Anda di halaman 1dari 5

Nama: Reyna Amalya Rahmah

NIM: 2004015157
Mata kuliah/Kelas: Bioteknologi Farmasi/6F
Dosen Pengampu: apt. Etin Diah Permanasari, Ph. D
TEKNOLOGI IMMOBILISASI
Immobilisasi artinya suatu usaha untuk menjadikan enzim atau sel atau metabolit sekunder yang
semula bersifat mudah berubah (mobile) menjadi tidak mudah berubah (immbolie). Immobilisasi
dilakukan dengan menautkan enzim atau sel atau metabolit sekunder tersebut pada suatu bahan
pendukung atau support matrix menyebabkan sangat terbatas pergerakannya sehingga water-insoluble
tanpa menyebabkan perubahan aktivitasnya.
Alasan perlunya immobilisasi:
1. Penggunaan kembali (rause)
2. Memudahkan pemisahan produk
3. Mempercepat waktu reaksi
4. Stabilitas aktivitas meningkat
5. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses
6. Melindungi produk enzim/sel/metabolit agar tidak mudah rusak/terdenaturasi/hilang
aktivitasnya
7. Memudahkan penyimpanan dan transportasi
8. Memperpanjang masa simpan
Dasar pemilihan matriks:
1. Kuat secara mekanis
2. Dapat menahan enzim secara fisik atau kimiawi (High enzyme capacity and retaines activity)
3. Tidak bereaksi dengan substrat, produk, ataupun enzim/sel/metabolit (Chemical inertness)
4. Stabil secara fisik
5. Bahan murah dan mudah didapat
6. Bahan dapat diregenerasi
7. Bahan aman untuk makanan dan kesehatan serta lingkungan
Matriks dikelomppokkan menjadi:

• Matriks polimer alami terdapat alginat, agarosa, karagenan, kitin dan kitosan, albumin,
keratin, kolagen, gelatin, selulosa, starch, pektin, dan dekstran.
• Matriks polimer sintetik terdapat DEAE selulosa atau DEAE sepharose, Polivinil Chloride
(PVC) atau Polivinil Asetat, Polietilen glikol (PEG), polistiren dan acrilic. Mempunyai sifat
polimer/resin ion change, bahan tidak larut dalam air dengan permukaan berpori, pori-pori
permukaannya akan menjabak dan menahan enzim/sel/metabolit.
• Matriks polimer anorganik terdapat zeolit, clay atau keramik, tanah diatomae (celite,
bentonite), silica, titanium dioksida, kaca, karbon aktif, dan arang kelapa.
Metode immobilisasi secara fisik
1. Absrobsi
Enzim/sel/metabolit secara fisik nempel/adsorb pada permukaan adsorban yang water-
insoluble melalui ikatan lemah (ikatan ion, ikatan H, gaya van der walls). Ukuran partikel 500
A° sampai 1 mm. immobilisasi dapat dilakukan dengan teknik:
• Proses statik: enzim diimmobilisasi dengan membiarkan enzim berkontak dengan carrier
tanpa agitasi.
• Proses dinamik: immobilisasi melibatkan proses agitasi yang konstan saat mencampurkan
enzim dengan carrier
• Reactor loading: untuk memproduksi enzim immobile komersial. Bahan carrier pada suatu
reactor dan larutan enzim dimasukkan ke dalamnya disertai agitasi terhadap seluruh isi
reactor.
• Electro deposition: bahan acrrier ditempatkan di sekitar elektroda dalam sebuah bejana
dengan arus listrik dialirkan sehingga enzim bergerak ke arah elektroda dan akhirnya
menempel pada permukaan carrier di sekitar elektroda.

2. Penjebakan (Entrapment)
Metode penjebakan enzim/sel/metabolit tidak secara langsung melekat pada permukaan bahan
carrier, namun terjebak dalam matriks polimer yang water-insoluble. Kondisi terjebak
tersebut meemungkinkan substrat mempenetrasi matriks polimer dan bereaksi dengan
enzim/sel/metabolit. Tipe penjebakan:
• Tipe lattice: penjebakan pada suatu polimer cross-linked water-insoluble yang mempunyai
ruang antara gel atau serat.
• Tipe mirco capsule: melibatkan proses pembentukan partikel spheris yang disebut
mircocapsule yang didalamnya terjebak larutan/suspense dari enzim/sel/metabolit dalam suatu
membrane polime yang bersifat permeable.

Metode immobilisasi secara kimiawi

1. Ikatan kovalen
Teknik immobilisasi yang ditandai dengan terbentuknya ikatan kovalen antara carrier dan
enzim/sel/metabolit. Metode immobilisasi ikatan kovalen:
• Diazonasi: membuat ikatan antara gugus amino dari bahan carrier dengan gugus tirosil atau
gugus histidil dari enzim.
• Ikatan peptida: membentuk ikatan peptide antara gugus amino dan gugus karboksil dari
bahan carrier dan enzim
• Poly functional reagents: menggunakan reagent bifunctional atau multifunctional yang
membentuk ikatan antara gugus amino dari bahan carrier dengan gugus amino dari
enzim/sel/metabolit.

2. Ikatan silang (Cross-linking)


Melibatkan terjadinya pengikatan silang antarmolekul/enzim/sel/metabolit dengan bahan
matriks ataupun tanpa bahan matriks. Menghasilkan agregat 3 dimensi yang saling berikatan
silang yang bersifat water-insoluble akibat reagent multifunctional reagen seperti
glutaraldehid dan diazonium.
• CEA: Cross-linked enzyme aggregate
• CLEC: Cross-linked enzyme crystals
Immobilisasi Enzim
Immobiliasai enzim didefinisikan sebagai sebuah proses mengikat atau menahan molekul enzim pada
sebuah bahan pendukung padat tertentu yang memungkinkan substrat dapat kontak dengan enzim dan
enzim dapat mengubahnya menjadi produk. Enzim immobil adalah sebuah enzim yang pergerakannya
dibatasi secara penuh atau dibatasi pada suatu bagian terbatas (sempit). Fase atau bentuk enzim
immobil dapat berupa granul, membran, atau mikrokapsul.
Gambar 1. Skema metode immobilisasi enzim

Pelepasan Biosensor
Sampel yang akan dianalisis harus dapat berdifusi ke dalam enzim enkapulasi yang terjadi dalam
waktu yang cepat (minimise response time), respon kimiawi akan ditransformasikan menjadi signal
yang terukur (elektrokimia atau optikal)
Aplikasi di Pangan

• Produksi susu bebas laktosa (FL)


• Penghilangan H2O2 pada susu pasteurisasi / sterilisasi
• Penghilang rasa pahit pada juice jeruk
• Mempercepat pematangan keju
Aplikasi di Obat

• Detoksifikasi darah
• Microcapsul enzim urease diinjeksikan secara IV untuk menurunkan kadar urea
• Penyembuhan luka kulit
• Low Molecular Weight Protamine (LMWP)
• Controlled-release drug: memperpanjang sirkulasi di darah dan membantu deposisi bahan
lokal di suatu jaringan atau organ target
Immobilisasi Sel
Pada immobilisasi sel enzim langsung dihasilkan oleh mikroba yang immobil selama mikroba hidup
atau mendapatkan akses terhadap substrat. Immobilisasi sel merupakan sifat ilmiah sel yang tumbuh
dan berkembang cenderung untuk membentuk agregat (kumpulan koloni) yang solid untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Aplikasi Immobilisasi Sel pada Fermentasi

• Pertumbuhan sel: lebih cepat karna tidak terjadi fase lag (fase pertumbuhan non-produktif),
densitas sel tinggi.
• Produksi: konsentrasi substrat tinggi, produktivitas sel tinggi, hasil produk tinggi (konsentrasi
akhir produk tinggi), meningkatkan resistensi terhadap penghambatan balik produk akhir.
• Pengoperasian proses: Fermentasi Batch, fed-batch, atau continuous dalam bioreactor
immobilisasi. Tidak adal sel yang terbuang (cell wash-out) pada fermentasi continuous meski
dilakukan pengenceran. Cukup ukuran fermentor kecil karena densitas sel tinggi. Desain
proses sederhana karna terpisahnya produk dan sel. Sel dapat dipakai ulang untuk periode
waktu lama. Stabilitas proses dan kualitas produk dapat dipertahankan dalam waktu lama.
Berkurangnya resiko kontaminasi mikroba.
Aplikasi Sel Immobil
Dalam biosintetis, biokonversi:

• Enzymes (enzim)
• Antibiotics (antibiotik)
• Steroids (steroid)
• Amino acids (asam amino)
• Organic acids (asam organik)
• Alcohols (alkohol)
• Polysaccharides (polisakarida)
• Lainnya (seperti vitamin, pigmen, perwarna dan aroma)
Dalam pengolahan makanan:

• Minuman beralkohol: bir, fermentasi sari buah apel dan kefir


• Produk susu
Dalam lingkungan:

• Pengolahan air: penghapusan karbon, penghilangan nitrogen, penghilangan logam berat,


biodegradasi polutan.
• Biofertilisasi: inokulasi tanah dengan organisme yang mempromosikan pertumbuhan
tanaman.
• Bioremediasi: degradasi polutann di tanah yang terkontaminasi, akuifer dan habitat laut.
• Bahan bakar alternatif: produksi dihidrogen dan metana, produksi etanol, biodiesel, sel
biofuel.
Dalam biosensor:

• Elektrokimia
• Optik
Immobilisasi Biocompound

Ilustrasi Generasi pertama, Generasi kedua dan Generasi ketiga biosensor ampoterometric.
Generasi pertama → berdasar aktivitas elektrik yg terjadi antara reseptor substrat atau produk
Generasi kedua → berdasar penggunaan mediator redox tiruan
Generasi ketiga → berdasar transfer electron langsung antara biomolekul aktif redox dan electrode

Anda mungkin juga menyukai