Anda di halaman 1dari 61

SU I : K.

Desalinasi air laut


Desalinasi adalah proses pemisahan
garam terlarut dari air untuk
mengurangi
kandungan
garam
hingga level tertentu sehingga
diperoleh air tawar.
1

Desalinasi dapat dilakukan melalui metode :


1.Thermal Processes :
- Flash Evaporation
- Flash Multi-Stage Distillation Process
- Vapor Distillation.
2. Non Thermal Processes :
a. Membrane Filtration (Microfiltration,
Ultrafiltration, Electrodialysis, Reverse
Osmosis).
b. Ion exchangers.
2

Dua metode, termal dan non termal tsb, masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Jika sumber energinya banyak dan air yang
dibutuhkan hanya sedikit (seperti industri yang
butuh air hanya untuk bahan utilitas/penunjang
industri), maka dapat digunakan metode termal
(evaporasi, destilasi).
Jika sumber energinya sedikit dan air yang
dibutuhkan banyak (skala besar, seperti air
minum kota), maka digunakan proses non
termal (penyaringan, dialisa, reverse osmosis,
ataupun ion exchanger).
3

Proses pengolahan air asin/payau menjadi air tawar


(desalinasi) dapat juga dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
macam yaitu :
1.Proses destilasi (suling)
2.Proses penukar ion
3.Proses filtrasi.

1. Destilasi
Destilasi adalah cara desalinasi paling kuno. Destilasi
dilakukan dengan memanaskan air laut sampai menguap,
kemudian uapnya diembunkan sehingga diperoleh
kondensat air tawar.
Cara destilasi yang dapat ditempuh ialah :
a. multistage flash
b. multiple effect distillation
c. vapor compression.
vapor tekanan rendah akan terkompresi secara efektif
sehingga temperaturnya pun akan naik
Untuk menghemat bahan bakar, maka destilasi dilakukan
dengan menurunkan tekanan uap air (destilasi vakum)
sehingga air dapat mendidih pada suhu yang rendah.
6

Proses destilasi berlangsung sebagai berikut:


1. Air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat di pantai.
2. Air dimasukkan ke dalam alat penukar panas (heat exchanger, HE).
Di sini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang disel atau boiler
limbah biomassa ke suhu 80oC.
3. Air divakum pada tekanan <1 atm.
Pada kondisi vakum tinggi dan suhu rendah, sebagian air laut menguap.
Uap bertekanan rendah dialirkan ke kondensor untuk didinginkan dengan
air laut yang masuk lewat cerobong terpisah, sehingga uap terkondensasi
menjadi air tawar.
4. Air laut yang sudah hangat dikeluarkan dari kondensor.
5. Selanjutnya air masuk ke dalam HE sebagai air umpan.
6. Uap tekanan rendah yang timbul dalam HE mengalir masuk ke dalam
evaporator, begitu pula air sisa buangan yang kental.
7. Selanjutnya, uap air didinginkan oleh air laut dan terkondensasi menjadi
air tawar.
8. Hasil air tawar dari kondensor kemudian dipompa keluar oleh
condensate pump.
9. Air dialirkan ke tangki persediaan air tawar, dan sisa air buangan
7
dikeluarkan secara teratur oleh water ejector

a. Multistage Flash
Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem
distilasi biasa, yaitu air laut dipanaskan untuk
menguapkan air laut dan kemudian uap air yang
dihasilkan dikondensasi untuk memperoleh air
tawar yang ditampung di tempat terpisah sebagai hasil
dari proses distilasi dan dikenal sebagai air distilasi
Pada sistem distilasi bertingkat (Multistage Flash
Distillation System), air laut dipanaskan berulang-ulang
pada setiap tingkat distilasi dimana tekanan pada tingkat
sebelumnya dibuat lebih rendah dari tingkat berikutnya.
Berikut
contoh
gambar
sistem
MSF
yang
disederhanakan yang aktualnya dibangun sampai lebih
dari sepuluh tingkat.
8

b. Multiple Effect Distillation


Multi-efek penyulingan (MED) adalah proses distilasi
yang
sering
digunakan untuk
desalinasi air
laut. Ini terdiri dari beberapa
tahapan atau efek.
Dalam setiap tahap, air umpan dipanaskan oleh uap di tabung, sebagian
air menguap dan uap ini mengalir ke dalam tabung tahap berikutnya,
pemanasan dan penguapan air lebih banyak.
Setiap tahap pada dasarnya menggunakan kembali energi dari tahap
sebelumnya. Tabung dapat tenggelam dalam air umpan, tetapi lebih biasanya
air umpan disemprotkan diatas bank tabung horizontal, dan kemudian menetes
dari tabung ketabung sampai dikumpulkan dibagian bawah tabung.
Air garam dikumpulkan di bagian bawah setiap tahap bisa disemprotkan pada
tabung di tahap berikutnya, karena air ini memiliki suhu yang sesuai dan
tekanan di dekat atau sedikit di atas suhu operasi dan tekanan pada tahap
berikutnya. Beberapa air ini akan berkedip menjadi uap seperti yang dilepaskan
ke tahap berikutnya pada tekanan rendah daripada tahap asalnya.
Tahapan pertama dan terakhir perlu eksternal pemanasan dan pendinginan
masing-masing. Jumlah panas yang dikeluarkan dari tahap terakhir hampir
harus sama dengan jumlah panas yang disuplai ke tahap pertama. Untuk
desalinasi air laut, bahkan tahap pertama dan paling hangat biasanya
dioperasikan pada suhu di bawah 70 C
10

F Air umpan masuk (feed water in)


S Pemanasan uap masuk (heating
steam in)
C Pemanasan uap keluar (heating
steam out)
W Air kondensat keluar (fresh water
condensat out)
R Keluar air garam (brine out)
O Pendingin masuk (coolant in)
P Pendingin keluar (coolant out)
VC Vent Condenser Pendingin
terakhir stage (VC is the last-stage
cooler)
EC Eject Condenser

11

Air hasil proses destilasi ini boleh diminum langsung karena


sudah memenuhi standar WHO.
Dari hasil penelitian, air destilasi ini memiliki pH 8,5 pada
25 C, kemampuan daya hantar listriknya 4,1 mg/l,
kandungan ion klorida dan ion besinya masing-masing <2
mg/l Cl dan <0,05 mg/l Fe.
Kualitas air menurut WHO, pH yang baik 5,8 - 8,6.
Kemampuan daya hantar listrik <700 mg/l, dan kandungan
ion besinya <0,3 mg/l Fe.
Selama ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak
digunakan di kapal-kapal tanker, untuk mensuplai air bersih
bagi ABK-nya.

12

Kadar garam air destilat (air hasil proses destilasi) secara


terus menerus dipantau melalui salinity indicator. Sebuah
solenoid valve dipasang pada saluran keluar pompa air
destilasi. Umumnya kadar garam air destilat maksimal 10
ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini
sangat bagus.
Air tawar hasil mesin disel bertenaga 2250 kW dan
2500 kW mampu menghasilkan 5.000 liter air dalam 24
jam.

13

2. Penyaringan dengan membran


Ada 2 (dua) cara penyaringan dengan membran yang
sering dipakai pada desalinasi, yakni electrodialysis (ED)
dan reverse osmosis (RO).
Dari dua teknologi membran tersebut RO adalah yang
paling sering dipakai untuk desalinasi air laut.
Reverse Osmosis digunakan untuk mereduksi senyawa
terlarut dengan salinitas hingga 45.000 ppm TDS (total
dissolved solids).
Prinsip kerja metode RO adalah menekan air laut agar
melewati membran semi-permeabel yang menyaring
kandungan garamnya.
Pada RO, air dipisahkan dari garam terlarutnya dengan
mengalirkannya melalui membran water-permeable.
14

Digunakan tekanan sebagai kekuatan pendorong untuk


pemisahan. Tekanan yang digunakan harus lebih tinggi
dari tekanan osmosis larutan umpan, agar umpan
mampu mengalir melewati membran.
Permeate mengalir melalui membran akibat beda
tekanan yang sengaja dibuat antara umpan dengan
produk yang bertekanan sekitar 1 atm. Sisa umpan
akan mengalir ke luar sebagai brine dari sisi yang
bertekanan.
Proses ini tidak butuh pemanasan ataupun perubahan
fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi
tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau
membutuhkan tekanan operasi 250-400 psi, sedangkan
desalinasi air laut butuh 800-1000 psi.
Reverse osmosis dianggap paling efektif untuk
desalinasi skala besar. Jika untuk air minum diinginkan
air yang bebas mineral, maka proses RO adalah sistem
15
yang paling tepat.

Osmosis adalah perpindahan massa cairan dari


konsentrasi solut rendah ke konsentrasi solut tinggi
melalui membran.
Pada 1748, Ilmuwan Perancis
Abbe Nollett,
menemukan peristiwa osmosis alami. Proses ini
terjadi ketika cairan mengalir melalui suatu membran
semi-permeable ke larutan konsentrat sehingga
menjadi tawar. Sekarang cara ini digunakan untuk
mengolah air asin, air payau, atau air yang berwarna.
Reverse Osmosis (RO) atau osmosis balik adalah
kebalikan proses Osmosis. Teknologi RO sebagai
salah satu sistem pengolahan air telah dikembangkan
>40 tahun lalu. Cara ini telah digunakan masyarakat
Amerika Serikat sejak tahun 1970an.
16

Gbr 2.4. Penyaringan dengan membran

17

100

10

0.1

0.01

Partikel
filtrasi
Mikro
filtrasi
makropart
ikel

0.001

0.0001

Ultra
filtrasi

RO

molekul

ion

Nano
filtrasi
Mikroparti
kel

makromol
ekul

18

Dalam praktek, untuk menaikkan tekanan,


umpan dipompakan ke membran dalam
container tertutup.
Dengan mengalirnya produk air tawar melalui
membran, sisa umpan dan larutan brine jadi
semakin pekat. Untuk mencegah peningkatan
kepekatan garam dalam larutan sisa, sebagian
larutan dikeluarkan dari container.
Kelemahan
proses
pemisahan
dengan
membran ialah pemilihan dan penggunaan
membran yang tepat serta terjadinya fouling,
polarisasi konsentrasi serta umur membran.
Fouling dapat mempengaruhi semua tipe alat
dan membran.
19

Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu :


a. Pretreatment
b. Pressurization
c. Membrane separation
d. Post treatment stabilization.

20

a. Pretreatment:

Pretreatment dilakukan untuk mengkondisikan air


sebelum
masuk
membran
dengan
cara
memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan
pH, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol
scaling oleh senyawa tertentu seperti CaSO4.

21

22

b. Pressurization:
Pressurization dilakukan untuk meningkatkan
tekanan
umpan
yang
sudah
melalui
pretreatment dengan menggunakan pompa sehingga
tekanan operasi sesuai dengan membran dan
salinitas air umpan.

23

c. Separation:
Separation terjadi di membran permeable yang
menghalangi aliran garam terlarut, dan
membolehkan
air
produk
desalinasi
melewatinya. Efek permeabilitas membran
menyebabkan terjadinya 2 aliran, yaitu aliran
produk air tawar dan aliran brine pekat.
Tidak ada membran yang sempurna, sehingga
masih ada sedikit garam yang mengalir lewat
membran dan terdapat pada air produk.
Membran
RO
memiliki
berbagai
jenis
konfigurasi,
antara
lain spiral
wound
dan hollow fine fiber membranes.
24

d. Stabilization:
Air produk hasil pemisahan membran
biasanya butuh penyesuaian pH sebelum
dialirkan ke sistem distribusi untuk
digunakan sebagai air minum.
Produk dialirkan melalui kolom aerasi dan
pH ditingkatkan dari sekitar 5 sampai
mendekati 7.

25

Proses Desalinasi di Indonesia


Teknologi desalinasi telah diterapkan di Aceh oleh
Australia untuk mengolah air laut menjadi air minum
layak konsumsi bagi korban bencana alam tsunami.
Indonesia juga telah menerapkan teknologi desalinasi.
PT Pembangunan Jaya Ancol menggunakan desalinasi
untuk membuat air tawar guna memenuhi kebutuhan
tempat rekreasi tsb, yang sekaligus memberikan air
berkadar garam sangat tinggi sebagai hasil samping.
Air berkadar garam sangat tinggi ini dialirkan ke Kolam
Apung Wahana Atlantis Ancol.
Dengan metode RO, Taman Impian Jaya Ancol mampu
menyulap 7.000 m3 air laut menjadi 5.000 m3 air tawar
dan 2.000 m3 air berkadar garam sangat tinggi.
26

Untuk memproduksi air tawar dari air laut ini


dibutuhkan listrik sebesar 4,72 kWh/m3. Dengan ratarata tarif listrik Rp. 1000/kW. Untuk memproduksi air
bersih melalui desalinasi dibutuhkan biaya sekitar Rp.
4.700/ltr. Nilai ini jauh lebih murah dari air bersih yang
mencapai Rp. 12.000/m3.
Pemanfaatan air laut dengan mengolahnya menjadi
air minum, akan mengurangi pemakaian air tanah
yang menyebabkan penurunan tanah di berbagai
tempat, terutama Jakarta. Tingkat penurunan tanah
akibat eksploitasi air tanah di Jakarta, membuat waswas akan bahaya tenggelamnya Jakarta dalam
beberapa puluh tahun ke depan.
Sudah saatnya pemerintah melalui PDAM melirik
teknologi desalinasi sebagai salah satu upaya untuk
mencukupi
kebutuhan
air
tawar
sekaligus
27
menghentikan laju penurunan tanah.

Proses Desalinasi di Luar Negeri


Berbagai negara telah menerapkan teknologi
desalinasi, seperti:
-Amerika Serikat (el Paso, Texas;
memproduksi 104 ribu meter kubik air/hari)
-Uni Emirat Arab (mempunyai 3 lokasi, salah
satunya Fujairah F2 yang memproduksi 492
juta liter/hari)
-Inggris, Israel, Trinidad, Cyprus dan
beberapa negara lain.
28

Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan,


yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut),
produk bersalinitas rendah, dan konsentrat
bersalinitas tinggi.
Produk proses desalinasi umumnya air dengan
kandungan garam terlarut <500 mg/l, yang dapat
digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan
pertanian.
Hasil samping dari desalinasi adalah brine. Brine
adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih
dari 35.000 mg/l garam terlarut).
29

Reverse Osmosis
Membran RO dibuat dari berbagai bahan seperti selulosa
asetat (CA), poliamida (PA), poliamida aromatis,
polieteramida, polieteramina, polieterurea, polifenilene
oksida, polifenilen bibenzimidazol, dsb.
Membran komposit terdiri dari substrat film tipis terbuat dari
berbagai bahan polimer ditambah polimer lapisan
fungsional di atasnya.
Membran mengalami perubahan karena mampat dan
fouling (sumbat). Pemampatan itu serupa dengan creep
pada plastik/logam bila terbebani tegangan kompresi.
Semakin besar tekanan dan suhu, biasanya proses tidak
reversible dan membran makin mampat.
Normalnya, membran bekerja pada suhu 21-35 oC. Fouling
pada membran disebabkan oleh zat-zat dalam air baku
misalnya kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan
30
organik dan silika.

Dari kajian ekonomi, RO mempunyai keuntungan berikut:


Untuk umpan dengan padatan terlarut total <400 ppm, RO
merupakan perlakuan yang murah.
Untuk umpan dengan padatan terlarut total >400 ppm,
dengan penurunan padatan terlarut total10% semula, RO
sangat menguntungkan dibanding deionisasi.
Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan terlarut
total, disertai kandungan organik >15 g/liter, RO sangat
baik untuk praperlakuan deionisasi.
RO lebih praktis karena hanya sedikit berhubungan
dengan bahan kimia.

31

Pembuatan membran mempunyai spesifikasi khusus,


tergantung untuk apa membran digunakan dan bagaimana
spesifikasi produk yang diharapkan.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada penggunaan
membran antara lain :
1. Ukuran Molekul
2. Bentuk Molekul
3. Bahan Membran
4. Karakteristik Larutan
5. Parameter operasional.

32

1. Ukuran Molekul
Ukuran molekul membran sangat mempengaruhi kinerja
membran. Pada pembuatan membran untuk mikrofiltrasi
dan ultrafiltrasi ada spesifikasi khusus. Sebagai contoh
untuk membran protein kedele yang dihidrolisis digunakan
membran ukuran 5000 MWCO, 10.000 MWCO dan 50.000
MWCO.
2. Bentuk Molekul
Bentuk dan konfigurasi macromolekul mempunyai efek
pada kekuatan ion, temperatur dan interaksi antar
komponen. Perbedaan bentuk ini khusus pada kondisi di
bawah permukaan membran. Hal ini dapat terlihat dalam
penggunaan membran pada protein dan dextrin.
33

3. Bahan Membran
Perbedaan bahan membran akan berpengaruh pada hasil
rejection dan distribusi ukuran pori. Sebagai contoh
membran dari polysulfon dan membran dari selulosa
asetat, kedua membran ini menunjukkan rendahnya
deviasi antara kedua membran, dan ini mempunyai efek
pada tekanan membran. Selain itu, ada efek pada tingkat
penyumbatan (fouling) pada membran.
4. Karakteristik Larutan
Pada umumnya molekul larutan garam dan gula
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ukuran pori
membran. Karakteristik larutan ini mempunyai efek pada
permeability membran.
34

5. Parameter operasional
Jenis parameter yang digunakan pada operasional
umumnya terdiri dari tekanan membran, permukaan
membran, temperatur dan konsentrasi, dengan parameter
tambahan: pH, ion strength dan polarisasi.

35

Gambar 2. Proses desalinasi menggunakan membran RO


36

Prinsip Kerja Membran Reverse Osmosis


Prinsip kerja filter RO : berdasar peristiwa osmosis yang
terjadi di alam.
Osmosis adalah peristiwa bergeraknya air dari larutan
yang mempunyai konsentrasi lebih rendah melalui
membran semi permeabel ke larutan yang mempunyai
konsentrasi lebih tinggi, sampai tercapai keseimbangan.
Gambar 3 dan 4 menjelaskan hal ini.
Gambar 3 adalah bak berisi larutan dengan dua
konsentrasi berbeda yang dipisahkan sebuah membran
semi permeabel.
Awalnya permukaan larutan berada pada posisi sama.
37

Dengan waktu, tanpa adanya tekanan dari luar, air di


bagian
kiri
akan
menerobos
membran
dan
menetralkan/menawarkan air yang mengandung garam
melalui proses osmosis, sehingga tinggi permukaan larutan
meningkat di bagian larutan berkonsentrasi lebih tinggi, dan
sebaliknya, menurun di bagian larutan berkonsentrasi lebih
rendah.
Peningkatan ini akan berhenti pada suatu ketinggian
tertentu (kesetimbangan, gambar 4).
Perbedaan permukaan air akibat perpindahan ini disebut
osmotic pressure head, dan tekanan hidrostatik yang
menyebabkan kenaikan permukaan air disebut osmotic
pressure.
Dalam beberapa kasus air laut dengan kandungan garam
tinggi, tekanan osmotis dapat mencapai 1.000 psi.
38

Gambar 3. Posisi Awal

Gambar 4. Posisi Keseimbangan

39

Reverse osmosis (RO) adalah kebalikan


dari osmosis.
Pada RO, air dipaksa mengalir ke arah
kebalikan dari osmosis, yakni dari
konsentrasi solut yang lebih tinggi ke
konsentrasi solut yang lebih rendah.
Pemaksaan arah aliran ini dilakukan dengan
pemberian tekanan ke pada air umpan.
Tekanan yang diberikan harus melebihi
tekanan osmotis.
40

Membran semipermeabel adalah membran yang dapat


melewatkan atom-atom atau molekul-molekul tertentu
tetapi tidak melewatkan atom-atom/molekul yang lain.
Pada kasus filter RO, yang dapat dilewatkan adalah
molekul air saja, sedangkan garam-garaman tidak.
Dari gambar di atas, jika larutan berkonsentrasi tinggi
diberi tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotik,
maka air akan terdorong keluar melalui membran semi
permeabel tersebut, sedangkan garam tetap tertinggal di
bagian larutan berkonsentrasi tinggi.
Hal ini diterapkan pada filter RO. Disebut RO atau
osmosis terbalik karena mekanismenya adalah dengan
41
membalikkan fungsi peristiwa osmosis.

Gambar 5. Mekanisme Kerja Filter Reverse Osmosis


42

Gambar 4 menunjukkan diagram suatu filter RO. Di sini,


air yang mengandung garam-garaman (berkesadahan
tinggi) dimasukkan dengan tekanan tertentu sehingga
melebihi tekanan osmotiknya, ke dalam ruangan di
bagian kiri. Dengan demikian, air (murni) akan berjalan
melewati membran semi permeabel dan tertampung di
sebelah kanan.
Tidak semua air bisa lewat melalui membran tersebut. Hal
ini tergantung dari tekanan yang diberikan dan karakter
membran. Oleh sebab itu, dalam filter RO akan dihasilkan
air limbah (reject), yaitu air yang mengandung garamgaraman berkonsentrasi tinggi.
Pada umumnya 2/3 dari air yang diolah akan berubah
menjadi limbah, hanya 1/3 saja yang kemudian menjadi
air lebih "murni", sehingga tidak jarang orang kemudian
43
menggunakan deionizer sebagai alternatif.

DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Yayan dan Agus S, 2007. Mudah
dan Aktif Belajar Kimia. PT Grafindo
Media Pratama : Jakarta
id.wikipedia.org/wiki/Desalinasi
http://www.oas.org/dsd/publications/Uni
t/oea59e/ch20.htm#TopOfPage
http://www.gewater.com/what_we_do/wate
r_scarcity/desalination.jsp
44

Gambar Alat Desalinasi

45

Gbr 2.1. Alat desalinasi

46

instalasi desalinasi dengan metode RO di Barcelona


47

Industri-Industri Pengguna Proses Desalinasi di


Indonesia (data dari Beta Pramesti) :
PT. Jaya Teknik Indonesia: Desalinasi Air Laut Kapasitas
5000 BWPD menggunakan Ultrafiltrasi dan SWRO untuk
produksi air bersih di kawasan Taman Impian Jaya Ancol.
PT. Salim Ivomas Pratama (Bimoli): Desalinasi Air Laut
Kapasitas 1000 BWPD menggunakan Ultrafiltrasi dan
SWRO untuk produksi air bersih di Bimoli Tanjung Priok
PLN Amurang: Desalinasi Air Laut untuk pembangkit listrik
dua train menggunakan mixed bed untuk menghasilkan
>10M Ohm air.
Total EP: Desalinasi Air Laut menggunakan Ultrafiltrasi dan
SWRO untuk produksi air bersih.
PLN Ende: Desalinasi Air Laut untuk PLTU
PLN Bima: Desalinasi Air Laut untuk PLTU.
48

Mesin BetaQua SWRO dibuat agar tahan lama, melalui


fabrikasi di workshop. Mesin dapat digunakan pada power
plant, pada kapal, bahkan pada daerah/pulau terpencil.
Desalinasi air laut telah dilakukan untuk membangkitkan
tenaga listrik dari kepulauan Seribu hingga daerah
Sulawesi. Untuk daerah dengan daya pembangkit listrik
rendah, sistem RO dapat menggunakan Energy Recovery
Device, yang dapat mengurangi kebutuhan listrik sampai
65%.

49

DAFTAR PUSTAKA
Hartomo, A. J, Widiatmoko, M.C. (1994). Teknologi
Membran Pemurnian Air. Andi Offset Yogyakarta.
Idaman Said, Teknologi Reverse Osmosis, BAB10.pdf
Sata Toshikatsu (1996). Trends in Ion Exchange
Membrane Research. International Congress on
Membranes and Membrane Processes, The Membrane
Society of Japan.
http://www.oas.org/dsd/publications/Unit/oea59e/ch20.ht
m#TopOfPage
http://www.gewater.com/what_we_do/water_scarcity/des
alination.jsp
50

Pada pertengahan 2007, desalinasi di Timur Tengah telah


mencapai 75% dari kapasitas total dunia.
Plant desalinasi terbesar di dunia adalah plant desalinasi
Jebel Ali di Emirat Arab, yang menggunakan multistage
flash distillation dan menghasilkan 300 juta m 3 air per
tahun atau sekitar 2.500 gallon per detik. (1 gallon US =
3785 liter)
Plant desalinasi terbesar di Amerika berada di Tampa Bay
Florida yang mendesalinasi 25 juta gallon (95.000 m3) air
per hari pada Desember 2007.

51

Penyaringan
Penyaringan dilakukan agar dapat menyaring NaCl, dalam
hal ini garam dalam bentuk kristal, tetapi penyaring yang
digunakan bukan penyaring biasa melainkan penyaring
membran yang kesetimbangannya adalah: air yang tidak
menguap sama dengan air yang menguap.
Terdapat dua tipe membran yang dapat digunakan untuk
proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan
electrodialysis (ED).
Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, air
dalam larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya
dengan mengalirkannya melalui membran waterpermeable. Permeate dapat mengalir melalui membran
akibat
52

Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion
yang larut dalam air (garam) melalui pemakaian dua
kutub listrik yang berlawanan dari arus listrik searah.
Elektrodialisis dilakukan dengan menggunakan membran
elektrodialisis. Prinsip kerja membran ini ialah penarikan
ion-ion yang terkandung dalam air.
Dibanding teknologi pemisahan lainnya, teknologi
membran menawarkan keunggulan seperti pemakaian
energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan.
Dialisis adalah penyaringan sehingga garam-garam akan
tersaring melalui proses pemberian muatan positif (+)
dan negatif (-) ke pada garam-garam, kemudian
elektroda positif akan menarik anion atau partikel yang
bermuatan negatif, dan elektroda negatif akan menarik
kation atau partikel yang bermuatan positif, sedangkan
53
air yang bermuatan netral akan lewat saja.

Elektrodialisis (ED) adalah proses pemisahan secara


elektrokimia, dengan ion-ion berpindah melintasi
membran selektif anion dan kation, dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat, akibat aliran arus listrik searah.
Arus listrik searah atau DC dapat diperoleh dari arus AC
menggunakan konverter.
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialisis di bawah
pengaruh medan listrik. Cara kerjanya: listrik tegangan
tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong
selaput semipermeabel, sehingga partikel-partikel zat
terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak
menuju elektroda dengan muatan berlawanan. Adanya
pengaruh medan listrik akan mempercepat proses
pemurnian sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan
partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis
54
melibatkan arus listrik.

Prinsip Dasar Proses Elektrodialisis


Prinsip proses ini adalah pemisahan ion dari larutan
normal dan pengurangan mineral-mineralnya dengan
menggunakan membran bermuatan dan arus listrik yang
diperlukan sebagai gaya dorongnya. Membran yang
dipergunakan bersifat selektif atau permeabel terhadap
anion maupun kation.

55

Gbr.2.3. Proses elektrodialisis


56

Fouling dapat terjadi karena air umpan mengandung


partikel tersuspensi seperti ion organik dan anorganik
penyebab penyumbatan. Ion-ion itu bergerak ke membran,
tinggal dan melekat di daerah elektropositifnya, sehingga
dapat merusak daya hantar setempat. Penyumbatan
membran ditandai oleh merosotnya produktivitas,
meningkatnya p modul atau lolosnya garam yang
bergerak ke membran dan tinggal di daerah
elektropositifnya (membran kation).
Pengurangan fouling pada proses ED dapat dilakukan
dengan mengurangi kandungan penyebab fouling pada
umpan, antara lain dengan : memberi perlakuan awal,
melakukan balikan kutub listrik pada selang waktu tertentu
yang disebut EDR (Elektrodialisis Reversal), dan
melakukan pembersihan permukaan membran atau
disebut CIP (Cleaning in Place).

57

Perlakuan awal perlu dilakukan pada air umpan untuk


menghilangkan kekeruhan atau padatan tersuspensi,
mengontrol pH air umpan, mengurangi kecenderungan
terbentuknya
kerak
pada
membran,
mencegah
pertumbuhan lendir karena mikroorganisme, dan
menghilangkan zat teremulsi atau zat organik lainnya.
Tingkat perlakuan awal berbeda-beda, tergantung kualitas
air umpan dan tipe membran yang digunakan.
Perlakuan awal yang disarankan oleh Strohwald dkk
untuk pengolahan air laut adalah penggunaan UF, dan
sebaiknya dilakukan proses EDR tiga kali setiap jamnya.
58

Pengolahan air payau


Air permukaan yang payau (kadar garam 5.000-10.000
mg/l) berada di daerah rawa, di pesisir.
Selain mengandung garam, karakteristik air rawa ini mirip
air sungai, sehingga perlu proses pengolahan berupa
koagulasi-flokulasi-sedimentasi-filtrasi,
ditambah
pengolahan untuk menurunkan kadar garam, misal
pertukaran ion atau filtrasi membran (mikrofiltrasi,
ultrafiltrasi, dialisis, elektrodialisis, reverse osmosis).

59

Gbr 2.2. Tahapan pengolahan air payau sebelum filtrasi membran

60

61

Anda mungkin juga menyukai