Anda di halaman 1dari 14

ANAK DAN REMAJA PADA HIV

MATA KULIAH KEPERAWATAN HIV-AIDS


DOSEN PENGAMPU : YUSTAN, NS. M.KEP

Oleh :
KELOMPOK 2
Khalidah Inayah 2214201210175
Nikadek Neviska Prisila 2214201210176
Qonita Putri 2214201210177
Riska Fatmala 2214201210178
Safruddin 2214201210179
Sylvia Ardana 2214201210180
Via Maulida 2214201210181

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN B
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Atas dasar nikmat
tersebut itulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Anak dan Remaja
Pada HIV”. Mata Kuliah Keperawatan HIV-AIDS dari Dosen Bapak Yustan, Ns.
M.Kep.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikannya.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari
dosen, rekan mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon
maaf apabila dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat banyak kesalahan.

Banjarmasin, Mei 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULAN........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................................3
1. Tujuan umum....................................................................................................................................3
2. Tujuan khusus...................................................................................................................................3
3. Manfaat Penelitian............................................................................................................................3
a. Manfaat Teoritis.........................................................................................................................3
b. Manfaat Praktis..........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................4
2.1 Pengertian HIV..............................................................................................................................4
2.2 Penyebab HIV Pada Anak dan Remaja......................................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala...........................................................................................................................5
2.4 Cara Mencegah Penularan HIV...................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Anak dan Remaja merupakan kelompok beresiko untuk penularan HIV,


karena masa remaja adalah masa individu berada pada mobilitas sosial yang
paling tinggi karena akan membuka peluang baginya untuk terpapar terhadap
berbagai perubahan sosial, kultural, budaya, serta fisik maupun psikologis.
Akibatnya remaja tersebut mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap
penularan berbagai jenis penyakit salah satunya HIV. Faktor penyebab adalah
kurangnya pengetahuan tentang HIV.
Human Immunodefiency Virus (HIV) merupakan kelompok retrovirus
yang mempunyai kemampuan dalam menduplikasi, mencetak dan memasukan
materi genetik, Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita lewat
hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bergantian
dan penularan dari ibu hamil ke janin melalui plasenta dan proses menyusui.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara tidak menggunakan jarum suntik
secara bergantian, tidak melakukan hubungan seksual bebas, tidak melakukan
transfusi darah dengan ODHA, dan ibu bersalin dengan sectio caesaria serta
ibu tidak menyusui langsung bayinya (Budhy, 2018). Jumlah penderita Infeksi
HIV di kalangan anak-anak dan remaja pada tahun 2020 yaitu 2,8 juta anak
dan remaja hidup dengan HIV. Sejumlah 120.000 anak-anak dan remaja
meninggal karena penyebab terkait AIDS (UNICEF, 2020). Di Indonesia
diperkirakan terdapat 543.100 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di tahun
2020 (Kemenkes RI, 2020). Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi
Bali (2019) menyampaikan bahwa Provinsi Bali termasuk dalam lima besar
kasus HIV/AIDS di Indonesia dengan jumlah penderita HIV/AIDS mencapai
22.034 jiwa. Data dari Profil Kesehatan Provinsi Bali (2020), jumlah kasus
HIV pada golongan usia 15-19 tahun yaitu 2,5% dan penderita AIDS usia 15-
19 tahun sebesar 1,7%. Data Profil Kesehatan Kabupaten Tabanan (2020),
Kabupaten Tabanan menduduki peringkat kelima pada kasus HIV/AIDS di

1
Provinsi Bali dengan jumlah kasus.
baru HIV pada golongan usia 15-19 tahun sebesar 1,7% dan penderita
AIDS usia 15-19 tahun sebesar 15,9%. Data kasus HIV/AIDS di Puskesmas I
Kediri tahun 2020 yang didapat tercatat 4 orang (13,3%) kasus baru yang
berawal dari TB positif yang kemudian dilakukan tes VCT pada kelompok usia
produktif dan 2 orang (6,7%) diantaranya yaitu remaja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Badru dkk (2020), menunjukkan
rendahnya pengetahuan komprehensif HIV di kalangan anak dan remaja,
perlu adanya peningkatan terhadap remaja khususnya dalam pemberian
pendidikan seksualitas fungsional yang komprehensif, termasuk HIV di tingkat
keluarga dan sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richard dkk di
Afrika Barat (2020), tampak bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik
remaja mengenai penularan HIV tidak mencukupi, dengan banyak faktor yang
berkontribusi seperti perilaku seksual berisiko, multiseksual dan tidak
menggunakan kondom. Temuan studi yang dilakukan oleh Neema dkk di
Uttarakhand, India (2017), menyimpulkan bahwa sebagian besar peserta
memiliki kesalahpahaman karena percaya bahwa HIV dapat ditularkan dengan
berdonasi darah, menyentuh, mencium, berjabat tangan, berpelukan, berbagi
kolam renang, pakaian, menggunakan toilet umum dan HIV dapat dibunuh
dengan membersihkan area yang terkena dengan air sederhana. Oleh karena
itu, perlu adanya program edukasi terapeutik tentang HIV bagi anak dan
remaja yang menganjurkan pantang, pengurangan jumlah pasangan seksual,
dan penggunaan kondom bagi remaja yang aktif secara seksual.
Penelitian yang dilakukan oleh Chitra (2020) di Nepal menunjukkan
remaja memiliki pengetahuan dan sikap positif yang memadai tentang seksual
dan reproduksi kesehatan. Pendidikan tinggi remaja merupakan faktor penting
bagi pengetahuan remaja tentang seksual dan kesehatan reproduksi. Namun,
tidak ada hubungan antara sikap dan karakteristik sosio-demografis remaja.
Selain itu, ada hubungan positif antara pengetahuan dan sikap tentang seksual
dan kesehatan reproduksi di antara peserta. Jadi, perlu dimasukkan pendidikan
seks yang lebih aman dalam kurikulum sekolah dan pesan ini harus
disebarluaskan melalui pengajaran, kampanye media massa, dan jejaring
sosial, serta platform efektif lainnya.
Berdasarkan uraian, maka kelompok 2 tertarik untuk melakukan

2
pembuatan makalah tentang “Anak dan Remaja pada HIV”

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu: Apakah penyebab terjadi nya Anak dan Remaja pada HIV.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Anak dan Remaja
pada HIV

2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan anak dan remaja tentang
pencegahan HIV
b. Mendeskripsikan sikap anak dan remaja tentang pencegahan HIV
c. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan sikap pencegahan
terhadap HIV

3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah informasi
kepada anak dan remaja terkait pengetahuan dan sikap pencegahan
HIV.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dapat dijadikan sebagai
referensi dalam meningkatkan kesehatan khususnya pencegahan
HIV untuk anak dan remaja.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HIV


HIV atau Immunodeficiency Virus adalah suatu virus patogen yang dapat
menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh sesorang, karena HIV ini
bekerja dengan cara menginfeksi dan merusak sel CD4 yang berperan penting
dalam sistem kekebalan tubuh. HIV jika tidak mendapati penanganan yang lebih
lanjut dapat mencapai stadium akhir dan dapat mengakibatkan AIDS.

2.2 Penyebab HIV Pada Anak dan Remaja


HIV Paling sering ditularkan selama hubungan seksual melalui cairan tubuh
seperti air mani dan cairan vagina. Hal ini juga dapat menyebar melalui
penggunaan obat intravena. Darah, produk darah, jarum, atau alat tajam lainnya
yang terkontaminasi cairan tubuh atau darah yang terinfeksi juga dapat
menyebarkan HIV. Penularan HIV pada anak dan remaja dapat terjadi melalui

2.2.1 Penularan melalui sang ibu

Jalur penularan HIV yang paling banyak terjadi pada anak kecil dan bayi
adalah lewat ibunya (mother-to-child transmission). Menurut Pediatric
AIDS Foundation, ada lebih dari 90% kasus penularan HIV pada anak kecil
dan bayi terjadi saat masa kehamilan. Seorang perempuan yang terinfeksi
HIV sebelum maupun saat hamil dapat menularkan virusnya pada calon
anak mereka sejak dalam kandungan. WHO memperkirakan, seorang ibu
hamil yang positif HIV berisiko sekitar 15-45% untuk menularkan virus
pada anak dalam rahimnya lewat tali plasenta. Risiko penularan HIV dari
ibu ke anak juga dapat terjadi apabila bayi terpapar darah, cairan ketuban
yang pecah, cairan vagina, atau cairan tubuh ibu lainnya yang mengandung
virus HIV selama proses melahirkan. Sebagian kasus lainnya dapat pula
terjadi dari proses menyusui eksklusif karena virus HIV dapat terkandung
dalam ASI. Maka itu, dokter biasanya akan mencegah penderita HIV
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

4
2.2.2 Penularan Melalui Jarum Suntik

Virus HIV dapat bertahan hidup di dalam jarum suntik selama kurang lebih
42 hari setelah kontak pertama kali dengan pemakai pertamanya (yang
positif HIV). Maka, ada peluang bagi satu jarum bekas untuk menjadi
perantara penularan HIV kepada banyak anak yang berbeda. Darah
mengandung virus yang tertinggal pada jarum dapat berpindah ke tubuh
pemakai jarum selanjutnya melalui luka bekas suntikan. Hal ini biasa
terjadi kepada remaja yang menggunakan narkoba suntik.

2.2.3 Penularan Melalui Aktivitas Seksual

Hasil survei dari Reckitt Benckiser Indonesia, setidaknya 33% anak muda
Indonesia pernah berhubungan seks tanpa pakai kondom. Selain itu,
penularan HIV juga berisiko terjadi pada anak yang mengalami kekerasan
seksual dari pelaku yang menderita HIV (baik disadari maupun tidak).

Penularan HIV lewat hubungan seks rentan terjadi dari kontak darah, air
mani, cairan vagina, atau cairan praejakulasi milik orang yang terinfeksi
HIV dengan luka terbuka atau lecet pada alat kelamin orang sehat, misalnya
dinding dalam vagina, bibir vagina, bagian penis mana pun (termasuk
lubang bukaan penis), ataupun jaringan dubur dan cincin otot anus.

2.2.4 Penularan Melalui Transfusi Darah

Risiko penularan HIV dari donor darah pada anak jauh lebih kecil
dibandingkan penularan karena jarum narkoba dan penularan melalui ibu.
Donor darah dengan jarum yang tidak steril juga dapat meningkatkan risiko
HIV pada anak, terutama di negara-negara yang tingkat kemiskinannya
masih tinggi. Anak yang menerima donor dari orang yang positif HIV juga
berisiko terinfeksi.

5
2.3 Tanda dan Gejala

Menurut Standford Children Health tanda dan gejala anak terkena HIV yaitu
tergantung pada usia anak tersebut terkena pertama kali seperti :

2.3.1 Pada Bayi

1. Tumbuh kembang anak terhambat. Misalnya, berat badan tidak


kunjung naik.
2. Perut membesar karena adanya pembengkakan pada hati dan limpa
mereka.
3. Mengalami diare dengan frekuensi yang tidak menentu.
4. Sariawan akibat infeksi jamur pada mulut anak yang ditandai dengan
bercak-bercak putih di rongga pipi dan lidah.
2.3.2 Pada Anak Sekolah

Ringan Sedang Parah


Pembengkakan getah Sariawan lebih dari 2 Menderita 2 infeksi seriys
bening bulan dalam 2 tahun terakhir
Kelenjar parotis Pembengakakn dan Infeksi jamur pada
membengkak peradangan jaringan paru- saluran pencernaan dan
paru pari-paru
Sering mengalami infeksi Diare Peradangan otak
sinus dan telinga
Mengalami gatal dan Demam tinggi yang tidak Tumor atau lesi ganas
terdapat ruam kulit kunjung sembuh lebih
dari 1 bulan
Pembengkakan perut Hepatitis Pn Pneumocytis
akibat membengkakannya jiroveci, jenis pneumonia
hati dan limpa pada anak yang paling sering terjadi
pada penderita HIV.

Cacar air dengan


komplikasi
Gangguan
6 ginjal
2.4 Cara Mencegah Penularan HIV

Menurut Healthy Children, jika anak remaja aktif secara seksual,


mereka perlu mempraktikkan seks yang aman. Ini berarti dengan
menggunakan kondom selama SETIAP pengalaman seksual. Bahkan ketika
orang yang terinfeksi HIV tidak memiliki gejala, mereka masih bisa
menularkan virus ke orang lain.Profilaksis pra pajanan (PrEP) adalah pilihan
jika anak remaja Anda berisiko tertular HIV. PrEP berarti minum obat untuk
mencegah tertular HIV. Ketika diminum sesuai resep, PrEP menurunkan
risiko terkena HIV sekitar 99%.

Semua remaja usia 15 tahun ke atas dianjurkan untuk mendapatkan


setidaknya satu kali skrining HIV rutin. Setelah skrining pertama, remaja yang
aktif secara seksual harus menjalani skrining HIV setidaknya setiap
tahun. Jika berisiko tinggi, mereka bahkan mungkin perlu diuji setiap 3 hingga
6 bulan dan bisa mendapatkan konseling risiko dari dokter anak Anda.

Pencegahan HIV pada anak juga dapat dilakukan dengan memberikan


pendidikan seks sedini mungkin. Anak kecil dan remaja harus mengerti
tentang HIV dengan benar agar dapat melindungi diri mereka.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak dan Remaja merupakan kelompok beresiko untuk penularan
HIV, karena masa remaja adalah masa individu berada pada mobilitas sosial
yang paling tinggi karena akan membuka peluang baginya untuk terpapar
terhadap berbagai perubahan sosial, kultural, budaya, serta fisik maupun
psikologis.
HIV atau Immunodeficiency Virus adalah suatu virus patogen yang
dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh sesorang, karena
HIV ini bekerja dengan cara menginfeksi dan merusak sel CD4 yang berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh.
HIV Paling sering ditularkan selama hubungan seksual melalui cairan
tubuh seperti air mani dan cairan vagina.

Menurut Standford Children Health tanda dan gejala anak terkena HIV
yaitu tergantung pada usia anak tersebut terkena pertama kali seperti :

 Pada Bayi

 Tumbuh kembang anak terhambat.

 Perut membesar

 Mengalami diare dengan frekuensi yang tidak menentu.

 Sariawan

 Pada Anak Sekolah

Menurut Healthy Children, jika anak remaja aktif secara seksual,


mereka perlu mempraktikkan seks yang aman. Ini berarti dengan
menggunakan kondom selama SETIAP pengalaman seksual. Bahkan ketika
orang yang terinfeksi HIV tidak memiliki gejala, mereka masih bisa
menularkan virus ke orang lain.Profilaksis pra pajanan (PrEP) adalah pilihan

8
jika anak remaja Anda berisiko tertular HIV. PrEP berarti minum obat untuk
mencegah tertular HIV. Ketika diminum sesuai resep, PrEP menurunkan
risiko terkena HIV sekitar 99%.

B. Saran
Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dengan permasalahan anak
dan remaja yang terkena HIV DAN AIDS akibatnya anak dan remaja tersebut
mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap penularan berbagai jenis penyakit
salah satunya HIV. dengan sebab itu penulis berharap ada pengawasan dari orang
yang bertanggung jawab.

9
DAFTAR PUSTAKA

Healthy Children. 2022. HIV Pada Anak dan Remaja. Online. Tersedia:
https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/sexually-
transmitted/Pages/HIV-Human-Immunodeficiency-Virus.aspx.. diakses 26 April
2023.

Medis Siloam Hospitalis. 2023. HIV dan AIDS- Faktor Resiko,Gejala, dan
Penanganannya. Online. Tersedia: https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/apa-itu-hiv. diakses 26 April 2023.

Pediatric Aids Foundation. 2023. About Pediatric AIDS. Online. Tersedia:


https://www.pedaids.org/about/about-pediatric-aids/. diaksess 26 April 2023.

Standford Medicine Children Health. 2023. AIDS/HIV in Children. Online. Tersedia:


https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=aidshiv-in-children-90-
P02509. diaksess 26 April 2023.

Budhy, E. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Imunologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kemenkes RI.

Badru, T., dkk. 2020. HIV Comprehensive Knowledge and Prevalence Among Young
Adolescents in Nigeria: Evidence From Akwa Ibom Aids Indicator Survey. BMC
Public Health. https://doi.org/10.1186/s12889-019-7890-y

Richard, A. K et al. 2020. Knowledge, Attitudes, And Practices Of Hiv-Positive


Adolescents Related To HIV/AIDS Prevention in Abidjan (Côte D’ivoire).
International Journal of Pediatrics. https://doi.org/10.1155/2020/8176501 Diakses 6
Desember 2021

Neema et al. 2017. Knowledge Of Adolescents Regarding HIV/AIDS. IOSR Journal


of Nursing and Health Science. Vol 6, Nomor 2

Chitra, K., et al 2020. Knowledge and Attitude On Sexual and Reproductive Health
Among Adolescents in Lalitpur, Nepal. World Journal of Advanced Research and
Reviews. Vol. 07(01). hh: 282–290

10
ii

Anda mungkin juga menyukai