Anda di halaman 1dari 147

KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DEMAM


HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP
ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TAHUN 2019

OLEH :

TIKA GENESHA
PUTRI NIM :
1614401030

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
TAHUN2019

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN
DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG
RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI TAHUN 2019

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis
Padang

OLEH :

TIKA GENESHA
PUTRI NIM :
1614401030

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2019

TIKA GENESHA PUTRI


1614401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.D DENGAN DENGUE


HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DR.
ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019

V BAB + 123 Halaman + 8 Tabel + 4 Lampiran

ABSTRAK

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabakan


oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Insiden
Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017 sebanyak 17 orang, pada tahun 2018 terdapat kasus sebanyak 18
orang. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Hasil
laporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam
sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu tubuh turun naik, ibu klien
mengatakan klien minum kurang, ibu klien mengatakan klien buang air besar
tidak ada, klien mengatakan terasa pusing, letih, nafsu makan klien menurun. Ibu
klien mengatakan bingung dengan penyaakit anaknya, ibu mengatakan bingung
cara menaikan trombosit anaknya lagi, ibu klien mengatakan trombosit klien
menurun, klien mengatakan badan lemas. Hasil pengkajian tersebut didapatkan
masalah keperawatan pada An. D kekurangan volume cairan ( hipovolemia ),
defisit nutrisi, defisit pengetahuan, dan resiko perdarahan . Berdasarkan masalah
keprawatan maka disusunlah rencana dan melakukan tindakan keperawatan serta
evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Dari empat Diagnosa diatas
dapat disimpulkan bahwa masalah klien teratasi, dan klien rencana pulang hari
Senin, 24 Juli 2019. Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) merupakan kejadian yang
sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia dimana jika tidak ditangi secara
tepat bisa mengancam kehidupan pasien. Oleh karena itu di sarankan kepada
instasi rumah sakit untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien Dengue
Hemorhagic Fever ( DHF ) secara tepat danbenar.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Dengue Hemorhagic Fever ( DHF )

Daftar pustaka : 20 ( 2000 – 2018 )

5
High School of Health Science Perintis Padang
Diploma III Study of Nurshing Progran
Scientific Writing, July 2019

TIKA GENESHA PUTRI


1614401030

NURSING CARE IN AN.D WITH DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)


IN CHILDREN'S HOSPITAL ROOM, DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI IN2019

V CHAPTER + 123 Pages + 8 Table + 4 Attachment

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue


virus and transmitted by the bite of the aedes aegypti mosquito. The incidence of
dengue hemorrhagic fever (DHF) in Dr. Hospital Achmad Mochtar Bukittinggi in
2017 as many as 17 people, in 2018 there were 18 people. The purpose of this
report is to be able to carry out nursing care in patients with dengue hemorrhagic
fever (DHF). The results of the case report were found on An.D, namely the
client's mother said fever since 4 days ago, the mother said the body temperature
dropped, the client's mother said the client was drinking less, the client's mother
said there was no defecation client, the client said it felt dizzy, tired, the client's
appetite decreases. The client's mother said she was confused with her son's
illness, the mother said she was confused how to raise her child's platelets again,
the client's mother said the client's platelets decreased, the client said the body
was limp. The results of the study found an nursing problem in An. D lack of
fluid volume (hypovolemia), nutritional deficits, and knowledge deficits. Based
on the problem of care, a plan was prepared and carried out nursing actions as
well as evaluations that refer to the objectives and outcome criteria. From the four
diagnoses above, it can be concluded that the client problem is resolved, and the
client plans to go home on Monday, July 24, 2019. Dengue Hemorhagic Fever
(DHF) is an event that often occurs in Indonesian society where if it is not
matched properly it can threaten the lives of patients. Therefore, it is
recommended to the hospital staff to carry out nursing care for dengue
hemorrhagic fever patients (DHF) correctly andcorrectly.

Keywords : Nursing Care Dengue Hemorhagic Feve ( DHF )

Bibliograpy : 20 ( 2000 – 2018 )


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulllahi Wabarakatu.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun laporan

Studi Kasus ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikkan Program Diploma (D III)

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada An. D Dengan Dengue Hemorhagic Fever

(DHF) Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Sumatera Barat Tahun 2019”

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi

Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman

seperjuangan semua mendapatkan syaafaatnyaa nanti. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan,

dorongan, motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan

orang yang berada disekitar penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikannya.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth.

Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed Selaku pembimbing 1 dan Ibu Ns. Susi

Dewi Yanti, S.Kep selaku pembimbing klinik Ruang Rawat Inap Anak RSUD

7
i
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang telah banyak meluagkan

waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis

Ilmiah dapat terselesaikan.

Seterusnya ucapan terima kasih saya kepada :

1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis

Padang.

2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan STIKes PerintisPadang.

3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi

kasus ini, beserta staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data

yang penulisbutuhkan.

4. Bapak Ns. FaleriSiska Yunere, M.Kep selaku Pembimbing Akademik

yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan bimbingan selama

mengikutipendidikan.

5. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed, selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dalam pembuatan Laporan Studi Kasusini.

6. Ibu Ns. Susi Dewi Yanti, S.Kep selaku Pembimbing Klinik yang telah

memberikan bimbingan dalam pembuatan Laporan Studi Kasusini.

7. Khususnya kepada kedua orangtua ku tercinta serta seluruh keluarga atas

jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta

Do’a yang tulus dan ikhlas bagi kesuksesanpenulis.

8. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi STIKes Perintis Padang Prodi D III

Keperawatan yang telah memberi masukan dan dukungan kepadapenulis.

8
ii
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari

kesempurnaan, hal ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena

keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis berharap

tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini

bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan

hidayah kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Bukittinggi, 4 Juli2019

Penulis

iii9
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTARISI..................................................................................................iv

DAFTARGAMBAR...................................................................................vii

DAFTARTABEL........................................................................................viii

DAFTARLAMPIRAN...............................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1. 1LatarBelakang....................................................................................1

1. 2Tujuan

1. 2. 1Tujuan Umum.......................................................................4

1. 2. 2Tujuan Khusus......................................................................4

1.3 Manfaat

1. 3. 1Bagi Penulis…....................................................................5

1. 3. 2 BagiInstitusi Pendidikan…................................................5

1. 3. 3 Bagi institusi rumah sakit...................................................6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2. 1 KonsepDasar

2. 1. 1 Konsep DasarKep.Anak..................................................7

1i 0
v
2.2 TumbuhKembang

2. 2. 1 Pengertiantumbuhkembang..............................................12

2. 2. 2 Faktor-faktor yang mempengaruhitumbuhKembang.......13

2. 2. 3 Ciri prosestumbuh kembang.............................................16

2. 2. 4 Tahap-tahapTumbuhKembang……………………. 17

2.3 KonsepDasar

2. 1.1Pengertian..............................................................................18

2. 1. 2AnatomiFisiologi..................................................................19

2. 1.3Etiologi...................................................................................27

2. 1. 4Manifestasi Klinis.................................................................28

2. 1.5Klasifikasi…...........................................................................30

2. 1.6Patofisiologi...........................................................................30

2. 1. 7PemeriksaanPenunjang.........................................................33

2. 1. 8Penatalaksanaan

a. Keperawatan...................................................................33

b. Medis..............................................................................36

2.1.9 Komplikasi..........................................................................38

2.4 Asuhan KeperawatanTeoritis

2. 3. 1 Pengkajian.........................................................................38

2. 3. 2 DiagnosaKeperawatan.......................................................44

2. 3. 3 Intervensi...........................................................................45

2. 3. 4 Implementasi.....................................................................57

2. 3. 5 Evaluasi.............................................................................57

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian........................................................................................58

1i 0
v
3.2 DiagnosaKeperawatan......................................................................72

3.3 Intervensi..........................................................................................73

3.4 Implementasi....................................................................................78

3.5 Evaluasi............................................................................................78

BAB IV PEMBAHASAN

4.1Pengkajian...........................................................................................103

4.2Diagnosa.............................................................................................108

4.3Intervensi.............................................................................................111

4.4Implementasi.......................................................................................114

4. 5Evaluasi..............................................................................................117

BAB V PENUTUP

5. 1Kesimpulan........................................................................................120

5.2Saran...................................................................................................122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 anatomipembuluhdarah........................................................................8

Gambar 2.2anatomidarah.......................................................................................10

1i 0
v
1v3ii

1i 0
v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Intervensi Keperawatan...........................................................................40

Tabel 3.1Laboratorium1.........................................................................................68

Tabel 3.2Laboratorium2.........................................................................................69

Tabel 3.3Laboratorium3.........................................................................................69

Tabel 3.4Laboratorium4.........................................................................................70

Tabel 3.5AnalisaData.............................................................................................72

Tabel3.6Intervensi......................................................................................... 75

Tabel3.7Implementasi................................................................................... 79

1vi4ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Bimbingan

Lampiran 3 Lemnbar Konsul Revisi

Lampiran Daftar Hadir Ujian Pengamatan Kasus

15ix
BAB I

PENDAHULUA

1.1 LatarBelakang

Hak fundamental setiap individu yang ditanyakan secara global dlm

konstitusi WHO merupakan kesehatan, pada decate terakhir telah disepakati

komitmen global Millenium Development Goals ( MDGs ) yang penyatakan

pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas dan

kesejahteraan manusia serta Kementrian Kesehatan telah menetapkan visi “

Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan “ ( Kemenkes, 2011 )

Mufidah (2012), berdasarkan data World Health Organization (WHO),

diperkirakan 500.000 pasien DBD membutuhkan perawatan di rmah skit

dalam setiap tahunnya dan sebagian besar penderitanya adalah anak-

anak. Ironisnya, sekitar 2,5% diantara pasien anak tersebut diperkirakan

meninggal dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim

hujan atau pancaroba tiba. Hampir bisa dipastikan terjadi peningkatan

jumlah masyarakat yang terjangkit DBD (Mufidah, 2012). Menurut data

Kementrian KesehatanRepublikIndonesia pada tahun 2008 jumlah

Incident Rate (IR) 59,02 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality

Rate (CFR) 0,86%. Sedangkan di tahun 2009 jumlah Incident Rate (IR)

68,22 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,89%. Dan

pada tahun 2010 jumlah Incident Rate (IR) 65,70 per 100.000 penduduk

dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,87% (Kemenkes RI,2011).

1
Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus Dengue Hemorhagic

Fever, karena tempat hidup nyamuk hamper seluruhnya adalah buatan

manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10

kota dengan tingkat DBD paling tinggi seluruhnya merupakan ibukota

provinsi yang padat penduduknya. Data kementrian kesehatan ( Kemenkes )

Republik Indonesia mencatat jumlah kasus Dengan Berdarah Dengue (DBD)

pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cendrung stabil pada

tahun 2010, sehingga kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia belum

bisa dikatakan berkurang. Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak

banyak berubah dari 0,89%. Pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada tahun

2010. Berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat Demam Berdarah

Dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.

( pramudiarja, 2011)

Dinas Kesehatan Sumatra Barat melaporkan bahwa kota Padang merupaka

kota tertinggi angka kejadian demam berdarah dengue di Sumatra Barat,

dilaporkan pada tahun 2014 angka kejadian DBD yaitu 666 kasus dan

meningkat pada tahun 2015 yaitu 830 kasus DBD (Dinkes Sumbar, 2016)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang penduduk Kota Padang

tahun 2016 dengan jumlah penduduk 1.001.396 jiwa, ditemukan penderita

Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 930 kasus pada tahun 2016. Dari

11 kecamatan dikota padang ditemukan daerah tertinggi kejadian demam

berdarah dengue (DBD) adalah kecamatan Kuranji dengan 168 ditahun 2015

dan 201 di tahun 2016 kasus dan kejadian terendah adalah kecamatan Bungus

dengan 11 kasus ditahun 2015 dan 20 kasus ditahun 2016 (Dinas Kesehatan
Kota Padang, 2016). Jika ditinjau dari data ke- 3 puskesmas yang ada di

kecamatan Kuranji puskesmas belimbing mengalami angka kejadian tertinggi

penyakit DBD yaitu tahun 2016 sebanyak 104 kasus, dimana tahun

sebelumnya 2015 yaitu 59 kasus, meningkat ditahun 2016. Dan puskesmas

terendah terdapat di puskesmas Bungus Selatan tahun 2016 yaitu 20 kasus,

dimana sebelumnya tahun 2015 yaitu 42 kasus, tahun 2015 adalah angka

tertinggi kejadian DBD di puskesmas bungus, kecamatan Bungus.

Komplikasi dari DHF adalah ensafalopatif, perdarahan intracranial,

pneumonia, syok, perdarahan otak,hidrasi berlebihan, hernia batang otak, dan

sepsis.

Berdasarkan dari data yang didapatkan dari pengkajian di ruanngan Inap

Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017 jumlah kasus Dengue

Hemorhagic Fever ( DHF ) sebanyak 17 kasus, pada tahun 2018 terdapat

kasus sebanyak 18 kasus dan pada tahun 2019 dari januari sampai april

terdapat kasus sebanyak 8kasus.

Peran perawat terhadap penyakit DHF salah satunya adalah pemberi

informasi kepada penderita penyakit DHF, untuk menghindari kemungkinan

efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit

DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam memberikan

informasi tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai advokat

pasien memberikan pelayanan sesuai standar yang harus di berikan

kepada pasien. Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan

karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,

fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasipelayanan


keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam

penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Berdasarkan latarbelakang yang telah penulis paparkan diatas dan

mengingat pentingnya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk

dan penyakit DHF, sehingga penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah

dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada An. D dengan DHF (Dengeu

HaemorrhagicFever) di ruang Inap Anak RSUD Achmad Mochtar

Bukittinggi Tahun 20019”

1.2 Tujuan

1.2.1 TujuanUmum

Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dirawat di ruang Anak RSUD

Dr Achmad Mochtar .

1.2.2 TujuanKhusus

a. Mampu menyusun konsep dasar Dengue Hemorhagic Fever ( DHF)

b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF).

c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF).
d. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak mengalami Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF).

e. Mampu melakukan implementasi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever(DHF)

f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

( DHF ).

g. Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan terhadap

asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue

Hemorhagic Fever (DHF).

1.3 ManfaatPenulisan

1.3.1 BagiPenulis

Dengan membuat Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat

menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada anak DHF. Dan sebagai bekal ilmu bagi penulis

untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat terkait

dengan DHF.

1.3.2 Bagi InstitusiPendidikan

Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada institusi

pendidikan, khususnya tentang laporan studi kasus dalam memberikan

asuhan keperawatan pada anak dengan DHF dan masalh – masalah

yang muncul muncul pada penyakit DHF.


1.3.3 Bagi Institusi RumahSakit

Laporan Studi Kasus dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

asuhan Keperawatan terutama pada pasien Dengue Hemorhagic Fever

( DHF ) dan sebagai masukan dalam upaya promotif, preventif dan

Kuratif dalam penanganan pasien Dengue Hemorhagic Fever ( DHF).


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1 KonsepDasar

2. 1. 1 Konsep Dasar KeprawatanAnak

a. AtraumaticCare

1) Pengertian AtraumaticCare

Menurut Supartini (2004), dalam Debbi (2013), Atraumatic

care merupakan perawatan terapeutik yang diberikan oleh

tenaga kesehatan dalam bentuk tatan pelayanan kesehatan

anak melalui penggunaan tindakan yg dapat mengurangi

distress fisik maupun psikologis yg dialami ank maupun

orang tua.

Perawatan terapeutik pencegahan dapat dilakukan melalui

tindakan, penerapan diagnostik, pengobatan dan baik

perwatan pada kasus akut maupun kronis dengan mencakup

intervensi pendekatan psikologis (Supartini, 2004, dalam

Debbi, 2013).

2) Prinsip Atraumatic Care

Menurut Hidayat (2005) dalam Debbi (2013), ada beberapa

prinsip atraumatic care perawatan yang harus dimiliki oleh

perawat anak, yaitu:

a) Mencegah atau menurunkan dmpak perpisahan

darikeluarga
Perpisahan dari keluarga berdampak pada anak akan

mengalami gangguan psikologis seperti kurangnya

kasih sayang, ketakutan, kecemasan, gngguan ini akan

menghambat proses penymbuhan anak dan dpat

mengganggu prtumbuhan dan prkembangananak.

b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol

perawatan padaanak

Perasaan kehilangan kontrol dapat dicegah dengan

menghindari pembatasan fisik jika anak kooperatif

terhadap petugas kesehatan.

c) Mengurangi atau mencegah cedera (injury) dan nyeri

(dampakpsikologis)

Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak dapat

dihilangkan namun dapat dikurangi melalui teknik

farmakologi (seperti prinsip penggunaan obat enam

benar) dan teknik nonfarmakologi (seperti

mempersiapkan psikologi orang tua dan anak.

d) Tidak melakukan kekerasan padaanak

Kekrasan pda anak akn menimbulkan gangguann

psikologis yang sangat berarti dlm kehidpan anak. Pada

saat anak dalam proses tumbuh kembang apabila itu

terjadi maka kemungkinan pencapaian kematangan

akan terhambat, dngan demikian tindkan kekerasanpda


anak sangat tidak dianjurkan karna akan memperberat

kondsi anak.

e) Modifikasi lingkunganfisik

Modifikasi ruang perawatan anak dapat dilakukan

dengan cara membuat situasi ruang anak yang

bernuansa anak, seperti menempelkan gambar tokoh

kartun, dinding ruangan berwarna cerah, dan terdapat

hiasan mainananak.

b. Family Center Care(FCC)

1) Pengertian Family Center Care (FCC)

Family Center Care (FCC) didefinisikan oleh Association

for the Care of Chidren’s Health (ACCH) sebagai filosofi

dimana pemberi perawatan meningkat dan peran penting

dari keluarga melibatkan dukungan keluarga akan

membangun kekuatan, membantu umtuk membuat suatu

pilihan yang trbaik, dan mningkatkan pola normal yang ada

dlam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani

penymbuhan.

Family Center Care didefinisikan menurut Hanson dalam

Yetti, dkk (2018) sebagai pendkatan inovatif dalam

merncanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan

keperawatan yng diberikan berdasarkan pda manfaat

hubungan antara perawat dan keluarga yaitu orang tua.


2) Tujuan Family CenterCare

Tujuan penerapan konsep Family Center Care dalam

perawatan anak, menurut Brunner and suddarth (1986)

dalam Yetti, dkk (2018) adalah mmberikan kesemptan bagi

orang tua umtuk merawat anak mereka selama proses

hospitalisasi dngan pengawasan dri perawat sesuai dngan

aturan yng berlaku.

Selain itu Family Center Care juga bertujuan umtuk

meminimalkan trauma selama perwatan anak dirumah sakit

dan meningkatkn kemandirian sehngga peningkatan

kualitas hdup dpattercapai.

3) Elemen Family CenterCare

Menurut Shelton (1987) dalam Yetti, dkk (2018) terdapat

beberapa elemen Family Center Care, yaitu:

perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang

konstan dalam kehidupan anak, memfasilitai kerjasama

antara keluarga dan perawat disemua tingkat pelayanan

kesehatan, mengakui kekuatan keluarga dan individualitas,

memberikan informasi yng lengkap dan jelas kepada orng

tua dan secara berkelanjutan dngan dukungan penuh,

menghormati keanekargaman ras, etnis bdaya dan sosial

ekonomi dalam keluarga, mendorong dan memfasilitasi

keluarga untuk saling mendukung, memahami dan

menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan


bayi, anak-anak, remaja dan keluarga kedalam sistem

perawatan kesehatan, menrapkan kebjakan yng

komprehensif dan program yng membrikan dukungan

emosional dan keuangan umtuk memenuhi kehidupan

keluarga, dan merncang sistem perwatan kesehatan yng

fleksibel.

4) Prinsip Family CenterCare

a) Kehormatan danMartabat

Praktisi keperawatan menghormati dan mendengarkan

pandangan dan pilihan pasien. Pngetahuan, nlai,

kepercayaan, dan latar belkang budaya pasien dan

keluarga bergabung dlam rencana dan intervensi

keprawatan.

b) Berbagiinformasi

Praktisi keprawatan berkomunikasi dan memberikan

informasi yng berguna bgi pasien dan kluarga dngan

benar dan tdak memihak kepda keluarga dan pasien.

c) Partisipasi

Keluarga dan pasien termotivasi dalm perwatan dan

pngambilan keputusan sesuai dngan kesepakatan yng

tlah mereka buat.

d) Kolaborasi

Keluarga dan pasien jga termasuk kedalam kmponen

dasar kolaborasi. Perwat berklaborasi dngan keluarga


dan pasien dlam pengambilan kebijakaan dan

pengembangan program, implementasi, dan evaluasi,

desain fsilitas keshatan dan pndidikan profesional

tertama dalm pemberian kperawatan (Potter & Oerry,

2007 dalam Yetti, dkk, 2018).

2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak umur 13-18

tahun

2. 2. 1 Pengertiann Pertmbuhan dan Perkmbangan

a. Prtumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu brtambahnya jmlah, ukurann, dimensi, pada tngkat sel,

organn, maupunn indiividu. Anak tidak hanya bertambah besar

secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh

dan otak. Sebagai contoh, hsil dri pertumbuhann otak adalah anak

mempnyai kpasitas lbih besaar umtuk plajar mengingat, dan

memprgunakan akalnya. Jadi anak tmbuh baik scara fisik maupunn

mental. Pertmbuhan fsik dpat dinilai dngan ukurann berat (gram,

pound, kilogram), ukran panjang(cm, m) umr tlang, dan tnda-tnda

seks skunder (Soetjingsih, 2013). Menurut Karl E. Garrison

(Samsusbahri, 2013) Prtumbuhan adalah prubahan indiividu dlam

bntuk ukran bdan, prubahan otot, tlang, kulit, raambut dankelenjar.

b. Perkembangan (development) adalah prubahan secra berangsur-

angsur dan brtambah sempurnanyaa fngsi alat tubuh, mningkat dan

meluasnyaa kpasitas sseorang mlalui prtumbuhan, kematangann

atau kedewasaann (maturation), dan pmbelajaran(learning).


Perkembangan manusiaberjalan scara progresiff, sistmatis dan

berksinambungan dngan prkembangan di waktu yang lalu.

Perkembangan terjadi perubahan dalambentuk dan fngsi

kematanganorgan mlai dri aspekfisik, intlektual dan emsional.

Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan

bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan itelektual

ditnjukkan dengn kemampuan scara simbolmaupun abstrk seprti

brbicara, brmain dan brhitung. Prkembangan emsional dapt dilihatt

dari perilaku sosial lingkungan anak (Depkes, 2007 dalam Tari,

2018).

2. 2. 2 Faktor-fktor yng mempngaruhi tmbuhkmbang

Setiapmanusia mengalamii pertumbuhann dan prkembangan yng

brbeda-bda antarasatu dngan mnusia lainnya, bsa dngan cpat bahkann

lmbat trgantung pda individudan lngkungannya. Proses trsebut

dipengruhi olehbeberapa fktor-faktordi antaranya:

a. Faktor HeriditeratauGnetik

Fktor hriditer pertumbuhann adalahsuatu prses almiah yng trjadi

pda idividu yaitu scara brtahap, brat dantinggi ank smakin

brtambah dansecara simultann mngalami pningkatan umtuk

brfungsi baiksecara kgnitif, pskososial maupunn spritual

(Supartini, 2010 dalam Tari2018).

b. Faktor Lingkungan/eksternal

Lngkungan mrupakan faktr yng mempngaruhi individuu stiap hri

mlai lhir smpai akhirhayatnya, dan sngat mmpengaruhi tercapainya


atau tidk ptensi yng sdah adaa dalm dri mnusia trsebut ssuai dngan

gnetiknya. Fktor lngkungan inisecara gris bsar dibagi menjadi 2

yaitu:

1) Lngkungan Prnatal (faktorlingkungan ktika msih dalam

kandungan)

Faktorpranatal yng brpengaruh atara lainn gzi ibupada wktu

hmil, fktor mkanis, tksin atau zat kmia, endkrin, rdiasi, infksi,

stress, imnitas, dananoksia embrio.

2) Lingkungan Postnatal (lingkungan setelahmelahirkan)

Lngkungan pstnatal dpat dgolongkan mnjadi:

a. Lingkunganbiologis, mliputi ras, jnis klamin, gzi, prawatan

ksehatan, pnyakit konis, dan fngsimtabolisme.

b. Lingkunganfisik, mliputi snitasi,cuaca, keadan rmah, dan

rdiasi.

c. Lingkungan psikkososial, mliputi stimlasi, mtivasi beljar,

tman sbaya, strss, seklah, cintaa ksih, dan iteraksi ank dngan

orngtuaa.

d. Lingkungan kluarga dan dat istiadt, mliputi oekerjaan atu

pndapatan kluarga, pndidikan orng ua, stbilitas rmah tngga,

dan kepribadian orangtua.

3) Fktor tatus SsialEknomi

Sttus ssial eknomi dpat brpengaruh pda tmbuh kmbang nak.

Anak yng lhir dan dbesarkan dlam lngkungan sttus ssial yng

tnggi cnderung lbih dpat trcukupi kebtuhan giznya


dbandingkan dngan ana yng ahir dan dibsarkan dlam sttus

eknomi yng endah.

4) FaktorNutrisi

Ntrisi adlah slah stu omponen pnting dlam mnunjang

klangsungan prses tmbuh kmbang. Selama msa tumbh kembng,

nak sngat mmbutuhkan zat gzi sperti protei, krbohidrat, lmak,

mneral, vtamin, danair. Apbila kbutuhan trsebut tdak dipenuhi

mka prosestumbuh kmbang selnjutnya dpat terhmbat.

5) FaktorKesehatan

Sttus ksehatan dpat brpengaruh pada pncapaian tmbuh kembng.

Padaanak dngan kndisi tbuh yng shat, prcepatan umtuk tmbuh

kmbang sngat mdah. amun sbaliknya, pabila kndisi sttus

ksehatan krang bik akn trjadi prlambatan (Supartini, 2010

dalamm Tari, 2018).

2. 2. 3 CiriProses TmbuhKmbang

Menurut Soetjiningsih (2013), tmbuh kembng anak dimlai dri msa

knsepsi smpai dewsa mmiliki ciri-ciri trsendiri yaitu:

a. Tumbuh kmbang dalah prses yng kntinyu sjak knsepsi smpai

mturitas (dwasa) yng dipengruhi olehfaktor bwaan danlngkungan.

b. Dalm priode trtentu trdapat prcepatan dan perlambtan dlam prses

tmbuh kmbang paada stiap organn tbuhbrbeda.

c. Pla perkembngan ank adalahh sma, ttapi kcepatannya brbeda

antara anak satu dngan ynglainnya.


d. Aktivitas sluruh tbuh dganti dngan rspon tbuh yng khass

olehsetiaporgan.

Scara gris bsar mnurut Markum (1994) dalam Tari (2028) tmbuh

kmbang dbagi mnjadi 3 yaitu:

1) Tumbuh kembangfisis

Tmbuh kmbang fisiss mliputi prubahan dlam kuran bsar dan

fngsi rganisme atau indvidu. Perubahan ni brvariasi dri fngsi

tngkat mlekuler yng sderhana sperti atifitas ezim trhadap

difrensi sell, smpai kpada prses mtabolisme yng kmpleks dan

prubahan bntuk fisk di msa pbertas.

2) Tumbuh kembangintelektual

Tmbuh kmbang intelektualberkaitan dngan kpandaian

brkomunikasi dankemampuan mnangani mteri yng brsifat

bstrak dan smbolik sperti brmain, brbicara, brhitung, atau

mmbaca.

3) Tumbuh kembangemosional

Prosess tmbuh kembng mosional brgantung pda kmampuan

byi umtuk mmbentuk iktan btin, kmampuan umtuk

bercintakasih.

Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry (2015) yaitu

perkembngan mrupakan hal yng tratur dan mngikuti rah

rankaian tertent. Perkembangann dalah suatuu yng trarah dan

brlangsung trus mnerus, dlam pla sbagai brikut

Cephalocaudalyaitu prtumbuhan brlangsung trus dri kpala


kearah bwah bgian tbuh, Prximodistal yaituu perkembangann

brlangsung trus dri daerahh psat (proksimall) tubuhke arah

luar tubuh (distal), Differentation yaituperkembangan

brlangsung trus dri yng mdah kearah yng lbih kmpleks.

Perkembangan mrupakan halyang kmpleks, dpat diprediksi,

trjadi dngan pla yng knsistendankronologis.

2. 2. 4 Tahap-Tahap TumbuhKembang

Thap-thap tumbuhkembang pda mnusia dalah sbagai berikut:

a. Thap tumbuhkembang usia0-6 tahun, trbagi atas:

 MasaPranatal mlai msa mbrio (mulaikonsepsi-8minggu), msa

ftus (9minggu smpailhir),

 MasaPascanatal mlai dri masaneonatus (0-28 hari), msa bayii

(29hari-1 tahun), msa anak (1-2 tahun), dan masaprasekolah

(3-6tahun).

b. Tahap tumbuhkembang sia 6tahun keatas, trdiri atas:

 MasaSekolah (6-12tahun)

 MasaRemaja (12-18tahun)

Tnda-tanda msa rmaja wal : sikap ngative disebabkanalam

pkirannya yng kritiss mlihat knyataan rang-orang bragama

scara hypocrite yng pngakuan danucapannya tdak slalu sma

cdengan prbuatannya, pndangan dlam halke- tuhanan mnjadi

kcau arena iabingung trhadap brbagai knsep tntang liran

danpaham yng sling brtentangan.


Tanda-tanda remajaakhir :sikap kmbali kearahh psitif dngan

trcapainya kdewasaan ntelektual, pndangan dlam halke-

tuhanan dpahamkan dlam knteks agma yng dianutt dandipilih,

pnghayatan rhaninya kmbali tnang stelah mlalui prses

dentifikasi danmembedakan aagama sbagai dktrin bagipara

penganutnya.

2.3 Konsep DasarDHF

2. 3. 1Pengertian

Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi

yng dsebabkan olehvirus dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot

tau nyerisendi yng dsertai leukpenia, ruam,limfadenopati, trombosit

opnia dandiathesis hmoragic. Pda DBD trjadi prembesan lasma yng

dtandai dngan hmokonsentrasi (pningkatan hematocrit) tau

pnumpukan cairann dirongga tbuh. Sindrom renjatan dengue (dengue

syoksyndrome) dalah dmam brdarah yng dtandai leh rnjatan/syokk

(Sudowo et al,2009).

DBD dalah suatuu pnyakit yng dsebabkan leh virusdengue

(arbovirus) yng msuk kdalam tbuh mlalui ggitan nyamukaedes

aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalahpenyakit dmam kut yng

dtandai dngan empatgejala klnis utamayaitu dmam tinggi, prdarahan,

hpatomegali, dantanda keggalan srkulasi smpai tmbul rjatan (sndrom


rejatan dngue) sbagai kibat dri kbocoran plsma yng dpat

mnyebabkan kematian(Padila,2013).

2. 3. 2 AnatomiFisiologi

a. PembuluhDarah

Gambar 2.3 Anatomi Pembuluh Darah (Pearce 2006)

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

1. Arteri

merupakan pmbuluh drah yng kluar dri jntung yng

mmbawa drah kseluruh bagian dan alattubuh. Pmbuluh

drah arteri yng pling besar yang keluar dari ventrikel

sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dindingyang

kuat dantebal ttapi sifatnyaelastic dan terdiri dari 3lapisan.

Asuhan Keperawatanpda arteri yng palingg bsar didalam

tbuh yaituu orta dan arteripulmonalis, gris tengahnya kira-

kira 1-3cm. Arteri inimempunyai cabang-cabang

keseluruhan tubuh yang disebut arteriolayang akhirnya

akan mnjadi pmbuluh darah rambut(kapiler). Arteri

mndapat darah dari darah yng mngalir ddalamnyatetapi


hnya untuk tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan

lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yng dsebut

vasavasorum.

2. Vena

Vna (pmbuluh darah balik) mrupakan pmbuluh d4arah yng

mmbawa darah dri bgian/alat-alat tbuh masuk kedalam

jntung. Tentang bentuk ssunan dan juga prnafasan pmbuluh

drah yng mnguasai vena sama dngan padaarteri. Katup-

katup pada vena kbanyakan terdiri dari duakelompok yang

gunanya umtuk mncegah darah agar tidakkembalilagi.

Vena-vena yng ukrannya bsar diantaranyaa vna kavadan

venapulmonalis. Venaini jga mmpunyai cbang yng lbih kcil

yng dsebut venolusyang slanjutnya mnjadi kpiler.

3. Kapiler

Kpiler (pmbuluh darahrambut) mrupakan pmbuluh drah

yng sngat hlus. Diameternya kra-kira 0,008mm. Asuhan

Keperawatan pada dndingnya trdiri dri suatulapisan ndotel.

Bgian tbuh yng tdak trdapat kpiler yaituu: rambut,kuku,

dan tlang rwan. Pembuluhdarah rambut/kapiler pda

mumnya mliputi sel-sel jringan. Oleh Karen itudindingnya

sngat tipis maka plasma dan zat mkanan mdah

mrembeskecairan jringanantarsel.

b. Darah
Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)

Drah dalah cairann didalam pmbuluh drah yng mmpunyai fngsi

sngat pnting dlam tbuh yaitufungsi trnsportasi dlam tbuh

yaitumembawa ntrisi, oksigendari sus danparu-paru umtuk

kmudian diedarkann keseluruh tbuh. Drah mmpunyai

2komponen yaitukomponen pdat dan koomponencair. Darah

brwarna mrah, wrna mrah trsebut keadaannyaa tdak ttap,

trgantung kpada bnyaknya O2danCO2didalamnya. Apbila

kndungan O2lbih anyak mka wrnanya kan mnjadi mrah mda.

Sdangkan Drah jga pmbawa danpenghantar hrmon. Hrmon dri

klenjar ndokrin keorgan ssarannya. Drah mngangkut nzim,

elektrolitdan brbagai zatt kmiawi umtuk ddistribusikan

keseluruh tbuh.

Peran pnting yng dilakukan darh yaitu dlam pengaturan suhu

tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa pnas tubh

dri pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan

ke selruh tubuh dn permukaan tubuh yang ada akhirnya ditur


pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi).

Jumlah darah manusiaa bervariasi tergantung dari berat baadan

seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70 cc/kgBB.

Dalm komponeen cair atau plasma ini mempunyai fungsi

sebagai media transport, berwarna kekuningan. Sedangkan

pada komponen padt terdri dari sel-sel darah eritrosit, leukosit

dan trombosit. Pada batas tertentu diatur olh teknan osmotik

dlam pembluh darah dan jaringan. Bagian-bagian padt darah

terndam dalamplama.

1. Sel-sel darah:

a. Eritrosiit

Eritrosit dibuat didlam sumsum tulang, di dalam

sumsum tulang masih berainti, inti dilepaskan sesaat

sebelum dilepaskan / keluar. Pda proses

pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan

rantai globlin yang merupkan senyawa protein. Selain

itu untuk proses pematangan (maturasi) diperlkan

hormon eritropooetin yang dibuat oleh ginjal, sehingga

bila kekrangan salah satu unsur pembentkan seperti di

atas (kurang gizi) ataau ginjal mengalami keruusakan,

maka terjadi gangguaan eritroosit (anemia). Umur

peredaran eritrosit sekitar 105-120 hari. Pada kedaan

penghancran eritrosit yang berlebihan, misalny pada

hemdialisis darah, hepar kewawalahan kewalahan


menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.

Maka akan timbul juga gejla kuning walaupun hati

tidak mengalaami kerusaakan. Eritroosit dihancurkan di

organ lien terutama pada proses penghancurannya

dilepakan zat besi dan pigmen bilirubin. Zat besi yang

diguunakan untuk proses sintesa sel eritrosit baru,

sedangkan pigmeen bilirbin di dalam hati akan

mengalami proises konjugasi kimiawi menjadi pigmen

empdu dan keluar berama cairan empedu ke dalam

usus. Jumlah normal eritrost pada laki-laki 5,5 juta

sel/mm3, pada permpuan 4,8 juta sel/mm3. Di dalam sel

eritrosit didapat hemglobin suatu senyawa kimiawi

yang tediri dari atas molekul hem yang mempunyai ion

Fe (besi) yang terait dengan rantai globulin (suatu

senyawa protein). Hemoglobin berpweran mengangkut

O2dan CO2, jumlah Hb pada laki-laki 14-16 gr%, pada

perempuan 12-14gr%.

b. Leukosit

Fungsi utama leukosit adalah sebagai perthanan tubuh

dengan cara menghncurkan antigen (kuman, virus,

toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leuksit yaitu neutrofil,

eosinoofil, basofil, limfosit, monosit. Jumah nomal

leukosit 5.000-9.000 /mm3. Bila jumlanya berkurang


disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit

sama sekali disebut agraanulasitosis.

c. Trombosit

Trobosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk

keping yang merupkan bagian-bagian kecil dari sel

besar yang membuatny yaitu megakaryosit, di sumsum

tulang dan lien. Ukurannya sekitar 2-4 mikron, dan

umur peredarannya sekitar 10 hari. Trombosit

mempunyai kemampuan untuk melakukan :

 daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)

 daya adhesi (melekat)

 daya agregasi (berkelompok)

Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3, fungsinya

seabagai hemostasis dan pembekuan darah. Pembekuan

darah proses kimiawi yang mempunyi pola tertentu dan

berjalan dalam waktu singkat. Bila ada kerusakan pada

dinding pembuluh darah maka trombosit akan

berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara

saling melekat, berkelompok dan menggumpal dan

kemudiandilanjutkandenganprosespembekuandarah

.Kemampuan trombosit seperti ini karena trobosit

mempunyai 2 zat yaitu Prostaglandin dan Tromboxan

yang segera dikeluarkan bila ada kerusakan dinding

pembuluhdarahataukebocoran,zatinimenimbulkan
efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran

darah berkurang dan membantu proses pembekuan

darah.

2. Plasma

Plasma merupkan bagian caair dari darah. Plasma

membntuk sektar 5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah

sebagai media sirkulasi elmen-elemen darah yang berbntuk

(sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, trombosit). Plasma

juga berfungsi sebagai media transportasi bahan-bahan

organk dan anorganik dari satuu organ atau jaringan ke

organ atau jaringanlain.

Komposisi dari plasma:

 Air :91-92%

 Protein plasma:

o Albumin (bagian besar pembentuk plasma protein,

dibentuk dihepar).

o Globulin (terbentuk di dalam hepar, limfosit dan

sel-sel retikuloendotelial). Immunoglobulin

merupakan bentukglobulin.

o Fibrinogen

o Protrombin.

 Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium,

zat besi,Iodin
 Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin,

glukose, lemak, asam amino, enzim, hormon.

Fungsi Protein Plasma :

a) Memprtahankan tekanan osmotik plasma yang

diperlukan untuk pembentukan dan penyerapan cairan

jaringan.

b) Dngan bergabung bersama asam dan alkali protein

plasma bertndak sebagai penyngga dalam

mempertahnkan pH normaltubuh.

c) Fibringen dan protrombin adlah penting untuk

pembekuandarah.

d) Immunglobulin merupakan hal yang esensial dalam

pertahanan tuuh melawaninfeksi.

2.3.3 Etiologi

Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF)

disebabkan oleh :

a. VirusDengue.

Virus dngue yg menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke

dalam Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari

empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus

dengue tersebut terdpat di Indonesia dn dapat dibedakan satu dari

yg lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam

gens flavirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang

biak dengan baaik pada berbagai macam kultur jaringanbaik


yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby

Homster Kiney) maupun sel – sel Arthrpoda misalnya sel aedes

Albopictuus.

b. Vektor.

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui

vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus,

aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor

yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan

menimbulkn antibodi seumur hidup terhadap serootipe

bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe

jeniis yang lainnya.

2.3.4 ManifestasiKlinis

Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah :

1) Demam.

Demam tinggi sampai 40 oC dan mendadak , Demam terjadi secara

mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju

suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung

demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya

anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri

kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.

2) Perdarahan.

Uji tourniquet positif h. Perdarahan, petekia, epitaksis,

perdarahan massif. Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2

dan3daridemamdanumumnyaterjadipadakulitdandapat
berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada

tempat fungsi vena, petekia ( bintik-bintik merah akibat

perdarahan intradermak / submukosa ) purpura ( perdarahan di

kulit ), epistaksis ( mimisan ), perdarahan gusi, . Perdarahan

ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian

atas hingga menyebabkan haematemesis, dan melena ( tinja

berwarna hitam karena adanya perdarahan. Perdarahan

gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang

hebat.

3) Anoreksia

4) Mualmuntah

5) Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagianperut

6) Nyeri kepala

7) Nyeri otot dansendi

8) Trombositopenia (< 100.000/ mm3)

9) Hepatomegali.

Pda permulaan dari demam biasaanya hati sudah teraba,

meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi

peningkatan dari hepatomgali dan hati teraba kenyal harus di

perhatikan kemuungkinan akan tejadi renjtan padapenderita.

10) Renjatan(Syok).

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya

penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu

kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta
sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam

maka biasanya menunjukan prognosis yg buruk.

2.3.5 Klasifikasi

WHO dalam buku Nurarif (2013) membagi DBD/DHF menjadi 4

derajat, yaitu sebagai berikut:

 DerajatI

Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi

perdarahan(ujitourniquietpositif).

 DerajatII

Seperti derajat I disertai perdaarahan spontan di kulit dan

perdarhan lain.

 DerajatIII

Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dgn adanya nadi cepat dn

lmah, tekanan darah meurun (kurang dari 20 mmHg) atau

hipotnsi disrtai kulit yang dingin dan lembab,gelisah

 DerajatIV

Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak

dapat diukur

2.3.6 Patofisiologi danWOC

a. Patofisiologi

Menurut Huda dan Kusuma 2015

Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh manuusia akan

menyebabkn klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan

gejala yang muncul seeperti demam, sakit kepla, mualnyeri


otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang

mungkin terjadi pada sistem vskuler. Pada penderita DBD,

terdapat kerusakan yng umum pada sistem vaskuler yang

mengakibatkan terjadinya penngkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah. Plsma dapat menembus dinding

vaskuler selama pross perjalanan penyakit, dari mulai

demam hingga klieen mengalami renjatan berat. Volume

plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat

mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi.

Adanya kebcoran plasma ini jika tidak segera di tangani

dapat menyebabkn hipokisia jaringan, asidosis metabolik

yang pada akhirny dapat berakibat fatal yaitu kematian. Virmia

jga menimbulkan agresi trombosit dalam darah sehingga

menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses

pembekuan 15 darah. Pubahan fungsioner pembuluh darah

akibat kebocoran plasma yng berakhir pada perdarahan, baik

pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya

menimbulkn tanda seprti munculnya prpura, ptekie,

hematemesis, atapunmelena
PATHWAY DHF ( Sumber : Huda dan Kusuma 2015 )

A beredar dalam aliran infeksi virus dengue (viremia)


Arbovirus (melalui
nyamuk aedes darah
A

Membentuk & Mengaktifkan system


PGE2 Hipothalamus
melepaskan zat C3a, C5a komplemen

Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas


Na+ dan H2O membrane meningkat

Kerusakan endetol Resiko syok


Agregasi trombosit hipovolemik
pembuluh darah

Trombositopeni Merangsan &


mengaktivasi faktor renjatan hipovolemik
dan hipocensi

DIC Kebocoran plasma

Resikoperdarahan Perdarahan

Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Asidosis Metabolik Hipoksia Jaringan

z Resiko syok
(hipovolemik Kekurangan volume Ke extravaskuler
) cairan

Paru-paru hepar Abdomen

Efusi pleura hepatomegali


Assites
Mual, muntah
Ketidakefektifan pola
Penekanan intra abdomen

nyeri
2.3.7 PemeriksaanPenunjang

a) Darah

 Trombositmenurun

 Hb Meningkat lebih 20%

 Ht Meningkat Lebih 20%

 Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke –3

 Protein darahrendah

 Ureum PH biasmeningkat

 Na dan Clrendah

b) Rontgenthorax

c) Uji tourniket ( Positif)

2.3.8 Penatalaksanaan (Nursalam,2008)

a. Keperawatan

Masaalah pasien yg perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan

sirkulasi darah, resiko terjadi pendrahan, gangguan suhu tubuh,

akibat infeksi virus dengue, ganggan rasa amman dan nyaman,

kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

 Kegagalan sirkulasidarah

Dngan adanya kebcoran plasma dari pembuluh darah ke dalam

jaringan ekstrovaskular, yang pncaknya terjadi pada saat

renjatan akan terliht pada tubh pasien mnjadi sembab (edema)

dan drah menjadi kental. Pengawasan tanda vital (nadi, TD,

suhu dan pernafasan) perlu dilakakan secara kontinu, bila

perlu setiap jam. Pemeriksan Ht, Hb dan trombositsesuai


permintaan dokter setiap 4 jam. Perhatikan apakah pasien

kencing / tidak.

 Risiko terjadipendarahan

Adanya thrombocytopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi merupakan faktor penyebab

terjadinya pendarahan utama pada traktus gastrointestinal.

Pendarahan grastointestinal didahului oleh adanya rasa sakit

perut yang hebat atau daerah retrosternal.

Bila pasien muntah bercampur darah atau semua darah perlu

diukur. Karena melihat seberapa banyak darah yang keluar

perlu tindakan secepatnya. Makan dan minum pasien perlu

dihentikan. Bila pasien sebelumnya tidak dipasang infus

segera dipasang. Formulir permintaan darah disediakan.

Perawatan selanjutnya seperti pasien yang menderita syok.

Bila terjadi pendarahan (melena, hematesis) harus dicatat

banyaknya / warnanya serta waktu terjadinya pendarahan.

Pasien yang mengalami pendarahan gastrointestinal biasanya

dipasang NGT untuk membantu mengeluarkan darah dari

lambung.

 Gangguan suhutubuh

Gangguan suhu tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit

atau hari ke-2 sampai ke-7 dan tidak jarang terjadi

hyperpyrexia yang dapat menyebabkan pasien kejang.

Peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virusdengue maka


pengobatannya dengan pemberian antipiretika dan anti

konvulsan. Untuk membantu penurunan suhu dan mencegah

agar tidak meningkat dapat diberikan kompres dingin, yang

perlu diperhatikan, bila terjadi penurunan suhu yang mendadak

disertai berkeringat banyak sehingga tubuh teraba dingin dan

lembab, nadi lembut halus waspada karena gejala renjatan.

Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik

dan memberitahu dokter.

 Gangguan rasa aman dan nyaman

Gangguan rasa aman dan nyaman dirasakan pasien karena

penyakitnya dan akibat tindakan selama dirawat. Hanya pada

pasien DHF menderita lebih karena pemeriksaan darah Ht,

trombosit, Hb secara periodik (setiap 4 jam) dan mudah terjadi

hematom, serta ukurannya mencari vena jika sudah stadium II.

Untuk megurangi penderitaan diusahakan bekerja dengan

tenang, yakinkan dahulu vena baru ditusukan jarumnya. Jika

terjadi hematom segera oleskan trombophub gel / kompres

dengan alkohol. Bila pasien datang sudah kolaps sebaiknya

dipasang venaseksi agar tidak terjadi coba-coba mencari vena

dan meninggalkan bekas hematom di beberapa tempat. Jika

sudah musim banyak pasien DHF sebaiknya selalu tersedia set

venaseksi yang telah seteril (Ngastiyah, 2005).


b.Medis

Pada dasarnya pengobatan pada DB bersifat simtomatis dan

suportif

 DHF tanparenjatan

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan

pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak

minum, yaitu 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan

teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara

memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang tua yang

menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau

minum sesuai yang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan

sonde karena merangsang resiko terjadi perdarahan. Keadaan

hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres

dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konvulsan

lainnya. Luminal diberikan dengan dosis : anak umur kurang 1

tahun 50 mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit

kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3

mg/kg BB. Anak di atas 1 tahun diberi 50 mg, dan dibawah 1

tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi

vital. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila :

1) Pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum

sehingga mengancam terjadinyadehidrasi.


2) Hematokrit yang cenderungmeningkat.

Hemtokrit mencerminkan kebocoran plasma dan biasanya

mendahului munculnya secara klinik perubahan fungsi vital

(hipotensi, penurunan tekanan nadi), sedangkan turunnya

nilai trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit.

Oleh karena itu, pada pasien yang diduga menderita DHF

harus diperiksa hemoglobin, hematokrit dan trombosit

setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1

sampai 2 hari. Nilai hematokrit itulah yang menentukan

apabila pasien perlu dipasang infus atautidak.

 DHF disertai renjatan(DSS)

Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang

infus sebagai penganti cairan yang hilang akibat kebocoran

plasma. Cairan yang diberikan bisanya Ringer Laktat. Jika

pemberian cairan tidak ada respon diberikan plasma atau

plasma ekspander, banyaknya 20 sampai 30 ml/kgBB. Pada

pasien dengan renjatan berat diberikan infus harus diguyur

dengan cara membuka klem infus. Apabila renjatan telah

teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitudo nadi besar, tekanan

sistolik 80 mmHg / lebih, kecepatan tetesan dikurangi 10

liter/kgBB/jam. Mengingat kebocoran plasma 24 sampai 48

jam, maka pemberian infus dipertahankan sampai 1 sampai 2

hari lagi walaupun tanda-tanda vital telah baik. Pada pasien

renjtan berat atau renjaan berulang perludipasang Central


Venous Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena sentral

melalui vena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien

dirawat di ICU. Tranfusi darah diberikan pada pasien dengan

perdarahan gastrointestinal yang berat. Kadang-kadang

perdarahan gastrointestinal berat dapat diduga apabila nilai

hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan perdarahannya

sedikit tidak kelihatan. Dengan memperhatikan evaluasi klinik

yang telah disebut, maka dengan keadaan ini dianjurkan

pemberian darah.

2.3.9 Komplikasi

Menuruut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut:

a. Gagalginjal.

b. Efusipleura.

c. Hepatomegali.

d. Gagaljantung

2.4 AsuhanKeperawatan

2.4.1 Pengkajian

1. IdentitasPasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak

dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat,

pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan

orangtua.
2. KeluhanUtama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke

rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

3. Riwayat PenyakitSekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai

menggigil dan saat demam kesadaran composmentis. Turunnya

panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin

lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri

telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri

otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa

pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade

III, IV), melena atauhematesis.

4. Riwayat penyakitdahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa

mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.

5. Riwayat penyakitkeluarga

Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga klien

6. Riwayatimunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan

akan timbulnya komplikasi dapat dihindari

7. Riwayat gizi Statusgizi

anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status

gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor

predisposisinya.Anak yang menderita DHF sering mengalami


keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi

ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang

mencukupi, maka anak akan mengalami penurunan berat badan

sehingga status gizinya menjadi kurang.

8. Kondisilingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan

yang kurang bersih (seperti air yang mengenang dan gantungan

baju dikamar).

9. Polakebiasaan

a. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pentangan, nafsu

makan berkurang, dan nafsu makanmenurun.

b. Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak

mengalami diar/konstipasi. Sementara DHF pada Grade III-IV

bisa terjadimelena.

c. Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering

kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering

terjadihematuria.

d. Tidur dan istirahat. Anak sering mrngalami kurang tidur karena

mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan

kuantitas tidur maupun istirahatkurang.

e. Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat

sarang nyamuk aedes aegypti.


f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya

untuk menjagakesehatan.

10. PemeriksaanFisik

Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi dari ujung rambut sampai jung kaki. Pemeriksaan fisik

secaraumum:

1) Grade I : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,

tanda-tanda vital dan nadilemah.

Grade II : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, ada

perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta

nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.

Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,

nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.

Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba,

tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,

berkeringat, dan kulit.

2) Tanda-tanda vital (TTV) Tekanan nadi lemah dan kecil

(gradeIII), nadi tidak teraba (grade IV), tekanan darah menurun (

sistolik menurun sampai 80mmHg atau kurang), suhu tinggi

(diatas37,5oC)

3) Kepala : kepala bersih, ada pembengkakan atau tidak, Kepala

terasa nyeri, muka tampak kemerahan karenademam.


4) Mata Konjungtivaanemis

5) Hidung : Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis)

pada gradeII,III,IV.

6) Telinga tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak

ada serumen, tidak ada gangguanpendengaran.

7) Mulut

Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokkan

hyperemia pharing.

8) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak

mengalamipembesaran

9) Dada /thorak

I : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.

Pal : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidaksama

Per : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang

tertimbun padaparu

A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade

III, danIV.

10) Abdomen

I : Abdomen tampak simetris dan adanyaasites.

Pal :Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati(hepatomegali)

Per : Terdengarredup

A : Adanya penurunan bisingusus


11) Sistemintegument

Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji

tourniquet. Turgor kuit menurun, dan muncul keringat dingin,

dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan

terlebih dahulu menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya

diberikan 24 tekanan antara sistolik dan diastolic pada alat

ukur yang dipasang pada tangan. Setelah dilakukan tekanan

selama 5 menit, perhatikan timbulnya petekie di bagian

volarlenga bawah(Soedarmo,2008).

12) Genitalia Biasanya tidak adamasalah

13) Ekstremitas

Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada

kuku sianosis/tida

14) PemeriksaanLaboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

 Hb dan PCV meningkat (> dari 20%).

 Trobositopenia (< dari100.000/ml).

 Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis).

 Ig. D. dengue positif.

 Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :

hipoproteinemia, hipokloremia, danhiponatremia.

 Urium dan pH darah mungkinmeningkat.

 Asidosis metabolik : pCO2< 35 – 40 mmHg dan HCO3

rendah.
 SGOT / SGPT mungkinmeningkat.

2.4.2 DiagnosaKeperawatan

a. Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir

kering

b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) makanan ditandai dengan berat badanmenurun

c. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kuranginformasi

d. Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengantrombositopenia

e. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai

dengan suhu tubuh diatas nilainormal

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

ditandai dengan mengeluhlelah


2.4.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN)
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
dengan mukosa bibir kering hipovolemia terpenuhi. Periksa tanda dan gejala
Kriteria Hasil : hipovolemik ( tekanan darah
Status Cairan menurun, membrane mukosa
 Turgorkulit kering, hematocrit meningkat )
 Perasaanlemah - Monitor intake dan output cairan
 Keluhanhaus Terapeutik:
 Tekanandarah - Hitung kebutuhancairan
 Intake cairanmembaik - Berikan posisi modified
 Suhu tubuh trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral

Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairanoral
- Anjurkan menghindari perubahan
posisimendadak
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairanIV

44
isotonis ( misalnya : NaCl, RL )
- Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis ( missal : glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan
koloid ( miosal : albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk
darah
 Pemantauan cairan
Observasi:
- Monitor status hidrasi ( mis.
Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah)
- Monitor beratbadan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium ( mis. MAP, CVP,
PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik :
- Catat intake-output dan hitung
balans cairan 24jam
- Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik,
jikaperlu
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakuan tindakan  Manajemen nutrisi
psikologis (keengganan untuk keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
makan) makanan ditandai dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi statusnutrisi
berat badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi alergi dan intoleransi
Kriteria Hasil : makanan
Status Nutrisi - Identifikasi makanan yangdisukai
 Porsi makanan yang dihabiskan - Identifikasi kebutuhan kalori dan
sedang jenisnutrient
 Frekuensimakan - Identifikasi perlunya penggunaan
 Nafsu makan cukup membaik selangnasogastric
 Mermban mukosasedang - Monitor asupanmakanan
- Monitor beratbadan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene, jikaperlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
dier ( mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yangsesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk menjegahkonstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggiprotein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapatditoleransi
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegahkonstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk jika
mampu
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic ), jikaperlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kaloridan
jenis nutrien yang dibutuhkan
 Pemantauan nutrisi
Observasi:
- Identifikasi factor yang
mempengaruhi asupan gizi ( mis.
Pengetahuan, ketersediaan
makanan, agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan
obat-obatan atau pascaoperasi)
- Identikasi perubahan beratbadan
- Identifikasi kelainan padakulit
- Identintifikasi kelainan eliminas (
mis. Kering, tipis, kasar, dan
mudah patah)
- Identifikasi pola makan ( mis.
Kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat
saji,makan terburu-buru)
- Identifikasi kelainan pada kuku (
mis. Diare, darah, lender, dan
eliminasi yang tidak teratur)
- Identifikasi kemampuan menelan(
mis. Fungsi motoric wajah, reflex
menelan, dan reflex gag )
- Identifikasi kelainan rongga mulut
( mis. Peradangan, gusi berdarah,
bibir kering dan retak, luka)
- Identifikasi kelainan eliminasi (
mis. Diare, darah, lender. Dan
eliminasi yang tidak teratur)
- Monitor mual danmuntah
- Monitor asupanoral
- Monitor warnakonjungtiva
- Monitor hasil laboratorium ( mis.
Kadar kolestrol, albumin serum,
transferrin, kreatinin, hemoglobin,
hematocrit, dan elektrolit darah)
Terapeutik :
- Timbang beratbadan
- Ukur antropometrik komposisi
tubuh ( mis. Indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit)
- Hitung perubahan beratbadan
- Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisipasien
- Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Edukasi Kesehatan
dengan gangguan fungsi kognitif keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
ditandai dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerimainformasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
 Kemampuan menjelaskan dapay meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topikmeningkat hidup bersih dansehat
 Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapimeningkat - Sediakan materi dan media
pendidikankesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuaikesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhikesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersihdan
sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Resiko Perdarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Pencegahan Perdarahan
dengan gangguaan koagulasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
(penurunan trombosit) ditandai tingkat perdarahan menurun . - Monitor tanda dan gejala
dengan trombositopenia Kriteria Hasil : perdarahan
Tingkat Perdarahan - Monitor nilai hematocrit /
 Kelembapan membran hemoglobin sebelum dan sesudah
mukosa kehilangandarah
 Suhu tubuhmeningkat - Monitor tanda dan gejalaortostatik
 Hematokritmembaik - Monitor koagulasi ( mis.
Prothrombin time (PT), Partial
thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, deradasi fibrin
dan/atau platelet)
Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Batasi tindakan invasive, jikaperlu
- Gunakan kasur pencegah
decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menggunakan kaus kaki
saatambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindarikonstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitaminK
- Anjurkan segera melapor jika
terjadiperdarahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jikaperlu
- Kolaborasi pemberian produk
darah, jikaperlu
- Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
5. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Hipertermia
proses infeksi virusdengue keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
hipertermi membaik. - Identifikasi penyebab hipertemia(
Kriteria Hasil : mis. Dehidrasi, terpapar
Termoregulasi lingkungan panas, penggunaan
 Menggigil incubator)
 Kulitmerah - Monitor suhu tubuh
 Kejang - Monitor kadarelektrolit
 Pucat - Monitor haluanurine
 Suhu tubuh - Monitor komplikasi akibat
 Tekanandarah hipertermia
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yangdingin
- Longgarkan atau lepaskanpakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairanoral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringatberlebihan
)
- Lakukan pendinginan eksternal (
mis. Seliput hipotermia atau
kompres dingin di dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jikaperlu
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen energi
dengan kelemahan fisik keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi:
intoleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria Hasil yang mengakibatkankelelahan
Toleransi - Monitor kelelahan fisik dan
aktivitas emosional
 Frekuensinadi - Monitor pola dan jamtidur
 Kemudahan dalam - Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas sehari- ketidaknyamanan selama
hari melakukanaktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif atauaktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisitempay
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirahbaring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secarabertahap
- Anjurkan menghubungi perawatb
jika tanda dan gejala kelelahan
tidakberkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangikelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkanasupan
makanan
2.4.4 ImplementasiKeperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu

pasien dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah

kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam

rencana keperawatan (Nursallam, 2011).

2.4.5 Evaluasi

Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua

jenis yaitu :

a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan

dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuantercapai

b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam

metode evaluasi ini menggunakanSOAP.

56
BAB III

TINJAUANKASUS

3. 1Pengkajian

TanggalPengambilanData : 21 Juni 2019

MRS : 20 Juni2019

Ruang : Inapanak

Reg 522707

3. 1. 1 IdentitasPasien

Nama : An.D

Tempat /Tanggal Lahir : Bukittinggi / 29Februari

2006

JenisKelamin : Perempuan

Nama Ayah/Ibu : Dalimin / SariyusMahera

PekerjaanAyah : Petani

PekerjaanIbu : Ibu Rumah Tangga ( IRT)

Alamat : Jorong Bateh Sariak ,

Nagari Nan Tujuah

Kecamatan Palupuah,

KabupatenAgam.

SukuBangsa : Minang

Agama :Islam
Biaya Ditanggung Oleh : BPJS

3. 1. 2 Alasan Masuk

Klien datang ke IGD tanggal 20 Juni 2019 jam 12.30 dengan

keluhan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,

mimisan satu jam sebelum dibawa ke rumah sakit, muntah 2

kali, dan BAB susah.

3. 1. 3 Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, ibu

mengatakan suhu tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien

buang air besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk

rumah sakit, klien mengatakan terasa pusing saat duduk dan

berdiri, klien mengatakan badan terasa letih,ibu klien

mengatakan nafsu makan menurun, minum kurang, ibu klien

mengatakan trombosit klien menurun.

3. 1. 4 Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan klien pernah di rawat pada umur 4 tahun

di RSUD Achmad Mochtar dengan penyakit ssama.

3. 1. 5 Riwayat KesehatanKeluarga

Ibu klien mengatakan keluarga klien ada yang sedang

mengalami penyakit yang sama yaitu kakak klien, ibu

mengatakan ibu memiliki penyakit vertigo, dan tidak ada

keluarga lainnya yang memiliki penyakit hipertensi, DM,

jantung dan penyakit lainnya.


GENOGRAM

Keterangan:

1. Laki –Laki

2. Perempuan:

3. Klien :

4. Meinggal :

5. Serumah :

3. 1. 6 Riyawat Kehamilan danKelahiran

1) Prenatal

Ibu klien mengatakan saat hamil klien rutin melakukan

pemeriksaan kehamilan 1 x 1 bulan ke bidan. Ibu klien

tidak ada mengkonsumsi obat-obatan saathamil.


2) Natal

Ibu klien melahirkan klien secara normal di RS. Achmad

Mochtar, usia kehamilan saat lahir 9 bulan 15 hari. Berat

Badan 4 Kg, Panjang Badan 47 cm.

3) PostNatal

Keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak ada

mengalamiperdarahan, ASI ibu dapat keluar dan banyak.

3. 1. 7 RiwayatSosial

1) Yang mengasuh : klien tinggal di kos bersama kakaknya,

kakaknya saying dengan adiknya. Dan orang tua klien

sering ke kosan klien dan orang tua klien sangat saying

denganklien

2) Hubungan dengan keluarga : saat di rumah sakit ibu dan

ayah klien selalu nemanin klien dan anggota keluarga yang

lain bergntian untuk menjaga klien seperti adik dari ibunya

klien.

3) Hubungan dengan teman sebaya : baik

4) Pembawaan secara umum : pada saat komunikasi dengan

perawat klien tampakk malu tapi klien sangat kooperatif

dan mudahakeab

5) Lingkungan rumah : Bersih, aman dan nyaman


3. 1. 8 KebutuhanDasar

1) Makanan yang disukai / tidakdisukai

Klien mengatakan suka makan ayam, ikan, nasi goring,

manga, pisang, dan makanan yang tidak disukai klien

nenas.

2) PolaTidur

Klien mengatakan tidur siang hanya 4 jam semenjak sakit

dan tidur malam hanya 6 jam.

3) Mandi

Klien saat sehat rajin mandi,klien mandi 2 kali sehari tetapi

semenjak sakit klien tidak ada mandi atau hanya di lap

dengan waslap basah.

4) AktivitasBermain

Klien waktu sehat sering bermain dengan teman sebayanya,

tapi saat sakit sekarang klien tidak ada bermain.

5) Eliminasi

BAB : Klien belum ada BAB semenjak sakit ini.

BAK : buang air kecil klien lancar, frekuensi 4x sehari, bau

pesing,warna kuning, konsistensi cair dan tidak ada

kesulitan dalam BAK.

3. 1. 9 PemeriksaanFisik

Kesadaran : ComposMentis

GCS : E4M6V5 = 15

BB / TB : 45 Kg / 130Cm
Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 20 x/m

S : 36,5 ˚C

1) Kepala

 Rambut

I : Rambut klien tampak hitam, rambut klien

berminyak dan lepek, tidak ada ketombe, tidak ada

kutu

P : Tidak ada terdapat udem dan pembengkakan pada

kepala

 Mata

Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan,

Pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak

ada gangguan penglihatan.

 Telinga

Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,

tidak ada gangguan pendengaran.

 Hidung

Bersih, bentuk simetris, tidak ada sekresi, tidak ada polip,

tidak ada gangguan penciuman.

 Mulut danGigi

Bersih, mukosa bibir kering, , gigi rapi, bibir simetris kiri

dan kanan, tidak ada kelainan.


2) Leher

Tidak ada terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tida ada

kelainan pada leher.

3) Thorak

 Paru –Paru

I : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada

menggunakan otot bantu pernafasan.

P : Pergerakan dinding dada teratur, traktil fremitus

sama, tidak ada oedem

P : Sonor

A : Irama pernafasan vesikuler

 Jantung

I : simetris kiri dan kanan, Ictus cordis Terlihat, tidak ada

palpitasi

P : Ictus Cordis

P : Suara jantung vesikuler

A : Suara jantung terdengar S1 S2, lup dup

4) Abdomen

I : Perut klien tampak simetris, Tidak ada bekas operasi,

tidak ada lesi

A : Bising usus 12 x/menit


P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem atau masa,

pembesaran hepar tidak ada

P : Tympani

5) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada

kelainan padapunggung

6) Esktremitas

Atas : CRT < 2 detik, Klien terpasang infus RL 30 tts/m

ditangan sebelah kiri.

Bawah : Klien tidak terpasang kateter

Kekuatan otot :

55555555

55555555

7) Genetalia

tampak bersih, tidak ada kelainan pada genetalia

8) Integument

warna kulit sawo matang, kulit ada bintik-bintik merah,

turgor kulit jelek.

3. 1. 10 Pemeriksaan TingkatPerkembangan

1) Kemandian danBergaul

Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu

mandi atau memakai pakaian sendiri dan berinteraksi dengan

keluarga secarabaik.

2) MotorikHalus

Klien mampu membaca,menggambar dan belajar sendiri


3) MotorikKasar

Klien mampu berjalan mundur dan melangkah, klien mampu

bermain aktif saat sehat dan tidak ada kendala saat berjalan

dan bermain.

4) Kognitif danBahasa

Klien mampu menjawab dengan benar dan berbahasa

Indonesia atau bahasa minang dengan benar. Klien mampu

mengucapkan kata-kata lebih dari 2 kata atau mengucapkan

dengan baik.

3. 1. 11 DataPenunjang

 Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 21 Juni 2019 Jam

09.51 wib

Tabel 3.1 Laboratorium

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1


2. RBC 4.90 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 41.2 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 2.95 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 1.7 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 24.1 [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 65.1 [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 8.8 [10^3/uL] 2–8
10. PLT 19* [10^3/uL] 150 - 400
Laboratorium tanggal 21 Juni 2019 jam 16.57 WIB

Tabel 3.2

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal


1. HGB 14.4 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.74 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 40.7 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 3.44 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 22.1* [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 66.9* [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 8.4* [10^3/uL] 2–8
10. PLT 16* [10^3/uL] 150 - 400

Laboratorium tanggal 22 Juni 2019

Tabel 3.3

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal


1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.92 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 42.4 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 3.69 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1–3
6. BASO% 0.8 [10^3/uL] 0–1
7. NEUT 23.3* [10^3/uL] 50 – 70
8. LYMPH 64.5* [10^3/uL] 20 – 40
9. MONO% 9.5* [10^3/uL] 2–8
10. PLT 12* [10^3/uL] 150 - 400
Laboratorium tanggal 23 Juni 2019

Tabel 3.4

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal


1. HGB 13.7 [g/dL] 13.0 – 16.1
2. RBC 4.65 [10^6/uL] 4.5 – 5.5
3. HCT 40.4 [%] 40.0 – 48.0
4. WBC 4.67 [10^3/uL] 5.0 – 10.0
5. PLT 23* [10^3/uL] 150 - 400

3. 1. 12 Data Pengobatan

a.Paracetamol tablet 3x500 mg

b.Infus RL 30 tts/menit

3. 1. 13 DataFokus

a.DataSubjektif

1) Ibu klien mengatakan klien kurangminum

2) Ibu klien mengatakan klienletih

3) Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turunnaik

4) Ibu klien mengatakan nafsu makan klienmenurun

5) Klien mengatakan pusing saat berdiri danduduk

6) Ibu klien mengatakan klien tadi siangmuntah

7) Ibu klien mengatakan klien sudah 3 hari tidakBAB

8) Ibu klien mengatakan kurang pengatuhuan tengtang

penyakitnya

9) Ibu tampak mengatakan kurang informasi tentang penyakit

anaknya

10) Ibu klien mengatakan trombosit anaknyamenurun


11) Klien mengatakan lemah

b.DataObjektif

1) Klien tampakletih

2) Klien tampak ada bintik-bintik merah di tangan klien, pada

tangan ( +)

TD :100/70 P : 24 x/m

N : 64x/m S: 36,5 ˚C

- Input : 1170cc

- Output : urine : 1300cc

- IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam = 110,8cc

- Balance Cairan : - 240,8 cc

3) Klien tampak tidak nafsu makan

4) Klien hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang

diberikan

5) Mukosa bibir klien tampakpucat

6) Ibu klien tampakbingung

7) Ibu klien tampak sering bertanya tentang penyakitanaknya

8) Trombosit : 19*[10^3/uL]
ANALISA DATA

Tabel 3.5

No Data Masalah Etiologi


1. DS : Hipovolemia Peningkatan
- Ibu klien mengatakan klien permeabilitas
kurangminum kapiler
- Ibu klien mengatakan klien
letih
- Ibu klien mengatakan klien
tadi siang muntah2x
- Ibu klien mengatakan suhu
tubuh klien turunnaik
DO :
- Klien tampakletih
- Klien tampak ada bintik-
bintik merah di tanganklien
- TD: 100/70 P : 24 x/m
N : 64x/m S: 36,5˚C
- Pteke pada tangan ( + )
Input : 1170cc
Output : urine : 1300 cc
IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =
110,8 cc
Balance Cairan : - 240,8 cc

2. DS : Defisit Psikologis
- Ibu klien mengatakan nafsu Nutrisi (keengganan
makan klienberkurang. untuk makan)
- Klien mengatakan pusing saat
berdiri danduduk
- Ibu klien mengatakanklien
tadi siang muntah
- Ibu klien mengatakan klien
sudah 3 hari tidakBAB
DO :
- Klien tampak tidak nafsu
makan
- Klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang
diberikan
- Mukosa bibir klien tampak
pucat
- TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5°C
BB :38 Kg TB : 1 cm
IMT : BB /TB²
38 / (144)² = 18,3
3. DS : Defisit Gangguan fungsi
- Ibu klien mengatakan kurang Pengetahuan kognitif
pengatuhuan tengtang
penyakitnya
- Ibu tampak mengatakan
kurang informasi tentang
penyakitanaknya
DO :
- Ibu klien tampakbingung
- Ibu klien tampak sering
bertanya tentang penyakit
anaknya
DS : Resiko Gangguan
- Ibu klienmengatakan Perdarahan Koagulasi
trombosit klien menurun (penurunsn
- Pasien mengatakanlemas trombosit)

DO :
- Trombosit klien 19*
[10^3/uL]
- Pasien tampaklemah

3.2 DiagnosaKeperawatan

3.2.1 Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir

kering

3.2.2 Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) makanan ditandai dengan berat badanmenurun

3.2.3 Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kuranginformasi

3.2.4 Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengantrombositopenia


3.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN)
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Manajemen hipovolemia
Peningkatan permeabilitas kapiler keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi:
ditandai dengan mukosa bibir hipovolemia membaik. - Periksa tanda dan gejala
kering Kriteria Hasil : hipovolemik ( tekanan darah
Status Cairan menurun, membrane mukosa
 Turgorkulit kering, hematocrit meningkat)
 Perasaanlemah - Monitor intake dan output cairan
 Intake cairanmembaik Terapeutik:

 Suhu tubuh - Berikan asupan cairan oral


Edukasi:
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairanoral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis ( misalnya : RL)

72
 Pemantauan cairan
Observasi:
- Monitor beratbadan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Berikan cairan intravena
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberiandiuretik
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakuan tindakan  Manajemen nutrisi
dengan psikologis (keengganan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi:
untuk makan) ditandai dengan berat ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasialergi
badanmenurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : Terapeutik:
Status Nutrisi - Berikan makanan tinggi serat
 Porsi makanan yang dihabiskan untuk mencegahkonstipasi
sedang Edukasi :
 Frekuensimakan - Anjurkan posisi duduk jika
mampu
 Nafsu makan cukup membaik Kolaborasi :
 Mermban mukosasedang - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yangdibutuhkan
 Pemantauan nutrisi
Observasi:
- Identifikasi kelainan padakulit
- Identintifikasi kelainaneliminasi
- Monitor mual dan muntah
Terapeutik:
- Timbang berat badan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahligizi

3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan  EdukasiKesehatan


dengan fungsi kognitif ditandai keperawatan3x24jamdiharapkan Observasi :
dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerimainformasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
- Kemampuan menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topikmeningkat hidup bersih dansehat
- Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapimeningkat - Sediakan materi dan media
pendidikankesehatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi:
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhikesehatan
- Ajarkan perilaku hidupsehat
Resiko Perdarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan  MencegahanPerdarahan
dengan gangguaan koagulasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan
Observasi :
(penurunan trombosit) ditandai tingkat perdarahan menurun .
- Monitor tanda dan gejala
dengan trombositopenia Kriteria Hasil :
perdarahan
Tingkat Perdarahan
 Kelembapan membran - Monitor nilai hematokrit /
mukosa hemoglobin sebelum dan sesudah
 Suhu tubuhmeningkat kehilangandarah
 Hematokritmembaik Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindarikonstipasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASIKEPERAWATAN
Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO HARI / TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Jumat / 21 Juni 2019 Hipovolemia 08.00  Memanajemenhypovolemia Jam : 13.00
berhubungan S:
Observasi :
dengan  Ibu klien mengatakan klien kurang
1. Memperiksa tanda dan
Peningkatan minum
gejala hipovolemik
permeabilitas  Ibu klien mengatakan klienletih
( tekanan darah 100/70
kapiler ditandai  Ibu klien mengatakan klien tadi
mmHg, membran mukosa
dengan mukosa siangmuntah
bibir klien kering, bibir
bibir kering  Ibu klien mengatakan suhu tubuh
pecah-pecah, lidah klien
klien turunnaik
putih,hematocrit
O:
meningkat, dari hasil
 Klien tampakletih
laboratorium klien
 Klien tampak ada bintik-bintik
hematokrit klien tidak
merah di tangan klien, Pteke
meningkat 41.2 [%])
pada tangan ( +)
2. Memonitor intake dan
 TD :100/70 P : 24x/m
output cairan
Intake: 1170 cc N : 64x/m S: 36,5˚C
Output : urine : 1300 cc Intake : 1170 cc
Output : urine : 1300 cc
T:
IWL : 38 x 10 x 7 /2jam =
3. Memberikan asupan cairan
110,8 cc
oral, sebanyak 4 gelas dari
Balance Cairan : - 20,8 cc
jam 08.00-14.00, 1200 cc
A : Hipovolekimi
E:
P : Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan
 Memanajemen hipovolemia no
memperbanyak asupan
1,2,3, dan5
cairan oral, dengan cara
 Memantau cairan no 2,3 dan4
memberi tahu kepada
keluarga atau klien untuk
memperbanyak minum
sesuai kebutuhan tubuh
sekitar 2400 cc / 24jam

K:
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL30
tts/m)
 Memantauan cairan
Observasi:
1. Memonitor berat badan
(BB sebelum sakit 45Kg)
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 41.2 [%] )
Terapeutik :
3. Berikan asupan cairan oral
sebanyak 4 gelas dari
jam08.00-14.00, 1200cc
4. Memberikan cairan
intravena ( RL 30 tts/m)
Kolaborasi :
5. Melakukan Kolaborasi
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karenatidak
sesuai dengan kondisi
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.

2. Jumat / 21 Juni 2019 Defisit Nutrisi 10.00  Manajemen nutrisi S:


berhubungan Observasi:  Ibu klien mengatakan nafsu
dengan 1. Mengidentifikasi alergi, makan klienmenurun.
psikologis klien tidak ada alergi  Klien mengatakan pusing saat
(keengganan terhadap obat maupun berdiri danduduk
untuk makan) makanan.  Ibu klien mengatakan klien tadi
ditandai dengan 2. Mengidentifikasi makanan siangmuntah
berat badan yang disukai, makanan  Ibuklienmengatakan klien
menurun yang disukai klien. sudah 3 hari tidakBAB
Makanan yang disukai O :
klien ayam, ikan, nasi  Klien tampak tidak nafsumakan
goring, mangga, pisang dan  Klien hanya menghabiskan 3
makanan yang tidak sendok dari porsi yangdiberikan
disukai kliennenas.  Mukosa bibir klien tampakpucat
 TD : 100/70 mmHg
Terapeutik : N : 64 x/m
3. Memberikan makanan P : 24 x/m
tinggi serat untuk S : 36,5˚C
mencegah konstipasi ( BB :38 Kg TB : 1 cm
pepaya) IMT : BB /TB²

Edukasi : 38 / (1)² = 18,3


4. Menganjurkan posisi A : Defisit nutrisi
duduk jika mampu, agar P : Intervensi dilanjutkan
klien tidak merasa letih dan  Memanajemen Nutrisi no 3,4
lemah. dan5
 Pemantauan Nutrisi NO 1,2,3
K:
dan4
5. Melakukan kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
 Memantau nutrisi
Obdervasi:
1. Mengidentifikasi kelainan
pada kulit, ( pada kulit
klien terdapat bintik-bintik
merah di tangan klien).
2. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
BAB kliensusah
3. Memonitor mual dan
muntah ( klien merasakan
mual dan muntah)

Terapeutik :
4. Menimbang berat badan,
berat badan klien 42kg

Edukasi :
5. Menjelaskan tujuan
prosedur pemantauan (ibu
tujuan pemantauan nutrisi
agar nutrisi klien
terpenuhi)

3. Jumat / 21 Juni 2019 Defisit 12.00  Edukasi Kesehatan S:


pengetahuan Observasi:  Ibu klien mengatakan kurang
berhubungan 1. Mengidentifikasi faktor- pengatuhuan tengtang
dengan faktor yang dapat penyakitnya
gangguan meningkatkan dan  Ibu mengatakan kurang
fungsi kognitif menurunkan motivasi informasi tentang penyakit
ditandai dengan perilaku hidup bersih dan anaknya
kurang sehat ( yang dapat O :
informasi meningkatkan hidup bersih  Ibu klien tampakbingung
dan sehat dengan cara  Ibu klien tampak sering bertanya
mencuci tangan setiap tentang penyakitanaknya
sebelum atau sesudah  TD : 100/70 mmHg
melakukan aktivitas, N : 64 x/m
membersihkan rumah. P : 24 x/m
Yang dapat menurunkan S : 36,5 ˚
motivasi prilaku hidup A : Masalah defisit Pengetahuan belum
bersih dan sehat yaitu teratasi
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam  EdukasiKesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak)
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( keluarga klien
menanyakan bagaimana
cara menaikan trombosit
anaknya yang turun)
Edukasi :
3. Menjelaskan faktor risiko
yang dapatmempengaruhi
kesehatan ( faktoryang
dapat mempengaruhi
kesehatatan yaitu
lingkungan, bak mandi,
genangan air jernih banyak
jentik-jentik nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah)
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
cara cuci tangan yang
benar, danmembuang
sampah pada tempatnya )
Jumat / 21 Juni 2019 Resiko 08.00  MencegahanPerdarahan Jam 13.00
Perdarahan S:
Observasi :
berhubungan  Ibu klien mengatakan trombosit
1. Memonitor tanda dan
dengan anaknyamenurun
gejala perdarahan
gangguaan  Pasien mengatakan lemah
(perdarahan pada hidung /
koagulasi O::
mimisan, muntah terus
(penurunan
trombosit) menerus)  Trombosit klien 19*[10^3/uL]
ditandai dengan 2. Memonitor nilai  Pasien tampak lemah
trombositopenia hematokrit 2.95[10^3/uL] A : ResikoPerdarahan
Terapeutik : P : Intervensi dilanjutkan
3. Mempertahankan bedrest  Mencegahan perdarahan 1, 2, 3
selamaperdarahan dan
Edukasi :
4. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan ( tanda
gejala perdarahan yaitu
mimisan, mual muntah,
feses berwarna hitam,
kesemutan ditangan atau
kaki)
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan
untuk menghindari
konstipasi (banyak
mengkonsumsi pepeaya
agar tidak terjadi konstipasi
)
Kolaborasi :
6. Melakukan Kolaborasi
pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
(tidak ada diberikan obat)

5. Sabtu / 22 Juni 2019 Hipovolemia 08.00  Memanajemen Jam 13.00


berhubungan hipovolemia S:
dengan Observasi :  Ibu klien mengatakan klien sudah
Peningkatan 1. Memperiksa tanda dan mau minum
permeabilitas gejala hipovolemik (  Ibu klien mengatakan klien tidak
kapiler ditandai tekanan darah menurun ada merasa letih atau lemahlagi
dengan mukosa 100/70 mmHg, membran  Ibu klien mengatakan klien siang
bibir kering mukosa klien masih kering, tidak adamuntah
bibir pecah-pecah, lidah  Ibu klien mengatakan suhutubuh
klien putih, hematokrit
meningkat, dari hasil klien masih turun naik
laboratorium klien O :
hematokrit klien tidak  Klien tampak sudahsegar
meningkat 42,4 [%])  Bintik-bintik merah di tangan
2. Memonitor intake dan klien sudahberkuran
outputcairan  TD :100/70 P : 30 x/m
Intake: oral : 1200 N :83x/m S : 35,0˚C
Output : urine : 100 cc  Pteke pada tangan ( + )
Terapeutik : Input : 1200cc
3. Memberikan asupan cairan Output : urine : 100 cc
oral, sebanyak 4 gelas dari IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam=
jam 08.00-14.00, 1200 cc 110,8 cc
Edukasi: Balance Cairan : - 310,8
4. Mengingatkan kembali A : Hipovolemik teratasi sebagian
kepada keluarga dan klien P : Intervensi dilanjutkan
untuk memperbanyak  Memanajemen Hipovolekimia
minum sesuai kebutuhan no 1,2,3, dan5
tubuhsekitar2400cc/24
jam
Kolaborasi :
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m)
 Memantau cairan
Observasi:
1. Memonitor berat badan (
BB 38 Kg)
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 42,4 [%] )
Terapeutik :
3. Berikan asupan cairan oral
sebanyak 4 gelas dari
jam08.00-14.00, 1200cc
4. Memberikan cairan
intravena ( RL 30 tts/m)
Kolaborasi :
Melakukan Kolaborasi
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karena tidak
sesuai dengan kondisi
klien. Klien urine nya
lancar tidakmemakai
kateter.
5. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit Nutrisi 10.00  Manajemen nutrisi S:
berhubungan O:  Ibu klien mengatakan nafsu
dengan 1 dan 2 sudah dilakukan makan klien sudah mulaienak.
prikologis pada hari pertama  Klien mengatakan pusing saat
(keengganan T: berdiri dan duduk sudah
untuk makan) 3. Memberikan makanan berkurang
ditandai dengan tinggi serat untuk  Ibu klien mengatakan klien
berat badan mencegah konstipasi ( tidak adamuntah
menurun papaya, sayur bayam)  Ibuklienmengatakan klien
E: sudah ada BAB satukali
4. Menganjurkan posisi O :
duduk jika mampu, agar  Klien tampak nafsumakan
klien tidak merasa letih dan
lemah. mulai membaik
 Klien hanya menghabiskan ½
K:
dari porsi yang diberikan
5. Melakukan kolaborasi
 Mukosa bibir klien tampakpucat
dengan ahli gizi untuk
 TD : 100/70 mmHg
menentukan jumlah kalori
N : 84 x/m
dan jenis nutrien yang
P : 30 x/m
dibutuhkan
 S : 35 ˚C
 Memantau nutrisi
A : Defisit nutrisi teratasi sebagian
O:
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi kelainan
 MemanajemenNutrisi
pada kulit, ( pada kulit
 Pemantauan TandaVital
klien tbintik-bintik merah
di tangan klien sudah
berkurang).
2. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
BAB klien sudah ada 1
kali.
3. Memonitor mual dan
muntah ( klien sudah tidak
merasakan mual dan
muntah)
T:
4. Menimbang berat badan,
berat badan 45kg
6. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit 12.00  Edukasi Kesehatan S:
Pengetahuan Observasi:  Ibu klien mengatakan kurang
berhubungan 1. Mengulang kembali pengatuhuantentang
dengan Mengidentifikasi faktor-  penyakitnya
gangguan faktor yang dapat  Ibu mengatakan kurang
fungsi kognitif meningkatkan dan informasi tentang penyakit
ditandai dengan menurunkan motivasi anaknya
kurang perilaku hidup bersih dan O :
informasi sehat ( yang dapat  Ibu klien tampakbingung
meningkatkan hidupbersih  Ibu klien tampak seringbertanya
dan sehat dengan cara
mencuci tangan setiap tentang penyakit anaknya
sebelum atau sesudah  TD : 100/70 mmHg
melakukan aktivitas, N : 64 x/m
membersihkan rumah. P : 24 x/m
Yang dapat menurunkan S : 36,5 ˚C
motivasi prilaku hidup A : Defisit Pengetahuan teratasi
bersih dan sehat yaitu sebagian
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam  Edukasikesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak)
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( dan keluarga
klien menanyakan kenapa
trombosit anaknya masih
turun, bagaimana cara
mengatasinya )
Edukasi :
3. Menjelaskan kembali
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
( faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatatan
yaitu lingkungan, bak
mandi, genangan air jernih
banyak jentik-jentik
nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah )
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
kembali cara cuci tangan
yang benar, danmembuang
sampah pada tempatnya )
Sabtu / 22 Juni 2019 Resiko 08.00  MencegahanPerdarahan Jam 13.00
Perdarahan S:
Observasi :
berhubungan  Ibu klien mengatakan trombosit
1. Memonitor tanda dan
dengan anaknyamenurun
gejala perdarahan
gangguaan  Pasien mengatakan lemah
(perdarahan pada hidung /
koagulasi O::
mimisan, muntah terus
(penurunan
menerus)  Trombosit klien 12*[10^3/uL]
trombosit)
2. Memonitor nilai  Pasien tampak lemah
ditandai dengan
hematokrit 2.95[10^3/uL] A : ResikoPerdarahan
trombositopenia
Terapeutik : P : Intervensi dilanjutkan
3. Mempertahankan bedrest  Mencegahan perdarahan 1 dan2
selamaperdarahan
Edukasi :
4. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan ( tanda
gejala perdarahan yaitu
mimisan, mualmuntah,
feses berwarna hitam,
kesemutan ditangan atau
kaki )
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan
untuk menghindari
konstipasi ( banyak
mengkonsumsi pepeaya
agar tidak terjadikonstipasi
)
Kolaborasi :
6. Melakukan Kolaborasi
pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu(
tidak ada diberikan obat)
7. Senin / 24 Juni 2019 Hipovolemia 08.00  Memanajemen Jam 13.00
berhubungan hipovolemia S:
dengan Observasi :  Ibu klien mengatakan klien sudah
Peningkatan 1. Memperiksa tanda dan seringminum
permeabilitas gejala hipovolemik (  Ibu klien mengatakan sudahtidak
kapiler ditandai tekanan darah menurun merasa letih lagi
dengan mukosa 100/70 mmHg, membran  Ibu klien mengatakan klien tidak
bibir kering mukosa bibir klien sudah adamuntah
lemab, bibir tidak pecah-  Ibu klien mengatakan suhu tubuh
pecah, lidah klien putih, klien masih turunnaik
hematokrit meningkat, dari O :
hasil laboratorium klien  Klien tampaksegar
hematokrit klien tidak  Bintik-bintik merah di tangan
meningkat 40.4 [%]) klien sudah tidak adalagi
2. Memonitor intake dan  TD : 110/80 P : 28 x/m
outputcairan N : 70x/m S: 35,5 ˚C
Intake: 1850 cc Input : 1850 cc
Output : urine : 1350 cc Output : urine : 1350 cc
Terapeutik: IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =
3. Memberikan asupan cairan 110,8 cc
oral, sebanyak 4 gelas dari Balance Cairan : + 389,2
jam 08.00-14.00, 1200 cc A : Masalah Hipovolemik teratasi
Kolaborasi: P : Intervensi dihentikan
4. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m)
 Memantau cairan
Observasi:
1. Memonitor berat badan (
BB 45Kg
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 40.4 [%] )
Terapeutik :
3. Berikan asupan cairan oral
sebanyak 8-9 gelas 1880 cc
dalam 2jam
4. Memberikan cairan
intravena ( RL 30 tts/m )
8. Senin / 24 Juni 2019 Defisit Nutrisi 10.00  Manajemennutrisi S:
berhubungan  Ibu klien mengatakan nafsu
T:
dengan makan klienmembaik
4. Memberikan makanan
psikologis
(keengganan tinggi serat untuk  Klien mengatakan tidak ada
untuk makan) mencegah konstipasi ( merasa pusing saat berdiri dan
ditandai dengan papaya, sayur bayam) duduk
penurunan berat K:  Ibuklienmengatakan klien
badan 6. Melakukan kolaborasi sudah adaBAB
dengan ahli gizi untuk O :
menentukan jumlah kalori  Klien tampak menghabiskan
dan jenis nutrien yang makannya
dibutuhkan  Mukosa bibir klien tampak
 Memantau nutrisi lembab
O:  TD : 110/80 mmHg
1. Mengidentifikasi kelainan N : 70 x/m
pada kulit, ( pada kulit P : 28x/m
klien tbintik-bintik merah  S : 35,5 ˚C
di tangan klien sudah tidak A : defisit nutrisi teratasi
ada lagi). P : Intervensi dihentikan
5. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
BAB klien sudah mulai
lancar
6. Memonitor mual dan
muntah (klien sudah tidak
ada mual dan muntah lagi)
T:
7. Menimbang berat badan,
berat badan klien 45kg
9. Senin / 24 Juni 2019 Deficit 12.00  EdukasiKesehatan S:
pengetahuan Sudah mengasih tahu kepada  Ibu klien mengatakan sudah tau
berhubungan keluarga tentang faktor yang tengtang penyakitanaknya
dengan mempengaruhi hidup bersih dan  Ibu mengatakan tauinformasi
gangguan sehat, dan cara meningkatkan tentang penyakitanaknya
fungsi kognitif hidup bersih dansehat O:
ditandai dengan  Ibu klien tampak sudah tidak
kurang bingunglagi
informasi  TD : 110/80 mmHg
N : 70 x/m
P : 28 x/m
S : 35,5˚C
A : defisit Pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
Sabtu / 22 Juni 2019 Resiko 08.00  MencegahanPerdarahan Jam 13.00
Perdarahan S:
Observasi :
berhubungan  Ibu klien mengatakan trombosit
1. Memonitor tanda dan
dengan anaknya sudah mulaimeningkat
gejala perdarahan
gangguaan  Pasien mengatakan tidak terasa
(perdarahan pada hidung /
koagulasi lemahlagi
mimisan, muntah terus
(penurunan O::
menerus)
trombosit)
2. Memonitor nilai  Trombosit klien 23*[10^3/uL]
ditandai dengan
hematokrit 2.95[10^3/uL]  Pasien tampaksegar
trombositopenia
A : Resiko Perdarahan teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASA

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An.D dengan diagnosa

Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) Diruangan Rawat Inap Anak RSUD Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 21 Juni 2019, maka disini akan terlihat

keadaan klien secara nyata. Dalam studi ini penulis tidak menemukan kesenjangan

atara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pembahasan ini dibuat sesuai dengan

tahap-tahap dan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian perencanaan,

implementasi, evaluasi.

4. 1Pengkajian

4.1.1 Riwayat KesehatanSekarang

Menurut Nursalam (2008), pada penyakit DHF Didapatkan adanya

keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam

kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3

sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai

dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia,

diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu

hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi

perdarahan pada kulit, melena atau hematesis. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian An.D didapatkan ada bintik-bintik merah di tangan

klien, mual muntah, kepala terasa pusing. Hal ini terjadi karena klien

terinfeksi yang disebabkan oleh virus dengue akan menyebabkan

102
viremia seperti tanda dan gejala diatas. Pada penderita DHF terdapat

103
kerusakan yang umum pada system vaskuler yamg

mengakibatkatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama

proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien

mengalami renjatan berat (Huda & Kusuma2015).

4.1.2 Riwayat KesehatanDahulu

Menurut Nursalam (2008), Penyakit apa saja yang pernah diderita

pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe

virus yang lain.Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat

melakukan pengkajian pada An.D , ibu klien mengatakan klien

pernah mengalami penyakit DHF pada umur 4 tahun yang lalu, dan

klien pernah di rawat di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

Menurut Suriadi dan Yuliana (2010), hal ini terjadi Karena penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus, tubuh secara alamiah akan

membentuk antibodi untuk melawan virus tersebut. Tetapi pada

penyakit DHF meski terbentuk antibodi, tubuh bukannya kebal tetapi

merespon virus dengan berlebihan sehinggaa menimbulkan gejala

yang lebih parah dengan tipe virus yang berbeda.

4.1.3 Riwayat KesehatanKeluarga

Menurut Nursalam (2008) pada anak DHF, Penyakit apa saja yang

pernah di derita sama keluarga klien. Pada saat melakukan

pengkajian ibu klien mengatakan kakak klien sedang mengalami

penyakit yang sama, dan dilingkungan kos klien memang sudah

banayak yang terkena penyakit DHF dan tidak ada keluarga lainnya
yang memiliki penyakit hipertensi, DM, jantung, dan penyakit

lainnya.

4.1.4 PolaMakan

Menurut Nurslam (2008), secara teori anak menderita DHF dapat

bervariasi.Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan

mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian dan teori dengan hasil klien menghabiskan 3 sendok

dari porsi makanan di rumah sakit, ibu klien mengatakan nafsu

makan anaknya menurun, berat badan klien menurun dengan BB : 38

Kg, dan status gizi klien kurang dengan IMT : 38 / (144)² = 18,3 .

Hal ini terjadi karena kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan

pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami

penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.

Klien bisa mengalami mual muntah, nafsu makan klien yang

menurun (Nursalam :2008).

4.1.5 PemeriksaanFisik

a. Kesadaran

Secara teoritis menurut Nursalam (2008), kesadaran klien

composmentis, keadaan umum lemah, hal ini sesuai dengan

hasilpengkajian didapatkan bahwa GCS (15 E=4, V=5, M=4)

dengan kesadaran klien composmentis, pada saat pengkajiaan

klien bisa merespon secara spontan, kemudian pasien bisa

berorientasi dan menjawab pertanyaan perawat dengan baik, dan

klien bisa mengikuti perintah seperti disuruh untuk mengangkat


tangannya. Hal ini terjadi karena tidak ada gangguan syok pada

klien dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin

pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar

mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya

menunjukkan prognosis yang buruk (Susilaningrum, 2013).

b. Head totoe

 Kepala

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) yang dikaji

bentuk, kebersihan, ada pembengkakan atau tidak, yang

didapatkan saat pengkajian Rambut klien tampak hitam,

rambut klien berminyak dan lepek, tidak ada ketombe,

tidak ada kutu, Tidak ada terdapat udem dan pembengkakan

padakepala.

 Mata

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) konjungtiva

anemis dan saat pengkajian mata Bersih, tidakada kotoran,

mata simetris kiri dan kanan, Pupil isokor, sclera tidak

ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gangguan

penglihatan. Hal ini terjadi karena Hb klien tidak rendah Hb

klien normal.

 Telinga

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) yang dikaji pada

anak DHF yaitu tidak ada perdarahan di telinga, simetri,

bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.


Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan telinga

bersih, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan ditelinga,

tidak ada gangguan pendengaran.

 Hidung

Secara teoritis menurut Nursalam (2008) yang dikaji pada

anak DHF yaitu hidung kadang mengalami perdarahan

( epistaksis ), hidung bersih, bentuk simertris. Hal ini sesuai

dengan hasil pengkajian yang didapatkan kadang ada

perdarahan di hidung (mimisan), hidung bersih, bentuk

simetris. Hal ini terjadi karena trombosit klien yang rendah

akibat virus dengue, yang mengakibatkan kebocoran

plasma yang berakhir pada perdarahan, baik pada jaringan

kulit maupun saluran cerna. (Huda & Kusuma2015).

 Mulut

Secara teoritis menurut Nursalam (2008) yang dikaji pada

mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri menelan. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian yang didapatkan mukosa bibir kering,

tidak ada perdarahan gusi dan tidak ada gangguan lainnya.

Hal ini terjadi karena klien kurangminum

 Tenggorakan

Nursalam (2008) yang dikaji pada DHF tenggorokan

mengalami hyperemia pharing, dan ada gangguan atau


tidak. Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan

tenggorokan tida ada gangguan.

c. PemeriksaanPenunjang

Pada tinjauan teoritis menurut Nursalam (2008) dilakukan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah (Trombosit

menurun ). Hal ini sesuai dengan pengkajian dengan

didapatkan hasil pemriksaan darah trombosit 19* [10^3/uL],

trombosit klien menurun. Hal ini terjadi karena disebabkan

oleh virus dengue yang menyerang trombosit yang dibawa oleh

nyamuk aedes aegypti yang mengakibatkan kebocoran plasma

( Padila,2013).

4.2 DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis terhadap pengalaman

atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,

pada resiko masalah kesehatan atau proses kehidupan. Pada tinjauan teoritis

ditemukan 6 diagnosa keperawatan, sedangkan pada tinjauan kasus

ditemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus

karena sesuai dengan keadaan pasien. Diagnosa uang muncul adalah:

1) Kekurangan volume cairan ( hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering.

Data pendukung kekurangan volume cairan (hipovolemia) b/d

kekurangan intake cairan d/d mukosa bibir kering yaitu, saat dilakukan

pengkajianhariJumat21Juni2019,ibuklienmengatakanklienkurang
minum, klien mengatakan klien letih Ibu klien mengatakan klien tadi

siang muntah 2x, Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turun naik TD :

100/70 mmHg Nadi : 64 x/m Pernafasan : 24 x/m Suhu : 36,5. Intake :

1170 cc, output : 1300cc, IWL : 110,8 cc, Balance Cairan : -240,8 cc.

Hal ini terjadi karena ada kebobocoran plasma darah yang mengeluarkan

air, ion, dan gula, dan klien mengalami kurang minum, dan kurangnya

cairan pada tubuh klien (Syaifuddin2011).

2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) ditandai dengan berat badan menurun

Data pendukung deficit nutrisi b/d psikologis (keengganan untuk makan)

d/d berat badan menurun, yaitu Ibu klien mengatakan nafsu makan klien

berkurang, ibu klien mengatakan, BB badan klien turun, Klien

mengatakan pusing saat berdiri dan duduk BB klien 38 Kg semula 40

Kg. Menurut Suriadi & Yulisna (2010), hal ini terjadi karena virus

dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk yang

bereaksi dengan antibodi di dalam tubuh dan mengakibatkatkan mual

muntah karena adanya stiumulusi pada medulla vomiting, terjadinya

mual muntah menyebabkan anoreksia, nafsu makan berkurang,

penurunan berat badan, dan status gizi klien kurang, ditandai dengan

IMT : BB/(TB)² = 38/(1.44)² =18,3

3) Defisit Pengetahuan Keluarga berhubungan dengan gangguan fungsi

kognitif ditandai dengan kuranginformasi

Data pendukung deficit pengetahuan keluarga b/d gangguan fungsi

kognitif d/d kurang informasi yaitu saat dilakukan pengkajian Ibu klien
mengatakan kurang pengatuhuan tentang penyakit anaknya, Ibu

mengatakan kurang informasi tentang penyakit anaknya. Hal ini terjadi

Karena kurangnya pengetahuan keluarga dan informasi yang jelas

tentangpenyakit.

4) Resiko Perdarahan Berhubungan Dengan gangguan koagulagi

(penurunan trombosit) ditandai dengantrombositopenia.

Data pendukung Resiko Perdarahan Berhubungan Dengan gangguan

koagulagi ditandai dengan trombositopenia yaitu saat dilakukan

pengkajian, ibu klien mengatakan trombosit anaknya menurun, klien

mengatakan lemah. Hal ini terjadi Karena trombosit yang menurun

akibat virus dengue yang menyerang trombosit dibawa oleh nyamuk

aedes aegypti, fungsi trombosit menjaga plasma darah dan pembekuaan

darah, jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah maka trombosit akan

berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat

(syaifuddin,2011)

Diagnosa pada teori yang tidak ditemukandikasus :

1) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa ini, karena datanya

tidak sesuai pada saat pengkajian suhu tubuh klien tidak tinggi lagi,

suhu 36,5 ˚C, suhu tubuh klien masih turun naik dan Hb klien tidak

rendah.

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahanfisik

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa ini pada saat pengkajian

datanya tidak sesuai aktivitas klien tidak sepenuhnya dibantu sama


keluarganya. Jadi penulis tidak ada mengangkat diagnosa ini

karena klien masih bisa beraktivitassendiri.

4.3 IntervensiKeperawatan

Intervensi Keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat

lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai

oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (Mc. Closky & Bulechek,

200)

Dalam menyusun rencana timdakan keperawatan kepada klien berdasarkan

prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori

dapat ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan kasus

disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien pada saat pengkajian.

4.3.1 Untuk diagnosapertama

Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler

ditandai dengan mukosa bibir kering, rencana yang dilakukan

manajemen hipolemia ( periksa tanda gejala hipolemik, monitor

intake dan output cairan, berikan asupan caiaran oral, anjurkan

memperbanyak asupan cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV

isotonis ( RL ) ), Manajemen cairan ( Monitor berat badan, monitor

hasil pemeriksaan laboratorium, berikan cairan intravena, ). Hal ini

sesuai dengan SIKI. Rencana akan dilakukan untuk memantau

keseimbangan cairan pada tubuh klien akibat kebocoran plasma,

sehingga nantinya diharapkan asupan cairan pada tubuh klien

terpenuhi.
4.3.2 Untuk diagnosakedua

Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) ditandai dengan berat badan menurun rencana yang

dilakukan Manajemen nutrisi( Identifikasi alergi, identifikasi

makanan yang disukai, berikan makanan tinggi serat untuk

mencegah konstipasi, anjurkan posisi duduk jika mampu, kolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien

yang dibutuhkan ), Pemantauan tanda vital ( Monitor TTV,

dokumentasikan hasil pemantauan, informasikan hasil pemantauan ).

Hal ini sesuai dengan buku SIKI. Rencana akan dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi, sehingga nantinya diharapkan intake

dan output adekuat, BB ideal, klien tidak lemas lagi (Hidayat,2006).

4.3.3 Untuk diagnosaketiga

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi, rencana yang dilakukan Edukasi

Kesehatan ( Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima

informasi, identifikasi faktor-faktor yang dapay meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat, Sediakan

materi dan media pendidikan kesehatan, berikan kesempatan

bertanya, Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan). Rencana akan dilakukan untuk memberika meningkatkan

pengetahuan dan wawasan keluarga, serta sikap, praktek baik

individu, kelompok atau masyarakat dalam memeliharadan


meningkatkan kesehatan. Sehingga diharapkan keluarga tidak kurang

pengetahuan (Nuradita & Mariam, 2013).

4. 4.1Untuk DiagnosaKeempat

Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia rencana

yang dilakukan Mencegahan Perdarahan ( Monitor tanda dan gejala

perdarahan, Monitor nilai hematokrit / hemoglobin sebelum dan

sesudah kehilangan darah, Pertahankan bedrest selama perdarahan,

Jelaskan tanda dan gejala perdarahan, Anjurkan meningkatkan

asupan untuk menghindari konstipasi, Kolaborasi pemberian obat

pengontrol perdarahan, jika perlu). Rencana akan dilakukan untuk

mengurangi terjadinya syok yang ditandai dengan nadi lemah dan

cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau

kurang) tekanan darah yang menurun ( tekanan sistolik menurun

sampai 80 mmHg atau kurang), kulit teraba dingin (Nursalam, 2008).

Sehingga diharapkan tidak ada resiko perdarahan yang terjadi pada

klien.

Rencana penerapan Atraumatic Care pada asuhan keperawatan ini

adalah mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri, memodifikasi

lingkungan fisik. Pada Familly Center Care adalah melibatkan orang

tua pada saat merawat anak dalam proses hospitalisasi,

meminimalkan trauma pada saat anak dirawat.


4.4 ImplementasiKeperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan

oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam

proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi

pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursallam,

2011).

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan

rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis menulis strategi

agar tindakan keperawatan dapat terlaksanakan, yang di mulaibdengan

melakukan pendengkatan pada klien agar nantinya klien mau melaksanakan

apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh rencana tindakan keperawatan

yang dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.

4.4.1 Untuk diagnosapertama

Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler

ditandai dengan mukosa bibir kering, rencana yang dilakukan

Memanajemen hypovolemia. Memperiksa tanda dan gejala

hipovolemik ( tekanan darah 100/70 mmHg, membran mukosa

klien kering, bibir pecah-pecah, lidah klien putih, hematokrit

meningkat, dari hasil laboratorium klien hematokrit klien tidak

meningkat 41.2 [%] ), Memonitor intake dan output cairanIntake:

1170 Output : urine : 1300 cc , Memberikan asupan cairan oral,

sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc, Menganjurkan

memperbanyak asupan cairan oral, dengan cara memberi tahu

kepadakeluargaatauklienuntukmemperbanyakminumsesuai
kebutuhan tubuh sekitar 2400 cc / 24 jam, Memantau pemberian

cairan IV isotonis ( RL 30 tts/m ). Memanajemen cairan :

Memonitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis ( BB sebelum

sakit 45 Kg dan sesudah 42 Kg ), Memonitor hasil pemeriksaan

laboratorium ( hematokrit 41.2 [%] ) memberikan asupan cairan oral

sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc , Memberikan

cairan intravena ( RL 30 tts/m ), Melakukan Kolaborasi pemberian

diuretic tidak dilakukan, karena tidak sesuai dengan kondisi klien.

Klien urine nya lancar tidak memakaikateter.

4.4.2 Untuk diagnosakedua

Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) rencana yang dilakukan Manajemen nutrisi :

Mengidentifikasi alergi, klien tidak ada alergi terhadap obat maupun

makanan., mengidentifikasi makanan yang disukai, makanan yang

disukai klien. Makanan yang disukai klien ayam, ikan, nasi goring,

mangga, pisang dan makanan yang tidak disukai klien nenas. ,

memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

( pepaya ), menganjurkan posisi duduk jika mampu, agar klien tidak

merasa letih dan lemah. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.

Pemantauan nutrisi, Mengidentifikasi kelainan pada kulit, ( pada

kulit klien terdapat bintik-bintik merah di tangan klien ),

Mengidentintifikasi kelainan eliminasi, BAK klien lancar, sedangkan

BAB klien susah, Memonitor mual dan muntah ( klienmerasakan


mual dan muntah ), Menimbang berat badan, berat badan klien 42 kg

, Menjelaskan tujuan prosedur pemantauan ( ibu tujuan pemantauan

nutrisi agar nutrisi klien terpenuhi )

4.4.3 Untuk diagnosaketiga

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi rencana yang dilakukan Edukasi

Kesehatan, Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan

dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat ( yang

dapat meningkatkan hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci

tangan setiap sebelum atau sesudah melakukan aktivitas,

membersihkan rumah. Yang dapat menurunkan motivasi prilaku

hidup bersih dan sehat yaitu kurangnya partisipasi keluarga dalam

membersihkan lingkungan rungan dan keluarga tidak mengajarkan

hidup bersih dan sehat kepada anak ), Memberikan kesempatan

bertanya ( keluarga klien menanyakan bagaimana cara menaikan

trombosit anaknya yang turun ), Menjelaskan faktor risiko yang

dapat mempengaruhi kesehatan ( faktor yang dapat mempengaruhi

kesehatatan yaitu lingkungan, bak mandi, genangan air jernih banyak

jentik-jentik nyamuk yang mengakinatkan demam berdarah ),

Mengajarkan perilaku hidup sehat ( mengajarkan cara cuci tangan

yang benar, dan membuang sampah pada tempatnya)

4.4.4 Untuk DiagnosaKeempat

Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia rencana


yang dilakuka Mencegahan Perdarahan, Memonitor tanda dan gejala

perdarahan (perdarahan pada hidung / mimisan, muntah terus

menerus), Memonitor nilai hematokrit 2.95 [10^3/uL],

Mempertahankan bedrest selama perdarahan, Menjelaskan tanda dan

gejala perdarahan ( tanda gejala perdarahan yaitu mimisan, mual

muntah, feses berwarna hitam, kesemutan ditangan atau kaki ),

Menganjurkan meningkatkan asupan untuk menghindari konstipasi

(banyak mengkonsumsi pepeaya agar tidak terjadi konstipasi),

Melakukan Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika

perlu ( tidak ada diberikan obat)

Untuk rencana penerapan Atraumatic Care pada asuhana

keperawatan ini dilakukan adalah perawat memodifikasi ruang

perawatan dengan car membuat situasi ruang anak menjadi terlihat

nyaman seperti mengajak anak dan keluarga mengobrol. Dan pada

Familly Center Care adalah melibatkan orang tua saat pemasangan

infus, dengan cara orang tua selau dekat dengananaknya.

4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi

meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini menunjukkan

bahwa adanya kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah pasien.

pada kasus An.D yang dirawat diruang rawat inap anak RSUD Dr.Achmad

Mochtar Bukittingi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada tanggal
20 – 22 Juni 2019 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus,

keseluruhan diagnosa keperawatan telah teratasi,

4.5.1 Pada diagnosa pertama setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

3x24 jam masalah hipovolemia membaik dengan memanajemen

hipovolemia, memanajemen cairan, dengan hasil mukosa bibir

lembab, bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih, turgor kulit baik, klien

banyakminumTD:110/80mmHg.N;70x/m,P;28x/m,S;36,5

˚C, klien sudah diperbolehkan pulang. Karena asupan cairan pada

tubuh klien sangat penting untuk mengganti air dan ion yang keluar

dari pembuluh darah akibat mengalami kebocoran (Dr. Leonard

Nainggolan, 2012).

4.5.2 Pada diagnosa kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam

maslah Defisit Nutrisi tetap, dengan hasil klien sudah tampak

menghabiskan 1 porsi makan, berat badan klien 38 Kg, TB 144 cm,

jadi: BB/(TB)² = 18,3 yang artinya status gizi klien masih kurang,

klien sudah boleh pulang. Karena BB dalam 3 hari tidak langsung

naik atau bertambah, untuk menaikan BB harus memerlukan waktu

yang cukup. Dapat diperbaiki dengan pengaturan makanan sesuai

selera anak, memilih menu makanan yang kandungan gizinya cukup

tinggi dan lebih variatif supaya anak tidak bosan (Ain, dkk,2015)

4.5.3 Pada diagnosa ketiga setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24

jam masalah Defisit Pengetahuan membaik dengan hasil ibu klien

sudah tau penyakit anaknya dan bagaimanacara meningkatkan hidup

sehat,dansudahmengetahuiinformasi.Karenakeluargasudah
mendapatkan informasi dan terpapar dengan pengetahuan apa yang

diberikan,

4.5.4 Pada Diagnosa keempat setelah dilakukan asuhan keperawatan

3x2jam masalah resiko perdarahan membaik dengan trombosit

anaknya meningkat dengan hasil 23* [10^3/uL]. Karenan trombosit

adalah salah satu sel dalam darah yang berfungsi untuk

menghentikan perdarahan. Trombosit berperan dalam pembekuan

darah dan membuat darah menjadi lengket sehingga bisa membentuk

gumpalan (Syaifuddin,20110

Penerapan rencana Atraumatic Care setelah dilakukan asuhan

Keperawatan, pada saat pemasangan infus klien tampak tenang, tidak

ada nyeri. Penerapan rencana Familly Center Care setelah dilakukan

asuhan Keperawatan klien dan keluarga tampak tenang dan nyaman.


BAB V

PENUTUP

5. 1Kesimpulan

5. 1. 1 Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh

melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani,

2010). Yang ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu

demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan

sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue) sebagai

akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan

kematian.

5. 1. 2 Dari hasil pengkajian di ruang rawat inapRSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi. Data yang didapatkan, Ibu klien

mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu

tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien buang air besar

tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk rumah sakit,

mengatakan badan terasa letih,ibu klien mengatakan nafsu

makan menurun, minum kurang, ibu klien mengatakan

trombosit klien menurun. Hasil pemeriksaan GCS : 15 (E=,

M=6, V=5), kesadaran : Compos Mentis, BB/TB : 5 Kg / 130

Cm, Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, N :6 x/m, P : 2 x/m, S :

36,5˚C, Trombosit : 19*[10^3/uL]


5. 1. 3 Dari hasil Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan

Keperawatan pada An.D Dengan Dengue Hemorhagic Fever

(DHF) DI Ruangan Rawat Inap Anak RSUD Achmad Mochtar

Bukittinggi tahun 2019, Kekurangan volume cairan

( hipovolemia ) berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

ditandai dengan mukosa bibir kering, Defisit Nutrisi

berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan)

ditandai dengan berat badan menurun, Defisit Pengetahuan

berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif ditandai dengan

kurang informasi, Resiko Perdarahan berhubungan dengan

gangguan koagulasi (penurunan trombosit) ditandai dengan

trombositopenia.

5. 1. 4 Dari hasil Intervensi yang dilakukan pada klien adalah

melakukan manajemen hipovolemia, pemantauan cairan,

manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, edukasi keluarga, dan

mencegahperdarahan.

5. 1. 5 Dari hasil implementasi yang dilakukan pada klien adalah

memeriksa tanda dan gejala hipovolemia, memonitor intake dan

ouput, memanajemen nutrisi (memonitor status nutrisi),

memberikan edukasi kesehatan dan memonitor perdarahan dan

hasil pemeriksaan trombosit.

Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk

diagnosa keperawatan disusun sesuai SDKI, SLKI, dan SIKI


5. 1. 6 Dari hasil evaluasi dilakukan, bahwa didapatkan masalah

teratasi.

Masalah yang teratasi hipovolemia membaik, pengetahuan

keluarga membaik dan resiko perdarahan mulai membaik.

Sedangkan masalah yang tidak teratasi adalah defisit Nutrisi

klien masih tetap, BB : 38 Kg, TB : 144 cm, karena status gizi

klien masih kurang IMT : BB/(TB)² = 18,3.

5. 1. 7 Pada saat penulis melakukan pendokumentasian penulis

melakukan pengumpulan data pada saat pengkajian,

menganalisis data untuk menegakkan diagnosa, menyusun

intervensi sesuai dengan masalah yang ada, melakukan

implementasi sesuai rencana yang telah dilakukan dan perawat

melakukan evaluasi dari implementasi yamg sudah diberikan.

5. 2Saran

Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan yan telah

dilakukan,maka penulis dapat memberikan saran antara lain :

5.2.1 Bagi InstitusiPendidikan

Disarankan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan

ilmu kesehatan keperawatan anak kepada peserta didik sehingga

pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi

kedepannya dan akan dapat membantu dalam mendukung untuk

bahan pengajaran ilmu keperawatan anak kedepannya.


5.2.2 BagiPenulis

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus

dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan khususnya

mengenai ilmunkeperawatan anak tentang asuhan keperawatan

pada anak DHF. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan selanjutnya dengan lebih baik

lagi.

5.2.3 Bagi RumahSakit

Diharapkan pihak rumah sakit khususnya ruangan anak dapat

memberikan informasi dan pengetahuan kepada petugas

kesehatan khususnya perawat untuk melakukan asyhan

keperawatan pada anak yang lebih baiklagi.


DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :

Salemba Medika

Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap

DiRumah Sakit. Jurnal Pendidikan Kesehatan, Volume , No 2, oktober

2015.Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan

KeperawatanBayidan Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu

Charnidah. A.N. 2012. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Anak. Yogyakarta. https://journal.uny.ac.id

Fadhillah Harif, 2018. SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ). Jakarta

Hidayat.A.A.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika.

Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:

Mauliana Y, dkk 2018. Makalah Family Center Care. Mataram.

https//id.scribe.com

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Kepearawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:

MediAction.

Nursalam, DR., susilaningrum, R., utami S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi

Dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan : Salemba Medika

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba

Medika

123
Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep

Proses, dan Praktik. Edisi . Volume 2. Alin Bahasa :Renata Komalasari,

dkk. Jakarta :EGC

Rini. D.M. 2013. Hubungan Penerapan Atraumatic Care D4engan Kecemasan

anak Prasekolah Saat Proses Hospitalisasi Di RSU dr. H. Koesnadi Jember.

https//repository.unei.ac.id

Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta:

Sagung Seto

Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan

Keperawatan pada Anak. Edisi 2, Penerjemah Haryanto, EGC, Jakarta, hal

122.

Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung

Seto.

Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan

Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Supartini, 2000. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta

World Health Organization (WHO), 2012. Angka Kematian Bayi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IdentitasPenulis

Nama : Tika Genesha Putri


TempatTanggal Lahir : Pauh Kambar Hilir, 1 April
Agama :Islam
NegeriAsal : Pariaman
Jumlahsaudara : 4orang
Anakke : 2orang
Alamat : Korong Pauh Kambar Hilir,Kelurahan
Pauh Kambar, kecematan Nan Sabaris,
Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi
Sumbar.
II. Nama OrangTua
Ayah :Zulkifli
Ibu :Mayulis

III. RiwayatPendidikan

1. SDN 01 Nan Sabaris : Lulusan 2005-2010


2. SMPN 01 Nan Sabris : Lulusan2010-2013
3. SMAN 1 Nan Sabaris : Lulusan2013-2016
4. Program Studi D III Keperawatan Stikes Perintis Padang Tahun
2016 SampaiSekarang

125
127
128

Anda mungkin juga menyukai