Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KASUS SYOK HIPOVOLEMIK DIARE

DI RUANG MELATI RSUD SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

Disusun Oleh :

Hatta kusumawati

201903023

STIKES KARYAHUSADA KEDIRI TAHUN

AJARAN 2021/2022

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN KASUS SYOK HIPOVOLEMIK DIARE

DI RUANG MELATI RSUD SAIFUK ANWAR KOTA MALANG


A.) Definisi

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak
Adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.perfusi jaringan yang
Adekuat tergantung 3 faktor utama yaitu curah jantung, volume darah, dan tonus
Vasomotor perifer. Jika salah satu ketiga factor tertentu ini kacau dan factor lain tidak
dapat melakukan kompensasi, maka akan terjadi syok. Awalnya tekanan darah arteri
normal sebagai kompensasi peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok
berlanjut, curah jantung menurun dan vasokonstriksi perifer meningkat. Jika hipotensi
menetap dan vasokonstruksi berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan asidosis
laktat,oliguria, dan ileus. Jika tekanan arteri cukup rendah, terjadi disfungsi otak dan otot
jantung (Mansjoer,2001). Syok hivopolemik merujuk kepada suatu keadaan di mana
terjadi kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ filure
akibat perfusi yang tidak adekuat (Smeltzer,2001).

B.) Etiologi Syok Hipovolemik

Menurut Toni Ashadi (2006), Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh
hilangnya cairan intraveskuler, misalnya terjadi pada :

1. Kehilangan darah atau syok hemorargik karena perdarahan yang mengalir


keluar tubuh seperti hematotoraks,rupture limpa, dan kehamilan ektopik
tergangu
2. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan
darah yang besar. Misalnya : fraktur humerus menghasilkan 500-1000 ml
perdarahan atau fraktur femur menampung 1000-1500 ml
3. Kehilangan cairan intraveskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan
protein plasma atau cairan ekstaseluler , misalnya pada:
a. Gastrointestinal : peritonitis,pankreatis, dan gastroenteritis
b. Renal : terapi diuretic, krisis penyakit addision
c. Luka bakar ( kombutsio) dan anafilaksis
C.) Derajat Syok
1. Syok ringan

Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak ,
otot rangka, dan tulang, jaringan ini relative dan dapat hidup lebih lama dengan
perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap ( irreversible).
Kesadaran tidak tergangu, produksi urin normal atau hanya seikit menurun,
asiodosis metabolic tidak ada atau ringan.

2. Syok sedang
Perfusi ke oragan vital selain jantung dan otak menurun ( hati, usus, ginjal).
Organ- oargan ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada
lemak, kulit dan otot. Pada keadaan ini terdapat oliguria ( urin kurang dari 0,5
mg/kg/jam) dan asidosis metabolic. Akan tetapi kesadaran relative masih baik.
3. Syok berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi
untuk menyediakan aliran darah ke duan organ vital. Pada syok lanjut trjadi
vesokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguria dan asidosis berat,
ganguan kesadaran dan tanda- tanda hipokisa jantung ( EKG abnormal, curah
jantung menurun).

D.) Patofisologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarajan akut dengan mengaktivasi system
fisiologi utama sebagai berikut: system hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan
system neuroendokrin.
System hematologic berespon terhaadap kehilangan darah yang berat dan akut
dengan mengativasi kaskade dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelepasan
tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet di aktivasi (juga melalui pelepasan
trumboksan A2 lokal ) dan membentuk bekuan darah immature pada sumber
perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya
menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan
waktu selitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan
menjadi bentuk yang sempurna.
System kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontrakilitas miokrad, dan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat peningkatan
pelepasan noripenfrin dan penurunan ambang dasar tonus nevus vagus (diatur oleh
baroreseptor di arcus carotikus, arcus aorta, atrium kiri,dan pembuluh darah
pulmonal). System kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke otak ,
jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan traktus
gastrointestinal.

Menurut patofisologinya, syok terbagi menjadi 3 fase yaitu (Komite


medic,2000):
1. Fase kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga timbul
ganguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan gangguan seluler.
Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokonstriksi untuk menaikan aliran
darah ke jantung, otak dan otot skelet penurunan aliran darah ketempat yang kurang
vital. Factor humoral dilepaskan untiuk menimbulkan fasokonstriksi dan menaikan
volume darah dengan konservasi air. Ventilasi meningkat untuk mengatasi adanya
penurunan kadar oksigen di daerah arteri.
2. Fase progresif
Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi kebutuhan
tubuh. Factor utama yang berperan adalah jantung. Curah jantung tidak lagi
mencukupi sehingga terjadinya gangguan seluler di seluruh tubuh. Pada saat tekanan
darah arteri menurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan bertambah nyata,
ganguan seluler, metabolisme tergangu, produk metabolisme menumpuk, dan
akhirnya terjadi kematian sel. Dinding pembuluh darah menjadi lemah, ak mampu
berkontriksi sehingga terjadi bendungan vena, vena balik (venus retrun) menurun.
Relaksai sfinker prekapiler diikuti dengan aliran darah ke jarinagn tetapi tidak dapat
kembali ke jantung. Peristiwa ini dapat menyebabkan trombolis kecil-kecil sehingga
dapat terjadi kogulopati intravasa yang luas (DIC = Dissemineted intravascular
coagulation). Menurunya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan pusat
vasomotor dan respirasi di otak. Keadaan ini menambah hipoksia jaringan. Hipoksia
dan amoksia menyebabkan toksin dan bahan lainya dari jaringan ( histamin dan
bradikinin) yang ikut memperjelk syok ( vasodilitasi dan memperlemah fungsi
jantung).
3. Faso irrevesibel/Refrakter
Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat
diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas syok. Gagal
system kardiorespirasi, jantung tidak amapu lagi mempoa darah yang cukup, paru
menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun, dan akhirnya
anoksia dan hiperkapnea

E.) Manifestasi klinik


Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah :
1. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisina kapiler
selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
2. Takhikardi : peningkatan laju jantung dan kontraksilitas adalah respon
homeostasis penting untuk hepovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke
homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke
mikrosirkulasi berfungsi mengurangi jaringan.
3. Hipotensi : karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemetik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah factor yang esensial
dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat
dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak di bawah 70 mmHg.
4. Oliguria : produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik
oliguria pada orang deawasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

F.) Komplikasi
Kurangnya darah dan cairan di dalam tubuh akibat syok hipovolemik menurut Az.
Rifki, ( 2006) dapat menyebabkan komplikasi berikut:
1. Gagal jantung gagal ginjal
2. Kerusakn jaringan ARDS (Acute Respiratory Disstres syndrome)
3. Kerusakan otak irreversible
4. Dehidrasi kronis

G.) Pencegahan Syok Hipovolemik


Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya syok
hipovolemik adalah:
1. Menghentikan perdarahan yang terjadi
2. Mengonsumsi caiaran yang cukup
3. Dilakukan pemasangan infus untuk menggantikan cairan yang keluar
4. Menghindari terjadinya luka bakar.
5. Minum air putih minimal 2 hingga 3 liter per hari.

H.) Klasifikasi
1. Kehilangan Cairan
Akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bias berakibat dehidrasi. Derajat
dehidrasi ( table 1) :
Table 1 Derajat dehidrasi

Tanda klinis Ringan sedang Berat


Defisit 3-5% 6-8% >10%
Hemodinamik Takikardi, nadi Takikardi,nadi Takikardi,nadi
lemah sangat tak teraba,akral
lemah,volume dingin,sianosis
kolaps,hipotensi
ortostatik
Jaringan Lidah kering Lidah Atonia,turgor
,turgor turun keriput,turgor buruk
kurang
urine pekat Jumlah turun oliguria
SSP mengantuk apatis coma

2. Perdarahan
Syok yang di akibatkan oleh perdarahan dapat di bagi dalam beberpa kelas,
yaitu (Tabel 2)
Tabel 2 derajat perdarahanberdasarkan kelas

Variable Kelas 1 Kelas II Kelas III Kelas IV


Sistolik >110 >100 >90 <90
(mmHg)
Nadi <100 >100 >120 >140
(x/menit)
Napas 16 16-20 21-26 >26
(x/menit)
Mental Anxious Agitated Confused Lethargic
Kehilangan <750 ml 750-1500ml 1500-200 ml >2000 ml
darah

I.) Pemeriksaan Penunjang


a. Hemoglobin dan hematokin
Pada fase awal syok karena perdarahan kadar Hb dan hematokrit masi tidak
berubah. Kadar Hb dan hematokrit akan menurun sesudah perdarahan
berlangsung lama karena autotrnsfusi. Hal ini tergantung dari kecepatan
hilangnya darah yang terjadi. Pada syok karena kehilangan plasma atau
cairan tubuh seperti pada demam berdarah dengue atau diare dengan
dehidrasi akan hemokonsentrasi.
b. Urin
Produksi urine menurun, lebih gelap dan pekat berat jenis urin meningkat
>1,020 sering di dapat adanya proteinuria dan toraks
c. Pemeriksaan gas darah
Ph,PaO2, dan Hco3 darah menurun, Bila proses berlangsung terus maka
proses kompensasi tidak mampu lagi dan akan mulai tampak tanda-tanda
kegagalan dengan makin menurunya Ph dan PaO2 dan meningkatnya PaCO2
dan HCO3 Terdapat perbedaan yang lebih jelas antara PO2 dan PCO2 artenal
dan vena
d. Pemeriksaan elektrolit serum
Pada syok seringkali di dapat adanya gangguan keseimangan elektrolit seperti
hiponatermia, hiperkalemia, dan hipokalsemia pada penderita dengan asidosis
e. Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan BUN dan kreatinin serum penting pada syok terutama bila ada
tanda tanda gagal ginjal
f. Pemeriksaan mikrobiologi yaitu pembiakan kuman yang di lakukan hanya
pada penderita-penderita yang di curigai
g. Pemeriksaan faal hemostasis
Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang diperlukan untuk menentukan penyakit
primer penyebab.

J.) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada syok hipovolemik menurut ( Tambunan Karmell,1990.) adalah
sebagai berikut:
a) Mempertahankan suhu Tubuh Suhu tubuh dipertahankan dengan
memakaikan selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan dan
mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita
karena akan sangat berbahaya.
b) Pemberian Cairan
1) Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke
dalam paru.
2) Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioprasi atau
dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak)
3) Penderita hanya boleh minum bila penderitan sadar betul dan tidak
ada indikasi kontra. Pemberian minum harus di hentikan bila
penderita menjadi muala atu muntah.
4) Cairan intravena seperti larutan isotonic kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan
volume intaveskular, volume cinterstisial, dan inta sel.
5) Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang
dengan jumlah cairan yang hilang.
6) Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan
7) Pemberian cairan pada syok sepik harus dalam pemantauan
ketat,mengingat pada syok septic biasanya terdapat ganguan organ
majemuk (Multiple OrganDisfunction). Diperlukan pemantauan alat
cangih berupa pemasangan CVP, “Swan Ganz” kateter, dan
pemeriksaan analisa gas darah.
K.) Pathway

Hipovolemia absolut Hipovolemia relatif

(Seperti : Infeksi Virus)


Dengue)
Terbentuk komplek
antigen-antibodi

Mengaktivasi system
komplemen

Dilepaskan C3a dan


C5a (peptide)

Melepaskan histamin

Permeabilitas
membrane meningkat Berkurangnya volume
sirkulasi

Kebocoran plasma
Sroke volume menurun

Hipovolemia
Cardiac output menurun

Renjatan hopovolemi
dan hipotensi Penurunan curah jantung

Kekurangan volume cai

Daftar pustka

1. Ashadi, T, 2001, Terapi cairan intravena (Kristaloud) pada syok Hipovolemik. Online
(terdapat pada ) : http://www.twmpo.co.id/medika/arsip/012001/sek-1.htm
Diakses pada tanggal 18 september 2017
2. Ashadi, T. 2006. Syok Hipovolemik. Online ( terdapat pada) :
http://www.Mediastore.com/med/.detail-pyk.phd?id. Diakses pada tanggal 18 september
2017
3. Brunner, Suddarth J.2002. keperawatan medical Bedah edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
4. CROWIN, Elizabeth J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN A DENGAN KASUS SYOK HIPOVOLEMI

DI RUANG MELATI RSUD SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

A.) Pengkajian
a. Data umum
1. Nama : Tn.A
2. Ruang : Melati
3. No. registrasi : 012
4. Umur : 30 th
5. Jenis kelamin : Laki-Laki
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Jawa/Indoseia
8. Bahasa : Jawa
9. Alamat : Desa Jatinom, Kec. Kanigoro rt 01 rw 03
10. Pekerjaan : Petani
11. Penghasilan : Tidak tentu
12. Status : Kawin
13. Pendidikan terahir: Sma
14. Golongan darah : A
15. Tanggal mrs : 19 Juli 2021
16. Tanggal pengkajian:20 Juli2021
17. Diagnose medis : Syok Hipovolemi Berhubungan dengan Diare

B.) Data Dasar


1) Keluhan utama
Keluaraga pasien mengatakan pasien sudah BAB air 7 kali sejak tadi pagi dengan
konsistensi air dengan ampas sedikit

2) Alasan masuk rumah sakit


Karena keadaan pasien semakin lemah keluarga pasien merasa cemas dan
khawatir denagan kondisi pasien maka keluarga memutuskan untuk di bawa
kerumah sakit

3) Masuk rumah sakit terakhir tanggal


Tidak pernah masuk RS sebelumnya

Alasan :

4) Riwayat Penyakit Sekarang


Diare

5) Upaya yang telah di lakukan


Di kompres menggunakan air hangat di atas perutnya yang terasa sakit
6) Terapi yang telah diberikan
Mengganti cairan yang hilang dengan cairan redhidrasi oral (ors) dapat
membantu mencegah dehidrasi. Obat anti diare seperti loperamide juga dapat
membantu

7) Riwayat kesehatan dahulu


Keluarga mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah masuk rumah sakit, pasien
tidak memiliki riwayat penyakit menular atau menurun. Pasien hanya mengalami
sakit biasa seperti batuk,flu dan berobat ke pukesmas

8) Riwayat kesehatan keluarga


Keluaraga mengatakan tidak ada di dalam keluarga yang mengalami penyakit
seperti px.

C.) Pola Fungsi Kesehtan


1. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
Keluraga mengatakan bahwa gaya hidup kurang baiak, karena memiliki kebuasaan
minum kopi 3X sehari merokok 7 batang perhari

2. Pola aktivitas dan latihan


 Kemampuan Perawatan Diri
Skor 0: mandiri, 1: dibantu sebagian, 2 : perlu bantuan orang lain, 3 : perlu
bantuan orang lin dan alat, 4 : tergantung pada orang lain/ tidak mampu.

Aktivitas 0 1 2 3 4
mandi √
berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi √
di tempat
tidur
pindah √
ambulasi √
Naik √
tangga
Makan dan √
minum
Gosok gigi √

Keterangan : istri px mengatakan bahwa px tidak bias melakukan aktivits


seperti sebelum sakit.

3. Pola Isatirahat dan Tidur

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Jumlah jam tidur siang 13.00 WIB 09.00 WIB
Jumlah jam tidur malam 01.00-07.00 WIB 20.00 WIB
Pengantar Tidur Lihat Tv Obat
Gangguan Tidur Tidak ada Perasaan Cemas
Perasaan Waktu Bangun Segar Pusing

4. Pola Nutrisi-Metabolik

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi Makan 3X sehari 1 porsi 3X sehari 1 porsi dengan
dengan lauk pauk daging, menu bubur, sayur tapi
sayur dan kebiasan masih tersisa
merokok 7 batang perhari
Jenis Nasi, sayur, daging Bubur dan sayurbening
Porsi 1 porsi habis 1 porsi tidak hais
Total konsumsi 3 kali sehari 3 kali sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada rasa saat makan
dan minum

5. Pola Eliminasi
Eliminasi Urin

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi BAK secara Normal Px terpasang kateter
Pancaran Normal Tidak normal
Jumlah 3 sampai 4 kali sehari Tidak tentu
Bau Bau khas urine Bau obat
Warna Kuning Kuning pekat
Perasaan setelah BAK Lega Agak sedikit sakit
Total Produksi Urine Normal 60 cc (3jam pemasangan
kateter)

Eliminasi Alvi

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi BAB setiap pagi hari BAB ±7X/ perhari
dengan bentuk feses padat

Konsistensi Bentuk feses padat dan Bentuk feses encer ampas


tidak berdarah sedikit
Bau Bau khas feses Bau obat
Warna Warna feses kuning Feses berwarna kunung

6. Pola kognitif dan persepsi Sensori


Pengelihatan pasien normal, pendengaran pasien tampa jelas, pengecap pasien masih
bias merasakan, dan pehidup pasien masih normal

7. Pola konsep Diri


Perasaan pasien saat ini tampak cemas dengan apa yang dia alami saat ini

8. Pola Mekanisme Koping


Px mempunyai semangat melwan sakit yang di derita saat ini
9. Pola Nafas Seksual-Reproduksi
Istri px mengatakan bahwa px mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih
bersekolah

10. Pola Hubungan-Peran


Istri px mengatakan bahwa kelurag px mendukung untuk kesembuhan px

11. Pola Nilai dan Kepercayaan

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Nilai khusus Bagus Sedang
Praktik ibadah Sholat 5 waktu Sholat dengan keadaan
berbaring
Pengetahuan tentang Px paham tentang ibadah Sedikit tidak sadarkan
praktik Ibadah selama sakit yang sangat kuat

D.) Pemeriksaan Fisik (Data Obyetikf)


1. Status kesehatan Umum
Keadaan/penampilan umum : Leamah
Kesadaran : Kesadaran Somnolen GCS : 10(E₂
V₃,M₅)
BB sebelum sakit : 70 TB : 174
BB saat ini : 64
BB ideal : 70
Perkembangan BB : Menurun
Status Gizi : Baik
Status Hidrasi : Dehidrasi
Tanda-tanda Vital :
TD : 80/50
N : 110 x/menit
Suhu : 358◦c
RR : 30 x/menit

2. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
Hematologi rutin pada tanggal 20 juli 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hemoglobin ( HBG) 10,59/ dl 13,0-18,0
Hematokrit (HTC) 31,8% 40-52
Lekosit (WBC) 7,8010^3/ul 3,8-10,6
Trombosit (PLT) 346 10^3/ul 150-440
Eritosit ( RBC) 3,4610^3/ul 4,5-6,5
RDW 12,9% 10-16

2. Radiologi
Tidak ada.
3. Terapi

1. Oral : obat obatan seperti loperamid. Gsrsm rehidrasi oral+ suatu larutan dari
campuran NaCl 3,5 g, kcl 1,5 g, Na-tristar 2,5 g dan glukosa dalam 1 liter air
matang ( oralit)

2. parenteral : memberikan cairan NaCL

3. Lain-lain : tidak ada

E.) Diagnosa keperawatan

Merupakan suatu penelitian klinis mengenai respon px, keluarga dan masyarakat
terhadap masalah kesehatan diagnose keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
pasien individu, keluarga dan komunitas yang berkaitan dengan kesehatan.

Diagnosa :

1.) Hipovolemia (D.0023)


Kategori : Faisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

Definisi
Penutunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler

Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

( tidak tersedia ) 1. Frekuensi nadi meningkat

2.Nadi terasa lemah


3. Tekanan darah menurun
4. Tkanan Nadi Menyempit
5. Turgor kulit Menurun
6. Membran mukosa Kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit Meningkat

Gejala dan tanda Minor

Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Pengisian vena Menurun
2. Mengeluh Haus 2. Status Menial berubah
3, Suhu tubuh meningkat
4.konsentrasi urin meningkat
5.berat badan turun tiba-tiba

Kondisi klinis terkait

1. Penyakit Addision
2. Trauma / perdarahan
l
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Corhn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. Hipoalbuneinemia

2.) Diare (D.0020)


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Penyebab
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi

Psikologis

1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi

Situasional

1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalah gunaan laktasif
4. Penyalah gunaan zat
5. Program pengobatan
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam

2.feses lembek atau cair

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1. Urgency 1. Frekuensi peristaltic meningkat


2. Nyeri/ kram abdomen 2. Bising usus hiperaktif

Kondisi Klinis Terkait

1. Kanker kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi usus
4. Corhn’s disease
5. Ulkus peptikum

3.) Defisit Nutrisi (D.0019)


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanmetabolisme.

Penyebab
1. Ketidak mampuan menelan makanan
2. Ketidak mampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengobsorbsi nutrein
4. Peningkatan kebutuahan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis.stres, keenganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal 10% di

Bawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif


2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4.Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6.. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

Kondisi Klinis Terkait

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Aamyotropic lateral sclerosos
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. Aids
13. Penyakit chron’s

F.) Interverensi
1. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Definisi
Mengidentifikaasi dan mengelola penurunan volume cairan intraveskuler

Tindakan
Observasi
 Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.frekuensi nadi meningkat,nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus,lemah)
 Monitor intake dan output cairan

Tetapiutik

 Hitung kebutuhan cairan


 Berikan posisi modified trendelenbrug
 Berikan asupan cairan oral

Edukasi

 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

2. Manajeman Diare (I.03101)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya

Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab diare
 Identifikasi pemberian makanan
 Identifikasi gejala invaginasi (mis. Tangisan keras,kepucatan pada bayi)
 Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
 Monitor tanda dan gejala hipovolemia
 Monitor intasi dan uesis kulit daerah perianal
 Monitor jumlah pengeluran diare
 Monitor keamanan penyiapan makanan

Terapeutik

 Berikan asupan cairan oral


 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena (mis, ringer asetat,finger laktat)
 Ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
 Ambil sampele feses untuk kultur, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap


- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
- Anjurkan melanjutkan pemberian asi

Kolaborasi

- Kolaborsi pemberian obat antimotilitas ( mis.lopeamide, difenoksilat)


- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolytic ( mis, pspsverin,eksat
belladoma, mebeverine)
- Kolaborsi pemberian obat pengeras feses

3. Manajemen Nutrisi (I.03119)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang

Tindakan
Obsevasi
- Identifikasi setatus nutrisi
- Identtifikasi alergi dan intoleransi aktivitas
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrein
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


- Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis,piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protrin
- Berikan suplemen makanan jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogtrik jika asupan oraldapat
ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu


- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemerian medikasi sebelum makan (mis. Pereda


nyeri,antlemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrein
yang di butuhkan, jika perlu
G.) Evaluasi
1. Status cairan (L.03028)
Definisi
Kondisi volume cairan intravaskuler, interstesial,dan / atau intraseluler

Ekspetasi Membaik

Kritetira Hasil
Menurun cukup Sedang cukup
meningkat
Menurun meningkat
Kekuatan Nadi 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Pengisian Vena 1 2 3 4 5

Meningkat cukup sedang cukup


menurun
Meningkat Menurun
Ostopnea 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
paroxysmal nodurnal 1 2 3 4 5
Dsypnea (PND)
Edema anasarka 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena jugularis 1 2 3 4 5
Suara napas tambahan 1 2 3 4 5
Kongesti paru 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsestansi urine 1 2 3 4 5

Memburuk cukup sedang cukup


membaik
Memburuk membaik
Frakuensi Nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membrane mukosa 1 2 3 4 5
Jugular venous presseure 1 2 3 4 5
( JVP)
Kadar Hb 1 2 3 4 5
Kadar H+ 1 2 3 4 5
Central vencuspressure 1 2 3 4 5
Refluks hepato jagular 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegaly 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Setatsu mental 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

2. Eliminasi Fekal (L.04033)


Dfinisi
Proses defekasi normal yang disertai pengeluaran feses mudah dan kosistensi,
frekuensi serta bentuk feses normal

Ekpetasi membaik

Kriteria Hasil
Menurun cukup sedang cukup meningkat
Menurun meningkat
Kontrol pengeluaran feses 1 2 3 4 5

Meningkat cukup sedang cukup


menurun
Meningkat menurun
Keluhan defekasi lama dan 1 2 3 4 5
Sulit
Mengejan saat defekasi 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Terasa pada rektal 1 2 3 4 5
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri Abdomen 1 2 3 4 5
Kram Abdomen 1 2 3 4 5
Memburuk cukup sedang cukup membaik
Memburuk Membaik
Konsistansi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi defekasi 1 2 3 4 5
Peristaltic usus 1 2 3 4 5

3. Status Nutrisi (L.03030)


Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun cukup sedang cukup
meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang di 1 2 3 4 5
Habiskan
Kekuatan otot pengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin
Verbalisasi keinginan untuk 1 2 3 4 5
Meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
Minum yang sehat
Pengetahuan tentang standard 1 2 3 4 5
Asupan nutrisi yang tepat
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
Makanan yang aman
Penyiapan dan penyimpanan 1 2 3 4 5
Minuman yang aman
Sikap terhadap makan/minum 1 2 3 4 5
Dengan tujuan kesehatan

Meningkat cukup sedang cukup


menurun
Meningkat menurun
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5

Memburuk cukup sedang cukup


membaik
Memburuk membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks massa tubuh (IMT) 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebali lipatan kulit trisep 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


CARA PENCEGAHAN SYOK HIPOVOLEMIA
DI RUANG MELATI RSUD SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

Disusun Oleh:
Hatta kusumawati
201903023
Program studi D3 Keperawatan
Stikes karya Husada Kediri
Tahun Ajaran 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Syok Hipovolemik


Pokok Bahasan : Pencegahan Syok Hipovolemik
Waktu : 20 Juli 2021
Tempat : Ruang Melati
Penyuluh : Hatta Kusumawati

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga terkhusus ibu-ibu/bapak- bapak dapat
mengetahui cara pencegahan syok hipovolemik dan penaganan syok hipovolemik bagi kesehatan
warga.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga terkhusus ibu-ibu/bapak-bapak
dapat mengetahui cara pencegahan syok hipovolemik dan penaganan syok hipovolemik sbb :
1. Menjelaskan tentang pengertian syok hipovolemik
2. Menjelaskan tentang penyebab syok hipovolemik
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala syok hipovolemik
4. Menjelaskan mengenai pencegahan syok hipovolemik
5. Menjelaskan penanganan syok hipovolemik

3. Materi
1. Menjelaskan tentang pengertian syok hipovolemik
2. Menjelaskan tentang penyebab syok hipovolemik
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala syok hipovolemik
4. Menjelaskan mengenai pencegahan syok hipovolemik
5. Menjelaskan penanganan syok hipovolemik
4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

5. Media
1. LCD
2. PPT
3. Leaflet

6. Evaluasi
1. Bentuk : test lisan
2. Materi test :
3. Kriteria Evaluasi
Warga dapat menjelaskan kembali :
7. KEGIATAN PENYULUHAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


.
1. 5 Menit Pembukaan:
Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang Memperhatikan
akan diberikan
2. 20 Menit Pelaksanaan :
1. Menjela Memperhatikan
skan tentang
pengertian syok
hipovolemik Memperhatikan
2. Menjela
skan tentang
Memperhatikan bertanya dan
penyebab syok
menjawab pertanyaan yang diajukan
hipovolemik
3. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala syok
hipovolemik
4. Menj
elaskan mengenai
pencegahan syok
hipovolemik
5. Menjelaskan
penanganan syok
hipovolemik
3. 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi yang telah
diberikan.

4. 2 Menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas perhatian peserta.
Mengucapkan salam Menjawab salam
Penutup

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Syok Hipovolemik


Syok hipovolemik merupakan kondisi ketidakmampuan jantung memasok darah yang cukup ke
seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang. Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu
oleh pendarahan yang terbagi menjadi dua, yaitu pendarahan luar (akibat cedera atau luka benda
tajam) dan pendarahan dalam (akibat infeksi pada saluran pencernaan).

Darah mengandung oksigen dan zat penting lainnya yang dibutuhkan oleh organ dan jaringan
tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Bila pendarahan hebat terjadi, otomatis pasokan darah
yang dipompa oleh jantung akan berkurang secara drastis dan organ tidak mendapat pergantian
zat-zat yang dibutuhkan tadi secara cepat. Keadaan inilah yang disebut syok hipovolemik
dengan gejala utama berupa penurunan tekanan darah dan suhu tubuh. Kondisi ini berpotensi
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat.

Selain pendarahan, kekurangan banyak cairan (misalnya akibat diare, muntah- muntah, keringat
berlebihan, dan luka bakar) juga dapat memicu penurunan jumlah darah yang diedarkan di dalam
tubuh.
2. Penyebab syok hipovolemik

 Kehilangan darah

Dapat akibat eksternal seperti melalui luka terbuka. Perdarahan internal dapat menyebabkan
syok hipovolemik jika perdarahan ini diodalam thoraks, abdomen, retroperitoneal atau tungkai
atas

 Kehilangan Plasma merupakan akibat yang umum dari luka bakar, cidera berat
atau inflamsi peritoneal
 Kehilangan cairan dapat disebabkan oleh hilangnya cairan secara berlebihan
melalui jalur gastrointestinal, urinarius, atau kehilangan lainnya tanpa adanya
penggantian yang adekuat.

3. Gejala Syok Hipovolemik

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gejala utama syok hipovolemik adalah penurunan tekanan
darah dan suhu tubuh secara drastis. Selain itu ada beberapa gejala lainnya yang menyertai
kondisi ini, di antaranya:

 Kulit tampak pucat.


 Badan lemas.
 Keluar keringat secara berlebihan.
 Tampak bingung dan gelisah.
 Nyeri dada.
 Pusing.
 Napas dangkal dengan deru cepat.
 Denyut nadi lemah.
 Jantung berdetak cepat.
 Bibir dan kuku tampak biru.
 Output urine turun atau tidak ada sama sekali.
 Hilang kesadaran.

Tingkat keparahan gejala syok hipovolemik ditentukan oleh seberapa cepat dan seberapa
banyak volume darah atau cairan berkurang dari tubuh kita. Penyakit-
penyakit lain, seperti gangguan jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit diabetes juga bisa
berdampak kepada tingkat keparahan kondisi ini.

Makin tinggi tingkat keparahan syok hipovolemik, makin tinggi pula bahaya atau komplikasi
yang bisa ditimbulkannya, mulai dari matinya jaringan (gangren) pada lengan atau kaki yang
pada beberapa kasus perlu ditangani dengan amputasi, kerusakan ginjal, kerusakan otak,
kerusakan jantung, bahkan kematian.

4. Diagnosis Syok Hipovolemik

Jika Anda mengalami pendarahan hebat atau merasakan gejala-gejala syok hipovolemik, segera
hubungi ambulans atau minta orang-orang di sekitar untuk membawa Anda ke rumah sakit
karena kondisi ini berpotensi fatal apabila tidak segera ditangani. Begitu pula sebaliknya,
lakukan hal sama jika Anda melihat orang lain mengalami pendarahan hebat atau tanda-tanda
syok hipovolemik.

Pada umumnya, pasien yang mengalami syok hipovolemik akan sulit merespons pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dokter. Meski begitu, diagnosis syok hipovolemik pada seorang pasien
dapat dilakukan secara sederhana oleh dokter dengan mengecek apakah tekanan darah dan suhu.

Beberapa pemeriksaan khusus bisa dilakukan dokter untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menilai kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan tersebut di antaranya:

 Pemeriksaan darah lengkap.


 Pemeriksaan fungsi dan struktur jantung dengan menggunakan gelombang
suara (ekokardiogram).
 Pemindaian (X-ray, USG, dan CT scan).
 Pemeriksaan saluran pencernaan dengan endoskopi atau kolonoskopi.
 Pemeriksaan sejumlah zat kimia pada darah untuk menilai fungsi ginjal dan
menilai apakah ada kerusakan pada otot jantung.
5. Penanganan Sementara pada Syok Hipovolemik

Meskipun Anda bukan seorang dokter yang dapat mendiagnosis syok hipovolemik secara pasti,
namun Anda masih bisa memberikan pertolongan sementara apabila melihat orang lain
mengalami gejala-gejalanya, terlebih lagi jika terdapat pendarahan hebat (pendarahan luar)
akibat kecelakaan maupun tindak kriminal. Yang bisa Anda lakukan selagi menunggu
kedatangan pertolongan medis adalah:

 Jangan memberikan cairan apa pun ke dalam mulut penderita (misalnya memberi
minum).
 Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia (misalnya
memberikan selimut), serta jaga agar dia tetap nyaman.
 Jika pada bagian kepala, kaki, leher, atau punggung penderita diduga mengalami
cedera, jangan ubah posisinya.
 Tekan titik pendarahan dengan menggunakan kain atau handuk untuk
meminimalkan volume darah yang terbuang atau bila perlu ikatkan kain atau handuk
tersebut.
 Apabila ditemukan masih ada benda tajam (pecahan kaca atau pisau) yang
menancap di tubuh penderita, jangan mencabutnya.
 Usahakan agar penderita tetap berbaring dengan posisi kaki ditinggikan (diberi
penyangga setinggi kira-kira 30 sentimeter) untuk meningkatkan peredaran darah.
Begitu pula pada saat memindahkan penderita ke dalam ambulans, usahakan posisi
ini tetap sama.
 Pada kasus cedera di leher atau kepala, beri penyangga khusus terlebih dahulu
pada bagian tersebut sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans.

6. Pengobatan Syok Hipovolemik oleh Dokter

Apabila seorang pasien positif terdiagnosis syok hipovolemik, biasanya dokter akan langsung
memberikan transfusi untuk mengganti darah atau cairan yang terbuang. Sedangkan untuk
meningkatkan volume darah dari jantung serta meningkatkan tekanan darah, dokter dapat
memberikan obat dopamine, norepinephrine, epinephrine, dan dobutamine.
Pada kasus syok hipovolemik yang disebabkan oleh pendarahan dalam, penanganan pada
penyakit atau kondisi yang mendasari terjadinya pendarahan dalam tersebut juga perlu
dilakukan.Dalam melakukan penanganan pasien syock akibat hipovolemik serta akibat
kardiogenik harus dibedakan.

Berikut cara penanganan pada pasien syock hipovolemik :

1. Lakukan A-B-C (airway-breathing-circulation) dahulu.


2. Tinggikan posisi kaki pasien.
3. Jaga jalur pernafasaan.
4. Berikan cairan intra vena (infus) 2 - 4 liter dalam waktu 20 - 30 menit.
Seperti cairan infus RL (hati-hati pemberian terlalu cepat pada pasien asidosis
hiperkloremia).
5. Jika perdarahan atau kehilangan cairan belum bisa diatasi maka lakukan cek
kadar hemoglobin, jika hasilnya < 10 g/dl maka berikan tranfusi darah.
6. Pastikan darah sesuai dengan golongan darah pasien serta disarankan darah
yang digunakan sudah menjalani tes uji silang.
7. Dalam kasus hipovolemik yang berat, pemberian dukungan inotropik dengan
dopam*n, dobutam*n dapat untuk dipertimbangkan agar ventrikel memiliki kekuatan
yang cukup.
8. Pemberian naloks*n bolus 30 mcg/kg dalam 3 hingga 5 menit lalu
dilanjutkan 60 mcg/kg dalam 1 jam kedalam cairan rose 5% bisa membantu
meningkatkan mean arterial pressure (MAP).
9. Peelu di ingat ! selain resusitasi cairan, saluran pernafasan harus tetap dijaga.

7. Pencegahan syok hipovolemik


a. Aktivitas:
1) Monitor status sirkulasi: BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR
dan ritme, nadi perifer dan kapiler refil.
2) Monitor tanda inadekuat oksegenasi jaringan.
3) Monitor ketakutan yang meningkatkan ansietas dan mengubah status
mental.
4) Monitor suhu dan pernapasan.
5) Monitor input dan output.
6) Pantau nilai labor: khususnya Hb, Ht, faktor pembekuan, ABG dan
elektrolit.
7) Monitor parameter hemodinamikinvansif yang sesuai.
8) Catat adanya luka lebem, ptekie, dan keadaan membran mukosa.
9) Catat warna, jumlah dan frekuensi BAB, muntah dan drainase nasogastrik.
10) Lakukan tes uri untuk mengkaji darah, glukosa dan protein yang tepat.
11) Pantau nyeri dan lingkaran abdomen
12) Monitor tanda dan gejala asites.
13) Monitor kompensasi awal respon kehilangan cairan: peningkatan HR,
penurunan BP, hipotensi ortostatik, penurunan haluaran urin, penyempitan tekanan
nadi, penurunan kapiler refil, ketakutan, kulit dingin dan pucat, daforesis.
14) Monitor tanda awal syok jantung: penurunan CO haluaran urin, peningkatan
SVR dan PCWP, wheezing paru, S3 & S4 bunyi jantung, dan takikardi.
15) Monitor tanda awal syok septik: kulit panas,merah, kering, peningkatan CO
dan suhu, dan penurunan SVR dan PAP.
16) Monitor tanda awal reaksi alergi: whezing, serak, dada sesak, dipsnea,
keagata lan, bintik – bintik merah dan angioedema, gangguan GI, ansietas dan
gelisah.
17) Monitor sumber yang mungkin untuk kehilangan cairan: chest tube, luka
dan drainase nasogastrik; diare, muntah dan peningkatan lingkar abdomen dan
ekstremitas.
18) Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatan
preload, dengan tepat.
19) Lihat dan pelihara kepatenan jalan napas.
20) Berikan agen antiaritmik, yang sesuai.
21) Berikan cairan pengganti IV sambil memonitor tekanacardiacloading,CO
dan haluaranurin, yang sesuai.
22) Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat.
23) Berikan PRC dan atau plasma yang sesuai.
24) Berikan diuretik yang tepat.
25) Berikan vasodilator yang tepat.
26) Beri inisiatif awal untuk agen mikroba dan monitor keefektifannya dengan
tepat.
27) Masukan dan pelihara pembuluh yang lebar pada IV.
28) Berikan oksigen dan atau ventilasi mekanik dengan tepat.
29) Berikan agen anti inflamasi dan atau bronkodilator.
30) Berikan epinefrin SC, IV, dan endotrakeal yang tepat.
31) Ajarkan pasien tentang alergen dan bagaiman untuk menggunakan
peralatan anafilaksis dengan tepat.
32) Tunjukan iji kulit untuk mencari agen penyebab anafilaksis dan atau reksi
alergi dengan tepat.
33) Anjurkan pasien dengan reaksi alergi untuk mengikuti terapi penurunan
sensitifitas.
34) Ajarkan pasien dan keluarga tentang faktor yang dapat menimbulkan syok.
35) Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda / gejala datangnya syok.
36) Ajarkan pasien dan keluarga tertang langkah untuk mengatasi gejala syok.
LEAFLET SYOK HIPOVOLEMIA

Hatta kusumawati
201903023

Anda mungkin juga menyukai