Anda di halaman 1dari 4

STUDI KINETIKA TEKNOLOGI FERMENTASI ETANOL DENGAN

PENDEKATAN “MINIMAL RESIDUAL SUBSTRAT”

Rosdiana Muin

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya


Jl.Raya Palembang – Prabumulih Km.32, Inderalaya 30662

ABSTRAK

Dari suatu substrat organik yang paling efektif dan efisien, dimana pati yang terkandung
dalam bahan dasar tersebut akan mengalami proses hidrolisa dengan putusnya ikatan polimer
molekul pati menjadi monomer-monomernya (glukosa) oleh adanya aktifitas enzim glukoamilase
yang dihasilkan oleh Aspergillus niger L74 yang ditumbuhkan dalam media black koji, kemudian
glukosa yang terbentuk langsung di degradasi menjadi etanol oleh sel ragi saccharomyces
cerreviceaae R60 dalam suatu tahap pada satu bio reaktor (fermentor), sehingga dengan
demikian tidak terjadi akumulasi glukosa yang akan menghambat jalannya proses
Tahap Sakarafikasi Fermentasi Bertujuan Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi,
karena setiap glukosa yang dihasilkan pada proses sakarafikasi langsung dipergunakan oleh sel-
sel ragi sebagai substrat untuk pembentukan etanol. Dari segi kinetika fermentasi proses SFS
sangat menguntungkan, karena dapat menghindari akumulasi glukosa dalam medium yang dapat
menyebabkan terhambatnya kerja (aktivitas) enzim disebabkan tingginya tekanan osmosa larutan.

I. PENDAHULUAN etanol harus dipelajari (mempelajari


mekanisma reaksi enzimatis)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa 4. Kondisi operasi fermentasi terbaik harus diteliti
parameter kinetika pada minimal residual substrat dan ditentukan, sehingga tercapai konversi
(sisa substrat minimal) sehingga dimungkinkan pembentukan etanol yang maksimal dengan
untuk pengembangan sistim teknologi proses konsentrasi sisa minimal pada akhir proses
fermentasi etanol dari onggok yang lebih effisien
dan ekonomis. Dengan demikian maka penelitian ini dilakukan
Terdapat 4 hal penting saling berkaitan yang mengacu kepada 4 hal tersebut di atas.
perlu dipertimbangkan pada pengembangan industri
fermentasi etanol yang lebih efisien dan ekonomis Tahapan, Sasaran Dan Metoda Berdasarkan
yaitu : Kerangka Acuan
1. Mulai menggunakan strain mikro organisma
yang paling aktif yang tersedia Tahapan :
2. Memanfaatkan bahan dasar sebagai sebagai 1. Seleksi mikro organisma unggul
substratnya yang murah dan tersedia dalam 2. Mencari kondisi optimum
jumlah berlimpah dari sumber yang terbaharui
(renewable source) Sasaran :
3. Reaksi enzimatis dengan memanfaatkan sel Mendapatkan kondisi optimum proses yang
mikroba yang melakukan proses biokonversi meliputi : pH, Temperatur, konsentrasi substrate,
substrat organik tersebut untuk membentuk konsentrasi enzim dengan menggunakan mikro

Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 2008 15


organisma selektif dalam proses bio konversi aktif. Peningkatan ini sangat tergantung
onggok menjadi etanol pada :
a. Faktor Biologis ; bentuk dan sifat
mikro organisma terhadap
II. FUNDAMENTAL
lingkungannya.
b. Faktor Non Biologis ; nutrisi,
Sakarafikasi Fermentasi Simultan :
temperatur, pH, cahaya, dsb.
Adalah satu tahapan proses biokonversi Bila faktor-faktor tersebut optimal maka
pembentukan Etanol Dari suatu substrat organik peningkatan jumlah sel & produktivitasnya
yang paling efektif dan efisien, dimana pati yang akan maksimal.
terkandung dalam bahan dasar tersebut akan
mengalami proses hidrolisa dengan putusnya ikatan Tahapan Aktifasi, Adaptasi Bertujuan Untuk :
polimer molekul pati menjadi monomer- 1. Mendapatkan sel dalam keadaan sehat dan
monomernya (glukosa) oleh adanya aktifitas enzim aktif sehingga fase lag pada fermentasi
glukoamilase yang dihasilkan oleh Aspergillus berikutnya diperpendek. Dengan demikian
niger L74 yang ditumbuhkan dalam media black waktu reaksi lebih cepat karena
koji, kemudian glukosa yang terbentuk langsung di kemampuannya untuk membentuk produk
degradasi menjadi etanol oleh sel ragi sangat reaktif.
saccharomyces cerreviceaae R60 dalam suatu tahap 2. Untuk mendapatkan sel dalam jumlah
pada satu bio reaktor (fermentor), sehingga dengan yang cukup besar, sehingga dapat
demikian tidak terjadi akumulasi glukosa yang akan menjalankan fungsinya sebagai bio katalis
menghambat jalannya proses (Ueda, S 1984) secara optimum.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


Tahap Sakarafikasi Fermentasi Bertujuan
Hidrolisa enzimatis Untuk :
(C6H10O5)n + n H2O n C6H12O6
Gluko amilase Memperoleh efisiensi yang tinggi, karena
fermentasi
setiap glukosa yang dihasilkan pada proses
C6H12O6 2 C2 H5OH + 2CO2 + 22 kcal sakarafikasi langsung dipergunakan oleh sel-sel ragi
glukosa etanol sebagai substrat untuk pembentukan etanol.
Dari segi kinetika fermentasi proses SFS
sangat menguntungkan, karena dapat menghindari
Fase-Fase Yang Dilalui Pada Pertumbuhan Sel akumulasi glukosa dalam medium yang dapat
menyebabkan terhambatnya kerja (aktivitas) enzim
1. Fase Adaptasi : disebabkan tingginya tekanan osmosa larutan.
• Selama fase ini perubahan bentuk &
pertumbuhan jumlah individu tidak secara Mekanisma Yang Terjadi Pada Proses Sfs :
nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga
Proses Sakarafikasi :
dinamakan sebagai fase adaptasi
Pemecahan bahan organik komplek (pati)
(penyesuaian) atau fase pengaturan jasad
menjadi senyawa lebih sederhana yaitu : monomer-
untuk suatu persiapan aktivitas di dalam
monomernya (glukosa) dengan bantuan mikro
lingkungannya yang mungkin baru. Grafik
organisma tertentu ataupun enzim sehingga terjadi
selama fase ini cenderung mendatar.
proses hidrolisa Pati glukosa
2. Fase Aktivasi (eksponensial) :
• Setelah jasad renik (mikro organisma)
menyesuaikan diri atau beradaptasi, maka Proses Fermentasi :
setelah itu mulai mengadakan penambahan Monomer-monomer pada tahap ke 2 ini
bentuk dan meningkatkan jumlah sel akan menjadi substrat bagi mikro organisma pada
sehingga sel tumbuh dalam jumlah yang proses fermentasi
cukup besar dalam keadaan sehat dan Glukosa etanol, CO2 dan energi.

16 Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 2008


Pada tahap ini terjadi bio konversi glukosa menjadi • Waktu fermentasi lebih singkat, karena
etanol dengan konsentrasi tertentu pada interval menggunakan mikro organisma selektif.
waktu t.
Cara Penentuan Hasil Fermentasi :
III. METODOLOGI PENELITIAN
Parameter kontrol selama berlangsung
Metoda Yang Dipakai proses fermentasi etanol dilakukan dengan cara
Melakukan experiment pada skala lab dengan cara : tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur
1. Aktifasi, adaptasi dan seleksi mikro organisma kehilangan berat dalam selang waktu tertentu yang
untuk penyiapan inkokulum sebagai umpan disebabkan oleh pelepasan gas CO2 ; cara tersebut
fermentor dilakukan karena cukup akurat, yang didasari
2. Penelitian pendahuluan untuk penyiapan suatu dengan alasan sebagai berikut :
kondisi optimum proses SFS
3. Mempelajari mekanisma kinetika reaksi 1. Kondisi fermentasi harus selalu dijaga an
fermentasi aerob ; maka arah konversi akan beralih
4. Pengulangan percobaan yang hasilnya belum pada asimilasi sel.
representatif 2. Mendapatkan kemudahan metodologi,
yang merupakan persyaratan utama
Tahapan Penelitian Yang Sudah Dilakukan : sehingga pengujian yang cepat untuk
sejumlah strain dapat dikerjakan
1. Tahap aktifasi, adaptasi dan seleksi 4 strain 3. peningkatan efisiensi (waktu, biaya, dan
Aspergillus niger L74, Aspergillus niger L76, peralatan)
Aspergillus niger L77, dan Aspergillus oryzae
L24 untuk menentukan strain mana yang
mempunyai aktifitas tertinggi pada proses Metoda Pengolahan Dan Analisis Data :
sakarafikasi pati menjadi glukosa Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang
2. Tahap aktifasi, adaptasi dan seleksi 4 strain dinyatakan dalam bentuk perhitungan material
ragi saccharomyces cerreviceae R60, R62, R63, balance reaksi yang terjadi
dan A3. Untuk menentukan strain mana yang Contoh :
mempunyai aktivitas tertinggi pada proses Kandungan pati per 100 gr onggok :
fermentasi glukosa menjadi etanol 63% 63/100 x 100 = 63 gr pati
3. Tahap proses sacarafikasi fermentasi simultan
menggunakan mikro organisma selektif. SFS Etanol teoriritis : jumlah etanol yang terbentuk
adalah proses dimana sakarafikasi dan apabila semua pati terkonversi
fermentasi dilakukan secara bersamaan dalam
suatu sistim (fermentor). Keunggulan proses Reaksi pembentukan etanol dari pati :
SFS dilihat dari hasil yang diperoleh : ternyata C6H10O5 + H2O C6H12O6
proses SFS jauh lebih efektif dan efisien,
karena Basis : 63 gr pati
• Energi yang diperlukan jauh lebih kecil,
63 63
• Proses dapat berlangsung dalam suhu C6H10O5 ~ mol
kamar dengan derajat konversi dapat lebih 162 162
tinggi dibandingkan proses enzimatis 63
bertahap, H2O ~ mol glukosa
• pada proses SFS tidak akan terjadi 162
akumulasi glukosa seperti yang kita BN pati : 162 : H2O :18 : glukosa : 180 :
ketahui [glukosa] yang tinggi akan CO2 : 44 dan BM etanol : 46
menghambat kerja (aktifitas) mikro
Jumlah glukosa yang terbentuk =
organisma, karena tekanan osmosa
lingkungan menjadi tinggi, sehingga cairan 63
X 180 gr = 70 gr glukosa
dalam sel akan keluar dan mikro 162
organisma akan mati.

Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 2008 17


Glukosa yang terbentuk dikonversi oleh Yeast IV. KESIMPULAN
saccharomyces cerreviceae menjadi etanol,
menurut reaksi berikut : Beberapa hal yang dapat diharapkan dari penelitian
ini adalah :
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 1. Menerapkan teknologi tepat guna untuk
70gr mol C H O ~ 2 70 mol C H OH mendaur ulang limbah padat industri topioka
6 12 6 X 2 5 sehingga menghemat pemakaian sumber daya
180 1 180 alam
2 70 mol CO
~ X
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan ilmu
2
pengetahuan yang bermanfaat untuk
1 180 pengembangan industri etanol di Indonesia
Jumlah etanol teoritis yang terbentuk = 3. Antisipasi penanggulangan makin seriusnya
pencemaran akibat adanya limbah padat
2 70 X 46 gr etanol =35,8 gr industri topioka, sehingga mempunyai dampak
X
1 180 positif terhadap perbaikan dan pelestarian
lingkungan
Etanol hasil percobaan basis 32 gr CO2 terbentuk, 4. Apabila dimanfaatkan sebagai sumber energi
maka jumlah etanol hasil percobaan : alternatif akan dapat menghemat pemakaian
bahan bakar minyak dan energi lainnya.
32
X BM etanol = 0,727 X 46 gr = 33,45 gr
44
DAFTAR PUSTAKA
Jumlah glukosa yang bereaksi :
1 32 Voele $ Wheelen, 1989, Mikrobiologi Dasar,
X X 180 gr = 65,45 gram Erlangga, Jakarta.
2 44
Jumlah substrat (glukosa) sisa = 4,55 gram Srikandi Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, PT.
65,45 Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Eff pemanfaatan substrat = X 100% X
70
= 93,50% Steve Prentis, 1990, Bioteknologi suatu Revolusi
Industri, Erlangga, Jakarta.
33,45 Mulyono Judoamidjoyo, 1992, Teknologi
% yield = X 100 X 33,45%
100 Fermentasi, PAV Bioteknologi IPB,
Jumlah pati yang tidak terkonversi Bogor.
4,55 4,55
mol glukosa ~ mol pati Sardjoko, 1991, Bioteknologi, PT. Gramedia
180 180 Pustaka Utama, Jakarta.
4,55
= X 100 = 6,49%
180
Dengan cara yang sama, perhitungan untuk data-
data yang lain di program komputasi.

18 Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 2008

Anda mungkin juga menyukai