Anda di halaman 1dari 3

IMOBILISASI dengan enzim dan enzim dapat mengubahnya

Immobilisasi artinya suatu usaha untuk menjadi produk.


menjadikan enzim atau sel atau metabolit IMMOBILISASI SEL  enzim langsung dihasilkan
sekunder yang semula bersifat mudah berubah oleh mikroba yang immobil selama mikroba hidup
(mobile) menjadi tidak mudah berubah (mobile). atau mendapatkan akses terhadap substrat
Immobilisasi dilakukan dengan menautkan enzim enzim menjadi inaktif karena immobilisasi atau
atau sel atau metabolit sekunder tersebut pada isolasi dan purifikasi enzim memakan biaya tinggi.
suatu bahan pendukung / support matrix SOLID STATE FERMENTATION (SSF) merupakan
Alasan perlunya Immobilisasi : salah satu metode fermentasi, dimana
 Penggunaan kembali (Reuse) mikroorganisme yang tumbuh pada substrat padat
 Mempercepat waktu reaksi dengan kadar air yang rendah. Substrat yang
 Meningkatkan produktivitas dan efisiensi digunakan dalam SSF biasanya merupakan
proses senyawa yang tidak larut dalam air, dan
 Melindungi produk enzim / sel / metabolit mengandung komponen penting seperti C dan N.
agar tidak mudah rusak / terdenaturasi /  Kadar air : Kadar optimum tergantung pada
hilang aktivitasnya substrat, organisme dan tipe produk akhir.
Pemilihan matriks Kisaran kadar air yang optimal adalah 50-75%.
 Kuat secara mekanis Kadar air yang tinggi akan mengakibatkan
 Dapat menahan enzim baik secara fisik atau penurunan porositas, pertukaran gas, difusi
kimiawi (High enzyme capacity and retained oksigen, volum gas, tetapi meningkatkan resiko
activity) kontaminasi dengan bakteri
 Tidak bereaksi dengan substrat, produk,  Temperatur : Temperatur berpengaruh
ataupun enzim / sel / metabolit (Chemical terhadap laju reaksi biokimia selama proses
inertness) fermentasi
TEKNIK ADSORBSI: Enzim / sel / metabolit secara  Pertukaran gas :Pertukaran gas antara fase gas
fisik nempel /adsorb pada permukaan adsorban dengan substrat padat mempengaruhi proses
yang water-insoluble fermentasi
TEKNIK IKATAN KOVALEN immobilisasi yang Contoh (Fermentasi menggunkan A.niger untuk
ditandai dengan terbentuknya ikatan kovelen memproduksi enzim hidrolisis pada bahan
antara carrier dan enzim / sel / metabolit. makanan)
TEKNIK PENJEBAKAN: Pada metode penjebakan Prosedur
enzim / sel / metabolit tidak secara langsung 1. Bahan yang sudah digiling halus dicampur
melekat pada permukaan bahan carrier, namun dengan air (800 ml air untuk 1 kg bahan) dan
terjebak dalam matriks polimer yang water- campuran mineral sebanyak 66,75 gam dengan
insoluble. komposisi sebagai berikut : 3,6% (NH4)2SO4;
TEKNIK IKATAN SILANG: Cross-linking melibatkan 2% urea;0,75% NaH2PO4; 0,25% MgSO4 dan
terjadinya pengikatan silang antarmolekul enzim / 0,75% KCl
sel / metabolit dengan bahan matriks ataupun 2. Semua bahan dicampur sampaihomogen
tanpa bahan matriks. kemudia dikukus selama 30 menit dan
IMMOBILISASI ENZIM didefinisikan sebagai sebuah didinginkan
proses mengikat atau menahan molekul enzim 3. Diinkubasi dengan spora A.niger sesuai dengan
pada sebuah bahan pendukung padat tertentu perlakuan
yang memungkinkan substrat dapat kontak 4. Diinkubasi secara anaerobic dengan ketealan 2
cm pada baki plastic yang ditutupi dengan
plastic dan disimpan pada suhu ruang (26°C) Faktor utama yang mempengaruhi sintesis
selama 3 hari mikroba dalam sistem SSF meliputi; pemilihan
5. Produk fermentasi diremas, substrat yang cocok, jenis mikroorganisme, ruang
diaduk,dimampatkan,divakum dalam kantong antar partikel dan luas permukaan substrat, kadar
plastik dengan ukuran 2 kg. air substrat, kontrol suhu fermentasi, kebutuhan
6. Inkubasi secara enzimatis selama 3 hari O2 dan lama fermentasi
7. Dikeringkan lalu digiling KROMATOGRAFI AFINITAS: Pemisahan adsorptif
SUBMERGED FERMENTATION (SMF) merupakan di mana molekul yang akan dimurnikan secara
salah satu metode fermentasi dengan khusus dan secara reversibel mengikat (adsorpsi)
menggunakan substrat cair. Penambahan maupun ke zat pengikat komplementer (ligan) yang tidak
penggantian nutrisi dalam media Submerged bergerak pada pendukung yang tidak larut
Fermentation (SmF) berjalan kontinyu. Teknik (matriks atau resin)
fermentasi ini paling cocok untuk mikroorganisme KROMATOGRAFI PENUKARAN ION
seperti bakteri yang membutuhkan kadar air yang Prinsipnya adalah memisahkan berdasarkan
tinggi. muatan "adsorpsi"
Contoh (Pembuatan asam asetat dengan metode Protein bermuatan positif diadsorpsi secara
fermentasi) reversibel ke manik-manik/polimer bermuatan
Prosedur negatif yang diimobilisasi
1. Umpan yang mengandung 8-12 % etanol Protein bermuatan negatif diadsorpsi secara
diinokulasi dengan Acetobacter acetigenum reversibel ke manik-manik/polimer bermuatan
2. Temperatur proses dipertahankan pada positif yang diimobilisasi
rentang suhu 24-29 oC FILTRASI GEL ATAU PENGECUALIAN UKURAN
3. Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara Molekul dipisahkan menurut perbedaan
gelembung udara dan cairan yang difermentasi ukurannya
4. Umpan di masukan melewati bagian atas tangki Manik-manik polimer terdiri dari dekstran
5. Udara didistribusikan dalam cairan yang (dekstrosa) yang terhubung silang yang sangat
difermentasi sehingga membentuk gelembung- berpori
gelembung gas. Udara keluar tangki melewati Protein besar keluar lebih dulu (tidak muat di pori-
pipa pengeluaran di bagian atas tangki pori), protein kecil keluar terakhir (tertahan di
6. Temperatur proses dipertahankan dengan pori-pori)
menggunakan koil pendingin stainless steel HPLC merupakan jenis dari kromatografi kolom
yang terpasang di dalam tangki dan bekerja dengan prinsip yang sama. Prinsip
7. Defoamer yang terpasang di bagian atas tangki utama dari kromatografi kolom adalah adanya
membersihkan busa yang terbentuk dengan adsorbsi (penempelan permukaan) dari solut
sistem mekanik (cairan sampel) ke dalam larutan melalui fase diam
DIBANDINGKAN DENGAN SUBMERGED (SMF), yang menyebabkan adanya pemisahan solut
SOLID STATE FERMENTATION (SSF) lebih hemat dengan larutan. Tingkat adsorbsi tergantung pada
biaya, konsumsi air yang lebih rendah, mengurangi afinitas dari fase diam dan fase gerak. Fase diam
biaya pengolahan air limbah dan konsumsi energi terdiri dari adsorben seperti silika.
yang lebih rendah, tingkat produktivitasnya tinggi, STRAIN IMPROVEMENT
tekniknya sederhana, recovery produknya lebih Mutagenesis; perubahan yang terjadi pada urutan
baik, dan busa yang terbentuk sedikit. SSF lebih DNA kita, baik karena kesalahan saat penyalinan
cocok digunakan di negara-negara berkembang. DNA atau akibat faktor lingkungan seperti sinar UV
dan asap rokok (paparan kondisi ekstrim)
Genome suffling: sebuah proses yang
menggabungkan keuntungan dari persilangan
multi-parental yang dimungkinkan oleh
pengocokan DNA dengan rekombinasi seluruh
genom yang biasanya terkait dengan pemuliaan
konvensional. (perkawinan secara seksual
Rekombinasi DNA: DNA rekombinan, yang sering
disingkat menjadirDNA, adalah untai DNA yang
dibuat secara artifisial yang dibentuk oleh
kombinasi dua atau lebih urutan gen. Kombinasi
baru ini mungkin atau mungkin tidak terjadi secara
alami, tetapi direkayasa secara khusus untuk
tujuan yang akan digunakan dalam salah satu dari
banyak aplikasi DNA rekombinan (spesifik cloning
bakterinya)
- Retriksi: memotong, mengetahui plasmid dan
gen interst
- Ligasi: merekatkan gen interet dengan
plasmid
- Insersi: memasukkan hybrid sel ke sel
kompeten (sel yang diinginkan)
- Seleksi: yang jelek akan mati dengan
sendirinya
Pada proses kontinyu ini akan didapat
keuntungan teknis baru yang tidak dapat dicapai
pada operasi batch seperti penggunaan ulang sel
serta pemisahan fase pertumbuhan sel dan fase
pembentukan produk fermentasi. Pada
percobaan batch tidak dilakukan penambahan
nutrien selama fermentasi. Oleh karena itu,
pertumbuhan eksponensial hanya berlangsung
selama beberapa generasi. Dengan sistem
kontinyu populasi mikroba dapat dipertahankan
dalam keadaan pertumbuhan eksponensial dalam
waktu lama. Setelah pertumbuhan dimulai,
medium segera dialirkan ke dalam tabung
fermentasi secara perlahan-lahan, dimana volume
dipertahankan konstan dengan dengan cara
mengalirkan keluar kelebihan volume dari tabung
fermentasi. Jika medium segar dialirkan dengan
kecepatan konstan ke dalam tabung fermentasi,
maka setelah periode penyesuaian beberapa
waktu tertentu densitas mikroba di dalam tabung
fermentasi juga konstan

Anda mungkin juga menyukai