: Faddel Pinasthika
NIM
: 03121403065
Kelompok
: IV (Empat)
I. NAMA PERCOBAAN
2.
3.
7. Flavoid : salah satu kandungan buah apel yang baik untuk menjegah penyakit
adalah flavoid. Flavoid merupakan zat yang berfungsi menurunkan risiko
kanker.
8. Asam D-glucaric : asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan
kadar kolesterol, asam D-glucaric juga terdapat di dalam buah apel.
9. Quercetin : merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar
antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit.
Buah apel mengandung zat quercetin.
10. Asam tartar : di dalam sebuah apel juga terdapat asam tartar, asam tartar yang
dapat menyehatkan saluran pencernaan karena zat ini mampu membunuh
bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.
Meminum segelas air dicampur cuka apel dan sedikit madu setiap hari dapat
membantu menghancurkan dan melepaskan deposit lemak yang menumpuk
didalam tubuh. Sehingga, cuka apel sangat efektif untuk diet, pembuatan cuka apel
merupakan usaha sampingan pada industri pengepakan apel dengan memanfaatkan
apel-apel sisa sortiran. Cuka buah atau cuka organik dapat digunakan sebagai cuka
induk atau sebagai bahan untuk membuat acar, saos tomat, saos cabai dan saos
yang digunakan dalam pengalengan ikan. Cuka dapat dibuat dari bahan makanan
yang mengandung gula atau pati dengan cara fermentasi alkohol, diikuti dengan
fermentasi asam cuka. Setiap buah yang mengandung gula lebih dari 9% dapat
dikonversi menjadi cuka yang mengandung lebih dari 4 gram asam cuka per 100
ml larutan. Minuman khas AS ini cocok diminum panas ataupun dingin, dibuat
dengan memfermentasikan cairan dari jenis buah apel dalam dua tahap. Pertama,
gula dari cairan apel ini dirubah oleh ragi yang biasa dipakai untuk membuat
sampanye, menjadi minuman beralkohol dengan kadar kira-kira 5%. Mula-mula
rasanya manis, lalu sedikit getir, kemudian aroma buahnya muncul sempurna.
Kadar cider ini dipakai sebagai ganti minuman anggur dalam berbagai resep.
Kalau tetap ingin menjadi cider, pasteurisasikan minuman ini secara cepat pada
suhu 77oC dan simpan dalam kulkas. Tapi kalau ingin menjadikan cuka, biarkan
saja cider ini pada suhu 21oC selama 5 minggu. Bakteri Acetobacter akan merubah
minuman ini menjadi cuka. Cuka apel ini produk serbaguna, bisa dipakai untuk
pengawetan makanan, atau dipakai dalam resep dressing sampai dessert, gula juga
terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan.
Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli, marmalade, sari
buah pekat, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan
beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, madu. Kadar gula pada
cuka apel yang tinggi sama dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakuan
dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi
dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti belerangdioksida, asam benzoat)
merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang
tinggi (paling sedikit 40 % padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi
tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari bahan
pangan berkurang. Walaupun demikian, pengaruh konsentrasi gula pada aw bukan
merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai
mikroorganisme karena bahan-bahan dasar yang mengandung komponen yang
berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang sama dapat menunjukkan ketahanan yang
berbeda-beda terhadap kerusakan karena mikroorganisme. Produk-produk pangan
berkadar gula yang tinggi cenderung rusak oleh khamir dan kapang, yaitu
kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak oleh panas (seperti dalam
pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain. Selain dimakan secara segar, apel
juga bisa diolah menjadi beberapa olahan makanan diantaranya ialah kripik apel,
sari apel, sirup apel, manisan apel, dodo lapel, dan jenang apel. Namun, diantara
olahan apel yang ada yang paling terkenal dan bernilai tinggi adalah cuka apel dan
anggur apel (wine apple). Selain itu juga ada juga beberapa peneliti yang
melakukan percobaan terhadap apel, mereka mencoba membuat bahan bakar atau
bioetanol dari apel, kita juga mengenal adanya cuka apel atau apple cider. Khasiat
cuka apel juga besar karena kandungan maltic acid (suatu komponen alami dalam
apel) yang membantu menstimulasi proses pencernaan, karena bahan ini dibuat
lewat proses fermentasi, cuka apel juga kaya kandungan kalium, yaitu mineral
yang mampu menciptakan antiseptik dalam sel tubuh yang penuh lemak. Hal ini
asetalaldehid
alkohol
cuka
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cuka apel secara spesifik :
1. Pada dasarnya cuka apel adalah suatu zat dibuat dari senyawa-senyawa yang
berada dalam buah apel yang kemudian difermentasi oleh mikroba dan
beberapa jenis dari mikroba yang bias merubah sari buah apel menjadi cuka
apel adalah Saccharomyses cerevisiae dan Zymomonas mobilis.
2. Yang dimaksud dengan cuka dalam bahasa kimia adalah sejenis asam asetat
yang sering digunakan oleh para ibu-ibu untuk memasak, namun dalam hal ini
cuka yang digunakan oleh ibu-ibu merupakan cuka campuran dengan
komposisi 70% air cuka dan 30% adalah air.
3. Proses fermentasi menjadi cuka adalah suatu proses yang panjang yang diawali
oleh senyawa berbahan dasar jenis gula (karbohidrat) melalui proses yang
disebut dengan glikolisis yang kemudian diubah menjadi produk akhir.
4. Yang perlu diperhatikan adalah suatu proses baik itu kimia ataupun biokimia,
dimana tidak bisa menghasilkan 100% zat yang diinginkan setidaknya adanya
zat-zat campuran yang masih terkandung didalamnya.
3.3. Produk cuka apel
Cara memilih/membeli cuka apel adalah pilihlah cuka apel (CA) yang ada di
pasaran tidak semuanya dapat dikonsumsi dengan rekomendasi kesehatan, karena
ada yang diproduksi hanya dari kulitnya saja atau dari limbah pabrik coctail yang
diolah menjadi CA, biasanya bening dan diperuntukkan untuk memasak. Menurut
Dr. D.C. Jarvis, CA yang direkomendasikan untuk kesehatan adalah :
1) Terbuat dari seluruh bagian apel (kulit & daging buah).
2) Berbau tajam khas CA, hal ini baik untuk merangsang enzim-enzim
pencernaan.
3) Unfiltered dan Uhpasteurized (mengandung mother & probiotik aktif).
4) Alami dan tanpa zat additive seperti garam atau pengawet lainnya.
Beberapa riset tentang cuka apel, antara lain :
1.
2.
3.
Alat :
1.
Pisau
2.
Kompor
3.
Panci
4.
Kain saring
5.
Baskom
4.2. Bahan :
1. Apel kg
2. Gula 125 gr
3. Air 1,5 liter
4. Yeast ( ragi )
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit agar
aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan
kedalam botol.
5. Masukkan ragi/yeast kedalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring.
Fermentasi sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.
VII.
PEMBAHASAN
Pada kali ini kami melakukan percobaan cuka apel yang berbahan dasar apel
malang segar sebanyak 1 kg, pemilihan buah apel dikarenakan pada buah ini
terkandung kadar keasaman yang tinggi. Buah apel juga mengandung air yang
cukup banyak dan juga mengandung gula, selain itu pembuatan asam cuka dari
apel relatif lebih mudah dibandingkan pembuatannya dari bahan lain, kemudian
bahan yang lainnya adalah gula pasir dan ragi / yeast fermipan.
Buah apel dibersihkan lalu diiris tipis-tipis untuk mempermudah keluarnya
sari apel dari buahnya, perlu diperhatikan bahwa sangat penting untuk tidak
mengupas kulitnya, karena sari asam apel banyak berada di bagian kulit, kemudian
irisan apel ini dipasteurisasi sekitar 1 jam dengan menambahkan air 1500 ml.
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan sari apel dengan cepat, selain itu juga
untuk mematikan bakteri-bakteri patogen yang mungkin ada dalam buah apel,
bakteri-bakteri ini harus dihilangkan karena bisa mengganggu proses fermentasi
dimana produk cuka yang kita inginkan tidak dapat terbentuk.
Setelah sari apel diperoleh, tambahkan gula sebanyak 100 gram.
Penambahan gula bertujuan untuk menambah kandungan gula sehingga fermentasi
tahap awal yaitu perubahan gula menjadi alkohol bisa berlangsung dengan baik,
gula dan sari apel diaduk-aduk selama 30 menit hingga gula larut di dalamnya,
setelah aroma apel dapat tercium, maka cuka apel disaring dengan menggunakan
penyaring.
Kemudian sari apel dan buahnya dipisahkan atau disaring., biarkan sampai
dingin. Setelah sari apel benar-benar dingin, baru ditambahkan ragi ke dalamnya.
Tujuan pemberian ragi dalam kondisi temperatur kamar adalah agar ragi tidak mati
(ragi dapat melakukan proses fermentasinya dengan baik). Campuran sari apel dan
ragi ini dimasukkan dalam botol, kemudian ditutup dengan kertas saring agar tidak
terjadi kontak dengan udara luar. Diharapkan di sini terjadi reaksi fermentasi
alkohol. Proses fermentasi di atas adalah fermentasi tahap pertama yang mengubah
gula dari sari apel menjadi alcohol (etanol). Selanjutnya fermentasi akan berlanjut
dengan pengubahan alcohol menjadi asam asetat (asam cuka) yang kita inginkan,
proses ini bisa memakan waktu 1 hingga 2 minggu. Setelah waktu yang
ditentukan, sari apel akan menjadi lebih asam dan mengeluarkan gas CO 2 sebagai
produk samping reaksi fermentasi, sebelum dimasukkan kedalam botol atau
tempat produk, botol atau tempat produk tersebut harus disterilkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alat yang bernama autoklaf selama 15 menit dengan suhu
diatas 100 oC.
Praktikum yang kami lakukan hanya sampai pada tahap seperti di atas.,
namun agar dapat mengetahui terjadi atau tidaknya reaksi diatas, bisa dilakukan
pengujian dengan menggunakan leher angsa. Caranya : ke dalam leher angsa
dimasukkan aquadest sampai kira-kira setengahnya. Guna pemberian aquadest ini
adalah menjaga agar tidak ada udara yang masuk ke dalam erlenmeyer yang berisi
sari buah dan untuk mendeteksi adanya CO2 dari hasil reaksi. Kemudian
sumbatkan ke mulut erlenmeyer, pada sekitar sumbat dilumuri lem yang gunanya
agar tidak terjadi kontak dengan udara sekitar. Setelah kurang lebih 4 hari terlihat
gelembung-gelembung dalam aquadest pada leher angsa dan tinggi aquadest pun
telah berubah. Hal ini menunjukkan telah terjadi reaksi pembentukan alkohol,
perubahan pada aquadest di dalam leher angsa dikarenakan dorongan dari CO 2
yang menguap ke atas. Praktikum yang kami lakukan setelah 1 minggu hasilnya
lumayan bagus dibandingkan dengan hasil dari teman teman yang lain, dimana
terdapat perbedaan fase antara bagian atas dan bawah, dibagian atas terdapat sari
cuka apel yang berwarna coklat keruh, sedangkan dibawahnya terdapat endapan
putih yang merupakan hasil fermentasi ragi fermipan, pada ragi fermipan cuka
apel 6 gr terdapat banyak endapan putih dibawah atau didasar botol dibandingkan
ragi fermipan pada cuka apel 5 gr, dan warna yang terbentuk juga lebih coklat
keruh dibandingkan sampel pertama. Dalam pembuatan cuka apel, yang paling
penting agar menghasilkan hasil yang bagus adalah kesetrilan tempat produk serta
langkah langkah yang sesuai dengan prosedur. Tempat yang digunakan harus
bersih tidak ada bakteri dan tidak ada jamur yang mengotori meja, sehingga proses
fermentasi cuka apel berlangsung sempurna. Selain itu, bahan bahan juga harus
tepat komposisinya. Hal ini sesuai dengan faktor faktor yang mempengaruhi
dalam proses fermentasi yaitu suhu fermentasi, jenis mikroba, pH, Substrat, waktu
fermentasi dan konsentrasi ragi.
VIII.
2.
Selain itu juga perlu dilakukan proses sterilisasi dengan alat yang bernama
autoklaf agar tempat produknya steril dari zat zat yang bisa mengganggu
proses fermentasi.
3.
4.
5.
6.
Untuk mendapatkan cuka apel yang bagus, maka cuka apel tersebut sebaiknya
dibuat dari seluruh bagian apel yaitu kulit dan dagingnya, karena seluruh
bagian buah apel tersebut mengandung senyawa senyawa yang berkhasiat.
7.
Proses fermentasi pada percobaan ini harus terhindar dari lingkungan sekitar
dan dengan suhu rendah / suhu kamar, karena akan mengganggu ataupun juga
bisa membunuh bakteri pada ragi, sehingga proses fermentasi menjadi gagal.
8.2. Saran
1.
2.
3.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Hatta dan Ratna Djuwita. 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses.
Laboratorium Teknologi Bioproses: Universitas Sriwijaya
Lund, Patricia. 1975. Citric Acid Cycle. Oxford Univercity : Oxford.
Needham, Joseph. 1970. Chemistry of Life: Eight Lectures on The History of
Biochemistry. Cambridge Univercity : Cambridge.
Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi. Erlanga : Jakarta.
Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar I . Erlangga : Jakarta.
Wrighty, Barbara E. 1990. Fermentation. Encyclopedia Americana Vol. 11. Retina
Foundation : Boston.
Winarno, F.G.S dan Fardiaz, A. Rahman. 1974. Perkembangan Ilmu Teknologi
Pangan. Fakultas Mekanisme dan Teknologi Hasil Pertanian Institut
Pertanian Bogor : Bogor.