Anda di halaman 1dari 151

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)


PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS KOTA PINANG KECAMATAN
KOTAPINANG KABUPATEN
LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH :

NURMEILINDA HASIBUAN
NIM : 1702022136

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)
PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS KOTA PINANG KECAMATAN
KOTAPINANG KABUPATEN
LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia

Oleh:

NURMEILINDA HASIBUAN
NIM : 1702022136

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah Diuji pada Tanggal : 09 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes
Anggota : 1. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M
2. Marlina, S.K.M., M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Nurmeilinda Hasibuan
Tempat/Tgl. Lahir : Kotapinang/06 Mei 1980
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 4 dari 5 bersaudara

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Alm. H. Muhammad Kamil Hasibuan
Nama Ibu : Hj. Wardah Nasution
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kotapinang

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 1987-1993 : SDN 118235 Kotapinang
2. Tahun 1993-1996 : SMPN 1 Kotapinang
3. Tahun 1996-1999 : SMUN 1 Kotapinang
4. Tahun 1999-2002 : Akper Pemkab Labuhanbatu Rantauprapat
5. Tahun 2017-2019 : Program Studi S1 Kesmas Institut Kesehatan
Helvetia Medan
ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN


INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA PASANGAN
USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PINANG
KECAMATAN
KOTAPINANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2019

NURMEILINDA HASIBUAN
1702022136

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan pemeriksaan skrining


kanker serviks dengan cara inspeksi visual asam asetat yang sangat sederhana,
murah, nyaman, praktis, dan mudah. Metode IVA dirancang untuk masyarakat
yang jauh dari fasilitas kesehatan. Jumlah wanita usia subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotapinang yang sudah menikah dan diperiksa IVA test tahun 2016-
2018 sebanyak 163 orang dari 4.611 jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.
Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini Wilayah Kerja Puskesmas
Kotapinang. Populasi dalam penelitian ini seluruh wanita pasangan usia subur dan
jumlah sampel dengan rumus Slovin diperoleh sebanyak 98 orang. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Analisis data
menggunakan analisis chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p
value (0,05).
Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai probabilitas masing-masing
variabel yaitu umur dengan pvalue=0,904, pengetahuan dengan pvalue=0,000,
akses ke pelayanan kesehatan dengan nilai pvalue=0,012, dukungan suami dengan
pvalue=0,001, dan dukungan petugas kesehatan dengan pvalue=0,000.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan, akses ke pelayanan kesehatan, dukungan suami, dukungan petugas
kesehatan, sedangkan umur tidak memiliki hubungan terhadap wanita PUS yang
melakukan pemeriksaan IVA. Disarankan peran tenaga kesehatan untuk dapat
memberikan informasi yang benar, tepat dan sesuai dengan usia wanita PUS
sehingga termotivasi untuk dapat melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

Kata Kunci : Pemeriksaan IVA, Wanita Pasangan Usia Subur


Daftar Pustaka : 14 Buku, 7 Jurnal, 4 Website (2013-2018)

i
ABSTRACT

ii
KATA PENGANTAR

Puji suyukur penulis panjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul “Faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan tahun 2019”,

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi
S1 Kesehatan Mayarakarat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, material dan sumbangan pemikiran. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Helvetia
Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Helvetia Medan.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor bidang
Akademik dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi
Umum dan Keuangan
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakakt Institut Kesehatan Helvetia.
7. Nuraini, S.Pd., M.Kes., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
9. Dian Maya Sari, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia, sekaligus Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan
motivasi selama penyusunan Skripsi ini.

iii
10. Winda Agustina, S.Tr.Keb., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan Skripsi ini.
11. Marlina, S.K.M., M.K.M., selaku Dosen Penguji Skripsi penelitian.
12. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Mayarakarat Institut Kesehatan
Helvetia yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
13. Teristimewa kepada ayahanda, ibunda tercinta dan seluruh keluarga yang
selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun material,
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaikan Skripsi ini.
14. Serta teman-teman yang telah banyak membantu dan mendukung dalam
penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan penulis, Skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan bahasa maupun dalam
penyusunan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan
Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa Program Studi Kesehatan Mayarakarat Institut Kesehatan Helvetia.

Medan, 09 Agustus 2019


Penulis

Nurmeilinda Hasibuan

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian........................................................... 8
........................................................................................
1.3.1. Tujuan Umum .................................................... 8
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian......................................................... 9
1.4.1. Manfaat Teoritis.................................................. 9
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 11
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu........................................... 11
2.2. Telaah Teori .................................................................. 12
2.2.1. Kanker Serviks ................................................... 12
2.2.2. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat).................................................................
18
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Ibu Melakukan
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat ........
22
2.3. Hipotesis Penelitian........................................................ 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 36


3.1. Jenis dan Desain Penelitian............................................ 36
3.2. Lokasi dan Waktu penelitian.......................................... 36
3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................ 36
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................ 36
3.3. Populasi dan Sampel...................................................... 36
3.3.1. Populasi .............................................................. 36
3.3.2. Sampel ................................................................ 37
3.4. Kerangka Konsep........................................................... 35

v
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ............... 36
3.5.1. Definisi Operasional .......................................... 36
3.5.2. Aspek Pengukuran ............................................. 40
3.6. Metode Pengumpulan Data ........................................... 41
3.6.1. Jenis Data............................................................ 41
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ................................. 41
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................. 42
3.7. Metode Pengolahan Data .............................................. 43
3.8. Teknik Analisis Data...................................................... 46
3.8.1. Analisis Univariat .............................................. 46
3.8.2. Analisis Bivariat ................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 48


1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 48
1.1.A. Tinjauan Geografis ............................................. 48
1.1.B. Tinjauan Demografis .......................................... 49
1.1.C. Visi, Misi Puskesmas Kotapinang ..................... 49
1.2. Hasil Penelitian .............................................................. 50
1.2.A. Analisis Univariat .............................................. 50
1.2.B. Analisa Bivariat .................................................. 53
1.3. Pembahasan .................................................................... 59
1.3.A. Hubungan Umur dengan Pemeriksaan IVA pada
Wanita Pasangan Usia Subur..............................
.............................................................................
59
1.3.B. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan
IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur.............
.............................................................................
62
1.3.C. Hubunga Akses ke Pelayanan Kesehatan dengan
Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia
Subur...................................................................
.............................................................................
64
1.3.D. Hubungan Dukungan Suami dengan
Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia
Subur...................................................................
.............................................................................
67
1.3.E. Hubungan Dukungan Tenaga kesehatan dengan
Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia
Subur...................................................................
.............................................................................
69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................


73

vi
5.1. Kesimpulan ....................................................................
73
5.2. Saran ..............................................................................
74

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 76
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1. Penentuan Jumlah Sampel berdasarkan Cluster Sampling di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang.......................................
35
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran ......................................................................
40
Tabel 3.3. Tabel Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan................................
42
Tabel 3.4. Tabel Uji Validitas Akses ke Pelayanan Kesehatan....................
43
Tabel 3.5. Tabel Uji Validitas Dukungan Suami..........................................
43
Tabel 3.6. Tabel Uji Validitas Dukungan Tenaga Kesehatan......................
44
Tabel 3.7. Tabel Uji Reliabilitas Kuesioner.................................................
45

vii
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotapinang Tahun 2019..............................................................
50
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotapinang Tahun 2019..............................................................
51
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Akses ke Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019...................
51
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotapinang Tahun 2019............................................
52
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019..................................
52
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotapinang Tahun 2019............................................
53
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Umur Ibu dengan Pemeriksaan
IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotapinang Tahun 2019............................................
54
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019...................
55
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Akses ke Pelayanan Kesehatan
dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur
di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019...............
56

viii
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami dengan
Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019...................
57
Tabel 4.11. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan
dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur
di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019...............
58
Tabel 4.12. Uji Regresi Berganda Binary (Logistic Regression) Tahap I......
57
Tabel 4.13. Model Summary Uji Regresi Tahap II........................................
58
Tabel 4.14. Uji Regresi Berganda Binary (Logistic Regression) Tahap II.....
58

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.....................................................
35

x
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................. 78


Lampiran 2. Master Tabel Uji Validias dan Reliabilitas............................. 83
Lampiran 3. Master Data Penelitian............................................................ 86
Lampiran 4. Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................ 97
Lampiran 5. Output Hasil Peneltian............................................................ 109
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Revisi Skripsi......................................... 117
Lampiran 7. Surat Izin Survei Awal............................................................ 118
Lampiran 8. Surat Izin Uji Validitas .......................................................... 119
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian................................................................ 120
Lampiran 10. Surat Balasan Survei Awal..................................................... 121
Lampiran 11. Surat Balasan Uji Validitas .................................................... 122
Lampiran 12. Surat Balasan Izin Penelitian ................................................. 123
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I............................. 124
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II............................ 128
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian........................................................... 128

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi seorang wanita meliputi keadaan sejahtera fisik,

mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Kesehatan

seorang wanita dapat dicerminkan pada kesehatan reproduksi wanita tersebut.

Tetapi pada kenyataan masih banyak wanita yang mengalami atau menderita

suatu penyakit. Dalam permasalahan kesehatan atau penyakit yang sering terjadi

pada wanita usia subur seperti keputihan, dan kanker serviks.

Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering

dialami wanita usia subur di seluruh dunia. Kanker serviks merupakan kanker

ganas yang terjadi pada leher rahim yang disebabkan oleh infeksi Human

Papilloma Virus (HPV) (1). Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah sel-sel

tidak normal pada leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam

kelamin wanita. Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan

gejala atau tanda yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali (2).

Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh dan berkembang dalam

leher rahim (serviks), khususnya berasal dari lapisan epitel atau lapisan terluar

permukaan serviks. Serviks yaitu suatu daerah yang terdapat pada organ

reproduksi wanita, yang merupakan pintu masuk kearah rahim (uterus) dengan

vagina. Angka kejadian kanker leher rahim terus mengalami peningkatan dan

menjadi salah satu penyebab kematian usia reproduktif. Rata-rata setiap 11 menit

1
2

ada satu orang perempuan meninggal karena kanker leher rahim dan setiap 3

menit ada satu penderita baru (3).

Kanker serviks (leher rahim) merupakan penyakit keganasan yang

menimbulkan masalah kesehatan kaum wanita di dunia dan menduduki peringkat

pertama pada kasus kanker yang menyerang wanita. HPV risiko tinggi merupakan

virus kanker leher rahim, yang merupakan awal dari terjadinya proses kanker leher

rahim. Proses terjadinya kanker melalui tahap lesi pra kanker yang terdiri dari

Neoplasia Intraepitelial Servik (NIS) I, II, dan III. Pada infeksi atau Lesi pra kanker

derajad rendah (NIS) I, 50 - 70 % akan sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian

kecil akan berlanjut menjadi lesi pra kanker derajad sedang (NIS II) atau derajad

tinggi (NIS III) yang 20 - 70 % akan berlanjut menjadi kanker leher rahim (4).

Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, salah satunya dengan

melakukan pemeriksaan skrining yang berarti pemeriksaan dilakukan tanpa

menunggu munculnya keluha terlebih dahulu, oleh sebab itu untuk mendeteksi dini

adanya kanker serviks dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan seperti pap smear,

kolposkopi atau tes IVA, dari seluruh pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, tes

IVA merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan secara sederhana, Tes IVA

adalah salah satu metode untuk deteksi secara dini adanya kanker leher rahim, dengan

mengoleskan asam asetat atau asam cuka 3-5 % dan memiliki keakuratan 96 %,

daerah yang tidak normal akan berubah warna menjadi putih, apabila tidak ada

perubahan warna dapat dianggap tidak infeksi pada serviks (3).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dalam Monitoring

Health for SDGs, pada 2016, diperkirakan 40 juta kematian terjadi karena
3

Noncommunicable Diseases (NCD), terhitung 70% dari total keseluruhan 56 juta

kematian. Mayoritas kematian tersebut disebabkan oleh empat NCD utama, salah

satunya adalah kanker, 8,8 juta kematian (22%) (5). Pada tahun 2015, sekitar 8,8

juta orang di dunia meninggal akibat kanker – atau hampir 1 dari 6 kematian yang

terjadi di dunia. Sekitar 70% dari semua kematian akibat kanker terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah.(6)

Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2016, deteksi dini dilakukan untuk

menemukan faktor risiko PTM sedini mungkin terhadap individu dan/atau

kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara rutin. Kegiatan deteksi dini

faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau pada

kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu. Sejak tahun 2007 sampai dengan

2016 sudah dilakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara terhadap

1.925.943 perempuan usia 30-50 tahun. Pemeriksaan dilakukan menggunakan

metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dan pemeriksaan Inspeksi

Vistual Asam Asetat (IVA) atau Pap Smear. Sejak tahun 2007-2016 sudah

dilakukan 5,15% pemeriksaan IVA pada perempuan di Indonesia. Cakupan

pemeriksaan IVA tertinggi terdapat di Bali yaitu (19,57%), diikuti oleh DKI

Jakarta (12,09%), cakupan terendah terdapat di Gorontalo dan Papua (0,68%),

sedangkan untuk Sumatera Utara (7,58%) (7).

Penyakit kanker serviks dan kanker payudara merupakan, penyakit kanker

dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks

sebesar 0,8%. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I.

Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5%.


4

Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker serviks terbanyak terdapat pada

Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah (6).

Berdasarkan data rutin Subdit Kanker Direktorat Penyakit Tidak Menular,

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

Kementerian Kesehatan RI, sampai dengan tahun 2013, program deteksi dini

kanker serviks dan kanker payudara baru diselenggarakan pada 717 Puskesmas

dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa

Puskesmas yang memiliki program deteksi dini masih sangat sedikit atau sekitar

7,6% di Sumatera Utara jumlah estimasi kasus kanker serviks sebanyak 4.694

jiwa, terdapat 53 provider deteksi dini kanker serviks dan 6 trainer yang terdiri

dari dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter spesialis bedah onkologi, dokter

spesialis bedah onkologi, dokter umum, dan bidan (6).

Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus Human Papilloma Virus

(HPV) sub tipe onkogenik. Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara

lain: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner,

merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB

(dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan

imunitas (8).

Pengobatan kanker serviks pada stadium dini hasilnya lebih baik,

mortalitas akan menurun. Dengan masalah yang begitu komplek, timbul gagasan

untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang sederhana, antara

lain dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). IVA adalah pemeriksaan

skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual asam asetat yang sangat
5

sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Metode IVA dirancang untuk

masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk masyarakat kota

tersedia metode deteksi dini dengan cara Pap Smear (9).

Salah satu faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan

adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Menurut teori

L Green mengatakan bahwa faktor sosiodemografi termasuk di dalamnya umur

berpengaruh terhadap perilaku kehesehatan. Pengetahuan sangat berpengaruh

terhadap perilaku seseorang. Sebagian besar penderita kanker datang sudah

dalam stadium lanjut sehingga prosesnya sulit atau tak mungkin lagi

disembuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang

kanker serviks masih tergolong rendah, sehingga kesadaran masyarakat untuk

skrining kanker serviks juga rendah (10).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi tentang Faktor -faktor yang

Berhubungan dengan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker

Serviks dengan Metode Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. Dari

analisa uji fisher menunjukkan bahwa faktor paparan informasi berhubungan

signifikan dengan perilaku pemeriksaan IVA (p = 0,013). Selain itu, faktor

dukungan tenaga kesehatan juga berhubungan signifikan dengan perilaku

pemeriksaan IVA (p = 0,004). Sedangkan dari hasil analisa uji regresi logistik

menunjukkan bahwa faktor paparan informasi merupakan faktor yang lebih

dominan berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA setelah dikontrol faktor

dukungan tenaga kesehatan(11).


6

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rasyid tentang Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) tentang Deteksi Dini

Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas

Singgani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku WUS dengan nilai p = 0,443> 0,05, tidak ada

hubungan antara pendidikan dengan perilaku WUS dengan nilai p = 0,488 > 0,05,

tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku WUS dengan nilai p = 0,265 >

0,05, tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku WUS dengan nilai p =

0,393 > 0,05, tidak ada hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan

perilaku WUS dengan nilai p = 0,063 > 0,05, ada hubungan antara dukungan

tenaga kesehatandengan perilaku WUS dengan nilai p = 0,002 < 0,05. Tenaga

kesehatandiharapkan memberikan informsasi tentang kanker leher rahim beserta

pencegahannya. Agar masyarakat mengetahui dampak dan risiko tidak melakukan

deteksi dini kanker leher rahim metode IVA (12).

Dukungan yang diberikan juga berupa respon atau tanggapan yang positif

jika responden mengajak diskusi tentang masalah kesehatan wanita, salah satunya

kanker serviks dan IVA test. Melakukan penyuluhan kepada suami agar

menambah pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA, sehingga

suami dengan mudah mendorong istrinya untuk melakukan pemeriksaan dini

terhadap kanker leher rahim. Tenaga kesehatanmerupakan faktor terpenting dalam

mempengaruhi perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatanmaka masyarakat lebih terdorong dan tertarik

sehingga cenderung dalam merubah tingkah lakunya. Dukungan yang diberikan


7

kepada WUS dari suami/keluarga bisa berupa pemberian informasi tentang

pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim (12).

Berdasarkan data penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kotapinang dengan

jumlah penduduk sebanyak 16.059 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 8.285

jiwa dan 7.774 jiwa perempuan. Berdasarkan jumlah usia reproduktif untuk usia 20-

50 tahun sebanyak 10.593 yang terdiri dari 5.982 jiwa laki-laki dan 4.611 jiwa

perempuan. Jumlah wanita usia subur di Desa Kotapinang yang sudah menikah dan

diperiksa IVA test pada tahun 2016 sebanyak 33 orang. Tahun 2017 sebanyak 51

orang dan tahun 2018 sebanyak 79 orang. Total yang sudah periksa IVA test dari

tahun 2016-2018 sebanyak 163 orang. Data kesehatan Sumatera Utara jumlah

estimasi kasus kanker serviks sebanyak 4.694 jiwa dengan Puskesmas yang memiliki

program deteksi dini masih sangat sedikit atau sekitar 7,6%. Angka tersebut

dilakukan terus bertambah dengan semakin banyaknya kemauan dan kesadaran dari

setiap wanita yang telah menyadari pentingnya dilakukan IVA tes demi kesehatan.

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Desa Kotapinang,

Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan dari 15 orang wanita usia

subur yang keseluruhannya berumur di atas 30 tahun, diantaranya 9 ibu tidak

pernah melakukan pemeriksaan kanker serviks baik dengan cara Metode IVA

dengan alasan takut dan malu alasan lain yang dikemukan oleh ibu adalah

kurangnya pengetahuan ibu tentang cara mendeteksi kanker serviks disamping itu

kurangnya dorongan dari suami untuk melakukanpemeriksaan serta latarbelakang

ekonomi ibu sehingga ibu tidak melakukannya. Sedangkan 6 ibu pernah

melakukan pemeriksaan dengan metode IVA baik di puskesmas maupun di klinik


8

dokter hal ini ini dilakukan karena adanya informasi yang diberikan tentang

metode pemeriksaan kanker serviks sehingga meningkatkan pengetahuan ibu

tentang deteksi dini kanker serviks. Oleh karena itu berdasarkan hal tersebut maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor yang

berhubungan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten

Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat

(IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang

Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini,

yaitu apa sajakah faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

tahun 2019.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan

dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan

usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang

Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019


9

1.3.2. Tujuan Khusus

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) pada wanita pasang usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tahun 2019.

2. Untuk mengetahuihubungan pengetahuan dengan pemeriksaan Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasang usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tahun 2019.

3. Untuk mengetahui hubungan akses ke pelayanan kesehatan dengan

pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasang usia

subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang, Kecamatan Kotapinang

Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

4. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemeriksaan Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasang usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tahun 2019.

5. Untuk mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan dengan pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasang usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten

Labuhanbatu Selatan tahun 2019.


10

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber ilmu terbaru yang dapat dijadikan sebagai masukan dan

sumber informasi bagi peserta didik di institusi pendidikan dalam

melakukan penelitian dan bahan kepustakaan khususnya bagi mahasiswa

untuk menambah wawasan kanker serviks dan metode pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar bagi peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian yang topik yang sama, yaitu faktor

yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat

(IVA) pada wanita usia subur.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Sebagai bahan masukan bagi responden untuk melakukan pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) guna untuk mengetahui secara dini

deteksi kanker serviks yang dapat terjadi pada wanita usia subur.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang deteksi dini

kanker serviks dengan menggunakan metode pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Febriani tahun 2016 dengan judul

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di

Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Lampung. Sebagian besar reponden

tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim yaitu 295 responden (81,5%) dari

362 responden seluruhnya. Tidak ada hubungan dukungan suami (p-value 1,000),

pengetahuan (p-value 0,357) dengan deteksi dini kanker leher rahim di wilayah

kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus Lampung tahun 2016. Hubungan yang

paling dominan pada kanker leher rahim dengan deteksi dini kanker leher rahim di

wilayah kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus Lampung tahun 2016 adalah

status ekonomi dengan p-value< 0,001; OR 6,8 (13).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Parapat tahun 2016 yang berjudul

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher

Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten

Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

informasi (p = 0,01), dukungan suami (p = 0,026) dukungan teman (p <0,0001)

dalam deteksi dini metode VIA kanker serviks dan tidak ada hubungan yang

signifikan antara usia (p = 0,07), pendidikan (p = 0,17), pekerjaan (p = 0,51),

pengetahuan (p = 0,36), sikap (p = 0,097), jarak (p = 0,1), dukungan pekerja

kesehatan (0,1) dalam deteksi dini serviks metode IVA kanker, dan. Dan hasilnya

adalah faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dalam deteksi dini serviks

11
12

dengan metode IVA di Puskesmas Candiroto Temanggung adalah paparan

informasi, dukungan suami, dan dukungan teman (14)

Penelitian lainnya dilakukan oleh Y.I Dewi tahun 2014 dengan judul

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks

pada Wanita Usia Subur. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara

pengetahuan (ρ = 0,045) dan dukungan sosial (ρ = 0,000) terhadap perilaku

pencegahan kanker serviks. Sementara usia (ρ = 0,306), pendidikan (ρ = 1.000),

dan ekonomi (ρ = 0,561) tidak ada hubungan dengan perilaku pencegahan kanker

serviks. Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan untuk lembaga

perawatan kesehatan terutama untuk staf pusat kesehatan masyarakat untuk

meningkatkan pendidikan kesehatan pencegahan kanker serviks dan memperluas

target promosi kesehatan (15).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Lestari tahun 2016 yang berjudul Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan WUS dalam Melakukan Deteksi Dini

Kanker Serviks di Puskesmas Manahan Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan

ada hubungan bermakna antara pengetahuan (p=0,025), akses informasi

(p=0,042), dukungan suami (p=0,010) dan dukungan kader (0,009) dengan

kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks (16).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

Penyakit kanker leher rahim yang istilahnya kesehatannya adalah kanker

serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada
13

organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina) (17).

Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus HPV (Human Papilloma

Virus) sub tipe onkogenik. Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara

lain: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner,

merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB

(dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan

imunitas. Stadium Kanker Serviks (8).

Dalam hal ini, terdapat beberapa tingkatan atau stadium kanker serviks.

Adapun beberapa gejala kanker serviks adalah sebagai berikut:

a. Stadium 0

Kanker serviks hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan

yang melapisi leher rahim.

Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ

b. Stadium 1

Kanker telah menyerang leher rahim di bawah lapisan atas dari sel-sel.

Kanker serviks hanya dutemukan pada leher rahim.

c. Stadium 2

Kanker serviks meluas melewati leher rahim ke dalam jaringan-jaringan yang

berdekatan dan ke bagian atas dari vagina. Kanker serviks tidak menyerang

ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvis (lapisan

dari bagian tubuh antara pinggul).


14

d. Stadium 3

Kanker meluas ke bagian bawah vagina. Kemungkinan kanker juga telah

menyebar ke dinding pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan.

e. Stadium 4

Kanker serviks telah menyebar ke kandungan kemih, rectum, atau bagian-

bagian lain tubuh (17).

2. Gejala Kanker Serviks

Bagi sebagian orang, pada tahap awal penyakit kanker serviks tidak

menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itulah sebabnya, anda yang sudah aktif

secara seksual pun amat dianjurkan untuk melakukan pap smear test setiap dua

tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit kanker serviks pada umumnya hanya

dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut, yaitu munculnya rasa sakit dan

pendarahan saat berhubugan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan

dan tidak normal, pendarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat

badan secara drastik (17).

Apabila kanker serviks sudah menyebar ke panggul, pasien akan

menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran

ginjal. Dan berikut ini adalah gambaran klinis kanker serviks:

a. Pendarahan rahim yang abnormal

b. Siklus menstruasi yang abnormal.

c. Pendarahan di antara dua siklus menstruasi (pada wanita yang masih

mengalami menstruasi)

d. Pendarahan vagina atau spotting pada wanita setelah massa menopause.


15

e. Pendarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia di

atas 40 tahun)

f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca-menopause)

h. Nyeri atau sulit untuk berkemih

i. Nyeri saat melakukan hubungan seksual

j. Kotoran vagina yang meningkat

k. Nyeri pada pelvis

Infeksi-infeksi atau persoalan-persoalan kesehatan lain dapat juga

menyebabkan gejala-gejala kanker serviks yang hanya seorang dokter yang dapat

memastikannya. Seorang wanita dengan gejala-gejala kanker serviks harus

memberi tahu dokter sehingga persoalan-persoalannya dapat didiagnosis dan

dirawat sedini mungkin (18).

3. Pengobatan Serviks

Menurut Arumaniez dan Corner ada beberapa pengobatan serviks, antara

lain sebagai berikut.

a. Cerlage serviks: yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh

serviks selama kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan

inkompetensi serviks untuk mencegah pembukaan awal serviks selama

kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan prematur.

b. Terapi antibiotik: yaitu pemberian obat-obatan yang dapat membunuh bakteri

yang menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi. Antibiotik


16

dapat diambil secara lisan atau diberikan melalui pembuluh darah, atau

intravena, untuk infeksi serius.

c. Metode krioterapi: yaitu membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker

pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area

tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat.

d. Terapi laser berenergi tinggi digunakan untuk membakar daerah sel-sel

abnormal pada serviks. Sel-sel abnormal hancur, mencegah mereka dari

menjadikanker serviks.

e. Kemotrapi: biasanya diberikan pada kanker serviks yang diyakini telah

menyebar.

f. Histerektomi total: operasi pengangkatan uterus dan serviks. Jika kanker

serviks belum menyebar, histerektomi merupakan pengobatan terbaik.

g. Biopsi kerucut: biopsi serviks yang menghilangkan sepotong jaringan

berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur eksis

elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Oleh

karena sebagian besardari serviks dihapus, biopsi kerucut dapat membantu

mencegah atau mengobati kanker serviks (19).

4. Penyebab Kanker Serviks

Umumnya kanker serviks mulai menyerang dari leher rahim (bagian dari

uterus atau rahim) dan kemudian mencapai vagina. Kanker ini akan menyebar

secara bertahap bila tak terdeteksi secara dini dan diberikan pengobatan.

Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan

membelah secara tak terkendali. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks
17

tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang

berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:

a. Human Papilloma Virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada

70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga

menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10

hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini sering kali tidak disadari

oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker

sebagian besar berlangsung tanpa gejala.

b. Merokok, tembakau merusak sistem kekebalan dan memengaruhi

kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HVP pada serviks.

c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 16 tahun).

d. Berganti-ganti pasangan seksual, suami atau pasangan seksualnya melakukan

hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti

pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

e. Pemakai Dietilstilbestrol (DES) pada wanita hamil untuk mencegah

keguguran, banyak digunakan pada tahun 1940-1970.

f. Gangguan sistem kekebalan

g. Pemakaian pil KB yang sudah lama.

h. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun

i. Golongan ekonomi melemah (karena tidak mampu melakukan pemeriksaan

pap smear secara rutin) (17).


18

5. Siapa yang Beresiko Terkena Kanker Serviks

Setiap wanita beresiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka

tanpa memandang usia dan gaya hidup. Ini dikarenakan HPV merupakan visus

yang umum dan mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin.Meski dalam

berhubungan intim pasangan dari wanita tersebut sudah mengenakan kondom,

namun sayangnya penyebaran HPV tidak dapat sepenuhnya melindungi wanita

dari infeksi HPV.

Baik wanita maupun pria yang sudah aktif secara seksual, sangat

berpotensi terjangit virus HPV, karena virus ini sangat mudah terjangkit para

pasangan yang aktif berhubungan intim. Baik wanita muda maupun dewasa

beresiko terkena kanker serviks yang disebaban oleh infeksi atau infeksi berulang

yang disebabkan oleh HPV penyebab kanker. Diperkirakan 50-80 persen wanita

mendapatkan infeksi HPV melalui kontak kelamin (19).

2.2.2. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

1. Pengertian IVA

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) adalah suatu pemeriksaan secara

langsung (dengan mata telanjang) setelah pemeriksaan asama asetat (cuka) 3-5%.

Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi

peningkatan osmolaritas cairan ekstra seluler, yang bersifat hipertonik ini akan

menarik cairan dari intra celuler sehingga membran akan kolaps dan jarak antara

sel akan semakin mendekat. Akibatnya akan tertutup dan serviks akan tampak

berwarna lebih putih. Pada epitel skuamosa serviks yang normal karena
19

banyaknya jumlah sitoplasma intra seluler, perubahan jarak antar sel tidak begitu

nyata sehingga perubahan pada serviks umumnya tidak terjadi (20).

Setelah pemberian asam asetat, serviks yang normal akan tetap berwarna

merah muda homogen dengan pemukaan halus. Pada daerah zona transformasi

yang umumnya dilapisi dengan epitel metaplasia maka permukaan serviks akan

tampak lebih putih, namun warna putih ini amat halus dan mudah menghilang.

Hal ini membedakan dengan warna serviks apabila pada epitelnya terjadi proses

displasia (daerah dengan lesi pra kanker). Dimana warna putih pada epitel serviks

tampak lebih tajam dan kusam serta lama menghilang. Epitel yang berubah warna

menjadi putih pada pemberian asam asetat disebut dengan istilah epitel putih

(aceto white ephitelium) makin jelas dan kusam warna putih pada epitel serta

makin jelas bahwa warna putih tersebut menunjukkan derajat displasia atau

derajat lesi pra kanker pada epitel serviks. Lesi yang sudah tampak putih sebelum

pemberian asam asetat tidak disebut sebagai epitel putih tetap sebagai leukoplakia

(keratosis) (19).

Pemeriksaan IVA sederhana dan murah, sehingga dapat menjangkau

semua lapisan masyarakat. Sasaran pelayanan adalah para penyapu jalan,

pedagang sayur dan buah, ibu-ibu pengajian, ibu rumah tangga dan masyarakat

umum. Tim YKI Cabang Kalimantan Timur meninjau langsung pasar-pasar,

jalan-jalan untuk bertemu pedagang sayur dan buah serta para penyapu jalan.

Pelayanan dan pemeriksaan IVA yang dilakukan mencapai hampir 2000.


20

2. Keunggulan Metode IVA

Keunggulan Metode IVA dibandingkan Pap Smear adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih (alat pengambilan

sampel jaringan, preparat, reagen, miskroskop dan lain sebagainya.

b. Tidak memerlukan teknisi lab khusus untuk pembacaan hasil tes.

c. Hasilnya langsung diketahui tidak memakan waktu berminggu-minggu.

d. Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan leher rahim lebih tinggi dari

pada pap smear test (sekitar 75%), meskipun dari segi kepastian lebih

rendah (setikar 85%).

e. Biasanya sangat mudah (bahkan, gratis bila di Puskesmas), IVA Test

akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan

disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.

3. Syarat IVA

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Dilakukan di luar siklus haid

c. Tidak Hamil, nifas dan paska keguguran

d. Tidak melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 24 jam

e. Sebelum menoupause, pada pasien menopause sudah tidak kelihatan bisa

dilakukan dengan pap smear (18).

4. Tujuan Pemeriksaan IVA

a. Mendapatkan kanker serviks pada stadium lebih awal

b. Untuk mendeteksi secara dini adanya perubahan sel mulut rahim yang

dapat mengarah ke kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.


21

c. Penanganan secara dini dapat dilakukan sehingga terhindar dari kanker

mulut rahim

f. Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik (18).

5. Hasil Pemeriksaan IVA

Secara umum hasil pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut :

a. IVA Negatif: Serviks normal.

b. IVA Radang: Pada pemeriksaan serviks di dapatkan adanya peradangan

pada serviks (servicitis) atau adanya temuan jinak misalnya polip pada

serviks.

c. IVA Positif: Dimana pada hasil pemeriksaan di dapatkan adanya kelainan

yaitu menunjukkan adanya lesi berwarna putih pada serviks dan ini

merupakan kelainan yang menunjukkan adanya lesi prekanker.

d. IVA Kanker Serviks: Dimana kelainan menunjukkan adanya kelainan sel

akibat adanya kanker servik (19).

Kategori Pemeriksaan IVA Kategori pemeriksaan IVA, yaitu:

a. IVA negatif, maka akan menunjukkan leher rahim normal,

b. IVA radang, serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak lainnya

(polip serviks),

c. IVA positif, adalah ditemukan bercak putih (aceto white epithelium),

inilah gejala prakanker.

d. IVA-kanker serviks, pada tahap ini sangat sulit menurunkan temuan

stadium kanker serviks. Walaupun begitu akan bermanfaat bagi


22

penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada

stadium invasif dini (stadium IB-IIA) (19).

Orang-orang yang dirujuk untuk test IVA orang-orang yang dirujuk untuk

tes IVA adalah:

a. setiap wanita yang sudah/ pernah menikah,

b. wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti perokok,

menikah muda, sering berganti pasangan,

c. memiliki banyak anak,

d. mengidap penyakit infeksi menular seksual (19).

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Ibu Melakukan Pemeriksaan Inspeksi


Visual Asam Asetat (IVA)

Faktor penentu/determain perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena

perilaku merupakan resultasi dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal.

Menurut teori Lawrence Green bahwa perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (Predisposing factors) yang terdiri dari dari pengetahuan,

kepercayaan, sikap, keyakinan, nilai, umur dan sebagainya.

2. Faktor pendukung (Enabling faktors) yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia/tidak tersedianya fasilitas/sarana kesehatan, misalnya puskesmas,

obat-obatan dan sebagainya.

3. Faktor pendorong (Reinforsing faktors), terwujud dalam sikap dan perilaku

tenaga kesehatan atau petugas lainnya (21).


23

Faktor yang mempengaruhi ibu melakukan deteksi dini kanker serviks

baik faktor internal dan eksternal adalah

1. Umur

Menurur Elizabeth yang dikutip Nursalam, usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya daripada orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan

dipengaruhi dari pengalaman dan kematangan jiwa (22).

Menurut teori L Green mengatakan bahwa faktor sosiodemografi termasuk

di dalamnya umur berpengaruh terhadap perilaku kehesehatan. Hasil penelitian

yang dilakukan Flora bahwa umur tidak bisa dijadikan patokan untuk seseorang

melakukan pencegahan kanker leher rahim. Hal ini disebabkan karena

ketidaktahuan, tidak ada keluhan ataupun menganggap pencegahan kanker leher

rahim belum diperlukan, banyak WUS yang mengatakan bahwa mereka tidak

merasakan keluhan apapun sehingga merasa tidak memerlukan pemeriksaan (14).

Menurut Rasyid, semakin tinggi usia seseorang maka semakin baik tingkat

kesadaran mereka dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Akan tetapi

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ternyata umur diantara 20-35

tahun banyak yang berperilaku baik dan tidak berisiko.Hal itu disebabkan karena

pada umur tersebut merupakan perkembangan dewasa dan kematangan dalam

berpikir dan bekerja. Karena faktor usia dan juga kematangan dalam berpikir yang

mempengaruhi WUS mau melakukan deteksi dini kanker leher rahim.


24

Berdasarkan responden yang diwawancarai mereka yang berusia 20 tahun keatas

ada belum pernah memeriksakan IVA. Mereka beralasan tidak pernah dengar

tentang pemeriksaan tersebut. Selain itu, beberapa responden ada yang masih

belum memahami tentang keuntungan memeriksakan IVA tes (12).

2. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa

pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour) (10).

Wanita yang memiliki pengetahuan kurang cenderung tidak melakukan

pemeriksaan IVA jika dibandingkan dengan wanita yang pengetahuannya cukup.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Anggiasih), wanita yang

belum pernah melakukan pemeriksaan IVA cenderung memiliki pengetahuan

yang minim dan memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai

pemeriksaan IVA. Mungkin saja pengetahuan yang didapatkan belum sempurna,

sehingga wanita yang belum pernah melakukan pemeriksaan belum merasa yakin

terhadap manfaat yang didapat dari pemeriksaan IVA (4).

WUS yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kanker serviks

dan pemeriksaan IVA akan cenderung memiliki kesadaran yang besar untuk

meningkatkan status kesehatannya sehingga lebih besar kemungkinan untuk

melakukan pemeriksaan IVA. Namun, pengetahuan yang tinggi belum tentu


25

membuat seseorang mau secara sadar melaukan pemeriksaan IVA. Hal ini

disebabkan oleh berbagai hal diantaranya budaya masyarakat yang menganggap

pemeriksaan pada daerah genital masih dianggap tabu, malu dan takut akan hasil

yang diperoleh nantinya. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang

rendah mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA akan cenderung tidak

menyadari bahaya kanker serviks dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker

serviks sesegera mungkin sehingga menjadi faktor penghambat seseorang untuk

melakukan pemeriksaan IVA (15).

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

1) Faktor internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip Nursalam, pekerjaan adalah keburukan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya


26

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Umur

Menurur Elizabeth yang dikutip Nursalam, usia adalah umur individu

yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Hurlock semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya daripada

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan dipengaruhi dari

pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor ekstenal

a. Faktor lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip Nursalam, lingkungan merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok.

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi (22).

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

1) Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
27

rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

a. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan

yang bergizi.

b. Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan

rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip siklus, pemecahan masalah didalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

c. Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organiasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisi ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.


28

d. Sintesis (synthesis)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

e. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi,

dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil presentase 76%-100%

2) Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3) Kurang : Hasil presentase <56% (22).


29

Pengetahuan merupakan domain penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behaviour), perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sehingga

pengetahuan memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk suatu perilaku

(10).

3. Akses ke Pelayanan Kesehatan

Aksesibilitas masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya

kondisi geografis, luas wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana dasar, dan

kemajuan suatu daerah. Sebagai contoh, dua provinsi dengan rasio terendah

seluruhnya berada di wilayah timur yaitu Papua Barat dan Papua. Hal ini dapat

disebabkan karena wilayah kerja yang luas dengan medan yang sulit serta

keterbatasan sistem transportasi untuk menjangkau pelayanan kesehatan (7).

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan baik

individu kelompok maupun masyarakat dikelompokan menjadi empat.

Berdasarkan besarnya pengaruh terhadap kesehatan tersebut. Dengan kata lain

intervensi dan upaya kesehatan masyarakat yakni intervensi faktor lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (10).

Dilihat dari sifat upaya mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat dari

2 aspek yakni pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup dua askep yakni kuratif (pengobatan penyakit) dan

rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Sedangkan peningkatan mencakup 2 aspek

yakni preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan itu

sendiri). Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu


30

wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan

adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana

kesehatan yang ada di masyarakat yaitu Puskesmas, Poliklnik, BPS dan

sebagainya (21).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan

sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau

masyarakat, termasuk keluarga berencana. Pelayanan kesehatan dalam keluarga

berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur

untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas (7).

4. Dukungan Suami

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab

itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai dari masing-

masing masyarakat. Didalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku

masyarakat. Orangtua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam kesehatan

pada tatanan ini. Karena orangtua terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku

dan terutama perilaku kesehatan bagi keluarga (15).

Dukungan suami adalah orang yang mendukung, menyokong, pembantu.

Sedangkan suami adalah pria yang menjadi pasangan istri. Sehingga dukungan

suami dapat didefinisikan sebagai bantuan yang diberikan oleh suami terhadap

istri dalam memutuskan dan memilih untuk melakukan pemeriksaan IVA (16).

Dukungan yang diberikan kepada WUS dari suami/keluarga bisa berupa

pemberian informasi tentang pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker leher
31

rahim. Dukungan yang diberikan juga berupa respon atau tanggapan yang positif

jika responden mengajak diskusi tentang masalah kesehatan wanita, salah satunya

kanker serviks dan IVA test. Dan melakukan penyuluhan kepada suami agar

menambah pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA, sehingga

suami dengan mudah mendorong istrinya untuk melakukan pemeriksaan dini

terhadap kanker leher rahim (12).

Ada beberapa bentuk dukungan suami yaitu :

a. Dukungan Informasi (Informational), dalam hal ini keluarga memberikan

informasi, penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang berhubungan

dangan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang. Mengatasi

permasalahan dapat digunakan seseorang dengan memberikan nasehat,

anjuran, petunjuk dan masukan.

b. Dukungan penilaian (apresiation) yaitu keluarga berfungsi sebagai

pemberikan umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang

merupakan suatu sumber dan pengakuan identitas anggota keluarga.

Keberadaan informasi yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta

penguatan (pembenaran).

c. Dukungan Instrumental (instrumental) yaitu keluarga merupakan suatu

sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan

bantuan yang nyata dan pelayan yang diberikan secara langsung bisa

membantu seseorang yang membutuhkan. Dukungan ekonomi akan

membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan anak serta

pengeluaran akibat bencana.


32

d. Dukungan Emosional (emotional) yaitu keluarga berfungsi sebagai suatu

tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap keterangan

emosional, mencakup pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan,

menunjukkan kasih sayang, kepercayaan, perhatian. Dukungan emosional

akan membantu seseorang akan merasa lebih dihargai, nyaman, aman dan

disayangi (23).

Peran suami dalam menghidupkan kasih sayang dan harga diri pada ibu

dapat dicurahkan melalui sikap perhatian serta memberikan dukungan kepada ibu.

Dukungan suami dapat diungkapkan dengan penghargaan terhadap ibu melalui

rasa simpati berminat terhadap ibu, memberi sikap toleran terhadap kelemahan-

kelemahan ibu, menunjukkan kehangatan dan rasa senang dan suka tanpa syarat

dan juga mencoba untuk membantu ibu dalam menghadapai suatu permasalahan.

Bagi ibu dukungan suami terhadap ibu merupakan sikap yang harus

dikembangkan karena pada hakikatnya ibu harus dibayang-bayangi oleh

kebutuhan-kebutuhan terutama kebutuhan untuk mendapat kasih sayang atau

dicintai.

Berdasarkan penelitian kualitatif di Indonesia diperoleh berbagai

dukungan suami yang diharapkan istri, yaitu:

a. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri

b. Suami senang mendapatkan keturunan

c. Suami menunjukan kebahagiaan pada kehamilan ini

d. Suami memperhatikan kesehatan istri, yakni menanyakan keadaan istri atau

janin yang dikandungnya.


33

e. Suami mengantar dan menemani istri memeriksakan kandunngannya

f. Suami tidak menyakiti istri

g. Suami menghibur atau memenenangkan istri ketika ada masalah yang

dihadapi istri

h. Suami menasehati agar istri terlalu lelah bekerja dirumah atau ditempat kerja

i. Suami membantu tugas istri

j. Suami berdoa untuk kesehatan atau keselamatan istri dan anaknya

k. Suami menunggu ketika istri melahirkan

l. Suami menunggu ketika istri operasi

Diperoleh atau tidak diperolehnya dukungan suami sebagaimana yang

sudah tertera diatas adalah tergantung pada

a. Keintiman hubungan antar suami dan istri

b. Adanya komunikasi yang bermakna

c. Adanya masalah atau kekhawatiran dalam biaya

Adapun salah satu faktor yang rmempengaruhi peran serta suami dalam

perlindungan kesehatan reproduksi istri (ibu) adalah faktor budaya. Diberbagai

wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat yang masih tradisional

(petrilineal) menganggap istri adalah konco wingking. Yang artinya bahwa kaum

wanita tidak sederajat dengan kaum pria. Dan wanita hanyalah bertugas untuk

melayani kebutuhan dan keinginan suami saja (16).

5. Dukungan Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
34

kesehatanmaka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung dalam

merubah tingkah lakunya. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dilakukan

dengan cara health promotion (promosi kesehatan). Promosi kesehatan sendiri dapat

dilakukan dengan cara pelatihan pelatihan pada masyarakat, mentransformasikan

pengetahuan dan memberikan dukungan pada masyarakat (15).

Menurut Depkes RI, kader adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk

menangani masalah kesehatan, baik perseorangan maupun masyarakat, serta

bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat pelayanan kesehatan

dasar. Kader yang dimaksud adalah kader kesehatan yang merupakan salah satu

kelompok refrensi yang mempunyai tugas untuk ikut membantu tenaga

kesehatandalam melakukan penyuluhan kesehatan. Apabila seseorang dianggap

penting maka perilakunya akan ditiru oleh masyarakat, sehingga sebagai orang

yang dipercaya dalam hal kesehatan peran aktif kader disini akan mempengaruhi

WUS dalam deteksi dini kanker serviks (16).

Fungsi pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat lagi

seluruhnya ditangani oleh para dokter saja. Apalagi kegiatan itu mencakup

kelompok masyarakat luas. Para dokter memerlukan bantuan tenaga para medis,

sanitasi gizi, ahli ilmu sosial dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat,

kader) untuk melaksanakan program kesehatan, tugas tim kesehatan ini dapat

dibedakan menurut tahap/jenis program kesehatan yang dijalankan, yaitu promosi

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi (11).


35

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pertanyaan tentatif (sementara) mengenai

kemungkinan hasil dari suatu penelitian yang sedang dikaji (24).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara umur dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat

(IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang

Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam

Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

3. Ada hubungan antara jarak ke pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten

Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

4. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemeriksaan kanker serviks pada

wanita pasangan usia subur di pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang

Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

5. Ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten

Labuhanbatu Selatan tahun 2019.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

c.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross

Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point Time Apporoach). Artinya,

tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap

suatu karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (24).

c.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

c.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

c.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan

September 2019, mulai dari pengajuan judul, survei awal, penelusuran pustaka,

persiapan proposal penelitian.

c.3. Populasi dan Sampel

c.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (24). Populasi dalam penelitian

36
37

penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang sebanyak 4.681 ibu.

c.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (24).

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin, yaitu:

N
n=
1+ N ( d)2

Keterangan :

n = Sampel penelitian

N = Jumlah Populasi

d = nilai koreksi (0,1)

N
n=
1+ N ( d)2

4681
n=
1+ 4681(0,1)2

4681
n=
1+ 4681(0,01)

4681
n= =97,8
47,81

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 orang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster

sampling yaitu sampel yang diperoleh bersumber dari data atau wilayah yang luas,
38

dan kemudian pengambilan sampel dengan simple random sampling yaitu

merupakan pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata di dalam

populasi dari setiap wilayah kerja Puskesmas Kotapinang, yang terdiri dari:

Tabel 3.1. Penentuan Jumlah Sampel berdasarkan Clauster Sampling di Wilayah


Kerja Puskesmas Kotapinang

No Nama Desa Populasi/Desa Sampel/Desa


1 Kotapinang 3240/4681 x 98 = 67,8 68 orang
2 Sosopan 440/4681 x 98 = 9,2 9 orang
3 Nagodang 341/4681 x 98 = 7,1 7 orang
4 Sei Rumbia 660/4681 x 98 = 13,8 14 orang
Jumlah 98 orang

c.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-

variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi dengan kata lain dalam kerangka

konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen


Faktor predisposisi:
a. Umur
b. Pengetahuan

Faktor pendukung :
c. Jarak ke pelayanan Pemeriksaan IVA
kesehatan

Faktor pendorong :
d. Dukungan Suami
e. Dukungan Tenaga
Kesehatan

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian


39

c.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

c.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel yang teliti.

1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Umur adalah umur responden saat dilakukan penelitian ditemukan > 20

tahun dan tidak ditemukan responden berumur <20 tahun .

b. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan responden tentang metode

pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

c. Akses ke pelayanan adalah aksesibilitas responden yang ditinjau dari jarak

rumah ke puskesmas dengan jarak yang berbeda-beda antara setiap desa di

wilayah kerja puskesmas.

d. Dukungan suami adalah bantuan yang diberikan oleh suami terhadap

responden dalam memutuskan dan memilih untuk melakukan

pemeriksaan IVA.

e. Dukungan tenaga kesehatan adalah bantuan atau informasi kesehatan dari

tenaga kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

responden dalam melakukan deteksi dini kanker serviks.

2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah pemeriksaan Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara

inspeksi visual asam asetat pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tahun 2019.


40

c.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur

(instrumen), hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang digunakan untuk

menilai suatu variabel.

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran


Jumlah Jenis
Variabel Cara dan Skala
Pertanyaa Value Skala
Alat Ukur Ukur
n Ukur
Independen
Umur 1 Kuesioner <20 tahun 3 Ordinal
20-35 tahun 2
> 35 tahun 1
Pengetahuan 17 Kuesioner Skor 13-17 Baik (3) Ordinal
Skor Skor 10-12 Cukup (2)
maksimum 17, skor <10 Kurang
jika menjawab (1)
benar = 1
Salah = 0
Akses ke 5 Kuesioner Skor 0 Mudah (2) Ordinal
pelayanan Skor skor 1-5 Sulit (1)
kesehatan maksimum 5,
jika menjawab
Ya = 1
Tidak = 0
Dukungan 11 Kuesioner Skor 7-11 Mendukung Ordinal
Suami Skor (2)
maksimum Skor <7 Tidak
11, jika mendukung
menjawab (1)
Ya = 1
Tidak = 0
Dukungan 10 Kuesioner Skor 6-10 Mendukung Ordinal
tenaga Skor (2)
kesehatan maksimum Skor <6 Tidak
10, jika mendukung
menjawab (1)
Ya = 1
Tidak = 0
Dependen
Pemeriksaan 1 Kuesioner a. Pernah Dilakukan Nominal
Inspeksi (2)
Visual Asam b. Tidak Tidak
41

Asetat (IVA) pernah dilakukan


(1)
c.6. Metode Pengumpulan Data

c.6.1. Jenis Data

1. Data Primer

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang

dibuat oleh peneliti yang berdasarkan konsep teoritisnya dengan terlebih dahulu

memberikan penjelasan singkat tentang tujuan dan penelitian serta cara pengisian

kuesioner dan ditanyakan kepada responden apabila ada hal-hal yang tidak

dimengerti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak

lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien dan lain-lain.

3. Data Tertier

Data tertier adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi yang sudah

dipublikasikan, misalnya WHO, Riskesdas, Profil Kesehatan Sumatera Utara dan

Profil Kesehatan Kota Medan.

c.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu

teknik pengumpulan menggunakan kuesioner yang telah diberikan. Cara

pengisian dapat diisi sendiri oleh responden dengan pengawasan dari peneliti yang

membantu dalam mengisi kuesioner.


42

c.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indek yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun

tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu di uji dengan uji

kolerasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner

tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna

(construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk,

berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur

konsep yang diukur. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah

menggunakan kolerasi, instrumen valid apabila nilai kolerasi (pearson

correlation) adalah positif jika rhitung > rtabel (Product moment), dan nilai

probabilitas kolerasi (sig. 2-tailed) ≤ taraf signifikan (α) sebesar 0,05. ) sebesar 0,05. (25).

Uji validitas dilakukan di Puskesmas Mampang Kecamatan Kotapinang

Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebanyak 30 wanita pasangan usia subur dengan

nilai kolerasi (pearson correlation) rhitung > rtabel (0,361).

Tabel 3.2. Tabel Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan


No Pengetahuan r-hitung r-tabel Keterangan
1 Butir Pernyataan 1 0,869 0,361 Valid
2 Butir Pernyataan 2 0,869 0,361 Valid
3 Butir Pernyataan 3 0,649 0,361 Valid
4 Butir Pernyataan 4 0,655 0,361 Valid
5 Butir Pernyataan 5 0,123 0,361 Tidak Valid
6 Butir Pernyataan 6 0,219 0,361 Tidak Valid
7 Butir Pernyataan 7 0,524 0,361 Valid
8 Butir Pernyataan 8 0,655 0,361 Valid
9 Butir Pernyataan 9 0,655 0,361 Valid
10 Butir Pernyataan 10 0,524 0,361 Valid
43

11 Butir Pernyataan 11 0,430 0,361 Valid


12 Butir Pernyataan 12 0,181 0,361 Tidak Valid
Lanjutan Tabel 3.2
No Pengetahuan r-hitung r-tabel Keterangan
13 Butir Pernyataan 13 0,655 0,361 Valid
14 Butir Pernyataan 14 0,570 0,361 Valid
15 Butir Pernyataan 15 0,509 0,361 Valid
16 Butir Pernyataan 16 0,555 0,361 Valid
17 Butir Pernyataan 17 0,569 0,361 Valid
18 Butir Pernyataan 18 0,573 0,361 Valid
19 Butir Pernyataan 19 0,587 0,361 Valid
20 Butir Pernyataan 20 0,499 0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa setiap butir

pertanyaan dengan nilai r hitung > rtabel (α) sebesar 0,05. ) (0,361) maka dikatakan valid seperti

pada butir pernyataan no. 1-4, 7-11, 13-20, sedangkan pada butir pernyataan No.

5,6 dan 12 dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.3. Tabel Uji Validitas Akses ke Pelayanan Kesehatan


No Jarak Ke Akses r-hitung r-tabel Keterangan
Kesehatan
1 Butir Pernyataan 1 0,855 0,361 Valid
2 Butir Pernyataan 2 0,855 0,361 Valid
3 Butir Pernyataan 3 0,693 0,361 Valid
4 Butir Pernyataan 4 0,789 0,361 Valid
5 Butir Pernyataan 5 0,874 0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa setiap butir

pertanyaan dengan nilai r hitung > rtabel (α) sebesar 0,05. ) (0,361) maka dikatakan valid pada

seluruh butir pernyataan akses ke pelayanan kesehatan.

Tabel 3.4. Tabel Uji Validitas Dukungan Suami


No Dukungan Suami r-hitung r-tabel Keterangan
1 Butir Pernyataan 1 0,701 0,361 Valid
2 Butir Pernyataan 2 0,701 0,361 Valid
3 Butir Pernyataan 3 0,780 0,361 Valid
4 Butir Pernyataan 4 0,601 0,361 Valid
5 Butir Pernyataan 5 0,816 0,361 Valid
6 Butir Pernyataan 6 0,455 0,361 Valid
7 Butir Pernyataan 7 0,633 0,361 Valid
44

8 Butir Pernyataan 8 0,455 0,361 Valid


9 Butir Pernyataan 9 0,260 0,361 Tidak Valid
10 Butir Pernyataan 10 0,780 0,361 Valid
Lanjutan Tabel 3.4
No Dukungan Suami r-hitung r-tabel Keterangan
11 Butir Pernyataan 11 0,695 0,361 Valid
12 Butir Pernyataan 12 0,802 0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa setiap butir

pertanyaan dengan nilai r hitung > rtabel (α) sebesar 0,05. ) (0,361) maka dikatakan valid seperti

pada butir pernyataan no. 1-8 dan 10-12 sedangkan pada butir pernyataan no. 9

dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.5. Tabel Uji Validitas Dukungan Tenaga Kesehatan


No Dukungan Tenaga r-hitung r-tabel Keterangan
Kesehatan
1 Butir Pernyataan 1 0,642 0,361 Valid
2 Butir Pernyataan 2 0,642 0,361 Valid
3 Butir Pernyataan 3 0,656 0,361 Valid
4 Butir Pernyataan 4 0,698 0,361 Valid
5 Butir Pernyataan 5 0,698 0,361 Valid
6 Butir Pernyataan 6 0,473 0,361 Valid
7 Butir Pernyataan 7 0,473 0,361 Valid
8 Butir Pernyataan 8 0,781 0,361 Valid
9 Butir Pernyataan 9 0,244 0,361 Tidak Valid
10 Butir Pernyataan 10 0,159 0,361 Tidak Valid
11 Butir Pernyataan 11 0,473 0,361 Valid
12 Butir Pernyataan 12 0,755 0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa setiap butir

pertanyaan dengan nilai r hitung > rtabel (α) sebesar 0,05. ) (0,361) maka dikatakan valid seperti

pada butir pernyataan no. 1-8 dan 11,12 sedangkan pada butir pernyataan no. 9

dan 10 dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
45

sejauhmana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. (25).

Untuk memberikan batasan mengenai koefisien uji reliability jika nilai

Cronbach's Alpha > rtabel (0,361) maka dapat disimpulkan pernyataan validitas

tersebut reliabel (dapat dihandalkan) dan jika nilai Cronbach's Alpha < rtabel

(0,361) maka dapat disimpulkan pernyataan validitas tersebut tidak reliabel (tidak

dapat dihandalkan):

Tabel 3.6. Tabel Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Cronbach's Alpha r-tabel


Pengetahuan 0,889 0,361
Askes ke Pelayanan Kesehatan 0,865 0,361
Dukungan Suami 0,887 0,361
Dukungan Petugas 0,843 0,361

Berdasarkan tabel uji reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpa diperoleh

nilai 0,889 untuk pengetahuan, 0,865 untuk akses ke pelayanan kesehatan, 0,887

untuk dukungan suami dan 0,843 untuk dukungan petugas kesehatan, maka

pernyataan keempat kuesioner dinyatakan reliabel atau dapat dihandalkan dan

seluruh konsisten memiliki reliabilitas yang kuat.

c.7. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dipilih adalah secara komputerisasi. Data

yang terkumpul diolah dengan komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Collecting
46

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan realibel dan terhindar

dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan kode pada variabel-variabel yang diteliti.

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program computer akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

5. Data processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi computer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian.

c.8. Teknik Analisis Data

Analisis data diolah dengan menggunakan SPSS dengan langkah-langkah

analisis data sebagai berikut:

c.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian.Data disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi.
47

c.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara

variabel bebas (Independent Variable) dengan variabel terikat (Dependent

Variable).

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

terikat di gunakan analisis chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik

p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak dan Ha diterima, artinya kedua

variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk

menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel

bebas digunakan analisis tabulasi silang.

Sedangkan untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen

dengan dependen dapat dengan cara:

1. Jika nilai yang diperoleh dari hasil analisa atau nilai p<0,05, maka ada

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen

2. Jika tabel 2x2 dijumpai nilai harapan (expected value =E) <5, maka

menggunakan uji Fisher exact.

3. Jika tabel 2x2 semua nilai E > 5, maka memakai nilai continuity Correction

(28)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Tinjauan Geografis

Puskesmas Kotapinang merupakan salah satu dari 17 puskesmas yang ada

di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang terletak di Kecamatan Kotapinang pada

wilayah ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Puskesmas Kotapinang terletak di Jalan Lobu yang memiliki 1 unit

Puskesmas Pembantu yang terletak di Dusun Bangun Jadi Desa Sosopan

Kecamatan Kotapinang. Adapun luas wilayah 482,40 Km2. Batas-batas wilayah

Kecamatan Kotapinang sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kampung Rakyat

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Torgamba

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kanan dan Torgamba

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Silangkitang

Secara administrasi Puskesmas Kotapinang memiliki empat wilayah kerja, yaitu

kelurahan Kotapinang, Desa Sosopan, Desa Nagodang dan Desa Sei Rumbia.

Puskesmas Kotapinang hanya 1 Kelurahan dan 5 desa, yaitu

1. Kelurahan Kotapinang yang terdiri dari 13 lingkungan

2. Desa Sei Rumbia terdiri dari 5 dusun

3. Desa Nagodang terdiri dari 4 dusun

4. Desa Sosopan terdiri dari 5 dusun

48
49

4.1.2. Tinjauan Demografis

Kondisi kependudukan Kecamatan Kotapinang pada umumnya sama

halnya dengan penduduk lainnya yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan

yang beragam etnis/suku, dan agama. Sebagian besar penduduk Kecamatan

Kotapinang adalah pendatang (perantau), baik dari sumatera maupun luar

sumatera.

Penduduk Kecamatan Kotapinang terdiri dari etnis Batak Toba,

Mandailing, Minang, Nias, Simalungun, Karo, Pak-pak, Jawa, Bugis dan lain

sebagainya. Mata pencaharian penduduk Kotapinang pada umumnya adalah

bertani dan disamping jasa lainnya.

Pada bulan Januari s/d Juni 2018 penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Kotapinang berjumlah 29.037 jiwa dengan rincian 14.842 jiwa berjenis kelamin

laki-laki dan 14.195 jiwa perempuan.

4.1.3. Visi dan Misi Puskesmas Kotapinang

1. Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

“Mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang”`

2. Misi

Misi yang dibangun oleh Puskesmas Kotapinang dalam renacana

mewujudkan visi tersebut adalah:

a. Membangun pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau


50

b. Melaksanakan program di Wilayah Kerja Puskesmas secara efektif dan

efisien mulai dari pogram promotif, preventif, kuratif sampai dengan

rehabilitatif.

c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk menciptakan lingkungan

sehat, mulai dari diri sendiri, keluarga lingkuan sekitar, sampai dengan

lingkungan di kecamatan.

d. Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang berkulitas dan

akurat.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada

tiap variabel dari haril penelitian. Data di sajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

1. Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas


Kotapinang Tahun 2019

Jumlah
No Umur
Frekuensi (f) Persentase (%)
1 <20 tahun 0 0,0
2 20-35 tahun 47 48,0
3 >35 tahun 51 52,0
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu yang umur 20-35 tahun sebanyak 47 orang (48,0%) dan ibu yang umur >35

tahun sebanyak 51 orang (52,0%).


51

2. Pengetahuan Responden

Distribusi frekuensi pengetahuan responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas


Kotapinang Tahun 2019

Jumlah
No Pengetahuan
f %
1 Baik 22 22,4
2 Cukup 35 35,7
3 Kurang 41 41,8
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (22,4%), pengetahuan

cukup sebanyak 35 orang (35,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 41 orang

(41,8%)

3. Akses ke Pelayanan Kesehatan

Distribusi frekuensi akses ke pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Akses ke Pelayanan Kesehatan di Wilayah


Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Akses ke Pelayanan Jumlah


No
Kesehatan f %
1 Mudah 41 41,8
2 Sulit 57 58,2
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu yang akses ke pelayanan kesehatan mudah sebanyak 41 orang (41,8%) dan

akses ke pelayanan kesehatan sulit sebanyak 57 orang (58,2%).


52

4. Dukungan Suami

Distribusi frekuensi dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami di Wilayah Kerja


Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Jumlah
No Dukungan Suami
f %
1 Mendukung 61 62,2
2 Tidak mendukung 37 37,8
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu yang yang mendapat dukungan suami dalam melakukan pemeriksaan IVA

sebanyak 61 orang (62,2%) dan suami tidak mendukung sebanyak 37 orang

(37,8%).

5. Dukungan Tenaga Kesehatan

Distribusi frekuensi dukungan tenaga kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga kesehatan di Wilayah


Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Dukungan Tenaga Jumlah


No
Kesehatan f %
1 Mendukung 59 60.2
2 Tidak mendukung 39 39,8
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu yang mendapat dukungan dari tenaga kesehatansebanyak 59 orang (60,2%)

dan yang tidak mendukung sebanyak 39 orang (39,8%).


53

6. Pemeriksaan IVA

Distribusi frekuensi Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja


Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Jumlah
No Pemeriksaan IVA
f %
1 Melakukan 35 35,7
2 Tidak melakukan 63 64,3
Total 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, diketahui

ibu melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang (35,7%) dan yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 63 orang (64,3%).

4.2.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat

ini di lakukan uji statistik chi-square untuk dapat menyimpulkan adanya

hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna, dengan tingkat

kepercayaan 95% (a = 0,05)

1. Hubungan Umur dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia


Subur

Tabulasi silang umur ibu dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan

usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :


54

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Umur Ibu dengan Pemeriksaan IVA
pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotapinang Tahun 2019

Pemeriksaan IVA
Tidak Jumlah p-
No Umur Melakukan
Melakukan value
f % f % f %
1 20-35 tahun 16 16,3 31 31,6 47 48,0
0,904
2 > 35 tahun 19 19,4 32 32,7 51 52,0
Total 35 35,7 63 64,3 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tabulasi silang antara umur

dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur diketahui tidak

ditemukan ibu yang berumur <20 tahun, ibu yang berumur 20-35 tahun sebanyak

47 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 16 orang (16,3%) dan

yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 31 orang (31,6%) sedangkan

pada ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 51 orang dengan melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 19 orang (19,4%) dan yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang (32,7%)

Hasil uji statistik chi-square antara umur ibu dengan pemeriksaan IVA

pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,904 (p<0,05) artinya Ho

ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu

dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.


55

2. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita


Pasangan Usia Subur

Tabulasi silang pengetahuan ibu dengan pemeriksaan IVA pada wanita

pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu dengan


Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Pemeriksaan IVA
Tidak Jumlah p-
No Pengetahuan Melakukan
Melakukan value
f % f % f %
1 Kurang 6 6,1 35 35,7 41 41,8
2 Cukup 12 12,2 23 23,5 35 35,7 0,000
3 Baik 17 17,3 5 5,1 21 21,4
Total 35 35,7 63 64,3 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa tabulasi silang antara

pengetahuan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur diketahui

ditemukan ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 41 orang dengan melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 6 orang (6,1%) dan tidak melakukan pemeriksaan

IVA sebanyak 35 orang (35,7%), ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 35

orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 12 orang (12,2%) dan yang

tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 23 orang (23,5%) sedangkan pada

ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang dengan melakukan pemeriksaan

IVA sebanyak 17 orang (17,3%) dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA

sebanyak 5 orang (5,1%)

Hasil uji statistik chi-square antara pengetahuan ibu dengan pemeriksaan

IVA pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) artinya
56

Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

3. Hubungan Akses ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemeriksaan IVA


pada Wanita Pasangan Usia Subur

Tabulasi silang akses ke pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan IVA

pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun

2019, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Akses ke Pelayanan Kesehatan


dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Pemeriksaan IVA
Akses ke Pelayanan Tidak Jumlah p-
No Melakukan
Kesehatan Melakukan value
f % f % f %
1 Sulit 14 14,3 43 43,9 57 58,2
0,012
2 Mudah 21 21,6 20 20,4 41 41,8
Total 35 35,7 63 64,3 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa tabulasi silang antara akses ke

pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur

diketahui ditemukan ibu yang akses ke pelayanan kesehatan sulit sebanyak 57

orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 14 orang (14,3%) dan yang

tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 43 orang (43,9%) sedangkan pada

ibu yang akses ke pelayanan kesehatan mudah sebanyak 41 orang dengan

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 21 orang (21,6%) dan yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 20 orang (20,4%)

Hasil uji statistik chi-square antara akses ke pelayanan kesehatan dengan

pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,012
57

(p<0,05) artinya Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara akses ke pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada

wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

4. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita


Pasangan Usia Subur

Tabulasi silang dukungan suami dengan pemeriksaan IVA pada wanita

pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami dengan


Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Pemeriksaan IVA
Tidak Jumlah p-
No Dukungan Suami Melakukan
Melakukan value
f % f % f %
1 Tidak mendukung 5 5,1 32 32,7 37 37,8
0,001
2 Mendukung 30 30,1 31 31,6 61 62,2
Total 35 35,7 63 64,3 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa tabulasi silang antara

dukungan suami dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur

diketahui ditemukan ibu yang suami tidak mendukung sebanyak 37 orang dengan

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 4 orang (5,1%) dan yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang (32,7%) sedangkan pada ibu yang suami

mendukung sebanyak 61 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 30

orang (30,1%) dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 31 orang

(31,4%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan suami dengan pemeriksaan

IVA pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) artinya
58

Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

dukungan suami dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

5. Hubungan Dukungan Tenaga kesehatandengan Pemeriksaan IVA pada


Wanita Pasangan Usia Subur

Tabulasi silang dukungan tenaga kesehatandengan pemeriksaan IVA pada

wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan


Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan Usia Subur di
Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019

Pemeriksaan IVA
Dukungan Tenaga Tidak Jumlah p-
No Melakukan
kesehatan Melakukan value
f % f % f %
1 Tidak mendukung 0 0 39 39,8 39 39,8
0,000
2 Mendukung 35 35,7 24 24,5 59 60,2
Total 35 35,7 63 64,3 98 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa tabulasi silang antara

dukungan tenaga kesehatandengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia

subur diketahui ditemukan ibu yang tenaga kesehatantidak mendukung sebanyak

39 orang dengan tidak ada yang melakukan pemeriksaan IVA dan yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 39 orang (39,8%) sedangkan pada ibu

yang tenaga kesehatan yang mendukung sebanyak 59 orang dengan melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang (35,7%) dan yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 24 orang (24,5%)

Hasil uji statistik chi-square antara tenaga kesehatan dengan pemeriksaan

IVA pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) artinya
59

Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

dukungan tenaga kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia

subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Umur dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Pasangan


Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui wanita pasangan usia subur

diketahui tidak ditemukan ibu yang berumur <20 tahun, ibu yang berumur 20-35

tahun sebanyak 47 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 16 orang

dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 31 orang, sedangkan pada

ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 51 orang dengan melakukan pemeriksaan

IVA sebanyak 19 orang dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 32

orang. Hasil uji statistik chi-square antara umur ibu dengan pemeriksaan IVA

pada wanita pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,904 (p<0,05) artinya Ho

ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu

dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

Hasil ini sejalan dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Parapat

tahun 2016 yang berjudul Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat di

Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan

tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan deteksi dini serviks

metode IVA (p=0,07), di Puskesmas Candiroto Temanggung (14).


60

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang lainnya dilakukan oleh Dewi

tahun 2014 dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur. Hasil penelitian tidak ada

hubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks (p=0,306). Berdasarkan

hasil penelitian ini, direkomendasikan untuk lembaga perawatan kesehatan

terutama untuk staf pusat kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pendidikan

kesehatan pencegahan kanker serviks dan memperluas target promosi kesehatan

(15).

Penyakit kanker leher rahim yang istilahnya kesehatannya adalah kanker

serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada

organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina) (17). Penyebab kanker

serviks diketahui adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) sub tipe onkogenik.

Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain: aktivitas seksual pada

usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak

banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau

positif), penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas. Stadium Kanker

Serviks (8).

Menurur Elizabeth yang dikutip Nursalam dalam Wawan dan Dewi, usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Sedangkan menurut Hurlock semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya daripada orang yang belum tinggi
61

kedewasaannya. Hal ini akan dipengaruhi dari pengalaman dan kematangan jiwa

(22). Hasil penelitian yang dilakukan Flora bahwa umur tidak bisa dijadikan

patokan untuk seseorang melakukan pencegahan kanker leher rahim. Hal ini

disebabkan karena ketidaktahuan, tidak ada keluhan ataupun menganggap

pencegahan kanker leher rahim belum diperlukan, banyak WUS yang mengatakan

bahwa mereka tidak merasakan keluhan apapun sehingga merasa tidak

memerlukan pemeriksaan (14).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa ibu diatas 35 tahun dengan tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35

orang. Hasil ini menyatakan tidak ada ada hubungan antara umur dengan

melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan

bahwa semakin tinggi usia seseorang maka semakin baik tingkat kesadaran

mereka dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Akan tetapi

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ternyata umur diantara 20-35

tahun, banyak yang berperilaku kurang dalam melakukan pemeriksaan IVA,

hanya sebagian saja yang melakukan pemeriksaan IVA. Faktor usia dan juga

kematangan dalam berpikir yang mempengaruhi WUS mau melakukan deteksi

dini kanker leher rahim. Berdasarkan responden yang yang diteliti mereka yang

berusia 20 tahun keatas ada belum pernah memeriksakan IVA. Mereka beralasan

tidak pernah dengar tentang pemeriksaan tersebut. Selain itu, beberapa responden

ada yang masih belum memahami tentang keuntungan memeriksakan IVA tes.

Hal ini dapat disebabkan oleh faktor sosial ekonomi, rasa malu dan rasa takut

akan menerima diagnose suatu penyakit. Semakin dewasa umur seharusnya


62

semakin matang dalam berfikir dan akan semakin bijaksana dalam melakukan

deteksi dini kanker leher rahim. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa usia

individu yang diharapkan kedewasaan dan pemikirannya pun sepadan dengan

usianya, justru menolak menyadari dan dengan rendah hati mau melakukan

deteksi dini.

4.3.2. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita


Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ditemukan ibu yang pengetahuan

kurang sebanyak 41 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 6 orang

dan tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang, ibu yang

berpengetahuan cukup sebanyak 36 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA

sebanyak 12 orang dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 23

orang, sedangkan pada ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang dengan

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 17 orang dan yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 5 orang. Hasil uji statistik chi-square antara

pengetahuan ibu dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur

didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) artinya Ho ditolak, Ha diterima maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemeriksaan

IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang

Tahun 2019.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya dilakukan oleh

Lestari tahun 2016 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan

WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan

Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara


63

pengetahuan dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker

serviks (p=0,025) (16).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Dewi tahun

2014 dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan

Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan antara pengetahuan (p=0,045) Berdasarkan hasil penelitian ini,

direkomendasikan untuk lembaga perawatan kesehatan terutama untuk staf pusat

kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pendidikan kesehatan pencegahan

kanker serviks dan memperluas target promosi kesehatan (15).

Menurut Notoadmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa

pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour) (10).

Wanita yang memiliki pengetahuan kurang cenderung tidak melakukan

pemeriksaan IVA jika dibandingkan dengan wanita yang pengetahuannya cukup.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Anggiasih), wanita yang

belum pernah melakukan pemeriksaan IVA cenderung memiliki pengetahuan

yang minim dan memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai

pemeriksaan IVA. Mungkin saja pengetahuan yang didapatkan belum sempurna,

sehingga wanita yang belum pernah melakukan pemeriksaan belum merasa yakin

terhadap manfaat yang didapat dari pemeriksaan IVA (4).


64

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian diketahui mayoritas ibu

kurang memiliki pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks atau dengan kata

lain ibu memiliki pengetahuan yang kurang sehingga dapat diketahui dengan

pengetahuan yang kurang ataupun cukup akan berdampak pada perilaku ibu yang

tidak melakukan pemeriksaan IVA. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil

penelitian ini responden yang berpengetahuan baik tentang tes IVA akan

mempunyai kepatuhan dalam melakukan tes IVA karena mereka tahu bahaya

serta dan dampak dari penyakit yang paling ditakuti wanita yaitu kanker leher

rahim dengan adanya tes IVA kanker leher rahim dapat ditemukan pada stadium

awal. Responden yang menjalani tes IVA cenderung mendapatkan informasi

tentang tes IVA lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak

menjalani tes IVA. Responden berpengetahuan cukup hal ini dikarenakan

cukupnya informasi serta semakin canggihnya kemajuan teknologi untuk

mendapatkan informasi, baik media massa maupun media cetak. Sedangkan

responden yang berpengetahuan kurang disebabkan kurangnya informasi yang

mereka dapat, khususnya informasi tentang tes IVA yang menyebabkan

responden tersebut tidak ingin melakukan tes IVA.

4.3.3. Hubunga Akses ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemeriksaan IVA


pada Wanita Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ibu yang akses ke pelayanan

kesehatan sulit sebanyak 57 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak

14 orang dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 43 orang,

sedangkan pada ibu yang akses ke pelayanan kesehatan mudah sebanyak 41 orang

dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 21 orang dan yang tidak


65

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 20 orang. Hasil uji statistik chi-square

antara akses ke pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita

pasangan usia subur didapatkan nilai p = 0,012 (p<0,05) artinya Ho ditolak, Ha

diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara akses ke pelayanan

kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah

Kerja Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya dilakukan oleh

Lestari tahun 2016 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan

WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan

Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara, akses

informasi dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks

(p=0,042) (16).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parapat

tahun 2016 menyatakan hal yang sama dengan judul Faktor Faktor yang

Berhubungan dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi

Visual Asam Asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami

dalam deteksi dini serviks metode IVA kanker (p=0,026), Dan hasilnya adalah

faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dalam deteksi dini serviks dengan

metode IVA di Puskesmas Candiroto Temanggung adalah paparan informasi (14)

Aksesibilitas masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya

kondisi geografis, luas wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana dasar, dan

kemajuan suatu daerah. Seperti dari dua contoh provinsi dengan rasio terendah
66

seluruhnya berada di wilayah timur yaitu Papua Barat dan Papua yang akses

pelayanan kesehatannya sulit untuk dijangkau oleh masyarakat setempat. Hal ini

dapat disebabkan karena wilayah kerja yang luas dengan medan yang sulit serta

keterbatasan sistem transportasi untuk menjangkau pelayanan kesehatan (7).

Dilihat dari sifat upaya mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat dari

2 aspek yakni pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup dua askep yakni kuratif (pengobatan penyakit) dan

rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Sedangkan peningkatan mencakup 2 aspek

yakni preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan itu

sendiri). Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu

wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan

adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana

kesehatan yang ada di masyarakat yaitu Puskesmas, Poliklnik, BPS dan

sebagainya (21).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

akses seorang responden ke pelayanan kesehatan mempengaruhi terhadap wanaita

pasangan usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA, dimana dapat diketahui

akses yang sulit juga berdampak pada wanita pasangan usia subur tidak

melakukan pemeriksaan IVA. Jarak dalam penelitian ini adalah jarak rumah ibu

ke tempat pemeriksaan IVA yaitu Puskesmas Kotapinang yaitu ibu yang tinggal

di Desa Nagodang berjarak lebih kurang 6 km, Desa Sosopan berjarak lebih

kurang 7 km, dan Desa Sei Rumbia berjarak lebih kurang 9 km sedangkan untuk

Desa Kotapinang ada beberapa ibu yang berjarak lebih dari 2 km karena desa
67

tersebut merupakan desa yang terbesar yang memiliki 13 lingkungan di Wilayah

Kerja Puskesmas Kotapinang. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan chi-

square test antara variabel jarak dengan perilaku deteksi dini kanker leher rahim

metode IVA menunjukkan ada hubungan yang bermakna secara statistik. Dalam

penelitian ini, sebagian besar responden memiliki sepeda motor, sehingga apabila

ingin pergi ke puskesmas biasanya ibu menggunakan sepeda motor. Hanya ada

beberapa ibu yang menggunakan angkutan umum. Tetapi dari hasil penelitian

dapat diketahui wilayah kerja puskesmas kotapinang memiliki cakupan 5 desa

sebagai cakupan wilayah kerjanya. Sehingga dapat diketahui ibu yang rumah jauh

dari puskesmas maka semakin besar kemungkinan ibu tidak melakukan

pemeriksaan IVA.

4.3.4. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita


Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ditemukan ibu yang suami

mendukung sebanyak 37 orang dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 4

orang dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang,

sedangkan pada ibu yang suami tidak mendukung sebanyak 61 orang dengan

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 30 orang dan yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 31 orang. Hasil uji statistik chi-square antara

dukungan suami dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur

didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) artinya Ho ditolak, Ha diterima maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan pemeriksaan

IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang

Tahun 2019.
68

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya dilakukan oleh

Lestari tahun 2016 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan

WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan

Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara

dukungan suami dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker

serviks (p=0,010) (16).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rasyid tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Wanita Usia

Subur (WUS) tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Singgani. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan perilaku WUS

dengan nilai p=0,063 > 0,05. Tenaga kesehatan diharapkan memberikan

informsasi tentang kanker leher rahim beserta pencegahannya. Agar masyarakat

mengetahui dampak dan risiko tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim

metode IVA (12).

Dukungan yang diberikan kepada WUS dari suami/keluarga bisa berupa

pemberian informasi tentang pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker leher

rahim. Dukungan yang diberikan juga berupa respon atau tanggapan yang positif

jika responden mengajak diskusi tentang masalah kesehatan wanita, salah satunya

kanker serviks dan IVA test. Melakukan penyuluhan kepada suami agar

menambah pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA, sehingga

suami dengan mudah mendorong istrinya untuk melakukan pemeriksaan dini

terhadap kanker leher rahim (12).


69

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

mayoritas ibu mendapat dukungan dari suami untuk melakukan pemeriksaan IVA

tetapi juga dapat diketahui ibu yang mendapat dukungan dari suami tetapi masih

banyak ibu yang tidak mau melakukan pemeriksaan IVA. Dukungan suami sangat

berperan dalam pengambilan keputusan istri. Daerah Kecamatan Kotapinang

masih berpegang teguh dengan adat dan budaya. Salah satunya adalah budaya

dimana suami memiliki posisi tertinggi dalam keluarga dan sangat berpengaruh

dalam setiap keputuan dalam keluarga termasuk dalam keputusan untuk

melakukan pemeriksaan IVA. Tetapi dalam penelitian ini belum cukup untuk

mempengaruhi ibu dalam melakukan pemeriksaan IVA karena hal ini dapat

disebabkan oleh rasa malu dan rasa takut akan menerima diagnose suatu penyakit.

Semakin dewasa umur seharusnya semakin matang dalam berfikir dan akan

semakin bijaksana dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa usia individu yang diharapkan kedewasaan dan

pemikirannya pun sepadan dengan usianya, justru menolak menyadari dan dengan

rendah hati mau melakukan deteksi dini.

4.3.5. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pemeriksaan IVA


pada Wanita Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ditemukan ibu yang tenaga

kesehatan tidak mendukung sebanyak 39 orang dengan tidak ada yang melakukan

pemeriksaan IVA dan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 39 orang

sedangkan pada ibu yang tenaga kesehatan yang mendukung sebanyak 59 orang

dengan melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang dan yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 24 orang. Hasil uji statistik chi-square


70

antara tenaga kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia

subur didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) artinya Ho ditolak, Ha diterima maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan

dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja

Puskesmas Kotapinang Tahun 2019.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rasyid tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Wanita Usia

Subur (WUS) tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Singgani. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan

perilaku WUS dengan nilai p=0,002<0,05. Tenaga kesehatan diharapkan

memberikan informsasi tentang kanker leher rahim beserta pencegahannya.

Agar masyarakat mengetahui dampak dan risiko tidak melakukan deteksi dini

kanker leher rahim metode IVA (12).

Penelitian lainnya menyatakan hal yang sama yang dilakukan oleh Lestari

tahun 2016 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan WUS

dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara dukungan kader

dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks (p=0,009)

(16).

Tenaga kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga


71

cenderung dalam merubah tingkah lakunya. Dalam meningkatkan kesehatan

masyarakat dapat dilakukan dengan cara health promtion (promosi kesehatan).

Promosi kesehatan sendiri dapat dilakukan dengan cara pelatihan pelatihan pada

masyarakat, mentransformasikan pengetahuan dan memberikan dukungan pada

masyarakat (10).

Menurut Depkes RI, kader adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk

menangani masalah kesehatan, baik perseorangan maupun masyarakat, serta

bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat pelayanan kesehatan

dasar. Kader yang dimaksud adalah kader kesehatan yang merupakan salah satu

kelompok refrensi yang mempunyai tugas untuk ikut membantu tenaga kesehatan

dalam melakukan penyuluhan kesehatan. Apabila seseorang dianggap penting

maka perilakunya akan ditiru oleh masyarakat, sehingga sebagai orang yang

dipercaya dalam hal kesehatan peran aktif kader disini akan mempengaruhi WUS

dalam deteksi dini kanker serviks (16).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa mayoritas responden mendapat dukungan dari tenaga kesehatan atau

responden sudah diberikan penyuluhan tentang pemeriksaan IVA dalam

medeteksi dini kanker serviks. Dukungan yang diberikan kepada responden

merupakan informasi yang diberikan dalam melakukan pemeriksaan IVA untuk

mendeteksi dini kanker serviks yang kemungkinan dialami oleh responden serta

penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Bahkan bentuk dukungan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan adalah selalu mendamping ibu dalam melakukan

pemeriksaan, anjuran untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan support


72

dan semangat kepada ibu-ibu untuk melakukan pemeriksaan. Dukungan yang

telah diberikan seharusnya dapat memberikan motivasi kepada ibu untuk

melakukan pemeriksaan IVA, karena dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui

hasil tentang kemungkinan terjadinya kaknker serviks yang diderita oleh

responden sehigga dapat langsung diberikan terapi untuk mengatasi masalah

tersebut. Tetapi dalam penelitian ini belum cukup untuk mempengaruhi ibu

dalam melakukan pemeriksaan IVA karena hal ini dapat disebabkan oleh rasa

malu dan rasa takut akan menerima diagnose suatu penyakit. Oleh sebab itu

dibutuhkan peran tenaga kesehatan untuk dapat memberikan informasi yang

benar, tepat dan sesuai dengan usia reponden sehingga responden termotivasi

untuk dapat melakukan deteksi dini kanker leher rahim.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan umur dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan

usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang dengan p-value=0,904 >

α) sebesar 0,05. =0,05.

2. Ada hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pasangan

usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang dengan p-value=0,000 <

α) sebesar 0,05. =0,05.

3. Ada hubungan akses ke pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada

wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang dengan

p-value=0,012 < α) sebesar 0,05. =0,05.

4. Ada hubungan dukungan suami dengan pemeriksaan IVA pada wanita

pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang dengan p-

value=0,001 < α) sebesar 0,05. =0,05.

5. Ada hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada

wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Kotapinang dengan

p-value=0,000 < α) sebesar 0,05. =0,05.

73
74

5.2. Saran

5.2.1. Secara Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan agar hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai tambahan wacana tentang faktor (umur, pengetahuan,

akses ke pelayanan kesehatan, dukungan suami dan dukungan tenaga

kesehatan) yang berhubungan dengan pemeriksaan visual asam asetat (IVA).

Hasil penelitian ini juga dapat menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai dasar sumber bagi penelitian selanjutnya dengan topik penelitian

yang sama, dan dapat dikembangkan untuk lebih baik lagi isi dan materi

penelitian selanjutnya.

5.2.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

a. Diharapkan kepada masyarakat khususnya pasagan usia subur yang

sudah aktif melakukan hubungan seksual untuk melakukan tindakan

pemeriksaan IVA dan juga aktif dalam mencari informasi dalam upaya

peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks dan tindakan deteksi

dini untuk pencegahan terjadinya kanker serviks.

b. Bagi wanita pasangan usia subur yang memiliki hasil abnormal tetap

melakukan deteksi dini secara rutin dan memberi motivasi serta

mengajak wanita pasangan usia subur lain yang belum melakukan


75

deteksi dini untuk melakukan deteksi secara dini kanker serviks

dengan pemeriksaan IVA.

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan kepada tempat penelitian untuk

a. Meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini

kanker leher rahim metode IVA oleh tenaga kesehatan kepada

pasangan usia subur melalui penyuluhan, konseling, atau mengajak

untuk ikut melakukan pemeriksaan IVA.

b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker leher rahim dan

pemeriksaan IVA dengan cara memperluas sasaran promosi kesehatan,

tidak hanya pada wanita pasangan usia subur saja, tetapi juga pada

suami dan keluarga agar nantinya juga mendukung istri ata anak

wanita untuk melakukan pemeriksaan IVA.

c. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan

pemeriksaan IVA atau mendekatkan pelayanan pemeriksaan IVA pada

wanita pasangan usia subur dengan mengaktifkan pelayanan IVA di

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas

Kotapinang seperti Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan lain-lain.

d. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dan dokter wanita dapat memberi

motivasi kepada pasangan usia subur untuk deteksi dini kanker serviks agar

wanita pasangan usia subur mengetahui yang memeriksa adalah tenaga

kesehatan wanita sehingga wanita pasangan usia subur tidak malu untuk

melakukan deteksi secara dini kanker serviks khususnya pemeriksaan IVA.


DAFTAR PUSTAKA

1. Nurwijaya H. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Elex Media


Komputindo; 2013.
2. Rahayu DS. Asuhan Ibu dengan Kanker serviks. Jakarta Salemba Med.
2015;
3. Kartikawati E. Awas Bahaya Kanker Payudara dan Kanker Serviks.
Bandung Buku Baru. 2013;
4. Salmah S, Rajab W, Djulaeha E. Faktor Dominan yang Berhubungan
dengan Perilaku Pemeriksaan PAP Smear pada Wanita Usia SUBUR.
JIlmu Dan Teknol Kesehat. 2013;1(1):5–11.
5. WHO. World Health Statistics 2016: Monitoring Health for the SDGs
Sustainable Development Goals. World Health Organization; 2016.
6. Kementrian Kesehatan RI. Situasi penyakit kanker. Pusat data dan
Informasi kementrian Kesehat RI. 2015;
7. Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia 2015. Kementeri Kesehat RI, Jakarta. 2016;
8. Kementrian Kesehatan RI. Panduan Penatalsanaan Kanker Serviks. Kom
Penanggulangan Kanker Nasional. 2016;
9. Arum SP. Stop Kanker Serviks. Yogyakarta Buku Pint. 2015;
10. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta. Promosi Kesehat dan Ilmu Perilaku. 2012;
11. Dewi L. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Wanita Usia
Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. J ProNers. 2014;1(1).
12. Rasyid N, Afni N. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Wus
(Wanita Usia Subur) Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Promotif. 2017;7(1):63–75.
13. Febriani CA. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus
Lampung. J Kesehat. 2016;7(2):228–37.
14. Parapat FT, Susanto HS, Saraswati LD. Faktor Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual
Asam Asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. J Kesehat
Masy. 2016;4(4):363–70.
15. Dewi YI. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan
Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur. JOnline Mhs Bid Ilmu
Keperawatan. 2014;1(2):1–8.
16. Lestari IS, Yuli Kusumawati SKM, Werdani KE. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kesediaan WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker
Serviks di Puskesmas Manahan Surakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2016.
17. Purwoastuti TE, Walyani ES. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi &
Keluarga Berencana. Pustaka Baru Press; 2015.

76
77

18. Tilong AD. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Flash
Books. 2017.
19. Chen R. Solusi Cerdas Mencegah dan Mengobati Kanker. Cetakan
pertama. PT AgroMedia Pustaka. 2012.
20. Dewi MUK. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
Untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta: Trans Info Medika. 2013.
21. Syafrudin F. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Trans
Infomedia: Jakarta. 2011.
22. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
23. Saputra L. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Pamulang: Binarupa
Aksara Publisher. 2013.
24. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Cita Pustaka Media Perintis: Bandung.
2015.
25. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS dalam Penelitian Bidang Kesehatan dan
Umum. Medan: Citapustaka Media Perintis. 2015.
Lampiran 1 78

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa
Program Studi S1 Kesehatan Masyarat Institut Kesehatan Helvetia Medan,
Nama : Nurmelinda Hasibuan
NIM : 1702021336
Bermaksud mengadakan uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian
dengan judul “Faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas
Kota Pinang Kec. Kotapinang Kab. Labuhanbatu Selatan tahun 2019”. Untuk
terlaksananya kegiatan tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner berikut. Jawaban Saudara akan Saya
jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Saudara berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon kiranya
Saudara terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden (informed consent).
Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara
dalam penelitian ini, Saya ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Responden Peneliti,

( ) (Nurmeilinda Hasibuan)
79

KUESIONER
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN
INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA PASANGAN
USIA SUBUR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PINANG
KECAMATAN KOTAPINANG KABUPATEN
LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2019

I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan terakhir :
II. Petunjuk
Berilah tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban yang ibu anggap benar.

KUESIONER
A. Pengetahuan kanker serviks
Jawaban
No Pernyataan
Benar Salah
1 Kanker leher rahim (serviks) merupakan penyakit
ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang
leher rahim.
2 Penyebab kanker serviks adalah virus disebabkan
dari hubungan seksual
3 Keputihan dan pendarahan merupakan gejala-gejala
kanker leher rahim/kanker serviks
4 Berganti-ganti pasangan dapat memperbesar resiko
untuk terkena kanker serviks karena banyaknya
pasangan, kemungkinan untuk tertular virus
semakin besar
5 Faktor resiko dari kanker serviks, dapat disebabkan
dari jumlah kelahiran, virus HPV dan merokok
6 Stadium kanker serviks terdiri dari 4 stadium
7 Pemeriksaan metode asam visual asetat dapat
mendeteksi kanker leher rahim
8 Manfaat pemeriksaan IVA adalah dapat mendeteksi
gejala awal kanker serviks
9 Hasil pemeriksaan IVA disebut negatif jika serviks
tetap berwarna merah muda homogen dengan
pemukaan halus setelah dilakukan pemeriksaan
80

dengan asama asetat (cuka) 3-5%


10 Hasil pemeriksaan kanker serviks dengan metode
IVA disebut positif jika serviks tampak berwarna
lebih putih
11 Sebaiknya seorang wanita mulai melakukan
pemeriksaan IVA, saat menjelang menopause
12 Sebaiknya seorang wanita melakukan pemeriksaan
kanker serviks dengan metode IVA 3 tahun sekali
13 Kanker serviks pada stadium lanjut memiliki gejala
penurunan berat badan yang drastis
14 Pemeriksaan kanker leher rahim dapat dilakukan
dengan pemeriksaan IVA
15 Hasil pemeriksaan dengan metode IVA lebih cepat
diketahui dibandingkan dengan metode
pemeriksaan lain
16 Pemeriksaan IVA dapat dilakukan kapan saja
kecuali pada saat haid
17 Waktu yang tepat untuk melakukan IVA adalah
satu atau dua minggu setelah berakhir masa
menstruasi

B. Akses ke Pelayanan Kesehatan


No Pernyataan Ya Tidak
1 Puskesmas tempat ibu melakukan pemeriksaan
kanker serviks dengan cara IVA, jauh dari tempat
tinggal ibu
2 Akses menuju ke puskesmas membutuhkan ongkos
atau biaya yang banyak
3 Kondisi jalan ke puskesmas rusak atau jelek
4 Puskesmas tempat ibu melakukan pemeriksaan
IVA tidak dilalui oleh transportasi umum

5 Waktu yang dibutuhkan untuk menuju puskesmas


cukup lama (sekitar 1 jam atau lebih) dari tempat
tinggal ibu

C. Dukungan Suami
No. Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Informasi
1 Suami memberitahukan kepada ibu tentang
bahaya kanker leher rahim
2 Suami memberikan informasi kepada ibu tentang
81

pentingnya pemeriksaan IVA

Dukungan Penghargaan/Penilaian
3 Suami memberikan izin kepada ibu dalam
melakukan deteksi dini kanker serviks dengan
cara IVA
4 Suami meyakinkan ibu untuk tidak khawatir/takut
saat melakukan deteksi dini kanker serviks dengan
cara IVA
5 Suami ibu menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan
cara IVA
Dukungan Instrumental
6 Suami memberikan dukungan saat dilakukannya
pemeriksaan IVA
7 Suami pernah ikut berperan serta mendamping ibu
dalam melakukan pemeriksaan IVA
8 Suami ikut memilih fasilitas kesehatan mana yang
akan digunakan ibu jasanya untuk melakukan
pemeriksaan IVA
Dukungan Emosional
9 Suami selalu membicarakan tentang pemeriksaan
IVA
10 Ibu lebih percaya diri setelah suami mendukung
ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA
11 Ibu tetap bersemangat untuk melakukan
pemeriksaan IVA karena suami selalu mendukung
ibu

D. Dukungan Tenaga Kesehatan


No. Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Informasi
1 Petugas kesehatan memberitahukan kepada ibu
tentang bahaya kanker leher rahim
2 Petugas kesehatan memberikan informasi kepada
ibu tentang cara mendeteksi dini kanker serviks
dengan pemeriksaan IVA

Dukungan Penghargaan/Penilaian
3 Petugas kesehatan menyarankan kepada ibu dalam
melakukan deteksi dini kanker dengan cara IVA
4 Petugas kesehatan meyakinkan ibu untuk tidak
khawatir/takut saat melakukan pemeriksaan IVA
5 Petugas kesehatan meyakinkan ibu untuk
82

melakukan pemeriksaan IVA

Dukungan Instrumental
6 Petugas kesehatan memberikan dukungan saat
dilakukannya pemeriksaan IVA
7 Petugas kesehatan berperan serta mendamping ibu
dalam melakukan pemeriksaan IVA agar ibu tidak
merasa cemas
8 Petugas kesehatan menganjurkan ibu untuk ke
fasilitas kesehatan/puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan IVA
Dukungan Emosional
9 Ibu lebih percaya diri setelah petugas kesehatan
mendukung ibu untuk melakukan pemeriksaan
IVA
10 Ibu tetap bersemangat untuk melakukan
pemeriksaan IVA karena petugas kesehatan selalu
mendukung ibu

E. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)


Berilah tanda silang (x) untuk salah satu jawaban dibawah ini, sesuai dengan
yang ibu lakukan.
1. Apakah ibu pernah melakukan test Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
Jika menjawab tidak pernah alasanya adalah
……………………………...…………………………………………
……………………………...…………………………………………
……………………………...…………………………………………
……………………………...…………………………………………
……………………………...…………………………………………
Lampiran 2 83

MASTER TABEL UJI VALIDITAS KUESIONER

Pengetahuan Akses
Umu Pendidika
No Nama Pekerjaan Total
r n
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TotalP A1 A2 A3 A4 A5 A
1 Ny. N 38 IRT SMA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0 0 0 0 0 0
2 Ny. E 32 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0 0 0 0 0 0
3 Ny. S 37 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16 0 0 0 0 0 0
4 Ny. MS 32 Guru S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0
5 Ny. K 31 IRT SMA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0
6 Ny. M 28 IRT SMP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0
7 Ny. ES 28 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0 1 0 0 0 1
8 Ny. N 37 IRT SMP 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 0 0 0 0 0 0
9 Ny. RE 26 Guru S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0
10 Ny. NH 26 Guru S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0
11 Ny. HA 28 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 1 0 1
12 Ny. WF 30 IRT SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17 1 1 0 0 0 2
13 Ny. MT 33 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0
14 Ny. S 27 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 0 0 0 0 0 1
15 Ny. S 28 IRT SMA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0
16 Ny. R 40 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1 1 1 0 0 3
17 Ny. MD 35 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 0 0 1 0 0 1
18 Ny. FH 28 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 0 0 0 0 0 0
19 Ny. S 32 IRT SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 0 0 0 0 0 0
20 Ny. D 29 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0
21 Ny. A 36 Swasta SD 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0 0 0 0 0 0
22 Ny. M 28 IRT SD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 0 0 1 0 0 1
23 Ny. W 32 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 0 0
84

Pengetahuan Akses
Umu Pendidika
No Nama Pekerjaan Total
r n
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TotalP A1 A2 A3 A4 A5 A
24 Ny. T 30 IRT SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 0 0 0 0 0 0
25 Ny. NS 46 Guru S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 0 1 1 4
26 Ny. J 38 IRT SMP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 17 0 0 0 0 0 0
27 Ny. SR 34 Honorer S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 1 1 1 5
28 Ny. A 42 IRT SD 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 1 1 1 1 1 5
29 Ny. R 40 Wiraswasta SD 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
30 Ny.DA 28 PNS S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 0 0 0 0 1

MASTER TABEL UJI VALIDITAS KUESIONER


85

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan


DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 TotalDS DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 DP11 DP12 Total DP
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 7
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 5
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10
Lampiran 3

MASTER TABEL PENELITIAN


86

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA
WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PINANG KECAMATAN
KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2019

Pengetahuan Akses

Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Umur

Kategori
Kategori

TotalA
TotalP
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 A1 A2 A3 A4 A5

1 Ny. S 47 3 IRT SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1


2 Ny. R 35 2 IRT SMA 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 0 0 2
3 Ny. AS 34 2 IRT SMA 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 5 1
4 Ny. I 30 2 IRT SMA 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 9 1 1 1 1 1 1 5 1
5 Ny. MY 34 2 IRT SMA 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 8 1 0 0 0 0 0 0 2
6 Ny. AN 33 2 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 3 0 0 0 0 0 0 2
7 Ny. LG 42 3 Guru S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
8 Ny. RP 39 3 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 1 1 1 1 0 1 4 1
9 Ny. JS 39 3 IRT D3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
10 Ny. DI 40 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
11 Ny. HS 35 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
12 Ny. BS 36 3 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 9 2 0 0 0 0 0 0 2
13 Ny. N 38 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
14 Ny. AM 45 3 IRT SMP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 1 0 0 0 1 0 1 1
15 Ny. ND 35 2 IRT SMA 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
16 Ny. ES 40 3 IRT SD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 2
17 Ny. VS 37 3 IRT SMA 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
87

Pengetahuan Akses

Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Umur

Kategori
Kategori

TotalA
TotalP
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 A1 A2 A3 A4 A5

18 Ny. LN 43 3 IRT SMA 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 2


19 Ny. SY 32 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
20 Ny. RM 37 3 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
21 Ny. D 39 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
22 Ny. EA 39 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
23 Ny. W 34 2 IRT SMA 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 6 1 0 0 0 0 0 0 2
24 Ny. H 32 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
25 Ny. NH 45 3 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
26 Ny. DS 33 2 IRT D3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 2 1 1 1 1 1 5 1
27 Ny. NY 33 2 IRT SMA 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
28 Ny. TA 37 3 IRT SMA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 11 2 0 0 0 0 0 0 2
29 Ny. S 35 2 IRT SMP 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 1 1 1 1 1 1 5 1
30 Ny.NS 38 3 Guru D3 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11 2 0 0 0 0 0 0 2
Wiraswast
31 Ny.M 36 3a MTS 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 1 0 0 0 1 0 1 1
Wiraswast
32 Ny.IS 34 2a SMA 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
33 Ny.RS 39 3 PNS D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
34 Ny.SAP 35 2 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 10 2 0 0 0 0 0 0 2
35 Ny.M 34 2 IRT D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
36 Ny.R 35 2 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12 2 0 0 0 0 0 0 2
37 Ny.SP 43 3 IRT SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
38 Ny.E 30 2 Wiraswast D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 1 1 1 1 1 5 1
88

Pengetahuan Akses

Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Umur

Kategori
Kategori

TotalA
TotalP
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 A1 A2 A3 A4 A5

a
39 Ny.N 35 2 IRT SD 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 0 0 2
40 Ny.SH 33 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 12 2 1 1 1 1 1 5 1
41 Ny.N 37 3 IRT D3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
42 Ny.UD 37 3 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6 1 0 0 0 0 0 0 2
43 Ny.B 40 3 IRT SMA 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 5 1
44 Ny.E 45 3 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 5 1
45 Ny.RW 35 2 IRT SMA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
46 Ny.NS 41 3 IRT SMA 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11 2 0 0 0 0 0 0 2
47 Ny.RS 45 3 IRT SMA 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
48 Ny.ND 42 3 IRT SMP 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 10 2 1 1 1 1 1 5 1
49 Ny.M 35 2 IRT SD 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 2
50 Ny.NT 40 3 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
51 Ny.J 35 2 Guru S1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 2 0 0 0 0 0 0 2
52 Ny.MS 40 3 IRT SMA 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 11 2 1 1 1 1 1 5 1
53 Ny.R 34 2 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 2
54 Ny.JL 35 2 IRT SMA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 5 1
55 Ny.R 40 3 IRT SMP 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7 1 1 1 1 1 1 5 1
56 Ny.RS 35 2 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 7 1 0 0 0 0 0 0 2
57 Ny.W 45 3 IRT SMA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
58 Ny.RSH 30 2 IRT SMA 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 5 1
59 Ny.NS 42 3 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 0 0 2
60 Ny.R 40 3 Wiraswast SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 1 1 1 1 1 1 5 1
89

Pengetahuan Akses

Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Umur

Kategori
Kategori

TotalA
TotalP
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 A1 A2 A3 A4 A5

a
61 Ny.R 47 3 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 2
62 Ny.AH 35 2 IRT SD 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 2
63 Ny.J 35 2 IRT SMA 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 5 1
64 Ny.SS 40 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 0 0 0 0 0 0 2
65 Ny.SM 34 2 IRT SMA 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 8 1 1 1 1 1 1 5 1
Wiraswast
66 Ny.DE 32 2a SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 12 2 1 1 1 1 1 5 1
67 Ny.N 34 2 IRT SMA 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 0 0 0 0 0 0 2
68 Ny.HY 37 3 IRT SMA 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 7 1 1 1 1 1 1 5 1
69 Ny.N 34 2 IRT SMA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 12 2 1 1 0 0 0 2 1
70 Ny.AS 33 2 Guru S1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 11 2 0 0 0 0 0 0 2
71 Ny.PI 39 3 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
72 Ny.A 48 3 IRT SD 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 5 1 0 0 0 0 0 0 2
73 Ny.S 35 2 IRT SMP 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1 0 0 0 1 0 1 1
74 Ny.ASN 38 3 PNS S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 14 3 0 0 0 1 0 1 1
75 Ny.H 35 2 IRT SMA 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 9 1 0 0 0 1 0 1 1
76 Ny.S 45 3 IRT SMP 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 11 2 1 0 0 0 0 1 1
77 Ny.MY 35 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 11 2 0 0 0 1 0 1 1
78 Ny.RF 40 3 IRT SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 0 0 0 0 0 0 2
79 Ny.RS 41 3 IRT SMA 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7 1 0 0 0 1 0 1 1
80 Ny.S 39 3 IRT SMP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 0 2 1
81 Ny.S 34 2 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 8 1 1 0 0 0 1 2 1
90

Pengetahuan Akses

Pendidikan
Pekerjaan
Kategori
Umur

Kategori
Kategori

TotalA
TotalP
No Nama
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 A1 A2 A3 A4 A5

82 Ny.AM 30 2 PNS D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 14 3 0 0 0 0 0 0 2
83 Ny.SE 40 3 IRT SMA 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 3 1 0 0 0 0 1 1
84 Ny.NW 31 2 IRT SMA 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 2 0 0 0 0 0 0 2
85 Ny.B 26 2 Guru SMK 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 12 2 1 1 0 0 1 3 1
86 Ny.N 47 3 IRT SD 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 1 1
87 Ny.AP 45 3 IRT SD 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 2
88 Ny.L 48 3 IRT SMP 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 2
89 Ny.R 42 3 IRT SMP 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 1 0 0 0 1 0 1 1
90 Ny.RSR 31 2 IRT SMA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 12 2 0 0 0 1 0 1 1
91 Ny.HH 45 3 IRT SD 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 8 1 1 1 0 0 1 3 1
Ny.TM
92 N 30 2 IRT SMA 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 1 0 0 0 0 0 0 2
93 Ny.MR 20 2 IRT SD 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 1 0 0 0 0 0 0 2
94 Ny.RN 39 3 PNS S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 3 0 0 0 1 0 1 1
95 Ny.ET 34 2 IRT S1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 3 0 0 0 0 0 0 2
96 Ny.HI 36 2 IRT SMA 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 2
97 Ny.H 45 3 IRT SD 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 0 1 1
98 Ny.NH 31 2 IRT SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 3 0 0 0 1 0 1 1

Keterangan :
Umur Pengetahuan Akses Ke Pelayanan Kesehan
91

3 : < 20 tahun 1 : Kurang (Skor <10) 1 : Sulit (Skor 1-5)


2 : 20-35 tahun 2 : Cukup (Skor 10-12) 2 : Mudah (Skor 0)
1 : > 35 tahun 3 : Baik (Skor 13-17)

MASTER TABEL PENELITIAN


92

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA
WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PINANG KECAMATAN
KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2019

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan Pem_


No
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 TotalDS Kategori DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 Total DP Kategori IVA

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 1 1
2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 2 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1
5 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
6 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
8 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
12 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 6 2 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
93

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan Pem_


No
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 TotalDS Kategori DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 Total DP Kategori IVA

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
23 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6 2 1
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
31 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
34 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
36 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
39 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 2 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 1 1
41 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
94

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan Pem_


No
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 TotalDS Kategori DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 Total DP Kategori IVA

46 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 2 1
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 3 1 1
51 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 1 1
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1 1
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
57 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 1 1
59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 1 1
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 5 1 1
61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4 1 1
62 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 1 1
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 1
67 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
69 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1
70 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 2 1
95

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan Pem_


No
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 TotalDS Kategori DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 Total DP Kategori IVA

71 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 2 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 1 1
72 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 1 1
73 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 1 1
74 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 1 1
75 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 1 1
76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
77 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
78 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
79 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1
80 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
81 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 1 1
82 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
83 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
84 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
85 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 8 2 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 1
86 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 1 1
87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
88 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 1 1
89 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 1 1
90 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 1 1
91 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 1 1
92 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1
93 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
94 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
95 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2
96

Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan Pem_


No
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 TotalDS Kategori DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 Total DP Kategori IVA

96 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 1
97 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 1 1
98 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 4 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4 1 1

Keterangan :
Dukungan Suami Dukungan Penkes
1 : Tidak Mendukung (Skor <7) 1 : Tidak Mendukung (<6)
2 : Mendukung (Skor 7-11) 2 : Mendukung (6-10)
Lampiran 4 97

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER


Pengetahuan
98

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TOTALP
** ** ** ** ** ** * ** ** * ** ** ** **
P1 Pearson 1 1.000 .473 .695 -.102 -.034 .337 .695 .695 .473 .371 -.073 .695 .695 .371 .473 .557 .556 .473 .557** .869**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .590 .856 .069 .000 .000 .008 .043 .702 .000 .000 .043 .008 .001 .002 .008 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
P2 Pearson 1.000** 1 .473** .695** -.102 -.034 .337 .695** .695** .473** .371* -.073 .695** .695** .371* .473** .557** .556** .473** .557** .869**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .590 .856 .069 .000 .000 .008 .043 .702 .000 .000 .043 .008 .001 .002 .008 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
** ** ** ** * ** ** *
P3 Pearson .473 .473 1 .288 .015 .473 .479 .288 .288 .423 .049 .135 .681 .288 .049 .712 .196 .192 .423 .196 .649**
Correlation
Sig. (2-tailed) .008 .008 .122 .935 .008 .007 .122 .122 .020 .797 .478 .000 .122 .797 .000 .299 .317 .020 .299 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
P4 Pearson .695** .695** .288 1 -.147 -.050 .169 .464** .464** .288 .535** -.105 .464** .464** .200 .288 .356 .556** .288 .356 .655**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .122 .437 .795 .373 .010 .010 .122 .002 .581 .010 .010 .288 .122 .053 .002 .122 .053 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
**
P5 Pearson -.102 -.102 .015 -.147 1 .337 -.118 -.147 -.147 -.216 -.079 .479 -.147 -.147 .118 .015 .079 .073 .015 .079 .123
Correlation
Sig. (2-tailed) .590 .590 .935 .437 .069 .535 .437 .437 .251 .679 .007 .437 .437 .534 .935 .679 .707 .935 .679 .518
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
** ** **
P6 Pearson -.034 -.034 .473 -.050 .337 1 .337 -.050 -.050 -.073 -.093 .473 -.050 -.050 -.093 .473 -.062 -.064 -.073 -.062 .219
Correlation
Sig. (2-tailed) .856 .856 .008 .795 .069 .069 .795 .795 .702 .626 .008 .795 .795 .626 .008 .745 .741 .702 .745 .246
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30

P7 Pearson .337 .337 .479** .169 -.118 .337 1 .169 .169 .247 .315 .015 .169 .169 .315 .247 .079 .338 .479** .079 .524**
Correlation
Sig. (2-tailed) .069 .069 .007 .373 .535 .069 .373 .373 .188 .090 .935 .373 .373 .090 .188 .679 .073 .007 .679 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 30
P8 Pearson .695** .695** .288 .464** -.147 -.050 .169 1 .464** .288 .200 .288 .464** .464** .200 .288 .802** .354 .288 .356 .655**
99

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 29 96.7
a
Excluded 1 3.3
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.889 17

Akses ke Pelayanan Kesehatan


100

Correlations
A1 A2 A3 A4 A5 TOTALA
** * ** **
A1 Pearson Correlation 1 .792 .447 .539 .667 .855**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
** * ** **
A2 Pearson Correlation .792 1 .447 .539 .667 .855**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
* * *
A3 Pearson Correlation .447 .447 1 .351 .447 .663**
Sig. (2-tailed) .013 .013 .057 .013 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** **
A4 Pearson Correlation .539 .539 .351 1 .850 .782**
Sig. (2-tailed) .002 .002 .057 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** * **
A5 Pearson Correlation .667 .667 .447 .850 1 .874**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
TOTALA Pearson Correlation .855 .855 .663 .782 .874 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability
101

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.865 5

Dukungan Suami
102
103

Correlations
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 TOTALDS
** ** ** ** *
DS1 Pearson 1 1.000 .722 .522 .722 .000 .193 .032 -.144 .433 .277 .431* .701**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 1.000 .307 .866 .447 .017 .138 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * *
DS2 Pearson 1.000 1 .722 .522 .722 .000 .193 .032 -.144 .433 .277 .431 .701**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 1.000 .307 .866 .447 .017 .138 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** **
DS3 Pearson .722 .722 1 .809 .866 .063 .111 -.056 -.200 .550 .533 .693 .780**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .740 .558 .770 .289 .002 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** * **
DS4 Pearson .522 .522 .809 1 .659 -.030 -.005 -.164 -.333 .523 .385 .537 .601**
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .000 .875 .978 .385 .072 .003 .035 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** * **
DS5 Pearson .722 .722 .866 .659 1 .000 .354 .193 .000 .577 .431 .585 .816**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 1.000 .055 .307 1.000 .001 .017 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DS6 Pearson .000 .000 .063 -.030 .000 1 .599** .599** .632** .253 .337 .337 .455*
Correlation
Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 .740 .875 1.000 .000 .000 .000 .177 .069 .069 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
104

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.887 11

Dukungan Petugas Kesehatan


105

Correlations
DP1 DP2 DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 DP11 DP12 TOTALDP
** ** ** ** **
DP1 Pearson 1 1.000 .523 .630 .630 -.111 -.111 .802 -.089 -.131 -.111 .259 .642**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .559 .559 .000 .640 .491 .559 .167 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
DP2 Pearson 1.000 1 .523 .630 .630 -.111 -.111 .802 -.089 -.131 -.111 .259 .642**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .559 .559 .000 .640 .491 .559 .167 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
DP3 Pearson .523 .523 1 .850 .850 -.131 -.131 .681 -.105 -.154 .196 .196 .656**
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .000 .491 .491 .000 .581 .417 .299 .299 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
DP4 Pearson .630 .630 .850 1 1.000 -.111 -.111 .802 -.089 -.131 -.111 .259 .698**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .559 .559 .000 .640 .491 .559 .167 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
DP5 Pearson .630 .630 .850 1.000 1 -.111 -.111 .802 -.089 -.131 -.111 .259 .698**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .559 .559 .000 .640 .491 .559 .167 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

DP6 Pearson -.111 -.111 -.131 -.111 -.111 1 1.000** -.089 .356 .196 .630** .630** .473**
Correlation
Sig. (2-tailed) .559 .559 .491 .559 .559 .000 .640 .053 .299 .000 .000 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
106

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.834 10
Lampiran 5 107

HASIL OUTPUT PENELITIAN

Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kat_Umur 98 2 3 2.52 .502
Kat_Pengetahuan 98 1 3 1.81 .769
Kat_Akses 98 1 2 1.42 .496
Kat_D.Suami 98 1 2 1.62 .487
Kat_D.Penkes 98 1 2 1.53 .502
Pem_IVA 98 1 2 1.36 .482
Valid N (listwise) 98

Frequencies
Statistics
Kat_Umu Kat_Pengetahua Kat_Akse Kat_D.Suam Kat_D.Penke Pem_IV
r n s i s A
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missin 0 0 0 0 0 0
g
Mean 2.52 1.81 1.42 1.62 1.53 1.36
Median 3.00 2.00 1.00 2.00 2.00 1.00
Mode 3 1 1 2 2 1

Frequency Table
Kat_Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-35 tahun 47 48.0 48.0 48.0
>35 tahun 51 52.0 52.0 100.0
Total 98 100.0 100.0

Kat_Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 41 41.8 41.8 41.8
Cukup 35 35.7 35.7 77.6
Baik 22 22.4 22.4 100.0
Total 98 100.0 100.0
108

Kat_Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 41 41.8 41.8 41.8
Cukup 36 36.7 36.7 78.6
Baik 21 21.4 21.4 100.0
Total 98 100.0 100.0

Kat_Akses
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sulit 57 58.2 58.2 58.2
Mudah 41 41.8 41.8 100.0
Total 98 100.0 100.0

Kat_D.Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mendukung 37 37.8 37.8 37.8
Mendukung 61 62.2 62.2 100.0
Total 98 100.0 100.0

Kat_D.Penkes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mendukung 39 39.8 39.8 39.8
Mendukung 59 60.2 60.2 100.0
Total 98 100.0 100.0

Pem_IVA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Melakukan 63 64.3 64.3 64.3
Melakukan 35 35.7 35.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
109

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Umur * 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%
Pem_IVA
Kat_Pengetahuan * 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%
Pem_IVA
Kat_Akses * 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%
Pem_IVA
Kat_D.Suami * 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%
Pem_IVA
Kat_D.Penkes * 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%
Pem_IVA

Kat_Umur * Pem_IVA

Kat_ Umur * Pem_IVA Crosstabulation


Pem_IVA
Tidak
Melakukan Melakukan Total
Kat_Umur 20-35 tahun Count 31 16 47
Expected Count 30.2 16.8 47.0
% of Total 31.6% 16.3% 48.0%
>35 tahun Count 32 19 51
Expected Count 32.8 18.2 51.0
% of Total 32.7% 19.4% 52.0%
Total Count 63 35 98
Expected Count 63.0 35.0 98.0
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%
110

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .110 1 .740
Continuity .015 1 .904
Correctionb
Likelihood Ratio .110 1 .740
Fisher's Exact Test .834 .452
Linear-by-Linear .109 1 .742
Association
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
16.79.
b. Computed only for a 2x2 table
111

Kat_Pengetahuan * Pem_IVA

Kat_Pengetahuan * Pem_IVA Crosstabulation


Pem_IVA
Tidak
Melakukan Melakukan Total
Kat_Pengetahuan Kurang Count 35 6 41
Expected 26.4 14.6 41.0
Count
% of Total 35.7% 6.1% 41.8%
Cukup Count 23 12 35
Expected 22.5 12.5 35.0
Count
% of Total 23.5% 12.2% 35.7%
Baik Count 5 17 22
Expected 14.1 7.9 22.0
Count
% of Total 5.1% 17.3% 22.4%
Total Count 63 35 98
Expected 63.0 35.0 98.0
Count
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 24.516a 2 .000
Likelihood Ratio 25.021 2 .000
Linear-by-Linear Association 22.991 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7.86.
112

Kat_Akses * Pem_IVA

Kat_ Akses * Pem_IVA Crosstabulation


Pem_IVA
Tidak
Melakukan Melakukan Total
Kat_Akses Sulit Count 43 14 57
Expected Count 36.6 20.4 57.0
% of Total 43.9% 14.3% 58.2%
Mudah Count 20 21 41
Expected Count 26.4 14.6 41.0
% of Total 20.4% 21.4% 41.8%
Total Count 63 35 98
Expected Count 63.0 35.0 98.0
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.381 1 .007
Continuity 6.266 1 .012
Correctionb
Likelihood Ratio 7.380 1 .007
Fisher's Exact Test .010 .006
Linear-by-Linear 7.306 1 .007
Association
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
14.64.
b. Computed only for a 2x2 table
113

Kat_D.Suami * Pem_IVA

Kat_ D.Suami * Pem_IVA Crosstabulation


Pem_IVA
Tidak Melakuka
Melakukan n Total
Kat_D.Suam Tidak Count 32 5 37
i Mendukung Expected 23.8 13.2 37.0
Count
% of Total 32.7% 5.1% 37.8%
Mendukung Count 31 30 61
Expected 39.2 21.8 61.0
Count
% of Total 31.6% 30.6% 62.2%
Total Count 63 35 98
Expected 63.0 35.0 98.0
Count
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 12.761 1 .000
Continuity 11.255 1 .001
Correctionb
Likelihood Ratio 13.890 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 12.631 1 .000
Association
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13.21.
b. Computed only for a 2x2 table
114

Kat_D.Penkes * Pem_IVA

Kat_D.Penkes * Pem_IVA Crosstabulation


Pem_IVA
Tidak Melakuka
Melakukan n Total
Kat_D.Penke Tidak Count 39 0 39
s Mendukung Expected 25.1 13.9 39.0
Count
% of Total 39.8% .0% 39.8%
Mendukung Count 24 35 59
Expected 37.9 21.1 59.0
Count
% of Total 24.5% 35.7% 60.2%
Total Count 63 35 98
Expected 63.0 35.0 98.0
Count
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 35.989a 1 .000
Continuity 33.451 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 48.016 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 35.621 1 .000
Association
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13.93.
b. Computed only for a 2x2 table
115
Lampiran 6 116
Lampiran 7 117
Lampiran 8 118
Lampiran 9 119
Lampiran 10 120
Lampiran 11 121
Lampiran 12 122
Lampiran 13 123
124
Lampiran 14 125
126
Lampiran 15 127

DOKUMENTASI PENELITIAN UJI VALIDITAS

Gambar 1. Puskemas Mampang

Gambar 2. Puskemas Mampang


128

Gambar 3. Peneliti dengan Wakil Kepala Puskemas Mampang

Gambar 4. Peneliti dengan Wakil Kepala Puskemas Pemberian Ijin Validitas


129

Gambar 5. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Uji Validitas

Gambar 6. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Uji Validitas


130

Gambar 6. Peneliti Mengkroscek Hasil jawaban Kuesioner Uji Validitas

Gambar 6. Peneliti Mengkroscek Hasil jawaban Kuesioner Uji Validitas


131

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Lokasi Penelitian Puskesmas Kotapinang

Gambar 2. Peneliti dengan Wakil Kepala Puskemas Pemberian Ijin


Penelitian
132

Gambar 3. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian

Gambar 4. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian


133

Gambar 5. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian

Gambar 6. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian


134

Gambar 7. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian

Gambar 8. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian


135

Gambar 9. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian

Gambar 10. Peneliti Memberikan Penjelasan Kuesioner Penelitian

Anda mungkin juga menyukai