Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA

Di Susun Oleh :
Kelompok II
Ahmad Syafandi 2020206203410P
Dian Mayasari 2020206203222P
Desi Murtiningrum 2020206203412P
Dwi Hartanto 2020206203252P
Eko Wahyudi 2020206203182P
Eni Muchlisoh 2020206203415P
Gunawan 2020206203213P
Indah Wahyuningtias 2020206203415P
Munia 2020206203420P
Nasiyah 2020206203421P
Nikmatul Khoeriyah 2020206203224P
Saifudin 2020206203426P
Tri Sujarwati 2020206203223P
Viola Lita Yova 2020206203225P

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti
“posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada
postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini,
menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada,
terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam
berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika
virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan
salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan
mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau
berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30
nm. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari
dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit
sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan
oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah penyakit ini pertama
kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952. Kemudian berjangkit di Kuala
Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah
lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318
tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan
Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah
meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada penyakit chikunguya :
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
4. Pemeriksaan penunjang
5. Phatwey Chikungunya
6. Penatalaksaan
7. Masalah yang lazim muncul
8. Discyharge planning
9. Asuhan keperawatan

1.3 TUJUAN KHUSUS


1) Dapat melakukan pengkajian pada klien penyakit Chikungunya
2) Dapat membuat diagnosa berdasarkan prioritas masalah pada klien penyakit
chikungunya.
3) Dapat membuat rencana keperawatan sesuai rencana keperawatan
4) Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan
5) Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan
6) Dapat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti terikat,yang dalam hal ini berkaitan
dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda atralgia dan meerupakan penyakit infeksi akut
yang mirip seperti infeksi virus dengue seperti demam mendadak, atralgia, ruam makulopapular
dan leucopenia . Gejala demam mendadak pada penyakit ini dapat mencapai 390 C, nyeri
terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang
belakang yang di sertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan)pada kulit. Terdapat juga sakit
kepala,conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

2.2 ETIOLOGI
Chikungunya disebabakan adanya infeksi virus chikungunya ( CHIKV ) yaitu jenis Alphavirus
yang termasuk dalam keluarga Togaviridae , dan di tularkan atau di sebabkan lewat gigitan
nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama yang menularkan penyakit demam beradarh dengue.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Demam chikungunya memiliki gejala dan keluhan yang mirip dengan demam dengue namun
lebih ringan dan jarang menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam chikungunya
adalah :
Demam yang timbul mendadak mencapai 390 C selama 1-6 hari , disertai dengan sakit
kepala,cojunctiva injection dimana pembuluh kongjungtiva mata akan tampak nyata
dan terjadi fotofobia ringan, mialgia dan atralgia yang melibatkan berbagai sendi,serta
dapat pula disertai anoreksia,gejala flu,mual dan muntah
Nyeri pada persendian,terutama sendi lutut,pergelangan,jari kaki dan tangan serta
tulang belakang ( break-bone fever )
Pada orang dewasa,gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Ruam kemerahan pada kulit ( setelah 3-5 )
Pembesaran kelenjar getah bening
Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan ( shok ) maupun kematian
Pada bayi : demam mendadak dengan diikuti kulit merah, kejang demam dapat terjadi
setelah 3-5 hari demam, timbul ruam makulopapular minimal dan limfadenopati,
injeksi kongjutiva, pembengkakan kelopak mata, faringitis dan gejala-gejala dari
penyakit traktus respiratorius bagian atas umum terjadi tidak ada enantema

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium
1.Isolasi virus (paling akurat)
- 2-5 ml darah dalam minggu pertama perjalanan penyakit
- Virus CHIK (efek sitopatik) di konfirmasikan dengan antiserum CHIK spesifik
- Hasil didapat 1-2 minggu
2. Pemeriksaan serologi
- 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinikterjadi) dan pada fase
penyembahan (10-14 hari) setelahsampel I di ambil
- Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3hari
- Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasidan HIA
- Diagnosa (+)
- Peningkatan anti body empat kali pada fase akut dan fase penyembuhan
- Antibody IgM spesifik CHIKV (+)
3. Polymerase chain reaction (PCR)
- Melalui enzim reserve transcriptase=tesRT-PCR
- Specimen sama dengan untuk isolasi virus
- Hasil di dapat dalam 1-2 hari
CLINICAL PATHWAY
2.6 PENATALAKSANAAN
Sehingga kini masih tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang
berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan pengobatanya hanya bersifat
simptomatis dan suportif seperti pemberian analgesik, anipiretik, serta antiinflamasi .
Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena
dikuatirkan efek aspirin terhadap platelet.pemberian chloroquine phosphate sangat efektif untuk
arthritis chikungunya kronis.
Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti
berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAi, yang bertindak mencegah infeksi yang
ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression mRNA.

2.7 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL


Hipertermia b.d proses infeksi viruss (Penyakit), ditandai dengan suhu tubuh
meningkat (>37,50C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas
Nyeri akut b.d agen cedera biologis ditandai dengan : klien tampak meringis, klien
tampak melindungi area tubuh yang nyeri,klien melaporkan nyeri secara verbal
Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot ditandai dengan keterbatasan
pergerakan sendi
Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat,proses pemajanan terhadap pathogen
Resiko keruskan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit ( kemerahan pada
kulit )
Resiko gangguan fungsi hati b.d nekrosis sel hati ( penurunan fungsi hati,
limfadenopati )
Ansietas b.d peerubahan dalam status kesehatan ditandai dengan pasien gelisah, takut,
khawatir.

2.8 DISCHARGE PLANNING


Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali
Menutup tempat penyimpanan air dan pemberian abate
Mengubur sampah
Menaburkan larvasida
Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan
Menggunakan pakaian,celana panjang dan mengoleskan repellant pada kulit
Pemasangan kawat kasa dirumah
Vaksinasi chikungunya
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1.Biodata
- Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status,agama,suku,kewarganegaraan,
bahasa, pendidikan, pekerjaan,alamat, diagnosa medis, nomor rekam medis.
- Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jeniskelamin, agama, alamat, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan pasien.
2. Alasan masuk rumah sakit
- Alasan dirawat
- Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan perawatan medik, jika klien
tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab
sakitnya.
3. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
- Riwayat kesehatan sekarang
- Waktu timbulnya penyakit
- Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
- Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga yang menderita penyakit yang sama.

Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut dan kulit kepala,nyeri tekan.
2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera
3. Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidakadasekret.
4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak terdapat pernapasan cuping
hidung.
5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau tidak,kebersihan mulut.
6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)
8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus
9. Ekstremitas :- Atas : keadaan baik atau lemah.- Bawah : keadaan baik atau lemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hipetermia berdasarkan proses infeksi virus (penyakit), ditandai dengan suhu


tubuh meningkat (>37,50C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas
Nyeri akut berdasarkan agen cidera biologis di tandai dengan: klien tampak
meringis, klien tanpak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri
secara verbal.
Resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit (kemerahan pada
kulit)
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC
Hipertermia : Thermoregulation Fever Treatment
Definisi : Peningkatan suhu Kriteria hasil : - monitor suhu sesering
tubuh diatas kisaran normal. Suhu tubuh dalam rentang mungkin
Batasan Karakteristik : normal - monitor IWL
Konvusi Nadi dan respirasi dalam - monitor warna dan suhu kulit
Kulit kemerahan rentang normal - monitor tekanan darah, nadi,
Peningkatan suhu tubuh Tidak ada perubahan warna respirasi
diatas kisaran normal kulit dan tidak ada pusing. - monitor penurunan tingkat
Kejang kesadaran
Takikardi - monitor WBC, Hb, dan Hct
Takipnea - monitor intake dan output
Kulit terasa hangat - berikan antiperietik
Faktor – faktor yang - berikan pengobatan untuk
berhubungan : mengatasi penyebab demam
Anastesia - selimuti pasien
Penurunan respirasi - lakukan tapid sponge
Dehidrasi - kolaborasi pemberian cairan
Pemajanan lingkungan intravena
yang panas - kompres pasien pada lipat
Penyakit paha dan aksila temperature
regulation
- monitor suhu minimal tiap 2
jam
- rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
- monitor TD,nadi,dan RR
- monitor warna dan suhu kulit
- monitor tanda-tanda
hipertemi dan hipotermi
- tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
- selimut pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- berikan anti pinetik jika perlu
Vital sign monitoring
- monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan
darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk,atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor TD,nadi,RR,sebelum
selama dan setelah aktiviatas
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,brakikardi,peningkatan
sistolik )
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Nyeri akut Pain level Pain Management
Definisi :Pengalaman sensori Pain control - Lakukan pengkajian nyeri
dan Comfort level secara komprehensif
emosional yang tidak Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
menyenangkan yang muncul Mampu mengontrol karakteristik
akibat kerusakan jaringan nyeri (tahu penyebab durasi,frekuensi,kualitas
yang nyeri, mampu dan faktor presipitasi
actual atau potensial atau menggunakan teknik - Observasi reaksi non
digambarkan dalam hal nonfarmakologi untuk verbal dari
kerusakan mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
sedemikian rupa mencari bantuan) - Gunakan teknik
(International Melaporkan bahwa nyeri komunikasi terapeutik
Association for the study of berkurang dengan untuk mengetahui
Pain): menggunakan pengalaman nyeri pasien
awitan yang tiba-tiba atau manajemen nyeri - Kaji kultur yg
lambat Mampu mengenali nyeri mempengaruhi respon
dari intensitas ringan hingga (skala,intensitas, nyeri
berat frekuensi, dan tanda - Control lingkungan yang
dengan akhir yang dapat nyeri) dapat mempengaruhi
diantisipasi atau diprediksi Menyatakan rasa nyaman nyeri seperti suhu
dan setelah nyeri ruangan, pencahayaan
berlangsung <6 bulan. berkurang dan kebisingan
Batasan Karakteristik : - Kaji tipe dan sumber nyeri
Perubahan selera makan untuk menentukkan
Perubahan tekanan darah intervensi
Perubahan Frekuensi - Berikan analgetik untuk
jantung mengurangi nyeri
Perubahan frekuensi - Tingkatkan istirahat
pernapasan
Laporan isyarat Analgesic Administration
Diaforesisi - Tentukkan lokasi, karakteris-
Perilaku distraksi (mis, tik, kualitas,dan derajat nyeri
berjalan sebelum pemberian obat
mondar-mandir mencari - Cek riwayat alergi
orang - Tentukkan pilihan analgesic
lain dan atau aktivitas lain tergantung tipe dan beratnya
yang nyeri
berulang) - Pilih rute pemberian secara
Mengekspresikan perilaku IV, IM untuk pengobatan nyeri
(mis secara teratur
gelisah,merengek,menangis) - Monitor vital sign sebelum
Sikap melindungi area dan sesudah pemberian
nyeri analgesic pertama kali
Focus menyempit (mis, g3
persepsi nyeri, hambatan
proses berfikir, penurunan
interaksi dengan orang lain
dan
lingkungan)
Melaporkan nyeri secara
verbal
Gangguan tidur
Faktor yg berhubungan :
Agen cedera (mis, biologis,
zat
kimia, fisik,
psikologis)
Resiko kerusakan immune status Infection control
integritas kulit knowledge : (kontrol infeksi)
Definisi : mengalami infection control - Bersihkan lingkungan setelah
peningkatan Faktor-faktor risk control dipakai
resiko: Kriteria Hasil pasien lain
Penyakit kronis klien bebas dari - Batasi pengunjung bila perlu
- Diabetes melitus tanda dan gejala - Instruksikan pada pengunjung
- Obesitas infeksi untuk
Pengetahuan yang tidak mendeskripsikan mencuci tangan saat
cukup untuk menghindari proses penularan berkunjung
pemanjanan patogen penyakit,factor meninggalakan pasien
Pertahanan tubuh primer yang - Gunakan sabun antimikrobs
yang adekuat mempengaruhi untuk cuci
- Gangguan peritalsis penularan serta tangan
- Kerusakan integritas penatalaksananya - Cuci tangan setiap sebelum
kulit( pemasangan menunjukan dan tindakan
kateter kemampuan - Gunakan baju,sarung tangan
intravena,prosedur untuk mencegah sebagai alat
invasif ) timbulnya infeksi pelindung
- Perubahan sekresi menunjukan - Pertahankan lingkungan
Ph perilaku hidup aseptik selama
- Penurunan kerja sehat pemasangan alat
siliaris - Ganti letak IV perifer dan line
- Pecah ketuban dini central dan
- Pecah ketuban lama dressing sesuai dengan petunuk
- Merokok umum
- Statis cairan tubuh - Gunakan kateter intermiten
- Trauma jarinagn untuk
(mis,trauma menurunkan infeksi kandung
destruksi jaringan) kencing
Ketidak adekuatan - Tingkatkan intake nutrisi
pertahanan sekunder - Berikan terapi antibiotik bila
- Penurunan perlu infection
hemoglobin protection (proteksi terhadap
- Imunosupresi infeksi)
( mis.,imunitas - Monitor kerentanan terhadap
didapat tidak infeksi
adekuat , agen - Batasi pengunjung
farmaseutikal - Sering pengunjung terhadap
termasuk penyakit menular
imunosupresan,ste - Pertahanan teknik aspesis
roid,anitbodi pasien yang beresiko
monoklonal,imuno - Pertahankan teknik isolasi k/p
mudulatror) - Berikan perawatan kulit pada
- Supresi respon area epidema
Inflamsi Vaksinansi - Inspeksi kulit dan membran
tidak adekuat mukosa
Pemajanan terhadap terhadap
patogen lingkungan kemerahan,panas,drainase
meningkat - Inspeksi kondisi luka/insisi
resiko organisme bedah
patogenik - Dorong masukan nutrsi yang
Faktor-faktor resiko: cukup
Penyakit kronis - Dorong masukan cairan
- Diabetes melitus - Dorong istirahat
- Obesitas - Instruksikan pasien untuk
Pengetahuan yang tidak minumm antibiotik
cukup untuk menghindari sesuai resep
pemanjanan patogen - Ajarkan cara menghindari
Pertahanan tubuh primer infeksi
yang adekuat - Laporkan kecurigaan infeksi
- Gangguan peritalsis - Laporkan kultur
- Kerusakan integritas positif
kulit( pemasangan
kateter
intravena,prosedur
invasif )
- Perubahan sekresi
Ph
- Penurunan kerja
siliaris
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Statis cairan tubuh
- Trauma jarinagn
(mis,trauma
destruksi jaringan)
Ketidak adekuatan
pertahanan sekunder
- Penurunan
hemoglobin
- Imunosupresi
( mis.,imunitas
didapat tidak
adekuat , agen
farmaseutikal
termasuk
imunosupresan,ste
roid,anitbodi
monoklonal,imuno
mudularRo)
- Supresi respon
inflamsi
Vaksinansi tidak adekuat
Pemajanan terhadap
patogen lingkungan
meningkat
Wabah
Prosedur invasif
malnutrisi
B. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncakan

C. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan, apabila berhasil maka
tindakan dihentikan, apabilatindakan tidak berhasil maka dilakukan pengkajian kembali.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang
disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk
Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamukAedes albopictus. Nama penyakit berasal dari bahasa
Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4hari, merupakan penyakit
yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. Virus chikungunya merupakan
anggota genusAlphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotypeyang
berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type
CHIK, CK. Masa inkubasi dari demamChikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan
dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien.

4.2 SARAN
Kami sebagai penyusun makalah menyadari akan keterbatasankemampuan yang kami miliki
sehingga menyebabkan kekurangan,kesempurnaan dalam menyusun makalah ini, baik dari segi
isi maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi danKlasifikasi 2009 – 2011.


Jakarta : EGC.
Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya.Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI-RSCM

Anda mungkin juga menyukai