OLEH :
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DENGUE
HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD Dr.
ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma
III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang
OLEH :
2
3
4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN Karya Tulis Ilmiah,
Juli 2019
ABSTRAK
5
High School of Health Science Perintis Padang
Diploma III Study of Nurshing Progran
Scientific Writing, July 2019
6
KATA PENGANTAR
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun laporan
Studi Kasus ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan
(DHF) Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman
dorongan, motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth.
Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed Selaku pembimbing 1 dan Ibu Ns. Susi
Dewi Yanti, S.Kep selaku pembimbing klinik Ruang Rawat Inap Anak RSUD
7i
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang telah banyak meluagkan
waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis
Padang.
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi kasus ini, beserta staf yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti pendidikan.
6. Ibu Ns. Susi Dewi Yanti, S.Kep selaku Pembimbing Klinik yang telah
jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta
8
ii
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari
tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua
bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
Penulis
iii9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................1
1. 2 Tujuan
1. 2. 1 Tujuan Umum...................................................................................4
1. 2. 2 Tujuan Khusus..................................................................................4
1.3 Manfaat
1. 3. 1 Bagi Penulis………………………………….………… 5
10iv
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2. 1 Konsep Dasar
2. 1. 1 Pengertian...........................................................................................18
2. 1. 2 Anatomi Fisiologi............................................................................19
2. 1. 3 Etiologi................................................................................................27
2. 1. 4 Manifestasi Klinis............................................................................28
2. 1. 5 Klasifikasi………………………………………………. 30
2. 1. 6 Patofisiologi.......................................................................................30
2. 1. 7 Pemeriksaan Penunjang.................................................................33
2. 1. 8 Penatalaksanaan
a. Keperawatan.................................................................................33
b. Medis..............................................................................................36
2.1.9 Komplikasi.........................................................................................38
2. 3. 1 Pengkajian........................................................................................38
2. 3. 2 Diagnosa Keperawatan.................................................................44
2. 3. 3 Intervensi..........................................................................................45
11v
2. 3. 4 Implementasi..................................................................... 57
2. 3. 5 Evaluasi............................................................................. 57
3.1 Pengkajian.................................................................................... 58
3.3 Intervensi..................................................................................... 73
3.4 Implementasi............................................................................... 78
BAB IV PEMBAHASAN
4. 1 Pengkajian..................................................................................... 103
4. 2 Diagnosa........................................................................................ 108
4. 3 Intervensi....................................................................................... 111
4. 4 Implementasi................................................................................. 114
BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan................................................................................... 120
5. 2 Saran.............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
13
DAFTAR TABEL
Halaman
14viii
DAFTAR LAMPIRAN
15ix
BAB I
PENDAHULUAN
dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim hujan atau
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah Incident Rate (IR)
59,02 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,86%.
Sedangkan di tahun 2009 jumlah Incident Rate (IR) 68,22 per 100.000
penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,89%. Dan pada tahun 2010
jumlah Incident Rate (IR) 65,70 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality
1
Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus Dengue Hemorhagic
manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu,
pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cendrung stabil pada
banyak berubah dari 0,89%. Pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada tahun
2010. Berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat Demam Berdarah
Dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.
( pramudiarja, 2011 )
dilaporkan pada tahun 2014 angka kejadian DBD yaitu 666 kasus dan
meningkat pada tahun 2015 yaitu 830 kasus DBD (Dinkes Sumbar, 2016)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang penduduk Kota Padang
Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 930 kasus pada tahun 2016. Dari
berdarah dengue (DBD) adalah kecamatan Kuranji dengan 168 ditahun 2015
dan 201 di tahun 2016 kasus dan kejadian terendah adalah kecamatan Bungus
dengan 11 kasus ditahun 2015 dan 20 kasus ditahun 2016 (Dinas Kesehatan
2
Kota Padang, 2016). Jika ditinjau dari data ke- 3 puskesmas yang ada di
penyakit DBD yaitu tahun 2016 sebanyak 104 kasus, dimana tahun
dimana sebelumnya tahun 2015 yaitu 42 kasus, tahun 2015 adalah angka
sepsis.
Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017 jumlah kasus Dengue
kasus sebanyak 18 kasus dan pada tahun 2019 dari januari sampai april
efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit
DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam memberikan informasi
tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai advokat pasien
Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan karena perawat
bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
3
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
DHF, sehingga penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah dengan judul “
1.2 Tujuan
Dr Achmad Mochtar .
4
d. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan
(DHF) .
Fever (DHF)
( DHF ) .
Dengan membuat Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat
keperawatan pada anak DHF. Dan sebagai bekal ilmu bagi penulis
dengan DHF.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. 1 Konsep Dasar
orang tua.
Debbi, 2013).
keluarga
7
Perpisahan dari keluarga berdampak pada anak akan
(dampak psikologis)
8
anak sangat tidak dianjurkan karna akan memperberat
kondsi anak.
penymbuhan.
9
2) Tujuan Family Center Care
10
bayi, anak-anak, remaja dan keluarga kedalam sistem
fleksibel.
keprawatan.
b) Berbagi informasi
c) Partisipasi
d) Kolaborasi
11
dan pasien dlam pengambilan kebijakaan dan
2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak umur 13-18
tahun
yaitu brtambahnya jmlah, ukurann, dimensi, pada tngkat sel, organn, maupunn indiividu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-
organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hsil dri pertumbuhann otak adalah anak mempnyai
kpasitas lbih besaar umtuk plajar mengingat, dan memprgunakan akalnya. Jadi anak tmbuh
baik scara fisik maupunn mental. Pertmbuhan fsik dpat dinilai dngan ukurann berat (gram,
pound, kilogram), ukran panjang(cm, m) umr tlang, dan tnda-tnda seks skunder (Soetjingsih,
2013). Menurut Karl E. Garrison (Samsusbahri, 2013) Prtumbuhan adalah prubahan indiividu
dlam bntuk ukran bdan, prubahan otot, tlang, kulit, raambut dan kelenjar.
angsur dan brtambah sempurnanyaa fngsi alat tubuh, mningkat dan meluasnyaa kpasitas
(learning).
12
Perkembangan manusiaberjalan scara progresiff, sistmatis dan
2018).
Heriditeratau Gnetik
13
atau tidk ptensi yng sdah adaa dalm dri mnusia trsebut ssuai dngan
yaitu:
kandungan)
hmil, fktor mkanis, tksin atau zat kmia, endkrin, rdiasi, infksi,
rdiasi.
sbaya, strss, seklah, cintaa ksih, dan iteraksi ank dngan orng tuaa.
pndapatan kluarga, pndidikan orng ua, stbilitas rmah tngga, dan kepribadian orang tua.
Anak yng lhir dan dbesarkan dlam lngkungan sttus ssial yng
14
dbandingkan dngan ana yng ahir dan dibsarkan dlam sttus
4) Faktor Nutrisi
5) Faktor Kesehatan
15
d. Aktivitas sluruh tbuh dganti dngan rspon tbuh yng khass
olehsetiap organ.
Scara gris bsar mnurut Markum (1994) dalam Tari (2028) tmbuh
mmbaca.
bercintakasih.
16
kearah bwah bgian tbuh, Prximodistal yaituu perkembangann
(29hari-1 tahun), msa anak (1-2 tahun), dan masaprasekolah (3-6 tahun).
17
Tanda-tanda remajaakhir :sikap kmbali kearahh psitif dngan
penganutnya.
2. 3. 1 Pengertian
18
rejatan dngue) sbagai kibat dri kbocoran plsma yng dpat
1. Arteri
19
hnya untuk tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan lainnya
vasavasorum.
2. Vena
3. Kapiler
jringan antarsel.
b. Darah
20
Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)
keseluruh tbuh.
21
pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi).
1. Sel-sel darah :
a. Eritrosiit
22
menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.
3
Jumlah normal eritrost pada laki-laki 5,5 juta sel/mm ,
3
pada permpuan 4,8 juta sel/mm . Di dalam sel eritrosit
b. Leukosit
3
leukosit 5.000-9.000 /mm . Bila jumlanya berkurang
23
disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit
c. Trombosit
3
Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm , fungsinya
24
efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran
darah.
2. Plasma
Air : 91-92%
Protein plasma :
dibentuk di hepar).
o Fibrinogen
o Protrombin.
besi, Iodin
25
Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin,
jaringan.
darah.
2.3.3 Etiologi
disebabkan oleh :
a. Virus Dengue.
tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue
26
yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby
Albopictuus.
b. Vektor.
1) Demam.
2) Perdarahan.
dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat
27
berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada
hebat.
3) Anoreksia
4) Mual muntah
6) Nyeri kepala
9) Hepatomegali.
meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi
kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta
28
sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam
2.3.5 Klasifikasi
Derajat I
perdarahan(ujitourniquiet positif).
Derajat II
perdarhan lain.
Derajat III
Derajat IV
Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur
a. Patofisiologi
29
otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang
30
PATHWAY DHF ( Sumber : Huda dan Kusuma 2015 )
Trombositopeni
Merangsan & renjatan hipovolemik
mengaktivasi faktor dan hipocensi
Kebocoran plasma
DIC
z Resiko syok
(hipovolemik) Kekurangan volume Ke extravaskuler
cairan
Efusi pleura
hepatomegali Assites
Ketidakefektifan pola Mual, muntah
Penekanan intra abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi
nyeri
31
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
Trombosit menurun
Hb Meningkat lebih 20 %
Ht Meningkat Lebih 20 %
Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
a. Keperawatan
32
permintaan dokter setiap 4 jam. Perhatikan apakah pasien
kencing / tidak.
lambung.
33
pengobatannya dengan pemberian antipiretika dan anti
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik
34
b.Medis
suportif
pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak
teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara
35
2) Hematokrit yang cenderung meningkat.
setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1
36
Venous Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena sentral
pemberian darah.
2.3.9 Komplikasi
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
orang tua.
37
2. Keluhan Utama
panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa
6. Riwayat imunisasi
38
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi
8. Kondisi lingkungan
baju di kamar).
9. Pola kebiasaan
mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun
istirahat kurang.
lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.
39
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
secara umum:
nadi tidak teraba (grade IV), tekanan darah menurun ( sistolik menurun sampai 80mmHg atau
40
4) Mata Konjungtiva anemis
gradeII,III, IV.
7) Mulut
hyperemia pharing.
mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
pada paru
dan IV.
10) Abdomen
41
11) Sistem integument
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tida
rendah.
42
SGOT / SGPT mungkin meningkat.
kering
43
2.4.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
dengan mukosa bibir kering hipovolemia terpenuhi. Periksa tanda dan gejala
Kriteria Hasil : hipovolemik ( tekanan darah
Status Cairan menurun, membrane mukosa
Turgor kulit kering, hematocrit meningkat )
Perasaan lemah - Monitor intake dan output cairan
Keluhan haus Terapeutik :
Tekanan darah - Hitung kebutuhan cairan
Intake cairan membaik - Berikan posisi modified
Suhu tubuh trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
44
isotonis ( misalnya : NaCl, RL )
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
( missal : glukosa 2,5%, NaCl 0,4% )
- Kolaborasi pemberian cairan koloid ( miosal
: albumin, plasmanate )
- Kolaborasi pemberian produk darah
Pemantauan cairan Observasi :
- Monitor status hidrasi ( mis. Frekuensi nadi,
kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
- Monitor berat badan
- Monitorhasilpemeriksaan
laboratorium ( mis. MAP, CVP,
PAP, PCWP jika tersedia )
Terapeutik :
- Catat intake-output dan hitung balans cairan
24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai
45
kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik,
jika perlu
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi
psikologis(keengganan untuk keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
makan) makanan ditandai dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi status nutrisi
berat badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi alergi dan intoleransi
Kriteria Hasil : makanan
Status Nutrisi - Identifikasi makanan yang disukai
Porsi makanan yang dihabiskan - Identifikasi kebutuhan kalori dan
sedang jenis nutrient
Frekuensi makan - Identifikasi perlunya penggunaan
Nafsu makan cukup membaik selang nasogastric
Mermban mukosa sedang - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
dier ( mis. Piramida makanan )
46
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
menjegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk jika
mampu
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda nyeri, antiemetic ), jika perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
47
Pemantauan nutrisi Observasi :
- Identifikasi factor yang mempengaruhi
asupan gizi ( mis.
Pengetahuan,ketersediaan
makanan, agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan
obat-obatan atau pascaoperasi )
- Identikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminas ( mis.
Kering, tipis, kasar, dan mudah patah )
- Identifikasi pola makan ( mis.
Kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru )
- Identifikasi kelainan pada kuku ( mis. Diare,
darah, lender, dan eliminasi yang tidak teratur )
- Identifikasi kemampuan menelan ( mis.
Fungsi motoric wajah, reflex menelan, dan reflex gag )
48
- Identifikasi kelainan rongga mulut ( mis.
Peradangan, gusi berdarah, bibir kering dan retak, luka )
- Identifikasi kelainan eliminasi ( mis. Diare,
darah, lender. Dan eliminasi yang tidak teratur )
- Monitor mual dan muntah
- Monitor asupan oral
- Monitor warna konjungtiva
- Monitor hasil laboratorium ( mis. Kadar
kolestrol, albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin,
hematocrit, dan elektrolit darah )
Terapeutik :
- Timbang berat badan
- Ukur antropometrik komposisi tubuh ( mis.
Indeks massa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan kulit )
- Hitung perubahan berat badan
- Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan Edukasi :
49
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
dengan gangguan fungsi kognitif keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
Kemampuan menjelaskan dapay meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topik meningkat hidup bersih dan sehat
Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
50
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Resiko Perdarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan
dengan gangguaan koagulasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
(penurunan trombosit) ditandai tingkat perdarahan menurun . - Monitor tanda dan gejala
dengan trombositopenia Kriteria Hasil : perdarahan
Tingkat Perdarahan - Monitor nilai hematocrit /
Kelembapan membran hemoglobin sebelum dan sesudah
mukosa kehilangan darah
Suhu tubuh meningkat - Monitor tanda dan gejala ortostatik
Hematokrit membaik - Monitor koagulasi ( mis.
Prothrombin time (PT), Partial
thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, deradasi fibrin
dan/atau platelet )
Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Batasi tindakan invasive, jika perlu
- Gunakan kasur pencegah
decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
51
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
5. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
proses infeksi virus dengue keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
hipertermi membaik. - Identifikasi penyebab hipertemia (
Kriteria Hasil : mis. Dehidrasi, terpapar
52
Termoregulasi
Menggigil
Kulit merah
lingkungan panas, penggunaan
Kejang
incubator )
Pucat
- Monitor suhu tubuh
Suhu tubuh - Monitor kadar elektrolit
Tekanan darah - Monitor haluan urine
- Monitorkomplikasiakibat
hipertermia
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringat berlebihan
)
- Lakukan pendinginan eksternal ( mis.
Seliput hipotermia atau kompres dingin di dahi,
leher, dada, abdomen, aksila )
- Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
53
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
dengan kelemahan fisik keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
intoleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria Hasil yang mengakibatkan kelelahan
Toleransi aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan
Frekuensi nadi emosional
Kemudahan dalam - Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- - Monitor lokasi dan
hari ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempay
54
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan menghubungi perawatb jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
55
2.4.4 Implementasi Keperawatan
2.4.5 Evaluasi
jenis yaitu :
56
BAB III
TINJAUAN KASUS
3. 1 Pengkajian
Reg : 522707
3. 1. 1 Identitas Pasien
Nama : An.D
2006
Kecamatan Palupuah,
Kabupaten Agam.
Agama : Islam
57
Biaya Ditanggung Oleh : BPJS
3. 1. 2 Alasan Masuk
buang air besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk
58
GENOGRAM
Keterangan :
1. Laki – Laki
2. Perempuan :
3. Klien :
4. Meinggal :
5. Serumah :
1) Prenatal
59
2) Natal
3) Post Natal
3. 1. 7Riwayat Sosial
kakaknya saying dengan adiknya. Dan orang tua klien sering ke kosan klien dan orang tua
klien selalu nemanin klien dan anggota keluarga yang lain bergntian untuk menjaga klien
perawat klien tampakk malu tapi klien sangat kooperatif dan mudah akeab
60
3. 1. 8Kebutuhan Dasar
nenas.
2) Pola Tidur
3) Mandi
4) Aktivitas Bermain
5) Eliminasi
3. 1. 9 Pemeriksaan Fisik
GCS : E4M6V5 = 15
BB / TB : 45 Kg / 130 Cm
61
Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 ˚C
1) Kepala
Rambut
kutu
kepala
Mata
Telinga
Hidung
62
2) Leher
3) Thorak
Paru – Paru
P : Sonor
Jantung
palpitasi
4) Abdomen
63
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem atau masa,
P : Tympani
5) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada
6) Esktremitas
55555555
55555555
7) Genetalia
8) Integument
2) Motorik Halus
64
3) Motorik Kasar
bermain aktif saat sehat dan tidak ada kendala saat berjalan
dan bermain.
dengan baik.
3. 1. 11 Data Penunjang
Laboratorium
09.51 wib
65
Laboratorium tanggal 21 Juni 2019 jam 16.57 WIB
Tabel 3.2
Tabel 3.3
66
Laboratorium tanggal 23 Juni 2019
Tabel 3.4
3. 1. 12 Data Pengobatan
b.Infus RL 30 tts/menit
3. 1. 13 Data Fokus
a. Data Subjektif
penyakitnya
anaknya
67
11) Klien mengatakan lemah b.Data Objektif
tangan ( + )
TD : 100/70 P : 24 x/m
N : 64 x/m S: 36,5 ˚C
- Input : 1170 cc
68
ANALISA DATA
Tabel 3.5
2. DS : Defisit Psikologis
- Ibu klien mengatakan nafsu Nutrisi (keengganan
makan klien berkurang. untuk makan)
- Klien mengatakan pusing saat
berdiri dan duduk
- Ibu klien mengatakan klien
69
tadi siang muntah
- Ibu klien mengatakan klien
sudah 3 hari tidak BAB
DO :
- Klien tampak tidak nafsu makan
- Klien hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang diberikan
- Mukosa bibir klien tampak pucat
- TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5 °C
BB : 38 Kg TB : 1 cm
IMT : BB / TB²
38 / (144)² = 18,3
3. DS : Defisit Gangguan fungsi
- Ibu klien mengatakan kurang Pengetahuan kognitif
pengatuhuan tengtang
penyakitnya
- Ibu tampak mengatakan
kurang informasi tentang
penyakit anaknya
DO :
- Ibu klien tampak bingung
- Ibu klien tampak sering
bertanya tentang penyakit
anaknya
DS : Resiko Gangguan
- Ibu klien mengatakan Perdarahan Koagulasi
70
trombosit klien menurun (penurunsn
- Pasien mengatakan lemas trombosit)
DO :
- Trombosit klien 19*
[10^3/uL]
- Pasien tampak lemah
kering
71
3.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
Peningkatan permeabilitas kapiler keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan mukosa bibir hipovolemia membaik. - Periksa tanda dan gejala
kering Kriteria Hasil : hipovolemik ( tekanan darah
Status Cairan menurun, membrane mukosa
Turgor kulit kering, hematocrit meningkat )
Perasaan lemah - Monitor intake dan output cairan
Intake cairan membaik Terapeutik :
Suhu tubuh - Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis ( misalnya : RL )
72
Pemantauan cairan
Observasi :
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Berikan cairan intravena
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi
dengan psikologis (keengganan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
untuk makan) ditandai dengan berat ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi alergi
badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : Terapeutik :
Status Nutrisi - Berikan makanan tinggi serat
Porsi makanan yang dihabiskan untuk mencegah konstipasi
sedang Edukasi :
Frekuensi makan - Anjurkan posisi duduk jika
mampu
73
Nafsu makan cukup membaik Kolaborasi :
Mermban mukosa sedang - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
Pemantauan nutrisi
Observasi :
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminasi
- Monitor mual dan muntah
Terapeutik :
- Timbang berat badan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
74
dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
- Kemampuan menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topik meningkat hidup bersih dan sehat
- Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup sehat
75
Kelembapan membran - Monitor nilai hematokrit / hemoglobin
mukosa sebelum dan sesudah
Suhu tubuh meningkat kehilangan darah
Hematokrit membaik Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama perdarahan
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
76
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO HARI / TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
K:
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
78
tts/m )
Memantauan cairan Observasi :
1. Memonitor berat badan (BB sebelum sakit 45 Kg)
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium ( hematokrit 41.2 [%] )
3. Berikan asupan cairan oral sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc
4. Memberikan cairan intravena ( RL 30 tts/m )
Kolaborasi :
5. Melakukan Kolaborasi
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karena tidak
sesuai dengan kondisi
79
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.
80
TD : 100/70 mmHg
Terapeutik : N
3. Memberikan makanan P
tinggi serat untuk S
mencegah konstipasi ( BB : 38 Kg
pepaya ) IMT : BB / TB²
Edukasi :
4. Menganjurkan posisi A : Defisit nutrisi
duduk jika mampu, agar P : Intervensi dilanjutkan
klien tidak merasa letih dan Memanajemen
lemah. dan 5
Pemantauan
K:
dan 4
5. Melakukan kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
81
Memantau nutrisi Obdervasi :
1. Mengidentifikasi kelainan pada kulit, ( pada kulit klien terdapat bintik-bintik
merah di tangan klien ).
2. Mengidentintifikasi kelainan eliminasi, BAK klien lancar, sedangkan BAB
klien susah
3. Memonitor mual dan muntah ( klien merasakan mual dan muntah )
Terapeutik :
4. Menimbang berat badan, berat badan klien 42 kg
Edukasi :
5. Menjelaskan tujuan
82
prosedur pemantauan (ibu
tujuan pemantauan nutrisi
agar nutrisi klien
terpenuhi)
83
Yang dapat menurunkan S : 36,5 ˚
motivasi prilaku hidup A : Masalah defisit Pengetahu
bersih dan sehat yaitu teratasi
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam Edukasi Kesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak )
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( keluarga klien
menanyakan bagaimana
cara menaikan trombosit
anaknya yang turun )
Edukasi :
3. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ( faktor yang
84
dapat mempengaruhi
kesehatatan yaitu
lingkungan, bak mandi,
genangan air jernih banyak
jentik-jentik nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah )
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
cara cuci tangan yang
benar, dan membuang
sampah pada tempatnya )
86
agar tidak terjadi konstipasi
)
Kolaborasi :
6. Melakukan Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu (tidak
ada diberikan obat)
87
meningkat 42,4
meningkat, dari hasil
laboratorium klien )
hematokrit klien tidak
2. Memonitor intake dan
klien masih turun naik
output cairan
O:
Intake: oral : 1200
Klien tampak sudah segar
Output : urine : 100 cc
Terapeutik : Bintik-bintik merah di tangan klien
sudah berkuran
3. Memberikan asupan cairan
TD : 100/70 P : 30 x/m
oral, sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc Edukasi :
N : 83 x/m S : 35,0 ˚C
4. Mengingatkan kembali
kepada keluarga dan klien Pteke pada tangan ( + ) Input : 1200 cc
88
Kolaborasi :
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m )
Memantau cairan Observasi :
1. Memonitor berat badan ( BB 38 Kg )
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 42,4 [%] )
3. Berikan asupan cairan oral sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc
4. Memberikancairan
intravena ( RL 30 tts/m )
Kolaborasi :
Melakukan Kolaborasi
89
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karena tidak
sesuai dengan kondisi
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.
5. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit Nutrisi 10.00 Manajemen nutrisi S:
berhubungan O: Ibu klien mengatakan nafsu
dengan 1 dan 2 sudah dilakukan makan klien sudah mulai enak.
prikologis pada hari pertama Klien mengatakan pusing saat
(keengganan T: berdiri dan duduk sudah
untuk makan) 3. Memberikan makanan berkurang
ditandai dengan tinggi serat untuk Ibu klien mengatakan klien
berat badan mencegah konstipasi ( tidak ada muntah
menurun papaya, sayur bayam ) Ibu klien mengatakan klien
E: sudah ada BAB satu kali
4. Menganjurkan posisi O :
duduk jika mampu, agar Klien tampak nafsu makan
klien tidak merasa letih dan
90
lemah.
K: mulai membaik
1. Mengidentifikasi kelainan S : 35 ˚C
pada kulit, ( pada kulit klien tbintik-bintik merah di tangan klien sudah berkurang ). A : Defisit nutrisi teratasi sebagian
kelainan eliminasi, BAK klien lancar, sedangkan BAB klien sudah ada 1 Memanajemen Nutrisi
Pemantauan Tanda Vital
91
kali.
3. Memonitor mual dan
muntah ( klien sudah tidak
merasakan mual dan
muntah )
T:
4. Menimbang berat badan,
berat badan 45 kg
6. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit 12.00 Edukasi Kesehatan S:
Pengetahuan Observasi : Ibu klien mengatakan kurang
berhubungan 1. Mengulang kembali pengatuhuan tentang
dengan Mengidentifikasi faktor- penyakitnya
gangguan faktor yang dapat Ibu mengatakan kurang
fungsi kognitif meningkatkan dan informasi tentang penyakit
ditandai dengan menurunkan motivasi anaknya
kurang perilaku hidup bersih dan O :
informasi sehat ( yang dapat Ibu klien tampak bingung
meningkatkan hidup bersih Ibu klien tampak sering bertanya
dan sehat dengan cara
92
mencuci tangan setiap tentang penyakit anaknya
sebelum atau sesudah TD : 100/70 mmHg
melakukan aktivitas, N : 64 x/m
membersihkan rumah. P : 24 x/m
Yang dapat menurunkan S : 36,5 ˚C
motivasi prilaku hidup A : Defisit Pengetahuan teratasi
bersih dan sehat yaitu sebagian
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam Edukasi kesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak )
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( dan keluarga
klien menanyakan kenapa
trombosit anaknya masih
turun, bagaimana cara
93
mengatasinya )
Edukasi :
3. Menjelaskan kembali
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan (
faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatatan
yaitu lingkungan, bak
mandi, genangan air jernih
banyak jentik-jentik
nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah )
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
kembali cara cuci tangan
yang benar, dan membuang
sampah pada tempatnya )
94
Sabtu / 22 Res 08. Mencegahan
Juni 2019 iko 00 Perdarahan
Perdarahan Jam 13.00
Observasi : S:
berhubungan
1. Memonitor tanda dan Ibu klien mengatakan trombosit
dengan
gejala perdarahan anaknya menurun
gangguaan
(perdarahan pada hidung / Pasien mengatakan lemah
koagulasi O::
mimisan, muntah terus
(penurunan
menerus) Trombosit klien 12* [10^3/uL]
trombosit)
2. Memonitor nilai Pasien tampak lemah
ditandai dengan A : Resiko Perdarahan
hematokrit 2.95 [10^3/uL]
trombositopenia P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik :
Mencegahan perdarahan 1 dan 2
3. Mempertahankan bedrest
selama perdarahan
Edukasi :
4. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan ( tanda
gejala perdarahan yaitu
mimisan, mual muntah,
feses berwarna hitam,
95
kesemutan ditangan atau
kaki )
5. Menganjurkan meningkatkan asupan untuk menghindari konstipasi ( banyak
mengkonsumsi pepeaya agar tidak terjadi konstipasi
)
6. Melakukan Kolaborasi
pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu (
tidak ada diberikan obat)
7. Senin / 24 Juni 2019 Hipovolemia 08.00 Memanajemen Jam 13.00
berhubungan hipovolemia S:
dengan Observasi : Ibu klien mengatakan klien sudah
Peningkatan 1. Memperiksa tanda dan sering minum
permeabilitas gejala hipovolemik ( Ibu klien mengatakan sudah tidak
96
pec
kapiler ditandai tekanan h,
hem
dengan mukosa 100/70
me
bibir kering mukosa has
il
lemab,
hem
it
merasa letih lagi
meningkat 40.4 [%]
2. Memonitor Ibu klien mengatakan klien tidak ada
muntah
output cairan
Intake: 1850cc Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien
masih turun naik
Output : urine : 1350 cc
O:
Terapeutik :
Klien tampak segar
3. Memberikan asupan cairan
4 gelas
oral, sebanyak Bintik-bintik
dari merah di tangan klien
97
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m )
Memantau cairan Observasi :
1. Memonitor berat badan ( BB 45 Kg
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 40.4 [%] )
3. Berikan asupan cairan oral sebanyak 8-9 gelas 1880 cc dalam 2 jam
4. Memberikan cairan intravena ( RL 30 tts/m )
8. Senin / 24 Juni 2019 Defisit Nutrisi 10.00 Manajemen nutrisi S:
berhubungan Ibu klien mengatakan nafsu
T:
dengan makan klien membaik
4. Memberikan makanan
psikologis
98
(keengganan tinggi
untuk makan) mencegah
ditandai dengan papaya, sayur bayam )
penurunan berat K:
badan 6. Melakukan
dengan
1. Mengidentifikasi kelainan
Klien mengatakan tidak ada merasa
pada kulit, ( pada kulit klien tbintik-bintik merah
pusing saat berdiri dan duduk
di tangan klien sudah tidak
Ibu klien mengatakan klien
ada lagi ).
sudah ada BAB
5. Mengidentintifikasi
O:
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan Klien tampak menghabiskan makan
nya
Mukosa bibir klien tampak lembab
TD : 110/80 mmHg
N : 70 x/m
P : 28 x/m
S : 35,5 ˚C
A : defisit nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan
99
BAB klien sudah mulai
lancar
6. Memonitor mual dan
muntah (klien sudah tidak
ada mual dan muntah lagi )
T:
7. Menimbang berat badan,
berat badan klien 45 kg
9. Senin / 24 Juni 2019 Deficit 12.00 Edukasi Kesehatan S:
pengetahuan Sudah mengasih tahu kepada Ibu klien mengatakan sudah tau
berhubungan keluarga tentang faktor yang tengtang penyakit anaknya
dengan mempengaruhi hidup bersih dan Ibu mengatakan tau informasi
gangguan sehat, dan cara meningkatkan tentang penyakit anaknya
fungsi kognitif hidup bersih dan sehat O:
ditandai dengan Ibu klien tampak sudah tidak
kurang bingung lagi
informasi TD : 110/80 mmHg
N : 70 x/m
100
P : 28 x/m
S : 35,5 ˚C
A : defisit Pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
PEMBAHASAN
Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An.D dengan diagnosa
Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) Diruangan Rawat Inap Anak RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 21 Juni 2019, maka disini akan terlihat
keadaan klien secara nyata. Dalam studi ini penulis tidak menemukan kesenjangan
atara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pembahasan ini dibuat sesuai dengan
implementasi, evaluasi.
4. 1 Pengkajian
hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, melena atau hematesis. Hal ini sesuai dengan
klien, mual muntah, kepala terasa pusing. Hal ini terjadi karena klien
viremia seperti tanda dan gejala diatas. Pada penderita DHF terdapat
102
kerusakan yang umum pada system vaskuler yamg
pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe
virus yang lain.Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat
pernah mengalami penyakit DHF pada umur 4 tahun yang lalu, dan
Menurut Suriadi dan Yuliana (2010), hal ini terjadi Karena penyakit
Menurut Nursalam (2008) pada anak DHF, Penyakit apa saja yang
banayak yang terkena penyakit DHF dan tidak ada keluarga lainnya
103
yang memiliki penyakit hipertensi, DM, jantung, dan penyakit
lainnya.
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan hasil
dan status gizi klien kurang dengan IMT : 38 / (144)² = 18,3 . Hal ini
a. Kesadaran
104
tangannya. Hal ini terjadi karena tidak ada gangguan syok pada
pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar
b. Head to toe
Kepala
kepala.
Mata
klien normal.
Telinga
105
Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan telinga
Hidung
Mulut
Tenggorakan
106
tidak. Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan
c. Pemeriksaan Penunjang
pada resiko masalah kesehatan atau proses kehidupan. Pada tinjauan teoritis
peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering. Data pendukung
kekurangan volume cairan (hipovolemia) b/d kekurangan intake cairan d/d mukosa bibir
kering yaitu, saat dilakukan pengkajian hari Jumat 21 Juni 2019, ibu klien mengatakan klien
kurang
107
minum, klien mengatakan klien letih Ibu klien mengatakan klien tadi
siang muntah 2x, Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turun naik TD :
1170 cc, output : 1300cc, IWL : 110,8 cc, Balance Cairan : -240,8 cc.
Hal ini terjadi karena ada kebobocoran plasma darah yang mengeluarkan
air, ion, dan gula, dan klien mengalami kurang minum, dan kurangnya
d/d berat badan menurun, yaitu Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
Kg. Menurut Suriadi & Yulisna (2010), hal ini terjadi karena virus
penurunan berat badan, dan status gizi klien kurang, ditandai dengan
kognitif d/d kurang informasi yaitu saat dilakukan pengkajian Ibu klien
108
mengatakan kurang pengatuhuan tentang penyakit anaknya, Ibu
tentang penyakit.
darah, jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah maka trombosit akan
berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat
(syaifuddin, 2011)
penulis tidak mengangkat diagnosa ini, karena datanya tidak sesuai pada saat pengkajian suhu
tubuh klien tidak tinggi lagi, suhu 36,5 ˚C, suhu tubuh klien masih turun naik dan Hb klien
tidak rendah.
109
keluarganya. Jadi penulis tidak ada mengangkat diagnosa ini
lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai
oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (Mc. Closky & Bulechek,
200)
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
dapat ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan kasus
terpenuhi.
110
4.3.2 Untuk diagnosa kedua
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
Hal ini sesuai dengan buku SIKI. Rencana akan dilakukan untuk
dan output adekuat, BB ideal, klien tidak lemas lagi (Hidayat, 2006).
111
meningkatkan kesehatan. Sehingga diharapkan keluarga tidak kurang
cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau
klien.
112
4.4 Implementasi Keperawatan
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
2011).
rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis menulis strategi
cairan oral, dengan cara memberi tahu kepada keluarga atau klien
113
kebutuhan tubuh sekitar 2400 cc / 24 jam, Memantau pemberian
dilakukan, karena tidak sesuai dengan kondisi klien. Klien urine nya
disukai klien. Makanan yang disukai klien ayam, ikan, nasi goring,
114
mual dan muntah ), Menimbang berat badan, berat badan klien 42 kg
115
yang dilakuka Mencegahan Perdarahan, Memonitor tanda dan gejala
4.5 Evaluasi
meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini menunjukkan
pada kasus An.D yang dirawat diruang rawat inap anak RSUD Dr.Achmad
sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada tanggal
116
20 – 22 Juni 2019 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus,
lembab, bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih, turgor kulit baik, klien
tubuh klien sangat penting untuk mengganti air dan ion yang keluar
Nainggolan, 2012).
4.5.2 Pada diagnosa kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
jadi: BB/(TB)² = 18,3 yang artinya status gizi klien masih kurang,
tinggi dan lebih variatif supaya anak tidak bosan (Ain, dkk, 2015)
4.5.3 Pada diagnosa ketiga setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
117
mendapatkan informasi dan terpapar dengan pengetahuan apa yang
diberikan,
118
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Yang ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu
demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul rejatan
(sindrom rejatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian.
Mochtar Bukittinggi. Data yang didapatkan, Ibu klien mengatakan demam sejak 4
hari yang lalu, ibu mengatakan suhu tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien buang air
besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk rumah sakit, mengatakan badan
terasa letih,ibu klien mengatakan nafsu makan menurun, minum kurang, ibu klien
mengatakan trombosit klien menurun. Hasil pemeriksaan GCS : 15 (E=, M=6, V=5),
kesadaran : Compos Mentis, BB/TB : 5 Kg / 130 Cm, Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, N :6
x/m, P : 2 x/m, S :
119
5. 1. 3 Dari hasil Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan
Keperawatan pada An.D Dengan Dengue Hemorhagic Fever (DHF) DI Ruangan Rawat Inap
Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019, Kekurangan volume cairan
( hipovolemia ) berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan mukosa bibir
kering, Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan) ditandai
dengan berat badan menurun, Defisit Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi
memeriksa tanda dan gejala hipovolemia, memonitor intake dan ouput, memanajemen nutrisi
(memonitor status nutrisi), memberikan edukasi kesehatan dan memonitor perdarahan dan
120
5. 1. 6 Dari hasil evaluasi dilakukan, bahwa didapatkan masalah teratasi.
pengumpulan data pada saat pengkajian, menganalisis data untuk menegakkan diagnosa,
menyusun intervensi sesuai dengan masalah yang ada, melakukan implementasi sesuai
rencana yang telah dilakukan dan perawat melakukan evaluasi dari implementasi yamg sudah
diberikan.
5. 2 Saran
121
5.2.2 Bagi Penulis
pada anak DHF. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam
lagi.
122
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap Di
Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan
Medika.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
https//id.scribe.com
MediAction.
Medika
123
Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
https//repository.unei.ac.id
Sagung Seto
Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan
Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung
Seto.
Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan
Supartini, 2000. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta
124
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
125
126
127
128
129
130