SKRIPSI
Oleh :
NIM : 15.02.10.75
2019
1
UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 15.02.10.75
2019
2
3
4
5
Universitas An Nuur Purwodadi
ABSTRAK
Latar Belakang – HIV Merupakan bentuk penurunan kekebalan tubuh membuat
individu mudah terkena penyakit dan mengancam infeksi oportunistik,
neurologis, gangguan dan keganasan yang tidak biasa hingga berujung
fatal yaitu kematian Sedangkan secarasosial, cenderung mendapatkan
diskriminasi dari masyarakat berupa penolakan, penghindaran, dan juga
pengasingan,.dan perlunya pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
sekitapendidikan kesehatan merupakan upaya agar masyarakat berperilaku
atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara, persuasi bujukan,
imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran
Tujuan – Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan Anggota Karang Taruna
pada HIV/AIDS di Kelurahan Kuripan Kabupaten Grobogan.
Metode – desain penelitian ini merupakan quasi eksperimen kemudian teknik
sampling dalam penelitia ini adalah teknik total sampling dan di dapatkan
responden 50.
Hasil – berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi dengan uji wilxocon
positif rank 50 berarti terdapat perubahan. Di dapatkan hasil 0,000 p value
≤ 0,05 yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan.
Simpulan – dari simpulan di atas di dapatkan bahwa pengaruh pendidikan
kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan Anggota
Karang Taruna pada HIV/AIDS di Kelurahan Kuripan Kabupaten
Grobogan.
Kata kunci : HIV, Pendidikan Kesehatan, Tingkat Pengetahuan.
Kepustakaan : 28 (2002-2018)
6
An Nuur Purwodadi Health School
Nursing Study Program
Research Paper, September 2019
Yunita Dianasari Siregar
ABSTRACT
Background - HIV is a form of decreased immunity making individuals
susceptible to disease and threatening opportunistic, neurological
infections, disorders and malignancies that are uncommon to fatal, namely
death, whereas socially, tend to get discrimination from the community in
the form of rejection, avoidance, and also exile, and the need for health
education for the community around health education is an effort so that
people behave or adopt health behaviors by way of persuasion, appeal,
invitation, provide information, provide awareness.
Objectives - The purpose of this study was to determine the effect of health
education about HIV / AIDS on the level of knowledge of Karang Taruna
Members on HIV / AIDS in Kuripan Village, Grobogan Regenc.
The method - the design of this study is a quasi-experimental then the sampling
technique in this research is the total sampling technique and obtained 50
respondents.
Results - based on a computerized analysis using a positive wilxocon rank 50 test,
there was a change. The results obtained 0,000 p value ≤ 0.05 which
means there is an influence of health education on health education about
HIV / AIDS on the level of knowledge.
Conclusions - from the conclusions above it was found that the influence of health
education about HIV / AIDS on the level of knowledge of Youth Members
on HIV / AIDS in Kuripan Village Grobogan Regency.
Keywords : HIV, Health Education, Knowledge Level
Literature : 28(2002-2018)
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 15.02.10.75
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Riwayat Pendidikan :
8
KATA PENGANTAR
tepat waktu. Oleh karena itu, perkenankan penulis pada kali ini untuk
Purwodadi.
9
6. Kepada Orang Tuaku, Bapak Marahdoli Siregar dan Ibu Dewi Ratmiati
beserta keluarga sanak saudara yang selalu memberikan motivasi dan juga
ini.
skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penyusunan skripsi penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Peneliti
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN
11
E. Penelitian Terkait ................................................................................. 5
B. Pengertian HIV.....................................................................................19
C. Pencegahan HIV...................................................................................22
F. Kerangka Teori..................................................................................... 33
G. Hipotesa ............................................................................................... 34
E. Definisi Operasional............................................................................. 39
12
B. Karakteristik Responden ...................................................................... 51
BAB V : PEMBAHASAN
BAB VI : PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 71
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTA PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Pendidikan Kesehatan ............. 53
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Pendidikan Kesehatan ............ 53
14
DAFTAR BAGAN
15
DAFTAR LAMPIRAN
16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS pada tahun 2015 denganperkiraan ada 35 juta orang hidup dengan
Sub Sahara Afrika menempati kasus tertinggi dengan 24,7 juta. Indonesia
Myanmar berada pada posisi ke 5 diseluruh dunia pada tahun 2014 (Natasya,
sebanyak 386 kabupaten. Kasus HIV/AIDS di Indonesia saat ini pada posisi
17
2
hingga pada sekitar Juni 2014 total dari jumlah yang terinfeksi virus HIV di
Indonesia sudah mencapai 142.950 orang dan 56.623 orang mengidap AIDS
provinsi Jawa Tengah mencapai 19.270 orang secara nasional jumlah penderita
kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Grobogan dari 2002 sampai saat ini ada
814 kasus. Dari jumlah ini, sudah ada 136 penderita yang meninggal dunia dan
berbagai kalangan dan usia, baik dari anak-anak, ibu rumah tangga dewasa, dan
orang tua. Selain rusaknya keadaan fisik pada seseorang, orang dengan
negatif yang muncul dikalangan masyarakat. ODHA dianggap sebagai hal yang
3
dianggap infeksi mematikan. Individu yang pertama kali di vonis HIV akan
mengalami perasaan takut, gelisah, depresi bahkan putus asa. Hal tersebut
mengerti, tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada
cara yang paling sederhana seperti metode curah pendapat, metode curah
semudah itu. Dari uraian latar belakang tersebut maka peneliti termotivasi
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Kabuaten Grobogan.
D. Manfaat Penelitian
1. Keilmuan
pada HIV/AIDS.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
Masyarakat.
E. Penelitian terkait
terhadap ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273) setelah dikontrol oleh
inklusi, yaitu berusia 20-45 tahun; lama terdiagnosis HIV > 6 bulan;
Indonesia, membaca, dan menulis; serta ODHA yang tinggal satu rumah
anggota karang taruna pada HIV/AIDS” metode yang saya gunakan adalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pendidikan Kesehatan
9
10
1) Advokat (Advocate)
2) Menjebatani (Mediate)
3) Memapukan (Enable)
1) Dimensi sasaran
Prompt Treatment)
e) Rehabilitasi (Rehabilitation )
12
berikut :
mencapi sasaran. Hal ini berdarkan pada prinsip komunikasi yang baik
1) Komunikasikan/sasaran (Receiver)
berbeda.
perubahan perilaku.
15
yang ada pada setiap manusia itu di terima atau ditangkap melalui
2012).
tetap pula. Dengan alat peraga, orang dapat lebih mengerti fakta
(Notoatmodjo, 2012):
pesan kesehatan.
cepat.
yang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih
bahan pendidikan.
diterima oleh manusia sehingga apa yang diterima akan lebih lama
ada 2 bentuk :
sebagainya.
Seperti televisi dan video cassette. Alat –alat bantu pendidikan ini
2. HIV/AIDS
a. Pengertian HIV/AIDS
darah putih itu merupakan bagian dari sitem kekebalan tubuh yang
1) Penularan Seksual
ganti Pasangan.
penularan HIV.
c) Penularan Parental
melukai kulit.
d) Penularan Perinatal
2012).
22
c. Pencegahan HIV/AIDS
itu adalah :
D dan E” yaitu:
bergantian
RI (2011):
3) Prostitusi
dikenal
lainnya.
tersebut.
1) Biologis
2) Lingkungan Sosial
(Dewa, 2014).
3) Psikologis
sadis.
membedakan baik dan buruk, benar dan salah, boleh dan tidak
tujuan utamanya.
26
4) Ekonomi
3 Tingkat Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014).
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat
isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
(Nursalam, 2011).
2012).
(Nursalam, 2011).
2) Faktor eksternal
b) Lingkungan
tinggi pula.
(1) Cara kuno atau non modern Cara kuno atau tradisional
(2) Cara coba salah (trial and error) Cara ini dilakukan dengan
pertanyaan.
pertanyaan.
pertanyaan.
33
f. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka dari teori Sebagai
berikut :
Faktor Eksternal
Umur
Pengetahuan Kesehatan
HIV/ AIDSS
Tingkat Pendidikan 1. Pengertian
2. Penularan
Paparan media/informasi 3. Gejala Klinis
4. Diagnosis
5. Tujuan Pengobatan
Ekonomi 6. Cara menghindari HIV/AIDS
Hubungan Sosial
Metode Pendidikan
Pengalaman Kesehatan
Faktor Internal :
1. Jasmani ( Panca Indera ) Pengetahuan
2. Rohani HIV/AIDS
( Kesehatan Psikis )
Keterangan: : Diteliti
Tidak Diteliti
g. Hipotesa
HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
h. Kerangka konsep
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota atau kelompok yang berbeda
ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh
35
proses penelitian (Nursalam, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
dengan rancangan penelitian one group pre test post test design. Jenis
01 X 02
Keterangan:
test).
1. Populasi
karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek
yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
2. Sampel
kampung kuripan.
Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoadmodjo, 2012).
responden penelitian
Variabel Dependent : Kemampuan masyarakat dalam Kuisioner 20 soal terdiri dari : Skor total nilai hasil Ordinal
pengetahuan tingkat menjawab pernyataan tentang pengertian HIV/AIDS, jawaban dari kuisioner
HIV/AIDS HIV/AIDS yang terdiri dari penularan, gejala klinis, pengetahuan.
pengertian HIV/AIDS, penularan, diagnosis, tujuan pengobatan Baik :76%-100%
gejala klinis,diagnosis, tujuan dan cara menghindar Cukup : 56%-75%
pengobatan, dan cara menhindari HIV/AIDS. Jika jawaban Kurang :< 56 %
HIV/AIDS benar poin 1, jika jawaban
salah poin 0
39
F. Metode Pengumpulan Data
banyak.
dengan wawancara.
huruf.
sederhana.
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi (Sujarweni,
memenuhi kriteria.
kuesioner.
terlebih dahulu.
Lingkungan Kuripan.
5. pencegahan 9,10,11,12,13 5
1. Uji Validitas
dengan nilai r table 0,444. Jika nilai r hitung > r table maka dinyatakan
tidak valid.
2. Uji Rehabilitas
suatu alat ukur pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal
ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap asas
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
(2011) adalah :
responden yang belum diisi atau isian yang jelas untuk ditanyakan
kembali.
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat.
b. Analisa Bivariat
jumlah sampel
<50, data dikatan normal apabila nilai p <0,05. Hasil dari uji
normalitas didapatkan nilai sig. 0.000 pada pre test dan pada nilai
sig. 0.047 pada post test. Jika alpha adalah 0.05, jadi p kurang
I. Etika Penelitian
penelitian.
1. Prinsip manfaat
a. Subjek berhak untuk ikut atau tidak ikut menjadi responden atau
partisipan penelitian.
3. Prinsip keadilan
responden.
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Grobogan Pada Remaja Post pendidikan kesehatan. Hasil penelitian terdiri dari karakteristik
responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan responden, analisa
Grobogan. Secara geografis Lingkungan Kuripan memiliki luas sekitar 520. Lingkungan
kuripan pada sebelah utara berbatasan dengan Desa Menduran, sebelah selatan
berbatasan dengan Ngembak, sebelah timur berbatasan dengan Desa Putat, sebelah barat
Sampai dengan tahun 2019 jumlah penduduk di Kelurahan Kuripan adalah 21.541 jiwa,
terdiri dari penduduk laki-laki 10.702 jiwa dan penduduk perempuan 10.839 jiwa.
B. Karakteristik Responden
50
Responden dalam penelitian ini adalah remaja umur 17-25 tahun post pendidikan
Data yang diperoleh berasal dari jawaban tiap-tiap soal pada lembar kuesioner yang berisi
tentang tingkat pengetahuan HIV/AIDS . Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang telah di buat tabulasi
responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan responden sebagai
berikut :
1. Umur
(18.0%).
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi (n) Presentase (%)
Laki-Laki 18 36.0
Perempuan 32 64.0
Total 50 100.0
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak
(64.0%).
3. Pendidikan
Pendidikan Terakhir
Frekuensi (n) Presentase (%)
SMP 4 8.0
SMA 30 60.0
KULIAH 16 32.0
Total 50 100.0
4. Pekerjaan
Pekerjaan
Frekuensi (n) Presentase (%)
Pelajar 37 74.0
Wiraswasta 6 12.0
Buruh 7 14.0
Total 50 100.0
responden pelajar yaitu 37 responden (74.0%). dan pada pekerjaan yang terendah
C. Hasil Univariat
kesehatan sebelum diberikan perlakuan dengan nilai tertinggi adalah pada katagori
Tabel 4.6 Distribusi Frekuansi Nilai Post Test Lembar Pendidikan Kesehatan
Variabel pengetahuan Frekuensi Presentase
Baik 30 60.0
Cukup 18 36.0
Kurang 2 4.0
Total 50 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 terdapat 50 responden pengetahuan lembar setelah
diberikan perlakuan dengan nilai tertinggi adalah pada katagori “Baik” yaitu 30 orang
(60.0%).
D. Analisa Bivariat
1. Uji Wicoxon
Berdasarkan tabel 4.7 uji wilcoxon diperoleh hasil sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai Z (-6.192). pada nilai Asym Sig. (2-tailed)
Artinya ada perbedaan antara pendidikan kesehatan dengan lembar leaflet pada pretest
dan posttest, sehingga dapat disimpulkan pula jika ada pengaruh dari penggunaan
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang sudah dilaksanakan serta
membahas dengan literatur yang terkait yang ada dan hasil penelitian serupa yang pernah
dilakukan.
A. Karakteristik Responden
1. Umur
pendidikan kesehatan. Untuk umur 17 tahun berjumlah 4 orang (8.0%), umur 18 tahun
berjumlah (8.0%) dan 19 tahun berjumlah 6 orang (12.0%), umur 20 tahun berjumlah 9
(14.0%,) dan 23 tahun berjumlah 3 orang (6.0%), 24 tahun berjumlah 5 orang (10.0%),
Responden pada penelitian ini masih dalam katagori usia remaja dan memiliki
rasa ingin tahu akan pengetahuan dan informasi, masa remaja adalah masa dimana rasa
ingin tahu akan sesuatu hal sangat kuat. Semakin matangnya usia membuat mereka
dapat memiliki perilaku yang terbaik untuk mencapai tujuan yang baik. Menurut Laraia
2. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini diketahui jenis kelamin responden pada pedidikan kesehatan
sebaliknya yang paling banyak adalah perempuan dengan 32 orang (64.0%) dan laki-
total sampling lembar leaflet sehingga jumlah perempuan dan laki-laki tidak seimbang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ketut Indra Purnama (2013) mengatakan
HIV/AIDS.
3. Pendidikan
pendidikan yaitu SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Dengan didominasi oleh
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang
lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
4. Pekerjaan
Pada penelitian ini dikatahui pekerjaan responden pada perlakuan lembar baik
(12.0%).
yang belum bekerja dikarenakan memang sebagian besar responden memang masih di
kalangan pelajar, semua responden yang masih belajar mendapatkan informasi dan
bertukar pendapat sesama teman kerjanya, pada penelitian ini ada beberapa responden
yang telah bekerja antara lain seperti wiraswasta, pedagang dan buruh.
Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Herlambang (2011) bahwa
seseorang yang bekerja, sebagian besar waktu nya digunakan untuk bertukar pendapat
HIV/AIDS kebanyakan dari mulut ke mulut. Meskipun demikian ada sebagian dari
1. Analisa Univariat
baik, 25 orang dengan kategori cukup (50.0%), dan 15 orang dengan kategori kurang
(30.0%).
memang masih berstatus sebagai pelajar. Pengetahuan dan informasi didapatkan dari
lingkungan sekolah dan dari media online seperti google, facebook, twitter,
instagram, dll.
Pengetahuan baik atau kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber
kesehatan maupun media cetak dan elektronik. Responden yang memiliki tingkat
memiliki tingkat pengetahuan baik merasa takut akan penularan penyakit HIV,
sehingga responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih tanggap dan
rajin dalam melaksanakan hidup sehat . Jadi dapat dilihat bahwa semakin banyak
orang yang berpengetahuan tinggi tentang HIV/AIDS maka semakin banyak orang
yang yang akan melaksanakan hidup sehat dengan baik dan berkesinambungan.
merupakan salah satu faktor yang dapat merubah perilaku responden itu sendiri.
Sebagian pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga dengan cara
mendengar dan melihat, sehingga seseorang akan memperoleh hal-hal baru yang
dan kesadaran masyarakat tentang pentinggnya kegiatan hidup sehat dan mencegah
sejak dini penularanya melalui media penyampaian pesan yang mudah dimengerti
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior), perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
tingkat pengetahuan dapat dikatagorikan menjadi 3, yaitu : (1) pengetahuan baik bila
bila responden dapat menjawab 76 – 100 % dari semua pertanyaan yang diberikan,
pertanyaan yang diberikan, (3) pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media lembar balik. Dari hasil
lembar balik, tetapi perubahan pengetahuan pada kelompok lembar balik terlihat
Menurut Khoirun (2017) tentang kerucut pengalaman Edgar Gale dalam pemberian
ingat. Audiens yang melihat gambar dapat mengingat sebesar 30%, mendengarkan
dan melihat dapat mengingat sebesar 50%. Sedangkan untuk daya serap informasi
yang didapatkan melalui penglihatan sebesar 83% dan pendengaran sebesar 90% dan
daya serap informasi sebesar 80%. Sehingga seseorang yang menggunakan lebih
dari satu inderanya akan lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya promotif dan
preventif untuk mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada dan mencegah
dipengaruhi oleh metode yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian
pesan tersebut, metode dan kemasan yang tepat membuat peserta menjadi tertarik
dan tidak merasa jenuh ketika mendapatkan materi pendidikan kesehatan. Dalam
memberikan pendidikan kesehatan diperlukan alat bantu pendidikan agar pesan yang
disampaikan dapat diberikan dan diterima dengan baik oleh sasaran. salah satu alat
pendidikan kesehatan yang dapat digunakan dengan mudah dengan lembar lealfet.
iklan, dan lain sebagainya. Leaflet dapat diartikan sebagai selebaran yang berisi
informasi mengenai suatu hal atau peristiwa tertentu untuk diketahui oleh umum.
Sebagai media komunikasi, leaflet lebih tahan lama dan dapat disimpan untuk dilihat
standar 8.5 x 11 inchi. Leaflet atau dalam Bahasa Inggris disebut flyer (flier) pada
Kelautan dan Perikanan (2013), leaflet dapat berupa lipatan maupun tidak terlipat.
Pada panduan ini juga dijelaskan bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan
dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaikan. Pada bagian
lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan
leaflet. Isi materi informasi yang disampaikan melalui leaflet harus singkat jelas dan
padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan menggunakan kalimat
minat sasaran pembaca leaflet. Saefudin dan Setiawan (2006) menjelaskan bahwa
masyarakat luas. Namun terdapat beberapa jenis leaflet yang dilihat dari segi fungsi
1. Leaflet yang berfungsi informatif, yaitu leaflet yang dibuat dengan maksud untuk
dari lembaga yang menerbitkannya itu. Secara fisik tidak bisa dibedakan dalam
hal isi yang disampaikannya, kecuali tentu saja jika yang dilihatnya adalah
2. Leaflet yang berfungsi edukatif, yaitu leaflet yang di samping sudah mengandung
3. Leaflet yang berfungsi rekreatif, leaflet jenis ini bersifat menghibur pembacanya,
entertainment. Banyak kita jumpai misalnya dalam arena pameran atau hiburan-
hiburan massal.
4. Leaflet yang berfungsi persuasif, leaflet jenis ini biasanya dibuat oleh kalangan
bersifat bisnis, sosial, ataupun agama. Misi akhir dari jenis leaflet ini adalah agar
para pembacanya terpengaruh oleh ajakan sesuai dengan yang disajikan dalam
leaflet.
5. Leaflet yang berfungsi promosi atau iklan, leaflet jenis ini yang terbanyak kita
ada, namun untuk yang satu ini sudah lebih mengarah kepada unsur-unsur bisnis
dan bertujuan komersial. Bentuknya antara lain adalah iklan suatu produk tertentu
dari perusahaan tertentu. Penelitian ini dibatasi pada jenis leaflet edukatif, yang
media leaflet perlu penyajian pesan yang sesuai dengan keadaan ukurannya dan
sasaran yang dituju (Firda 2013). Penyajian pesan yang baik dapat dilihat dari
efek yang terjadi pada masyarakat yang dituju setelah membaca pesan. Menurut
2. Efek afektif, audiences merasa tersentuh hatinya oleh pesan tersebut, seperti
3. Efek konatif, yaitu dampak yang timbul pada audiences dalam bentuk perilaku,
beberapa macam bentuk ada yang terlipat maupun tidak. Bahkan terdapat
juga poster yang tidak berbentuk persegi panjang, melainkan bulat atau
mengikuti suatu bentuk objek tertentu. Faktor bentuk ini juga harus
leaflet tersebut.
2. Warna. Warna merupakan faktor yang sangat penting bagi leaflet, karena
dilihat akan lebih menarik dibanding dengan yang polos dan tidak
memperhatikan tema dan isu apa yang dibahas agar sesuai dengan isi
pesan.
mendeskripsikan suatu hal yang sulit dijelaskan, atau sesuatu yang akan
itu juga akan membuat pesan semakin jelas tanpa penjelasan yang
digunakan juga harus bahasa umum yang dimengerti oleh seluruh lapisan
masyarakat.
5. Huruf. Bentuk, jenis, warna, dan ukuran huruf juga menjadi faktor yang
penting. Huruf harus bisa terbaca dari jarak pandang baca yang normal
(30 cm dari mata), berarti harus menggunakan ukuran yang sesuai dan
tidak terlalu kecil. Jenis dan bentuk huruf juga perlu diperhatikan, karena
warna huruf harus kontras dengan warna latar agar kalimat dapat terbaca
dengan jelas.
Penggunaan alat bantu lihat (visual aids) sangat membatu peneliti
kesehatan dengan alat bantu (visual aids) cenderung memberikan timbal balik
yang positif dengan cara mendengarkan secara seksama apa yang disampaikan
oleh peneliti.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Putri Sari
penggunaan alat bantu lihat (visual aids) efektif terhadap sikap (PHBS) di
2. Analisa Bivariat
a. Uji Wilcoxon
Berdasarkan tabel 4.7 uji wilcoxon diperoleh hasil pada perlakuan pendidikan
berarti tidak ada penurunan nilai pada pengetahuan pendidikan kesehata. Pada nilai
positive ranks adalah 50, ini artinya pada pendidikan kesehatan mengalami
kenaikan 25.50. Sedangkan jumlah rangking positif atau sum of ranks sebesar
1275.00. Nilai sama atau Ties adalah 0, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
nilai yang sama antara pretest dan posttest perlakuan pendidikan kesehatan. Dari
hasil tes statistik diketahui asymp.sig. (2-tailed) nilai 0.001. karena nilai 0.001<0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa “hipotesis diterima”. Artinya ada perbedaan antara
pendidikan kesehatan pretest dan posttest, sehingga dapat disimpulkan pula jika ada
remaja post karang taruna Krida Bakti RT 04/13 di Kelurahan Kuripan. Adanya
pengaruh pendidikan kesehatan pada penelitian ini dikarenakan alat bantu lihat
(visual aids) memang sangat tepat untuk menyampaikan pesan secara sederhana dan
jelas. Responden dari usia anak-anak sampai dewasa pun akan mudah menangkap
meningkat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu dengan adanya pendidikan
Pengetahuan dan sikap yang ada pada seseorang dapat diterima melalui
indera. Salah satu indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam
otak adalah mata, kurang lebih 75-85% dari pengetahuan dan sikap manusia
diperoleh dari mata, sedangkan 13-25% lainnya tersebar melalui indera lainnya.
Penggunaan media visual ternyata memberikan pengaruh lebih besar ke otak. Visual
aids dapat membantu menstimulasikan indera mata pada waktu terjadinya proses
Hal ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Siti Arifah (2010)
tentang ”pengaruh pendidikan kesehatan dengan modul dan media visual terhadap
C. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya memenuhi kriteria dan prosedur penelitian
maksud dari pertanyaan dengan jelas dan responden tidak jujur dalam menjawab
pertanyaan yang ada pada kuesioner dan memberikan penjelasan jika responden kurang
mempengaruhi hasil penelitian. Jika penelitian dilakukan dalam waktu yang lama tentu
PENUTUP
A. Simpulan
kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan Anggota Karang Taruna pada
sebagai berikut :
kesehatan dengan adalah 10 orang (20.0%) dengan katagori baik, 25 orang (50.0%)
dengan katagori cukup, dan 15 orang (30.0%) dengan katagori kurang. Setelah
diberikan perlakuan didapatkan hasil 30 orang (60.0%) dengan katagori baik, 18 orang
(36.0%) dengan katagori cukup,dan 2 orang (4.0%) dengan kategori kurang. katakan
ada perbedaan dari hasil post test pendidikan kesehatan, sehingga dapat disimpulkan
B. Saran
71
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
mengimplementasikan berbagai teori dan konsep yang didapat dibangku kuliah dalam
3. Bagi Masyarakat
bahaya penyakit HIV/AIDS dan lebih menjaga diri dengan hidup sehat agar penyebaran
HIV/AIDS berkurang.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta..
Budiarto. (2012). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; (2014).
Dwi Retno.S. (2018). Harga Diri Orang Dengan Hiv/Aids Di Yayasan Sadar Hati Malang
The Relationship Of Family Support With Self-Esteem Level In People Living With
HIV/AIDS (Plwha) In Sadar Hati Foundation Malang.
Kemenkes. (2011). Pedoman nasional tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi
antiretroviral. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2012). Buku pedoman penghapusan Stigma & deskriminasi bagi pengelola
program petugas layanan kesehatan dan kader. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Direktorat
Pengendalian Penyakit Menular Langsung.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Maluku, (2012). Pengantar Penanggulangan HIV &
AIDS Provinsi Maluku. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Maluku, Ambon.
Sastroasmoro. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ketiga. In: Pemilihan
Subyek Penelitian dan Desain Penelitian. Jakarta: Sagung Seto, 78-100.
Sekretaris Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Grobogan Rahayu Ismarwini. (2016). Kasus
HIV/AIDS di Grobogan Menempati Peringkat Ketiga se-Jateng.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV.
Superkertia, G., Astuti, E. W., & Lestari, M. (2016). Hubungan antara tingkat spiritualitas
dengan tingkat kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacita
Denpasar. Jurnal Keperawatan, 1, 49.
Widyanto, F.C. (2014). Keperawatan kominitas dengan pendekatan praktis. Nuha Medika
Yogyakarta.
WHO. (2014). Human Immunodeficiency Virus HIV/AIDS. [ cited 2014 Nov 8 ]. Available from:
http://www.who.int/features/qa/71/en/ Zahroh. (2014). Stigma Masyarakat terhadap Orang
dengan HIV/AIDS.
LAMPIRAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Lingkungan Kuripan RW.13
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Penulis
No.Responden :
Usia :
Alamat :
Kuripan Kabupaten Grobogan”. Untuk itu secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa
paksaan.
Responden
.....................................
KUISIONER PENELITIAN
3. Umur : tahun
5. Pekerjaan : Petani
Wiraswasta
Pegawai
Scale: ALL VARIABLES
N %
Cases Valid
20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.899 20
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
N Valid 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0
Mean 20.98
Median 21.00
Sum 1049
Jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BURUH
7 14.0 14.0 14.0
Analisa Univariat
Statistics
PRETEST1 POSTEST1
N Valid 50 50
Missing 0 0
Mode 2 1
Range 2 2
Minimum 1 1
Maximum 3 3
Statistics
PRETEST1 POSTEST1
N Valid 50 50
Missing 0 0
Mode 2 1
Range 2 2
Minimum 1 1
Maximum 3 3
Sum 105 72
PRETEST1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Analisa Bivariat
Uji Wilcoxon
Ranks
Total 50
c. posttest = pretest
b
Test Statistics
posttest - pretest
a
Z -6.192