Disusun Oleh :
Hatta kusumawati
201903023
AJARAN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak
Adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.perfusi jaringan yang
Adekuat tergantung 3 faktor utama yaitu curah jantung, volume darah, dan tonus
Vasomotor perifer. Jika salah satu ketiga factor tertentu ini kacau dan factor lain tidak
dapat melakukan kompensasi, maka akan terjadi syok. Awalnya tekanan darah arteri
normal sebagai kompensasi peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok
berlanjut, curah jantung menurun dan vasokonstriksi perifer meningkat. Jika hipotensi
menetap dan vasokonstruksi berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan asidosis
laktat,oliguria, dan ileus. Jika tekanan arteri cukup rendah, terjadi disfungsi otak dan otot
jantung (Mansjoer,2001). Syok hivopolemik merujuk kepada suatu keadaan di mana
terjadi kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ filure
akibat perfusi yang tidak adekuat (Smeltzer,2001).
Menurut Toni Ashadi (2006), Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh
hilangnya cairan intraveskuler, misalnya terjadi pada :
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak ,
otot rangka, dan tulang, jaringan ini relative dan dapat hidup lebih lama dengan
perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap ( irreversible).
Kesadaran tidak tergangu, produksi urin normal atau hanya seikit menurun,
asiodosis metabolic tidak ada atau ringan.
2. Syok sedang
Perfusi ke oragan vital selain jantung dan otak menurun ( hati, usus, ginjal).
Organ- oargan ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada
lemak, kulit dan otot. Pada keadaan ini terdapat oliguria ( urin kurang dari 0,5
mg/kg/jam) dan asidosis metabolic. Akan tetapi kesadaran relative masih baik.
3. Syok berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi
untuk menyediakan aliran darah ke duan organ vital. Pada syok lanjut trjadi
vesokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguria dan asidosis berat,
ganguan kesadaran dan tanda- tanda hipokisa jantung ( EKG abnormal, curah
jantung menurun).
D.) Patofisologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarajan akut dengan mengaktivasi system
fisiologi utama sebagai berikut: system hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan
system neuroendokrin.
System hematologic berespon terhaadap kehilangan darah yang berat dan akut
dengan mengativasi kaskade dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelepasan
tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet di aktivasi (juga melalui pelepasan
trumboksan A2 lokal ) dan membentuk bekuan darah immature pada sumber
perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya
menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan
waktu selitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan
menjadi bentuk yang sempurna.
System kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontrakilitas miokrad, dan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat peningkatan
pelepasan noripenfrin dan penurunan ambang dasar tonus nevus vagus (diatur oleh
baroreseptor di arcus carotikus, arcus aorta, atrium kiri,dan pembuluh darah
pulmonal). System kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke otak ,
jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan traktus
gastrointestinal.
F.) Komplikasi
Kurangnya darah dan cairan di dalam tubuh akibat syok hipovolemik menurut Az.
Rifki, ( 2006) dapat menyebabkan komplikasi berikut:
1. Gagal jantung gagal ginjal
2. Kerusakn jaringan ARDS (Acute Respiratory Disstres syndrome)
3. Kerusakan otak irreversible
4. Dehidrasi kronis
H.) Klasifikasi
1. Kehilangan Cairan
Akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bias berakibat dehidrasi. Derajat
dehidrasi ( table 1) :
Table 1 Derajat dehidrasi
2. Perdarahan
Syok yang di akibatkan oleh perdarahan dapat di bagi dalam beberpa kelas,
yaitu (Tabel 2)
Tabel 2 derajat perdarahanberdasarkan kelas
J.) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada syok hipovolemik menurut ( Tambunan Karmell,1990.) adalah
sebagai berikut:
a) Mempertahankan suhu Tubuh Suhu tubuh dipertahankan dengan
memakaikan selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan dan
mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita
karena akan sangat berbahaya.
b) Pemberian Cairan
1) Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke
dalam paru.
2) Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioprasi atau
dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak)
3) Penderita hanya boleh minum bila penderitan sadar betul dan tidak
ada indikasi kontra. Pemberian minum harus di hentikan bila
penderita menjadi muala atu muntah.
4) Cairan intravena seperti larutan isotonic kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan
volume intaveskular, volume cinterstisial, dan inta sel.
5) Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang
dengan jumlah cairan yang hilang.
6) Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan
7) Pemberian cairan pada syok sepik harus dalam pemantauan
ketat,mengingat pada syok septic biasanya terdapat ganguan organ
majemuk (Multiple OrganDisfunction). Diperlukan pemantauan alat
cangih berupa pemasangan CVP, “Swan Ganz” kateter, dan
pemeriksaan analisa gas darah.
K.) Pathway
Mengaktivasi system
komplemen
Melepaskan histamin
Permeabilitas
membrane meningkat Berkurangnya volume
sirkulasi
Kebocoran plasma
Sroke volume menurun
Hipovolemia
Cardiac output menurun
Renjatan hopovolemi
dan hipotensi Penurunan curah jantung
Daftar pustka
1. Ashadi, T, 2001, Terapi cairan intravena (Kristaloud) pada syok Hipovolemik. Online
(terdapat pada ) : http://www.twmpo.co.id/medika/arsip/012001/sek-1.htm
Diakses pada tanggal 18 september 2017
2. Ashadi, T. 2006. Syok Hipovolemik. Online ( terdapat pada) :
http://www.Mediastore.com/med/.detail-pyk.phd?id. Diakses pada tanggal 18 september
2017
3. Brunner, Suddarth J.2002. keperawatan medical Bedah edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
4. CROWIN, Elizabeth J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.) Pengkajian
a. Data umum
1. Nama : Tn.A
2. Ruang : Melati
3. No. registrasi : 012
4. Umur : 30 th
5. Jenis kelamin : Laki-Laki
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Jawa/Indoseia
8. Bahasa : Jawa
9. Alamat : Desa Jatinom, Kec. Kanigoro rt 01 rw 03
10. Pekerjaan : Petani
11. Penghasilan : Tidak tentu
12. Status : Kawin
13. Pendidikan terahir: Sma
14. Golongan darah : A
15. Tanggal mrs : 19 Juli 2021
16. Tanggal pengkajian:20 Juli2021
17. Diagnose medis : Syok Hipovolemi Berhubungan dengan Diare
Alasan :
Aktivitas 0 1 2 3 4
mandi √
berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi √
di tempat
tidur
pindah √
ambulasi √
Naik √
tangga
Makan dan √
minum
Gosok gigi √
4. Pola Nutrisi-Metabolik
5. Pola Eliminasi
Eliminasi Urin
Eliminasi Alvi
2. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
Hematologi rutin pada tanggal 20 juli 2021
2. Radiologi
Tidak ada.
3. Terapi
1. Oral : obat obatan seperti loperamid. Gsrsm rehidrasi oral+ suatu larutan dari
campuran NaCl 3,5 g, kcl 1,5 g, Na-tristar 2,5 g dan glukosa dalam 1 liter air
matang ( oralit)
Merupakan suatu penelitian klinis mengenai respon px, keluarga dan masyarakat
terhadap masalah kesehatan diagnose keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
pasien individu, keluarga dan komunitas yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa :
Definisi
Penutunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler
Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Pengisian vena Menurun
2. Mengeluh Haus 2. Status Menial berubah
3, Suhu tubuh meningkat
4.konsentrasi urin meningkat
5.berat badan turun tiba-tiba
1. Penyakit Addision
2. Trauma / perdarahan
l
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Corhn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. Hipoalbuneinemia
Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk
Penyebab
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalah gunaan laktasif
4. Penyalah gunaan zat
5. Program pengobatan
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
Subjektif Objektif
1. Kanker kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Corhn’s disease
5. Ulkus peptikum
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanmetabolisme.
Penyebab
1. Ketidak mampuan menelan makanan
2. Ketidak mampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengobsorbsi nutrein
4. Peningkatan kebutuahan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis.stres, keenganan untuk makan)
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Aamyotropic lateral sclerosos
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. Aids
13. Penyakit chron’s
F.) Interverensi
1. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Definisi
Mengidentifikaasi dan mengelola penurunan volume cairan intraveskuler
Tindakan
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.frekuensi nadi meningkat,nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus,lemah)
Monitor intake dan output cairan
Tetapiutik
Edukasi
Tindakan
Observasi
Identifikasi penyebab diare
Identifikasi pemberian makanan
Identifikasi gejala invaginasi (mis. Tangisan keras,kepucatan pada bayi)
Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
Monitor tanda dan gejala hipovolemia
Monitor intasi dan uesis kulit daerah perianal
Monitor jumlah pengeluran diare
Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi setatus nutrisi
- Identtifikasi alergi dan intoleransi aktivitas
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrein
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Ekspetasi Membaik
Kritetira Hasil
Menurun cukup Sedang cukup
meningkat
Menurun meningkat
Kekuatan Nadi 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Pengisian Vena 1 2 3 4 5
Ekpetasi membaik
Kriteria Hasil
Menurun cukup sedang cukup meningkat
Menurun meningkat
Kontrol pengeluaran feses 1 2 3 4 5
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun cukup sedang cukup
meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang di 1 2 3 4 5
Habiskan
Kekuatan otot pengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin
Verbalisasi keinginan untuk 1 2 3 4 5
Meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
Minum yang sehat
Pengetahuan tentang standard 1 2 3 4 5
Asupan nutrisi yang tepat
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
Makanan yang aman
Penyiapan dan penyimpanan 1 2 3 4 5
Minuman yang aman
Sikap terhadap makan/minum 1 2 3 4 5
Dengan tujuan kesehatan
Disusun Oleh:
Hatta kusumawati
201903023
Program studi D3 Keperawatan
Stikes karya Husada Kediri
Tahun Ajaran 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
3. Materi
1. Menjelaskan tentang pengertian syok hipovolemik
2. Menjelaskan tentang penyebab syok hipovolemik
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala syok hipovolemik
4. Menjelaskan mengenai pencegahan syok hipovolemik
5. Menjelaskan penanganan syok hipovolemik
4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
5. Media
1. LCD
2. PPT
3. Leaflet
6. Evaluasi
1. Bentuk : test lisan
2. Materi test :
3. Kriteria Evaluasi
Warga dapat menjelaskan kembali :
7. KEGIATAN PENYULUHAN
4. 2 Menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas perhatian peserta.
Mengucapkan salam Menjawab salam
Penutup
MATERI PENYULUHAN
Darah mengandung oksigen dan zat penting lainnya yang dibutuhkan oleh organ dan jaringan
tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Bila pendarahan hebat terjadi, otomatis pasokan darah
yang dipompa oleh jantung akan berkurang secara drastis dan organ tidak mendapat pergantian
zat-zat yang dibutuhkan tadi secara cepat. Keadaan inilah yang disebut syok hipovolemik
dengan gejala utama berupa penurunan tekanan darah dan suhu tubuh. Kondisi ini berpotensi
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat.
Selain pendarahan, kekurangan banyak cairan (misalnya akibat diare, muntah- muntah, keringat
berlebihan, dan luka bakar) juga dapat memicu penurunan jumlah darah yang diedarkan di dalam
tubuh.
2. Penyebab syok hipovolemik
Kehilangan darah
Dapat akibat eksternal seperti melalui luka terbuka. Perdarahan internal dapat menyebabkan
syok hipovolemik jika perdarahan ini diodalam thoraks, abdomen, retroperitoneal atau tungkai
atas
Kehilangan Plasma merupakan akibat yang umum dari luka bakar, cidera berat
atau inflamsi peritoneal
Kehilangan cairan dapat disebabkan oleh hilangnya cairan secara berlebihan
melalui jalur gastrointestinal, urinarius, atau kehilangan lainnya tanpa adanya
penggantian yang adekuat.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gejala utama syok hipovolemik adalah penurunan tekanan
darah dan suhu tubuh secara drastis. Selain itu ada beberapa gejala lainnya yang menyertai
kondisi ini, di antaranya:
Tingkat keparahan gejala syok hipovolemik ditentukan oleh seberapa cepat dan seberapa
banyak volume darah atau cairan berkurang dari tubuh kita. Penyakit-
penyakit lain, seperti gangguan jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit diabetes juga bisa
berdampak kepada tingkat keparahan kondisi ini.
Makin tinggi tingkat keparahan syok hipovolemik, makin tinggi pula bahaya atau komplikasi
yang bisa ditimbulkannya, mulai dari matinya jaringan (gangren) pada lengan atau kaki yang
pada beberapa kasus perlu ditangani dengan amputasi, kerusakan ginjal, kerusakan otak,
kerusakan jantung, bahkan kematian.
Jika Anda mengalami pendarahan hebat atau merasakan gejala-gejala syok hipovolemik, segera
hubungi ambulans atau minta orang-orang di sekitar untuk membawa Anda ke rumah sakit
karena kondisi ini berpotensi fatal apabila tidak segera ditangani. Begitu pula sebaliknya,
lakukan hal sama jika Anda melihat orang lain mengalami pendarahan hebat atau tanda-tanda
syok hipovolemik.
Pada umumnya, pasien yang mengalami syok hipovolemik akan sulit merespons pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dokter. Meski begitu, diagnosis syok hipovolemik pada seorang pasien
dapat dilakukan secara sederhana oleh dokter dengan mengecek apakah tekanan darah dan suhu.
Beberapa pemeriksaan khusus bisa dilakukan dokter untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menilai kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan tersebut di antaranya:
Meskipun Anda bukan seorang dokter yang dapat mendiagnosis syok hipovolemik secara pasti,
namun Anda masih bisa memberikan pertolongan sementara apabila melihat orang lain
mengalami gejala-gejalanya, terlebih lagi jika terdapat pendarahan hebat (pendarahan luar)
akibat kecelakaan maupun tindak kriminal. Yang bisa Anda lakukan selagi menunggu
kedatangan pertolongan medis adalah:
Jangan memberikan cairan apa pun ke dalam mulut penderita (misalnya memberi
minum).
Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia (misalnya
memberikan selimut), serta jaga agar dia tetap nyaman.
Jika pada bagian kepala, kaki, leher, atau punggung penderita diduga mengalami
cedera, jangan ubah posisinya.
Tekan titik pendarahan dengan menggunakan kain atau handuk untuk
meminimalkan volume darah yang terbuang atau bila perlu ikatkan kain atau handuk
tersebut.
Apabila ditemukan masih ada benda tajam (pecahan kaca atau pisau) yang
menancap di tubuh penderita, jangan mencabutnya.
Usahakan agar penderita tetap berbaring dengan posisi kaki ditinggikan (diberi
penyangga setinggi kira-kira 30 sentimeter) untuk meningkatkan peredaran darah.
Begitu pula pada saat memindahkan penderita ke dalam ambulans, usahakan posisi
ini tetap sama.
Pada kasus cedera di leher atau kepala, beri penyangga khusus terlebih dahulu
pada bagian tersebut sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans.
Apabila seorang pasien positif terdiagnosis syok hipovolemik, biasanya dokter akan langsung
memberikan transfusi untuk mengganti darah atau cairan yang terbuang. Sedangkan untuk
meningkatkan volume darah dari jantung serta meningkatkan tekanan darah, dokter dapat
memberikan obat dopamine, norepinephrine, epinephrine, dan dobutamine.
Pada kasus syok hipovolemik yang disebabkan oleh pendarahan dalam, penanganan pada
penyakit atau kondisi yang mendasari terjadinya pendarahan dalam tersebut juga perlu
dilakukan.Dalam melakukan penanganan pasien syock akibat hipovolemik serta akibat
kardiogenik harus dibedakan.
Hatta kusumawati
201903023