DISUSUN OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus pertama” Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Manajemen Keperawatan”.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun mengalami banyak permasalahan. Namun
berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini banyak kekurangan, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.Maka dari itu
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan seperjuangan.
Mawar Anggela
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan...........................................................6
B. Prinsip pemilihan metode penugasan ..............................................................................................6
C. Jenis-jenis metode penugasan..........................................................................................................6
D. Metode Fungsional...........................................................................................................................6
E. Metode Perawatan Tim....................................................................................................................7
F. Metode primer..................................................................................................................................8
G. Metode kasus....................................................................................................................................9
Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan adalah metode atau cara yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien untuk meningkatkan kualitas
asuhan serta meningkatkan derajat kesehatan
Metode Fungsional ini efisien,nmun penugasan seperti ini tidk dapat memberikan kepusn
kepada pasien maupun perawat .Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa
dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawat yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah
sesuai tugas yang dibebankan kepada perawaat.Perawat senior lebih sibuk dengan tugas
administrasi dan manajemen sementara asuhan keperawatan dipercayai kepada perawat junior
( Arwani dan Supriyanto,2005)
Pelaksanaan metode tim terdiri dari anggota yang berbeda dalam pemberian asuhan
keperawatanterhapat kelompok pasien.Pasien dibagi menjadi 2-3 tim terdiri perawat
profesional,teknikal dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.metode ini
didasarkan keyakinan setiap anggota kelompokmempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberi asuhan keperawatan sehingga menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi ( Tussaleha,2014)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
Metode Kasus adalah Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan menerapkan system model
asuhan keperawatan ?
C. Tujuan
Mampu menerapan asuhan keperawatan pada klien dengan menerapkan system model
asuhan keperawatan ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan adalah metode atau cara yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien untuk meningkatkan kualitas
asuhan serta meningkatkan derajat kesehatan
1. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya perawatan
luka kepada semua pasien di bangsal.
Metode Fungsional ini efisien,nmun penugasan seperti ini tidk dapat memberikan kepusn kepada
pasien maupun perawat .Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai
dengan metode ini karena asuhan keperawat yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai
tugas yang dibebankan kepada perawaat.Perawat senior lebih sibuk dengan tugas administrasi dan
manajemen sementara asuhan keperawatan dipercayai kepada perawat junior
Kelebihan :
Metode Perawatan Tim adalah Pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif ( Kerja sama )
(Douglas, 1992)
Pelaksanaan metode tim terdiri dari anggota yang berbeda dalam pemberian asuhan
keperawatanterhapat kelompok pasien.Pasien dibagi menjadi 2-3 tim terdiri perawat
profesional,teknikal dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.metode ini
didasarkan keyakinan setiap anggota kelompokmempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberi asuhan keperawatan sehingga menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi ( Tussaleha,2014)
Kelemahan :
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
3. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Kelebihannya :
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri → kepuasan perawat
Kelemahannya :
4. Metode Kasus
Metode Kasus adalah Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
Kelebihan :
Kekurangan :
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
1. Kepala Ruangan
A. Kajian data
1) Kepala Ruang
Keterangan :
TD : Tidak dilakukan
D : Dilakukan
3. Perawat Primer
Jumlah 3 1
Persentase 75 %
PENGORGANISASIAN
1) Kepala Ruang
Persentase 83,3%
4. Perawat Asosiet
PENGARAHAN
1) Kepala Ruang
3) Perawat Primer
PENGENDALIAN
1. Kepala Ruang
3. Perawat Primer
Jumlah 2 0
Persentase 100%
3. Berdasarkan hail penugasaan diketahui bahwa tim yang memiliki rencana asuhan
keperawatanyang kurang lengkap lebih sedikit dibandingkan tim yang memiliki rencana
asuhan keperawatan yang lengkap dan penerapan penugasaan diruang Anggrek Rumah
sakit X terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan rencana
asuhan keperawatan pasien di ruang rawat Anggrek. Hasil analisis hubungan metode tim
dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap diperoleh bahwa
penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang lengkap
lebih banyak dibandingkan tim yang menerapakan metode tim yang kurang, dimana
hanya terdapat rencana asuhan keperawatan saja.Disimpulkan ada hubungan yang
signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang
rawat Anggrek.
C. Identifikasi Masalah
DATA MASALAH
- Hasil observasi bahwa dalam BeBelum optimalnya pelaksanaan penugasaan di
pelaksanaan penugasaan baik dari ruang Anggrek
Kepala Ruang ke Kepala TIM
maupun dari Kepala TIM ke
perawat pelaksana (PA) belum
terlaksana secara optimal.
- Berdasarkan hasil observasi
penugasaan didapatkan bahwa
penerapaan penugasaan di dalam
Asuhan Keperawatan terhadap
kinerja di ruangaan dalam
menerapkan Asuhan Keperawatan
di Ruang Anggrek,Penerapannya
kadang dilaksanakan tapi belum
maksimal, dengan presentase 90 %.
- Penerapan penugasan di dalam BeBelum optimalnya penerapaan penugasan di ruang
Asuhan Keperawatan. Berdasarkan Anggrek
wawancara yang diperoleh Tim, di
dapatkan informasi bahwa di Ruang
A belum Penugasaan secara detail.
Kepala Ruangan dan Tim
mengatakan bahwa penugasaan
dilakukaan sesuai SOAP tetapi ada
bagian-bagian tertentu yang tidak di
terapkan
D. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian data maka ditemukan 2 masalah, sehingga dilakukan
penyusunan prioritas masalah dilanjutkan dengan planning of action dan dapat dilihat pada
uper.
NO SUB MASALAH C A R L NILAI RANGKING
11 Belum optimalnya 4 3 3 3 108 1
1. pelaksanaan penugasaan
di ruang Anggrek
Belum optimalnya 4 3 4 2 96 2
2. penerapaan penugasan di
ruang Anggrek
Prioritas masalah dilakukan dengan metode C.A.R.L (Capability, Accesbility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skor nilai 1-
5.Kriteria C.A.R.L tersebut mempunyai arti.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan rangking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 1 minggu dari tanggal 03 – 07 Agustus 2020, didapatkan hasil
pelasanaan penugasaan didalam asuhan keperawatan berjaan dengan baik dan optimal.
Menurut Sunarty (2010) sesuai dengan hasil penelitian bahwa mayoritas perawat rawat inap berpendidikan D3
Keperawatan. Perawat yang pendidikannya berbeda-beda memilki tingkat kemampuan dan pengetahuan yang berbeda. Latar
belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan, cara pandang dan sikapnya dalam bekerja. Hal ini, sesuai
dengan menurut Sihite (2012) pendidikan bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas pengetahuan, pengalaman serta
pribadi individu. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin berfikir ilmiah, makin mudah berfikir secara luas makin mudah
pula menerima pengetahuan baru dan berusaha mencari pengetahuan terbaru.
Menurut asumsi peneliti semakin baik penerapan metode tim yang diterapkan di ruang rawat inap mempengaruhi kualitas
rencana asuhan keperawatan pasien sehingga semakin baik pula rencana asuhan keperawatan pasien tersebut, hal ini dikarenakan
ketua tim dan perawat pelaksana saling bekerjasama dan saling membantu. Asumsi peneliti pekerjaan yang dilakukan dengan
kerjasama dan saling membantu lebih menghasilkan pekerjaan yang baik dibanding pekerjaan yang dilakukan sendiri. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat, Kurnia dan Sedyowinarso (2012) mengatakan bahwa kinerja perawat
dalam dokumentasi rencana asuhan dengan menggunakan tim (90,00) lebih tinggi dibandingkan ruang persiapan tim (74,00) dan
non-tim (65,00), dengan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara ruangan dengan tim, persiapan tim dan non-tim.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suarli (2009) kelebihan penerapan metode tim yang dilakukan diruangan memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Menurut asumsi peneliti kelebihan penerapan
metode tim yang dapat mendukung pelaksanaan proses keperawatan memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yaitu adanya
hubungan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien, karena di dalam proses keperawatan terdapat
rencana asuhan keperawatan.
Hal penelitian ini sesuai dengan teori tentang penerapan metode tim menurut Suyanto (2009) metode tim merupakan
suatu metode penugasan yang diberikan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien. Metode tim dikembangkan
dalam rangka peningkatan mutu pemberian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan jumlah staf yang
tersedia. Nursalam (2013) mengatakan bahwa terjadinya perubahan dalam bidang keperawatan, salah satunya dipengaruhi oleh
sistem pemberian asuhan keperawatan. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan
metode penugasan untuk dapat diimplementasikan dalam ruang keperawatan. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien.
Hasil ini sejalan dengan teori Sitorus dan Panjaitan (2011) peran ketua tim dalam fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Peran fungsi tersebut telah dilaksanakan oleh ketua tim RSUD
Arifin Achmad. Pada fungsi perencanaan yaitu 64,5% sudah dilaksanakan oleh ketua tim, dimana seorang ketua tim melakukan
timbang terima tugas dari perawat dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien, sehingga rencana asuhan keperawatan
tersusun dan jelas. Fungsi pengorganisasian yaitu 74,3% dilaksanakan oleh ketua tim, dimana ketua tim memberikan
penugasan kepada perawat pelaksana, penugasan disesuaikan dengan kemampuan seorang perawat, agar rencana asuhan
keperawatan yang diberikan dapat meningkatkan kesehatan pasien. Fungsi pengarahan 55% sudah dilaksanakan ketua tim,
ketua tim memberikan masukan dan penguatan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan, dengan
demikian rencana asuhan keperawatan dapat diterapkan dengan baik kepada pasien
Hal ini sesuai dengan teori rencana asuhan keperawatan menurut Wahid dan Suprapto (2012) terdapat komponen yang
harus dilakukan dalam penetapan rencana asuhan keperawatan yaitu: penentuan prioritas masalah, menentukan tujuan,
menentukan ruang lingkup dan menentukan rencana tindakan. Penentuan prioritas masalah dimana masalah yang utama dan
yang penting, karena tidak semua masalah pasien dapat diatasi oleh tindakan keperawatan namun perlu untuk melakukan
kolaborasi dengan tim kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil observasi penugasaan dalam asuhan keperawatan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan metode
tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien diruang rawat Anggrek. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bagaimana seorang ketua tim
dapat menjalankan tugas dan perannya.Penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang kurang lengkap
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang
Anggrek.
B. Saran
Diharapkan bagi rumah sakit agar meningkatkan kerja sama tim dalam penerapan metode tim diruang rawat inap
sehingga menghasilkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan.. Penerapan
metode tim dilakukan sesuai dengan peran ketua tim dan anggota tim dalam empat aspek fungsi manajemen
keperawatan.
pendidikan terutama dibidang kesehatan keperawatan manajemen agar dapat terus mengembangkan penelitian
tentang aspek metode keperawatan yang diterapkan di rumah sakit.
3. Bagi Ketua Tim
Diharapkan bagi ketua tim agar meningkatkan perannya dalam aspek fungsi manajemen yaitu: pada fungsi
perencananaan dan pengarahan, sehingga penerapan metode tim yang dilakukan seimbang dengan empat aspek fungsi
manajemen.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih mendalam pada perawat yang bekerja
dirumah sakit. Terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan metode tim dan faktor yang mempengaruhi
rencana asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A, A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2013). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sihite, L. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan perilaku perawat dalam melakukan
komunikasi secara terapeutik pada klien dengan gangguan jiwa. Skipsi
tidak dipublikasikan dari perpustakaan PSIK Universitas Riau.
Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan di ruang rawat inap. Jakarta: Sagung Seto.