JOB SHEET
PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE
OSMOSIS UNTUK MENGHASILKAN AIR TAWAR
I. PETUNJUK
III. MATERI
Reverse osmosis adalah kebalikan dari fenomena osmosis. Osmosis merupakan fenomena pencapaian
kesetimbangan antara dua larutan yang memiliki perbedaan konsentrasi zat terlarut, dimana kedua larutan ini berada
pada satu bejana dan dipisahkan oleh lapisan semipermeabel. Kesetimbangan terjadi akibat perpindahan pelarut dari
larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi. Saat
kesetimbangan konsentrasi dicapai maka terdapat perbedaan tinggi larutan yang dapat didefinisikan sebagai tekanan
osmosis Prinsip dasar reverse osmosis adalah memberi tekanan hidrostatik yang melebihi tekanan osmosis larutan
sehingga pelarut dalam hal ini air dapat berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi ke larutan
yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah seperti yang terlihat pada. Prinsip reverse osmosis ini dapat memisahkan
air dari komponen-komponen yang tidak diinginkan dan dengan demikian akan didapatkan air dengan tingkat
kemurnian yang tinggi (Santoso.2009).
Reverse osmosis RO adalah suatu metode penyaringan yang untuk memisahkan molekul besar dan ion-ion
dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan
sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Hasil proses reverse osmosis adalah air yang tidak
mengandung ion (kation) dengan kadar zat terlarut total (TDS) atau daya hantar listrik (DHL) relatif sangat rendah.
Oleh karena itu, air murni yang dihasilkan dari proses reverse osmosis RO tidak sehat bagi tubuh.
Selain itu, membran juga harus memiliki derajat semipermeabilitas yang tinggi dalam arti laju transportasi air melewati
membran harus jauh lebih tinggi dibandingkan laju transportasi ion-ion yang terlarut dalam umpan. Membran juga
harus memiliki ketahanan (stabil) terhadap variasi pH dan suhu. Kestabilan dari sifat-sifat tersebut dalam periode
waktu dan kondisi tertentu dapat didefinisikan sebagai umur membran yang biasanya berkisar antara 3-5 tahun.
Terdapat dua jenis polimer yang dapat digunakan sebagai membran reverse osmosis: selulosa asetat (CAB) dan
komposit poliamida (CPA). Kedua jenis material membran ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada proses
pembuatannya, kondisi operasi dan kinerjanya seperti yang terlihat pada Tabel 1.
pH pH 2-8 pH 2-11
Pada aplikasi reverse osmosis, konfigurasi modul membran yang digunakan yaitu spiral wound. Konfigurasi yang
lain yaitu hollow fiber, tubular dan plate and frame tidak terlalu banyak digunakan pada aplikasi reverse osmosis,
hanya diaplikasikan pada industri makanan serta sistem khusus (Muchtadi.2010).
Material membran reverse osmosis yang digunakan umumnya bersifat hidrofilik, mempunyai permeabilitas yang
tinggi terhadap air, dan kelarutan yang sangat rendah terhadap zat terlarut. Membran reverse osmosis terbuat dari bahan
polimer permeator. Material yang digunakan antara lain dari golongan ester selulosa seperti selulosa diasetat dan
selulosa triasetat, tetapi material ini tidak tahan terhadap zat kimia, bakteri, dan suhu yang ekstrim. Material lainnya
adalah poliamida. Poliamida memiliki selektivitas yang tinggi terhadap garam tetapi material ini kurang begitu tahan
terhadap klorin. Membran reverse osmosis memiliki ukuran pori persepuluh ribu mikron dan dapat menghilangkan zat
organik, bakteri, pirogen, juga koloid yang tertahan oleh struktur pori yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran reverse osmosis tidak membunuh mikroorganisme melainkan hanya menghambat dan membuangnya.
Konfigurasi modul membran RO umumnya adalah spiral wound. Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan
pemakaian konfigurasi modul ini antara lain tekanan operasi, kemudahan pencucian, kemudahan pemeliharaan,
kemudahan pengoperasian, dan kemungkinan penggantian membran. Modul spiral wound terdiri dari beberapa
membran seperti membran datar, spacer, dan material berpori yang dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul
permeat (permeate collecting tube). Larutan umpan mengalir aksial sepanjang modul dalam celah yang terbentuk
antara spacer dan membran atau masuk pada permukaan silindris dari elemen dan keluar secara aksial seperti gambar.
Membran semipermeabel yang digunakan pada reserve osmosis disebut membran memiliki ukuran pori < 1 nm.
Karena ukuran porinya yang sangat kecil. membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO biasanya
digunakan untuk pengolahan air seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair. Saat
ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi ulang untuk melewatkan molekulmolekul air
dan menahan solid yang terkandung serta ion-ion garam, memisahkan dan menyisihkan zat terlarut dan zat organik,
pirogen, koloid, virus dan bakteri dari air tersebut (Muchtadi.2010). Karakteristik cairan hasil pengolahan membran
RO adalah sebagai berikut:
Pada pengolahan air minum, seperti pengolahan air isi ulang, membran RO didesain untuk dapat melewatkan
molekul-molekul air dan menahan solid, seperti ion-ion garam. Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat
terlarut, zat organik, pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisisihan membran RO untuk zat
terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan
air yang murni
Membran reverse osmosis dapat mengalami perubahan karena terjadi penyumbatan dimana penyumbatan
diakibatkan oleh zat padat yang terlarut dalam air. Membran yang mengalami penyumbatan ditandai oleh tingginya
aliran yang masuk dan meningkatnya tekanan. Penyumbatan dapat terjadi karena adanya kerak (scale) pada membran,
pengendapan oksida logam, atau penyumbatan koloid (Ananto.2013).
Membran RO memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya, di antaranya tekanan air baku antara 2-80 bar.
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran reverse osmosis
a. Laju umpan
Laju permeat meningkat dengan semakin tingginya laju alir umpan. Selain itu laju alir yang besar juga
akan mencegah terjadinya fouling pada membran. Namun energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan umpan
akan semakin besar.
b. Tekanan operasi
Laju permeat secara lansung sebanding dengan tekanan operasi yang digunakan terhadap permukaan
membran. Semakin tinggi tekanan operasi, maka permeat juga akan semakin tinggi
c. Temperatur operasi
Laju permeat akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur. Namun temperatur bukanlah
variabel yang dikontrol. Hal ini perlu diketahui untuk dapat mencegah terjadinya penurunan fluks yang
dihasilkan karena penurunan temperatur operasi.
Alat
1. Unit Alat Grinding & Sizing Standar 1 buah
2. Gelas Kimia 100 ml 5 buah
3. Spatula Standar 1 buah
4. TDS
5. Gelas Ukur 50 ml, 100 ml @1 buah
6. Corong Kaca Standar 1 buah
7. Neraca Standar untuk Proses 1 buah
& Analisis Kimia
8. Buret 50 ml 1 buah
9. Kaca datar Standar 1 buah
10. Labu Erlenmeyer 250 ml 4 buah
11. Pipet Volume 10 ml 1 buah
V. SOAL/TUGAS
1. Judul Tugas : Mengoperasikan peralatan RO
a. Siapkan dan pakailah Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur operasi standar !
b. Periksa dan bersihkan area kerja sesuai prosedur operasi standar !
c. Buatlah rencana kerja proses RO unuk penyaringan air payau
d. Periksa peralatan grinding dan sizing sesuai prosedur operasi standar !
e. Lakukan pengecekan K3 proses RO sesuai prosedur operasi standar !
f. Lakukan proses RO terhadap umpan proses sesuai prosedur operasi standar!
g. Simpan hasil pemisahan dengan RO
h. Bersihkan dan simpan unit peralatan unit RO yang sudah selesai digunakan sesuai prosedur
operasi standar !
i. Catat dan buat laporan seluruh rangkaian kegiatan yang anda lakukan !
Mengukur laju alir volume permeat dan konsentrat setiap 15 menit dengan
Tabel 6.1 Hasil Pengukuran DHL di Aliran Permeat-Konsentrat pada Keran Bukaan Penuh
Konsentrasi di aliran
Permeat Konsentrat Tekanan
Waktu
Operasi
(menit) Volume DHL Volume
DHL (mS) (MPa)
(ml) (mS) (ml)
0 82 127 0,7
15 82 127 0,7
30 82 127 0,7
45 82 127 0,7
60 82 127 0,7
75 82 127 0,7
90 82 127 0,7
Waktu Total
(menit) Hardness (mg/L
Volume Volume
CaCO3)
EDTA EDTA Total Hardness
(ml) (ml) (mg/L CaCO3)
15 0.50 5.20
30 0.55 5.70
45 0.40 5.10
60 0.50 5.00
75 0.60 5.15
90 0.35 5.10
SELAMAT BEKERJA