METODE TIM
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami membahas mengenai “Metode Tim”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari pihak lain. Oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
membutuhkan saran serta kritik yang membangun kami lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode asuhan keperawatan profesional tim adalah suatu system pengolahan
asuhan keperawatan yang dibagi dalam kelompok atau tim. (Hutape. et al, 2022)
mendefinisikan sebagai suatu model asuhan keperawatan tim yang dimana suatu system
pelayanan asuhan keperawatan sekelompok pasien secara kolaboratif yang dipimpin oleh
seorang perawat profesional sebagai ketua bersama dengan beberapa tenaga keperawatan
sebagai satu tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi penugasan metode tim.
2. Tujuan penugasan metode tim.
3. Konsep Penugasan Metode tim.
4. Struktur metode tim.
5. Kelebihan dan kelemahan metode tim.
6. Penerapan metode tim.
7. Tugas dan tanggung jawab anggota tim, ketua tim, dan kepala ruangan.
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi penugasan metode Tim.
2. Mengetahui tujuan penugasan metode tim.
3. Mengetahui konsep penugasan metode tim.
4. Mengetahui struktur metode tim.
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tim.
6. Mengetahui penerapan metode tim.
7. Mengetahui tugas dan tanggung jawab anggota tim, ketua tim, dan kepala
ruangan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Metode Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekolompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaburatif (Potter, Patricia 1993).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
5
D. Struktur Metode Tim.
Kepala Ruangan
6
4. Karu dan katim membagi pasien kepada perawat yang bertugas sesuai kemampuan
perawat (pengetahuan dan keterampilan)
Serah terima antar shift oleh karu, katim dan semua perawat pelaksana yang dapat
dilakukan melalui konfrens, atau keliling langsung ke pasien (sebelum dan selesai
dinas). Materi yang diserah terimakan yaitu laporan hasil pengkajian, permasalahan,
implementasi dan evaluasi. Selain itu perencanaan yang harus dilanjutkan oleh tim yang
akan bertugas.
5. Selesai konfrens, seluruh anggota tim mulai melakukan asuhan keperawatan langsung
maupun tidak langsung.
G. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim, Ketua Tim, dan Kepala Ruangan.
1. Anggota Tim
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.
b. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.
c. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan,
dan membuat rencana keperawatan.
d. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
e. Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru.
2. Ketua Tim
a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan pasien sejak masuk
sampai pulang.
b. Mengorientasikan pasien baru dan keluarganya.
c. Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan.
e. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
f. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan
keperawatan.
g. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
h. Mengembangkan perencanaan pulang.
i. Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh anggota
tim.
j. Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan lainnya untuk
membahas perkembangan kondisi pasien.
7
k. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi.
l. Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta pendokumentasiannya.
3. Kepala Ruangan.
a. Dalam perencanaan :
Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing.
Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien bersama ketua tim.
Mengidentifikasi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing pelaksanaan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
b. Dalam Pengorganisasian :
Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
Merumuskan tujuan metode penugasan.
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat.
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim.
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
8
Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Dalam Pengarahan :
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
Memberi pujian pada anggota tim.
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berkaitan dengan
askep pasien.
Melibatkan bawahan dari awal hingga akhir kegiatan.
Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Dalam Pengawasan :
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang akan di berikan.
Melalui supervisi :
Pengawasan langsung dilakukan melalui inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki
/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama atau sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan metode tim ini yaitu untuk memfasilitasi pelayanan keperawatan yang
komprehensif, menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar, menyatukan
kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
10
DAFTAR PUSTAKA
11