Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP MODEL PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN PROFESIONAL

METODE PENUGASAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Mawar Anggela


Nim : 21117080

Dosen Pembimbing : Joko Tri Wahyudi,S.Kep.,M,Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus pertama” Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Manajemen Keperawatan”.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun mengalami banyak permasalahan. Namun
berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini banyak kekurangan, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.Maka dari itu
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan seperjuangan.

Palembang, 11 Agustus 2020

Mawar Anggela
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan...........................................................6
B. Prinsip pemilihan metode penugasan ..............................................................................................6
C. Jenis-jenis metode penugasan..........................................................................................................6
D. Metode Fungsional...........................................................................................................................6
E. Metode Perawatan Tim....................................................................................................................7
F. Metode primer..................................................................................................................................8
G. Metode kasus....................................................................................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................................................11


BAB IV PEMBAHASAAN.......................................................................................................................25
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................27
B. SARAN..........................................................................................................................................27
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan adalah metode atau cara yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien untuk meningkatkan kualitas
asuhan serta meningkatkan derajat kesehatan

Metode penugasan keperawatan terdapat lima metode asuhan keperawatan yaitu :


Metode kasus , metode fungsional,metode keperawatan primermetode keperawatan tim
metode modifikasi : keperawatan tim-primer

( Dalam Marquis dan Huston,2013)

Metode Fungsional ini efisien,nmun penugasan seperti ini tidk dapat memberikan kepusn
kepada pasien maupun perawat .Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa
dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawat yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah
sesuai tugas yang dibebankan kepada perawaat.Perawat senior lebih sibuk dengan tugas
administrasi dan manajemen sementara asuhan keperawatan dipercayai kepada perawat junior
( Arwani dan Supriyanto,2005)

Pelaksanaan metode tim terdiri dari anggota yang berbeda dalam pemberian asuhan
keperawatanterhapat kelompok pasien.Pasien dibagi menjadi 2-3 tim terdiri perawat
profesional,teknikal dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.metode ini
didasarkan keyakinan setiap anggota kelompokmempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberi asuhan keperawatan sehingga menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi ( Tussaleha,2014)

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.

Metode Kasus adalah Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan menerapkan system model
asuhan keperawatan ?

C. Tujuan

Mampu menerapan asuhan keperawatan pada klien dengan menerapkan system model
asuhan keperawatan ?
BAB II

TINJAUAN TEORI

KONSEP MODEL PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN PROFESIONAL


METODE PENUGASAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengertian Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan

Metode Penugasan dalam Asuhan Keperawatan adalah metode atau cara yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien untuk meningkatkan kualitas
asuhan serta meningkatkan derajat kesehatan

Metode penugasan keperawatan terdapat lima metode asuhan keperawatan yaitu :


Metode kasus , metode fungsional,metode keperawatan primermetode keperawatan tim
metode modifikasi : keperawatan tim-primer

( Dalam Marquis dan Huston,2013)

B. Prinsip pemilihan metode penugasan

1. Mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan


2. Mengetahui kualifikasi staf
3. MengetahuI klasifikasi pasien.

C. Jenis-jenis metode penugasan

1. Metode Fungsional

Metode fungsional dilaksanakan pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya perawatan
luka kepada semua pasien di bangsal.

Metode Fungsional ini efisien,nmun penugasan seperti ini tidk dapat memberikan kepusn kepada
pasien maupun perawat .Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai
dengan metode ini karena asuhan keperawat yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai
tugas yang dibebankan kepada perawaat.Perawat senior lebih sibuk dengan tugas administrasi dan
manajemen sementara asuhan keperawatan dipercayai kepada perawat junior

( Arwani dan Supriyanto,2005)


Kelemahan :

1) Pasien dan perawat merasa tidak adanya kepuasaan di setiap pelayanan


2) Tindakan yang dilakukan perawat kepada pasien hanya melakukan ketrampilan saja
3) Terpisahnya pelayanan dan asuhan keperawatan

Kelebihan :

1) Berguna bagi Rumah Sakit yang kekurangan tenaga


2) Manajemen efisien,pengawasan dan pemberian tugtas yang baik
3) Pemberian pelayan keperawatankepada pasien diserahkan kepeda perawat junior untuk
dapat mengevaluasi kinerja

2. Metode Perawatan Tim

Metode Perawatan Tim adalah Pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif ( Kerja sama )

(Douglas, 1992)

Pelaksanaan metode tim terdiri dari anggota yang berbeda dalam pemberian asuhan
keperawatanterhapat kelompok pasien.Pasien dibagi menjadi 2-3 tim terdiri perawat
profesional,teknikal dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.metode ini
didasarkan keyakinan setiap anggota kelompokmempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberi asuhan keperawatan sehingga menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi ( Tussaleha,2014)

 Tujuan Metode Tim :

1) Pelayanan keperawatan yang komprehensif


2) Pemberian Asuhan Keperawatan sesuai SOAP
3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

 Konsep Metode Tim :

1) Ketua tim memiliki kemampuan teknik kepemimpinan.

2) Ketua tim memiliki kemampuan komunikasi yang efektif

3) Semua tim harus mampu saling menghargai

4) Peran penting kepala ruangan dala pemberian Asuhan Keperawatan


 Kelebihan :

1) Pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh.


2) Saling mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Komunikasi efektif antara timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.

 Kelemahan :

1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi


tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )

2) Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk


bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu

3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur

3. Metode Primer

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.

 Kelebihannya :

1) Model praktek profesional

2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif

3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri → kepuasan perawat

4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya

 Kelemahannya :

1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar

4. Metode Kasus

Metode Kasus adalah Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.

 Kelebihan :

1) Perawat lebih memahami kasus per kasus

2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

 Kekurangan :

1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab

2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama

1. Kepala Ruangan

Kepala ruangan menjalankan fungsi manajemen keperawatan yaitu meliputi manajemen


pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan.Manajemen pelayanan
keperawatan didukung oleh pengorganisasian asuhan keperawatan melalui metode
pemberian asuhan keperawatan sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian adapun
komponen fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi ,metode pemberian
asuhan keperawatan ,pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,bekerja dalam
organisasi dengan memahami kekuatan dan otoritas

( Marquis dan Huston,2013 )

Tanggung Jawab Karu :

1) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf


2) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
3) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan
4) Kepemimpinan dan manajemen
5) Mengorientasikan tenaga baru
6) Menjadi narasumber bagi tim
7) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
8) Menciptakan iklim komunikasi terbuka
2. Tanggung Jawab Katim :

1) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga


2) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan
(renpra), menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renpra
3) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi yang
konsisten
4) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan
keperawatan melalui konfrens
5) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota tim
6) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

3. Tanggung Jawab Anggota Tim :

1) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim


2) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
3) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada di tempat
4) Berkontribusi terhadap perawatan melakukan observasi terus menerus ikut ronde
keperawatan melakukan berinterkasi dgn pasien dan keluarga dan berkontribusi dgn
katim/karu bila ada masalah

4. Penerapan Metode Tim :

1) Kepala ruangan membagi jumlah tim keperawatan berdasarkan klasifikasi pasien


2) Menilai tingkat ketergantungan pasien, melaluia Setiap pagi, karu bersama katim
menilai langsung pada masing-masing tim
yang menjadi tanggung jawabnya,Setiap tim keperawatan (yang dinas malam)
membuat klasifikasi pasien kemudian diserahkan kepada karu/katim. Cara ini dapat
lebih menghemat waktu
3) Katim menghitung jumlah kebutuhan tenaga
4) Karu dan katim membagi pasien k epada perawat yang bertugas sesuai kemampuan
perawat (pengetahuan dan keterampilan) Serah terima antar shift oleh karu, katim dan
semua perawat pelaksana yang dapat dilakukan melalui konfrens, atau keliling
langsung ke pasien (sebelum dan selesai dinas). Materi yang diserah terimakan yaitu
laporan hasil pengkajian, permasalahan, implementasi dan evaluasi. Selain itu
perencanaan yang harus dilanjutkan oleh tim yang akan bertugas.
5) Selesai konfrens, seluruh anggota tim mulai melakukan asuhan keperawatan langsung
maupun tidak langsung
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kajian data

Penugasan didalam Asuhan Keperawatan


di Ruang Anggrek Rumah Sakit X
Tanggal 03 - 07 Agustus 2020

1) Kepala Ruang

Variabel Yang Dinilai Observasi


D TD
Perencanaan
1. Membuat jadwal sift jaga 
2. Menunjuk perawat primer yang bertugas di ruangan 
3. Mengikuti serah terima pasien sift sebelumnya 
4. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, 
transisi dan persiapan pulang bersama perawat primer

5. Membuat rencana untuk pengembangan untuk staff 


perawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan di ruangan.

6. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasar 


aktivitas dan kebutuhan klien bersama perawat primer
7. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan 
8. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, 
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
9. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan 
Jumlah 7 2
Persentase 77,7 %

Keterangan :

TD : Tidak dilakukan
D : Dilakukan

2. Clinical Care Manager

Variabel yang dinilai Observasi


Dilakukan Tidak
Dilakukan
Perencanaan
1. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan 
pembuktian
2. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan 
dan melakukan penelitian
3. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil 
evaluasi atau penilaian tentang asuhan keperawatan
Jumlah 2 1
Persentase 66,6 %

3. Perawat Primer

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Perencanaan
1. Mengorientasikan dan melakukan kontrak dengan klien 
dan keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik
2. Melakukan pengkajian pada klien baru atau melengkapi 
pengkajian PP sebelumnya

3. Menetapkan rencana askep berdasar analisis data 


4. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap sift 

Jumlah 3 1

Persentase 75 %

PENGORGANISASIAN
1) Kepala Ruang

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan 
2. Merumuskan tujuan metode penugasan 
3. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet 
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 
perawat primer dan perawat primer membawahi perawat
pelaksana
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: 
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan 

7. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek 


8. Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di 
tempat, kepada perawat primer
9. Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat 
kebutuhannya
10. Mengembangkan kemampuan anggota 
11. Menyelenggarakan konferensi 
Jumlah 9 2
Persentase 81,8 %

2. Clinical Care Manager

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengorganisasian
1. Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosa 
keperawatan yang sudah ditetapkan PP
2. Menganalisis data klien berdasar dokumentasi dan 
melakukan pemeriksaan langsung bila bertemu
3. Menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan 
kondisi klien dengan menggunakan standart yang
disepakati
4. Membuat pembagian tugas PA bersama PP sesuai panduan 
yang ada
5. Bekerja bersama KaRu untuk mengevaluasi mutu asuhan 
keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan
mengevaluasi implementasi yang diberikan (MPKP)
Jumlah 4 1
Persentase 80%
3. Perawat Primer

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengorganisasian
1. Menjelaskan pada PA dibawah tanggung jawabnya rencana 
tindakan yang telah ditetapkan
2. Melakukan tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh PA 

3. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium 

4. Melakukan serah terima pasien bersama PA 

5. Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya 

6. Bertemu dengan klien dan keluarga minimal 2x setiap hari untuk 


membicarakan kondisi pasien
Jumlah 5 1

Persentase 83,3%

4. Perawat Asosiet

Variabel yang Dinilai Dilakukan Tidak


Dilakukan
1. Membaca renpra yang ditetapkan PP 
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga 
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP

3. Menerima klien baru dan mfemberi informasi berdasar 


format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasar 
renpra
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah 
dilakukan dan mendokumentaasikan pada format yan
tersedia
6. Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat 

7. Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan 

8. Membuat laporan pergantian dinas dengan paraf 


9. Mengkomunikasikan pada PP bila menemukan masalah 
yang perlu diselesaikan
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, 
laborat dan tindakan
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan 
kesehatan pada klien dan keluarga yang dilakukan PP
12. Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan 
timnya
13. Membantu tim lain yang membutuhkan 

14. Memberi resep dan menerima obat dari keluarga klien 


yang menjadi tanggung jawab dan berkoordinasi dengan
PP
Jumlah 12 2
Persentase 85,7%

PENGARAHAN

1) Kepala Ruang

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada 
perawat primer
2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melakukan 
tugas dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, 
keterampilan dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan 
berhubungan dengan askep pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan 
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan 
dalam melaksanakan tugas
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain 
Jumlah 5 2
Persentase 71,4%
2) Clinical Care Manager

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengarahan
1. Observasi dan memberikan masukan kepada PP 
berhubungan dengan bimbingan yang diberikan PP pada
PA
2. Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan 
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan 
keperawatan
Jumlah 2 1
Persentase 66,6%

3) Perawat Primer

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengarahan dan Pengawasan
1. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam 
melakukan tindakan sesuai SOP
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga 

3. Membuat perencanaan pulang 


Jumlah 2 1
Persentase 66,6%

PENGENDALIAN

1. Kepala Ruang

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengendalian
Mengawasi dan berkomunikasi dengan perawat primer 
maupun asosiet mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan
Supervisi: 
 Secara langsung dengan inspeksi, mengawasi sendiri
atau melalui laporan langsung, memperbaiki atau
mengawasi kelemahan yang ada
 Secara tidak langsung, dengan mengecek daftar hadir, 
memeriksa renpra dan dokumentasi keperawatan
 Mengevaluasi intervensi yang diberikan dengan renpra 
yang telah disusun
 Mengevaluasi penampilan kerja perawat diruangan 
Jumlah 4 1
Persentase 80%

2. Clinical Care Manager

Variabel yang Dinilai Observasi


D TD
Pengendalian
1. Mengevaluasi KIE yang diberikan PP dan memberi 
masukan untuk perbaikan

2. Mengevaluasi implementasi MPKP dengan 


menggunakan instrumen evaluasi implementasi
MPKP
Jumlah 2 0
Persentase 100%

3. Perawat Primer

Variabel Yang Di nilai Observasi


D TD
Pengendalian
1. Mengevaluasi dan membuat catatan perkembangan 
pasien tiap hari

2. Memonitor dokumentasi yang dilakukan PA 

Jumlah 2 0

Persentase 100%

FORMAT EVALUASI PRE CONFERENCE


No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak
.
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal (konferensi 
awal)
2 Member pengarahan kepada anggota tim tentang rencana 
asuhan keperawatan pasien pada hari tersebut berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal-hal yang disampaikan oleh PP
meliputi:
 Keadaan umum rumah sakit
 Keluhan fisik
 Tanda-tanda vital dan kesadaran
 Hasil pemeriksaan laboratorium / diagnostic terbaru
 Masalah keperawatan
 Renccana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
3 Member penugasan kepada anggota tim bila ada pasien 
baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim untuk bertanya 
5 Memberi penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan 
6 Member kesempatan pada pendidikan pasien 
7 Membahas pasien-pasien yang menjadi prioritas pada shift 
tersebut
8 Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota dalam 
melakukan asuhan
9 semua anggota tim menyepakati pertemuan diskusi akhir 
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada anggota tim 
Jumlah 9 1
Persentase 90%

FORMAT EVALUASI POST CONFERENCE


N Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak
O
1 Semua anggota tim hadir dalam konferensi akhir 
2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan 
anggota tim terkait dengan asuhan keperawatan
3 Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi ASKEP, 
pelaksanaan program dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang dialami setiap anggota 
tim
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota tim 
6 Memberi umpan balik kepada anggota tentang pelaksanaan 
yang telah dilakukan
7 Mengucap terima kasih atas kerjasama anggita tim 
8 Semua anggota tim menyepakati pertrmuan konferensi 
selanjutnya
Jumlah 7 1
Persentase 87,5%
Sumber: Data Primer Hasil observasi dari Tanggal 03 – 07 Agustus 2020
B. Analisa Pelaksanaan Penugasan Asuhan Keperawatan di Ruang Anggrek

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 1 minggu, pelaksanaan penugasaan semua


tin di Ruang Anggrek Rumah Sakit X dapat diuraikan dalam beberapa aspek berdasarkan
Penugasaan di dalam Asuhan Keperawatan :

1. Seluruh penugasaan yang diobservasi, mayoritas berjenis kelamin perempuan .


Berdasarkan tingkat usia mayoritas penugasaan pada usia dewasa akhir yaitu.
Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas penugasaan berpendidikan D3 dan S1.

2. Berdasarkan hasil penugasaan diketahui bahwa jumlah tim yang menerapkan


penugasaan tim dengan baik lebih banyak dibandingkan tim yang tidak menerapkan
penugasaan dengan baik.

3. Berdasarkan hail penugasaan diketahui bahwa tim yang memiliki rencana asuhan
keperawatanyang kurang lengkap lebih sedikit dibandingkan tim yang memiliki rencana
asuhan keperawatan yang lengkap dan penerapan penugasaan diruang Anggrek Rumah
sakit X terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan rencana
asuhan keperawatan pasien di ruang rawat Anggrek. Hasil analisis hubungan metode tim
dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap diperoleh bahwa
penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang lengkap
lebih banyak dibandingkan tim yang menerapakan metode tim yang kurang, dimana
hanya terdapat rencana asuhan keperawatan saja.Disimpulkan ada hubungan yang
signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang
rawat Anggrek.

C. Identifikasi Masalah
DATA MASALAH
- Hasil observasi bahwa dalam BeBelum optimalnya pelaksanaan penugasaan di
pelaksanaan penugasaan baik dari ruang Anggrek
Kepala Ruang ke Kepala TIM
maupun dari Kepala TIM ke
perawat pelaksana (PA) belum
terlaksana secara optimal.
- Berdasarkan hasil observasi
penugasaan didapatkan bahwa
penerapaan penugasaan di dalam
Asuhan Keperawatan terhadap
kinerja di ruangaan dalam
menerapkan Asuhan Keperawatan
di Ruang Anggrek,Penerapannya
kadang dilaksanakan tapi belum
maksimal, dengan presentase 90 %.
- Penerapan penugasan di dalam BeBelum optimalnya penerapaan penugasan di ruang
Asuhan Keperawatan. Berdasarkan Anggrek
wawancara yang diperoleh Tim, di
dapatkan informasi bahwa di Ruang
A belum Penugasaan secara detail.
Kepala Ruangan dan Tim
mengatakan bahwa penugasaan
dilakukaan sesuai SOAP tetapi ada
bagian-bagian tertentu yang tidak di
terapkan

D. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian data maka ditemukan 2 masalah, sehingga dilakukan
penyusunan prioritas masalah dilanjutkan dengan planning of action dan dapat dilihat pada
uper.
NO SUB MASALAH C A R L NILAI RANGKING
11 Belum optimalnya 4 3 3 3 108 1
1. pelaksanaan penugasaan
di ruang Anggrek
Belum optimalnya 4 3 4 2 96 2
2. penerapaan penugasan di
ruang Anggrek
Prioritas masalah dilakukan dengan metode C.A.R.L (Capability, Accesbility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skor nilai 1-
5.Kriteria C.A.R.L tersebut mempunyai arti.

C : Ketersediaan sumber daya (Dana dan sarana/peralatan)


A : Kemudahan,masalah yang diatasi atau tidak diatasi. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersedian metode/ cara/ teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklk.
R : Kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti keahlihan/ kemampuan dan motivasi.
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan rangking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah

Rentang nilai yang digunakan

1. : sangat mampu/ paling tidak menjadi masalah


2. : mampu/ tidak menjadi masalah
3. : cukup/ cukup menjadi masalah
4. : kurang mampu/ menjadi masalah
5. : tidak mampu/ paling menjadi msalah
D. PLANNING OF ACTION

Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan penugasaan di ruang Anggrek


Tujuan : Manajemen pelaksanaan penugasaan di ruang Anggrek dapat optimal

Masalah : Belum optimalnya penerapaan penugasan di ruang Anggrek


Tujuan : Penerapaan penugasaan di ruang Anggrek dapat optimal

Data Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Metode PJ


Tempat
1. Hasil observasi Belum 1. Dapat 1. Sosialisasi Semua Ruang Diskusi Mawar
bahwa dalam optimalnya menerapkan tentang kegiatan Anggrek
Tim dan Anggela
pelaksanaan pelaksanaan penugasaan yang dilakukan
penugasaan di Asuhan penugasaan 07 Simulasi
penugasaan baik
ruang keperawatan dan Agustus
dari Kepala Ruang Anggrek mendokumentas 2. Melaksanakan 2020
ke Kepala TIM ikan Asuhan kegiatan bersama
maupun dari keperawatan penugasaan 08.00 WIB
Kepala TIM ke secara efesien bersama KARU
perawat pelaksana dan efektif KATIM
(PA) belum
2. Dapat 3. Simulasi kegiatan
terlaksana secara
melaksanakan penugasaan
optimal. penugasaan antaraKARU
susuai SOAP dengan Perawat
2. Berdasarkan hasil pelaksana
observasi
penugasaan
didapatkan bahwa
penerapaan
penugasaan di
dalam Asuhan
Keperawatan
terhadap kinerja di
ruangaan dalam
menerapkan
Asuhan
Keperawatan di
Ruang
Anggrek,Penerapan
nya kadang
dilaksanakan tapi
belum maksimal,
dengan presentase
90 %
1. Penerapan Belum 1. Dapat 1. Sosialisasi Semua Ruang Diskusi Mawar
menerapkan tentang tugas Anggrek
penugasan di dalam optimalnya Tim Anggela
penugasaan yang akan
Asuhan penerapaan keperawatan dilakukan 07
secara efesien Agustus
Keperawatan. penugasan
dan efektif 2. Membuat format 2020
Berdasarkan di ruang tugas Membuat
2. Dapat format evaluasi 08.00 WIB
wawancara yang Anggrek
melaksanakan penerapan tugas
diperoleh Tim, di penugasaan
secara detail
dapatkan informasi
bahwa di Ruang A 3. Penerapan
penugasaan
belum Penugasaan
dilakukan secara
secara detail. rutin dan ada
format yang
Kepala Ruangan
baku untuk
dan Tim digunakan
bukan lisan
mengatakan bahwa
penugasaan
dilakukaan sesuai
SOAP tetapi ada
bagian-bagian
tertentu yang tidak
di terapkan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Penugasaan dalam Asuhan Keperawataan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 1 minggu dari tanggal 03 – 07 Agustus 2020, didapatkan hasil
pelasanaan penugasaan didalam asuhan keperawatan berjaan dengan baik dan optimal.

Menurut Sunarty (2010) sesuai dengan hasil penelitian bahwa mayoritas perawat rawat inap berpendidikan D3
Keperawatan. Perawat yang pendidikannya berbeda-beda memilki tingkat kemampuan dan pengetahuan yang berbeda. Latar
belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan, cara pandang dan sikapnya dalam bekerja. Hal ini, sesuai
dengan menurut Sihite (2012) pendidikan bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas pengetahuan, pengalaman serta
pribadi individu. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin berfikir ilmiah, makin mudah berfikir secara luas makin mudah
pula menerima pengetahuan baru dan berusaha mencari pengetahuan terbaru.

Menurut asumsi peneliti semakin baik penerapan metode tim yang diterapkan di ruang rawat inap mempengaruhi kualitas
rencana asuhan keperawatan pasien sehingga semakin baik pula rencana asuhan keperawatan pasien tersebut, hal ini dikarenakan
ketua tim dan perawat pelaksana saling bekerjasama dan saling membantu. Asumsi peneliti pekerjaan yang dilakukan dengan
kerjasama dan saling membantu lebih menghasilkan pekerjaan yang baik dibanding pekerjaan yang dilakukan sendiri. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat, Kurnia dan Sedyowinarso (2012) mengatakan bahwa kinerja perawat
dalam dokumentasi rencana asuhan dengan menggunakan tim (90,00) lebih tinggi dibandingkan ruang persiapan tim (74,00) dan
non-tim (65,00), dengan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara ruangan dengan tim, persiapan tim dan non-tim.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suarli (2009) kelebihan penerapan metode tim yang dilakukan diruangan memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Menurut asumsi peneliti kelebihan penerapan
metode tim yang dapat mendukung pelaksanaan proses keperawatan memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yaitu adanya
hubungan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien, karena di dalam proses keperawatan terdapat
rencana asuhan keperawatan.
Hal penelitian ini sesuai dengan teori tentang penerapan metode tim menurut Suyanto (2009) metode tim merupakan
suatu metode penugasan yang diberikan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien. Metode tim dikembangkan
dalam rangka peningkatan mutu pemberian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan jumlah staf yang
tersedia. Nursalam (2013) mengatakan bahwa terjadinya perubahan dalam bidang keperawatan, salah satunya dipengaruhi oleh
sistem pemberian asuhan keperawatan. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan
metode penugasan untuk dapat diimplementasikan dalam ruang keperawatan. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien.

Hasil ini sejalan dengan teori Sitorus dan Panjaitan (2011) peran ketua tim dalam fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Peran fungsi tersebut telah dilaksanakan oleh ketua tim RSUD
Arifin Achmad. Pada fungsi perencanaan yaitu 64,5% sudah dilaksanakan oleh ketua tim, dimana seorang ketua tim melakukan
timbang terima tugas dari perawat dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien, sehingga rencana asuhan keperawatan
tersusun dan jelas. Fungsi pengorganisasian yaitu 74,3% dilaksanakan oleh ketua tim, dimana ketua tim memberikan
penugasan kepada perawat pelaksana, penugasan disesuaikan dengan kemampuan seorang perawat, agar rencana asuhan
keperawatan yang diberikan dapat meningkatkan kesehatan pasien. Fungsi pengarahan 55% sudah dilaksanakan ketua tim,
ketua tim memberikan masukan dan penguatan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan, dengan
demikian rencana asuhan keperawatan dapat diterapkan dengan baik kepada pasien

Hal ini sesuai dengan teori rencana asuhan keperawatan menurut Wahid dan Suprapto (2012) terdapat komponen yang
harus dilakukan dalam penetapan rencana asuhan keperawatan yaitu: penentuan prioritas masalah, menentukan tujuan,
menentukan ruang lingkup dan menentukan rencana tindakan. Penentuan prioritas masalah dimana masalah yang utama dan
yang penting, karena tidak semua masalah pasien dapat diatasi oleh tindakan keperawatan namun perlu untuk melakukan
kolaborasi dengan tim kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil observasi penugasaan dalam asuhan keperawatan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan metode
tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien diruang rawat Anggrek. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bagaimana seorang ketua tim
dapat menjalankan tugas dan perannya.Penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang kurang lengkap
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang
Anggrek.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan bagi rumah sakit agar meningkatkan kerja sama tim dalam penerapan metode tim diruang rawat inap
sehingga menghasilkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan.. Penerapan
metode tim dilakukan sesuai dengan peran ketua tim dan anggota tim dalam empat aspek fungsi manajemen
keperawatan.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Diharapkan bagi institusi

pendidikan terutama dibidang kesehatan keperawatan manajemen agar dapat terus mengembangkan penelitian
tentang aspek metode keperawatan yang diterapkan di rumah sakit.
3. Bagi Ketua Tim

Diharapkan bagi ketua tim agar meningkatkan perannya dalam aspek fungsi manajemen yaitu: pada fungsi
perencananaan dan pengarahan, sehingga penerapan metode tim yang dilakukan seimbang dengan empat aspek fungsi
manajemen.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih mendalam pada perawat yang bekerja
dirumah sakit. Terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan metode tim dan faktor yang mempengaruhi
rencana asuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar keperawatan.Jakarta : EGC

Hasibuan, M, S, P. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasmi. (2012). Metode penelitian epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media

Hidayat, A, A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika

Ismani, N. (2001) Etika keperawatan.Jakarta:Wydia Medika

Kusmono, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta:EGC

Nursalam. (2013). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sihite, L. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan perilaku perawat dalam melakukan
komunikasi secara terapeutik pada klien dengan gangguan jiwa. Skipsi
tidak dipublikasikan dari perpustakaan PSIK Universitas Riau.

Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan di ruang rawat inap. Jakarta: Sagung Seto.

Suarli, S. ( 2009 ). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai