Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS


PADA KELUARGA BAPAK KS

Oleh:
Keriatun,Amd.Kep (0902105083)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Diet Pada Pasien Diabetes Melitus


Sub pokok bahasan : Diet Pada Pasien Diabetes Melitus
Sasaran : Ny.T
Hari/tanggal : Sabtu,2 Februari 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Pemeriksaan Umum (RPU)
Penyuluh : Keriatun,Amd.Kep

I. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah sindroma yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang tinggi (hiperglisemia) menahun karena gangguan produksi,
sekresi insulin maupun resistensi insulin. Saat ini diduga secara global
jumlah penderita DM adalah 200 juta orang. Di Amerika Serika, kurang
lebih 650.000 kasus diabetes mellitus baru didiagnosis setiap tahunnya
(Healthy People 2000, 1990). Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus
(DM) tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes mellitus tidak
disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes
mellitus meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah
kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah
populasi manusia usia lanjut.
Diabetes mellitus terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara
individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6 % menderita diabetes mellitus
tipe II. Di Amerika Serikat, diabetes mellitus merupakan penyebab utama
kebutaan diantara penduduk berusia 25 tahun hingga 74 tahun akibat
retinopati diabetik dan juga menjadi penyebab utama amputasi diluar trauma
kecelakaan. Pada usia yang sama, penderita diabetes mellitus paling sedikit
2,5 kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka
yang tidak menderita diabetes mellitus.
75% penderita diabetes mellitus akhirnya meninggal karena penyakit
vascular. Serangan jantung, gagal ginjal, stroke dan gangrene adalah
komplikasi yang paling utama. Selain itu, kematian janin intrauterine pada
ibu-ibu yang menderita diabetes mellitus tidak terkontrol juga meningkat.
Sedangkan di Indonesia sendiri jumlah penderita DM sekitar 1,5% dari
jumlah penduduk (Marwani Bratasaputra, 2000).
Melihat pola pertambahan penduduk saat ini diperkirakan pada tahun
2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun
dan dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 2 %, akan
didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar
untuk dapat ditanggani sendiri oleh para ahli DM. Oleh karena itu antisipasi
untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya ledakan pasien DM ini harus
sudah dimulai dari sekarang. Untuk itu perlu dilakukan penanganan serius
terpadu agar tidak menjadi masalah kesehatan nasional di kemudian hari.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu diet,
latihan, pemantauan, terapi (jika diperlukan), dan pendidikan. Diet dan
pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes
mellitus. Begitu pula dengan latihan sangat penting untuk menurunkan kadar
glukosa darah dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
Penanganan pertama yang harus dilakukan agar klien mampu
melakukan kelima komponen tersebut dengan baik adalah dengan
memberikan health education mengenai pengontrolan gula darah agar
mencegah terjadinya komplikasi pada penderita DM dan pencegahan DM
pada orang yang belum terdiagnosis diabetes melitus serta orang beresiko
tinggi menderita DM. Penyuluhan merupakan dasar utama untuk pengobatan
diabetes mellitus bagi pasien dan juga pencegahan diabetes bagi keluarga
pasien serta masyarakat.
Diet bagi pasien DM merupakan komponen yang sangat penting dalam
mengontrol gula darah agar tetap dalam batas normal dan stabil. Untuk itu,
penting untuk dilakukan edukasi kepada penderita beserta keluarganya akan
pentingnya pendidikan akan nutrisi makanan dan cara menerapkan resep-
resep masakan yang sehat di dalam keluarga dengan memperhatikan jumlah
kalori yang dibutuhkan, jadwal, dan jenis makanan yang baik dikonsumsi,
untuk menanamkan pola makan sehat kepada penderita diabetes beserta
anggota keluarga.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
peserta dapat mengetahui diet pada pasien Diabetes Melitus.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian diet
2. Menyebutkan 3 dari 5 tujuan diet pada pasien Diabetes Melitus
3. Menyebutkan komposisi makanan yang dianjurkan untuk pasien
Diabetes Melitus

IV. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab
2. Media : Lembar Balik dan Leaflet
3. Alat : Meja, kursi.
4. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
1. Pengertian Diet
2. Tujuan Diet pada Pasien Diabetes Melitus
3. Komposisi Makanan yang Dianjurkan untuk Pasien Diabetes
Melitus

V. SASARAN

Ny.T

VI. WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 2 Februari 2019
Jam : 08.45 - 09.15 WIB
Tempat : RPU

VII. Proses Penatalaksanaan


No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Ket
1 Pendahuluan  Salam pembuka  Menjawab salam 1 menit 5 menit
 Perkenalan  Mendengarkan 1 menit

 Menyampaikan  Menyimak 1 menit

tujuan penyuluh
penyuluhan
 Mengingatkan  Mendengarkan 1 menit

kontrak yang
telah disepakati
sebelumnya
 Apersepsi  Mendengarkan, 1 menit

menjawab
pertanyaan
2 Kerja  Penyampaian  Mendengarkan 13 menit 22 menit
garis besar materi dengan penuh
Diabetes Millitus: perhatian
1. Pengertian diet 1 menit
2. Tujuan Diet 2 menit
pada Pasien
Diabetes
Melitus
3. Komposisi 10 menit
Makanan yang
Dianjurkan
untuk Pasien
Diabetes
Melitus
 Memberi  Menanyakan hal- 3 menit
kesempatan hal yang belum
peserta untuk jelas
bertanya 3 menit
 Menjawab  Mendengarkan
pertanyaan dan
memperhatikan
jawaban dari
penyuluh 3 menit
 Evaluasi  Menjawab
pertanyaan
penyuluh
3 Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 3 menit 3 menit
 Salam penutup  Menjawab salam
TOTAL WAKTU 30 menit

VIII. Pengorganisasian
a. Penyuluh : Keriatun,Amd.Kep

IX. Rencana Evaluasi :


Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan
Struktur  Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan
masalah keperawatan.
 Alat sudah dipersiapkan 15 menit sebelum
penyuluhan dimulai.
 Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan
yaitu berupa poster, leaflet.
Proses  60% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang
telah ditentukan
 60% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai.
 60% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan
dengan memperhatikan materi yang disampaikan
dan bertanya pada penyuluh mengenai hal-hal yang
belum dimengerti
Hasil  60% peserta dapat menjelaskan pengertian Diet
 60% peserta dapat menyebutkan Tujuan Diet pada
Pasien Diabetes Melitus
 60% peserta dapat menyebutkan Komposisi
Makanan yang Dianjurkan untuk Pasien Diabetes
Melitus
LAMPIRAN MATERI

DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS

1. Pengertian Diet
Diet adalah pengaturan makanan dan minuman yang dikonsumsi
seseorang secara rutin untuk menjaga kesehatan. Diet lebih mengarah pada
pengaturan pola makan yang baik untuk mencapai kondisi sehat.

2. Tujuan Diet pada Pasien Diabetes Melitus


Tujuan Umum
Membantu penderitan diabetes mellitus (diabetetisi) memperbaiki
kebiasaan hidup dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik.
Tujuan khusus
a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau
eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja,
untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan
laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai
diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan
dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang
dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit
jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti: penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal. (Pramono, 2012)

3. Komposisi Makanan yang Dianjurkan untuk Pasien Diabetes Melitus


Prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam
bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang
maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan
yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau
terkenal dengan istilah 3 J.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi
tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-
10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat
badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan
dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang
yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
Karbohidrat
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total
karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.
Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih
rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada
sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a. 45-65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama
berserat tinggi.
d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari.
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr
serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia
anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan
serat larut air.
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006
kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan
asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari
kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%
hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh <
7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan
energi, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan
kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti
anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan
konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular.
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa
yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam
dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam
dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari
protein dan 20-25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan
jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah
dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa
faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya
komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang
dimodifikasi:
 BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
 Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,
rumus modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
 BB Normal : bila BB ideal ± 10%
 Kurus : < BBI - 10%
 Gemuk : > BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energy yaitu:
 Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30
kkal/kg BB ideal
 Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
- 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
- 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
- > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi
daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112
kal/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan
selanjutnya pada anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat
tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
 Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
- Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
- Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan
basal
- Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan
basal
- Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 &
50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
- Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
- Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu
rumah tangga dan lain-lain
- Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang
sedang tidak perang, .
- Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
- Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
 Berat badan
- Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat
kegemukan
- Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan
untuk menambah berat badan.
Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan
paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600
kalori perhari untuk pria.

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar


makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan
ringan (10-15%). Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin
perubahan dilakukan secara bertahap dan harus disesuaikan dengan
kebiasaan makan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2008. Terapi Gizi Untuk Diabetes Melitus. (online)


http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20Pekan%20DM.PDF diakses pada
tanggal 20 Maret 2011

Anonym. 2009. Penatalaksanaan diet Pada Diabetes Melitus. (online)


www.wrm-indonesia.org diakses pada tanggal 22 Maret 2011

Hiswani. 2007. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes Mellitus.


(online) http://www.fkm-hiswani3.pdf diakses pada tanggal 21 Maret 2011

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius

Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Volume 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8


Volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai