Kezia Febriana*
Abstrak
Dengan meningkatnya permintaan produk industri bioproses dalam kemurnian yang tinggi,industri bioproses
membutuhkan metode-metode pemisahan yang lebih efisien. Efisiensi yang dimaksud adalah perolehan yang
lebih tinggi dari proses-proses yang biasa digunakan. Karena dibutuhkannya metode yang lebih efisien,
terciptalah metode baru seperti reverse micelle, affinity membrane chromatography, isoelectric focusing, super
critical fluid extraction, dan microfluidic biosepatation. Reverse micelle merupakan teknik pemisahan
berdasarkan kepolaran. Affinity membrane chromatography merupakan gabungan 2 konsep proses pemisahan
yang sudah ada, yaitu kromatografi afinitas dan penggunaan membran. Isoelectric focusing adalah pemisahan
protein dari larutannya dengan memanfaatkan informasi pI. Supercritical fluid extraction adalah pemisahan
senyawa organik ringan yang bersifat non polar menggunakan fluida superkritik.Teknik yang termasuk baru,
yaitu microfluidic bioseparation, memanfaatkan microchip dan biosensor untuk mendeteksi protein dan
memisahkannya. Teknik-teknik yang baru dikembangkan ini sangat berpotensi untuk dijadikan investasi industri
bioproses.
Kata kunci : peroses pemisahan, industri bioproses, reverse micell, affinity membrane chromatography,
isoelectric focusing, supercritical fluid extraction, microfluidic bioseparation.
selektivitas dan kapasitas yang lebih tinggi bersama biomolekul keluar dari micelle.
sehingga perolehan biomolekul dengan Selain senyawa garam, alkohol seperti etanol
menggunakan konsep ini lebih tinggi. Pada dapat ditambahkan untuk mempercepat
konsep ini bagian polar pada surfaktan desolubilisasi. Alkohol memiliki gugus
memiliki ligand atau gugus yang akan hidroksi yang polar dan gugus alkil yang non
mengikat biomolekul secara spesifik. polar sehingga dapat melarutkan surfaktan
Ekstraksi antibody dapat memanfaatkan dalam pelarut non-polar. Akibatnya, struktur
konsep ini karena menggunakan antigen micelle hancur dan protein terekstraksi.
sebagai ligand pada surfaktan.[4] Sayangnya, pengaturan pH, temperatur dan
konsentrasi garam dapat merusak biomolekul,
terutama protein yang sensitif terhadap
perubahan kondisi tersebut. Bahkan, alkhohol
yang dibutuhkan untuk desolubilisasi cukup
untuk mengubah pH pelarut biomolekul secara
drastis. Maka dari itu digunakanlah alternatif
lain seperti penambahan counter-ionic
surfactant yang akan berikatan dengan
surfaktan dan membentuk sebuah kompleks.
Pembentukan kompleks ini beringingan
dengan penghancurkan struktur micelle.
Metode lain adalah dehidrasi menggunakan
gel silika yang mengakibatkan hilangnya
konten air sekaligus protein pada micelle.
Gambar 2. Tahap Solubilisasi Protein[8] Biomolekul yang keluar kemudian larut dalam
Tahap setelah solubilisasi adalah air murni. Tekanan yang ditambahkan hingga
desolubilisasi. Tahap ini merupakan proses 3-5 atm pada sistem reversed micelle akan
penghancuran sistem reversed micelle untuk membentuk gas hidrat dari konten air pada inti
melarutkan biomolekul dalam pelarut air yang micelle. Pembentukan gas ini akan merusak
murni, menghasilkan larutan biomolekul micelle dan biomolekul dapat membentuk
murni. Kecepatan desolubilisasi dipengaruhi persipitasi yang mudah dipisahkan. [3]
oleh kekuatan ikatan yang terbentuk pada
Aplikasi teknik pemisahan reverse micelles
tahap solubilisasi, semakin kuat ikatan antara
biomolekul dengan surfaktan, semakin lama cukup luas terutama pada ektraksi enzim yang
waktu yang dibutuhkan untuk desolubilisasi. aktivitas biologisnya perlu dijaga. Contohnya
Maka dari itu kondisi operasi seperti pH dan ekstraksi enzim lysozyme dari telur putih
temperatur dapat diatur untuk mempercepat ayam.[7] Teknik ini juga dapat digunakan
desolubilisasi. Dengan pengaturan pH, muatan untuk ekstraksi biomolekul lainnya seperti
protein dapat diatur sehingga protein dengan asam amino[6], DNA atau bahkan organel
surfaktan mengalami tolakan diakibatkan oleh
sel[3].
tanda muatan yang sama. Dengan tolakan
tersebut, struktur micelle runtuh dan Teknik ini sangat berpotensi dalam industri
biomolekul terlarut oleh pelarut air murni.[3,5] bioproses karena selektivitas yang tinggi,
Temperatur dapat mempengaruhi ikatan antar dapat dilakukan secara kontinu, mudah
pelarut, terutama air. Dengan kenaikan
temperatur nilai Wo membesar sehingga tidak scaling-up, dan biaya operasinya relatif
memenuhi syarat. Akibatnya, micelle hancur rendah.[3,5,8] Beberapa surfaktan juga
dan biomolekul terekstraksi. Penambahan ion merupakan bahan antimicrobial seperti
dalam lingkungan reversed micelle dapat AOT.[9] Maka teknik ini perlu diteliti lebih
dilakukan agar konten air dalam reversed lanjut supaya dapat diaplikasikan pada
micelle mengalami osmosis sehingga air industri-industri.
Kezia Febriana, Perkembangan Terkini Teknologi Pemisahan pada Industri 4
Bioproses, 2015, 01-11
karena memiliki struktur yang kuat dan stabil asam amino pada sebuah protein saat proses
secara kimiawi. Tetapi, hidrolisis membran pemisahan protein. Sayangnya cyanogen
nilon perlu dilakukan untuk menambah gugus bromide dikatakan karsinogenik sehingga
aktif dan menghindari afinitas terhadap proses aktivasi menggunakan metode ini harus
molekul yang tidak diinginkan. Jika dilakukan dengan hati-hati. Metode ini kurang
diperlukan bahan yang tahan terhadap suhu cocok untuk digunakan pada proses pemisahan
yang tinggi, polisulfon dan turunannya dapat enzim yang akan dikonsumsi manusia. Karena
digunakan. Sayangnya, bahan ini bersifat metode sebelumnya bersifat kurang aman,
hidrofobik. Maka untuk mengatasi masalah ini telah dikembangkan metode aktivasi yang
bahan ini perlu dimodifikasi. Contoh menggunakan zat yang lebih aman, yaitu
modifikasi adalah mencampurkan polimer ini metode aktivasi epoksida. Metode ini
dengan polimer yang hidrofilik. Polietilen dan melibatkan reaksi antara gugus hidroksida
polipropilen merupakan bahan yang pada bahan dasar membrane dengan
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bioxiranes, epichlorohydrin, atau epoxy
membran karena memiliki stabilitas terhadap bromopropane. Reaksi ini menghasilkan
panas dan bahan kimia. Tetapi bahan ini membran yang teraktivasi karena ada
bersifat hidrofobik. Sama seperti polisulfon, pembentukan gugus kelompok oksiran pada
perlu dilakukan modifikasi. [10] bahan dasar membran. Ada berbagai metode
lain selain yang disebutkan sebelumnya seperti
Setelah pemilihan bahan, pembentukan pori periodate oxidation dan triazine activation.[10]
perlu dilakukan. Metode pembentukan pori
tergantung pada bahan yang digunakan. Tahap terakhir pembuatan membran
Pembentukan pori makro (0,5-1m) pada berafinitas setelah tahap aktivasi adalah tahap
selulosa dilakukan dengan mereaksikan penyesuaian ligan dengan membran. Tahap ini
selulosa dengan basa kuat pada konsentrasi diperlukan untuk mencegah membran
yang tinggi kemudian direaksikan dengan berikatan dengan zat yang memiliki afinitas
NaBH4.[13] dengan bahan dasar namun bukanlah zat yang
ingin dipisahkan.
Pemodifikasian bahan dasar membran telah
dilakukan untuk meningkatkan afinitas Penyesuaian ligand dengan membran
membrane terhadap biomolekul. Resin yang dilakukan dengan cara penambahan spacer
biasa digunakan pada packed-column arm kepada membran terlebih dahulu. Spacer
chromatography memiliki afinitas yang tinggi. arm adalah gugus mengikat kepada membran
Sifat resin ini dimanfaatkan untuk membentuk yang bertugas untuk memberi jarak antara
mixed-matrix membrane. Hasil modifikasi ini membran dengan ligand. Spacer arm yang
memiliki afinitas yang lebih besar dari baik memiliki karakteristik berikut: (1)panjang
membran biasa.[12] spacer arm lebih dari 3 atom, (2) tidak
memiliki gugus aktif selain yang mengikat
Hasil pembentukan membran dari bahan dasar substrat untuk menghindari afinitas terhadap
adalah membrane yang belum teraktivasi. molekul yang tidak diinginkan, dan (3) dapat
Berarti, membrane ini belum dapat menarik mengikat ligand dan memiki afinitas terhadap
protein dengan baik sehingga diperlukan substrat sehingga menambah kapasitas affinity
aktivasi terlebih dahulu. Aktivasi membrane chromatography membrane. Contoh spacer
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah arm yang biasa digunakan adalah polipeptida,
satu cara yang paling biasa digunakan adalah alkilamin, dan polieter.[10]
aktivasi cyanogen bromide. Pada metode ini
bahan dasar direaksikan dengan cyanogen Ligand yang terikat pada membran tergantung
bromide pada pH 7.2. Hasil reaksi ini akan pada substrat yang ingin dipisahkan. Terdapat
membentuk membran teraktivasi dimana 4 macam ligan yang digunakan pada teknik ini
membran akan berikatan dengan gugus yaitu: immunoafinity ligands (memanfaatkan
aromatik primer atau alifatik dari monomer ikatan antigen-antibody), Protein A atau G
Kezia Febriana, Perkembangan Terkini Teknologi Pemisahan pada Industri 6
Bioproses, 2015, 01-11
(mengikat imunoglobulun G, IgG), ligan low- Teknik ini dilaksanakan dengan meletakkan
molecular mass, dan ligan lain-lainnya.[12] larutan berenzim di tempat bermedan elektrik.
Ligan yang baik harus memenuhi syarat Medan elektrik ini dibentuk oleh anoda dan
berikut: (1) reaksi pembentukan ikatan antara katoda yang dialiri listrik. Dengan adanya
subtrat dan ligan harus reversibel, (2) ikatan anoda dan katoda yang bermuatan, konsentrasi
yang terbentuk tidak boleh merusak ion hidrogen atau senyawa asam akan
konformasi atau situs aktif substrat.[10] Jika terkonsentrasi pada anoda sehingga larutan
syarat ini tidak terpenuhi, substrat yang sekitar anoda bersifat asam. Sementara
dihasilkan akan kehilangan ativitas senyawa basa akan terkonsentrasi pada katoda.
biologisnya. Perpindahan senyawa asam dan basa ini akan
membentuk konsentrasi gradien pH dari anoda
(pH rendah) ke katoda (pH tinggi). Ditambah
lagi, reaksi yang terjadi pada anoda adalah
oksidasi air yang menghasilkan ion hidrogen
sehingga menurunkan pH pada anoda.
Sementara pembentukan ion hidroksi dengan
reduksi air terjadi pada katoda.[16]
yang lebih tipis karena rasio permukaan Alasan lain yang membuat karbon dioksida
terhadap volumenya lebih besar dibandingkan sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi
gel yang teba sehingga lebih mudah untuk adalah tidak dibutuhkan suhu yang tinggi
menghilangkan panas ke lingkungan. [15]
untuk mencapai kondisi superkritik sehingga
Kelarutan protein juga harus diperhatikan senyawa yang diekstraksi tidak mengalami
karena molekul protein cenderung kerusakan yang disebabkan oleh kondisi
mengdendap saat keasaman protein mencapai operasi.
pI. Untuk menghindari terjadinya
pendendapan, urea atau senyawa detergen Pada teknik ekstraksi menggunakan fluida
ditambahkan ke larutan. Urea dalam larutan superkritik terdapat dua tahap utama yaitu
akan mengganggu pembentukan ikatan melarutkan senyawa dalam fluida superkritik
hidrogen antar molekul protein sehingga tidak dan dilanjutkan dengan persipitasi senyawa
terjadi koagulasi. Tetapi jika urea yang estrak. Pada tahap pertama, fluida pelarut,
ditambahkan terlalu banyak, pH larutan dapat
biasanya karbon dioksida dipanaskan dan
berubah drastis sehingga menyebabkan
denaturasi protein. Jadi dibutuhkan senyawa diberi tekanan sampai mencapai kondisi
lain yang menghambat koagulasi protein.[15] superkritik.[20] Selektivitas dan kapasitas
pelarut dipengaruhi oleh massa jenis fluida
Pemisahan campuran protein menggunakan superkritik. Sementara, massa jenis fluida
isoelectric focusing dilakukan pada jaringan
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur
sel tikus dilakukan dengan gel akrilamid.
Hasilnya, pemisahan dapat memisahkan fluida. Maka dari itu untuk mengoptimalkan
ratusan protein yang terdapat pada jaringan sel selektivitas dan kapasitas, tekanan dan suhu
tikus. Titik pI yang sangat berdekatan dapat fluida superkritik diatur.[19] Tahap selanjutnya
mengartikan mutasi protein pada jaringan adalah persipitasi senyawa terlarut dengan
sel.[18] cara menurunkan tekanan fluida superkritik.
Penurunan tekanan mengakibatkan penurunan
5. Ekstraksi Fluida Superkritik
massa jenis yang menghasilkan kelarutan
Fluida superkritikal adalah fluida dalam terhadap senyawa ekstrak yang sangat rendah.
kondisi temperatur diatas temperatur kritis dan Hasilnya, senyawa biomolekul memisahkan
tekanan diatas tekanan kritis. Fluida diri dari fluida sebagai persipitasi sementara
superkritikal pada umumnya memiliki densitas fluida menjadi gas dan menguap.[20]
yang tinggi, viskositas yang rendah, dan
Karena fluida pelarut yang biasa digunakan
difusivitas diantara cairan dan gas.[19] Jika
adalah karbon dioksida, senyawa yang terlarut
tekanan ditingkatkan terus, solubilitas dan
terbatas pada senyawa non-polar yang ringan
massa jenis fluida akan semakin menyerupai
seperti hidokarbon C3 dan C4. Hal ini
cairan.[20] Karakteristik ini menyebabkan
diakibatkan oleh sifat karbon dioksida yang
fluida superkritikal dapat menyebar melewati
polar dan massa jenis karbon dioksida
celah-celah padatan seperti gas dan
superkritik kurang besar untuk mengikat
melarutkan zat seperti cairan.[21] Sifat-sifat ini
molekul polar yang lebih besar. Penambahan
menyebabkan fluida superkritik menjadi
ko-pelarut seperti metanol yang bersifat polar
pelarut ekstraksi yang baik. Fluida superkritik
telah dilakukan untuk mengekstraksi senyawa
yang pada umum digunakan adalah karbon
polar. Sayangnya, hasilnya perolehannya
dioksida, CO2. Karbon dioksida merupakan
belum setinggi hasil ekstraksi konvensional.[19]
fluida yang umum digunakan karena tidak
Beberapa upaya lain telah dilakukan untuk
mudah bereaksi, tidak berbahaya, tidak mudah
meningkatkan perolehan. Contohnya adalah
terbakar dan harganya relatif terjangkau.[19]
Kezia Febriana, Perkembangan Terkini Teknologi Pemisahan pada Industri 9
Bioproses, 2015, 01-11
pemisahan molekul polar. Affinity membrane Extraction from Hen Egg White Using Reverse
chromatography berpotensi digunakan dalam Micelles, Bioseparation,9. Hal 81-91.
pemurnian berbagai macam molekul, yang [8] Krei, G. A., Hustedt, H. (1992). Extraction of
penting adalah substrat memiliki afinitas Enzymes by Reverse Micelles, Chemical
Engineering Science, 47(1). Hal 99-111
terhadap ligan pada membrane, senyawa
[9] Chen, F., et al. (2008). Antimicrobial Activity
tersebut termasuk antibody dan protein.
of AOT-isooctane Reverse Micelle as a
Isoelectric focusing adalah teknik yang Bioseparation and Biocatalyst Tool. Chemical
dikembangkan khusus untuk pemisahan Speciation and Bioavailability, 20(3), Hal 191-197.
protein. Supercritical fluid extraction sangat [10] Zou, H., Luo, Q., Zhou, D,. (2001). Affinity
berpotensi dalam bidang kosmetik dan Membrane Chromatography for the Analysis and
makanan yang membutuhkan senyawa yang Purification of Proteins. Elsevier. 49. 199-240.
memiliki wangi khas dan perasa natural yang [11] Ghosh, R., (2002). Protein Separation Using
khas dimana senyawa-senyawa ini biasanya Membrane Chromatography: Opportunities and
adalah senyawa organik ringan yang bersifat Challenges. Elsevier. 952. Hal 13-27.
[12] Orr, V., et al. (2013). Recent Advances in
non polar. Teknik yang termasuk baru, yaitu
Bioprocessing Application of Membrane
microfluidic bioseparation, berpotensi untuk
Chromatography, Biotechnology Advances, 31, hal
berbagai macam pemisahan biomolekul, hanya 450-465.
saja teknik ini perlu penelitian yang lebih [13] Ruckenstein, E., Guo, W. (2001). Crosslinked
lanjut. Mercerized Cellulose Membranes and Their
Daftar Pustaka Application to Membrane Affinity
Chromatography, Journal of Membrane Science
[1] Keller, K., Friedmann, T., (2011). The 187, hal 277-286.
Boseparation Needs for Tomorrow. The NDS in [14] Guo, W., Ruckenstein, E. (2001). A New
Biotechnology. 19(11). Hal 438-441. Mtrix for Membrane Affinity Chromatography and
[2] Singh, P.C., Singh, R.K., (1996). Choosing an its Application to the Purification of Concanavalin
Appropriate Bioseparation Technique. Trends in A, Journal of Membrane and Science, 182, hal 227-
Food Science & Technology Engineering. 16(6). 234.
Hal 949-955. [15] Davey, J., Lord, M. (2003). Isoelectric
[3] Lazarova, Z., Tonova, K., (2008). Reversed Focusing. Oxford University Press, Oxford UK.
Micelle Solvents as Tools of Enzyme Purification Hal 1-8.
and Enzyme-Catalyzed Conversion, [16] Garfin, D. E. (2000). Separation Science and
Biotechnology Advances, 26, Hal 516-532. Technology, Volume 2, Academic Press. Hal 263-
[4] Liu, Y., Dong, X., Sun., Y. (2008). New 298.
Development of Reverse Micelles and Application [17] Vesterberg, O. (1972). Isoelectric Focusing of
in Protein Separation and Refolding. Chinese Proteins in Polyacrylamide Gels, Biochimica Et
Journal of Chemical Engineering.16(6). Hal 949- Biophysica Acta, 257, hal 11-19.
955. [18] Klose, J. (1975). Protein Mapping by
[5] Kadam, K. L. (1986). Reverse Micelles as a Combined Isoelectric Focusing and Electrophoresis
Bioseparation Tool, Enzyme Microbiology of Mouse Tissue, Humangenetik 26, hal 231-243.
Technology, 8. Hal 266-273. [19] Palmer, M. V., Ting, S. T. T. (1995).
[6] Cardoso, M. M., et al. (1998). Mechanisms of Applications for Supercritical Fluid Technology in
Amino Acid Partitioning in Cationic Reversed Food Processing, Food Chemistry, 52, hal 345-352.
Micelles, Bioseparation, 7. Hal 65-78 [20] Morgan, E. D. (2000). Supercritical Fluid
[7] Jarudilokkul, S., Paulsen, E., Stuckey, D. C. Extraction, III/Natural Products, Academic Press,
(2000). The Effect of Demulsifiers on Lysozyme hal 3451-3459
Kezia Febriana, Perkembangan Terkini Teknologi Pemisahan pada Industri 11
Bioproses, 2015, 01-11
All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.