Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN


“MENGENAL LEBIH AKRAB HIV/AIDS”

Dosen Pembimbing:
Ns. Muhamad Idris, S.Kep, M.KKK/ NIDN 0314088201

Disusun Oleh:
Chika Bella Agustina 1720220007
Nurul Nisfi 1720220010
Syifa Muzdalifa 1720220011
Margareta Hendriani 1720220024
Widyapati Permadi 1720220025

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Penyuluhan Kesehatan ini. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Siti Fatimah S.Kp, M.Pd selaku
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ns. Marini Agustin S.Kep, M.Pd selaku
Kepala Program Studi D-III Keperawatan, serta dosen pembimbing Fakultas Ilmu
Kesehatan Ns. Muhamad Idris, S.Kep, M.KKK yang telah berkenan membantu
pada tahap penyusunan hingga selesainya laporan ini.

Berkat tugas yang diberikan ini, maka dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis menyadari penyusunan dan
penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaannya.

Jakarta, 08 Desember 2023

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


Mengenal Lebih Akrab HIV/AIDS

Disahkan pada tanggal, 08 Desember 2023

Hormat kami

Ketua pelaksana Sekretaris

Widyapati Permadi
17202220025 Syifa Muzdalifa
1720220011

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dosen pembimbing

Siti Fatimah, S.Kp.M.Pd Ns. Muhamad Idris, S.Kep.M.KKK


NIDN 0304047202 NIDN 0314088201
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
HIV/AIDS terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kasus
HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun selama sebelas
tahun terakhir, pada umumnya di kelompok usia produktif (20-49 tahun) yaitu
sebesar 70-80%. Di Indonesia, penyebaran HIV/AIDS terjadi merata hampir
di semua Provinsi. Prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15 - 49 tahun
mengalami peningkatan.
Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus Human Immunodeficiency
Virus (HIV) pada 2021 sebanyak 36.902 kasus. Dari jumlah itu, mayoritas
penderitanya merupakan usia produktif. Penderita kasus HIV paling banyak
berasal dari rentang usia 25-49 tahun dengan persentase 69,7% pada
2021. Lalu disusul rentang usia 20-24 tahun sebesar 16,9% dan penderita HIV
di atas 50 tahun sebesar 8,1%. Sementara itu, sebanyak 3,1% penderita HIV
berasal dari usia 15-19 tahun dan usia di bawah 4 tahun sebanyak 3,1% dan
1,4%. Kemudian, persentase terkecil penderita HIV yang dilaporkan terdapat
pada usia 5-14 tahun sebesar 0,7%. Adapun jumlah kasus HIV stadium lanjut
atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia sebanyak
5.750 kasus pada 2021. Mayoritas penderitanya berada pada rentang usia 30-
39 tahun. Kemudian sebanyak 29,4% penderita AIDS berasal dari rentang usia
20-29 tahun. Diikuti 18,7% penderita pada rentang usia 40-49 tahun, 9,8%
usia 50-59 tahun, dan 3,4% usia di atas 60 tahun. Sedangkan usia di bawah 15
tahun persentasenya di bawah 2%.
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), dan hal tersebut harus segera
mendapatkan penanganan. Perlakuan diskriminatif dapat berasal dari keluarga
sendiri, teman dan kerabat, masyarakat sekitar, ataupun dari pemerintah.
Stigma dan deskriminasi menimbulkan dampak psikologi yang berat
bagaimana ODHA memandang diri mereka. Kondisi ini dapat mendorong
terjadinya depresi, kurang penghargaan diri, keputusasaan, bahkan keinginan
bunuh diri atau merusak dirinya. Kurangnya dukungan dari lingkungan
(dukungan material, informasional, emosional, sosial, atau spiritual) akan
membuat kualitas hidup ODHA memburuk (Wahyuningsih & Novianto,
2017).
Menurut World Health Organization (Utami, Liza, & Ashal, 2018) bahwa
depresi merupakan suasana hati dan tanggapan emosional dalam menanggapi
respon kehidupan, dapat menyebabkan gangguan yang serius dan berdampak
pada tempat kerja, sekolah maupun keluarga, bahkan bunuh diri bisa
dilakukan akibat dari depresi, Hasil sidang World Health Assembly pada 2018
menyatakan depresi ditingkat negara semakin meningkat secara global.
Depresi merupakan salah satu bentuk yang ditandai dengan kemurungan,
kelesuan, tidak bergairah, putus asa, dan tidak berguna (Wandono, 2017),
depresi juga dapat menonaktifkan hubungan fungsional, sosial dan fisik, dan
meningkatkan angka bunuh diri (Rahmawati, Arneliwati, & Elita, 2015).
Gejala paling khas sering terjadi saat berduka cita dan individu yang
melaporkan keadaan depresi, seperti mengalami kesedihan, insomnia,
penurunan nafsu makan.
B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama Penyuluhan Kesehatan ”Peningkatan pengetahuan
remaja terkait penyakit HIV/AIDS”
C. TEMA KEGIATAN
Peningkatan pengetahuan remaja terkait penyakit HIV/AIDS.
D. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan umum : untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV dan AIDS
secara mandiri, serta diharapkan siswa-siswi mampu menerapkan cara
pencegahan HIV dan AIDS.
2. Tujuan khusus diharapkan siswa mampu :
a. Memahami tentang HIV dan AIDS secara mandiri dengan benar.
b. Mengetahui penyebab utama penularan infeksi HIV secara mandiri
dengan benar.
c. Mengetahui proses terjadinya infeksi HIV secara mandiri dengan
benar.
d. Menyebutkan tanda dan gejala HIV secara mandiri dengan benar.
e. Menyebutkan cara penularan HIV secara mandiri dengan benar.
f. Menyebutkan cara pencegahan HIV secara mandiri dengan benar.

E. WAKTU DAN TEMPAT


Tempat : Masjid Nurul Islam , Jati Asih
Hari : Jum’at, 08 Desember 2023
Waktu : 19.30 - Selesai
F. JENIS KEGIATAN
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pemberian materi tentang HIV dan AIDS.
b. Membuka sesi tanya jawab.
c. Mengisi kegiatan dengan fun game yang terdapat hadiah kecil.
G. SASARAN
Sasaran untuk kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah Remaja Masjid Nurul
Islam . Dengan jumlah 20 orang.
H. MEDIA & METODE
Media dan metode yang digunakan pada Penyuluhan Kesehatan ini adalah:
a. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab.
b. Media : Proyektor, PPT, Laptop, Leaflet.
I. PELAKSANA
Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam As-Syafi’iyah.
J. SUSUNAN KEPANITIAAN
Terlampir
K. SUSUNAN ACARA
Terlampir
L. STRATEGI PELAKSANAN
Terlampir
M. RENCANA ANGGARAN DANA KEGIATAN
Terlampir
N. PENUTUP
Demikian Laporan Akhir Penyuluhan Kesehatan yang bertemakan “Mengenal
Lebih Akrab HIV/AIDS”. Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, maka melalui kesempatan ini kami sebagai panitia pelaksana
menyampaikan permintaan maaf yang tulus. Semoga ilmu dan pengetahuan
yang kami sampaikan kepada Remaja Masjid Nurul Islam dapat bermanfaat
dan menambah wawasan kita semua tentang HIV dan AIDS.

.
Lampiran 1

SUSUNAN KEPANITIAAN PENYULUHAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2023

Pengarah : Rektor UIA : Dr. Masduki Ahmad, SH, MM

Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIA : Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd

Ka. Prodi : Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd

Pembimbing : Ns. Muhamad Idris, S.Kep, M.KKK

Ketua pelaksana : Widyapati Permadi

Sekretaris : Syifa Muzdalifa

Bendahara : Margareta Hendriani

Seksi Perlengkapan : Chika Bella Agustin


Nurul Nisfi
Seksi Dokumentasi : - Widyapati Permadi
Syifa Muzdalifa
Chika Bella Agustina
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
Hari Selasa 15 November 2022
Waktu Kegiatan Pelaksana Keterangan

19.30-19.50 Kumpul Panitia, Tatap Muka


Persiapan, Semua panitia
Briefing
Pembagian
tugas
20.00-20.05 Absensi dan Nurul Nisfi Tatap Muka
pembagian Margareta Hendriani
snack
20.10-20.15 Pembukaan Mc Widyapati Permadi Tatap muka

Tatap Muka
20.16-20.25 Sambutan Ketua Jamar komarudin dan
DKM Nurul Fayad
Islam dan
sambutan Ketua
Irmani
- Chika Bella Agustina Tatap Muka
20.26-21.00 Pemaparan - Nurul Nisfi
Materi
21.00-21.15 Tanya Jawab Widyapati Permadi Tatap Muka

21.16-21.25 Post test Margareta Hendriani Tatap muka

21.25-21.30 Penutup Fayad Tatap Muka

21.30-21.35 Doa Widyapati Permadi Tatatp Muka

Dokumentasi Semua Panitia Tatap Muka


Lampiran 3
STRATEGI PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
No Tahapan Waktu Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 10 menit - Memberi salam - Peserta menjawab
/ Fase - Tegur sapa salam
Orientasi - Memperkenalkan diri - Peserta menjawab
- Menjelaskan tujuan sapaan
penyuluhan - Peserta
mendengarkan
- Peserta menyimak
2. Kegiatan inti 30 menit - Petugas bertanya - Peserta menyebutkan
/ Fase kerja mengenai pengetahuan apa yang mereka
peserta tentang materi ketahui
yang akan
disampaikan

Petugas menjelaskan: - Peserta menyimak

- Pengertian HIV dan - Peserta menyimak


AIDS
- Penyebab utama - Peserta menyimak
penularan HIV/AIDS
- Proses terjadinya - Peserta menyimak
infeksi HIV - Peserta menyimak
- Tanda dan gejala HIV - Peserta menyimak
- Cara penularan HIV
- Cara pencegahan HIV
- Peserta bertanya
- Petugas memberi kepada petugas
kesempatan peserta
untuk bertanya jika
masih ada yang belum
jelas

4. Penutup / 10-15 - Evaluasi objek - Peserta menyimak


Evaluasi menit lisan/tulisan
- Menyimpulkan - Peserta menyimak
- Salam penutup - Peserta menjawab
salam

Lampiran 4
ANGGARAN DANA KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN DI SMK KI HAJAR DEWANTARA
HARI JUM’AT, 08 DESEMBER 2022

Dalam Kegiatan Penyuluhan Kesehatan “Peningkatan pengetahuan remaja


terkait penyakit HIV/AIDS” ini, terdapat beberapa anggaran dana yang didapat
maupun yang dikeluarkan agar kegiatan berjalan dengan baik.
Kegiatan ini diperoleh dari:
Iuran mahasiswa : Rp. 50.000
Total : Rp. 250.000

Pengeluaran Jumlah Rupiah (Rp)


Pembuatan Media
- Leaflet 25 Rp. 50.000
- Print out & fotocopy - -
Snack
- Minuman 25 pcs Rp. 12.500
- Box snack 25 pcs Rp. 137.500
Doorprize 3 pcs Rp. 50.000
Biaya tak terduga - Rp. 2.000
Total pengeluaran Rp. 252.000
Sisa dana -
MATERI HIV/AIDS

A. PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus golongan RNA yang
spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan AIDS.
HIV positif adalah orang yang telah terinfeksi virus HIV dan tubuh telah
membentuk antibodi (zat anti) terhadap virus tersebut. Mereka berpotensi
sebagai sumber penularan bagi orang lain.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Sindrome.
disebut acquired (diperoleh) karena hanya akan menderita kalau terinfeksi
HIV. Immunodeficiency berarti menyebabkan rusaknya sistem kekebalan
tubuh, disebut syndrome karena di tahun-tahun sebelum HIV ditemukan dan
dikenali sebagai penyebab AIDS, kita mengenali sejumlah gejala dan
komplikasi, termasuk infeksi dan kanker yang terjadi pada orang yang
mempunyai faktor-faktor risiko yang umum. AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome/Sindroma Defisiensi Imun Akut / SIDA) adalah
kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat
infeksi HIV. AIDS sering bermanifestasi dengan munculnya berbagai
penyakit infeksi oportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome/Sindrom Defisiensi Imun
Didapat /SIDA)
A : Acquired artinya didapat, (bukan diturunkan) yang berarti AIDS terjadi
karena tertular virus HIV
I : Immuno/imun artinya kekebalan tubuh. Virus ini menyerang sistem
kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
D : Deficiency/Defisiensi artinya tidak cukup atau kekurangan (sel darah putih
tertentu dalam sistem kekebalan tubuh).
S : Syndrome/sindrom, artinya sekelompok gejala sebagai akibat infeksi HIV.
Dengan demikian, AIDS pada dasarnya adalah kumpulan gejala klinis
akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV. Ini artinya
orang yang mengidap AIDS sangat mudah tertular berbagai macam penyakit.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, tubuh tidak dapat
melawan kuman-kuman yang pada kondisi normal tidak menimbulkan
penyakit. Infeksi oportunistik dapat disebabkan oleh berbagai virus, jamur,
dan bakteri serta dapat menyerang berbagai organ tubuh. Setiap orang yang
menderita AIDS pasti terinfeksi HIV, namun tidak semua orang dengan
infeksi HIV menderita AIDS.
Masa Jendela (window period) adalah masa dimana seseorang yang
sudah terinfeksi HIV, namun pada pemeriksaan antibodi di dalam darahnya
masih belum ditemukan HIV. Masa jendela ini biasanya berlangsung 3 bulan
sejak infeksi awal.
Limfosit adalah bagian dari sel lekosit yang memiliki fungsi spesifik untuk
fagositosis, memori. Limfosit terbagi 2 golongan utama yaitu limfosit T dan
B. Limfosit T adalah jenis limfosit yang mengalami proses pematangan di
timus (T) dan memiliki fungsi dalam memori, sitotoksik terhadap antigen
asing.
CD 4 (CD: cluster of differentiation) adalah reseptor pada permukaan sel
limfosit T yang menjadi tempat melekatnya virus HIV. Jumlah CD4+ limfosit
T dalam plasma adalah petunjuk progresivitas penyakit pada infeksi HIV.
Viral Load adalah beban virus yang setara dengan jumlah virus dalam darah
yang dapat diukur dengan alat tertentu (antara lain PCR).
Antigen p24 adalah antigen yang terdapat pada virus HIV yang dapat
dideteksi 2-3 minggu setelah terinfeksi.
B. PENYEBAB UTAMA PENULARAN HIV/AIDS
1. Berhubungan Seksual Tanpa Pengaman
Hubungan seksual merupakan penyebab utama penularan HIV/AIDS yang
paling umum terjadi karena virus dapat menular melalui cairan sperma dan
lendir vagina. Berhubungan seksual dengan penderita HIV memiliki risiko
tertular paling tinggi. Sebaiknya hindari bergonta-ganti pasangan dan
gunakan kondom untuk keamanan Anda.
2. Penggunaan Jarum Suntik Bersama
Jarum suntik tidak steril merupakan salah satu media penularan virus
HIV/AIDS. Penularan virus HIV melalui jarum suntik banyak terjadi pada
pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik secara bergantian. Hal
ini disebabkan oleh jarum yang digunakan oleh penderita HIV digunakan
oleh orang lainnya, sehingga virus juga ditularkan ke orang yang
menggunakan jarum tersebut.
3. Alat Tato atau Tindik Tidak Steril
Sama halnya dengan jarum suntik, pembuatan tato di bagian tubuh
merupakan salah satu penyebab utama penularan HIV/AIDS. Ini karena
alat tato juga menggunakan jarum suntik, bila dipakai secara bergantian
meningkatkan risiko terkena HIV dari orang sebelumnya. Penting bagi
Anda untuk memastikan jarum steril sebelum melakukan tato atau tindik.
4. Transplantasi Organ Tubuh dari Penderita HIV
Penularan virus HIV/AIDS dapat terjadi melalui proses transplantasi organ
tubuh, misalnya ketika seseorang mendapat transplantasi organ dari
penderita HIV/AIDS, virus di dalam organ tersebut dapat masuk ke dalam
tubuh pasien. Hal ini perlu diwaspadai baik oleh petugas medis maupun
pasien dengan memastikan seluruh kondisi kesehatannya terlebih dahulu.
Tak hanya itu, transfusi darah tanpa melalui proses screening bisa
menularkan HIV pada Anda.
5. Pekerja Rumah Sakit Lebih Rentan
Bekerja di rumah sakit sakit meningkatkan risiko seseorang tertular virus
HIV/AIDS. Ini karena mereka yang bekerja sebagai petugas medis
cenderung melakukan kontak dengan darah atau jarum suntik yang telah
terkontaminasi virus HIV/AIDS. Meskipun petugas medis telah melakukan
beragam pengamanan dengan baik, risiko ini tetap harus diwaspadai.
6. ASI dari Ibu HIV
Virus HIV dapat ditularkan melalui ASI dari ibu dengan HIV/AIDS, maka
dari itu perlu pertimbangan dokter mengenai pemberian ASI pada bayi.
Agar kondisi ini tidak terjadi pada bayi Anda nantinya, konsultasikan
dengan dokter kandungan Anda untuk memulai program kehamilan. Tes
HIV juga dapat dilakukan bagi mereka yang telah menginjak masa
kehamilan.
7. Diturunkan dari Ibu ke Janin dalam Kandungan
HIV dapat ditularkan oleh ibu hamil yang menderita HIV kepada janin
selama di dalam kandungan. Akibatnya janin yang terlahir ke dunia
berisiko mengalami HIV karena virus dapat menembus sawar plasenta.
Untuk mencegahnya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Penularan HIV dapat terjadi dimana pun, baik itu rumah sakit, lingkungan
pemakai narkoba, tempat pembuatan jasa tato yang mana menggunkan jarum
suntik sebagai medianya sebab jarum suntik terkadang dilakukan secara
bergantian, akhirnya tidak steril dan bisa jadi telah mengenai tubuh penderita
HIV/AIDS. Selain itu, penularan HIV/AIDS yang paling utama ialah hubungan
seksual secara bergantian tanpa memakai pengaman.

C. PROSES TERJADINYA INFEKSI HIV


Proses terjadinya infeksi HIV, terdiri atas 3 fase, yaitu:
1. Fase I (masa jendela/window periode)
Fase dimana tubuh sudah terinfeksi HIV, namun pada pemeriksaan
antibodi di dalam darahnya masih belum ditemukan anti-HIV. Masa
jendela ini biasanya berlangsung 3 bulan sejak infeksi awal. Selama masa
jendela, pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain.
Sekitar 30-50% orang mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius
ini dengan gejala demam, pembesaran kelenjar getah bening, keringat
malam, ruam kulit, sakit kepala dan batuk.
2. Fase II (masa tanpa gejala/asimtomatik)
Fase dimana hasil tes darah terhadap HIV sudah positif tetapi individu
belum menunjukkan gejala sakit. Individu ini dapat menularkan HIV
kepada orang lain. Masa tanpa gejala berlangsung rata-rata selama 2-3
tahun hingga lebih dari 10 tahun
3. Fase III (AIDS)
Ini adalah fase terminal dari HIV yang kita sebut dengan AIDS. Pada fase
ini kekebalan tubuh telah menurun dan timbul gejala penyakit terkait HIV,
seperti:
a) Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
b) Diare kronis
c) Batuk pilek tidak sembuh-sembuh
d) Berat badan terus menurun sebesar > 10% dari berat awal dalam
waktu 1 bulan.

D. TANDA DAN GEJALA HIV


1. Gejala infeksi tahap awal
Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya
gejala infeksi HIV tahap awal. Karena, tidak ada gejala mencolok yang
tampak segera setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin sampai
bertahuntahun kemudian. Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala
awal, seseorang yang terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam
darahnya. Orang yang terinfeksi tersebut akan sangat mudah menularkan
virus HIV kepada orang lain, terlepas dari apakah penderita tersebut
kemudian terkena AIDS atau tidak. Untuk menentukan apakah virus HIV
ada di dalam tubuh seseorang adalah dengan tes HIV.
Stadium Klinik 1
- Asimptomatik
- Limfadenopati Generalisata yang menetap
2. Gejala infeksi tahap menengah
Gejala infeksi HIV pada tahap menengah sudah lebih jelas, misalnya flu
yang berulang-ulang: lesu, demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran
kelenjar limfe, batuk. Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi mulut dan
kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau gejala-gejala dari infeksi
umum lain yang selalu kambuh karena penurunan kekebalan tubuh.
Stadium Klinik 2 (Mild disease/Penyakit awal)
- Berat badan turun kurang dari 10%
- Infeksi saluran nafas rekuren (sinusitis, tonsillitis, otitis media dan
pharingitis)
- Herpes zoster
- Kheilitis angularis
- Ulkus oral yang rekuren
- Pruritic Papular Eruptions
- Dermatitis seboroik
- Infeksi jamur pada kuku
3. Gejala infeksi tahap akhir
Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS, yaitu berat
badan menurun dengan cepat, diare kronis, batuk, sesak nafas (infeksi
paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik atau bisul
berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut sarcoma
kaposi), pusing-pusing, bingung, infeksi otak.
Stadium Klinik 3 (Advanced Disease/Penyakit lanjut)

- Berat badan turun lebih dari 10%


- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam, baik intermiten maupun konstan yang berlangsung lebih
dari 1 bulan
- Oral kandidiasis persisten
- Oral hairy leukoplakia
- TB paru
- Infeksi bakterial yang berat, seperti : pneumonia, empiema,
piomiositis, meningitis, infeksi pada tulang atau sendi, bakterimia,
dll.
- Nekrotizing stomatitis akut ulseratif, gingivitis dan periodontitis
- Anemia

Stadium Klinik 4 (Severe Disease/Penyakit berat)

- HIV wasting syndrome


- Pneumonia Pneumocytis jiroveci
- Pneumonia Bakterial rekuren
- Herpes simplek kronik (orolabial, genital atau anorektal, lebih dari 1
bulan, adanya visceral di beberapa tempat)
- Esophagus kandidiasis ( kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru)
- TB ekstrapulmonar
- Sarkoma Kaposi
- Cytomegalovirus
- Toxoplasma pada Sistem Syaraf Pusat
- Ensephalopathi HIV
- Kriptokokkus Ekstrapulmoner, termasuk meningitis
- Leukoensefalopati Multifokal Progresif
- Peniciliosis
- Kriptosporidiosis kronik
- Isosporiasis kronik
- Mikosis diseminata (histoplasmosis ekstrapulmoner
kokkidiodomikosis)
- Septikemia rekuren (termasuk Non-thipoidal salmonella)
- Lymphoma (cerebral atau B-sel. Non-Hodgkin)
- Karsinoma Servikal Invasif
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut
akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungsi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV.
Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi
hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar
menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker
sistem kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki
gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam
hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan
berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga
tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah
geografis tempat hidup pasien.

E. PENULARAN HIV
1. HIV menular melalui:
a) Cairan genital
Cairan genital (sperma, lendir vagina) memiliki jumlah virus yang
tinggi dan cukup banyak untuk memungkinkan penularan. Oleh
karenanya hubungan seksual yang berisiko dapat menularkan HIV.
Semua jenis hubungan seksual misalnya kontak seksual genital,
kontak seksual oral dan anal dapat menularkan HIV Secara statistik
kemungkinan penularan lewat cairan sprema dan vagina berkisar
antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui
transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS
terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman. Hubungan seksual
secara anal (lewat dubur), paling berisiko menularkan HIV, karena
epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan
epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran
darah.
b) Darah
Penularan melalui darah dapat terjadi melalui transfusi darah dan
produknya (plasma, trombosis) dan perilaku menyuntik yang tidak
aman pada pengguna napza suntik (penasun/IDU). Pada transplantasi
organ yang tercemar virus HIV juga dapat menularkan HIV pada
penerima donor.
c) Dari ibu ke bayinya
Hal ini terjadi selama dalam kandungan melalui placenta yang
terinfeksi, melalui cairan genital saat persalinan dan saat menyusui
melalui pemberian ASI. Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu
hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian
menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke
bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 25-40%%,
artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan
ada 3-4 bayi yang lahir dengan HIV positif.
2. Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV/AIDS:
a) Keringat
b) Air mata
c) Air liur/ludah
d) Air kencing/urine
3. HIV tidak ditularkan melalui cara berikut:
a) Bersenggolan
b) Berjabatan tangan
c) Bersentuhan dengan atau menggunakan pakaian bekas penderita HIV
d) Hidup serumah dengan ODHA
e) Berciuman biasa
f) Makanan atau minuman bersama
g) Berenang bersama
h) Gigitan nyamuk
i) Sabun mandi
j) Penggunaan toilet bersama
F. PENCEGAHAN HIV
1. Jenis pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan penyakit sesuai dengan aktivitas kesehatan pada tingkat
primer, sekunder, dan tersier (Potter & Perry, 2014) adalah sebagai
berikut:
a) Pencegahan primer
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
HIV dan AIDS melalui penyuluhan, pelatihan pada kelompok risiko
tinggi maupun rendah. Salah satu contohnya dengan memberikan
edukasi. Salah satu teori untuk upaya pencegahan HIV/AIDS yaitu
Teori atau metode ABCDE yaitu pencegahan yang dilakukan untuk
mengurangi kasus HIV/AIDS dengan menghindari faktor risiko dan
transmisinya.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui diagnosis dini dan
pemberian pengobatan. Pada HIV/AIDS dapat dilakukan dengan
melakukan tes darah.
c) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi komplikasi penyakit
yang sudah terjadi. Upaya yang dilakukan dalam pencegahan ini
dapat dilakukan dengan upaya rehabilitasi atau penggunaan obat ARV
untuk menjaga kondisi penderita agar tidak menjadi semakin
memburuk.

2. Upaya pencegahan HIV / AIDS


Pencegahan HIV dilakukan dengan menggunakan konsep “ABCDE”,
yaitu:
a) A (Abstinence), artinya Absen seks ataupun tidak melakukan
hubungan seks bagi yang belum menikah.
b) B (Be Faithful), artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan
seks (tidak berganti-ganti pasangan).
c) C (Condom), artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan
seksual dengan menggunakan Kondom.
d) D (Drug No), artinya Dilarang menggunakan narkoba.
e) E (Equipment), artinya pakai alat-alat yang bersih, steril, sekali
pakai, tidak bergantian, diantaranya alau cukur dan sebagainya (E
dapat juga pemberian Edukasi, pemberian informasi yang benar).
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan meningkatkan keterampilan
(skill) dan pengetahuan (knowledge) dengan cara atau metode yang sesuai
dengan kepercayaan dan budaya masyarakat setempat.
Pencegahan dibedakan berdasarkan kelompok-kelompok sasaran sebagai
berikut:
1. Kelompok tertular (infected people) Kelompok tertular adalah mereka
yang sudah terinfeksi HIV. Pencegahan ditujukan untuk menghambat
lajunya perkembangan HIV, memelihara produktifitas individu dan
meningkatkan kualitas hidup.
2. Kelompok berisiko tertular atau rawan tertular (high-risk people)
Kelompok berisiko tertular adalah mereka yang berperilaku sedemikian
rupa sehingga sangat berisiko untuk tertular HIV. Dalam kelompok ini
termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan
penjaja seks, penyalahguna napza suntik dan pasangannya, waria penjaja
seks dan pelanggannya serta lelaki suka lelaki. Karena kekhususannya,
narapidana termasuk dalam kelompok ini. Pencegahan untuk kelompok
ini ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
3. Kelompok rentan (vulnerable people) Kelompok rentan adalah
kelompok masyarakat yang karena lingkup pekerjaan, lingkungan,
ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang rendah dan status
kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan HIV.
Termasuk dalam kelompok rentan adalah orang dengan mobilitas tinggi
baik sipil maupun militer, perempuan, remaja, anak jalanan, pengungsi,
ibu hamil, penerima transfusi darah dan petugas pelayanan kesehatan.
Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan
kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIV. (Menghambat menuju
kelompok berisiko).
4. Masyarakat Umum (general population) Masyarakat umum adalah
mereka yang tidak termasuk dalam ketiga kelompok terdahulu.
Pencegahan ditujukan untuk peningkatkan kewaspadaan, kepedulian dan
keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan
AIDS di lingkungannya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PENINGKATAN
PENGETAHUAN REMAJA TERKAIT PENYAKIT HIV/AIDS
DI MASJID NURUL ISLAM, JATI ASIH

Pelaksanaan : jum’at, 08 Desember 2023


Tempat : Masjid Nurul Islam
Petugas : Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D-III
Keperawatan
Universitas Islam As-Syafi’iyah
A. Latar belakang
1. Hasil survey
Berdasarkan hasil survey pada tanggal 29 November 2023, diketahui
bahwa Remaja Masjid Nurul Islam kurang pengetahuan mengenai
HIV/AIDS.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan tentang HIV/AIDS.
3. Intervensi
Berikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui
HIV/AIDS.
B. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan siswa siswi mampu untuk
meningkatkan pengetahuan tentang HIV dan AIDS secara mandiri, serta
diharapkan siswa-siswi mampu menerapkan cara pencegahan HIV dan AIDS.
C. Tujuan khusus diharapkan siswa mampu :
1. Memahami tentang HIV dan AIDS secara mandiri dengan benar.
2. Mengetahui penyebab utama penularan HIV dan AIDS secara mandiri
dengan benar.
3. Mengetahui proses terjadinya infeksi HIV secara mandiri dengan benar.
4. Menyebutkan tanda dan gejala HIV secara mandiri dengan benar.
5. Menyebutkan cara penularan HIV secara mandiri dengan benar.
6. Menyebutkan cara pencegahan HIV secara mandiri dengan benar.

D. Materi penyuluhan
1. Pengertian Pengertian HIV dan AIDS.
2. Penyebab utama penularan HIV dan AIDS.
3. Proses terjadinya infeksi HIV.
4. Tanda dan gejala HIV.
5. Cara penularan HIV.
6. Cara pencegahan HIV.
E. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Media : Proyektor, PPT, Laptop, Leaflet
F. Setting tempat

PAPAN TULIS

PROYEKTOR

PENYAJI MATERI

REMAJ
A
MASJID
G. Langkah – Langkah Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 10 - Memberi salam - Peserta menjawab
/ Fase menit - Tegur sapa salam
Orientasi - Memperkenalkan diri - Peserta menjawab sapaan
- Menjelaskan tujuan - Peserta mendengarkan
penyuluhan - Peserta menyimak
2. Kegiatan 30
inti / Fase menit Petugas bertanya - Peserta menyebutkan apa
kerja mengenai pengetahuan yang mereka ketahui
peserta tentang materi
yang akan disampaikan

Petugas menjelaskan:
- Pengertian HIV dan - Peserta menyimak
AIDS
- Penyebab utama - Peserta menyimak
penularan HIV dan
AIDS
- Proses terjadinya - Peserta menyimak
infeksi HIV
- Tanda dan gejala HIV - Peserta menyimak
- Cara penularan HIV - Peserta menyimak
- Cara pencegahan HIV - Peserta menyimak

- Petugas memberi - Peserta bertanya kepada


kesempatan peserta petugas
untuk bertanya jika
masih ada yang belum
jelas

4. Penutup / 10-15 - Evaluasi objek - Peserta menyimak


Evaluasi menit lisan/tulisan
- Menyimpulkan - Peserta menyimak
- Salam penutup - Peserta menjawab salam

H. Leaflet
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) 90% peserta hadir.
b) Tempat dan alat tersedia sesuai dengan rencana.
c) Peran dan tugas peserta sesuai dengan rencana.
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan terlambat beberapa menit dari waktu yang
telah direncanakan.
b) Peserta berperan aktif selama pertemuan.

3. Evaluasi Hasil
a) Pelaksanaan kegiatan terlambat beberapa menit dari waktu yang
sudah direncanakan.
b) Remaja mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS.
c) Remaja memahami bagaimana proses dan tahapan terjadinya
HIV/AIDS.
d) Remaja memahami tanda gejala, penyebab utama penularan serta
pencegahan HIV/AIDS.
e) Memperkuat mental para remaja untuk menghadapi dampak
globalisasi, terutama masalah seks bebas.
f) Berdasarkan hasil pre test dan post test, peserta mengalami
peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS sebanyak 80%.

DOKUMENTASI KEGIATAN
DAFTAR HADIR MAHASISWA PANITIA PENYULUHAN
KESEHATAN “PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA
TERKAIT PENYAKIT HIV/AIDS”
Tanggal : 08 Desember 2022
No Nama NIM Tanda tangan

1 Chika Bella Agustina 1720220007

2 Nurul Nisfi 1720220010

3 Syifa Muzdalifa 1720220011

4 Margareta Hendriani 1720220024

5 Widyapati Permadi 1720220025


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN
HASIL PRE DAN POST TEST

NO NAMA USIA PRE TEST POST TEST


1 Zulkifri A. 17 th 60 70
2 Raihan Nata Ardias 17 th 60 80
3 Ahmad Maulana Sumarna 17 th 30 70
4 Naila Zahrani 17 th 70 100
5 NadIyatul H. S 17 th 70 100
6 M. Abdul Syarif 17 th 60 70
7 Gilang Chandra 17 th 60 -
8 Michella Adistia N. 17 th 50 80
9 Hamdan Kasiroh 17 th 50 80
10 Attalah Fikrie P. 17 th 70 -
11 Aifin Setiawan 17 th 70 -
12 Ahmad Ferdiansyah 17 th 50 30
13 Muhammad Faridz 19 th 30 40
14 Adhary Fajar Saputra 17 th 50 50
15 Fahri Alfareza 17 th 70 70
16 Ahmad Jaenudin 17 th 70 60
17 Nurma Liki 17 th 40 40
18 Andika Ardiansyah 17 th 80 70
19 M. A. Syauqi 17 th 60 90
20 Ananda Roofi Agri R. 17 th 70 80
21 Zallaludin Basuki R. 17 th 60 80
22 Febrian Nugraha 18 th 50 90
23 M. Fadilla 18 th 90 90
24 Nanang Hadad Harahap 16 th 30 80
25 Gilang Ramadhan 17 th 50 80
26 Muhammad Erlangga 17 th 50 60
27 Nandira Febriana 17 th 70 90
28 Alfa Permana Putra 17 th 70 90
29 Muhammad Rezza A. 18 th 60 70
30 Muhammad Iqbal 19 th 40 30

Anda mungkin juga menyukai