Anda di halaman 1dari 34

USULAN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DALAM PENGOBATAN


HIV/AIDS di ERA PANDEMI COVID-19 di
KABUPATEN PACITAN

Diajukan Oleh
SISKA AULIA DIANAWATI
34180267

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
USULAN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DALAM PENGOBATAN


HIV/AIDS di ERA PANDEMI COVID-19 di
KABUPATEN PACITAN

Diajukan Oleh
SISKA AULIA DIANAWATI
34180267

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

USULAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Usulan KTI : Tingkat Kepatuhan Pasien Dalam

Pengobatan

HIV/AIDS di Era Pandemi COVID-19 di

Kabupaten Pacitan

2. Nama Pengusul : Siska Aulia Dianawati

3. Nim pengusul : 34180267

4. Alamat Rumah : Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan

5. No HP : 083852522439

6. Alamat Email : Siskaauliadianawati97@gmail.com

7. Nama Pembimbing : apt. Dwi Kurniawati Sambodo, S.farm., M.Si

Yogyakarta, 27 Januari 2021

Pengusul

Siska Aulia
NIM 34180267

Menyetujui :

Pembimbing

ii
apt. Dwi Kurniawati Sambodo, S,Farm., M.Si

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................1
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
E. Keaslian Penelitian................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A.Landasan Teori............................................................................................. 6
1. HIV/AIDS......................................................................................6
2. Antiretroviral (ARV)......................................................................8
3. Kepatuhan Minum Obat................................................................10
4. Pandemi COVID-19.....................................................................14
B. Kerangka Teori....................................................................................15
C. Kerangka Konsep ...............................................................................15
D.Hipotesa................................................................................................16
BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................................17
A. Design Penelitian................................................................................17
B. Populasi dan Sampel...........................................................................17
C. Variabel Penelitian..............................................................................17
D. Definisi Operasional............................................................................18
E. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................19
F. Jalannya Penelitian..............................................................................19
G. Analisis Data............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................25

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jalannya penelitian………………………………………..……………20

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
lampiran1. Kuisioner Penelitian………………………………...………………24

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune

Deficiency Syndrome (AIDS) saat ini merupakan masalah kesehatan yang

mengancam Indonesia dan banyak negara diseluruh dunia. HIV adalah

virus menginvestasi sel-sel system kekebalan tubuh, menghancurkan atau

merusak fungsinya (Smith, 2016)

Di Indonesia data terbaru penderita HIV/AID pada Juni 2019

sebanyak 349.882 jiwa. Data penderita HIV di Jawa timur tahun 2019

adalah sebanyak 7.105 jiwa . Dan dikabupaten Pacitan pada tahun 2019

adalah sebanyak 76 jiwa. (Kemenkes RI) Human imunodeficiency Virus

(HIV) dan Acqured Immune Defficiency (AIDS) telah menjadi masalah

darurat global. Diseluruah dunia 35 juta orang hidup dengan HIV, 19 juta

orang tidak mengetahui status HIV mereka. (UNAIDS, 2011)

HIV dapat dikendalikan jika penderita mendapat perawatan.

Perawatan yang dimaksud adalah dengan mengkonsumsi antiretroviral

(ARV) yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV di dalam

tubuh. Bila pengobatan tersebut berjalan efektif maka kerusakan kekebalan

tubuh dapat ditunda bertahun-tahun dan dalam rentang waktu yang lama,

sehingga orang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS, namun virus HIV

masih ada di dalam tubuh dan tetap bisa menularkan pada orang lain.

(Lasti, 2017)

1
2

Kepatuhan minum obat pada pasien HIV/AIDS meliputi ketepatan

dalam waktu, jumlah, dosis, serta cara individu dalam mengkonsumsi obat

pribadinya. Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan menurunkan

efektivitas kerja obat ARV bahkan meningkatkan resistensi virus dalam

tubuh Kepatuhan adalah hal yang mutlak dimiliki dan dilakukan oleh

penerima ARV sebagai bentuk perilaku mencegah resistensi dan upaya

memaksimalkan manfaat terapi serta mengurangi kegagalan pengobatan

(Lasti, 2017) .

Pengobatan antiretroviral (ARV) menuntut orang dengan

HIV/AIDS (ODHA) untuk patuh dan menjalankan pengobatan secara

teratur, pelanggaran dalam minum obat dapat berakibat fatal, bahkan dapat

menyebabkan kegagalan dalam proses pengobatan. Sebuah penelitian

mengenai penggunaan ARV ditemukan bahwa satu saja dosis terlewat

dalam 28 hari, diasosiasiakan dengan kegagalan proses perawatan

ketidakpatuhan dalam pelaksanaan terapi akan menurunkan efektifitas

kerja obat ARV bahkan meningkatkan resistensi virus dalam tubuh

(Srinatania et al., 2020). Penderita HIV positif yang mempunyai sistem

imun yang lemah maka mudah terinfeksi berbagai penyakit, keadaan ini

biasa disebut infeksi opourtunistik dan merupakan penyebab utama

munculnya tanda dan gejala AIDS (Munfaridah et al, 2017)


3

Alasan utama terjadinya kegagalan terapi ARV adalah kepatuhan

atau adherence yang buruk. Kepatuhan harus selalu dipantau dan

dievaluasi secara teratur serta didorong pada setiap kunjungan. Faktor

yang terkait dengan rendahnya kepatuhan berobat dapat disebabkan pula

oleh hubungan yang kurang serasi antara pasien HIV dengan petugas

kesehatan, jumlah pil yang harus diminum, lupa, depresi, tingkat

pendidikan, kurangnya pemahaman pasien tentang obat-obat yang harus

ditelan dan tentang toksisitas obat dan pasien terlalu sakit untuk menelan

obat (Lasti, 2017).

Untuk mencapai efek terapi dengan menekan replikasi virus yang

optimal diperlukan tingkat kepatuhan setidaknya 95%. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi COVID-19 terhadap

kepatuhan minum obat ARV di Kabupaten Pacitan.

B. Rumusan Masalah

Apakah pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat

ARV pada pasien HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pandemi COVID-19 terhadap kepatuhan

minum obat ARV Kabupaten Pacitan.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi STIKes Surya Global

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan atau bahan

acuan bagi institusi dalam memberikan penyuluhan kesehatan terhadap

Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) akan pentingnya kepatuhan

minum obat ARV dan menjadi bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan juga

meningkatkan kepatuhan pada pasien HIV/AID dalam menjalani

terapinya.

3. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kepatuhan minum

obat ARV dan bagi peneliti yang tertarik pada masalah kepatuhan

minum obat pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dimasa yang akan

datang.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan acuan dalam

penelitian selanjutnya terutama dalam meneliti pasien HIV/AIDS dalam

minum obat ARV.


5

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Tingkat Kepatuhan Pasien Dalam Pengobatan

HIV/AIDS di Era Pandemi COVID-19 di Kabupaten Pacitan belum

pernah dilakukan adapun penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

1. Tae dkk, 2019 dengan judul “Gambaran Kepatuhan ARV pada orang

dengan HIV/AIDS di Puskesmas Wedomu Kabupaten Belu Nusa

Tenggara Timur”. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan

dilakukan terletak pada kriteria pasien HIV/AIDS sebagai

respondennya. Sedangan persamaannya terletak pada metode

pengupulan data yang digunakan.

2. Sasmita, 2010 dengan judul “Kepatuhan Pasien HIV dan AIDS

Terhadap Terapi Antiretroviral di RSUP Kariadi Semarang”.

Perbedaan penelitian ini dengan yang akan dilakukan terletak pada

metode pengumpulan data dan metode pengolaha data . Sedangkan

persamaannya terletak pada klasifikasi respondennya.

3. Sugiharti dkk, 2012 dengan judul “Gambaran Kepatuhan Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA) Dalam Minum Obat ARV di Kota

Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2012”. Perbedaan

penelitian ini dengan yang akan dilakukan terletak pada metode

pengumpulan data. Sedangkan persamaannya terletak pada klasifikasi

respondennya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah penyakit defisiensi imun sekunder yang

paling umum terjadi di dunia dan sampai saat ini masih menjadi

masalah epidemic dunia yang sangat serius karena adanya peningkatan

angka kejadian yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini

menunjukan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang

sebenarnya belum diketahui secara pasti (Oliver, 2013).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus menginfeksi

sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

fungsinya. Infeksi HIV membuat kerusakan progresif sistem

kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan AIDS (Aji, 2010).

Fenomena gunung es ini terjadi akibat penyebaran HIV/AIDS

yang tidak dapat diprediksi akibat dari gaya hidup diantaranya

perilaku seks bebas yang tidak terkontrol. Oleh karena itu

penderita HIV/AIDS memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral

(ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar

tidak masuk ke dalam stadium AIDS serta untuk mencegah

terjadinya infeksi oportunistik dan komplikasinya (Kemenkes RI,

2014)

6
7

Penderita yang mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)

harusmengkonsumsinya seumur hidup, tepat waktu dan displin

( Aji, 2010)

HIV dan AIDS menular melalui hubungan seksual, melalui darah

yaitu dengan transfusi darah yang mengandung HIV, tertusuk jarum

yang mengandung HIV, terpapar mukosa yang mengandung HIV dan

HIV juga ditularkan dari ibu keanak melalui persalinan, selama

kehamilan dan melalui air susu ibu (ASI) Individu dengan HIV positif

sistem imunitasnya akan mengalami penurunan dan membutuhkan

beberapa tahun hingga ditemukannya gejala tahap lanjut dan dinyatakan

sebagai penderita AIDS. Hal ini sangat bergantung pada kondisi fisik

dan psikologisnya. Ketika individu dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian

besar menunjukkan perubahan karakter psikologisnya seperti: hidup

dalam stress,depresi, merasa kurangnya dukungan sosial dan perubahan

perilaku (Prayuda, 2015).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus

menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau

merusak fungsinya. Infeksi HIV membuat kerusakan progresif sistem

kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan AIDS (WHO, 2015).

Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yakni sejenis virus NA yang

tergolong retrovirus. Virus ini memiliki materi genetik berupa sepasang

asam riblonukleat
8

envelope yang merupakan lapisan terluar, capsid yang meliputi isi

virion dan core yang merupakan isi virion (Smith,2016)

2. Antiretroviral (ARV)

Antiretroviral adalah obat yang menghambat replikasi Human

Immunodeficiency Virus (HIV). Terapi antiretroviral berarti mengobati

infeksi HIV dengan obat-obatan. Obat tersebuut tidak membunuh virus,

namun dapat memperlambat pertumbuhan virus & waktu pertumbuhan

virus diperlambat, begitu juga penyakit HIV, karena HIV adalah

retrovirus, obat obatan ini disebut sebagai terapi antiretroviral Penderita

yang mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) harus mengkonsumsinya

seumur hidup, tepat waktu dan displin karena ARV adalah Obat yang

dapat menekan perkembangan HIV dalam tubuh (Dian, 2019)

Manfaat pengobatan/terapi ARV adalah sebagai berikut (Green,

2003) :

1. Menghambat perjalanan penyakit HIV

2. Meningkatkan jumlah sel CD4

3. Menggurangi jumlah virus dalam darah

4. Merasa lebih baik

Selama 1 bulan awal pemberian ARV, penting untuk dilakukan

evaluasi untuk memantau respon tubuh terhadap pengobatan, baik efek

yang dirasakan secara fisik maupun psikologis. Efek yang sering

dirasakan pada awal penggunaan ARV berupa mual, urtika,


9

limbung/kehilangan keseimbangan, lemas, pusing, dan gangguan tidur.

Keadaan ini dapat timbul pada masa awal penggunaan ARV, dan akan

berkurang saat kadar ARV mulai stabil dalam darah (Spiritia, 2014).

Ada 3 golongan utama ARV yaitu

1. Penghambat masuknya virus : enfuvirtid

2. Penghambat reverse transcriptase enzyme

a. Analog nukleosida/nukleotida (NRTI/NTRTI)

1. Analog nukleosida

2. Analog thymin: zidovudin (ZDV/AZT) dan stavudin (d4t)

3. Analog cytosin : lamivudin (3TC) dan zalcitabin (DDC)

4. Analog adenin : didanosine (DDI)

5. Analog guanin : abacavir (ABC)

6. Analog nukleotida analog adenosin monofosfat: tenofovir

b. Nonnukleosida (NNRTI) yaitu

1. Nevirapin (NVP)

2. Efavirenz (EFV)

3. Penghambat enzim protease (PI)

a. Ritonavir (RTV)

b. Saquinavir (SQV)

c. Indinavir (IDV)

d. Nelfinavir (NFV) (Purani, 2018)


10

3. Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan terhadap aturan pengobatan sering kali dikenal

dengan “Patient Compliance”. Kepatuhan terhadap pengobatan

dikhawatirkan akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan,

seperti misalnya bila tidak minum obat sesuai aturan, maka akan

semakin memperparah penyakit. (Smith, 2016)

Kepatuhan pada pengobatan ARV telah diketahui sebagai

komponen penting untuk mencapai keberhasilan suatu program terapi

yang optimal. Penelitian tentang kepatuhan tersebut di negara maju

menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan yang tinggi berkaitan erat

dengan perbaikan virologis maupun klinis (Kemenkes, 2007).

Kepatuhan terhadap terapi merupakan hal yang kritis untuk

mendapatkan kemanfaatan penuh dari terapi ARV termasuk

memaksimalkan serta penekanan yang lama terhadap replikasi virus,

mengurangi kerusakan sel-sel CD4, pencegahan resistensi

virus,peningkatan kembali kekebalan tubuh, dan memperlambat

perkembangan penyakit. Pengertian kepatuhan minum obat Terdapat

beberapa terminologi yang menyangkut kepatuhan dalam

mengkonsumsi obat, kepatuhan yaitu compliance, adherence dan

concordance. (Sugiharti, 2012).

National Council on Patient Informations & Educations,

perbedaan terminologi tersebut berkaitan dengan perbedaan cara

pandang dalam hal hubungan antara pasien penyedia jasa kesehatan


11

(dokter), termasuk terjadi kebingungan dalam hal bahasa untuk

menggambarkan perilaku mengkonsumsi obat yang diputuskan oleh

pasien. Masalah kepatuhan menjalani pengobatan telah menjadi

perhatian serius bagi para tenaga kesehatan dan ilmuwan dibidang

HIV/AIDS. (Smith, 2016)

Beberapa penelitian mengungkap bahwa tingkat kepatuhan

pengidap HIV masih dibawah yang diharapkan yaitu 95% agar laju

pertumbuhan virus bisa dikendalikan (Smith, 2016). Untuk

mendapatkan keberhasilan terapi ART diperlukan tingkat kepatuhan

minimal 95%. Sangat sulit diperoleh angka kepatuhan yang sedemikian

tinggi setelah jangka waktu pengobatan yang lama (Depkes RI, 2007).

Kepatuhan terhadap terapi merupakan hal yang kritis untuk

mendapatkan kemanfaatan penuh dari terapi ARV termasuk

memaksimalkan serta penekanan yang lama terhadap replikasi virus,

mengurangi kerusakan selsel CD4, pencegahan resistensi virus,

peningkatan kembali kekebalan tubuh, dan memperlambat

perkembangan penyakit. (Lasti, 2017)

Kepatuhan terhadap antiretroviral therapy (ART) adalah kunci

untuk menekan berkembangnya penyakit HIV, mengurangi resiko

resistensi obat, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, kualitas

hidup, kelangsungan hidup serta penurunan resiko transmisi penyakit

HIV. Seorang pasien haruslah patuh dalam menjalani terapi ARV untuk

mencegah terjadinya transmisi dari pasien ke orang lain.


12

Ketidakpatuhan minum obat ARV pada pasien dapat meningkatkan

resiko penularan HIV dari pasien ke orang lain (Kemenkes RI, 2011)

Kepatuhan pada ARV telah diketahui sebagai komponen penting

untuk mencapai keberhasilan suatu program terapi yang optimal.

Penelitian tentang kepatuhan tersebut di negara maju menunjukkan

bahwa tingkat kepatuhan yang tinggi berkaitan erat dengan perbaikan

virologis maupun klinis (Depkes RI, 2007). Sedangkan fakta

memperlihatkan bahwa penurunan kepatuhan terhadap terapi

dihubungkan dengan peningkatan angka kesakitan yang masuk rumah

sakit dan peningkatan biaya serta perawatan Seperti diketahui terapi

dapat gagal akibat kurang patuh, sehingga virus menjadi resisten

terhadap obat yang dipakai. Walau kombinasi baru dapat membantu,

tetapi jika masalah kepatuhan tidak diatasi maka upaya terapi ini

mungkin gagal juga (Hidayati, 2018)

Kegagalan pengobatan infeksi HIV terjadi apabila infeksi HIV

tidak dapat dikontrol dengan pengobatan yang diberikan. Terdapat 3

jenis kegagalan, yaitu kegagalan virologis, kegagalan imunologis, dan

keadaan klinis penderita. Kegagalan terapi dapat terjadi secara sendiri-

sendiri atau bersamaan. Kegagalan virologis (virological failure) terjadi

bila ARV tidak dapat mengurangi jumlah virus atau viral load tidak

menurun. Hal ini timbul bila viral load masih terdeteksi setelah 48

minggu pengobatan.
13

Viral load yang tidak terdeteksi berarti jumlah HIV terlalu

rendah untuk dapat dideteksi oleh alat yang dipakai. Secara umum

viral load tidak akan terdeteksi setelah 6 bulan pengobatan intensif

dengan ARV. Kegagalan virologis biasanya merupakan kegagalan

pertama, kemudian diikuti oleh kegagalan imunologis, dan terakhir

ditandai dengan memburuknya keadaan klinis penderita (Spiritia,

2013)

Faktor-faktor yang merupakan risiko untuk terjadinya kegagalan

terapi adalah kepatuhan minum obat kurang baik resistensi obat. Efek

Samping ARV yang menyebabkan penderita menghentikan minum

obat, keadaan Kesehatan penderita sangat buruk pada awal

pengobatan sehingga obatnya tidak dapat diserap dengan baik, atau

pengetahuan dokter vang memberi ARV kurang menadai sehingga

dosis obatnya suboptimal.

Kegagalan imunologis dapat terjadi apabila sistem imun

penderita tidak bereaksi dengan pemberian ARV atau jumlah CD4

atau jumlah CD4 tidak meningkat. Memburuknya keadaaan klinis

penderita ditandai dengan terjadinya keadaan yang biasa menyertai

infeksi HIV seperti infeksi oportunistik pneumonia, herper berulang,

tuberculosis paru dan lain sebagainya. (Sumantri, 2013)

Bila terjadi kegagalan pengobatan maka berbagai hal yang

dapat menimbulkan kegagalan tersebut harus dievaluasi. Riwayat


14

pengobatan,efek samping obat, kepatuhan minum obat, akan selalu

menjadi perhatian utama sebelum dinyatakan bahwa pengobatan

tersebut gagal. (Sumantri,2013


15

4. Pandemi COVID-19

Coronavirus Disease (COVID-19) disebabkan oleh virus

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus

ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang

menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada

2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International

Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi

sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.

Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui

droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Selain itu, telah diteliti

bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui

nebulizer) selama setidaknya 3 jam. Infeksi saluran napas akut yang

menyerang pasien HIV umumnya memiliki risiko mortalitas yang

lebih besar dibanding pasien yang tidak HIV. Namun, hingga saat ini

belum ada studi yang mengaitkan HIV dengan infeksi SARS-CoV-2

Hubungan infeksi SARS-CoV-2 dengan hipersensitivitas dan penyakit

autoimun juga belum dilaporkan. Orang dengan HIV/AIDS akan lebih

beresiko
16

untuk tertular virus corona karena orang dengan HIV/AIDS memiliki

jumlah CD4 yang rendah dan juga orang dengan HIV/AIDS yang

tidak mengkonsumsi ARV atau antiretroviral (Susilo et al, 2020)

B. KERANGKA TEORI

Sebelum Pasca
pandemi Pandemi
COVID-19 COVID-19

Pandemic COVIID-
19
Kepatuhan minum
obat ARV

Dilakukan Tindakan
sesuai yang dianjurkan

C. Kerangka Konsep

Sebelum pandemi
COVID-19
Pasien Hiv/AIDS Kepatuhan
minum ARV
pandemi COVID-
19

Kuesioner
17

D. Hipotesa

Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat ARV

pada pasien HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan periode bulan April –

November 2020
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kualitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objek melalui

metode pengumpulan data survey dengan menggunakan media kuesioner.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pasien HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

2. Sampel

Pasien HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang berjumlah

76 pasien.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pasien HIV/AIDS di

kabupaten Pacitan.

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikat adalah kepatuhan minum obat

ARV pasien HIV/AIDS di Kabupaten Pacitan

18
D. Definisi Operasional

1. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) diartikan sebagai pengganti istilah

penderita yang mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut sudah

secara positif didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS. Di Indonesia, istilah

ODHA sudah disepakati sebagai istilah untuk mengartikan orang yang

terinfeksi positif mengidap HIV/AIDS

2. Antiretroviral (ARV) adalah pengobatan untuk perawatan infeksi oleh

retrovirus, terutama HIV. Antiretroviral tidak membunuh virus namun,

ARV dapat memperlambat pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus

diperlambat, begitu juga penyakit HIV.

3. Kepatuhan Minum Obat erat kaitanya dengan tercapainya keberhasilan

terapi. Kepatuhan minum merupakan kepatuhan pasien dalam minum

obat ARV secara tepat waktu,tepat meminum obat setiap hari, pernah

berhenti atau berlanjut minum obat

4. Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data melalui formulir yang

berisi pertanyaan. Pengumpulan data kusioner ini dilakukan untuk

memperoleh data kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV/AIDS

di Kabupen Pacitan. Pengisian kuesioner diakukan melalui media

Google Form .

19
E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret tahun 2021

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr Darsono Kabupaten Pacitan

Provinsi Jawa Timur.

F. Jalannya Penelitian

1. Pengajuan Etik Penelitian

Pengajuan etik penelitian diawali dengan membuat akun, kemudian

mengisi proposal penelitian secara online. Setelah proposal telah

diisi klik tombol kirim dan menunggu informasi dari etik

penelitian. Pengajuan etik penelitian ini bertujuan untuk

melindungi subyek penelitian/responden dari bahaya secara fisik

(ancaman), psikis (tertekan, penyesalan), sosial (stigma, diasingkan

dari masyarakat) dan konsekuensi hukum (dituntut) sebagai akibat

turut berpartisipasi dalam suatu penelitian.

2. Tahap Administrasi

Pada tahap ini peneliti mengajukan pembuatan surat izin penelitian

dari prodi Farmasi STIKes Surya Global Yogyakarta kepada

Direktur RSUD dr Darsono dengan tembusan Bidang Penelitian

dan Pengembangan (LITBANG) dr Darsono kemudian dari Bidang

LITBANG turun surat ke Poli VCT.

20
21

3. Tahap Informed Consent

Pada tahap ini peneliti memberikan information for consent dan

menjelaskan kepada responden tentang masalah, tujuan, dan

manfaat penelitian. Selanjutnya responden diberikan informed

consent dankuesioner serta penjelasan tentang carapengisian dan

memfasilitasi apabila ada kemungkinan terdapat kebingungan atau

kesalahan dalam pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner

kepatuhan dilaksanakan dengan menggunakan media google form

4. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner untuk melihat kepatuhan pasien dalam

minum obat. Setiap responden diberikan masing- masing kuesioner

yang berisi kemampuan berperilaku tentang kepatuhan minum obat

arv sebelum dan pada saat pandemi COVID-19 dengan pertanyaan

terlampir. Proses pengisian kuesioner dilakukan melalui media

google form

5. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul melalui kuesioner yang akan dibagikan

kepada responden selanjutnya diolah melalui beberapa tahapan

menurut Hartono (2006), yaitu :

a. Editing

Peneliti memerikasa kembali kelengkapan pada kuesioner yang

telah diisi responden. Dalam peneitian ini kelengkapan tersebut


22

meliputi data persetujuan/informed consent, kelengkapan lembar

kuesioner (menjaga kemungkinan lembar hilang atau rusak), serta

kelengkapan isian item oleh responden

b. Coding

Pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri

dari beberapa kelompok (klasifikasi data). Coding merupakan

kegiatan merubah bentuk data berbentuk huruf menjadi data

berbentukangka/bilangan

c. Entry

Proses memasukkan data - data yang telah mengalami proses

editing dan coding kedalam alat pengolah data (computer)

menggunakan aplikasi perangkat lunak

d. Cleaning

Membersihkan atau mengoreksi data-data yang sudah

diklasifikasikan untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik

dan benar serta siap untuk dilakukan analisa data.


23

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif, hasil penelitian ini dianalisis dengan

membandingkan hasil dari sebelum dan pasca pandemi COVID-19

dengan pendekatan statistik menggunakan program SPSS. Uji statistik

dengan menggunakan Paired T test, uji validitas menggunakan uji

Product Moment dan reliabilitas menggunakan Alfa Cronbach (KR).

H. Jadwal penelitiann

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar
1 Penyusunan KTI
2 Penelitian
3 Analisis data
4 Penyusunan KTI
5 Laporan KTI
DAFTAR PUSTAKA

Aji, H. S. 2010. Kepatuhan Pasien HIV Dan AIDS Terhadap Terapi Antiretroviral
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 2007. Pedoman Pelayanan


Kefarmasian Orang Dengan Hiv/Aids (ODHA). Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional


Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral. Jakarta : Depkes
RI.

Dian, F., & Kollo, A. 2019. Kepatuhan Pengobatan Anti Retroviral Pada Pasien
HIV/AIDS. Karya Tulis Ilmiah : Poltekkes Kemenkes Kupang

Green, C.W. 2003. Pengobatan untuk AIDS : Jakarta: Yayasan Spiritia

Hartanto, Huriawati & Wulansari, Prita. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi.


Jakarta: EGC

Hidayati Nur Rahmi , S. P. T. 2018. Hubungan Tingkat Kepatuhan Penggunaan


Antiretroviral Terhadap Jumlah Sel CD4 Pasien HIV/AIDS RSUD
Gunungjati Cirebon.

Kemenkes, RI., 2011. Pedoman Tata Laksana Klinis Infeksi HIV dan
TerapiAntiretroviral Pada Orang Dewasa. Dirtjen Pengendalian Penyakit
&Penyehatan Lingkungan Jakarta

Lasti, M. H. 2017. Analisis Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral (ARV) Pada


Komunitas LSL (Laki-laki Seks dengan Laki - laki) ODHA di Kota Parepare
Sulawesi Selatan. Journal of Chemical Information and Modeling,

Munfaridah, M., & Indriani, D. 2017 . Analisis Kecenderungan Survival Penderita


HIV (+) dengan Terapi ARV Menggunakan Aplikasi Life Table. Jurnal
Biometrika Dan Kependudukan.

Nurihwani. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan


Pengobatan Antiretroviral (ARV) Pada Orang Dengan HIV dan AIDS
(ODHA) di Puskesmas Jumpandang Baru. UIN Alauddin.

Oliver, J. 2013. Gambaran Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral (ARV) Pada


Orang Dengan HIV AIDS Di Puskesmas Wedomu Kabupaten Belu Nusa
Tenggara Timur. Journal of Chemical Information and Modeling.

Prayuda, M. R. 2015. Pencegahan dan Tatalaksana HIV / AIDS Prevention and

24
25

Treatment.

Purani, 2018. Profil Penggunaan Obat Antiretroviral Pada Resep Pasien


HIV/AIDS PROF. DR. W. Z. Johanes Kupang Periode Januari - Juni 2017.
Karya Tulis Ilmiah : Poltekkes Kemenkes Kupang
Smith, T. A. 2016. Analisis Fakto Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
Antiretroviral (ARV) Pada Ibu HIV Berbasis Information Motivation
Behavioral Skilss (IMB) Model of Antiretroviral Theraphy (ART) Adherence
di Poli Upipi RSUD dr.Soetomo Surabaya. skripsi. Surabaya : Universitas
Airlangga

Spiritia. 2013 . Siklus Hidup HIV. Jakarta : Yayasan Spiiritia

Spiritia. 2014. Kepatuhan Terhadap Terapi. Jakarta : Yayasan Spiritia

Srinatania, D., Sukarya, D., & Lindayani, L. 2020. Gambaran Kepatuhan Minum
Obat Arv Pada Anak Dengan Hiv/Aids. Jurnal Keperawatan Komprehensif.

Sugiharti, Y.Y dan H. L. 2012. Gambaran Kepatuhan Orang Dengan HIV/AIDS


(Odha) Dalam Minum Obat ARV di Kota Bandung,Provinsi Jawa
Barat,Tahun 2011-2012.

Sumantri, R. 2013. Kegagalan terapi infeksi HIV / AIDS dan resistensi


antiretroviral. In Global Medical and Health Communication

Susilo, dkk . (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.


Jurnal Penyakit Dalam Indonesia

UNAIDS. 2011. HIV and Social Protection Guidance Note. 23.


httpwww.unaids.org/en/ourwork/programmebranch/%5Cncountryimpactsust
ainabilitydepartment/globalfinancingpartnercoordinationdivision/

World Health Organization (WHO) . 2015. Pedoman Kapan Harus Memulai


Terapi Antiretroviral dan Profilaksis Untuk HIV . Geneva
26

LAMPIRAN.1
KUESIONER
Identitas Responden
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner
1. Isilah identitas secara benar dan lengkap
2. Berilah tanda ( ) pada kolom jawaban yang anda anggap bener
3. Dalam memilih jawaban,anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam
setiap pertanyaan
4. Anda diminta menjawab sejujurnya sesuai dengan hati nurani
KEPATUHAN
SEBELUM PANDEMI COVID-19
NO PERTANYAAN Ya Tidak
1 Apakah anda pernah mengurangi atau berhenti minum
obat tanpa memberitahu dokter
2 Apakah anda membawa obat Ketika bepergian
3 Apakah anda tidak meminum obat anda kemarin
4 Apakah anda berhenti minum obat Ketika anda merasa
gejala yang dialami telah teratasi
5 Apakah anda merasa terganggu harus minum obat setiap
hari
6 Apakah anda pernah lupa minum obat ARV
7 Apakah anda pernah terlambat mengambil obat kerumah
sakit
8 Apakah anda meminum obat obat secara lengkap/semua
obat yang dianjurkan selama mendapatkanpengobatan
9 Berapa sering anda lupa minum obat setiap hari
a. Tidak pernah
b. Sesekali
c. Kadang kadang
d. Selalu
Ket :
Selalu : 7 kali dalam seminggu
Kadang kadang : 4-6 kali seminggu
Sesekali : 1-3 kali seminggu
Tidak pernah : tidak mengkonsumsi sama sekali
27

KEPATUHAN
SELAMA PANDEMI COVID-19

NO PERTANYAAN Ya Tidak
1 Apakah anda pernah mengurangi atau berhenti minum obat
tanpa memberitahu dokter
2 Apakah anda membawa obat Ketika bepergian
3 Apakah anda tidak meminum obat anda kemarin
4 Apakah anda berhenti minum obat Ketika anda merasa gejala
yang dialami telah teratasi
5 Apakah anda merasa terganggu harus minum obat setiap hari
6 Apakah anda pernah lupa minum obat ARV
7 Apakah anda pernah terlambat mengambil obat kerumah sakit
8 Apakah anda meminum obat obat secara lengkap/semua obat
yang dianjurkan selama mendapatkan pengobatan
9 Berapa sering anda lupa minum obat setiap hari
a. Tidak pernah
b. Sesekali
c. Kadang kadang
d. Selalu
Ket :
Selalu : 7 kali dalam seminggu
Kadang kadang : 4-6 kali seminggu
Sesekali : 1-3 kali seminggu
Tidak pernah : tidak mengkonsumsi sama sekali
28

Anda mungkin juga menyukai