PENGABDIAN MASYARAKAT
Ketua Pelaksana
Menyetujui,
Dekan Falkutas Ilmu Kesehatan UIA
Siti Fatimah,S.Kp.M.Pd
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur ke hadirat allah swt karena atas taufik dan rahmat-nya kami
dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam senan tiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, nabi besar muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga
kini, dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan manfaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dekan falkutas ilmu
Kesehatan ibu Siti Fatimah,S.Kp.M.Pd dan prodi DIII keperawatan Ns. Marini
Agustin ,S.Kep.M.Pd serta dosen-dosen pembimbing falkutas ilmu kesehatan as-syafiiyah yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya proposal ini.
Harapan kami semoga proposal yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah
satu rujukan maupun pendoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi proposal ini menjadi lebih baik
lagi .
Penyusun
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Universitas islam as-syafiiyah falkutas ilmu Kesehatan prodi DIII keperawatan
membangun tugas Pendidikan Kesehatan dengan mata kuliah promosi Kesehatan. Kami
membangun tugas meliputi kegiatan Pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat dengan
progam Pendidikan Kesehatan yang di selenggarakan oleh mahasiswa dan dosen universitas
islam as-syafiiyah. Dalam progam ini kami akan melakukan Pendidikan Kesehatan dengan
tema “Prilaku Pola Hidup Sehat Untuk Mencegah Terjadinya Diabetes Melitus Dan
Hipertensi Pada Ibu-Ibu Komplek Banpres Ciangsana” Melalui pendidkan kesehatan
diharapkan dosen dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki yang secara langsung
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan
bangsa.Untuk itu perlu diselenggarakan pengembangan kesehatan secara menyeluruh agar
terwujud masyarakat yang sehat.
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Angka lansia yang tinggi diindikasikan dengan tingginya angka kejadian penyakit kronik
di suatu tempat. Sehingga diperlukan pemeriksaan kesehatan agar dapat mendeteksi penyakit
sedini mungkin. Disini kami memilih melakukan pemeriksaan Tekanan darah, glukosa serta
penyuluhan mengenai tekanan darah, kadar gula darah yang berlebih. Edukasi mengenai
penyakit diabetes melitus dan pola hidup untuk mengontrol gula darah merupakan salah satu
hal yang penting dilakukan, yang bertujuan baik sebagai tindakan preventif terhadap penyakit
maupun terhadap terjadinya komplikasi.
2. TUJUAN
Setelah diberikanya Pendidikan Kesehatan di harapkan para ibu-ibu mampu :
A. Pengetahuan
1) Mengetahui tentang bahayanya penyakit Diabetes Melitus
2) Mengetahui Tanda dan Gejala pada Penyakit Diabetes Melitus
3) Mengetahui Permasalahan Pola Hidup pada Masyarakat Setempat
4) Mengetahui Bahayanya Penyakit Diabetes Melitus
5) Memeberikan Pdndidikan Kesehatan untuk Mengubah Pola Hidup pada Masyarakat
Setempat
B. Sikap
1) Sasaran menerima penjelasan tentang pengertian, dan memahami mengenai
pola hidup sehat tentang penyakit diabetes melitus dan hipertensi
2) Sasaran lebih disiplin terhadap gaya hidup untuk menghindari penyakit diabetes dan
hipertensi pada diri sendiri keluarga.
C. Tindakan
Sasaran melaksanakan mampu mengubah pola hidup sehat.
3. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini di namakan “pendidikan Kesehatan”
4. TEMA KEGIATAN
Prilaku Pola Hidup Sehat Untuk Mencegah Terjadinya Diabetes Melitus Pada Ibu-Ibu
Komplek Banpres Ciangsana
5. METODE KEGIATAN
Ceramah, Demontrasi, Diskusi,Dan Tanya Jawab
6. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANA
Tempat : Komple Rumdis Banpres Ciangsana TNI-AL
Tanggal : Selasa, 12November 2022
Waktu : 10:00-12:00
7. PELAKSANA
Mahasiswa progam studi DIII keperawatan falkutas ilmu kesehatan
8. PESERTA
Warga Komplek Rumdis Banpres RT 04 RW 28, Ciangsa, Bogor .Jumlah : 35 orang
9. SUSUNAN PANITIA
Terlampir
10. SUSUNAN ACARA
Terlampir
11. RENCANA ANGGARAN DANA KEGIATAN
Terlampir
12. PENUTUP
Demikian laporan tentang PENDIDIKAN KESEHATAN yang bertemakan “Perilaku
Pola Hidup Sehat Untuk Mencegah Terjadinya Diabetes” , kami sadar dalam pelaksanaan
kegiatan ini tentu ada yang merasa terbuang waktunya atau tidak puas dengan apa yang
kami lakukan, maka melalui kesempatan ini kita sebagai panitia pelaksana menyampaikan
permintaan maaf yang tulus, karena bagaimanapun juga kami adalah manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan.
Semoga ilmu dan pengetahuan yang kita sampaikan kepada Ibu-Ibu Komplek Banpres
Ciangsana dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua tentang Bahaya Diabetes.
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN PROMOSI KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
2022-2023
Hormat kami
Mengetahui
4. Klasifikasi
a) Diabetes melitus tipe 1
b) Diabetes melitus tipe 2
c) Diabetes gestasional
d) Kematangan diabetes pada anak muda
e) Diabetes autoimun laten pada orang dewasa
f) Diabetes neonatal
g) Diabetes skunder
h) Prediabetes
5. Patofisiologi
DM tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah
terjadinya hiperglikemik kronik. Meskipun pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik
dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe 2. Faktor genetik
ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya
aktivitas fisik, diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015).
Mekanisme terjadinya DM tipe 2 umumnya disebabkan karena resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe 2
disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin
dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin
yang disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015). Pada penderita toleransi glukosa terganggu,
keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-
sel β tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadi DM tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu,
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe 2. Meskipun demikian, DM tipe 2 yang tidak
terkontrol akan menimbulkan masalah akut lainnya seperti sindrom Hiperglikemik
Hiperosmolar Non-Ketotik (HHNK) (Smeltzer dan Bare, 2015).
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahuntahun) dan
progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami
pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur
(jika kadar glukosanya sangat tinggi). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit
DM selama bertahun-tahun adalah terjadinya komplikasi DM jangka panjang (misalnya,
kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer) mungkin sudah terjadi sebelum
diagnosis ditegakkan (Smeltzer dan Bare, 2015).
6. Komplikasi
A. Komplikasi akut
1) Kastoasidosis diabetic (KAD)
KAD merupakan komplikasi akut DM yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dL), disertai dengan adanya tanda dan gejala
asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma meningkat (300-320
mOs/mL) dan terjadi peningkatan anion gap
2) Hyperosmolar non ketotik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dL),
tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/mL), plasma keton (+), anion gap normal atau sedikit meningkat
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah mg/dL. Pasien DM
yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia. Gejala
hipoglikemia terdiri dari berdebar-debar, banyak keringat, gementar, rasa lapar,
pusing, gelisah, dan kesadaran menurun sampai koma
B. Komplikasi kronik
1) Komplikasi makrovaskular
Komplikasi makrovaskular pada DM terjadi akibat aterosklerosis dari pembuluh-
pembuluh darah besar, khususnya arteri akibat timbunan plak ateroma.
Makroangiopati tidak spesifik pada DM namun dapat timbul lebih cepat, lebih
sering terjadi dan lebih serius. Berbagai studi epidemiologis menunjukkan bahwa
angka kematian akibat penyakit kardiovaskular dan penderita DM meningkat 4-5
kali dibandingkan orang normal. Komplikasi makroangiopati umumnya tidak ada
hubungan dengan control kadar gula darah yang baik. Tetapitelah terbukti secara
epidemiologi bahwa hiperinsulinemia merupakan suatu factor resiko mortalitas
kardiovaskular dimana peninggian kadar insulin dapat menyebabkan terjadinya
risiko kardiovaskular menjadi semakin tinggi. Kadar insulin puasa > 15 mU/mL
akan meningkatkan risiko mortalitas koroner sebesar 5 kali lipat. Makroangiopati,
mengenai pembuluh darah besar antara lain adalah pembuluh darah jantung atau
penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak atau stroke, dan penyakit pembuluh
darah. Hiperinsulinemia juga dikenal sebagai faktor aterogenik dan diduga berperan
penting dalam timbulnya komplikasi makrovaskular
2) Komplikasi mikrovaskular
Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah kecil
khususnya kapiler yang terdiri dari retinopati diabetik dan nefropati diabetik.
Retinopati diabetic dibagi dalam 2 kelompok, yaitu retinopati non proliferatif dan
retinopati proliferatif. Retinopati non proliferatif merupakan stadium awal dengan
ditandai adanya mikroaneurisma, sedangkan retinopati proliferatif, ditandai dengan
adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia
retina. Seterusnya, nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat
kebocoran selaput penyaring darah. Nefropati diabetic ditandai dengan adanya
proteinuria persisten (>0,5 gr/24 jam), terdapat retinopati dan hipertensi. Kerusakan
ginjal yang spesifik pada DM mengakibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga
molekul-molekul besar seperti protein dapat masuk ke dalam kemih (albuminuria).
Akibat dari nefropati diabetik tersebut dapat menyebabkan kegagalan ginjal
progresif dan upaya preventif pada nefropati adalah kontrol metabolisme dan
kontrol tekanan darah
3) Neotropi
Diabetes neuropati adalah kerusakan saraf sebagai komplikasi serius akibat DM.
Komplikasi yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa
hilangnya sensasi distal dan biasanya mengenai kaki terlebih dahulu, lalu ke bagian
tangan. Neuropati berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Gejala
yang sering dirasakan adalah kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih
terasa sakit di malam hari. Setelah diagnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien
perlu dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya polineuropatidistal. Apabila
ditemukan adanya polineuropati distal, perawatan kaki yang memadai akan
menurunkan risiko amputasi. Semua penyandang DM yang disertai neuropati perifer
harus diberikan edukasi perawatan kaki untuk mengurangi risiko ulkus kaki
7. Penatalksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup penderita
diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1) Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2) Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
3) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam darah), melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif.
1) Edukasi
2) Pengaturan makanan (DIIT)
3) Olahraga/ Latihan jasmani
4) Obat/ trapi
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PRILAKU POLA HIDUP SEHAT
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA DIABETES MELITUS PADA IBU-IBU
KOMPLEK BANPRES CIANGSANA
Pokok pembahasan : pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya diabetes melitus
Sasaran/ target : warga : ibu-ibu jumlah 35 peserta
Waktu pertemuan : 120 menit
Pelaksanaan : sabtu,12 november 2022
Tempat : komplek banpres ciangsana
Petugas : mahasiswa Fikes DIII keperawatan
A. Latar belakang
1. Hasil survey/ assessment
Berdasarkan hasil survey awal yang di lakukan pada tanggal 2 november 2022 di ketahui
bahwa prilaku pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya diabetes melitus masih belum
terlaksana kurang baik di lihat dari kurangnya informasi tentang diabetes melitus.
2. Diagnose
Deficit pengetahuan tentang diabetes melitus
3. Intervensi
Berikan penyuluhan Kesehatan tentang prilaku pola hidup sehat untuk mencegah
terjadinya diabetes melitus pada ibu-ibu komplek banpres ciangsana
B. Tujuan umum : setelah mengikuti penyuluhan ini di harapkan ibu-ibu mampu menerapkan
pentinya prilaku hidup sehat untuk mencegah terjadinya diabetes melitus
C. Tujuan khusus
1) Ibu-ibu mampu memahami pengertian diabetes melitus dengan benar
2) Ibu-ibu mampu mengetahui bahaya diabetes melitus dengan benar
3) Ibu-ibu mampu mengetahui factor penularan diabetes melitus dengan benar
4) Ibu-ibu mampu memahami caranya pencegahan diabetes melitus dengan benar
5) Ibu-ibu mampu menyadari dan paham tentang gaya hidup dehat diabetes melitus dengan
benar
6) Ibu-ibu mampu memahami pola makan sehat diabetes melitus dengan benar
D. Materi penyuluhan
1) Pengertian diabetes melitus
2) Etiologi diabetes melitus
3) Manifestasi klinis diabetes melitus
4) Klasifikasi diabetes melitus
5) Patofisiologi diabetes melitus
6) Komplikasi diabetes melitus
7) Penatalksanaan diabetes melitus
E. Metode
1) Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
2) Media. Proyektor, leaflet, layer
F. Setting tempat
Materi
Proyektor
Penyaji
Audien