

Bahan kimia yang ditambahkan untuk mengikat oksigen disebut pengikat oksigen (oxygen scavenger).
Pengikat oksigen yang baik memiliki kemampuan menurunkan oksigen hingga kadar yang rendah dan stabil
pada temperatur tinggi. Pengikat oksigen yang paling sering digunakan adalah natrium sulfit (Na2SO3) dan
hidrazin (N2H4) (Isawa, 1985).
Natrium sulfit mampu bereaksi dengan oksigen dengan cepat. Reaksi antara natrium sulfit dengan oksigen
adalah:
2 Na2SO3 + O2 2 Na2SO4
Dari reaksi di atas, kebutuhan natrium sulfit untuk menyingkirkan satu ppm O2 adalah 7,9 ppm. Kelemahan
natrium sulfit terletak pada produk reaksi yang dihasilkan. Senyawa sulfat yang dihasilkan akan
meningkatkan total padatan terlarut (TDS) dalam air umpan boiler. Pada tekanan tinggi, senyawa-senyawa
sulfat yang terlarut tersebut akan mengkristal membentuk kerak. Kerak akan menghambat perpindahan
panas dan dapat juga menimbulkan erosi jika lepas dari dinding.
Hidrazin merupakan suatu senyawa kimia yang sangat reaktif terhadap oksigen serta larut dalam air dan
alkohol. Reaksi antara hidrazin dengan oksigen adalah :
N2H4 + O2 2 H2O + N2
Hasil reaksi berupa gas nitrogen dan air sehingga total padatan terlarut (TDS) air tidak meningkat. Laju
reaksi hidrazin dengan oksigen tidak secepat reaksi natrium sulfit dengan oksigen, tetapi dapat ditingkatkan
dengan penambahan katalis. Berdasarkan reaksi di atas, kebutuhan hidrazin untuk menyingkirkan satu ppm
O2 adalah satu ppm. Hidrazin memiliki sifat fisik yang mirip dengan air karena nilai densitas hidrazin
sedikit di atas densitas air.
Walaupun sangat baik sebagai pengikat oksigen, hidrazin merupakan senyawa yang berbahaya bagi
kesehatan. Hidrazin sangat beracun, dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan bersifat karsinogenik.
Bahan kimia yang dapat menggantikan peran hidrazin sebagai pengikat oksigen adalah hidroxylamine,
erythorbic acid dan karbohidrazida. Di antara alternatif tersebut, karbohidrazida merupakan alternatif yang
paling tepat karena memiliki kemampuan mengikat oksigen yang hampir sama dengan hidrazin dan juga
aman bagi kesehatan maupun lingkungan.

1. Pengertian Pneumatik..
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang berarti napas atau udara. Istilah
pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer
maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari
teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Jaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan
udara bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara ban
mobil/motor, melepaskan ban mobil dari peleknya, membersihkan kotoran, dan sejenisnya. Sekarang, sistem
pneumatik memiliki apliaksi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak
industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan, industri obatobatan, industri pengepakan barang maupun industri yang lain. Belajar pneumatik sangat
bermanfaat mengingat hampir semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.
2. Karakteristik Udara Kempa
Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas. Komposisi dari macammacam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol. gas 21 % vol. nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti
carbon dioksida, argon, helium, krypton, neon dan xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan
sebagai media transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat compressible
(dapat dikempa). Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas. Karakteristik udara dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
a) Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah,

b) Volume udara tidak tetap.


c) Udara dapat dikempa (dipadatkan),
d) Berat jenis udara 1,3 kg/m, e) Udara tidak berwarna
3. Aplikasi Penggunaan Pneumatik
Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan proses
produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia,
seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain sebagainya. Gerakan mekanik tersebut
dapat dilakukan juga oleh komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot
pneumatik translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator
pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus menerus
(continue), dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama pada proses
perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya. Pemilihan penggunaan
udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol dalam proses otomasinya, karena
pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat
kimia yang merusak, mudah didistribusikan melalui saluran (selang) yang kecil, aman dari bahaya ledakan
dan hubungan singkat, dapat dibebani lebih, tidak peka terhadap perubahan suhu dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di sekitar kita. Udara dapat
diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak. Selain itu udara yang terdapat di
sekitar kita cenderung bersih dari kotoran dan zat kimia yang merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih
tanpa menimbulkan bahaya yang fatal. Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka penumatik banyak
digunakan pula pada industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Secara umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung penampung. Sebelum
digunakan udara dari kompressor diolah agar menjadi kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah
melalui regulator udara dapat digunakan menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa
silinder/stang torak yang bergerak translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi. Gerakan bolak
balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada aktuator selanjutnya digunakan untuk berbagai
keperluan gerakan yang selama ini dilakukan oleh manusia atau peralatan lain.
4. Efektifitas Pneumatik
Sistim gerak dalam pneumatik memiliki optimalisasi/efektifitas bila digunakan pada batas-batas tertentu.
Adapun batas-batas ukuran yang dapat menimbulkan optimalisasi penggunaan pneumatik antara lain:
diameter piston antara 6 s/d 320 mm, anjang langkah 1 s/d 2.000 mm, tenaga yang diperlukan 2 s/d 15 bar,
untuk keperluan pendidikan biasanya berkisar antara 4 sampai dengan 8 bar, dapat juga bekerja pada
tekanan udara di bawah 1 atmosfer (vacuum), misalnya untuk keperluan mengangkat plat baja dan
sejenisnya melalui katup karet hisap flexibel. Adapun efektifitas penggunaan udara bertekanan dapat dilihat
pada grafik berikut:

Penggunaan silinder pneumatik biasanya untuk keperluan antara lain: mencekam benda kerja, menggeser
benda kerja, memposisikan benda kerja, mengarahkan aliran material ke berbagai arah. Penggunaan secara
nyata pada industri antara lain untuk keperluan: membungkus (verpacken), mengisi material,
mengatur distribusi material, penggerak poros, membuka dan menutup pada pintu, transportasi barang,
memutar benda kerja, menumpuk/menyusun material, menahan dan menekan benda kerja. Melalui gerakan
rotasi pneumatik dapat digunakan untuk, mengebor, memutar mengencangkan dan mengendorkan mur/baut,
memotong, membentuk profil plat, menguji, proses finishing (gerinda, pasah, dll.)
5. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan udara Kempa.......
5.1 Keuntungan
Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat
disebutkan berikut ini :
Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas
sepanjang waktu dan tempat.
Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang
kecil, panjang dan berliku.
Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan,
melalui peralatan
yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja.
Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan
singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan
sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan jumlah
kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman digunakan untuk industri
obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur.
udara dapat melaju dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya. Bila
Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor
pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000
rpm.

Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan
udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga
sistim menjadi aman.
Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal untuk membersihkan
permukaan logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik untuk
menghasilkan gerakan tertentu.
5.2 Kerugian/Kelemahan Pneumatik
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga
memenuhi syarat. memenuhi kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang
diperlukan untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi peralatan
yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas, pengeering, regulator, dll.
Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang
kosong dan tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal agar
udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan pneumatik harus
dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat
ditekan seminimal mungkin.
Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan
akan dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara
bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah dengan memasang peredam suara pada setiap
saluran buangnya.
Mudah Mengembun, Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem
harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal kering, memiliki tekanan yang
cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada katup-katup dan aktuator.
Diharapkan setelah diketahuinya keuntungan dan kerugian penggunaan udara kempa ini kita dapat membuat
antisipasi agar kerugian-kerugian ini dapat dihindari.
6. Klasifikasi Sistim Pneumatik.
Sistim elemen pada pneumatik memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Secara garis besar
sistim elemen pada pneumatik dapat digambarkan pada skema berikut :

7. Peralatan Sistem Pneumatik.


7.1 Kompressor (Pembangkit Udara Kempa)
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan
memampatkan udara tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada
pemakai (sistem pneumatik). Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan,
sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan pada
kompressor dilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup
pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang harus dipenuhi
misalnya dengan tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan
silinder pneumatik). Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini.
7.1.1 Klasifikasi Kompressor
Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement
kompressor, dan Dynamic kompressor, (Turbo), Positive Displacement kompressor, terdiri
dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic kompressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan
ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:

7.1.1.1 Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating kompressor)


Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja bolakbalik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang
gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil,
sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompressi torak bergerak ke
titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan
ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara
yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga
diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompressi ke tabung penampung
ini berlangsung secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas,
maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
7.1.1.2 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Udara masuk
akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua
untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian)
udara tahap kedua lebih besar, temperatur udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu
mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang
sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan sistem air bersirkulasi.

Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompressor satu tingkat
tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
7.1.1.3 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan melalui
sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagianbagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas
dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompressor diafragma banyak digunakan pada industri bahan
makanan, farmasi, obat-obatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara
bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi
menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah
yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
7.1.1.4 Konpresor Putar (Rotary Compressor)
7.1.1.4.1 Kompressor Rotari Baling-baling Luncur
Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang
masuk dan keluar.
Keuntungan dari kompressor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga
menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam , dapat menghantarkan
dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap. Balingbaling luncur dimasukkan ke dalam
lubang yang tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor
mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari rumah
baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar
atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

7.1.1.5 Kompresor Sekrup (Screw)


Kompressor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasanganatau bertautan (engage), yang satu
mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara
secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.
Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompressor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik
pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompressor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda
gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.

7.1.1.6 Kompressor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)


Kompressor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada perubahan volume.
Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat
disamakan dengan pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya
adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak

dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar,
karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam
rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat
pada dinding.

7.1.1.7 Kompresor Aliran (turbo kompressor)


Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran udara ada yang
dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat
dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan.
Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.
7.1.1.8 Kompressor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompressor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan berikutnya
secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompressornya
bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat
pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak
tingkat dari susunan sudu-sudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompressor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk
ke dalam ruangan isap lalu dikompressi dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan
hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

7.1.1.9 Kompresor Aliran Aksial


Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat pada rotor dan
arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi
pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat.
Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesinmesin pesawat terbang turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar
pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan
menghasilkan udara bertekanan.

7.1.2 Penggerak Kompresor


Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar kompressor, sehingga kompressor dapat bekerja secara
optiomal. Penggerak kompressor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar

seperti gambar 12. Kompressor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor bensin.
sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan
mesin bensin atau diesel biasanya digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik
atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh
motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-pindah).
7.2 Unit Pengolahan Udara Bertekanan (Air Service Unit)
Udara bertekanan (kempa) yang akan masuk dalam sistem pneumatik harus harus diolah terlebih dahulu
agar memenuhi persyaratan, antara lain; a) tidak mengandung banyak debu yang dapat merusak keausan
komponen-komponen dalam sistem pneumatik, b) mengandung kadar air rendah, kadar air yang tinggi dapat
merimbulkan korosi dan kemacetan pada peralatan pneumatik,
c) mengandung pelumas, pelumas sangat diperlukan untuk mengurangi gesekan antar komponen yang
bergerak seperti pada katup-katup dan aktuator.
Secara lengkap suplai udara bertekanan memiliki urutan sebagai berikut: Filter udara, sebelum udara
atmosfer dihisap kompresor, terlebih dahulu disaring agar tidak ada partikel debu yang merusak kompresor.
Kompresor digerakkan oleh motor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung kebutuhan. Tabung
penampung udara bertekanan akan menyimpan udara dari kompresor, selanjutnya melalui katup saru arah
udara dimasukan ke FR/L unit, yang terdiri dari Filter, Regulator dan Lubrication/pelumasan agar lebih
memenuhi syarat. Setelah memenuhi syarat kemudian baru ke sistim rangkaian pneumatik, seperti tertera
dalam bagan di bawah ini:

7.2.1 Peralatan Pengolahan Udara Bertekanan


Pengolahan udara bertekanan agar memenuhi persyaratan diperlukan peralatan yang memadai, antara lain :
Filter Udara (air filter), berfungsi sebagai alat penyaring udara yang diambil dari udara luar yang masih
banyak mengandung kotoran. Filter berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel
yang terbawa seperti debu, oli residu, dsb.
Keuntungan Penggunaan Udara Kempa
Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas
sepanjang waktu dan tempat.
Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang
kecil, panjang dan berliku.

Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan,
melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu,
Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan
singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah,
Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan jumlah
kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman digunakan untuk industri
obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaju dengan kecepatan yang
dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik,
maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm,
sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.

Aplikasi Penggunaan Pneumatik


Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan proses
produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia,
seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain sebagainya.
Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik,
motor pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan
mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi
yang terus menerus (continue), dan flexible.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama pada proses
perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya.
Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol dalam proses otomasinya,
karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
Karakteristik Udara Kempa
Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas. Komposisi dari macammacam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol. gas 21 % vol. nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti
carbon dioksida, argon, helium, krypton, neon dan xenon.
Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya)
yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat compressible (dapat
dikempa).
Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas.
Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a) Udara mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah, b) Volume udara tidak tetap. c) Udara dapat dikempa (dipadatkan), d) Berat jenis udara 1,3
kg/m, e) Udara tidak berwarna

Mari kita lihat penggunaannya didalam air minum. Kadar chlorine didalam air minum rata rata adalah 2-3
ppm, atau 2 hingga 3 mg didalam 1 Kg air. Dalam konsentrasi yang tinggi, chlorine merupakan zat yang
sangat fatal, hampir sama dengan Cianida dan Arsenik karena itu selalu diperlakukan secara sangat hati hati
diberbagai industri. Bentuknya dapat berupa gas atau cairan. Dalam konsentrasi yang rendah didalam air
minum tadi, apakah zat ini masih berbahaya? Untuk konsentrasi yang relatif rendah itu dapat dikatakan
Chlorine HAMPIR tidak berbahaya, tetapi yang berbahaya adalah substansi yang timbul akibat penggunaan
chlorine ini, yang disebut sebagai DBP [Disinfection By Product]. DBP dihasilkan oleh material organic
didalam air yang bersentuhan dengan chlorine. Chlorine sendiri merupakan racun, namun relatif aman dalam
kandungan rendah, namun DBP ini yang mematikan. Dosis chlorine tadi juga tidak dapat dikurangi dibawah
2 ppm karena kekuatannya tidak menjadi efektif. Dalam ukuran yang sama DBP ternyata 10.000 kali lebih
berbahaya daripada chlorine. Contohnya adalah trihalomethanes [THMs] dan Haloacetic Acids [HAAs].
Standard aman untuk THM dalam air minum adalah 80 ppb dan HAAs 60 ppb, berarti hanya 60 mg didalam
1 Ton air, jumlah yang sangat sangat kecil. THM adalah carcinogen Group B dan telah dibuktikan pada
penelitian lab untuk hewan. Penelitian juga membuktikan bahwa DBP akan mempercepat penyebaran
kanker yang telah ada sebelumnya pada manusia. Chlorine dan DBP tidak dapat disaring dengan jenis
saringan yang umum, ia memerlukan teknik saringan berbeda. Pertanyaannya, apakah DBP selalu terbentuk
bila chlorine dicampurkan kepada air? Selalu terjadi dan satu2nya cara agar DBP tidak terjadi adalah bila
chlorine dicampurkan didalam laboratorium dalam lingkungan yang dikontrol secara ketat. Dalam
penggunaan untuk industri atau air minum, DBP ini selalu terjadi walau dalam dosis chlorine yang rendah
sekalipun. Jadi bila chlorine disebut sangat berbahaya, maka itu termasuk dengan DBP yang selalu
dihasilkannya.
Pengantar
Mencegah lebih baik daripada mengobati, itulah ungkapan yang sangat berharga & mendasari penulisan ini.
Sebuah perjalanan panjang untuk memperjuangkan pencegahan penyakit yang disinyalir berasal dari Dioxin.
Dioxin masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman serta kosmetik yang kemudian
menyebabkan berbagai penyakit, antara lain : kanker, kelainan janin, penyebab kemandulan, rusaknya
kekebalan tubuh, retardasi mental pada balita, diabetes, gangguan prilaku, terjadinya masalah pada alat
reproduksi anak-anak menjelang pubertas.
Telah dikembangkan Konsep Dioxin Free pada makanan dan minuman serta kosmetik dengan metode
teknis pengujian dan metode perbaikan sistem produk olahan yang disimpulkan dalam 7 (tujuh) langkah
produk bebas Dioxin yang terdaftar sebagai hak cipta dan merek.
Langkah Dioxin Free sebagai penemuan DR. Supeno Surya merupakan yang pertama di dunia
berdasarkan penelitian keadaan dan keberhasilan penanggulangan Dioxin selama ini.
Ternyata belum ada usulan yang berhasil untuk mencegah masuknya Dioxin ke dalam tubuh manusia
melalui makanan, minuman, obat dan kosmetik (jalur pertama), padahal 90% dari Dioxin masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan. Pencegahan selama ini dilakukan dengan merobah pola makanan dengan
pengurangan konsumsi lemak dan minyak (jalur kedua). Dan cara berikutnya adalah mengkampanyekan
usaha lingkungan hidup bersih Dioxin (jalur ketiga).
Kedua jalur yang terakhir selama ini dilakukan cukup baik, hanya saja untuk mewujudkannya membutuhkan
waktu yang lama sedangkan korban sudah berjatuhan.
Sebagai Pioner dan Penemu Konsep Dioxin Free, DR. Supeno Surya berharap dukungan dari semua
pihak, terutama produsen makanan, minuman, obat dan kosmetik yang sampai saat ini masih secara tidak
sadar menyertakan Dioxin dalam produknya.
Pemahaman Dioxin

Arti Dioxin

Sumber Dioxin

Masalah yang ditimbulkan Dioxin

Mata rantai dan sistem akumulasi Dioxin

Arti Dioxin
Dioxin adalah peristilahan generik untuk sekelompok bahan yang dicurigai sebagai penyebab kanker (lebih
dikenal sebagai CARCINOGENS), merupakan bahan beracun yang kuat dan berbahaya terhadap manusia
dan hewan serta resisten/kebal terhadap penguraian biologi.
Dioxin adalah sebutan umum bagi senyawa-senyawa kimia yang ditemukan di lingkungan dimana senyawa
yang mudah bereaksi ini dihasilkan dari industri yang menggunakan bahan baku yang mengandung chlorine
dan carbon.
Jika orang berbicara tentang Dioxin, pada umumnya yang dimaksud adalah kelompok chlorodibenzo-pdioxin (CDD). Dari kelompok ini, yang dianggap paling beracun adalah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin
(TCDD), termasuk turunan kimia sejenis lainnya.
Sumber Dioxin
Dioxin terbentuk ketika terjadi pembakaran dari semua sampah yang mengandung chlorine, pabrik dari
PVC/polyvinyl chloride/plastik, produksi dari bahan kimia seperti herbisida, pestisida, dan chlorinated
benzenes, industri kertas dan pulp yang menggunakan pemutih chlorine.
PVC sering digunakan dalam kemasan, juga sebagai bahan baku berbagai produk yang ada di rumah seperti
sepatu, sandal, film, kulit imitasi, pipa air, bahan isolasi kabel, karpet, pelapis tekstil, kertas maupun logam,
bahan tenunan dan sarung tangan plastik. Dalam bahasa awam, setiap produk senyawa kimia organik yang
mengandung chlorine adalah sumber Dioxin.
Selain itu alam juga turut menyumbang Dioxin. Pundi-pundinya berasal dari kebakaran hutan maupun
aktivitas gunung berapi. Dalam tingkatan yang rendah Dioxin juga bisa ditemukan di semua lingkungan
(udara, air dan tanah). Karena sifat fisik dan kimianya, Dioxin terutama dapat ditemukan di lapisan tanah,
sendimen dan biota. Aktivitas pembakaran sampah plastik merupakan sumber penyebaran Dioxin.
Masalah yang ditimbulkan Dioxin
a. Salah satu penyebab kanker dan kelainan janin
Dioxin yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput sel, selanjutnya bersatu dengan protein dasar
reseptor. Maka Dioxin pun diizinkan masuk ke dalam inti sel. Di sini ia berinteraksi dengan DNA
dan menyerang gen yang mengontrol banyak reaksi biokimia, seperti sintesa dan metabolisme
hormon, enzim, maupun faktor pertumbuhan, sehingga bisa menimbulkan dampak dari kelainan
janin sampai kanker.
Dioxin bisa berpindah melalui plasenta maupun ASI (Air Susu Ibu). Padahal janin maupun bayi
sedang pada tahap perkembangan yang krusial. Jika sang Ibu terpapar Dioxin, maka bayi akan
terkena racun Dioxin juga.
Sifat karsinogenik Dioxin membuat tingkat kasus kanker prostat naik dua kali lipat dan kanker testis
berlipat tiga. Pada perempuan keadaan untuk terbentuknya kanker buah dada selama hidupnya
meningkat dari 5% pada tahun 1960 menjadi 20% pada saat ini.
b. Salah satu penyebab kemandulan dan rusaknya kekebalan tubuh
Dioxin juga menyebabkan penyakit endometriosis. Ini adalah keadaan dimana jaringan selaput lendir
rahim yang masih berfungsi tumbuh di luar rongga rahim, bisa di indung telur, dinding rahim, rongga
panggul atau tempat lain. Masih banyak gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh zat
bioakumulasi ini, yakni : gangguan perilaku, meningkatnya penyakit diabetes dan rusaknya
kekebalan tubuh. Dioxin menimbulkan malapetaka pada banyak proses biokimia alami tubuh,
apalagi 90% Dioxin masuk ke tubuh manusia melalui makanan, sisanya baru lewat pernafasan dan
kulit.
c. Akibat lainnya.
Janin yang terkontaminasi Dioxin akan mengalami perobahan hormonal, cacat kelahiran dan
terhambatnya pertumbuhan. Dan yang paling berbahaya, sedikit dosis dari Dioxin saja dapat
berakibat sangat buruk bagi mereka seperti retardasi mental pada balita, kemandulan, terjadinya
masalah pada alat reproduksi anak-anak menjelang pubertas, diabetes, gangguan perilaku, rusaknya
kekebalan tubuh.

Dioxin bertindak seperti Hormon Lingkungan yang menimbulkan kerusakan banyak proses
biokimia alamiah pada tubuh manusia. Saat Dioxin masuk ke dalam tubuh, dia akan menerobos
membran sel dan menyatu dengan protein reseptor alamiah yang memungkinkan Dioxin memasuki
inti sel. Dioxin kemudian berinteraksi dengan DNA, mempengaruhi dan merusak semua Cetak
Biru yang mengontrol reaksi biokimia seperti sintesa dan metabolisme dari hormon, enzim dan
faktor pertumbuhan dan faktor kimia lainnya. Dengan kata lain, Dioxin merusak dan merobah semua
sistem dalam tubuh manusia.
Mata rantai dan sistem akumulasi Dioxin
Dioxin terbentuk ketika terjadi pembakaran dari semua sampah yang mengandung chlorine, pabrik dari
PVC/plastik, produksi dari bahan kimia seperti herbisida, pestisida dan chlorinated benzenes, industri kertas
dan pulp yang menggunakan pemutih chlorine.
Dioxin yang dibuang ke alam tidak dapat diuraikan. Dioxin ini diserap oleh tumbuhan di darat maupun di
laut. Tumbuhan di darat dimakan oleh hewan seperti sapi sedangkan tumbuhan di laut dimakan oleh ikan.
Dioxin yang dimakan oleh sapi dan ikan akan terakumulasi dalam tubuh mereka. Menurut US-EPA ikan
dalam air akan mengandung Dioxin dalam tubuhnya 100.000 kali lebih banyak dari lingkungannya.
Demikian juga halnya dengan daging dan susu sapi akan tercemar Dioxin ribuan kali lebih banyak dari
lingkungan sekitarnya.
Daging sapi, susu sapi dan ikan inilah kemudian dikonsumsi oleh manusia. Akhirnya manusialah
pengumpul Dioxin terbanyak, karena berhasil mengumpulkan Dioxin dari semua makanan yang
dikonsumsi.
Dioxin tidak larut dalam air maupun udara, tetapi sangat mudah berinteraksi dengan lemak dan minyak.
Titik didih dari Dioxin adalah pada suhu 305 derajat celcius dan destruksi termal baru terjadi pada suhu 700
derajat celcius, sehingga untuk menghancurkannya secara sempurna perlu suhu 1.000 sampai dengan 1.500
derajat celcius. Sebagai akibatnya, dalam jaringan otot semua makhluk hidup telah terkumpul Dioxin dan
terus bertambah dengan konsumsinya atas semua makanan yang berminyak atau berlemak.
Lebih dari 90% dari Dioxin terbentuk dalam tubuh manusia berasal dari makanan seperti ikan, daging, susu
dan produk olahannya. Akibatnya, Dioxin akan terakumulasi dalam jaringan makhluk hidup dan berlipat
dalam konsentrasinya setelah ia naik ke jenjang yang lebih tinggi dalam rantai makanan. Dengan begitu,
makhluk hidup terakhir menjadi penampung kandungan Dioxin terbesar. Pada posisi inilah manusia berada.
Dengan begitu, mata rantai Dioxin dari sumbernya ke manusia tidak saja melalui udara dan air minum. Tapi
juga dari sayur, buah, daging dan bahan makanan lain yang tercemar oleh Dioxin. Ini memang jalur kuno
bagi material beracun untuk bisa masuk ke tubuh manusia.
Sistem Dioxin Free

Konsep Dioxin Free

Langkah-langkah membangun dan mengembangkan Sistem Dioxin Free

Manfaat penerapan Sistem Dioxin Free

Konsep Dioxin Free


Metode ini merupakan ciptaan asli DR. Supeno Surya, yang didaftarkan pada Departemen Kehakiman &
HAM RI, dimana semua produk makanan, minuman, obat dan kosmetik haruslah berlabel Dioxin Free.
Dengan demikian semua industri harus melalui fase-fase dimana produknya telah benar-benar bebas Dioxin,
sebelum diberi label Dioxin Free.
DR. Supeno Surya mengusulkan Pemerintah, LSM untuk mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi dan
mempergunakan produk aman yang berlabel Dioxin Free, disamping parameter lain.
Yang dapat memberikan label Dioxin Free tentunya perusahaan dengan mempergunakan cara, metode,
sistim dan prosedur yang diciptakan oleh DR. Supeno Surya.
Yang dimaksud Dioxin Free adalah produk makanan, minuman, obat, kosmetik yang tidak mengandung
Dioxin kalau dikonsumsi ataupun dipergunakan. Dioxin Free tidak mencakup pembungkus yang dapat
dibuat menjadi Dioxin dengan sengaja.
Prosedur-prosedur yang harus ditempuh untuk mencapai kategori Dioxin Free :

1. Pengujian bahan dasar dan bahan pembantu yang tidak mengandung atau mendorong terbentuknya
Dioxin. Dengan demikian produsen diharuskan untuk membentuk laboratorium dan penguji sendiri
2. Pengujian alat dan proses pengolahan yang tidak mengandung atau mendorong terbentuknya Dioxin
dalam makanan/minuman, obat dan kosmetik.
3. Pengujian bahan pembungkus yang tidak larut ke dalam produk yang tersebut pada butir 2.
4. Pengujian proses pengisian ke dalam pembungkus yang tidak mendorong terbentuknya Dioxin.
5. Adanya pengujian hasil akhir yang tidak mengandung Dioxin.
6. Pengujian proses penyimpanan dan proses distribusi yang tidak mendorong terbentuknya Dioxin.
7. Pengujian prosedur konsumsi yang tidak mendorong terbentuknya Dioxin.
Label Dioxin Free hanya boleh dipergunakan jika produsen telah lulus ketujuh prosedur di atas.
Semua produk yang berlabel Dioxin Free haruslah diuji ulang oleh Badan yang ditunjuk pemerintah setiap
12 bulan sekali dengan sistem sampling yang diambil dari supermarket, pasar-pasar tradisional.
Sedimentasi
Sedimentasi, adalah fundamental dan banyak digunakan dalam operasi unit pengolahan air limbah, meliputi
pengendapan partikel berat yang tercampur dengan gravitasi . Proses ini digunakan untuk menghilangkan
grit,
partikulat di kolam primary settling,floc biologis dalam kolam lumpur aktif, dan bahan kimia jika
menggunakan aliran kimiawi pada proses koagulasi.
Sedimentasi terjadi dalam Settling tank, biasa juga disebut sebagai CLARIFIER. Ada tiga desain, yaitu
horizontal flow, solid cantacts dan inclined surface. Dalam mendesign sebuah kolam sedimentasi, penting
untuk diingat bahwa sistem sedimentasi pasti menghasilkan dua produk, air keluaran yang jernih dan lumpur
yang terkonsentrasi. Empat jenis pengendapan akan terjadi, tergantung pada konsentrasi partikel yaitu :
diskrit, flocculent, hindered dan kompresi. Adalah umum untuk terjadi lebih dari satu jenis pengendapan
selama operasi sedimentasi.
Teknologi Pengolahan Air limbah I
Fisika, kimia dan biologi adalah metode yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari air limbah.
Untuk mencapai tingkat penghilangan yang berbeda pada kontaminan , pengolahan-pengolahan tunggal
digabungkan ke dalam sebuah sistem, diklasifikasikan sebagai pengolahan primer, sekunder, dan tersier .
pengolahan air limbah yang lengkap mencakup penghilangan kontaminan tertentu serta penghilangan dan
pengendalian nutrisi. Sistem alami juga digunakan untuk pengolahan limbah air berbasis land field.
Endapan yang dihasilkan dari operasi pengolahan air limbah diolah lagi oleh berbagai metode dalam rangka
mengurangi air dan konten organiknya agar aman untuk pembuangan akhir dan digunakan kembali.
Seperti disebutkan sebelumnya,metode pengolahan air limbah secara luas diklasifikasikan ke dalam fisika,
kimia
dan proses biologis. Gambar di bawah ini merupakan daftar unit operasi dalam setiap kategori

Di antara metode pengolahan yang ada, yang pertama digunakan adalah operasi unit fisik, di mana kekuatan
fisik
diterapkan untuk menghilangkan kontaminan. Sampai saat ini, Sistem ini masih sebagai dasar dari teknologi
pengolahan air limbah. Bagian ini membahas secara singkat yang paling umum digunakan pada unit fisik.
Screening/penyaringan
Screening/Penyaringan air limbah, merupakan salah satu metode pengolahan air tertua, menghilangkan
polutan kasar dari hilir untuk melindungi peralatan di hulu dari kerusakan, menghindari gangguan di plant
dan mencegah materi mengapung memasuki tanki settling. Perangkat Screening / penyaringan bisa jadi
berbentuk palang sejajar, batang kecil atau kawat, jeruji, wire mesh, atau perforasi disk, untuk mencegat
materi
mengambang
atau
bahan kasar lainnya. Bukaannya/masukannya bisa berbentuk apapun, tetapi umumnya melingkar atau kotak
padatan akan menyangkut pada screen/saringan, pembersihananya dilakukan secara manual atau mekanik,
bahan bahan yang menyangkut pada saringan akan di buang atau di bakar, atau kembali ke aliran limbah
setelah
di cacah, 3 jenis perangkat utama skrining tercantum dalam tabel .

Coarse Screen/Saringan kasar kategorinya meliputi saringan yang dibersihkan secara manual atau secara
mekanis
dan
rak
sampah
.
Terdiri dari batang saringan vertikal atau jeruji baja yang cenderung didistribusikan secara merata di seluruh

saluran air. Mereka menggunakan peralatan mekanis termasuk pompa limbah, grit chamber, dan tangki
sedimentasi primer. Rak sampah untuk saringan,biasanya dibangun oleh besi paralel empat persegi panjang
atau bulat dan jeruji baja dengan bukaan yang besar. biasanya dilengkapi oleh batang saringan biasa atau
comminutors. Kriteria yang digunakan dalam mendesain Coarse screen termasuk ukuran batang, jarak, dan
sudut dari vertikal, serta lebar saluran air limbah dengan memperhitungkan kecepatan.
Air limbah Kota
Pemahaman tentang sifat air limbah adalah fundamental untuk mendesain pengolahan air limbah yang
sesuai
dengan teknologi yang efektif. Air limbah berasal dari penggunaan air oleh rumah tangga, Pasar dan
industri, yang bercampur degan air tanah, air permukaan dan air hujan (lihat gambar ). Akibatnya, aliran air
limbah berfluktuasi tergantung dari penggunaannya, dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk iklim,
jumlah masyarakat, standar hidup, keandalan dan kualitas pasokan air, konservasi air harus dipraktekan, dan
diukur sampai sejauh mana, di samping tingkat industrialisasi, biaya air dan pasokan.

Kualitas air limbah dapat


didefinisikan
oleh
fisik,
kimia,
dan
karakteristik
biologi.
parameter
fisik
meliputi warna, bau, suhu, dan kekeruhan. Padatan, minyak dan lemak, juga termasuk dalam kategori ini.
Padatan dapat dibagi lagi menjadi padatan tersuspensi dan padatan terlarut sebagai erta organik (volatile)
dan anorganik (tetap) pecahan.
Parameter kimia yang terkait dengan kandungan organik air limbah meliputi, Biological Oxygen demand
(BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), total organik karbon (TOC), dan Total Oxygen Demand
(TOD). Parameter kimia anorganik meliputi salinitas, kasadahan, pH, keasaman dan alkalinitas, serta
konsentrasi ion logam seperti besi dan mangan, dan Anionic seperti klorida, sulfat,
sulfida, nitrat dan fosfat. Parameter Bakteriologis
termasuk coliforms, tinja coliforms,

patogen spesifik , dan virus. Baik konstituen dan konsentrasinya bervariasi dengan waktu dan kondisi lokal.
Air limbah diklasifikasikan sebagai kuat, menengah atau lemah, tergantung pada konsentrasi
kontaminannya.

Suspended solids (SS) dapat mengakibatkan akumulasi endapan lumpur dan kondisi anaerobik bila tidak
dibuang tidak diolah terlebih dahulu.
Organik yang besifat biodegradable yang terutama terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Mereka
umumnya diukur dalam BOD dan COD. Jika dibuang ke sungai atau danau, stabilisasi biologis mereka
dapat menghabiskan oksigen dan menyebabkan kondisi yang merugikan spesies yang tinggal di air.
Organisme patogen yang ditemukan limbah air dapat menyebabkan infeksi penyakit.
Polutan prioritas, termasuk senyawa organik dan anorganik, mungkin sangat beracun, karsinogenik,
mutagenik atau teratogenic.
Refractory organik yang cenderung menolak pengolahan air limbah konvensional meliputi surfaktan, fenol
dan
pestisida.
Logam berat biasanya dihasilkan oleh komersial dan kegiatan industri harus dihilangkan agar airnya bisa
diganakan lagi.
Konstituen anorganik terlarut seperti kalsium, natrium dan sulfat biasanya dari limbah domestik , harus
dihilangkan agar airnya dapat digunakan kembali.
Masalah Besi dan Mangan dalam Air
Kandungan besi atau mangan dalam air berbahaya bagi kesehatan. Jika zat tersebut berada dalam air maka
dapat menyebabkan rasa tak enak, noda, dan masalah.
Karena besi dan managan secara kimiawi serupa, mereka menyebabkan masalah yang sama. Besi akan
menyebabkan noda berwarna coklat kemerahan pada cucian, porselen, piring, peralatan, dan bahkan barang

pecah belah. Mangan bertindak dengan cara yang sama tetapi menyebabkan noda hitam kecoklatan. Sabun
dan detergen tidak menghilangkan noda ini, dan penggunaan pemutih malah menambah noda.
Besi dan mangan akan mengendap dalam pipa, tangki bertekanan, pemanas air, dan softener. Hal ini akan
mengurangi debit dan tekanan air. Akumulasi besi dan mangan akan menjadi masalah ekonomi jika pipapipa dan peralatan harus diganti. Energi pun akan semakin boros, karena diperlukan energi ekstra untuk
memompa melalui pipa yang mengecil akibat pengendapan besi atau mangan.
Sumber Besi dan Mangan dalam Air Rumah Tangga
Besi dan mangan terlarut dalam air melalui kontak dengan batu dan mineral, dan kadang-kadang akibat
kontak dengan bahan buatan manusia seperti pipa besi dan baja. Biasanya air tanahlah yang memerlukan
pengolahan untuk menghilangkan besi dan mangan. Secara umum, banyak sumber air memiliki tingkat
kandungan besi dan mangan yang cukup tinggi, dan berpotensi menimbulkan masalah. Kadang-kadang
pembuangan limbah industri atau tambang dapat meningkatkan besi atau mangan pada sumber air.
Kelarutan Besi dan Mangan
Besi dan mangan ada dalam berbagai bentuk senyawa kimia. Kehadiran senyawa dari besi atau mangan
dalam bahan geologi atau air tergantung pada faktor lingkungannya. Kita dapat mengantisipasi masalah besi
dan mangan dalam air dengan menerapkan prinsip-prinsip umum yang mempengaruhi senyawa kimia air.
Sebuah prinsip penting untuk diingat tentang reaksi kimia adalah bahwa, pada sekian lama waktu, mereka
akan mencapai keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Ketika kondisi lingkungan berubah, seperti
memompa air dari bawah tanah, kesetimbangan kimia akan terganggu. Ini akan merubah kandungan terlarut
dari unsur-unsur tertentu seperti zat besi dan mangan.
Ada sebuah pedoman umum bahwa air beroksigen akan memiliki kadar zat besi dan mangan yang rendah.
Alasannya zat besi dan mangan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk senyawa yang tidak bisa
dilarutkan dalam air. Air permukaan dan air tanah dangkal biasanya memiliki oksigen terlarut cukup untuk
mempertahankan besi dan mangan dalam kondisi tidak larut . Pada air permukaan , besi dan mangan
terjebak dalam partikel organik yang tersuspensi.
Perairan yang tidak bersentuhan teratur dengan atmospher cenderung miskin oksigen. Besi dan mangan
dalam lingkungan miskin oksigen, akan larut dan menyebabkan tingginya kandungan besi dan mangan di
air. Namun, jika dikaitkan dengan besi belerang sebagai sulfida besi bukan besi karbonat, maka besi
terlarutnya masih rendah. Oksigen terlarut umumnya menurun dengan kedalaman tanah, maka kondisi jenis
ini lebih cenderung terjadi di dalam sumur. Kadang-kadang kondisi miskin oksigen juga dapat terjadi dalam
sumur-sumur dangkal yang tergenang air dengan sirkulasi yang rendah.
Masalah besi dan mangan yang paling mungkin terjadi adalah dari air sumur dengan kandungan karbonat
tinggi dan kadar oksigen rendah. Masalah terjadi ketika jenis air ini dipompa ke permukaan. Kesetimbangan
kimia diubah pada saat bersinggungan dengan atmosfer. Hasil akhirnya adalah pengendapan senyawa besi
dan mangan di pipa, pada perlengkapan, dan pada pakaian, piring, dan peralatan.
Bakteri Besi dan Mangan
Beberapa jenis bakteri memperoleh energi mereka dengan bereaksi dengan zat besi dan mangan yang
terlarut. Organisme ini biasanya ditemukan di perairan yang memiliki kadar besi dan mangan yang tinggi.
Mengubah reaksi besi dan mangan yang larut ke dalam bentuk yang kurang larut, sehingga menyebabkan
pengendapan dan akumulasi lendir hitam atau cokelat kemerahan. Lendir, besi, dan / atau mangan dapat
menyumbat pipa saluran air dan peralatan pengolahan air. Mereka juga menanggalkan gumpalan yang
menjadi noda besi atau mangan pada cucian.Reaksi bakteri dengan besi dan mangan tidak menyebabkan
pengendapan yang berarti jika dibandingkan dengan terpapar oksigen. Namun, pengendapan yang

disebabkan oleh bakteri terjadi lebih cepat dan cenderung membuat noda, sehingga membuat lebih
bermasalah.
Active Carbon
Tujuan utama pengolahan air (water treatment) minum adalah untuk menghasilkan air berkualitas tinggi
yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia, serta memenuhi standar negara atau wilayah tertentu, dan sudah
tentu ekonomis (Hoehn, 1996). Salah satu alat yang membantu untuk mencapai tujuan tersebut adalah
karbon aktif.
Karbon aktif berguna dalam water treatment karena bertindak sebagai adsorben, dan dapat secara efektif
menghilangkan partikel dan organik dari air. Organik ini adalah masalah besar dalam pengolahan air karena
mereka bereaksi dengan bermacam desinfektan, terutama klorin, dan menyebabkan pembentukan desinfeksi
dengan produk DBP (Clark, 1989).
DBP ini yang bersifat karsinogenik oleh sebab itu sangat tidak diinginkan. Masalah ini telah tercantum di
standar-standar baru yang dibuat dalam Undang-undang. Undang-undang ini, dikenal sebagai Undangundang Air Minum, menetapkan tingkat kontaminan maksimum di air untuk DBP sebagai bahan kimia
organik yang mudah menguap dan trihalomethanes (Clark, 1989).
Karbon aktif adalah salah satu alat terbaik yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bagi kesehatan
manusia dengan biaya murah.
Adsorpsi dan cara kerjanya
Adsorpsi adalah proses Activated Carbon menghilangkan zat-zat dari air. Definisinya, adsorpsi adalah
penumpukan suatu zat padat ke permukaan adsorben . Ini adalah proses di mana partikel-partikel tertentu
terikat di permukaan partikel adsorben baik dengan kimiawi maupun ketertarikan fisik. Adsorpsi sering
tertukar dengan Absorpsi, di mana absorpsi adalah substansi yang dikumpulkan atau dikeluarkan, benarbenar menembus ke padatan lain (Reynolds & Richards, 1996).
Alasan bahwa karbon aktif adalah adsorben yang efektif adalah karena bentuk pori-porinya yang besar. Ini
memberikan area permukaan yang relatif besar terhadap ukuran partikel karbon yang sebenarnya. Perkiraan
rasionya adalah 1 gram = 100 m 2 luas permukaan (Hoehn, 1996).
Activated Carbon menggunakan proses adsorpsi fisik dimana gaya van der Waals menarik zat terlarut dari
larutan ke permukaan (Reynolds & Richards, 1996). Begitu zat terlarut terikat pada karbon itu, maka zat
tersebut dianggap disapu dari air.
Adsorpsi karbon aktif melalui 3 langkah dasar
1. Menjerat zat ke bagian luar butiran karbon
2. Zat pindah ke pori-pori karbon
3. Zat menyerap ke dinding interior karbon
Efisiensi Adsorpsi menurun dari waktu ke waktu dan pada akhirnya karbon aktif perlu diganti atau
diaktifkan kembali. Isotherms adalah hubungan empiris yang digunakan untuk memperkirakan berapa
banyak zat terlarut dapat adsorbed oleh karbon aktif. Tiga isotherms paling terkenal adalah Freundlich,
Langmuir dan Linear. Dalam teknik lingkungan dan pengolahan air minum secara khusus aplikasi yang
paling sering digunakan adalah isoterm Freundlich (Hoehn, 1996).
Properti dari karbon aktif

Proses pengaktifan karbon diawali dengan pemilihan sumber karbon mentah. Sumber-sumber ini dipilih
berdasarkan spesifikasi desain karena sumber baku yang berbeda akan menghasilkan karbon aktif dengan
sifat-sifat yang berbeda. Beberapa sumber bahan baku yang umum meliputi kayu, serbuk gergaji, lignit,
gambut, batubara, cangkang kelapa, dan residu minyak (AWWA, 1971).
Karakteristik penting dalam memilih jenis karbon mencakup struktur pori-pori, ukuran partikel, total area
permukaan dan ruang kosong antara partikel (Clark, 1989). Setelah pemilihan sumber, lalu tahap persiapan .
Persiapan ini termasuk dehidrasi, karbonisasi, dan aktivasi. Dehidrasi dan karbonisasi melibatkan
pemanasan lambat dalam kondisi anaerobik. Bahan kimia seperti seng klorida atau asam fosfat dapat
digunakan untuk meningkatkan proses-proses ini. Tahap aktivasi membutuhkan tambahan bahan kimia atau
agen oksidasi lain seperti campuran gas. Tergantung pada spesifik dari proses dan sumber karbon, karbon
aktif yang baru dapat diklasifikasikan menurut kerapatan, kekerasan, dan karakteristik lain (AWWA, 1971).
Teori Dasar Reverse Osmosis
Reverse osmosis memiliki tingkat filtrasi terbaik. Membran Revese Osmosis bertindak sebagai pengahalang
terhadap garam serta molekul-molekul organik dengan berat molekul lebih dari atau sama dengan 100.
Molekul air dapat lolos dari membran dan membuat aliran air murni. Penolakan terhadap garam terlarut
biasanya 95% -99 %.
Aplikasi Reverse Osmosis sangat banyak dan beragam, mencakup Desalinasi air laut atau air payau, untuk
air minum, pemulihan air limbah ,pengolahan makanan dan minuman, pemisahan biomedis , pemurnian air
minum rumah tangga dan untuk proses industri.
Reverse Osmosis juga sering digunakan dalam produksi air ultra murni untuk digunakan dalam industri
semikonduktor, industri tenaga (air feed boiler), dan medis / aplikasi laboratorium. Penggunaan Reverse
osmosis sebelum pertukaran ion secara dramatis mengurangi biaya operasi dan frekuensi regenerasi.
Tekanan untuk Reverse Osmosis biasanya berkisar lebih dari 75 psig (5 bar) untuk air payau, dan lebih dari
1.200 psig (84 bar) untuk air laut.
Kisaran proses Penyaringan

Bagaimana Reverse Osmosis Bekerja

Fenomena osmosis terjadi ketika air murni mengalir dari larutan garam encer melalui sebuah membran ke
larutan garam pekat.
Fenomena osmosis diilustrasikan dalam Gambar.Sebuah membran semipermeabel ditempatkan di antara dua
kompartemen. Semi-permeabel berarti bahwa membran dapat ditembus oleh beberapa zat, tapi tidak bisa
ditembus oleh zat yang lain. diasumsikan bahwa membran dapat ditembus oleh air, tetapi tidak untuk garam.
Lalu, larutan garam dimasukkan dalam satu kompartemen dan air murni dalam kompartemen lain. Membran
akan melewatkan air untuk merembes ke kedua sisi kompartemen. Tetapi garam tidak dapat melewati
membran.

Sesuai dengan hukum alam, sistem ini akan mencoba untuk mencapai ekuilibrium. Artinya, sistem akan
mencoba untuk mencapai konsentrasi yang sama di kedua sisi membran. Satu-satunya cara yang mungkin
untuk mencapai kesetimbangan adalah, air murni akan menembus kompartemen menuju kompartemen yang
mengandung garam, untuk mencairkan larutan garam.
Gambar diatas juga menunjukkan bahwa osmosis dapat menyebabkan kenaikan ketinggian larutan garam.
Ketinggian ini akan meningkat sampai tekanan kolom air akan menghentikan aliran air. Titik kesetimbangan
kolom air ini terhadap ketinggian air dalam tekanan terhadap membran disebut tekanan osmotik.
Jika gaya yang diterapkan pada kolom air dibalik arah aliran airnya melalui membran. Maka itu adalah dasar
dari istilah reverse osmosis. Perhatikan bahwa aliran terbalik ini menghasilkan air murni dari larutan garam,
karena membran tak dapat ditembus oleh garam.
AIR
Air adalah sebuah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk
cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu seratus derajat celcius.
Ahli kimia mendefinisikannya terdiri dari dua unsur yaitu oksigen dengan dua lengan menggandeng
hidrogen membentuk satu kesatuan disebut molekul.
Setiap tetes air yang kita lihat terkandung didalamnya bermiyard-milyard molekul tadi yang saling tumpangtindih, yang tidak dapat kita lihat dengan mata kita. Indera kita hanya mampu untuk melihat wujudnya
sebagai zat cair, kita rasakan dengan tangan dan lidah seperti layaknya air, kita baui dengan hidung sebagai
salah satu tanda akan kualitasnya.
Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Air sangat
penting bagi manusia, baik pada saat damai atau perang, manusia menggunakan air untuk minum, memasak,
mandi atau relaksasi dan lain lain. Sekitar 97 persen air dibumi adalah lautan sisanya berupa uap air, air
permukaan dan air tanah. Oleh karena itu air bersih (fresh water) yang kita minum boleh dikatakan tidak
bersih tetapi merupakan air yang digunakan kembali. Sekitar 25 persen dari air bersih (fresh water) adalah
berada di bawah permukaan tanah, dan sekitar 75 persen yang tersimpan secara permanen terletak di daerah
kutub dan gletser dan kurang dari satu persen berada di danau danau dan sungai sungai.

Kualitas air tanahnya sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari
air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Pencemaran kualitas air tanah akibat dari kontaminasi air laut disebut intrusi. Ciri adanya intrusi air laut
adalah air tanah yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS (Total Dissolved Solid)
yang tinggi. Sumber air yang terdapat di daerah daerah seperti itu umumnya berkualitas buruk (payau atau
asin, yaitu TDS > 3000 ppm), baik air tanahnya maupun air permukaannya.
Karena air bersih yang ada di sekitar kita sebenarnya tidak bersih, maka diperlukan beberapa langkah proses
untuk membuat air menjadi bersih.
Manfaat Air :
1. Air Minum
2. Kesehatan pribadi (gosok gigi,cukur), untuk mencuci, mandi, memasak, berkebun dan lain lain.
3. Keperluan rumah sakit, konstruksi dan keperluan industry seperti distilasi, pembuatan minuman keras,
pertambangan dan lain lain.
4. Rekreasi seperti berenang, memancing, perahu layar dan perahu cepat dan lain.
5. Untuk keperluan keamanan seperti pendinginan fasilitas nuklir, pembuatan senjata biology dan kimia.
Dan masih banyak lagi.
Terminologi Dasar
a. Potable Water adalah air yang aman untuk dikonsumsi bagi manusia. Potable water adalah air yang
terbebas dari microorganism pathogen (yang menyebabkan sakit), bebas bahan beracun dan bebas dari
kelebihan mineral, bahan organik, bahan kimia, biologi dan radiologi yang amat berbahaya bagi kesehatan
manusia.
b. Contaminated Water (Air yang terkontaminasi) adalah air yang tidak baik bila dikonsumsi oleh manusia,
walaupun rasanya enak, Contaminated Water ini mengandung mikroorganisme, limbah industri atau
domestik, bahan kimia, biologi atau radiologi.
c. Palatable water adalah air yang terasa enak untuk dirasakan, yang mana ada telah dibumbui dengan
warna, kekeruhan, rasa dan bau, namun kurang aman untuk kesehatan.
d. Brackish Water (Air Payau) adalah air yang tak layak untuk diminum karena mengandung garam atau
terasa tak enak karena disebabkan oleh adanya kelebihan bahan kimia yang tak dapat teruraikan, klorida,
sulfat dan senyawa alkali yang bersifat basa.
e. Polluted Water (Air Tercemar) adalah air yang mengandung unsur / bahan bahan seperti sampah, air
limbah, lumpur atau bahan pencemar lain yang membuatnya tidak diperbolehkan karena penampilan, rasa
atau baunya. Air ini biasanya terkontaminasi dan mungkin lebih mudah dikenali, tetapi mungkin tidak
mengandung bakteri yang menghasilkan penyakit.
f. Water Treatment adalah suatu proses yang mengacu pada pembuangan unsure unsure atau bahan bahan
yang tidak diinginkan berada dalam air melalui serangkaian proses seperti koagulasi, sedimentasi, filtrasi
dan desinfeksi.
g. Treated Water digolongkan ke dalam palatable water dan potable water.
h. Disinfectant adalah beberapa oksidan yang dipergunakan untuk membunuh atau membuat keadaan
menjadi tidak aktif mikroorganisme mikroorganisme pathogen, beberapa diantaranya adalah klorin, oksida,
kloramin dan ozon.
i. Chlorination adalah proses yang mengacu pada penambahan ion yang berefek desinfeksi pada pada air
yaitu dengan adanya penambahan senyawa klorin seperti kalsium hipoklorit, sodium hipoklorit atau gas
klorin.
j. Reverse Osmosis adalah suatu proses yang memisahkan padatan tersuspensi dan padatan terlarut dari air
hasil filtrasi (penyaringan awal), yang mana dilakukan dengan memaksa mangalirkan air dengan
menggunakan tekanan tinggi melalui suatu lapisan film tipis yang dikenal sebagai membrane. Air yang
dimurnikan dapat melalui atau melarut ke dalam membrane sedangkan padatan tersuspensi dan padatan
terlarutnya tidak dapat melalui membrane tersebut
k. Total Dissolved Solid adalah jumlah dari semua impuritas atau padatan terlarut yang terkandung dalam
contoh air yang dapat diukur oleh oleh suatu alat TDS meter.
l. Backwashing adalah proses pembuangan padatan yang terakumulasi dari suatu filter/penyaring dengan
memakai air umpan/aliran balik dari air hasil filtrasi(penyaringan).

m. Brine water adalah air yang sangat asin


n. Brackish Water adalah air payau.
o. Desalinasi adalah proses penghilangan garam dari air laut atau air payau.
SIKLUS HIDROLOGI
a. Siklus hidrologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan peredaran secara alami dari
air baik di dalam, dipermukaan maupun di atas bumi. Air Baku digolongkan sebagai air segar (fresh water),
air payau (brackish), atau air laut (sea water) didasarkan/tergantung pada total padatan terlarutnya(TDS). Air
mengalami banyak bentuk sebagai akibat dari pergerakan siklus ini.
b. Tahap tahap siklus hidrologi : mula mula terjadi turun hujan, air kemudian diserap oleh tanah sehingga
terjadi perembesan sampai lapisan kedap air, diserap oleh tumbuhan dan sebagian terkumpul sebagai air
permukaan seperti sungai, danau dan air laut, karena adanya kenaikan suhu pada masing masing badan air
maka terjadilah proses transpirasi pada tumbuhan dan evaporasi (penguapan) pada air di atas permukaan
sungai, danau, laut, serta permukaan tanah sehingga terbentuklah uap air yang oleh karena pengaruh
perbedaan tekanan dan angin, maka air dalam bentuk sebagai uap air naik ke atas karena densitasnya lebih
ringan dan karena adanya proses kondensasi di udara maka terbentuklah awan dan akhirnya dikembalikan
lagi ke bumi menjadi hujan, salju, begitulah seterusnya.

Proses Kontrol Instalasi Pengolahan Air


Dalam semua instalasi, selalu ada proses kontrol, biasanya proses kontrol berhubungan dengan listrik dan
instrument.
Proses kontrol adalah pengendalian proses agar nilai normal parameter selalu dapat di jaga. Dari definisi
tersebut maka proses kontrol merupakan hal mutlak yang diperlukan dalam suatu Instalasi yang
berhubungan dengan proses.
Pada Instalasi pengolahan air baik air limbah maupun air bersih , ada beberapa parameter yang harus dijaga
diantaranya :
Ketinggian air dalam tangki
Tekanan air
Debit air
Kualitas air, (TDS, Conductivity, pH dll)
Karena menyangkut nilai parameter, maka diperlukan instrument untuk mengukur parameter parameter
tersebut. Pada dasarnya instrument di bagi menjadi dua yaitu, tanpa elektronik, dan dengan elektronik.
Instrument tanpa elektronik, biasanya hanya digunakan sebagai indikator saja. Sehingga aksi dari terbacanya
indikator harus dilakukan oleh manusia (manual). Contoh dari instrument ini adalah Pressure
gauge(pengukur tekanan air), level glass (pengukur ketinggian air), Temperature gauge (Pengukur suhu),
Rota meter (Pengukur aliran air) dll.
Penggunaan Instrument tanpa elektronik ini biasanya di gunakan untuk proses yang tidak begitu penting,
tapi harus dijaga karena ada kemungkinan sewaktu waktu akan melewati batas normal.
Instrument dengan elektronik, merupakan instrument yang memiliki bagian elektronik di dalamnya, bagian
elektronik ini akan merespon sesuai dengan kondisi parameter yang diukurnya. Instrument dengan
elektronik jika dilihat dari responnya, maka dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Respon dengan keluaran kontak / relay /switch (digital Output)
2. Respon dengan Besaran listrik analog (Analog output)
Instrument dengan keluaran kontak biasanya dibelakangnya di beri nama switch, seperti pressure switch
(Tekanan air), Level switch (ketingian air), Temperature Switch (temperatur air). Flow switch (aliran air)dll.
Instrument ini akan merespon dengan menggerakkan kontak jika parameter menunjukkan nilai tertentu.
Gerakan kontak (switching) ini dimanfaatkan untuk mengontrol alat yang berhubungan dengan listrik,
sehingga peralatan listrik dapat bekerja secara automatis.
Sedangkan Instrument dengan keluaran besaran listrik analog, biasanya dibelakangnya diberi nama
transmitter (selanjutnya Instrument jenis ini saya sebut Transmitter). Seperti Level transmitter

(ketinggian air), Flow Transmitter (aliran air), Pressure Transmitter (tekanan air). Dll.
Transmitter selalu mengkonversi besaran parameter yang diukurnya (temperatur, pressure dll), menjadi
besaran analog listrik. Besaran analog listrik yang paling populer adalah mA (mili amper) dan nilainya
biasanya 4 20mA, nilai parameter dikonversi menjadi nilai minimum parameter = 4mA dan maksimum =
20mA secara linear.
Transmitter biasanya di kombinasikan dengan PLC (Programmable Logic Controller dan HMI (Human
machine Interface), tujuannya untuk membuat animasi plant berjalan dengan cantik. PLC bisa mengubah
signal listrik analog menjadi angka sebenarnya, sehingga mudah di baca oleh manusia, dan fungsi dari HMI
adalah menampilkan angka tersebut (HMI berbentuk monitor).
Transmitter tidak bisa secara langsung membuat eksekusi, signal analog listrik tersebut harus dikonversi
menjadi gerakan kontak jika ingin membuat ON/OFF suatu peralatan, untuk itu transmitter harus bekerja
sama dengan alat lain, seperti PLC atau controller yang spesifik. Tapi ada juga jenis transmitter yang sudah
dilengkapi dengan relay/switch sehingga tidak memerlukan alat bantu lain.
Pengolahan limbah cair textile dengan Membrane bio rector
Pengolahan air limbah tekstil untuk digunakan kembali oleh industri tetap merupakan masalah yang rumit
karena beberapa alasan. Diantaranya adalah:
1. tingkat Biological Oksigen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Dissolved
Solids (TDS) yang tinggi;
2. adanya sifat non biodegradable organik dalam limbah pewarna.
Dengan demikian, setiap membuat sistem pengolahan, terutama yang berkaitan dengan pengolahan utama,
harus mampu mengatasi masalah ini. Untuk memecahkan masalah ini, banyak teknologi yang dapat
diterapkan, dan akan yang akan kami ketengahkan adalah teknologi Membrane Bioreactor (MBR).
Selama pengolahan air limbah tekstil adalah untuk digunakan kembali maka, menghilangkan warna,
pengurangan Total Suspended Solids (TSS), BOD dan COD adalah masalah utama yang harus diperhatikan
dalam pengolahan utama. Yang paling sering digunakan dalam proses pengolahan utama adalah:
1.
Pengolahan
konvensional
fisika-kimia
menggunakan
kapur
dan
besi
/
tawas;
2. pengolahan biologis konvensional dengan aerasi untuk mengurangi BOD dan COD;
3.
Klorinasi;
4. Ozonation (dengan / tanpa radiasi ultra violet).
Namun, ada beberapa masalah yang berhubungan dengan teknik pengolahan ini, yaitu:
1) pengolahan konvensional fisika-kimia dengan kapur dan besi / tawas menghasilkan limbah berbahaya
dalam jumlah besar berbentuk lumpur, dan penanganan lumpurnya merupakan masalah Lebih lanjut, metode
pengolahan ini sangat tidak efektif dalam menghilangkan warna, TSS, BOD dan COD.
2) Meskipun klorinasi akan menghilangkan warna dan mengakibatkan pengurangan BOD dan COD, reaksi
kimia terlarut organik klorin yang hadir dalam air limbah akan mengakibatkan produksi senyawa clhoro
organik. senyawa chloro organik ini dapat mencemari lingkungan. Senyawa ini berpotensi karsinogenik
bahkan dalam konsentrasi hanya beberapa bagian per sejuta (ppm). Oleh karena itu klorinasi bukan metode
pengolahan yang ramah lingkungan. Dalam kasus yang lain, langkah-langkah pengamanan sangat penting
karena klorin dapat mempengaruhi kesehatan pekerja.
3) Ozon sangat reaktif dan oksidan yang lebih potensial dari klorin. Tingkat reaksi ozon dengan organik
dalam limbah sekitar 30 kali lebih cepat dari pada dengan klorin. Radiasi Ultra violet (UV) dari air limbah
yang diozonisasi dapat meningkatkan laju reaksi dalam rangka meningkatkan potensi oksidasi oleh

terbentuknya radikal hidroksil (OH-). Dengan demikian, molekul non-biodegradable akan dipecah-pecah
menjadi lebih kecil, sehingga menghasilkan penghapusan warna yang lebih baik. serta pengurangan BOD
dan COD. Selain itu, elemen terlarut dalam air limbah tekstil akan teroksidasi dan membentuk hidroksida.
Ini akan sangat mengurangi risiko kerusakan membran dalam reverse osmosis sistem. Meskipun banyak
keuntungan dengan penggunaan proses Ozonation UV, sistem ini harus sangat dioptimalkan untuk
mendapatkan hasil terbaik karna sistem ini mempunyai efisiensi di bawah kondisi ideal. Produksi dan
distribusi ozon ke proses pengolahan membutuhkan teknik khusus karena ozon mudah terurai menjadi
oksigen. Kehadiran unsur-unsur seperti Cu, Zn, Fe (yang biasanya ditemukan di dalam air limbah tekstil)
yang lebih tinggi dari TSS level akan mempengaruhi proses Ozonation UV. Oleh karena itu, Proses UV
Ozonation harus di rancang sedemikian rupa untuk mengatasi masalah ini.
Pengolahan konvensional Biologis bisa dianggap sebagai teknik alternatif. Tapi memiliki masalah seperti
berikut:
1) Sebagian besar pewarna adalah non-biodegradable, yang menjadikan pengolahan konvensional biologis
tidak efektif dan kurang efisien [istilah non-biodegradable berarti molekul organik yang tahan terhadap
degradasi biologis atau memerlukan waktu lebih lama dan tidak proporsional, atau memerlukan kondisi
khusus untuk mendegradasi secara lengkap].
2) Nilai kandungan TDS air limbah tekstil, biasanya dalam kisaran 8.000 10.000 mg / L, kondisi ini dapat
memperlambat pertumbuhan mikrobiologis. Hal ini dilengkapi oleh fakta bahwa tingginya konsentrasi zat
terlarut akan meningkatkan kebutuhan energi untuk mentransfer zat pelarut (air) di dalam sel membran yang
disebabkan oleh kenaikan tekanan osmotic air limbah. Jika pertumbuhan biologis lambat, maka efisiensi
pengolahan sistem untuk menurunkan BOD terpengaruh. Di bawah kondisi salinitas yang tinggi,
pertumbuhan filamen akan terjadi, sehingga endapan yang dihasilkan oleh klarifier sangat sedikit. Hal ini
akan menimbulkan masalah pada sistem pengolahan sekunder.
3) Sistem pengolahan biologis konvensional tidak akan berfungsi dengan baik di bawah rasio F/M yang
rendah (akibat rendahnya tingkat BOD dalam limbah). Kemampuan pengendapan lumpur di CLARIFIER
dipengaruhi oleh rasio F/M, dan pemeliharaannya sangat penting untuk mencapai hasil terbaik.
4) Dalam pengolahan konvensional biologis, konsentrasi MLSS tidak bisa melebihi 4.000 mg / L; sehingga
aktivitas mikrobiologis kurang. Hal ini mengakibatkan tangki aerasi berukuran besar, BOD keluaran yang
rendah, waktu tinggal yang lebih tinggi dan peningkatan biaya operasional.
5) Karena sebagian besar industri textil menggunakan pewarna yang berbeda, maka biodegradabilitasnya
akan berbeda. Tergantung pada teknik dan perlakuan yang diperlukan untuk mewarnai. Mungkin diperlukan
konsentrasi yang bervariasi pada pewarna untuk hasil yang dikehendaki, ini akan mengakibatkan fluktuasi
yang sangat besar pada BOD dan COD. Pada sistem pengolahan konvensional biologis sistemnya tidak bisa
tahan dengan perubahan kandungan kimia yang tiba-tiba pada limbahnya. Hal ini dikuatkan oleh fakta
bahwa sistem pengolahan konvensional biologis tidak memiliki sirkulasi ulang atau, tidak memiliki
microbiologi yang cukup untuk meredam variasi ini. Lalu, karena komposisi populasi mikroba akan berbeda
pada keluarannya, tergantung pada komposisi kimia limbah. Maka populasi mikroba di tangki aerasi sistem
biologi konvensional pun rendah, tergantung dari kandungan kimia didalamnya terutama yang berkaitan
dengan kimia organik . Karena rendahnya konsentrasi dan MLSS, maka waktu tinggal populasi mikroba
dalam tangki aerasi rendah, populasi mikroba akan memerlukan beberapa waktu untuk merespon perubahan
dalam komposisi kimia air limbah tekstil. Sehingga, sistem biologis konvensional tidak dapat menghasilkan
output air yang stabil.
6) Dibandingkan dengan MBR, produksi lumpur lebih tinggi pada pengolahan konvensional. sehingga akan
memerlukan lebih banyak lahan.
7) Pengurangan nutrisi dari limbah mentah tidak efisien dan akan mendorong pertumbuhan mikroba
organisme pada membran reverse osmosis pada pengolahan sekunder. Untuk mencegah biofouling dari

membran reverse osmosis, anti biofouling yang mengandung klorin di tambahkan. Tapi Klorin akan merusak
membran reverse osmosis, sehingga residu klorin harus dihilangkan dengan menambahkan natrium meta bisulfit (UKM). Dan penambahan bahan kimia akan meningkatkan biaya operasi.
Membran Bioreactor dalam Tekstil Waste Water Treatment
Meskipun teknologi MBR telah dikembangkan lebih dari satu dekade yang lalu, penerapannya untuk
pengolahan air limbah tekstil tetap sulit, karena harga investasi yang tinggi dan memerlukan persyaratan
keterampilan khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Namun, kini teknologi ini berkembang, dan
biayanya telah turun. Dengan proses otomatisasi, sekarang MBR telah menemukan jalan ke pengolahan air
limbah
tekstil
di
banyak
bagian
dunia,
termasuk
Indonesia.
Membran Bioreactor adalah pengembangan dari proses lumpur aktif konvensional dengan menggunakan
ultrafiltrasi atau membran microfiltration yang membantu mempertahankan tingkat konsentrasi Mixed
Liquor Suspended Solids (MLSS) yang lebih tinggi dan menghasilkan keluaran air yang lebih baik.
Pemanfaatan membran filtrasi ini mengahasilkan retensi aktif mikro-organisme, enzim ekstra selular yang
dihasilkan oleh mikro-organisme di manfaatkan untuk mendegadrasi bahan organik yang ada dalam limbah,
bahan organik dihasilkan dari sel-sel lisis, dan dari typical limbah tekstil itu sendiri. Pada saat beberapa
mikroorganisme, terutama nitrifiers, secara perlahan tumbuh, mereka akan mengurangi kerugian efisiensi
sistem dan pengurangan nutrient.
Pada IPAL konvensional mikro-organisme ini mungkin lepas dari tangki aerasi dan mengendap di clarifier.
Dalam MBR, organisme ini dipertahankan dan pengolahan akan lebih baik karenanya. Selain itu, enzim aktif
yang disekresi oleh mico-organisme akan bertahan dan mengambil bagian dalam metabolisasi bahan organik
yang ada dalam air limbah tekstil, ini merupakan merupakan aspek penting dari teknologi MBR .
Konsentrasi enzym yang terjaga tingkat ketinggiannya akan mengakibatkan molekul organik kompleks
dalam air limbah tekstil akan lebih cepat terdegradasi. Dengan demikian, efisiensi penurunan BOD dan
COD meningkat, dan waktu tinggal yang diperlukan untuk mencapai nilai BOD dan COD tertentu turun.
Meskipun MBRs dapat dirancang dengan berbagai konfigurasi, pada umumnya, Submerge MBRs cocok
untuk pengolahan air limbah tekstil. Submerge MBR biasanya dirancang untuk menggabungkan dua zona
yaitu.,
i)
anoxic;
ii)
aerobik.
Membran mungkin baik ditempatkan di dalam ruang aerobik, atau disimpan secara terpisah dalam
kompartemen lain. Dibuat kompartemen terpisah dimaksudkan untuk mencegah kebuntuan membran.
Beberapa bakteri dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron ketika sudah tersedia, dan tanpa
adanya oksigen bakteri yang sama dapat mengaktifkan modus respirasi untuk memanfaatkan nitrat / nitrit
sebagai akseptor elektron. Jenis bakteri ini disebut bakteri fakultatif. Bakteria ini dapat bertahan baik dalam
anoxic maupun dalam kondisi aerobik, tidak seperti jenis bakteri lainnya yang dapat bertahan hanya dalam
kondisi anaerobik atau aerobik. Karena konfigurasi MBR melibatkan anoxic, aerobik, dan kompartemen
membran dengan re-sirkulasi dari zona membran ke zona anoxic, zona anoxic harus mempunyai tingkat
oksigen terlarut yang sangat rendah (kondisi kimiawinya disebut sebagai sub-oxic) kemudian dibawa
kembali oleh sirkulasi air limbah. Dengan demikian, bakteri facultativ mendominasi populasi mikroba di
MBR.
Bakteri yang tumbuh di bawah kondisi anoxic memiliki kemampuan untuk mendobrak makromolekul yang
membandel, yang kemudian dicerna oleh bakteri aerobik yang berada di zona aerobik. Dengan cara ini,
bagian yang signifikan dari pewarna dan bahan organik lainnya bisa dipecah dan teroksidasi. Maka dari itu,
degadrasi dengan biological anoxic adalah langkah terpenting jika kita mempertimbangkan IPAL dengan
MBR
untuk
air
limbah
tekstil.
Karena penggunaan membran menyebabkan mikro-organisme aktif pada konsentrasi tinggi(MLSS biasanya
dalam kisaran 10.000 15.000 mg / L) maka, hasil olahan air dari MBR memiliki keseragaman karakteristik
kimia dan fisika kemudian warna pun akan berkurang secara signifikan, hasil ini sangat cocok untuk
dimasukkan
ke
pengolahan
sekunder
oleh
sistem
reverse
osmosis.
Kualitas limbah cair yang diolah oleh MBR lebih stabil dari apa yang bisa dicapai dengan menggunakan
teknik lain, sehingga pengolahan sekunder berfungsi optimal. Kualitas keluaran air yang stabil ini
disebabkan oleh meratanya kondisi steady-state dalam kompartemen MBR karena aktifitas mikro biologi
terjaga
tinggi.

Kualitas keluaran yang stabil dari MBR ini juga disebabkan oleh re-sirkulasi air limbah dari zona membran
ke kompartemen anaerobik dan aerobik, juga oleh terjaganya konsentrasi MLSS yang tinggi. Jika X adalah
arus masuk,juga arus keluar, anaerobik ke aerobik dan, aerobik ke membran adalah aliran 4X, dengan
resirkulasi dari kompartemen membran ke anaerobik menjadi 3X untuk mencapai keseimbangan. Ketika ada
perubahan kualitas nutrient, karakteristiknya dikurangi oleh sirkulasi ulang ini karena nutrient air limbah
akan diencerkan oleh sirkulasi , dan dalam setiap siklus parameter limbah terkurangi. Itu akan meredam
semua parameter yang memiliki hubungan linear dengan konsentrasi. seperti BOD, COD, TDS, dll. Untuk
parameter yang mempunyai hubungan logaritmik dengan konsentrasi, misalnya pH, hubungan ini akan lebih
rumit tapi tetap perubahan dalam parameter tersebut oleh variasi kualitas limbah cair akan terkurangi
.Demikian pula, karena konsentrasi MLSS terjaga tetap tinggi, lonjakan BOD dan COD dalam air masukan
akan berkurang dalam waktu tinggal yang singkat akibat aktivitas biologis dalam MBR yang intens.Saat
konsentrasi biomassa tinggi dengan berbagai spesies biologis aktif, mikro organisme tetap terjaga dalam
MBR, perubahan tiba tiba dalam komposisi kimia pada masukan tidak akan mempengaruhi kinerja MBR.
Dengan demikian, keluaran air limbah akan memiliki karakteristik kimia yang lebih stabil.
Hardness atau Kasadahan air I
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari
adanya unsur air ini. Sumber utama air yang mendukung kehidupan di bumi ini adalah laut, dan semua air
akhirnya akan kembali ke laut yang bertindak sebagai reservoir atau penampung. Air dapat mengalami
daur hidrologi. Selama menjalani daur itu air selalu menyerap zat-zat yang menyebabkan air itu tidak lagi
murni. Oleh
karena itu, pada hakekatnya tidak ada air yang betul-betul murni.
Zat-zat yang diserap oleh air alam dapat diklasifikasikan sebagai padatan terlarut, gas terlarut dan padatan
tersuspensi. Pada umumnya, jenis zat pengotor yang terkandung dalam air bergantung pada jenis bahan yang
berkontak dengan air itu, sedangkan banyaknya zat pengotor bergantung pada waktu kontaknya. Bahanbahan mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan terutama terdiri dari :
kalsium karbonat (CaCO3), magnesium karbonat (MgCO3), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium sulfat
(MgSO4), dan sebagainya. Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai
air sadah, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan
sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium
dan magnesium relatif
sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk
endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum (general hardness atau
GH) dan (2) kesadahan karbonat (carbonate hardness atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut,
dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness.
Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau General Hardness
merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air.
Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil
dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat
(CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan
kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada
umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan
sebagai 17.8 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
a. Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa;
Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3 (-)
Lunak, mengandung 0 60 ppm CaCO3
Agak sadah mengandung 60 120 ppm CaCO3
Sadah mengandung 120 180 ppm CaCO3
Sangat sadah 180 ppm keatas

b. Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa


Sangat lunak antara 0 4 0D atau 0 71 ppm CaCO3
Lunak antara 4 8 0D atau 71 142 ppm CaCO3
Agak sadah antara 8 18 0D atau 142 320 ppm CaCO3
Sadah 18- 30 0D atau 320 534 ppm CaCO3
Sangat sadah 30 0D keatas atau sekitar 534 ppm keatas
c. Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa:
Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3
Lunak, antara 0 75 ppm CaCO3
Agak sadah, antara 75 150 ppm CaCO3
Sadah, 150 300 ppm CaCO3
Sangat sadah 300 ppm keatas CaCO3
(Husada Bakti, 1995)

Sistem pengolahan air baku (air sungai) menjadi air bersih (air ledeng) dapat dilakukan dengan beberapa
tahap:
Penyaringan dan Pengendapan
Penyaringan dan pengendapan bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat, seperti: sampah, daun,
rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.
Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam air
yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat
menggumpal dan cepat mengendap.
Flokulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai akibat gabungan dari koloid-koloid dalam air baku (air
sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok akan terjadi dengan baik jika di tambahkan koagulan kedalam
air baku (air sungai) kemudian dilakukan pengadukan lambat.
Sedimentasi
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi
mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.
Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan
kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan
ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan
proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke
bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika.
Desinfeksi
Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan agar dapat mereduksi konsentrasi
bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen (bakteri penyebeb penyakit).

Air Sadah
Pernahkah anda memperhatikan dasar ketel yang selalu anda gunakan untuk memasak air? Semakin lama
dasar ketel tersebut akan semakin tebal. Mengapa? Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan
menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutukan
pemanasan yang lebih lama.
Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion
Ca2+ atau Mg2+. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat
larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.
Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain :
Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun
membentuk endapan.
Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) > Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan
tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air
mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga
detergen tidak terpengaruh oleh air sadah.
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk
memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini
merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga
dikhawatirkan pipa tersbut akan meledak.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau
Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut
mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air
yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya
dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.
Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi
adalah : Ca(HCO3)2 (aq) > CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion
Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium
nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2),
dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap,
karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air
tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan
zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3
(aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) > CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) > MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)


Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau
Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses
penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan
menggunakan zat-zat sebagai berikut :
1. Resin pengikat kation dan anion.
Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air komersial
dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Resin
adalah zat yang punya pori yang besar dan bersifat sebagai penukar ion yang berasal dari polysterol, atau
polyakrilat yang berbentuk granular atau bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung
dengan grup fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering kali resin dipakai untuk
menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus, liqnin, asam sulfonat. Untuk regenerasi
dipakai garam alkali atau larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin
dengan sifat asam. Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi
tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hunya dipakai resin dengan sifat anionik.
Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu
struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini dibuat melalui
kondensasi phenol dengan formaldehid yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk
memperoleh resin penukar ion asam kuat.
Sedangkan untuk resin penukar ion basa kuat diperoleh dengan mengkondensasikan
phenilendiamine dengan formaldehid dan telah ditunjukkan bahwa baik resin penukar kation
dan resin penukar anion hasil sintesis ini dapat digunakan untuk memisahkan atau
mengambil garam garam.
Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion asam
kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer
ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan
tetap stabil pada suhu diatas 150oC.
Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena, setelah terbentuk
kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk menempelnya gugus ion yang akan
dipertukarkan.
Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan
gugus ion yang dapat menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai
pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan
sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin).
Resin penukar on yang direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion
negatif diperoleh resin penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama
dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion
negatif, misalnya N (CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain setelah terbentuk

kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk


memperoleh resin penukar anion.
Gugus ion dalam penukar ion merupakan gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion
yang terlarut dalam air adalah ion ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada
polimer, maka ia dapat menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer resin ini
diikat dengan ikatan silang (cross linked) dengan molekul polimer lainnya, akibatnya akan
mengembang dalam air.
Mekanisme pertukaran ion dalam resin meskipun non kristalisasi adalah sangat mirip
dengan pertukaran ion- ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada
keseluruhan struktur gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin
penukar anion, pertukaran terjadi akibat absorbsi kovalen yang asam. Jika penukar anion
tersebut adalah poliamin, kandungan amina resin tersebut adalah ukuran kapasitas total
pertukaran.
Dalam proses pertukaran ion apabila elektrolit terjadi kontak langsung dengan resin
penukar ion akan terjadi pertukaran secara stokiometri yaitu sejumlah ion ion yang
dipertukarkan dengan ion ion yang muatannya sama akan dipertukarkan dengan ion ion
yang muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur dari
molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional dari asam
sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na +, OH
atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang porous. Senyawa ini merupakan penukar ion
positif (kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama (positif) demikian
sebaliknya penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air
yang diproses di dalam unit Ion Exchanger.
Proses pergantian ion bisa reversible (dapat balik), artinya material penukar ion
dapat diregenerasi. Sebagai contoh untuk proses regenerasi material penukar kationik bentuk
Na+ dapat diregenerasi dengan larutan NaCl pekat, bentuk H + diregenerasi dengan larutan HCl
sedangkan material penukar anionik bentuk OH dapat diregenerasi dengan larutan NaOH
(lihat buku panduan dari pabrik yang menjual material ini).

Regenerasi adalah suatu peremajaan, penginfeksian dengan kekuatan baru terhadap resin penukar ion
yang telah habis saat kerjanya atau telah terbebani, telah jenuh. Regenerasi penukaran ion dapat dilakukan
dengan mudah karena pertukaran ion merupakan suatu proses yang reversibel yang perlu diusahakan
hanyalah agar pada regenerasi berlangsung reaksi dalam arah yang berkebalikan dari pertukaran ion.
2. Menggunakan Zeolit.
Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai
struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar
dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadar atau bukan dengan
menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh,
kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan

pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda
gunakan adalah air sadah tetap.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah
dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit.
Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air
yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci,
mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama
selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.

Anda mungkin juga menyukai