Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

CA MAMAE DAN PENTINGNYA MELAKUKAN SADARI


DI POLI KLINIK RSUD S. K. LERIK KOTA KUPANG

Oleh kelompok : 1

1. A. Prisqyla Margareth Willa


2. Kristina Kurnia
3. Bella Panie
4. Olivia D. Ngana
5. Januario Freitas
6. Yuliester Dahi Kale

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2024
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah pembimbing kegiatan penyuluhan,


menerangkan bahwa, mahasiswa/i program studi Ners kelompok 1, atas nama :

1. A. Prisqyla Margareth Willa


2. Kristina Kurnia
3. Bella Panie
4. Olivia D. Ngana
5. Januario Freitas
6. Yuliester Dahi Kale

Telah melakukan penyuluhan kesehatan tentang “Ca Mamae Dan Pentingnya Melakukan
Sadari” di Ruangan Poli Klinik RSUD S.K.LERIK ,Kupang pada hari Jumat, 23 februari
2024

Kupang, Jumat, 23 Februari 2024

Pembimbing

( Ns. Sakti Oktariana Batubara, S.kep., M.Kep. PhD)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Carcinoma mammae (Ca Mammae) adalah tumor ganas yang tumbuh di jaringan
payudara seseorang. Ca mammae biasanya terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan,
sebelum gejala berkembang atau setelah wanita memperhatikan adanya benjolan.
Sebagian besar massa terlihat saat terjadi benjolan di payudara yang pada awalnya
bersofat jinak terus berkembang dan menyebar sehingga tidak terkendali. Maka dari itu,
penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai kanker payudara dan
pencegahannya beserta pemeriksaan payudara mandiri (SADARI) dab secara klinis
(SADANIS).
Pencegahan kanker payudara dapay dilakukan dengan cara menjaga pola makan
yang baik dan sehat serta menghindari atau mengurangi makanan-makanan tersebut
diantaranya :
1. Makanan yang dibakar, makanan yang dibakar membentuk heterocylic amines
(HCAs) yang apabila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebih dapat
berpotensi menyebabkan kanker payudara
2. Alcohol, batas aman minum alcohol adalah segelas perhari, lebih dari itu dapat
meningkatkan resiko terhadap kanker payudara
3. Gula, apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih akan melonjakan insulin.
Berdasarkan riset, insulin adalah promoter utama pertumbuhan tumor
4. Susu tinggi lemak dan prosuk olahannya, para pneliti memperkirakan risikonya
berkaitan dengan estrogen yang larut dalam lemak. Beberapa jenis kanker payudara
memiliki reseptor estrogen yang diberikan makan oleh esterpgen
5. Makanan yang sudah diproses atau diberi pengawet, makanan tersebut dapat
bermetamofosis menjadi bahan penyebab kanker
Sadari adalah suatu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
payudara yang dilakukan secara mandiri. Bertujuan untuk menemukan tanda-tanda
kelainan pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan lanjut
secepatnya. Sedangkan SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis yang
dilakukan oleh dokter yang kompteten. Langkah-langkah melakukan SADARI 7-
10 hari setelah menstruasi, yaitu :
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi melalui
penyuluhan pencegahan diabetes mellitus pada pasien di ruangan Cendrawasih di RSUD
S.K.lerik kota kupang. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan keluarga pasien dapat
memahami dan mau melakukan pola hidup sehat untuk mengatasi diabetes mellitus,
sehingga tidak menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau
kesehatan keluarga pasien.

1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1. Tujuan umum
a. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan
medikal bedah khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga
dalam meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan diabetes mellitus pada
pasien di ruangan Cendrawasih RSUD S.K.LERIK KOTA KUPANG
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan penyuluhan ini antara lain.
b. Untuk memberi pengetahuan tentang diabetes mellitus pada pasien di
ruangan Cendrawasih RSUD S.K.LERIK KOTA KUPANG
a. Untuk meningkatkan upaya pencegahan diabetes mellitus pada pasien di di
ruangan Cendrawasih RSUD S.K.LERIK KOTA KUPANG

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu Diabetes Melitus
b. Apa saja penyebab Diabetes melitus
c. Apa saja tanda dan Diabetes Melitus
d. Komplikasi Diabetes Melitus
e. Pengobatan Diabetes Melitus
BAB 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

2.1. SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Diabetes mellitus
Sasaran : Ny L dan keluarga
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Senin, 22-01-2024
Tempat : RSUD S.K.LERIK KOTA KUPANG

2.1.1. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit pada pasien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami dengan jelas tentang penyakit
diabetes melitus.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang tekanan darah tinggi diharapkan
pasien dan keluarga mampu:
a. Pengertian diabetes melitus
b. Tipe-tipe diabetes melitus
c. Faktor resiko diabetes mellitus
d. Tanda dan gejala diabetes mellitus
e. Komplikasi diabetes mellitus
f. Pencegahan diabetes mellitus
3. Metode, media dan materi
a. Metode : ceramah, tanya jawab
b. Media : leaflet
c. Materi : terlampir
4. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Sasaran
1 Pendahuluan Fase Orientasi:  Menjawab salam 5
 Memberikan salam  Mendengarkan dan menit
memperhatikan
 Perkenalan pemateri penyuluhan
menyampaikan tujuan
 Menjelaskan tujuan  Menyetujui
penyuluhan kesepakatan waktu
pelaksanaan
 Kontrak waktu kesepakatan penyuluhan
pelaksanaan penyuluhan

2 Penyajian Fase kerja:


Materi: - Pengertian diabetes melitus 10
Menjelaskan - Tipe-tipe diabetes melitus menit
materi - Faktor resiko diabetes
penyuluhan mellitus Mendengarkan dan
kegawat - Tanda dan gejala diabetes memperhatikan
daruratan mellitus
psikiatrik - Komplikasi diabetes
mellitus
- Pencegahan diabetes
mellitus
3 Evaluasi Fase Kerja:  Menanyakan hal-hal 10
 Memberikan kesempatan yang tidak mengerti menit
kepada klien dan keluarga dari materi
untuk bertanya tentang penyuluhan
materi yang disampaikan  Menjawab pertanyaan
 Memberikan kesempatan dengan pengetahuan
kepada klien dan keluarga yang diketahui dan
untuk menjawab dipahaminya
pertanyaan yang  Mendengarkan
dilontarkan penyampaian
 Menyimpulkan bersama- kesimpulan
sama hasil kegiatan
penyuluhan
4 Penutup Fase Terminasi: 
Mendengarkan 5
 Menyimpulkan isi penyampaian menit
penyuluhan kesimpulan
 Menjawab
 Mengucapkan terimakasih ucapan
atas waktu yang telah di terimakasih
berikan oleh klien dan  Mendengarkan
keluarga. penyuluh menutup
 Menutup penyuluhan dan acara dan menjawab
mengucapkan salam salam
5. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Kegiatan akan dilaksanakan di RSUD S.K.LERIK KOTA
KUPANG DI RUAGAN CENDRAWASIH pada jam 10:00 WITA-
selesai. Jumlah peserta yang diharapkan hadir pada saat penyuluhan
adalah 8 peserta.
b. Evaluasi Proses
Pada saat kegiatan berlangsung diharapkan peserta antusias dan
memahami materi yang disampaikan.
c. Evaluasi Hasil
Setelah memberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu
menjelaskan tentang :
1) Pengertian diabetes melitus
2) Tipe-tipe diabetes melitus
3) Faktor resiko diabetes mellitus
4) Tanda dan gejala diabetes mellitus
5) Komplikasi diabetes mellitus
6) Pencegahan diabetes mellitus
6. Pengorganisasian dan Uraian Tugas
a. Pembimbing Institusi : Ns. Sakti Oktaria Batubara, M.Kep., Ph.D
b. Moderator : Prisqila Willa, S.kep
Uraian Tugas:
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan
3) Menutup acara penyuluhan
c. Penyaji : Bella Panie, S.kep / Olivia D. Ngana, S.kep
Uraian Tugas:
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
d. Fasilitator : Kristina Kurnia, S.kep
Uraian Tugas:
1) Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
4) Menginterupsi penyuluhan tentang istilah/hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta
e. Notulen : Yuliester Dahi Kale, S.Kep
Uraian Tugas:
1) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta, serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana penyuluhan
f. Dokumentasi : Januario freitas, S.Kep
Uraian Tugas:
1) Mengumpulkan data (bukti berupa foto)
2) Menyusun data agar penyuluhan berjalan dengan lancer
3) Menyelidiki atau meneliti jalannya acara penyuluhan
4) Mengelola serta memelihara bahan guna menyiapkan informasi
yang bermanfaat.
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Diabetes Melitus


A. Pengertian penyakit diabetes melitus.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang disebabkan
oleh gagalnya organ pancreas dalam memproduksi hormone insulin secara memadai.
Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara
menahun (Nasution et.al, 2021). Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit
gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah
(hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam
sel agar dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel (Tarwoto, 2015).
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah tinggi
melebihi kadar gula normal. Penyakit ini biasanya disertai berbagai kelainan
metabolisme akibat gangguan hormonal dalam tubuh. (Handriani kristanti, 2016).
Menurut Kemenkes RI, 2020 diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik
yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin
secara memadai. Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat
terjadi secara menahun. Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus di golongkan
menjadi tiga jenis, diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus
gestasional.

B. Klasifikasi Diabetes Melitus


Klasifikasi diabetes mellitus menurut American Diabetes Association, 2010
adalah sebagai berikut:
1. Diabetes mellitus Tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I (Diabetes insulin dependent), lebih sering terjadi
pada remaja. Lebih dari 90% dari sel pancreas yang memproduksi insulin
mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena itu, insulin yang
diproduksi sedikit atau tidak lansung dapat diproduksi. Hanya sekitar 10% dari
semua penderita Diabetes Melitus Tipe I kebanyakan pada usia dibawah 30
tahun.
2. Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes Melitus Tipe II (Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada
kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan
kadang-kadang insulin tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia
resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk
memenuhi kebuuhan tubuh. Diabetes mellitus tipe ini sering terjadi pada
dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum dengan
peningkatan usia.
3. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes melitus gestasional adalah diabetes yang timbul secara kehamilan. Ini
meliputi 2-5% daripada seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui
karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar
(Suyono, 2011). Diabetes tipe gestasional merupakan gangguan tolerensi
glukosa berbagai derajat yang ditemukan pertama kali saa kehamilan.
Sebagian besar wanita hamil yang menderita diabetes mellitus gestasional
memiliki homeostatis glukosa realtif normal selama kehamilan pertama (5
bulan) dan juga dapa mengalami defisiensi insulin relatif pada kehamilan
kedua, tetapi kadar glukosa dapat kembali normal setelah melahirkan
(Suiraoka, 2012).

C. Tipe-tipe penyakit DM
1. Diabetes melitus yang tergantung insulin: disebabkan kekurangan produksi
insulin. DM ini dapat terjadi karena kerusakan sel beta langerhans dikelenjar
pankreas akibat proses kekebalan tubuh (autoimun) terjadi pelisisan
(pembunuhan) sel tubuh oleh sistem imunitasnya sendiri.
a) Biasanya terdiagnosis di bawah umur 35 tahun
b) Tidak gemuk
c) Gejala timbul mendadak
2. Diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin : akibat kegagalan relatif
sel beta langerhans dikelenjar pankreas sehingga produksi insulin yang terjadi
dengan kualitas rendah tidak mampu merangsang sel tubuh agar menyerap
gula darah. Misalnya karena obesitas, pola makan yang tidak benar.
a) Biasanya terdiagnosis diatas umur 40 tahun
b) Biasanya gemuk
c) Gejala timbul perlahan-lahan (kronis)
3. Diabetes melitus disebabkan penyakit lain misalnya: sirosis hati, penyakit
kelenjar pankreas, infeksi, obat-obatan.
4. Diabetes melitus gastrointestinal, gejala-gejala yang muncul menyertai
penyakit ini adalah polifagia (makan banyak),poliuria (kencing banyak)
dan polidipsi (minum banyak). Kondisi lain yang muncul biasanya dapat
berupa penurunan berat badan, gatal, kesemutan, mata kabur, mudah
lelah, luka yang tidak sembuh, dan sering timbul infeksi kulit.

D. Penyebab penyakit diabetes melitus.


Sesuai dengan klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya maka
penyebabnyapun pada setiap jenis diabetes juga berbeda. Berikut ini merupakan
beberapa penyebab dari penyakit diabetes melius:
1. Diabetes Melitus Tipe I
a) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suau predisposisi atau kecendrungan genetic kea rah
terjadinya DM tipe I. Kecebdrungan genetic ini detemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b) Faktor Imunologi
Adanya respon otoimun yang merupakan respon abnormal dimana
antibody terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing yaiu otoantibodi terhadap sel-sel.
c) Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta (Prince, 2016)
2. Diabetes Melitus tipe II (NIDDM)
Mekanisme yang epa yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetic
memegang peranan dalam proses terjadinya resisensi insulin.
Faktor resiko:
a) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di aas 65
tahun). Sekitar 90% dari kasus diabetes yang didapati adalah diabetes
tipe II. Pada awalnya, tipe II muncul seiring dengan bertambahnya usia
diamana keadaan fisik mulai menurun.
b) Obesitas
Obesitas berkaitan dengan resistensi kegagalan toleransi glukosa yang
menyebabkan diabetes tipe II hal ini jelas dikarenakan persediaan
cadangan glukosa dalam tubuh mencapai level yang yang tinggi. Selain
itu kadar kolesterol dalam darah serta kerja jantung yang harus ekstra
keras memompa darah keseluruh tubuh menjadi pemicu obesitas.
Pengurangan berat badan sering kali dikaitkan dengan perbaikan dalam
sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi glukosa.
c) Riwayat Keluarga
Indeks diabetes tipe II pada kembar monozigot hamper 100%. Resiko
berkembangnya diabetes tipe III pada saudara kandung mendekati
40% dan 33% untuk anak cucunya. Jika orang tua menderita diabetes
tipe II, rasio diabetes dan nondiabetes pada anak adalah 1:1 dan sekitar
90% pasti membawa carer diabetes tipe II (Martinus, 2006 dalam
Ikshan, 2017).
d) Diabetes Gestasional (GDM)
Pada DM dengan kehamilan ada 2 kemungkinan yang dialami oleh
ibu:
1) Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2) Ibu mengalami/menderia DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan kehamilan menurut pyke:
Kelas I: Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu
hamil dan menghilang setelah melahirkan.
Kelas II: Pregestasiona diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum
hamil dan berlanjut setelah hamil.
Kelas III: Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi
penyakit.

E. Tanda dan gejala dari penyakit diabetes mellitus.


Menurut Pratiwi, (2022) gejala tanda dan gejala yang sering terjadi pada diabetes
mellitus tahap awal ditemukan sebagai berikut:
1. Poliuria/ banyak kencing
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic duresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien banyak
kencing.
2. Polidipsi/ banyak kencing
Hal ini disebabkan pembakran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuria, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum air.
3. Polipagi/ banyak makan
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi
walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada
sampai pada pembuluh darah.
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusaha mendapatkan peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu
lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar maka tubuh termasuk
yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM banyak
makan tetapi kurus.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas (glukosa-sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sorbitol
dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

F. Komplikasi penyakit diabetes melitus.


1. Komplikasi akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek) :
hipoglikemi (kekurangan glukosa/gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat
dingin, pusing. Penanggulangan : makan makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi dan mudah dicerna seperti : makan roti dan pisang.
2. Koma diabetik (glukosa terlalu tinggi). Gejalanya: nafsu makan menurun,
haus, minum dan BAK banyak, mual, muntah, nafas cepat. Penanggulangan:
segera kerumah sakit
3. Komplikasi kronis (komplikasi yang muncul dalam waktu yang lama, bila
kadar gula tidak terkontrol). Seperti :
a) Telinga : pendengaran menurun
b) Mata : pengelihatan berkurang
c) Lidah : kurang dapat merasakan dan tebal
d) Rambut : mudah rontok
e) Ludah : mengental dan mulut kering
f) Gigi : mudah goyah
g) Lever : mudah terkena penyakit hari
h) Perut : mudah kembung
i) Gijal : mudah terkena penyakit ginjal
j) Kandung kemih : sering ngompol
k) Seksual : kemampuan seks menurun
l) Urat syaraf : tegang, kesemutan, rasa baal, keram
m) Pembuluh darah : mengecil dan mudah timbul borok
n) Kulit : mudah korengan dan bisulan.
o)
G. Cara perawatan dan mengontrol penyakit diabetes mellitus.
1. Diet makanan
a) Rendah karbohidrat (bihun, kentang, mie kering, nasi, dll) Jenis
karbohidrat yang baik dikonsumsi adalah produk bakery seperti cake,
roti halus, dll. Karena cepat sekali diserap dan akan meningkatkan
kadar gula darah. Selain itu, diet tinggi karbohidrat dan tinggi serat itu
ternyata kadar kolesterol dan trigliserida menjadi baik.

b) Rendah garam : Garam dibatasi terutama bila ada hipertensi


c) Rendah gula : Sebenarnya gula masih dapat digunakan dalam jumlah
terbatas, tidak melebihi 70 % dari kalori, misalnya gula dapat
digunakan sebagai bumbu makanan.
d) Rendah kolesterol (daging)
2. Latihan jasmani
a) Jalan kaki
b) Joging
c) Lari pagi
d) Renang
e) Bersepeda
3. Perawatan kaki.
4. Minum obat teratur sesuai petunjuk
5. Kontrol kadar gula darah secara teratur,
6. Minum obat sesuai dosis yang diberikan
7. Diet sesuai anjuran

H. Cara pencegahan diabetes mellitus.


1. Tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus dalam jadwal
yang teratur.
2. Rutin mengecek gula darah
3. Membatasi lemak jenuh
4. Melakukan olah raga rutin
5. Menjaga berat badan ideal.
BAB 4
LAPORAN HASIL

3.1. Persiapan
1. Persiapan alat
Adapun alat yang digunakan dalam penyampaian materi adalah berupa leaflet.
2. Persiapan waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Senin, 22-01-2024
Waktu : 10.00-11.00 Wita (60 menit)
Tempat : RSUD S.K.LERIK Ruangan Cendrawasih
Topik : Penyakit Diabetes Militus Tipe 2
Peserta : Keluarga Pasien
3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan :
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
a. Tahap perkenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Setelah memberi salam kepada peserta kemudian moderator membuka
kegiatan penyuluhan dan perkenalan masing-masing pemberi materi, yang
sebelumnya menyampaikan maksud dan tujuan diberikannya penyuluhan sebelum
materi disampaikan. Kemudian moderator memberikan kesempatan kepada
penyaji untuk menyajikan materi. Sebelum penyaji memaparkan materi
penyuluhan kepada peserta, penyaji memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui pengetahuan peserta tentang materi yang akan di berikan.
Pertanyaan yang di berikan, yaitu sebagai berikut :
“ bapa mama adik-adik semua ada yang mengetahui apa itu penyakit
Diabetes Militus?“peserta hanya diam dan saling memandang, serta
menggelangkan kepala , sebagai tanda mereka tidak mengetahui penyakit
Diabetes militus itu apa.
Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
b. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi dilakukan oleh penyaji selama kurang lebih 30 menit. Materi
yang disampaikan mengenai penyakit diabetes militus dimana materi tersebut
sudah terlampir di dalam SAP penyuluhan. Setelah materi disampaikan semua,
penyaji melakukan tanya jawab kepada peserta.
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
Mahasiswa datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan sarana
dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Semua peserta datang tepat waktu.
Penyuluhan dimulai setelah semua pembawa materi dan sarana prasarana siap
untuk digunakan dalam penyuluhan.
2) Evaluasi proses
Suasana pada saat penyuluhan tenang. Jumlah peserta yang hadir mengikuti
penyuluhan sebanyak 6 orang. Sekitar 85% dari seluruh peserta yang mengikuti
penyuluhan mendengarkan materi yang disampaikan dengan baik. Selanjutnya
pada sesi tanya jawab, terdapat 2 orang peserta yang bertanya.
Pertanyaan :
Adik rival
1. ‘’ Apa itu insulin ‘’
Jawaban
‘’ Baik adik Insulin novarapid adalah hormon yang dibuat organ pankreas manusia
dimana hormon ini berfungsi untuk mengontrol kadar gula (glukosa) dalam
darah.
Jadi insulin itu suntik di sub-kutan/ lengan atas tujuan untuk mengendalikan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus biasanya disuntikkan 30 menit
sebelum makan.’’
Mama Dessy
1. “bagaimana kita bisa tau kalau kita obesitas atau tidak”
2. “ Tentang faktor keturunan, kalau orang tua kita sudah diabetes apakah kita juga
bisa terkena diabetes mellitus ?”
Jawaban
1. “Baik mama Desi,untuk tau kita obesitas itu ada rumusnya jadi tinggi badan di
kali 2 hasilnya di bagi dengan berat badan, jadi untuk gampangnya oma harus
tau kisaran normalnya 18,5-25 dan kalau lebih dari 25 baru di katakan obesitas.”
2. “Memang betul DM ada faktor keturunan tetapi bukan berarti dia penyakit
keturunan, jadi misalnya ada orang tua yang memiliki penyakit diabetes
istilahnya anak sudah memiliki bakat, artinya belum tentu dia DM tetapi dia lebi
rentan terkena penyakit Dm dari pada Orang yang tidak memiliki orang tua
dengan penyakit DM. dengan di pengaruhi pola hidup sehat yang baik karena
berdampak juga dengan makanan sehari-hari yang kelebihan manis dan tidak
terkontrol.”
a. Evaluasi hasil
Dari seluruh peserta yang hadir pada acara penyuluhan, beberapa peserta aktif
dan mampu menjawab pertanyaan yang di berikan oleh penyaji. Seluruh
peserta mengatakan paham mengenai materi yang di sampaikan oleh penyaji.
b. Penutup
Setelah selesai sesi diskusi maka moderator mempersilahkan kepada observer
untuk menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan dan moderator menutup acara
penyuluhan dengan mengucapkan salam dan ucapan terima kasih.
c. Kendala penyuluhan
Tidak ada
BAB 5
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Menurut Kemenkes RI, 2020 diabetes melitus adalah penyakit


gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam
memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyakit ini bisa dikatakan
sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara menahun. Berdasarkan
penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga jenis, diantaranya
diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional.

1.2 Saran

Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah Diabetes Melitus adalah :


a. Diet makanan
1. Rendah karbohidrat (bihun, kentang, mie kering, nasi, dll) Jenis
karbohidrat yang baik dikonsumsi adalah produk bakery seperti cake, roti
halus, dll. Karena cepat sekali diserap dan akan meningkatkan kadar gula
darah. Selain itu, diet tinggi karbohidrat dan tinggi serat itu ternyata kadar
kolesterol dan trigliserida menjadi baik.
2. Rendah garam : Garam dibatasi terutama bila ada hipertensi
3. Rendah gula : Sebenarnya gula masih dapat digunakan dalam jumlah
terbatas, tidak melebihi 70 % dari kalori, misalnya gula dapat digunakan
sebagai bumbu makanan.
4. Rendah kolesterol (daging)
b. Latihan jasmani
-Jalan kaki
-Joging
-Lari pagi
-Renang
-Bersepeda
c. Perawatan kaki.
d. Minum obat teratur sesuai petunjuk
e. Kontrol kadar gula darah secara teratur,
f. Minum obat sesuai dosis yang diberikan
g. Diet sesuai anjuran
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI.

American Diabetes Association. 2010. Standards Of Medical Care In Diabetes.

Bullechek, Gloria, Butcher, Howard, dkk. (2019). Nursing Invention Classifications (NIC),
Edition 6, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Dion, yohanes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kusniawati. 2017. Analisis Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Self Care Diabetes Pada Klien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Tanggerang. Tesis Fakultas Ilmu
Keperawatan Program Magister Keperawatan Universitas Indonesia.

Kusuma, Hardhi dan Nuratif, Huda, Amin. (2015). Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Hardhi.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. (2013). Nursing Out Comes (NOC), Edition 5. United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Smeltzer, C.S dan Bare, G.B. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Vol.2. Ed.8. Jakarta:EGC

T, Heather, Herdman. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi Ed. 10. 2015-2017. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Clement, S. 2020. Diabetes Self-Management Education Diabetes Care 18:1204-1214.

Dewi, P. Ratna. 2021. Penyaki-Penyakit Mematikan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Ikshan. 2017. Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus.

Kurniali. C,Peter. 2019. Hidup Bersama Diabetes. Jakarta: PT Gramedia.

Kristanti, Handriani. 2020. Mencegah dan Mengobati 11 Penyakit Kronis.


Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sugondo, S. 2019. Penyuluhan Sebagai Komponen Terapi Diabetes Dan


Penatalaksanaan Terpadu, Editor: Sidartawan Sogondo, Pradana Suwondo, Iman
Subekti, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Tarwoto. 2019. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin: Jakarta: TIM

Lampiran 1 : Dokumentasi
Memberikan materi Membagi leaflet
Menyimak pertanyaan

Lampiran 2: Leaflet
Y E B A B D IB E T E S M E L IT US
APA IT U D IAB E T E S M EL IT U S ?
Diabet es Melitus (DM) atau yang biasa disebut dengan
kencing m anis m erupakan penyakit gangguan m etabolism e Keturunan G a y a Hidup
tubuh menahun, yang terjadi karena peningkatan kadar
gula darah dalam tubuh disebabkan karena organ pankreas Stress Pola Makan
tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif

T IP E P EN Y A K IT D IA B E T E S M E L IT U S :

D M tip e 1
DM yang
disebabkan tidak
adanya produksi
insulin sama

Waspadai

P E R A W A T A N K A K I D IA B E T E S :
Periksa kondisi kaki setiap hari
B ersihkan dengan air bersih dan sabun m andi
Berikan pelembab/ lotion (body lotion) Oleh:
Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk PRISQILA WILLA
KRISTINA F. KURNIA
G unakan sepatu atau sandal yang bersih dan nyam an OLIVIA D. NGANA
Obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih BELA A. PANIE
Segera ke Dokter bila kaki mengalami luka YULIESTER KALE
JANUARIO
FREITAS

Program Studi Profesi Ners


Fa kult as Keseht an
Univ ersita s Cit ra Ba ng sa
Kupang
2024

Lampiran 3 : Daftar hadir penyuluhan


No Hari/Tanggal Nama Tanda - Tangan
1 Senin, 22 Januari 2024
2 Senin, 22 Januari 2024

3 Senin, 22 Januari 2024

4 Senin, 22 Januari 2024

5 Senin, 22 Januari 2024

6 Senin, 22 Januari 2024

7 Senin, 22 Januari 2024

8 Senin, 22 Januari 2024

9 Senin, 22 Januari 2024

10 Senin, 22 Januari 2024

Anda mungkin juga menyukai